Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 13927 | 13 Mar 2025
Klinis : Pasien sesak dan tersedak
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi pasien yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk pasien dengan kondisi sesak dan tersedak adalah "Gangguan Pertukaran Gas" (SDKI, 2017). Gangguan Pertukaran Gas didefinisikan sebagai "Ketidakseimbangan antara ventilasi dan perfusi di alveoli, yang mengakibatkan penurunan oksigenasi dan/atau peningkatan kadar karbon dioksida dalam darah" (SDKI, 2017).
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Peningkatan Pertukaran Gas: Pasien menunjukkan peningkatan oksigenasi, penurunan sesak napas, dan perbaikan status pernapasan.
2. Pengendalian Batuk: Pasien dapat mengendalikan batuk dan tidak lagi tersedak.
3. Pemeliharaan Jalan Napas: Pasien mempertahankan jalan napas terbuka dan lancar.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Pernapasan
- Pantau frekuensi, kedalaman, dan irama pernapasan
- Pantau tanda-tanda distres pernapasan (penggunaan otot bantu pernapasan, retraksi dinding dada, sianosis)
- Pantau oksigenasi (SpO2, gas darah, dll.)
2. Manajemen Jalan Napas
- Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Lakukan suction jika diperlukan untuk membersihkan jalan napas
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk intervensi lanjutan (intubasi, trakeostomi, dll.)
3. Manajemen Batuk
- Ajarkan teknik batuk efektif
- Berikan obat antitusif jika perlu
- Pantau dan catat karakteristik batuk
4. Edukasi Pasien dan Keluarga
- Jelaskan penyebab dan proses penyakit
- Ajarkan teknik-teknik untuk mempertahankan jalan napas terbuka dan mengendalikan batuk
- Libatkan keluarga dalam perawatan pasien
Penjelasan rinci untuk setiap poin di atas:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI "Gangguan Pertukaran Gas" dipilih karena pasien mengalami sesak napas dan tersedak, yang menunjukkan adanya gangguan pada pertukaran gas di alveoli paru-paru. Kondisi ini dapat mengakibatkan penurunan oksigenasi dan peningkatan karbon dioksida dalam darah.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI) mencakup peningkatan pertukaran gas, pengendalian batuk, dan pemeliharaan jalan napas terbuka. Luaran ini bertujuan untuk mengatasi masalah pernapasan pasien dan memperbaiki status oksigenasi.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan (SIKI) meliputi pemantauan pernapasan, manajemen jalan napas, manajemen batuk, serta edukasi pasien dan keluarga. Melalui intervensi-intervensi ini, diharapkan kondisi pernapasan pasien dapat membaik dan komplikasi dapat dicegah.
Secara keseluruhan, pendekatan keperawatan yang komprehensif sangat diperlukan untuk mengatasi kondisi sesak napas dan tersedak pada pasien. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain juga dapat dibutuhkan untuk memberikan intervensi lanjutan yang sesuai. -
Article No. 13928 | 13 Mar 2025
Klinis : Intervensi perawatan pada klien dengan gangguan integritas kulit adalah : Pilih satu: a. Jaga di take out put b. Melakukan perawatan luka c. Lakukan perbaikan nutrisi d. Jaga nutrisi e. Pantau tan – tanda penting
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Jawaban: b. Melakukan perawatan luka
Penjelasan:
1. Diagnosa Keperawatan (SDKI):
- Gangguan Integritas Kulit
2. Penjelasan Singkat:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Gangguan Integritas Kulit adalah kerusakan atau hilangnya lapisan epidermis, dermis, dan/atau jaringan di bawahnya.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pemulihan Integritas Kulit adalah pemulihan struktur dan fungsi lapisan kulit (epidermis, dermis, dan jaringan di bawahnya).
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Perawatan Luka adalah serangkaian tindakan yang dilakukan untuk memulihkan integritas kulit yang terganggu.
Berdasarkan pemahaman di atas, intervensi perawatan yang paling sesuai untuk klien dengan gangguan integritas kulit adalah melakukan perawatan luka (opsi b). Hal ini karena perawatan luka merupakan intervensi yang spesifik dan sesuai dengan diagnosis keperawatan yang ditegakkan.
Opsi lainnya tidak sesuai, seperti menjaga di tempat tidur (a), memperbaiki nutrisi (c dan d), atau memantau tanda-tanda vital (e), yang tidak berfokus pada penanganan langsung terhadap gangguan integritas kulit.
Jadi, intervensi keperawatan yang paling tepat untuk klien dengan gangguan integritas kulit adalah melakukan perawatan luka. -
Article No. 13930 | 13 Mar 2025
Klinis : Seorang perempuan, 65 tahun dirawat di unit stroke , sehubungan dengan permasalahan yang dialami oleh klien dilakukan tindakan kolaboratif pemasangan kateter pada jam 20.30 , sebagai perawat yang bertugas pada jam 09.00 WIB anda melakukan observasi didapatkan data dari urin bag jumlah urin 500 ml, keadaan ini disebut : Select one: a. Polyuria b. Inkontinensia c. Anuria d. Oliguria e. Retensi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Respons saya sebagai perawat profesional:
Diagnosa Keperawatan: Retensi Urin
Penjelasan:
Berdasarkan data yang diberikan, kondisi pasien yang menunjukkan jumlah urin dalam urin bag sebanyak 500 ml setelah pemasangan kateter pada jam 20.30 menunjukkan adanya retensi urin.
Retensi urin didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara lengkap, menyebabkan penumpukan urin dalam kandung kemih. Kondisi ini dapat disebabkan oleh penyakit atau cedera pada sistem saraf pusat atau perifer yang memengaruhi fungsi berkemih.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang sesuai dengan kasus ini adalah:
SDKI: Retensi Urin
SLKI: Pengeluaran Urin Lancar
SIKI: Perawatan Kateter Urin
Sebagai perawat yang bertugas pada jam 09.00 WIB, saya akan melakukan observasi lebih lanjut untuk memantau kondisi pasien dan melakukan intervensi keperawatan yang sesuai untuk memastikan pengeluaran urin yang lancar. -
Article No. 13931 | 13 Mar 2025
Klinis : digesti adalah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat dari SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi gangguan pencernaan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Proses Pencernaan
Penjelasan singkat:
- SDKI: Kondisi di mana terjadi penurunan atau peningkatan dalam fungsi pencernaan, yang dapat ditandai dengan gejala seperti nyeri abdomen, mual, muntah, diare, atau konstipasi.
- SLKI: Tujuan keperawatan yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan atau meningkatkan fungsi pencernaan yang optimal.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen nutrisi, manajemen eliminasi, manajemen rasa nyaman, dan edukasi terkait proses pencernaan.
Diagnosa ini mencerminkan masalah utama yang terkait dengan gangguan pada sistem pencernaan pasien. Perawat harus melakukan pengkajian yang komprehensif, menentukan penyebab, dan mengembangkan rencana perawatan yang sesuai untuk mengatasi masalah tersebut. -
Article No. 13932 | 13 Mar 2025
Klinis : Merupakan pergerakan air (zat terlarut ) melalui membrane semipermiabel dari larutan dengan konsentrasi lebih rendah ke konsentrasi lebih tinggi: Select one: a. Transport aktif b. Transport pasif c. Difusi d. Osmosis e. Filtrasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Jawaban yang tepat adalah:
d. Osmosis
Penjelasan:
Osmosis merupakan perpindahan air (zat terlarut) melalui membran semipermeabel dari larutan dengan konsentrasi lebih rendah ke larutan dengan konsentrasi lebih tinggi. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi zat terlarut di kedua sisi membran, dimana air akan berpindah dari konsentrasi zat terlarut yang lebih rendah menuju konsentrasi zat terlarut yang lebih tinggi.
Adapun penjelasan singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) adalah sebagai berikut:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien yang membutuhkan intervensi keperawatan. SDKI terdiri dari berbagai diagnosa keperawatan yang telah terstandarisasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI merupakan standar yang digunakan untuk mengukur hasil intervensi keperawatan yang telah dilakukan. SLKI terdiri dari berbagai luaran/outcome keperawatan yang telah terstandarisasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI merupakan standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan pasien. SIKI terdiri dari berbagai intervensi keperawatan yang telah terstandarisasi.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI memberikan kerangka kerja yang jelas dan terstruktur bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan terstandar. -
Article No. 13933 | 13 Mar 2025
Klinis : Pasien muntah muntah dan lemas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi pasien yang mengalami muntah-muntah dan lemas.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang mengalami muntah-muntah dan lemas adalah "Ketidakseimbangan Cairan" (00025). Diagnosa ini dipilih karena pasien mengalami gejala kehilangan cairan dan elektrolit akibat muntah-muntah yang dapat menyebabkan lemas. Ketidakseimbangan cairan dapat mengakibatkan berbagai komplikasi jika tidak segera ditangani dengan baik.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan: Pasien menunjukkan tanda-tanda keseimbangan cairan yang adekuat, seperti membran mukosa yang lembab, turgor kulit yang baik, nadi yang kuat, dan tidak ada tanda-tanda dehidrasi.
2. Keseimbangan Elektrolit: Pasien menunjukkan kadar elektrolit dalam batas normal, seperti natrium, kalium, dan klorida.
3. Vital Signs yang Stabil: Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, seperti tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu tubuh yang berada dalam batas normal.
4. Tidak Terjadi Komplikasi: Pasien tidak mengalami komplikasi akibat ketidakseimbangan cairan, seperti hipovolemia, hipotensi, atau gangguan fungsi organ.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Tanda Vital: Lakukan pemantauan tanda vital secara berkala, termasuk tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu tubuh, untuk mendeteksi adanya perubahan yang mungkin terjadi.
2. Pemantauan Intake dan Output: Catat dan pantau secara ketat jumlah asupan cairan (oral maupun parenteral) dan output cairan (urin, muntah, diare) untuk mengetahui keseimbangan cairan pasien.
3. Intervensi Hidrasi: Berikan cairan intravena (IV) atau cairan oral sesuai kebutuhan untuk mengganti cairan yang hilang akibat muntah-muntah. Pilih jenis cairan yang sesuai dengan kebutuhan elektrolit pasien.
4. Pemberian Antiemetik: Berikan obat antiemetik yang sesuai untuk mengurangi atau menghentikan gejala muntah-muntah pada pasien.
5. Edukasi Pasien: Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai pentingnya menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, serta cara mengatasi gejala muntah-muntah.
6. Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan Lain: Lakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, ahli gizi, atau farmasis, untuk memastikan penanganan yang komprehensif dan optimal bagi pasien.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang tepat dan terarah, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu keseimbangan cairan dan elektrolit yang adekuat, stabilitas tanda vital, serta tidak terjadi komplikasi akibat ketidakseimbangan cairan. -
Article No. 13934 | 13 Mar 2025
Klinis : Cairan dalam tubuh kita yang berrada didalam sel dengan proporsi 30 – 40 % dari berat badan. Select one: a. Cairan Ekstraseluler b. Cairan intrastitiil c. Caitan Intravaskuler d. Cairan Intraseluler e. Cairan Interstitiil
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Jawaban yang tepat adalah:
d. Cairan Intraseluler
Penjelasan:
Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam sel-sel tubuh, yang proporsinya sekitar 30-40% dari berat badan. Cairan ini berperan penting dalam berbagai proses fisiologis di dalam sel, seperti proses metabolisme, pertukaran zat, dan keseimbangan elektrolit.
Diagnosa Keperawatan yang sesuai dengan kondisi ini adalah:
1. Ketidakseimbangan cairan intraseluler
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Kondisi dimana terdapat ketidakseimbangan antara volume cairan dan elektrolit di dalam sel.
- Penyebab: Asupan cairan atau elektrolit yang tidak adekuat, perubahan fungsi ginjal, perubahan permeabilitas membran sel.
- Gejala: Perubahan status mental, kekakuan otot, kram otot, penurunan berat badan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien menunjukkan keseimbangan cairan intraseluler yang optimal.
- Kriteria hasil: Pasien menunjukkan status mental yang baik, tidak ada kekakuan atau kram otot, berat badan stabil.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan: Pantau asupan dan output cairan, monitor status cairan dan elektrolit, berikan nutrisi dan cairan sesuai kebutuhan, edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya menjaga keseimbangan cairan intraseluler. -
Article No. 13935 | 13 Mar 2025
Klinis : Kelompok umur di bawah mempunyai prosentase jumlah cairan terbanyak yaitu: Select one: a. Bayi b. Laki-laki muda c. Laki-laki tua d. Perempuan tua e. Perempuan muda
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, mari saya berikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Berdasarkan informasi yang Anda berikan, kelompok umur yang memiliki persentase jumlah cairan terbanyak adalah bayi. Hal ini dikarenakan bayi memiliki komposisi cairan tubuh yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok umur lainnya.
Diagnosa Keperawatan:
1. Kelebihan Volume Cairan
Penjelasan: Kondisi di mana terjadi kelebihan cairan dalam tubuh, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti asupan cairan yang berlebihan, gangguan fungsi ginjal, atau kondisi medis tertentu.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kelebihan Volume Cairan
- Definisi: Kondisi di mana terdapat peningkatan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
- Etiologi: Gangguan mekanisme homeostasis cairan, peningkatan asupan cairan, dan/atau penurunan ekskresi cairan.
- Karakteristik Utama: Edema, peningkatan berat badan, dan/atau peningkatan volume cairan tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Keseimbangan Cairan
- Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh yang optimal.
- Kriteria Hasil: Tanda-tanda vital dalam batas normal, intake dan output cairan seimbang, dan tidak terjadi perubahan berat badan yang signifikan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Cairan
- Definisi: Tindakan untuk mengatur asupan dan pengeluaran cairan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan cairan yang optimal.
- Aktivitas Keperawatan: Memantau intake dan output cairan, menjaga keseimbangan cairan, dan memberikan intervensi terkait cairan sesuai dengan kondisi pasien.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat perlu mempertimbangkan kondisi spesifik pasien, faktor-faktor yang mempengaruhi, serta menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai panduan dalam menentukan diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang tepat. -
Article No. 13936 | 13 Mar 2025
Klinis : Pasien datang dengan sesak tersengal sengal
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien yang datang dengan sesak tersengal-sengal adalah "Pola Napas Tidak Efektif" (00031). Pola Napas Tidak Efektif didefinisikan sebagai inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
Karakteristik definisi yang sesuai dengan kondisi pasien ini antara lain:
1. Napas tersengal-sengal
2. Irama napas tidak teratur
3. Penggunaan otot bantu pernapasan
4. Hipoksemia (penurunan oksigen dalam darah)
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan, luaran/output yang diharapkan adalah:
1. Pola Napas Efektif (0415)
- Kriteria Hasil:
a. Irama napas teratur
b. Frekuensi napas dalam rentang normal
c. Tidak ada retraksi otot bantu pernapasan
d. Saturasi oksigen dalam darah normal
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan antara lain:
1. Manajemen Jalan Napas (3140)
- Observasi tanda-tanda obstruksi jalan napas
- Auskultasi suara napas
- Kolaborasi pemberian oksigen sesuai kebutuhan
2. Manajemen Ventilasi (3390)
- Monitor frekuensi, irama, dan kedalaman napas
- Lakukan teknik napas dalam dan batuk efektif
- Kolaborasi pemberian bronkodilator jika perlu
3. Manajemen Pernapasan (3390)
- Anjurkan posisi semi fowler untuk memfasilitasi pernapasan
- Atur lingkungan yang nyaman dan tenang
- Kolaborasi pemberian obat-obatan sesuai indikasi
Penjelasan rinci:
Diagnosa Keperawatan "Pola Napas Tidak Efektif" dipilih karena gejala sesak tersengal-sengal yang dialami pasien menunjukkan adanya gangguan pada pola napas, dimana ventilasi tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan oksigen. Luaran/output yang diharapkan adalah Pola Napas Efektif, dengan kriteria hasil seperti irama napas teratur, frekuensi normal, tidak ada retraksi otot bantu, dan saturasi oksigen normal. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen jalan napas, manajemen ventilasi, dan manajemen pernapasan, untuk memfasilitasi pernapasan yang efektif dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 13937 | 13 Mar 2025
Klinis : Seorang wanita, 20 tahun, di rawat di bangsal nifas, klien tersebut menahan buang air kecil karaena takut nyeri bertambah sehabis melahirkan, saat dipalpasi blass teraba penuh. Menurut anda klien tersebut mengalami : Select one: a. Diversi urinarius b. Inkontinentia alvi c. Retensi urin d. Infeksi saluran kemih e. Inkontinentia urin
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala yang dideskripsikan, klien tersebut mengalami kondisi Retensi Urin.
Diagnosa Keperawatan:
Retensi Urin
Penjelasan singkat sesuai SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Retensi Urin:
Keadaan dimana kandung kemih tidak dapat mengosongkan urin secara lengkap.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Definisi: Ketidakmampuan mengeluarkan urin secara lengkap dari kandung kemih.
Penyebab: Obstruksi saluran kemih, kelemahan otot kandung kemih, penurunan sensasi rasa penuh kandung kemih.
Gejala & Tanda: Rasa penuh di suprapubik, blass teraba penuh, frekuensi berkemih menurun, kesulitan memulai berkemih, nyeri saat berkemih.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan: Kandung kemih dapat dikosongkan secara lengkap, tidak ada rasa penuh di abdomen, tidak ada keluhan nyeri saat berkemih.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi: Pantau intake dan output cairan, pantau tanda-tanda vital, anjurkan klien untuk segera berkemih setiap kali ada dorongan, lakukan kateterisasi intermiten jika perlu.