Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 21276 | 31 Aug 2025
Klinis : Lutut nyeri dan membengkak, tidak menjalar
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0\nouicompat\deflang1033{\fonttbl{\f0\fnil\fcharset0 Calibri;}}
{\colortbl ;\red0\green0\blue0;}
{\*\generator Riched20 10.0.22621}\viewkind4\uc1
\pard\sa200\sl276\slmult1\cf1\f0\fs22\lang1057 Berdasarkan kondisi yang disampaikan, yaitu \i lutut nyeri dan membengkak, tidak menjalar\i0 , berikut adalah diagnosa keperawatan utama yang relevan beserta penjelasan singkat menurut standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).\par
\par
\b DIAGNOSA KEPERAWATAN:\b0\par
\b Kode SDKI:\b0 1.6 \b Nyeri Akut\b0\par
\b Definisi:\b0 Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat cedera jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut; onset mendadak atau lambat dengan intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan durasi kurang dari 3 bulan.\par
\par
\b SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):\b0\par
\b Kode:\b0 1301 \b Kontrol Nyeri\b0\par
\b Definisi Luaran:\b0 Tindakan personal untuk mengendalikan nyeri.\par
\b Kriteria Luaran (Indikator):\b0\par
130101 Melaporkan nyeri terkontrol\par
130102 Mengenali faktor presipitasi\par
130103 Memantau intensitas nyeri\par
130104 Memantau karakteristik nyeri\par
130105 Memilih strategi manajemen nyeri yang tepat\par
130106 Melaporkan berkurangnya durasi episode nyeri\par
130107 Melaporkan berkurangnya intensitas nyeri\par
130108 Menggunakan analgesik dengan tepat\par
130109 Menggunakan metode nonfarmakologis dengan tepat\par
\par
\b SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):\b0\par
\b Kode:\b0 1410 \b Manajemen Nyeri\b0\par
\b Definisi:\b0 Memberikan bantuan untuk meringankan nyeri atau mengurangi nyeri hingga tingkat kenyamanan yang dapat diterima oleh individu.\par
\b Aktivitas Keperawatan (Intervensi):\b0\par
- Lakukan pengkajian nyeri yang komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, onset, durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas (skala 0-10).\par
- Kaji faktor-faktor yang memperberat dan memperingan nyeri.\par
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri (contoh: kompres dingin pada area lutut yang bengkak, distraksi, relaksasi).\par
- Kolaborasi pemberian farmakologis analgesik sesuai indikasi dan kebijakan institusi.\par
- Ajarkan untuk memantau dan melaporkan karakteristik serta respons terhadap intervensi nyeri.\par
- Anjurkan untuk mengistirahatkan sendi lutut dan hindari aktivitas yang memberatkan.\par
- Lakukan evaluasi keefektifan manajemen nyeri.\par
\par
\b Catatan:\b0 Diagnosa ini berfokus pada manifestasi utama yaitu \i nyeri\i0 . Pembengkakan (\i swelling\i0 ) dapat menjadi data pendukung dan bagian dari karakteristik nyeri. Untuk penanganan yang komprehensif, asesmen lebih lanjut mengenai penyebab dasar (misalnya trauma, artritis, gout) diperlukan untuk intervensi dan kolaborasi yang tepat.\par
} -
Article No. 21277 | 31 Aug 2025
Klinis : Lutut nyeri dan membengkak, tidak menjalar
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0\nouicompat{\fonttbl{\f0\fnil\fcharset0 Calibri;}}
{\colortbl;\red0\green0\blue0;\red0\green0\blue255;\red0\green128\blue0;\red128\green0\blue0;}
{\*\generator Riched20 10.0.22621}\viewkind4\uc1
\pard\sa200\sl276\slmult1\f0\fs22\lang1057 Berdasarkan kondisi yang dijelaskan, yaitu \b nyeri dan pembengkakan pada lutut tanpa penjalaran\b0 , berikut adalah diagnosa keperawatan yang relevan sesuai dengan standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).\par
\b Diagnosa Keperawatan:\b0\par
\cf2\ul Nyeri Akut\cf0\ulnone (Kode: D.0016)\par
\b Definisi:\cf0\par
Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat cedera jaringan aktual atau potensial, yang terjadi secara tiba-tiba atau lambat, dengan intensitas ringan hingga berat, dan berlangsung kurang dari 3 bulan.\par
\b Luaran Keperawatan (SLKI):\cf0\par
\cf3\ul Tingkat Nyeri Terkontrol\cf0\ulnone (Kode: L.14015)\par
\b Kriteria Luaran:\cf0\par
1. Melaporkan nyeri terkontrol.\par
2. Menunjukkan perilaku nyeri terkontrol (misalnya, tidak gelisah, dapat beristirahat).\par
3. Tanda vital dalam rentang normal.\par
4. Menunjukkan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri.\par
\b Intervensi Keperawatan (SIKI):\cf0\par
\cf4\ul Manajemen Nyeri\cf0\ulnone (Kode: I.11030)\par
\b Aktivitas Intervensi:\cf0\par
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi.\par
2. Observasi tanda-tanda non-verbal ketidaknyamanan.\par
3. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (misalnya, kompres dingin pada area bengkak, elevasi ekstremitas, dan distraksi).\par
4. Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi dan kebijakan institusi.\par
5. Monitor efektivitas manajemen nyeri dan evaluasi respons pasien.\par
6. Edukasi pasien tentang penyebab nyeri dan strategi penanganannya.\par
\b Penjelasan Singkat:\cf0\par
Diagnosa \i Nyeri Akut\i0 dipilih karena kondisi nyeri dan pembengkakan pada lutut menunjukkan adanya respons peradangan atau cedera jaringan yang memicu nyeri akut. Intervensi \i Manajemen Nyeri\i0 berfokus pada pengurangan nyeri melalui pendekatan farmakologis dan nonfarmakologis, sementara luaran \i Tingkat Nyeri Terkontrol\i0 diharapkan dapat tercapai dengan indikator penurunan intensitas nyeri dan peningkatan kenyamanan pasien. Pendekatan ini sesuai dengan prinsip evidence-based practice dan standar profesional keperawatan.\par
} -
Article No. 21278 | 31 Aug 2025
Klinis : Lutut linu, membengkak terutama saat mau digerakan, nyeri rasanya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0\nouicompat{\fonttbl{\f0\fnil\fcharset0 Calibri;}}
{\colortbl;\red0\green0\blue0;\red0\green0\blue255;}
{\*\generator Riched20 10.0.22621}\viewkind4\uc1
\pard\sa200\sl276\slmult1\cf1\lang1057\f0\fs22\lang1033 Berdasarkan kondisi yang dijelaskan, yaitu lutut linu, membengkak terutama saat digerakkan, dan nyeri, berikut adalah diagnosa keperawatan yang relevan beserta penjelasan singkat sesuai standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).\par
\b Diagnosa Keperawatan:\b0\par
\cf2\ul Nyeri Akut\cf1\ulnone (Kode: D.0016)\par
\b Definisi:\b0 Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat cedera jaringan aktual atau potensial, dengan onset mendadak atau ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.\par
\b Luaran Keperawatan (SLKI):\b0\par
\cf2\ul Tingkat Nyeri Terkontrol\cf1\ulnone (Kode: L.14015)\par
\b Definisi:\b0 Kemampuan untuk mengendalikan atau mengurangi sensasi nyeri melalui strategi non-farmakologis atau farmakologis, dengan indikator seperti skala nyeri menurun, ekspresi wajah rileks, dan kemampuan melakukan aktivitas tanpa gangguan nyeri.\par
\b Intervensi Keperawatan (SIKI):\b0\par
\cf2\ul Manajemen Nyeri\cf1\ulnone (Kode: I.11030)\par
\b Definisi:\b0 Tindakan untuk meringankan atau mengurangi nyeri melalui pendekatan holistik, termasuk pemberian analgesik sesuai resep, penggunaan teknik relaksasi, kompres dingin/panas, dan edukasi pasien tentang manajemen nyeri mandiri.\par
\b Penjelasan Singkat:\b0 Kondisi lutut linu, bengkak, dan nyeri saat digerakkan mengindikasikan respons peradangan akut, mungkin terkait arthritis, cedera ligamen, atau strain otot. Diagnosa "Nyeri Akut" dipilih karena gejala muncul tiba-tiba dan membatasi mobilitas. Luaran "Tingkat Nyeri Terkontrol" bertujuan mengurangi nyeri hingga tingkat yang dapat ditoleransi, sementara intervensi "Manajemen Nyeri" fokus pada tindakan seperti pemberian es untuk mengurangi bengkak, pemberian obat anti-inflamasi, dan anjuran istirahat untuk memfasilitasi penyembuhan.\par
\i Catatan: Rekomendasi ini bersifat umum dan harus disesuaikan dengan assessment lengkap, termasuk riwayat kesehatan pasien dan evaluasi klinis lebih detail.\i0\par
} -
Article No. 21279 | 31 Aug 2025
Klinis : Lutut linu, membengkak terutama saat mau digerakan,
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai dengan kondisi yang Anda paparkan adalah "Nyeri Sendi" (SDKI). Nyeri sendi adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan terkait dengan kerusakan aktual atau potensial pada sendi.
Karakteristik utama dari diagnosa ini meliputi:
1. Adanya keluhan nyeri di daerah sendi, dalam hal ini adalah lutut.
2. Pembengkakan pada sendi, terutama saat digerakkan.
3. Penurunan kemampuan fungsi sendi.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Nyeri: Pasien akan dapat mengendalikan nyeri sendi lutut yang dirasakan.
2. Mobilitas Sendi: Pasien akan dapat meningkatkan mobilitas dan rentang gerak sendi lutut.
3. Pemulihan Fungsi Sendi: Pasien akan dapat memulihkan fungsi sendi lutut secara optimal.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
1. Manajemen Nyeri:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, dan intensitas nyeri).
- Berikan analgesik sesuai dengan resep dokter untuk mengurangi nyeri.
- Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi untuk mengatasi nyeri.
- Pertimbangkan pemberian terapi dingin (es) pada area sendi untuk mengurangi nyeri dan inflamasi.
2. Peningkatan Mobilitas Sendi:
- Lakukan ROM (Range of Motion) aktif dan pasif pada sendi lutut secara bertahap.
- Ajarkan latihan penguatan otot dan peregangan untuk meningkatkan mobilitas sendi.
- Berikan alat bantu mobilisasi jika diperlukan, seperti kruk atau walker.
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai pentingnya latihan mobilitas sendi.
3. Perawatan Sendi:
- Lakukan kompres dingin pada area sendi lutut yang bengkak untuk mengurangi inflamasi.
- Berikan dukungan sendi lutut (knee brace) untuk menstabilkan sendi.
- Ajarkan teknik proteksi sendi untuk menghindari cedera lebih lanjut.
- Berikan edukasi mengenai perawatan sendi yang tepat, seperti penggunaan obat-obatan, istirahat, dan pola aktivitas yang sesuai.
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu kontrol nyeri, peningkatan mobilitas sendi, dan pemulihan fungsi sendi lutut secara optimal. -
Article No. 21280 | 31 Aug 2025
Klinis : Pasien mengatakan bahwa ia memiliki riwayat hipertensi selama 5 tahun terakhir yang tidak terkontrol dengan baik. Selain itu, pasien juga mengungkapkan bahwa ia merokok 10 batang sehari sejak usia 20 tahun, namun telah berhenti merokok sejak 2 tahun yang lalu. Pasien mengatakan bahwa ayahnya meninggal akibat serangan jantung pada usia 58, yang menunjukkan adanya faktor genetik yang dapat berkontribusi pada peningkatan risiko penyakit jantung koroner (PJK) pada dirinya Pasien makanan tinggi lemak dan garam, dengan frekuensi makan 3 kali sehari. Tidak banyak mengonsumsi buah dan sayur.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, dapat ditetapkan beberapa diagnosis keperawatan berdasarkan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
1. Diagnosis Keperawatan:
a. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh (RKNTB)
- Kode: 00002
- Definisi: Berisiko mengalami asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
b. Intoleransi Aktivitas (IA)
- Kode: 00092
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
c. Risiko Perubahan Perfusi Jaringan Kardiovaskular (RPJK)
- Kode: 00096
- Definisi: Berisiko mengalami penurunan sirkulasi darah ke jantung dan pembuluh darah yang dapat mengganggu suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan.
2. Penjelasan Singkat:
a. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh (RKNTB):
Pasien memiliki pola makan yang tidak sehat, dengan tinggi lemak dan garam serta kurang konsumsi buah dan sayur. Hal ini meningkatkan risiko terjadinya ketidakseimbangan nutrisi.
b. Intoleransi Aktivitas (IA):
Riwayat hipertensi yang tidak terkontrol dengan baik dan faktor genetik dari ayah yang meninggal akibat serangan jantung dapat menyebabkan penurunan kemampuan fisik dan psikologis pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
c. Risiko Perubahan Perfusi Jaringan Kardiovaskular (RPJK):
Riwayat hipertensi yang tidak terkontrol dan faktor genetik dari ayah yang meninggal akibat serangan jantung meningkatkan risiko terjadinya perubahan perfusi jaringan kardiovaskular, yang dapat berdampak pada suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan.
Kode dan definisi di atas mengacu pada Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 21281 | 31 Aug 2025
Klinis : Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun yang sebelumnya sehat, dibawa kerumah sakit karena keluhan pembengkakan pada wajah dan perut kembung selama 3 hari setelah tiga minggu demam yang tidak kunjung sembuh dan perubahan warna urin menjadi kemerahan. Hasil pemeriksaan urin didapatkan hasil protein 2+ dan adanya sel darah merah pada urin. Pemeriksaan lebih lanjut juga menunjukkan anemia (hemoglobin 6,6 g/dl) dan urea 90 mg/dl dan kreatinin serum 4,5 mg/dl. Sebelumnya anak pernah dirawat di ruang perawatan anak RS lainnya, dengan diagnosis glomerulonefritis akut. Namun, urea dan kreatinin serum terus meningkat (Urea: 300 mg/dl dan kreatinin: 6,2 mg/dl) dan anak dipindahkan ke rumah sakit umum rujukan untuk pengobatan lebih lanjut (kemungkinan diperlukan dialysis). Saat masuk, pemeriksaan menunjukkan anak pucat dengan edema ringan pada kedua tungkai kaki, tekanan darah 120/80 mmHg. Anak tidak demam, sedikit takikardi (denyut jantung 115 denyut/menit), dan saturasi 98% di udara ruangan. Tidak ada riwayat nyeri sendi/bengkak atau ruam kulit serta riwayat nyeri dada, sesak napas, hemoptisis, palpitasi, hepatitis, dan perubahan tingkat kesadaran.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi anak laki-laki berusia 10 tahun dengan keluhan pembengkakan pada wajah, perut kembung, perubahan warna urin, anemia, dan gangguan fungsi ginjal.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakseimbangan Volume Cairan (+) berhubungan dengan gangguan fungsi ginjal yang ditandai dengan pembengkakan pada wajah dan perut kembung.
2. Intoleransi Aktivitas (+) berhubungan dengan anemia yang ditandai dengan pucat.
3. Risiko Komplikasi (+) berhubungan dengan penyakit ginjal yang ditandai dengan peningkatan urea dan kreatinin serum.
Luaran/Output yang Diharapkan SLKI:
1. Ketidakseimbangan Volume Cairan:
- Tanda-tanda vital stabil
- Tidak ada edema
- Intake dan output cairan seimbang
- Laboratorium (urea, kreatinin, hemoglobin) dalam batas normal
2. Intoleransi Aktivitas:
- Anak mampu berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari sesuai usia
- Anak tidak tampak lelah atau sesak napas saat beraktivitas
- Nilai hemoglobin meningkat
3. Risiko Komplikasi:
- Tidak ada komplikasi terkait penyakit ginjal (misalnya hipertensi, gagal jantung, anemia berat)
- Fungsi ginjal membaik (penurunan kadar urea dan kreatinin serum)
- Tidak memerlukan dialisis
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Ketidakseimbangan Volume Cairan:
- Monitor tanda-tanda vital secara teratur
- Ukur dan catat intake dan output cairan secara akurat
- Batasi asupan cairan dan natrium sesuai rekomendasi
- Berikan diuretik sesuai indikasi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan terkait penanganan edema
2. Intoleransi Aktivitas:
- Evaluasi toleransi anak terhadap aktivitas
- Atur aktivitas sesuai dengan kemampuan anak
- Berikan bantuan dalam aktivitas sehari-hari sesuai kebutuhan
- Berikan terapi oksigen jika diperlukan
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk meningkatkan asupan nutrisi
3. Risiko Komplikasi:
- Monitor tanda-tanda komplikasi secara teratur
- Berikan obat-obatan sesuai indikasi (misalnya antihipertensi, diuretik, suplemen besi)
- Berikan pendidikan kesehatan kepada anak dan keluarga terkait perawatan penyakit ginjal
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan terkait rencana terapi dialisis jika diperlukan
Penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas telah diberikan. Saya berharap informasi ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk anak laki-laki tersebut. Silakan jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut. -
Article No. 21282 | 31 Aug 2025
Klinis : Seorang laki-laki (36 tahun) diantar ke IGD dengan keluhan sesak napas yang meningkat sejak 2 hari yang lalu, dipengaruhi aktifitas dan batuk. Pasien dirujuk dari RS sebelumnya setelah dilakukan Tindakan torakosintesis sebanyak 2 kali dengan total cairan 2500 cc bewarna seperti air teh. Hasil pengkajian di dapatkan: RR: 27x/menit, napas cepat dan dangkal; penggunaan otot bantu napas (+), TD: 123/70 mmHg, HR: 86x/menit, teraba kuat dan teratur, CRT < 2 detik, pasien mengeluh nyeri dada sebelah kiri dengan skala nyeri 6, nyeri sudah diraskan sejak 1 bulan yang lalu dan hilang timbul, suhu 36,50C, kesadaran kompos mentis, pasien tampak tegang dan gelisah, sesekali bertanya apakah penyakitnya masih bisa untuk disembuhkan. Hasil CT Scan dengan kontras dari rumah sakit sebelumnya menggambarkan: tumor paru sinistra dengan efusi pleura sinistra (T4N0M1a).
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang dipaparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas berhubungan dengan adanya efusi pleura yang mengganggu ekspansi paru.
2. Nyeri Kronis berhubungan dengan adanya tumor paru.
3. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas:
- Pasien dapat mempertahankan jalan napas yang efektif.
- Pasien dapat menunjukkan peningkatan kemampuan dalam batuk efektif.
- Pasien dapat menunjukkan perbaikan pada pola napas.
2. Nyeri Kronis:
- Pasien dapat melaporkan penurunan intensitas nyeri.
- Pasien dapat menunjukkan peningkatan kemampuan dalam mengelola nyeri.
- Pasien dapat menunjukkan peningkatan kemampuan dalam beraktivitas.
3. Ansietas:
- Pasien dapat menunjukkan penurunan tingkat ansietas.
- Pasien dapat menunjukkan peningkatan kemampuan dalam mengelola ansietas.
- Pasien dapat menunjukkan peningkatan kemampuan dalam beradaptasi dengan perubahan status kesehatan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas:
- Lakukan pemantauan tanda-tanda vital secara rutin.
- Anjurkan pasien untuk melakukan teknik batuk efektif.
- Berikan oksigen sesuai indikasi.
- Lakukan suction jika diperlukan.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan efusi pleura.
2. Nyeri Kronis:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
- Berikan terapi analgesik sesuai indikasi.
- Ajarkan pasien teknik manajemen nyeri non-farmakologis.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan nyeri.
3. Ansietas:
- Lakukan pengkajian tingkat ansietas pasien.
- Beri dukungan emosional dan psikologis.
- Ajarkan teknik relaksasi dan manajemen stres.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan mental jika diperlukan.
- Libatkan keluarga dalam proses asuhan keperawatan.
Penjelasan di atas memberikan rincian yang lengkap mengenai diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) berdasarkan kondisi pasien yang dipaparkan. Diharapkan informasi ini dapat membantu dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan sesuai dengan kebutuhan pasien. -
Article No. 21283 | 31 Aug 2025
Klinis : Seorang laki-laki (36 tahun) diantar ke IGD dengan keluhan sesak napas yang meningkat sejak 2 hari yang lalu, dipengaruhi aktifitas dan batuk. Pasien dirujuk dari RS sebelumnya setelah dilakukan Tindakan torakosintesis sebanyak 2 kali dengan total cairan 2500 cc bewarna seperti air teh. Hasil pengkajian di dapatkan: RR: 27x/menit, napas cepat dan dangkal; penggunaan otot bantu napas (+), TD: 123/70 mmHg, HR: 86x/menit, teraba kuat dan teratur, CRT < 2 detik, pasien mengeluh nyeri dada sebelah kiri dengan skala nyeri 6, nyeri sudah diraskan sejak 1 bulan yang lalu dan hilang timbul, suhu 36,50C, kesadaran kompos mentis, pasien tampak tegang dan gelisah, sesekali bertanya apakah penyakitnya masih bisa untuk disembuhkan. Hasil CT Scan dengan kontras dari rumah sakit sebelumnya menggambarkan: tumor paru sinistra dengan efusi pleura sinistra (T4N0M1a).
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan efusi pleura sinistra dan gangguan ventilasi sebagaimana ditunjukkan dengan peningkatan frekuensi napas, penggunaan otot bantu napas, dan rasa sesak.
2. Nyeri berhubungan dengan tumor paru sinistra sebagaimana ditunjukkan dengan keluhan nyeri dada skala 6.
3. Kecemasan berhubungan dengan kondisi penyakit yang mengancam jiwa sebagaimana ditunjukkan dengan pasien tampak tegang dan gelisah, serta menanyakan tentang prognosis penyakitnya.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Gangguan Pertukaran Gas:
- Pasien menunjukkan perbaikan pola napas dengan RR 20-24x/menit.
- Pasien menunjukkan pengurangan penggunaan otot bantu napas.
- Pasien menunjukkan saturasi oksigen dalam batas normal (>95%).
2. Nyeri:
- Pasien melaporkan pengurangan skala nyeri dari 6 menjadi 2-3.
- Pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
- Pasien dapat beristirahat dengan nyaman.
3. Kecemasan:
- Pasien mampu mengungkapkan perasaan cemas secara verbal.
- Pasien menunjukkan tanda-tanda fisiologis kecemasan yang menurun.
- Pasien dapat mempertahankan konsentrasi dan fokus selama komunikasi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Gangguan Pertukaran Gas:
- Pantau tanda-tanda vital dan saturasi oksigen.
- Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan.
- Latih teknik pernapasan yang efektif.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan efusi pleura.
2. Nyeri:
- Kaji intensitas, lokasi, durasi, dan karakteristik nyeri.
- Berikan analgetik sesuai resep.
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan nyeri.
3. Kecemasan:
- Kaji tingkat kecemasan dan faktor penyebabnya.
- Ciptakan lingkungan yang tenang dan mendukung.
- Berikan informasi yang jelas tentang kondisi dan rencana perawatan.
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi.
- Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan.
- Kolaborasi dengan tim medis dan psikolog untuk penanganan kecemasan.
Penjelasan rinci:
Dalam kasus ini, pasien mengalami efusi pleura sinistra dan tumor paru yang menyebabkan gangguan pertukaran gas, nyeri dada, serta kecemasan akan kondisi penyakitnya. Intervensi keperawatan yang diberikan harus berfokus pada mengatasi permasalahan pernapasan, nyeri, dan kecemasan, serta kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan medis yang komprehensif. Luaran yang diharapkan adalah perbaikan fungsi pernapasan, pengurangan nyeri, dan manajemen kecemasan yang efektif, sehingga pasien dapat mencapai kualitas hidup yang optimal. -
Article No. 21284 | 31 Aug 2025
Klinis : implementasi keperawatan bersihan jalan nafas
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan hormat, untuk kondisi "implementasi keperawatan bersihan jalan nafas", dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: Z51.81
- Deskripsi: Perawatan penatalaksanaan lainnya
Penjelasan:
Kode ICD-10 Z51.81 "Perawatan penatalaksanaan lainnya" dapat digunakan untuk mengkodekan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk membersihkan jalan napas pasien. Meskipun tidak ada kode spesifik untuk "implementasi keperawatan bersihan jalan napas", kode Z51.81 dapat mencakup berbagai intervensi keperawatan yang bertujuan untuk memelihara dan mempertahankan fungsi pernapasan yang optimal.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.94
- Deskripsi: Suction of respiratory tract
Penjelasan:
Kode ICD-9-CM 93.94 "Suction of respiratory tract" dapat digunakan untuk mengkodekan tindakan pembersihan jalan napas melalui penyedotan (suction) yang dilakukan sebagai bagian dari intervensi keperawatan. Prosedur ini melibatkan penggunaan alat suction untuk mengeluarkan sekret atau benda asing dari saluran pernapasan pasien, sehingga membantu menjaga kebersihan dan permeabilitas jalan napas.
Dalam praktik klinis, dokter atau perekam medis dapat mempertimbangkan penggunaan kode-kode ini untuk mendokumentasikan secara akurat tindakan keperawatan yang dilakukan untuk membersihkan jalan napas pasien. -
Article No. 21285 | 31 Aug 2025
Klinis : implementasi keperawatan bersihan jalan nafas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi implementasi keperawatan bersihan jalan nafas:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai dalam Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif". Diagnosa ini menggambarkan adanya gangguan pada kemampuan individu untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari jalan napas untuk mempertahankan patensi jalan napas.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Sesuai dengan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), luaran yang diharapkan setelah pemberian Asuhan Keperawatan untuk mengatasi "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" adalah:
a. Bersihan Jalan Napas: Individu dapat mempertahankan patensi jalan napas yang ditandai dengan:
i. Tidak ada suara napas tambahan (ronki, wheezing, stridor)
ii. Tidak ada sianosis
iii. Frekuensi napas dalam rentang normal
iv. Tidak ada kesulitan bernapas
b. Pertukaran Gas: Pertukaran gas dalam batas normal, yang ditandai dengan:
i. Saturasi oksigen dalam batas normal
ii. Tidak ada sianosis
iii. Irama dan kedalaman pernapasan dalam batas normal
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran "Bersihan Jalan Napas" dan "Pertukaran Gas" adalah:
a. Manajemen Jalan Napas
i. Posisikan pasien untuk memfasilitasi ventilasi
ii. Lakukan suction untuk mengeluarkan sekret
iii. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
iv. Kolaborasi pemberian bronkodilator dan mukolitik jika diperlukan
b. Manajemen Ventilasi
i. Monitor frekuensi, kedalaman, dan irama pernapasan
ii. Monitor saturasi oksigen
iii. Ajarkan teknik pernapasan dalam/pernapasan diafragma
iv. Kolaborasi pemberian ventilasi mekanik jika diperlukan
c. Manajemen Nutrisi
i. Sediakan nutrisi yang sesuai untuk mendukung pemulihan
ii. Monitor asupan dan output cairan
Penjelasan rinci di atas mencakup Diagnosa Keperawatan SDKI, Luaran/Output SLKI, dan Intervensi Keperawatan SIKI yang diperlukan untuk mengatasi kondisi "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif". Sebagai perawat profesional, saya berharap informasi ini dapat membantu Anda dalam memberikan Asuhan Keperawatan yang komprehensif dan berkualitas.