Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 12222 | 14 Feb 2025
Klinis : terpasang ventilasi, klien tidak sadar,
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi klien yang terpasang ventilasi dan tidak sadar, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat dari SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang distandarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan fungsi pernapasan yang adekuat.
2. Ketidakefektifan Pola Napas
Penjelasan: Perubahan frekuensi, kedalaman, atau irama pernapasan yang mengganggu ventilasi efektif.
3. Risiko Perfusi Jaringan Tidak Efektif
Penjelasan: Berisiko mengalami pengurangan aliran darah ke jaringan, yang dapat mengancam kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas: Klien menunjukkan jalan napas yang paten.
2. Pola Napas: Klien menunjukkan pola napas yang efektif.
3. Perfusi Jaringan: Klien menunjukkan perfusi jaringan yang efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas
- Pengisapan jalan napas
- Terapi oksigen
- Pengaturan posisi
2. Manajemen Ventilasi
- Pemantauan ventilasi
- Penyesuaian ventilator
- Edukasi penggunaan ventilator
3. Manajemen Perfusi
- Pemantauan tanda-tanda vital
- Pemberian cairan intravena
- Pemberian obat vasoaktif
Sebagai seorang perawat profesional, saya akan melaksanakan intervensi keperawatan yang sesuai dengan diagnosa keperawatan dan standar PPNI untuk memastikan pemulihan klien yang optimal. -
Article No. 12224 | 14 Feb 2025
Klinis : terpasang ventilasi, klien tidak sadar, ada permafasan yang dangkal dan oenggunaan otot bantu napas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, perkenankan saya memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
Pola Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Pola Napas Tidak Efektif didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk menghirup dan/atau mengeluarkan udara secara adekuat, yang dapat mengancam kesehatan.
- Karakteristik utama: Irama napas tidak teratur, Penggunaan otot bantu napas, Napas dangkal, Kesulitan bernapas.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pola Napas Efektif, yang ditandai dengan Irama Napas teratur, Tidak ada penggunaan otot bantu napas, Kedalaman Napas adekuat, dan Tidak ada distress pernapasan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi yang dapat dilakukan: Pemantauan Tanda-Tanda Vital, Manajemen Jalan Napas, Pemberian Oksigen, Manajemen Ventilasi Mekanis, dan Manajemen Kenyamanan.
Dalam kasus ini, klien terpasang ventilasi, tidak sadar, dan memiliki pernapasan yang dangkal dengan penggunaan otot bantu napas. Hal ini mengindikasikan adanya Pola Napas Tidak Efektif. Intervensi yang dapat dilakukan adalah pemantauan tanda-tanda vital, manajemen jalan napas, pemberian oksigen, manajemen ventilasi mekanis, dan manajemen kenyamanan untuk memastikan pola napas klien menjadi efektif. -
Article No. 12225 | 14 Feb 2025
Klinis : terpasang ventilasi, klien tidak sadar, pao2 meningkat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan kondisi klien yang terpasang ventilasi, tidak sadar, dan memiliki nilai PaO2 yang meningkat, maka diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan adalah:
1. Pola Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk memelihara ventilasi adekuat yang mengakibatkan penurunan atau peningkatan oksigenasi.
- Penyebab: Gangguan mekanis pada jalan napas, penurunan kekuatan otot pernapasan, dan hiperventilasi.
- Gejala: Adanya alat bantu napas, pola napas tidak teratur, dan perubahan nilai-nilai gas darah.
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa tersebut adalah:
1. Pemantauan Respirasi
- Definisi: Tindakan memantau sistem pernapasan untuk mendeteksi adanya perubahan dan mengevaluasi respons terhadap intervensi.
- Tujuan: Mempertahankan atau meningkatkan fungsi pernapasan yang adekuat.
- Aktivitas: Memantau pola, frekuensi, kedalaman, dan irama pernapasan; memantau penggunaan otot bantu pernapasan; memantau saturasi oksigen; dan memantau nilai-nilai gas darah.
2. Manajemen Jalan Napas
- Definisi: Tindakan mempertahankan dan menjaga jalan napas tetap terbuka untuk memfasilitasi pertukaran gas.
- Tujuan: Mempertahankan atau meningkatkan jalan napas yang paten.
- Aktivitas: Mengatur posisi klien, memberikan oksigen, dan melakukan suction untuk membersihkan jalan napas.
Tujuan akhir dari intervensi ini adalah untuk mempertahankan atau meningkatkan fungsi pernapasan yang adekuat sehingga dapat memenuhi kebutuhan oksigen klien. -
Article No. 12226 | 14 Feb 2025
Klinis : terpasang ventilasi, klien tidak sadar, pco3 meningkat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, untuk kondisi klien yang terpasang ventilasi, tidak sadar, dan PCO2 meningkat, berikut adalah diagnosa keperawatan berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Ventilasi Spontan
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Penurunan kemampuan untuk mempertahankan ventilasi alveolar yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Ventilasi yang adekuat
2. Pertukaran gas yang adekuat
3. Tidak ada tanda-tanda hipoksemia atau hiperkapnia
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Memantau status pernapasan dan oksigenasi
2. Mempertahankan jalan napas tetap terbuka
3. Memberikan oksigen sesuai kebutuhan
4. Melatih otot pernapasan jika memungkinkan
5. Melakukan manajemen ventilasi mekanik jika diperlukan
Dalam kondisi ini, klien memerlukan dukungan ventilasi mekanik untuk mempertahankan ventilasi yang adekuat dan pertukaran gas yang baik, serta mencegah hiperkapnia. Intervensi keperawatan yang utama adalah manajemen ventilasi mekanik dan pemantauan status pernapasan serta oksigenasi. -
Article No. 12227 | 14 Feb 2025
Klinis : terpasang ventilasi, klien tidak sadar, agd tidak stabil
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi seperti yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pertukaran Gas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan oksigenasi dan/atau mengeluarkan karbon dioksida pada tingkat yang sesuai dengan kebutuhan metabolik.
2. Ketidakefektifan Pola Napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan irama yang dapat memenuhi kebutuhan ventilasi.
3. Risiko Gangguan Perfusi Jaringan
Definisi: Berisiko mengalami penurunan sirkulasi darah ke satu atau lebih organ dan jaringan tubuh.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi dan merumuskan diagnosa keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Dalam kasus ini, SDKI memberikan definisi dan karakteristik masing-masing diagnosa keperawatan yang teridentifikasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar yang digunakan untuk menetapkan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Dalam kasus ini, SLKI akan menetapkan luaran yang diharapkan, seperti stabilnya status oksigenasi, perbaikan pola napas, dan peningkatan perfusi jaringan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan atau intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Dalam kasus ini, SIKI akan memberikan rekomendasi intervensi seperti manajemen ventilasi, pemantauan status pernapasan, dan intervensi untuk meningkatkan perfusi jaringan.
Sebagai seorang perawat profesional, saya akan menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas tinggi bagi klien yang terpasang ventilasi, tidak sadar, dan dengan status hemodinamik yang tidak stabil. -
Article No. 12228 | 14 Feb 2025
Klinis : gangguan pertukaran gas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi gangguan pertukaran gas:
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pertukaran Gas
Definisi (SDKI):
Ketidakmampuan untuk melakukan oksigenasi dan/atau eliminasi karbon dioksida pada tingkat yang normal melalui membran alveolus-kapiler.
Karakteristik Definisi (SDKI):
- Dispnea
- Sianosis
- Perubahan frekuensi napas
- Perubahan kedalaman napas
- Perubahan warna kulit
- Perubahan status mental
Faktor Berhubungan (SDKI):
- Obstruksi jalan napas
- Edema paru
- Efusi pleura
- Pneumotoraks
- Penurunan perfusi jaringan
- Penurunan ventilasi alveolar
Luaran Keperawatan (SLKI):
- Pertukaran gas: efektif
- Status respirasi: baik
- Oksigenasi: adekuat
Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Manajemen jalan napas
- Manajemen oksigenasi
- Manajemen ventilasi
- Pemantauan respirasi
- Pemantauan tanda-tanda vital
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan "Gangguan Pertukaran Gas" menggambarkan ketidakmampuan pasien untuk melakukan oksigenasi dan/atau eliminasi karbon dioksida pada tingkat yang normal. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti obstruksi jalan napas, edema paru, efusi pleura, pneumotoraks, penurunan perfusi jaringan, dan penurunan ventilasi alveolar. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen jalan napas, oksigenasi, ventilasi, pemantauan respirasi, dan pemantauan tanda-tanda vital untuk menjaga pertukaran gas, status respirasi, dan oksigenasi yang adekuat. -
Article No. 12229 | 14 Feb 2025
Klinis : Manajemen jalan napas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci terkait diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi manajemen jalan napas.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi manajemen jalan napas adalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif". Diagnosa ini menggambarkan ketidakmampuan individu untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan, sehingga ventilasi menjadi tidak adekuat. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penyakit pernapasan, trauma, atau kelainan anatomi.
Luaran/Output SLKI:
Setelah diberikan asuhan keperawatan, luaran/output yang diharapkan adalah:
1. Pasien menunjukkan jalan napas yang paten.
2. Pasien menunjukkan pola napas yang efektif.
3. Pasien menunjukkan kemampuan untuk membersihkan jalan napas secara efektif.
4. Pasien menunjukkan oksigenasi yang adekuat.
5. Pasien menunjukkan tidak ada tanda-tanda distres pernapasan.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai tujuan luaran tersebut, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Manajemen Jalan Napas
- Memantau pola dan frekuensi napas
- Memposisikan pasien untuk memfasilitasi ventilasi
- Memberikan oksigen sesuai kebutuhan
- Mengajarkan teknik batuk efektif
- Melakukan suction untuk membersihkan sekresi
- Memberikan bronkodilator atau mukolitik jika diperlukan
2. Manajemen Ventilasi
- Memantau parameter ventilasi (tidal volume, frekuensi napas, volume menit)
- Mengatur alat bantu pernapasan sesuai kebutuhan pasien
- Mengajarkan teknik pernapasan diafragma
3. Manajemen Oksigenasi
- Memantau saturasi oksigen dan gas darah
- Mengatur pemberian oksigen sesuai kebutuhan
- Mempertahankan posisi pasien yang memfasilitasi oksigenasi
4. Edukasi Kesehatan
- Mengajarkan teknik batuk efektif
- Mengajarkan latihan pernapasan
- Memberikan edukasi terkait pentingnya menjaga jalan napas tetap bersih
Intervensi-intervensi tersebut dirancang untuk memfasilitasi pembersihan jalan napas, mempertahankan ventilasi yang adekuat, dan memastikan oksigenasi yang optimal, sehingga pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 12230 | 14 Feb 2025
Klinis : Perempuan usia 24 tahun dibawa ke IGD oleh keluarga dengan keluhan nyeri perut bagian bawah dan keluar darah dari kemaluan. Hasil pemeriksaan didapatkan pasien lemah, usia kehamilan 16 minggu, perut tegang, skala nyeri 2, serviks tertutup dan lunak, hasil USG janin utuh di uterus. Apakah masalah yang terjadi pada kasus tersebut? * 10 poin Abortus insipien Abortus eugenic Abortus imminen Abortus kompletus Abortus inkompletus
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, masalah keperawatan yang terjadi pada kasus tersebut adalah:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI: Abortus Imminens
Definisi: Kondisi di mana terjadi ancaman keguguran sebelum janin viable (dapat hidup di luar rahim), ditandai dengan adanya perdarahan dan/atau kontraksi uterus tanpa dilatasi serviks.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Kontrol Nyeri: Terkontrolnya nyeri perut bagian bawah pasien.
b. Integritas Jaringan: Terhindarnya terjadinya keguguran.
c. Status Hidrasi: Terpenuhinya kebutuhan cairan pasien.
d. Fungsi Reproduksi: Tercapainya kehamilan yang sehat.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Manajemen Nyeri:
- Kaji intensitas, durasi, dan karakteristik nyeri.
- Berikan analgesik sesuai indikasi.
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri.
b. Manajemen Perdarahan:
- Kaji tanda-tanda perdarahan.
- Pantau tanda vital dan jumlah perdarahan.
- Berikan oksigen sesuai indikasi.
- Siapkan akses intravena dan cairan pengganti.
c. Manajemen Aktivitas:
- Anjurkan istirahat dan pembatasan aktivitas.
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi.
d. Edukasi Kesehatan:
- Berikan edukasi tentang ancaman keguguran dan pentingnya pemantauan kehamilan.
- Ajarkan tanda bahaya kehamilan dan kapan harus segera mencari pertolongan medis.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan Abortus Imminens sesuai dengan kondisi pasien yang mengalami nyeri perut bagian bawah dan perdarahan, namun belum terjadi dilatasi serviks. Luaran yang diharapkan adalah terkontrolnya nyeri, terhindarnya keguguran, terpenuhinya kebutuhan cairan, dan tercapainya kehamilan yang sehat. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen nyeri, manajemen perdarahan, manajemen aktivitas, dan edukasi kesehatan untuk mendukung kondisi pasien dan mencegah terjadinya komplikasi. -
Article No. 12231 | 14 Feb 2025
Klinis : Perempuan usia 32 tahun G2P1A0 hamil 18 minggu dibawa ke IGD dengan keluhan keluar darah yang banyak dari kemaluan Hasil pemeriksaan pasien lemah, tampak cemas, kehilangan darah sekitar 500 ml, Tekanan darah 95/65 mmHg, frekuensi nadi 120 x/menit, frekuensi napas 30x/menit, suhu 38o C, nadi cepat dan lemah, akral dingin. Apakah kriteria hasil pada masalah prioritas kasus tersebut? * 10 poin Hidrasi adekuat Syok tidak terjadinya Cardiac output efektif Toleransi aktifitas normal Tidak adanya tanda-tanda infeksi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, kriteria hasil, luaran/output yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kasus tersebut.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Perdarahan Obstetri Aktif berhubungan dengan terlepasnya plasenta berdasarkan data subjektif pasien keluar darah yang banyak dari kemaluan dan data objektif pasien lemah, tampak cemas, nadi cepat dan lemah, akral dingin.
Kriteria Hasil pada masalah prioritas:
1. Hidrasi adekuat: Pasien memiliki turgor kulit yang baik, mukosa lembab, dan output urin yang adekuat.
2. Syok tidak terjadi: Tanda-tanda vital stabil, nadi teraba kuat dan teratur, tekanan darah dalam batas normal.
3. Cardiac output efektif: Pasien memiliki nadi teraba kuat dan teratur, perfusi perifer baik (akral hangat).
4. Toleransi aktivitas normal: Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa disertai kelelahan yang berlebihan.
5. Tidak adanya tanda-tanda infeksi: Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi seperti peningkatan suhu, nyeri, kemerahan, atau pembengkakan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Hidrasi adekuat: Pasien menunjukkan turgor kulit baik, mukosa lembab, dan output urin adekuat.
2. Tanda-tanda vital stabil: Pasien memiliki tekanan darah, nadi, dan pernapasan dalam batas normal.
3. Perfusi jaringan adekuat: Pasien menunjukkan akral hangat, pulsi perifer teraba kuat dan teratur.
4. Aktivitas sehari-hari dapat dilakukan tanpa disertai kelelahan berlebihan.
5. Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pantau tanda-tanda vital secara terus-menerus.
2. Berikan cairan intravena dengan kecepatan sesuai kebutuhan untuk menggantikan volume cairan yang hilang.
3. Lakukan pemantauan tanda-tanda syok, seperti tekanan darah, nadi, dan perfusi perifer.
4. Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen.
5. Lakukan tindakan hemostatik sesuai prosedur (misalnya kompresi uterus, pemberian uterotonika).
6. Pantau perdarahan, jumlah darah yang keluar, dan karakteristiknya.
7. Berikan dukungan emosional dan informasi yang dibutuhkan pasien.
8. Kolaborasi dengan tim medis lain (dokter, bidan) untuk menangani perdarahan dan mencegah komplikasi.
Penjelasan di atas mencakup diagnosa keperawatan, kriteria hasil, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kasus perdarahan obstetri aktif pada pasien tersebut. Saya harap penjelasan ini dapat membantu Anda memahami pendekatan keperawatan yang komprehensif dalam menangani kasus ini. -
Article No. 12232 | 14 Feb 2025
Klinis : Perempuan usia 45 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan keluar cairan yang banyak dari kemaluan,nyeri serta keluar darah saat melakukan hubungan seksual. Hasil pemeriksaan IVA terdapat bercak putih di sekitaran serviks, dan pasien di rujuk untuk dapat melakukan pemeriksaan Papsmear
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Keadaan dimana asupan nutrisi tidak dapat memenuhi kebutuhan metabolik.
- Penyebab: Nyeri saat melakukan hubungan seksual dapat menyebabkan pasien menghindari aktivitas seksual dan berdampak pada penurunan asupan nutrisi.
2. Risiko Infeksi
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- Penyebab: Adanya cairan yang keluar dari kemaluan dan perubahan pada serviks dapat meningkatkan risiko infeksi.
3. Gangguan Citra Tubuh
- Definisi: Gangguan dalam persepsi dan perasaan tentang tubuh sendiri.
- Penyebab: Adanya keluhan dan pemeriksaan yang menunjukkan perubahan pada alat reproduksi dapat memengaruhi citra tubuh pasien.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Nutrisi: Asupan Nutrisi
- Kriteria hasil: Pasien dapat mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat.
- Indikator: Pasien mampu mengonsumsi makanan sesuai kebutuhan, tidak ada penurunan berat badan yang signifikan.
2. Kontrol Infeksi
- Kriteria hasil: Pasien tidak mengalami infeksi.
- Indikator: Tidak ada tanda-tanda infeksi seperti demam, nyeri, erythema, atau produksi cairan yang berlebih.
3. Citra Tubuh
- Kriteria hasil: Pasien dapat menerima dan merasa puas dengan kondisi tubuhnya.
- Indikator: Pasien mengekspresikan perasaan positif tentang tubuhnya, tidak menunjukkan tanda-tanda perubahan citra tubuh yang negatif.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Nutrisi
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi asupan nutrisi.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
- Edukasi pasien tentang pentingnya nutrisi yang adekuat.
2. Manajemen Infeksi
- Pantau tanda-tanda infeksi secara berkala.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi antibiotik atau antiviral yang sesuai.
- Edukasi pasien tentang pencegahan infeksi dan perawatan diri.
3. Peningkatan Citra Tubuh
- Kaji persepsi pasien tentang perubahan kondisi tubuhnya.
- Berikan dukungan emosional dan konseling untuk membantu penerimaan diri.
- Libatkan keluarga atau orang terdekat untuk memberikan dukungan.
- Edukasi pasien tentang perubahan kondisi dan proses penyembuhan.
Penjelasan rinci dan terperinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh: Pasien dapat mengalami penurunan asupan nutrisi akibat nyeri saat melakukan hubungan seksual, yang menyebabkan pasien menghindari aktivitas seksual. Hal ini berdampak pada pemenuhan kebutuhan nutrisi tubuh.
2. Risiko Infeksi: Adanya cairan yang keluar dari kemaluan dan perubahan pada serviks (bercak putih) dapat meningkatkan risiko infeksi pada pasien. Pemeriksaan IVA dan rencana pemeriksaan Pap smear mengindikasikan adanya perubahan patologis yang perlu diwaspadai.
3. Gangguan Citra Tubuh: Keluhan dan pemeriksaan yang menunjukkan perubahan pada alat reproduksi dapat memengaruhi persepsi dan perasaan pasien terhadap kondisi tubuhnya, sehingga dapat menyebabkan gangguan citra tubuh.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Nutrisi: Asupan Nutrisi - Pasien diharapkan dapat mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat, sehingga tidak terjadi penurunan berat badan yang signifikan. Hal ini penting untuk mendukung proses penyembuhan dan pemulihan kondisi pasien.
2. Kontrol Infeksi - Pasien diharapkan tidak mengalami infeksi, ditandai dengan tidak adanya tanda-tanda infeksi seperti demam, nyeri, erythema, atau produksi cairan yang berlebih. Hal ini penting untuk mencegah komplikasi dan mendukung proses penyembuhan.
3. Citra Tubuh - Pasien diharapkan dapat menerima dan merasa puas dengan kondisi tubuhnya, ditandai dengan ekspresi perasaan positif tentang tubuhnya dan tidak menunjukkan tanda-tanda perubahan citra tubuh yang negatif. Hal ini penting untuk menjaga kesejahteraan psikologis pasien.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Nutrisi - Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi asupan nutrisi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien, dan edukasi pasien tentang pentingnya nutrisi yang adekuat. Hal ini bertujuan untuk memastikan pasien dapat mempertahankan asupan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan tubuhnya.
2. Manajemen Infeksi - Pantau tanda-tanda infeksi secara berkala, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi antibiotik atau antiviral yang sesuai, dan edukasi pasien tentang pencegahan infeksi dan perawatan diri. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi dan memastikan proses penyembuhan berjalan dengan baik.
3. Peningkatan Citra Tubuh - Kaji persepsi pasien tentang perubahan kondisi tubuhnya, berikan dukungan emosional dan konseling untuk membantu penerimaan diri, libatkan keluarga atau orang terdekat untuk memberikan dukungan, serta edukasi pasien tentang perubahan kondisi dan proses penyembuhan. Hal ini bertujuan untuk membantu pasien menerima dan merasa puas dengan kondisi tubuhnya, sehingga dapat mendukung kesejahteraan psikologis pasien.