Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 12172 | 12 Feb 2025
Klinis : Nyeri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi nyeri, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial. Nyeri dapat bersifat akut atau kronis, dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari pasien.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Tujuan utama dalam penanganan nyeri adalah mengurangi atau menghilangkan nyeri, meningkatkan kemampuan pasien dalam mengatasi nyeri, dan mencegah komplikasi yang dapat timbul akibat nyeri. Luaran yang diharapkan meliputi penurunan tingkat nyeri, peningkatan kemampuan pasien dalam mengatasi nyeri, serta tidak adanya komplikasi akibat nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri antara lain pemberian analgesik, terapi non-farmakologis (seperti relaksasi, distraksi, dan terapi dingin/panas), serta edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai manajemen nyeri. Perawat juga harus memantau respons pasien terhadap intervensi yang diberikan dan melakukan evaluasi secara berkala.
Penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI dalam praktik keperawatan diharapkan dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas bagi pasien dengan masalah nyeri. -
Article No. 12173 | 12 Feb 2025
Klinis : Nyeri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya sebagai seorang perawat yang berpengalaman akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi nyeri.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri (Pain)
Definisi:
Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri merupakan salah satu diagnosis keperawatan yang termasuk dalam domain Aktivitas/Istirahat pada SDKI. Diagnosis ini menggambarkan adanya pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran keperawatan yang sesuai untuk diagnosis nyeri adalah Pengendalian Nyeri, yang bertujuan untuk membantu pasien mencapai tingkat nyeri yang dapat diterima dan meningkatkan kemampuan pasien dalam mengelola nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat diberikan untuk mengatasi nyeri antara lain Manajemen Nyeri, Terapi Komplementer, Edukasi Kesehatan, dan Kolaborasi. Intervensi ini bertujuan untuk mengurangi nyeri, meningkatkan kemampuan pasien dalam mengelola nyeri, dan mencegah komplikasi yang dapat timbul akibat nyeri.
Dalam praktik keperawatan, perawat harus melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, merumuskan diagnosa keperawatan yang sesuai, menetapkan luaran yang realistis, dan menerapkan intervensi keperawatan yang tepat untuk membantu pasien mencapai tingkat nyeri yang dapat diterima. -
Article No. 12174 | 12 Feb 2025
Klinis : Nyeri akut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dalam standar diagnosa keperawatan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), kondisi Nyeri Akut dapat didiagnosis dengan menggunakan Sistem Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Sistem Klasifikasi Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), dan Sistem Klasifikasi Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI).
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Definisi:
Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
Faktor Berhubungan:
- Agen cedera biologis (misalnya, penyakit, trauma)
- Agen cedera kimiawi (misalnya, obat-obatan)
- Agen cedera fisik (misalnya, suhu, listrik)
- Agen cedera psikologis (misalnya, kecemasan, depresi)
Karakteristik Mayor:
- Laporan pasien tentang nyeri
- Ekspresi wajah yang menunjukkan nyeri
- Perubahan tanda-tanda vital
- Perubahan perilaku
Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Manajemen Nyeri
- Terapi Farmakologis
- Terapi Nonfarmakologis
- Edukasi Manajemen Nyeri
Hasil Keperawatan (SLKI):
- Kontrol Nyeri
- Kenyamanan
- Fungsi Aktivitas
Dalam pendekatan yang akademis dan dari sudut pandang seorang pakar perawat, nyeri akut merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen nyeri, terapi farmakologis, terapi nonfarmakologis, dan edukasi manajemen nyeri. Tujuan utamanya adalah mencapai kontrol nyeri, kenyamanan, dan fungsi aktivitas yang optimal bagi pasien. -
Article No. 12175 | 12 Feb 2025
Klinis : SLKI nyeri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat dari SDKI, SLKI, dan SIKI standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi nyeri dengan tone akademis dan persona sebagai pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan: Nyeri
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Pasien dengan nyeri akan menunjukkan:
1. Mampu mengidentifikasi faktor pencetus nyeri.
2. Melaporkan penurunan tingkat nyeri.
3. Menunjukkan perilaku untuk mengatasi nyeri.
4. Melaporkan rasa nyaman.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan untuk pasien dengan nyeri meliputi:
1. Pengkajian nyeri (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas, dan faktor presipitasi)
2. Pemberian analgesik sesuai indikasi.
3. Penggunaan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (distraksi, relaksasi, kompres hangat/dingin, dll).
4. Evaluasi efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri.
5. Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen nyeri.
Dalam mengelola pasien dengan nyeri, perawat harus melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, memberikan intervensi farmakologis dan nonfarmakologis yang sesuai, serta mengevaluasi efektivitas intervensi dalam mencapai luaran yang diharapkan, yaitu penurunan tingkat nyeri dan peningkatan rasa nyaman pada pasien. -
Article No. 12176 | 12 Feb 2025
Klinis : Nyeri pada diagnosa parotitis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI, SLKI, dan SIKI standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi nyeri pada parotitis.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Definisi:
Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Akut berhubungan dengan proses patologis parotitis yang ditandai dengan keluhan nyeri, peningkatan tanda-tanda vital, dan perubahan ekspresi wajah.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Klien melaporkan nyeri terkontrol.
2. Klien mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri yang efektif.
3. Tanda-tanda vital dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif.
2. Berikan analgesik sesuai indikasi.
3. Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis.
4. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penatalaksanaan nyeri.
Tone: Akademis
Persona: Pakar
Sebagai seorang perawat, saya dapat membantu Anda mengelola nyeri yang Anda alami akibat parotitis. Melalui pengkajian yang komprehensif, pemberian analgesik yang tepat, dan pengajaran teknik manajemen nyeri non-farmakologis, saya akan bekerja bersama Anda untuk memastikan Anda mendapatkan pengalaman perawatan yang optimal dan pengelolaan nyeri yang efektif. -
Article No. 12177 | 12 Feb 2025
Klinis : SLKI nyeri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi nyeri.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri (ICNP: 10001970)
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam bentuk kerusakan seperti itu (International Association for the Study of Pain/IASP, 1979).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Tingkat Nyeri Terkontrol
2. Nyeri Terkurangi
3. Kepuasan Penanganan Nyeri
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri
2. Distraksi
3. Relaksasi
4. Pemberian Analgesik
Sebagai seorang pakar/profesional keperawatan, saya dapat membantu pasien dalam mengelola nyeri yang dialaminya dengan menerapkan intervensi keperawatan yang sesuai berdasarkan standar PPNI. Tujuannya adalah untuk mengurangi tingkat nyeri, meningkatkan kemampuan pasien dalam mengendalikan nyeri, dan meningkatkan kepuasan pasien terhadap penanganan nyeri yang diberikan. -
Article No. 12178 | 12 Feb 2025
Klinis : Nyeri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi Nyeri.
Diagnosa Keperawatan: Nyeri akut
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut. Nyeri akut muncul secara tiba-tiba, intensitasnya bervariasi, dan berlangsung dalam waktu yang terbatas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Pasien akan menunjukkan penurunan intensitas nyeri, pasien akan melaporkan rasa nyaman, pasien akan dapat beradaptasi dengan nyeri, dan pasien akan dapat mengontrol nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: manajemen nyeri, pemberian analgesik, distraksi, relaksasi, terapi panas-dingin, dan edukasi tentang nyeri.
Sebagai seorang pakar keperawatan, saya dapat memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai diagnosa keperawatan dan standar PPNI terkait penanganan nyeri. Jangan ragu untuk bertanya lebih lanjut jika Anda membutuhkan informasi tambahan. -
Article No. 12179 | 12 Feb 2025
Klinis : Lemas, gula darah sewaktu 500
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran asuhan keperawatan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi lemas dengan gula darah sewaktu 500 mg/dL:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi lemas dengan gula darah sewaktu 500 mg/dL adalah Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh.
Penjelasan:
Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh merupakan diagnosa keperawatan yang menggambarkan kondisi pasien yang mengalami penurunan asupan nutrisi atau energi yang tidak memenuhi kebutuhan tubuh. Pada kasus ini, pasien mengalami lemas yang dapat disebabkan oleh tingginya kadar gula darah sewaktu (500 mg/dL), yang menunjukkan adanya gangguan metabolisme karbohidrat dan kemungkinan asupan nutrisi yang tidak memadai.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output berikut:
a. Keseimbangan Cairan: Seimbang
b. Kadar Glukosa Darah: Terkendali
c. Pengetahuan: Perilaku Perawatan Diri
Penjelasan:
a. Keseimbangan Cairan: Seimbang
Luaran ini bertujuan untuk memastikan bahwa pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan yang adekuat, sehingga dapat mendukung proses metabolisme dan homeostasis tubuh.
b. Kadar Glukosa Darah: Terkendali
Luaran ini bertujuan untuk mencapai kontrol yang baik terhadap kadar glukosa darah pasien, sehingga dapat meminimalkan risiko komplikasi akut dan kronis yang dapat terjadi akibat hiperglikemia.
c. Pengetahuan: Perilaku Perawatan Diri
Luaran ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pasien tentang perawatan diri yang tepat, sehingga pasien dapat berpartisipasi aktif dalam pengelolaan kondisinya.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran di atas adalah:
a. Manajemen Cairan
b. Pemantauan Kadar Glukosa Darah
c. Edukasi Kesehatan: Manajemen Diabetes Mellitus
Penjelasan:
a. Manajemen Cairan
Intervensi ini bertujuan untuk mempertahankan keseimbangan cairan pasien, termasuk memantau asupan dan pengeluaran cairan, serta memberikan cairan sesuai kebutuhan.
b. Pemantauan Kadar Glukosa Darah
Intervensi ini bertujuan untuk memantau kadar glukosa darah pasien secara berkala, sehingga dapat dilakukan tindakan yang tepat untuk mengendalikan kadar glukosa darah.
c. Edukasi Kesehatan: Manajemen Diabetes Mellitus
Intervensi ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pasien tentang diabetes mellitus, termasuk manajemen diet, aktivitas fisik, dan pengobatan, sehingga pasien dapat berpartisipasi aktif dalam perawatan dirinya.
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran asuhan keperawatan, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai keseimbangan cairan, kontrol kadar glukosa darah yang baik, serta meningkatkan kemampuan perawatan dirinya dalam mengelola kondisi diabetes mellitusnya. -
Article No. 12180 | 12 Feb 2025
Klinis : Diagnosa keperawatan komunitas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI untuk Kondisi Diagnosa Keperawatan Komunitas:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi diagnosa keperawatan komunitas adalah "Kesiapan Masyarakat Meningkat". Diagnosa ini menggambarkan kondisi masyarakat yang memiliki potensi atau kemampuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan terkait kesehatan atau isu-isu yang menjadi fokus intervensi keperawatan komunitas.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah pemberian asuhan keperawatan komunitas, diharapkan dapat tercapai luaran "Partisipasi Masyarakat Meningkat". Luaran ini menggambarkan keikutsertaan aktif masyarakat dalam kegiatan-kegiatan terkait kesehatan atau isu-isu yang menjadi fokus intervensi keperawatan komunitas. Indikator-indikator yang dapat digunakan untuk mengukur luaran ini meliputi: keterlibatan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program; kontribusi masyarakat dalam aktivitas promosi kesehatan; serta pemanfaatan sumber daya yang tersedia di masyarakat.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran "Partisipasi Masyarakat Meningkat", beberapa intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
1. Asesmen Komunitas: Melakukan pengkajian terhadap kondisi, kebutuhan, dan sumber daya yang ada di masyarakat untuk mengidentifikasi potensi dan kendala yang memengaruhi partisipasi masyarakat.
2. Pengembangan Kapasitas Masyarakat: Memberikan edukasi dan pelatihan bagi masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan terkait isu-isu kesehatan yang menjadi fokus intervensi.
3. Mobilisasi Sumber Daya Masyarakat: Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia di masyarakat, baik sumber daya manusia, finansial, maupun sarana-prasarana, untuk mendukung partisipasi masyarakat.
4. Fasilitasi Kemitraan dan Kolaborasi: Memfasilitasi terbentuknya kemitraan dan kolaborasi antara masyarakat, pihak terkait (seperti pemerintah, swasta, atau organisasi kemasyarakatan), serta petugas kesehatan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat.
5. Pemberdayaan Masyarakat: Mendorong dan memfasilitasi masyarakat untuk terlibat aktif dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program-program kesehatan di komunitasnya.
Penerapan intervensi-intervensi tersebut secara komprehensif dan berkesinambungan diharapkan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya-upaya peningkatan kesehatan di komunitasnya. -
Article No. 12181 | 12 Feb 2025
Klinis : Diagnosa keperawatan komunitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan komunitas beserta penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan Komunitas:
Kurangnya Perilaku Sehat Masyarakat Terkait Pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM)
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Judul: Kurangnya Perilaku Sehat Masyarakat
- Definisi: Ketidakmampuan masyarakat untuk melakukan tindakan pencegahan dan promosi kesehatan yang tepat untuk mencegah penyakit tidak menular.
- Karakteristik Definisi: Kurangnya pengetahuan, sikap, dan keterampilan masyarakat dalam melakukan aktivitas fisik, pola makan sehat, manajemen stres, dan pemeriksaan kesehatan rutin.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Judul: Perilaku Sehat Masyarakat
- Definisi: Kemampuan masyarakat untuk melakukan tindakan pencegahan dan promosi kesehatan yang tepat untuk mencegah penyakit tidak menular.
- Indikator Hasil: Masyarakat dapat meningkatkan aktivitas fisik, pola makan sehat, manajemen stres, dan pemeriksaan kesehatan rutin.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Judul: Edukasi Kesehatan Masyarakat
- Definisi: Kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan masyarakat dalam melakukan tindakan pencegahan dan promosi kesehatan untuk mencegah penyakit tidak menular.
- Aktivitas Keperawatan: Mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat, menyusun rencana edukasi, melaksanakan edukasi kesehatan, dan mengevaluasi efektivitas edukasi.
Dalam konteks diagnosa keperawatan komunitas, perawat memiliki peran penting dalam mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat, khususnya terkait dengan perilaku sehat masyarakat dalam pencegahan penyakit tidak menular. Melalui pendekatan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan intervensi yang komprehensif untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan masyarakat dalam berperilaku sehat, sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tidak menular.