Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 12060 | 10 Feb 2025
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan infark miokard akut, ditandai dengan nyeri dada hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai sesak napas, mual, dan keringat dingin.
2. Penurunan Curah Jantung berhubungan dengan infark miokard akut.
3. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan curah jantung.
4. Resiko Komplikasi berhubungan dengan infark miokard akut, hipertensi, dan diabetes melitus tipe 2.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri Akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
2. Penurunan Curah Jantung: Ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
3. Intoleransi Aktivitas: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
4. Resiko Komplikasi: Rentan terhadap kejadian yang dapat mengganggu kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri Terkontrol: Pasien mampu mengendalikan rasa nyeri.
2. Perfusi Jaringan Adekuat: Pasien mampu mempertahankan pasokan darah dan oksigen yang cukup ke jaringan.
3. Toleransi Aktivitas Meningkat: Pasien mampu melakukan aktivitas dengan lebih baik.
4. Tidak Terjadi Komplikasi: Pasien tidak mengalami komplikasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri: Intervensi untuk mengontrol atau mengurangi nyeri yang dialami pasien.
2. Manajemen Kardiovaskular: Intervensi untuk mempertahankan fungsi kardiovaskular yang optimal.
3. Peningkatan Aktivitas: Intervensi untuk membantu pasien meningkatkan toleransi dan kapasitas aktivitas.
4. Pencegahan Komplikasi: Intervensi untuk mencegah komplikasi yang mungkin terjadi. -
Article No. 12061 | 10 Feb 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis awal untuk pasien pria berusia 45 tahun dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, disertai demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan, serta hasil pemeriksaan yang menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas dan lesi di paru, adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan pemeriksaan mikrobiologis atau histologis positif
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.44
- Deskripsi: Rontgen thoraks (paru-paru), termasuk fluoroskopi dan/atau foto (satu proyeksi atau lebih); dengan pembacaan dan interpretasi
Berdasarkan kode ICD-10, diagnosis awal pasien adalah Tuberkulosis paru dengan pemeriksaan mikrobiologis atau histologis positif (A15.0). Pemeriksaan rontgen thoraks (kode ICD-9-CM 87.44) dilakukan untuk mendukung diagnosis awal tuberkulosis paru, dengan pembacaan dan interpretasi hasil pemeriksaan.
Perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, seperti pemeriksaan sputum, untuk mengkonfirmasi diagnosis tuberkulosis paru. Selain itu, pemeriksaan penunjang lainnya seperti tes tuberculin atau pemeriksaan penunjang lainnya juga dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis dan menentukan rencana pengobatan yang tepat. -
Article No. 12062 | 10 Feb 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Tanda dan gejala: Pasien mengeluhkan batuk berdahak, suara napas bronkial di paru kanan atas, dan sesak napas.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin akibat ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
- Tanda dan gejala: Pasien mengalami kehilangan nafsu makan dan demam, yang dapat menyebabkan penurunan toleransi terhadap aktivitas.
3. Ketidakefektifan Pola Napas
- Definisi: Perubahan irama pernapasan yang menyebabkan ketidakadekuatan ventilasi.
- Tanda dan gejala: Pasien mengalami sesak napas, yang menunjukkan adanya perubahan pola napas.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Indikator:
- Frekuensi napas dalam rentang normal
- Tidak ada suara napas tambahan
- Tidak ada sianosis
- Dahak dapat dikeluarkan dengan mudah
2. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Indikator:
- Mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan berlebih
- Tidak ada penurunan berat badan yang signifikan
- Tidak ada demam
3. Pola Napas Efektif
- Indikator:
- Frekuensi napas dalam rentang normal
- Irama dan kedalaman napas normal
- Tidak ada penggunaan otot bantu napas yang berlebihan
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Manajemen Jalan Napas
- Fisioterapi Dada
- Terapi Oksigen
- Edukasi Batuk Efektif
2. Intoleransi Aktivitas
- Manajemen Energi
- Peningkatan Aktivitas Bertahap
- Manajemen Nutrisi
- Manajemen Demam
3. Ketidakefektifan Pola Napas
- Manajemen Jalan Napas
- Teknik Relaksasi
- Terapi Oksigen
- Edukasi Teknik Pernapasan
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien ini adalah Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif, Intoleransi Aktivitas, dan Ketidakefektifan Pola Napas. Pasien mengalami gejala batuk berdahak, sesak napas, dan penurunan toleransi aktivitas yang dapat disebabkan oleh tuberkulosis paru.
Luaran yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan adalah tercapainya bersihan jalan napas yang efektif, peningkatan toleransi aktivitas, dan pola napas yang efektif. Indikator-indikator ini menunjukkan bahwa kondisi pasien telah membaik dan mampu beraktivitas secara optimal.
Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup manajemen jalan napas, fisioterapi dada, terapi oksigen, edukasi batuk efektif, manajemen energi, peningkatan aktivitas bertahap, manajemen nutrisi, manajemen demam, teknik relaksasi, dan edukasi teknik pernapasan. Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk memfasilitasi bersihan jalan napas, meningkatkan toleransi aktivitas, dan memperbaiki pola napas pasien.
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai kondisi yang optimal dan mampu beraktivitas secara mandiri tanpa adanya komplikasi yang dapat timbul akibat tuberkulosis paru. -
Article No. 12063 | 10 Feb 2025
Klinis : sengatan serangga
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi sengatan serangga dengan format yang terstruktur dan penjelasan detail.
1. Kode ICD-10:
- Kode: T63.4
- Deskripsi: Efek toksik dari venom serangga
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.59
- Deskripsi: Pemberian obat lain, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan detail:
1. Kode ICD-10 T63.4 (Efek toksik dari venom serangga):
- Kategori T63 mencakup efek toksik dari venom hewan, termasuk serangga.
- Subkategori T63.4 secara spesifik menyatakan efek toksik dari venom serangga.
- Kode ini digunakan untuk mengklasifikasikan sengatan serangga yang menyebabkan reaksi toksik atau alergi pada pasien.
2. Kode ICD-9-CM Procedure 99.59 (Pemberian obat lain, tidak diklasifikasikan di tempat lain):
- Kategori 99.5 mencakup pemberian obat, cairan, atau substansi lain.
- Subkategori 99.59 mencakup pemberian obat lain yang tidak diklasifikasikan di tempat lain.
- Kode ini dapat digunakan untuk mengklasifikasikan pemberian obat atau intervensi medis lainnya yang dilakukan untuk menangani sengatan serangga, seperti pemberian antihistamin, kortikosteroid, atau epinefrin.
Dalam penanganan sengatan serangga, selain pemberian obat, mungkin diperlukan tindakan tambahan seperti membersihkan luka, menerapkan kompres es, atau melakukan observasi untuk memantau perkembangan kondisi pasien. Kode ICD-9-CM tambahan mungkin diperlukan untuk mengklasifikasikan tindakan-tindakan tersebut. -
Article No. 12064 | 10 Feb 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan bekas luka dikaki
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan bekas luka di kaki:
Diagnosa Keperawatan yang paling sesuai adalah "Risiko Infeksi" berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Pasien dengan bekas luka di kaki memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terjadinya infeksi pada area luka tersebut. Infeksi dapat terjadi karena kulit yang rusak menjadi pintu masuk bagi mikroorganisme penyebab infeksi. Selain itu, bekas luka juga dapat mengganggu mekanisme pertahanan tubuh, sehingga mempermudah terjadinya proses infeksi.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output berikut:
a. Tidak terjadi tanda-tanda infeksi pada bekas luka (SLKI Risiko Infeksi)
b. Luka dapat sembuh dengan baik tanpa komplikasi (SLKI Penyembuhan Luka)
c. Pasien dapat merawat luka dengan benar (SLKI Perawatan Diri: Perawatan Luka)
d. Pasien tidak mengalami keterbatasan aktivitas akibat luka (SLKI Mobilitas)
Luaran-luaran ini diharapkan dapat dicapai sesuai dengan indikator-indikator yang telah ditetapkan dalam Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI).
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
a. Intervensi Manajemen Risiko Infeksi (SIKI):
- Menilai faktor risiko infeksi
- Mengobservasi tanda-tanda infeksi
- Melakukan perawatan luka secara aseptik
- Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi
b. Intervensi Perawatan Luka (SIKI):
- Membersihkan luka dengan cairan antiseptik
- Melakukan debridemen jika diperlukan
- Mengaplikasikan balutan yang sesuai
- Melakukan evaluasi penyembuhan luka secara berkala
c. Intervensi Perawatan Diri: Perawatan Luka (SIKI):
- Mengajarkan pasien teknik perawatan luka yang benar
- Memotivasi pasien untuk melakukan perawatan luka secara mandiri
- Mengevaluasi kemampuan pasien dalam merawat luka
d. Intervensi Peningkatan Mobilitas (SIKI):
- Menilai kemampuan dan keterbatasan pasien dalam beraktivitas
- Memberikan latihan/fisioterapi untuk meningkatkan mobilitas
- Mengajarkan teknik mobilisasi yang aman bagi pasien
Penerapan intervensi-intervensi ini secara komprehensif diharapkan dapat membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan, yaitu pemulihan luka yang optimal tanpa komplikasi infeksi, serta peningkatan kemampuan pasien dalam merawat luka dan beraktivitas. -
Article No. 12065 | 10 Feb 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan bekas luka dikaki
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah contoh Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan keluhan bekas luka di kaki:
Diagnosa Keperawatan:
Integritas Kulit Terganggu
Definisi SDKI:
Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis. Dapat melibatkan kerusakan pada struktur dan fungsi kulit.
Faktor Terkait (SDKI):
- Perubahan/kerusakan struktur jaringan
- Penurunan suplai darah
- Imobilisasi
Gejala dan Tanda (SDKI):
- Adanya luka, lecet, atau kerusakan pada lapisan kulit
- Perubahan warna kulit
- Nyeri
- Edema
Luaran Pasien (SLKI):
- Integritas kulit membaik
- Tidak ada komplikasi dari luka
- Pasien dapat merawat luka secara mandiri
Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Perawatan Luka
- Manajemen Nyeri
- Peningkatan Sirkulasi
- Perawatan Kulit
Penjelasan Singkat:
Diagnosa Keperawatan "Integritas Kulit Terganggu" menggambarkan adanya kerusakan pada lapisan epidermis dan/atau dermis kulit, seperti bekas luka di kaki pasien. Hal ini dapat disebabkan oleh perubahan/kerusakan struktur jaringan, penurunan suplai darah, atau imobilisasi. Gejala dan tanda yang mungkin muncul antara lain adanya luka, perubahan warna kulit, nyeri, dan edema.
Luaran yang diharapkan adalah integritas kulit membaik, tidak ada komplikasi dari luka, dan pasien dapat merawat luka secara mandiri. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi perawatan luka, manajemen nyeri, peningkatan sirkulasi, dan perawatan kulit. -
Article No. 12066 | 10 Feb 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis awal pasien adalah tuberkulosis paru. Berikut rincian kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan konfirmasi mikrobiologis atau histologis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.44
- Deskripsi: Biopsi paru-paru, aspirasi jarum
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 A15.0 (Tuberkulosis paru dengan konfirmasi mikrobiologis atau histologis) sesuai dengan gejala batuk berdahak, demam, sesak napas, dan hasil pemeriksaan radiologis yang menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis tuberkulosis paru ini memerlukan konfirmasi lebih lanjut dengan pemeriksaan mikrobiologis atau histologis.
2. Kode ICD-9-CM 87.44 (Biopsi paru-paru, aspirasi jarum) dapat digunakan untuk prosedur pengambilan sampel jaringan paru-paru melalui aspirasi jarum untuk konfirmasi diagnosis tuberkulosis paru secara histologis.
Catatan: Kode ICD-9-CM hanya digunakan di Amerika Serikat. Di Indonesia, sistem klasifikasi yang digunakan adalah ICD-10. -
Article No. 12067 | 10 Feb 2025
Klinis : low back pain
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai dokter atau perekam medis, saya akan memberikan informasi mengenai kode ICD-10 dan ICD-9-CM untuk kondisi "low back pain" sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: M54.5
- Deskripsi: Low back pain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 72.8
- Deskripsi: Spinal manipulation
Penjelasan:
1. Kode ICD-10: M54.5 - Low back pain
- Ini merupakan kode untuk kondisi nyeri punggung bawah (low back pain), yang termasuk dalam kategori "Dorsalgia" (M54) pada sistem klasifikasi ICD-10.
- Kode M54.5 mencakup berbagai penyebab nyeri punggung bawah, seperti radiculopati, sciatalgia, dan nyeri punggung bawah tidak terspesifikasi.
2. Kode ICD-9-CM Procedure: 72.8 - Spinal manipulation
- Kode ini mengacu pada prosedur manipulasi tulang belakang yang dapat dilakukan untuk menangani kondisi nyeri punggung bawah.
- Prosedur ini dapat melibatkan teknik-teknik manual seperti mobilisasi sendi, manipulasi vertebra, dan traksi tulang belakang, yang bertujuan untuk mengurangi rasa sakit dan meningkatkan fungsi muskuloskeletal.
Secara umum, kode ICD-10 M54.5 digunakan untuk mengindikasikan diagnosis nyeri punggung bawah, sedangkan kode ICD-9-CM 72.8 dapat digunakan untuk mengkodekan tindakan medis spesifik yang dilakukan untuk menangani kondisi tersebut, seperti terapi manipulasi tulang belakang. -
Article No. 12068 | 10 Feb 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan gatal-gatal
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk pasien dengan keluhan gatal-gatal.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk pasien dengan keluhan gatal-gatal adalah "Intoleransi Aktivitas". Intoleransi Aktivitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, disebabkan oleh keterbatasan fisik dan/atau psikologis. Pada kasus gatal-gatal, pasien mengalami ketidaknyamanan yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, sehingga diagnosa Intoleransi Aktivitas dianggap sesuai.
Luaran/Output SLKI:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Kontrol Gejala: Pasien dapat mengendalikan atau mengurangi gejala gatal-gatal yang dirasakan.
2. Kenyamanan: Pasien merasakan kenyamanan yang meningkat selama menjalani perawatan.
3. Peningkatan Aktivitas: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih baik seiring dengan berkurangnya gejala gatal-gatal.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Manajemen Gejala:
- Identifikasi penyebab dan faktor pemicu gatal-gatal
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi penyebab gatal-gatal
- Ajarkan teknik manajemen gejala, seperti menghindari iritasi kulit, penggunaan pelembab, dan pengobatan topikal
2. Manajemen Kenyamanan:
- Identifikasi sumber ketidaknyamanan pasien
- Kaji tingkat kenyamanan pasien secara berkala
- Berikan intervensi yang dapat meningkatkan kenyamanan, seperti distraksi, relaksasi, dan penggunaan produk yang tidak memicu iritasi
3. Peningkatan Aktivitas:
- Identifikasi hambatan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari
- Kolaborasi dengan pasien untuk menetapkan tujuan aktivitas yang realistis
- Berikan dukungan dan edukasi kepada pasien untuk meningkatkan partisipasi dan kemampuan dalam aktivitas
Melalui diagnosa keperawatan yang tepat, penetapan luaran yang jelas, dan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dengan keluhan gatal-gatal dapat mencapai peningkatan kondisi dan kualitas hidup yang lebih baik. -
Article No. 12069 | 10 Feb 2025
Klinis : gatal-gatal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi gatal-gatal.
Diagnosa Keperawatan:
Pruritus (Gatal-gatal)
Penjelasan Singkat:
1. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Pruritus adalah sensasi tidak nyaman pada kulit yang menimbulkan dorongan untuk menggaruk.
- Penyebab dapat berasal dari faktor internal (seperti alergi, infeksi, penyakit sistemik) atau eksternal (seperti iritasi kulit).
- Manifestasi klinis dapat berupa rasa gatal, kemerahan, dan perubahan tekstur kulit.
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Tujuan utama penanganan pruritus adalah mengurangi sensasi gatal dan mencegah kerusakan kulit akibat garukan.
- Luaran yang diharapkan mencakup penurunan sensasi gatal, perbaikan integritas kulit, dan peningkatan kenyamanan pasien.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemberian antipruritus, terapi topikal, manajemen stres, dan edukasi tentang perawatan kulit.
- Tindakan keperawatan difokuskan pada manajemen gejala, pencegahan komplikasi, dan peningkatan kualitas hidup pasien.
Sebagai perawat, saya akan melakukan pengkajian komprehensif, menyusun rencana asuhan keperawatan yang tepat, dan mengevaluasi efektivitas intervensi yang diberikan untuk mengelola kondisi pruritus pada pasien.