Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 12296 | 15 Feb 2025
Klinis : KASUS DIABETES MELLITUS TIPE II Tn. Y, 68 tahun dirawat di rumah sakit sejak dua hari yang lalu dengan keluhan merasa pusing, mual dan muntah, tidak bisa jalan secara seimbang, dan mengalami peningkatan kadar glukosa darah = 540 mg/dl. Tn. Y telah didiagnosa penyakit DM tipe 2 sejak 6 tahun yang lalu. Tn. Y menyatakan dirumah dia sehari hari makan seperti biasa, dengan menu nasi, lauk pauk dan sesekali dengan sayuran, dan jarang mengkonsumi buah. Tidak membatasi asupan makanan, masih merokok dan minum kopi manis sehari tiga kali, sering mengkonsumsi gorengan seperti ubi, pisang dan bakwan. Tn Y menyatakan lebih banyak diam dirumah sambil menjaga warung, jarang mengikuti kegiatan sosial. Tn Y juga menyatakan jarang pergi ke puskesmas atau klinik untuk memeriksa kadar gula darah, sesekali saja mengkonsumsi obat DM jika dirasa tidak enak badan. Tn Y juga mengaku tidak tahu cara mengatur diet dan hal lain terkait dengan penyakitnya, walau pernah dianjurkan anak nya agar mengurangi merokok dan minum atau makan yang manis. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan: Hb: 12,8 g/dl, Leukosit 10.390/mm, Eritrosit 4,5 jt/mm trombosit 433.000/mm, GD PP 220 mg/dl, TB ; 160 cm, BB 58 kg. Tanda vital: suhu 37 C, frekuensi nadi 89x/menit, frekuensi napas 18x/menit, TD 150/90 mmHg. Hasil pemeriksaan radiologi menunjukkan hipertrofi otot jantung. CARIKAN DIAGNOSA NYA SESUAI BAHASA DIAGNOSA BESERTA LUARAN DAN INTERVENSINYA
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus Tn. Y dengan Diabetes Mellitus Tipe II, berikut adalah diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai:
Diagnosis Keperawatan SDKI:
1. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
- Definisi: Kondisi yang ditandai dengan fluktuasi kadar glukosa darah di atas atau di bawah rentang normal.
- Penyebab: Pengaturan dan manajemen diet, aktivitas, dan pengobatan yang tidak adekuat.
2. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengelola, dan mengomunikasikan informasi terkait kesehatan secara efektif.
- Penyebab: Kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan manajemen kesehatan yang tepat.
3. Kelelahan
- Definisi: Perasaan keletihan dan penurunan kapasitas untuk melakukan aktivitas.
- Penyebab: Kurangnya aktivitas fisik, pola makan yang tidak adekuat, dan peningkatan kadar glukosa darah.
Luaran (SLKI):
1. Stabilitas Kadar Glukosa Darah
- Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang normal.
- Indikator: Kadar glukosa darah dalam rentang normal, tidak ada gejala hipoglikemia atau hiperglikemia.
2. Perilaku Manajemen Kesehatan
- Definisi: Kemampuan untuk mengelola informasi dan perilaku terkait kesehatan secara efektif.
- Indikator: Memahami penyakit dan perawatannya, patuh mengikuti regimen pengobatan, dan melakukan manajemen diet dan aktivitas yang tepat.
3. Tingkat Energi
- Definisi: Kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
- Indikator: Mampu melakukan aktivitas rutin tanpa kelelahan yang berlebihan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Kadar Glukosa Darah
- Monitor kadar glukosa darah secara teratur.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk pengaturan obat antidiabetes.
- Edukasi tentang manajemen diet dan aktivitas fisik yang tepat.
2. Edukasi Kesehatan
- Berikan edukasi tentang penyakit diabetes, komplikasi, dan manajemen perawatannya.
- Ajarkan teknik perawatan kaki, pemantauan kadar glukosa, dan pencegahan komplikasi.
- Dorong pasien untuk aktif dalam perawatan diri dan pengambilan keputusan terkait kesehatan.
3. Manajemen Energi
- Identifikasi penyebab kelelahan dan rencana intervensi yang sesuai.
- Ajarkan teknik manajemen energi, seperti pengaturan aktivitas dan istirahat.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk optimalisasi status nutrisi.
Dengan diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi yang tepat, diharapkan dapat membantu Tn. Y dalam mengelola diabetes mellitus tipe II secara efektif dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi. -
Article No. 12297 | 15 Feb 2025
Klinis : KASUS DIABETES MELLITUS TIPE II Tn. Y, 68 tahun dirawat di rumah sakit sejak dua hari yang lalu dengan keluhan merasa pusing, mual dan muntah, tidak bisa jalan secara seimbang, dan mengalami peningkatan kadar glukosa darah = 540 mg/dl. Tn. Y telah didiagnosa penyakit DM tipe 2 sejak 6 tahun yang lalu. Tn. Y menyatakan dirumah dia sehari hari makan seperti biasa, dengan menu nasi, lauk pauk dan sesekali dengan sayuran, dan jarang mengkonsumi buah. Tidak membatasi asupan makanan, masih merokok dan minum kopi manis sehari tiga kali, sering mengkonsumsi gorengan seperti ubi, pisang dan bakwan. Tn Y menyatakan lebih banyak diam dirumah sambil menjaga warung, jarang mengikuti kegiatan sosial. Tn Y juga menyatakan jarang pergi ke puskesmas atau klinik untuk memeriksa kadar gula darah, sesekali saja mengkonsumsi obat DM jika dirasa tidak enak badan. Tn Y juga mengaku tidak tahu cara mengatur diet dan hal lain terkait dengan penyakitnya, walau pernah dianjurkan anak nya agar mengurangi merokok dan minum atau makan yang manis. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan: Hb: 12,8 g/dl, Leukosit 10.390/mm, Eritrosit 4,5 jt/mm trombosit 433.000/mm, GD PP 220 mg/dl, TB ; 160 cm, BB 58 kg. Tanda vital: suhu 37 C, frekuensi nadi 89x/menit, frekuensi napas 18x/menit, TD 150/90 mmHg. Hasil pemeriksaan radiologi menunjukkan hipertrofi otot jantung. CARIKAN DIAGNOSA NYA SESUAI BAHASA DIAGNOSA BESERTA LUARAN DAN INTERVENSINYA
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus Diabetes Mellitus Tipe II pada Tn. Y.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Intake lebih dari kebutuhan berhubungan dengan pola makan yang tidak sehat, ditandai dengan kadar glukosa darah yang tinggi (540 mg/dl) dan berat badan berlebih (BMI 22,7 kg/m2).
Luaran (SLKI):
- Kadar glukosa darah dalam rentang normal
- Tidak ada gejala hiperglikemia
- Berat badan dalam rentang normal
Intervensi (SIKI):
- Manajemen Diabetes Melitus
- Edukasi Manajemen Diri Diabetes Melitus
- Pemantauan Kadar Glukosa Darah
- Pengaturan Diet Diabetes Melitus
2. Kurang Pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang pengelolaan diabetes mellitus, ditandai dengan pernyataan pasien bahwa dia tidak tahu cara mengatur diet dan hal lain terkait penyakitnya.
Luaran (SLKI):
- Pasien mendemonstrasikan pemahaman tentang diabetes mellitus
- Pasien mendemonstrasikan perilaku perawatan diri yang efektif
Intervensi (SIKI):
- Edukasi Manajemen Diri Diabetes Melitus
- Konseling Gizi Diabetes Melitus
- Promosi Kesehatan Diabetes Melitus
3. Ketidakaktifan Fisik berhubungan dengan keterbatasan aktivitas, ditandai dengan pernyataan pasien bahwa dia lebih banyak diam di rumah menjaga warung dan jarang mengikuti kegiatan sosial.
Luaran (SLKI):
- Pasien berpartisipasi dalam aktivitas fisik yang sesuai
- Pasien melaporkan peningkatan energi
Intervensi (SIKI):
- Peningkatan Aktivitas
- Terapi Aktivitas
- Edukasi Manajemen Diri Diabetes Melitus (aktivitas fisik)
Kesimpulan, diagnosa keperawatan utama yang perlu ditangani adalah Ketidakseimbangan Nutrisi: Intake lebih dari kebutuhan, Kurang Pengetahuan, dan Ketidakaktifan Fisik. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah manajemen diabetes melitus, edukasi, pemantauan, pengaturan diet, konseling gizi, dan peningkatan aktivitas fisik. -
Article No. 12298 | 15 Feb 2025
Klinis : KASUS DIABETES MELLITUS TIPE II Tn. Y, 68 tahun dirawat di rumah sakit sejak dua hari yang lalu dengan keluhan merasa pusing, mual dan muntah, tidak bisa jalan secara seimbang, dan mengalami peningkatan kadar glukosa darah = 540 mg/dl. Tn. Y telah didiagnosa penyakit DM tipe 2 sejak 6 tahun yang lalu. Tn. Y menyatakan dirumah dia sehari hari makan seperti biasa, dengan menu nasi, lauk pauk dan sesekali dengan sayuran, dan jarang mengkonsumi buah. Tidak membatasi asupan makanan, masih merokok dan minum kopi manis sehari tiga kali, sering mengkonsumsi gorengan seperti ubi, pisang dan bakwan. Tn Y menyatakan lebih banyak diam dirumah sambil menjaga warung, jarang mengikuti kegiatan sosial. Tn Y juga menyatakan jarang pergi ke puskesmas atau klinik untuk memeriksa kadar gula darah, sesekali saja mengkonsumsi obat DM jika dirasa tidak enak badan. Tn Y juga mengaku tidak tahu cara mengatur diet dan hal lain terkait dengan penyakitnya, walau pernah dianjurkan anak nya agar mengurangi merokok dan minum atau makan yang manis. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan: Hb: 12,8 g/dl, Leukosit 10.390/mm, Eritrosit 4,5 jt/mm trombosit 433.000/mm, GD PP 220 mg/dl, TB ; 160 cm, BB 58 kg. Tanda vital: suhu 37 C, frekuensi nadi 89x/menit, frekuensi napas 18x/menit, TD 150/90 mmHg. Hasil pemeriksaan radiologi menunjukkan hipertrofi otot jantung. CARIKAN DIAGNOSA NYA SESUAI BAHASA DIAGNOSA BESERTA LUARAN DAN INTERVENSINYA
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, berdasarkan kasus yang Anda berikan, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan beserta luaran dan intervensinya sesuai dengan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Luaran (SLKI):
- Berat Badan
- Intake Nutrisi
- Kadar Glukosa Darah
- Intervensi (SIKI):
- Manajemen Diet
- Edukasi Gizi
- Pemantauan Nutrisi
2. Manajemen Regimen Terapeutik Tidak Efektif
- Definisi: Pola perilaku dan/atau kegiatan yang tidak sesuai dengan rencana pengobatan yang disepakati oleh pasien dan tenaga kesehatan.
- Luaran (SLKI):
- Perilaku Kesehatan
- Kepatuhan Minum Obat
- Pengetahuan Penyakit
- Intervensi (SIKI):
- Manajemen Regimen Terapeutik
- Edukasi Manajemen Penyakit
- Konseling
3. Risiko Kelelahan
- Definisi: Peningkatan risiko mengalami kelelahan fisik dan mental yang berkepanjangan.
- Luaran (SLKI):
- Keseimbangan Aktivitas-Istirahat
- Tingkat Energi
- Kebugaran Fisik
- Intervensi (SIKI):
- Manajemen Energi
- Terapi Aktivitas
- Stimulasi Kognitif
Penjelasan singkat:
Berdasarkan kasus yang diberikan, Tn. Y mengalami diabetes mellitus tipe 2 yang tidak terkontrol dengan baik. Hal ini ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah yang tinggi, asupan nutrisi yang tidak seimbang, serta ketidakpatuhan dalam menjalankan regimen terapeutik. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang relevan adalah Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh, Manajemen Regimen Terapeutik Tidak Efektif, dan Risiko Kelelahan. Intervensi keperawatan yang dapat diberikan antara lain manajemen diet, edukasi gizi, manajemen regimen terapeutik, edukasi manajemen penyakit, manajemen energi, dan terapi aktivitas. -
Article No. 12299 | 15 Feb 2025
Klinis : KASUS DIABETES MELLITUS TIPE II Tn. Y, 68 tahun dirawat di rumah sakit sejak dua hari yang lalu dengan keluhan merasa pusing, mual dan muntah, tidak bisa jalan secara seimbang, dan mengalami peningkatan kadar glukosa darah = 540 mg/dl. Tn. Y telah didiagnosa penyakit DM tipe 2 sejak 6 tahun yang lalu. Tn. Y menyatakan dirumah dia sehari hari makan seperti biasa, dengan menu nasi, lauk pauk dan sesekali dengan sayuran, dan jarang mengkonsumi buah. Tidak membatasi asupan makanan, masih merokok dan minum kopi manis sehari tiga kali, sering mengkonsumsi gorengan seperti ubi, pisang dan bakwan. Tn Y menyatakan lebih banyak diam dirumah sambil menjaga warung, jarang mengikuti kegiatan sosial. Tn Y juga menyatakan jarang pergi ke puskesmas atau klinik untuk memeriksa kadar gula darah, sesekali saja mengkonsumsi obat DM jika dirasa tidak enak badan. Tn Y juga mengaku tidak tahu cara mengatur diet dan hal lain terkait dengan penyakitnya, walau pernah dianjurkan anak nya agar mengurangi merokok dan minum atau makan yang manis. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan: Hb: 12,8 g/dl, Leukosit 10.390/mm, Eritrosit 4,5 jt/mm trombosit 433.000/mm, GD PP 220 mg/dl, TB ; 160 cm, BB 58 kg. Tanda vital: suhu 37 C, frekuensi nadi 89x/menit, frekuensi napas 18x/menit, TD 150/90 mmHg. Hasil pemeriksaan radiologi menunjukkan hipertrofi otot jantung. CARIKAN DIAGNOSA NYA SESUAI BAHASA DIAGNOSA BESERTA LUARAN DAN INTERVENSINYA
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, berikut adalah diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) serta Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Diagnosis Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Penyebab: Kurangnya pengetahuan tentang manajemen diet DM
- Karakteristik: Asupan makanan tidak seimbang, tidak membatasi asupan makanan yang tinggi kalori dan karbohidrat
- Risiko komplikasi: Hiperglikemia, dapat menyebabkan kerusakan organ-organ tubuh
2. Manajemen Kesehatan Tidak Efektif
- Penyebab: Kurangnya pengetahuan dan kesadaran tentang pengelolaan DM, tidak rutin memeriksakan kadar gula darah
- Karakteristik: Tidak patuh dalam pengobatan, tidak mengikuti anjuran petugas kesehatan
- Risiko komplikasi: Komplikasi akut dan kronis DM
3. Resiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
- Penyebab: Pola makan tidak sesuai, aktivitas fisik kurang, stres
- Karakteristik: Kadar glukosa darah tinggi (540 mg/dl)
- Risiko komplikasi: Ketoasidosis diabetik, hiperosmolar, hipoglikemia
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Nutrisi
- Kriteria hasil: Asupan makanan sesuai kebutuhan, tidak ada tanda-tanda malnutrisi
- Indikator: Asupan makanan sesuai kebutuhan, tidak ada keluhan mual/muntah, tidak ada penurunan berat badan
2. Manajemen Kesehatan
- Kriteria hasil: Pasien dapat melakukan manajemen kesehatan dengan baik
- Indikator: Pasien memahami kondisi kesehatannya, pasien patuh dalam pengobatan, pasien rutin memeriksakan kadar gula darah
3. Stabilitas Kadar Glukosa Darah
- Kriteria hasil: Kadar glukosa darah stabil dalam rentang normal
- Indikator: Kadar glukosa darah dalam batas normal, tidak ada tanda-tanda komplikasi akut DM
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Edukasi Gizi
- Tujuan: Meningkatkan pengetahuan pasien tentang manajemen diet DM
- Kegiatan: Memberikan edukasi tentang diet DM, menganjurkan asupan makanan sesuai kebutuhan, memantau asupan makanan
2. Manajemen Diabetes Melitus
- Tujuan: Meningkatkan kemampuan pasien dalam mengelola penyakit DM
- Kegiatan: Memberikan edukasi tentang DM, menganjurkan pemeriksaan kadar gula darah secara rutin, memotivasi kepatuhan pengobatan
3. Pemantauan Kadar Glukosa Darah
- Tujuan: Mempertahankan stabilitas kadar glukosa darah
- Kegiatan: Memantau kadar glukosa darah secara berkala, mengidentifikasi tanda-tanda komplikasi akut DM, mengatur terapi untuk mencapai kadar glukosa darah normal
Penjelasan di atas memberikan rincian dan detail mengenai diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien diabetes melitus tipe II yang digambarkan dalam kasus. -
Article No. 12300 | 15 Feb 2025
Klinis : KASUS DIABETES MELLITUS TIPE II Tn. Y, 68 tahun dirawat di rumah sakit sejak dua hari yang lalu dengan keluhan merasa pusing, mual dan muntah, tidak bisa jalan secara seimbang, dan mengalami peningkatan kadar glukosa darah = 540 mg/dl. Tn. Y telah didiagnosa penyakit DM tipe 2 sejak 6 tahun yang lalu. Tn. Y menyatakan dirumah dia sehari hari makan seperti biasa, dengan menu nasi, lauk pauk dan sesekali dengan sayuran, dan jarang mengkonsumi buah. Tidak membatasi asupan makanan, masih merokok dan minum kopi manis sehari tiga kali, sering mengkonsumsi gorengan seperti ubi, pisang dan bakwan. Tn Y menyatakan lebih banyak diam dirumah sambil menjaga warung, jarang mengikuti kegiatan sosial. Tn Y juga menyatakan jarang pergi ke puskesmas atau klinik untuk memeriksa kadar gula darah, sesekali saja mengkonsumsi obat DM jika dirasa tidak enak badan. Tn Y juga mengaku tidak tahu cara mengatur diet dan hal lain terkait dengan penyakitnya, walau pernah dianjurkan anak nya agar mengurangi merokok dan minum atau makan yang manis. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan: Hb: 12,8 g/dl, Leukosit 10.390/mm, Eritrosit 4,5 jt/mm trombosit 433.000/mm, GD PP 220 mg/dl, TB ; 160 cm, BB 58 kg. Tanda vital: suhu 37 C, frekuensi nadi 89x/menit, frekuensi napas 18x/menit, TD 150/90 mmHg. Hasil pemeriksaan radiologi menunjukkan hipertrofi otot jantung. CARIKAN DIAGNOSA NYA SESUAI BAHASA DIAGNOSA BESERTA LUARAN DAN INTERVENSINYA
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan berdasarkan kondisi Tn. Y yang dideskripsikan, maka diagnosa keperawatan yang dapat diberikan adalah:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakpatuhan diet
- Luaran (SLKI): Keseimbangan Nutrisi
- Intervensi (SIKI):
- Kaji pola makan pasien
- Berikan konseling gizi
- Motivasi pasien untuk mengikuti diet yang dianjurkan
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan energi
- Luaran (SLKI): Toleransi Aktivitas
- Intervensi (SIKI):
- Kaji tingkat aktivitas pasien
- Berikan edukasi tentang manajemen energi
- Bantu pasien merencanakan aktivitas sehari-hari
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program latihan yang sesuai
3. Risiko komplikasi akibat diabetes mellitus
- Luaran (SLKI): Kontrol Glikemik
- Intervensi (SIKI):
- Kaji tanda-tanda komplikasi diabetes
- Pantau kadar glukosa darah secara rutin
- Berikan edukasi tentang pengelolaan diabetes
- Kolaborasi dengan dokter untuk pengobatan yang tepat
4. Ketidakpatuhan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang manajemen diabetes
- Luaran (SLKI): Kepatuhan
- Intervensi (SIKI):
- Kaji pemahaman pasien tentang diabetes
- Berikan edukasi tentang manajemen diabetes
- Perkuat motivasi pasien untuk patuh terhadap pengobatan dan perawatan
- Bantu pasien menyusun rencana perawatan diri yang realistis
Diagnosa keperawatan tersebut dirumuskan berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Penerapan diagnosa, luaran, dan intervensi yang tepat dapat membantu pasien Tn. Y dalam mengelola kondisi diabetes mellitus tipe 2 yang dialaminya. -
Article No. 12301 | 15 Feb 2025
Klinis : Seorang perempuan, berusia 60 tahun, mengeluh bahwa penglihatan pada mata kanan telah memburuk selama beberapa bulan terakhir. Dia mengatakan bahwa penglihatan menjadi kabur dan sering merasa seperti ada bayangan di bidang penglihatan mata kanannya. Dia juga mengatakan bahwa ia mengalami sakit kepala terutama saat membantu atau melakukan pekerjaan yang membutuhkan fokus visual. Riwayat kesehatan pasien tersebut memiliki riwayat tekanan darah tinggi dan diabetes. Ayahnya juga didiagnosis menderita glaukoma pada usia lanjut. Hasil pemeriksaan fisik TD: 150/90 mmHg, HR: 110x/menit, RR: 20 x/menit, Temp: 37oC. Pada pemeriksaan mata didapat tekanan intraokuler mata kanan tercatat 25 mmHg sedangkan mata kiri 14 mmHg, dan terdapat pelebaran cup-disc ratio pada mata kanan. Terapi medis yang telah diberikan yaitu pemberian obat tetes mata untuk menurunkan tekanan intraokular.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosis Keperawatan:
1. Gangguan Penglihatan berhubungan dengan peningkatan tekanan intraokular dan perubahan struktur mata (pelebaran cup-disc ratio) yang ditandai dengan penglihatan kabur, bayangan, dan sakit kepala.
Penjelasan Singkat:
SDKI:
- Domain: Persepsi-Kognisi
- Kelas: Fungsi Sensori
- Diagnosis Keperawatan: Gangguan Penglihatan
SLKI:
- Domain: Kesehatan Sensori-Perseptual
- Kelas: Fungsi Penglihatan
- Luaran Keperawatan: Fungsi Penglihatan Membaik
SIKI:
- Domain: Fisiologis: Kompleks
- Kelas: Manajemen Penglihatan
- Intervensi Keperawatan:
1. Observasi tekanan intraokular
2. Pemberian terapi obat tetes mata
3. Edukasi pasien dan keluarga mengenai penyakit mata dan pentingnya kontrol rutin
Pasien ini memiliki riwayat tekanan darah tinggi, diabetes, dan riwayat keluarga dengan glaukoma, sehingga peningkatan tekanan intraokular pada mata kanan perlu diwaspadai dan dikelola dengan pemberian terapi obat tetes mata untuk menurunkan tekanan intraokular. Selain itu, edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai penyakit mata dan pentingnya kontrol rutin sangat penting untuk memantau kondisi dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 12302 | 15 Feb 2025
Klinis : KASUS DIABETES MELLITUS TIPE II Tn. Y, 68 tahun dirawat di rumah sakit sejak dua hari yang lalu dengan keluhan merasa pusing, mual dan muntah, tidak bisa jalan secara seimbang, dan mengalami peningkatan kadar glukosa darah = 540 mg/dl. Tn. Y telah didiagnosa penyakit DM tipe 2 sejak 6 tahun yang lalu. Tn. Y menyatakan dirumah dia sehari hari makan seperti biasa, dengan menu nasi, lauk pauk dan sesekali dengan sayuran, dan jarang mengkonsumi buah. Tidak membatasi asupan makanan, masih merokok dan minum kopi manis sehari tiga kali, sering mengkonsumsi gorengan seperti ubi, pisang dan bakwan. Tn Y menyatakan lebih banyak diam dirumah sambil menjaga warung, jarang mengikuti kegiatan sosial. Tn Y juga menyatakan jarang pergi ke puskesmas atau klinik untuk memeriksa kadar gula darah, sesekali saja mengkonsumsi obat DM jika dirasa tidak enak badan. Tn Y juga mengaku tidak tahu cara mengatur diet dan hal lain terkait dengan penyakitnya, walau pernah dianjurkan anak nya agar mengurangi merokok dan minum atau makan yang manis. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan: Hb: 12,8 g/dl, Leukosit 10.390/mm, Eritrosit 4,5 jt/mm trombosit 433.000/mm, GD PP 220 mg/dl, TB ; 160 cm, BB 58 kg. Tanda vital: suhu 37 C, frekuensi nadi 89x/menit, frekuensi napas 18x/menit, TD 150/90 mmHg. Hasil pemeriksaan radiologi menunjukkan hipertrofi otot jantung. CARIKAN DIAGNOSA NYA SESUAI BAHASA DIAGNOSA BESERTA LUARAN DAN INTERVENSINYA
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan sesuai dengan kasus Tn. Y dengan diabetes mellitus tipe II, disertai dengan luaran dan intervensi berdasarkan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan makanan yang tidak adekuat ditandai dengan penurunan berat badan.
- Luaran: Keseimbangan Nutrisi
- Intervensi: Manajemen Nutrisi, Edukasi Gizi, Pemantauan Nutrisi
2. Risiko Ketidakstabilan Kadar Gula Darah berhubungan dengan Kurangnya Pengetahuan tentang Pengelolaan Diabetes Mellitus.
- Luaran: Stabilitas Kadar Gula Darah
- Intervensi: Manajemen Diabetes, Edukasi Pengelolaan Diabetes, Pemantauan Kadar Gula Darah
3. Aktivitas Intoleransi berhubungan dengan kelemahan fisik dan penurunan kebugaran ditandai dengan mudah lelah dan tidak dapat berjalan dengan seimbang.
- Luaran: Toleransi Aktivitas
- Intervensi: Peningkatan Aktivitas, Manajemen Energi, Latihan Fisik
4. Risiko Komplikasi Kronis Diabetes Mellitus berhubungan dengan Kontrol Glikemik yang Buruk.
- Luaran: Pencegahan Komplikasi Diabetes
- Intervensi: Manajemen Komplikasi Diabetes, Edukasi Pencegahan Komplikasi Diabetes
Penjelasan Singkat:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh terjadi karena asupan makanan yang tidak adekuat, seperti kurangnya konsumsi buah dan sayur, serta konsumsi makanan tinggi kalori dan lemak yang berlebihan. Hal ini menyebabkan penurunan berat badan.
2. Risiko Ketidakstabilan Kadar Gula Darah terjadi karena Tn. Y kurang memahami pengelolaan diabetes mellitus yang baik, seperti diet, aktivitas fisik, dan kepatuhan pengobatan.
3. Aktivitas Intoleransi terjadi karena kelemahan fisik dan penurunan kebugaran akibat dari buruknya kontrol glikemik.
4. Risiko Komplikasi Kronis Diabetes Mellitus terjadi karena kontrol glikemik yang buruk, yang dapat menyebabkan komplikasi seperti retinopati, nefropati, neuropati, dan kardiovaskular.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain edukasi pengelolaan diabetes, konseling gizi, peningkatan aktivitas fisik, pemantauan kadar gula darah, serta pencegahan dan deteksi dini komplikasi diabetes mellitus. -
Article No. 12303 | 15 Feb 2025
Klinis : KASUS DIABETES MELLITUS TIPE II Tn. Y, 68 tahun dirawat di rumah sakit sejak dua hari yang lalu dengan keluhan merasa pusing, mual dan muntah, tidak bisa jalan secara seimbang, dan mengalami peningkatan kadar glukosa darah = 540 mg/dl. Tn. Y telah didiagnosa penyakit DM tipe 2 sejak 6 tahun yang lalu. Tn. Y menyatakan dirumah dia sehari hari makan seperti biasa, dengan menu nasi, lauk pauk dan sesekali dengan sayuran, dan jarang mengkonsumi buah. Tidak membatasi asupan makanan, masih merokok dan minum kopi manis sehari tiga kali, sering mengkonsumsi gorengan seperti ubi, pisang dan bakwan. Tn Y menyatakan lebih banyak diam dirumah sambil menjaga warung, jarang mengikuti kegiatan sosial. Tn Y juga menyatakan jarang pergi ke puskesmas atau klinik untuk memeriksa kadar gula darah, sesekali saja mengkonsumsi obat DM jika dirasa tidak enak badan. Tn Y juga mengaku tidak tahu cara mengatur diet dan hal lain terkait dengan penyakitnya, walau pernah dianjurkan anak nya agar mengurangi merokok dan minum atau makan yang manis. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan: Hb: 12,8 g/dl, Leukosit 10.390/mm, Eritrosit 4,5 jt/mm trombosit 433.000/mm, GD PP 220 mg/dl, TB ; 160 cm, BB 58 kg. Tanda vital: suhu 37 C, frekuensi nadi 89x/menit, frekuensi napas 18x/menit, TD 150/90 mmHg. Hasil pemeriksaan radiologi menunjukkan hipertrofi otot jantung. CARIKAN DIAGNOSA NYA SESUAI BAHASA DIAGNOSA BESERTA LUARAN DAN INTERVENSINYA
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Tn. Y yang menderita Diabetes Mellitus Tipe II.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Pengelolaan Kesehatan Diri berhubungan dengan Kurangnya Pengetahuan tentang Manajemen Diabetes Mellitus.
- SDKI: Ketidakefektifan Pengelolaan Kesehatan Diri
- SLKI: Perilaku Sehat
- SIKI: Edukasi Manajemen Diabetes Mellitus
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Lebih dari Kebutuhan berhubungan dengan Pola Makan yang Tidak Sehat.
- SDKI: Ketidakseimbangan Nutrisi: Lebih dari Kebutuhan
- SLKI: Status Gizi
- SIKI: Manajemen Diet Diabetes Mellitus
3. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan Kelemahan Fisik.
- SDKI: Intoleransi Aktivitas
- SLKI: Mobilitas
- SIKI: Manajemen Aktivitas
Penjelasan Singkat:
1. Ketidakefektifan Pengelolaan Kesehatan Diri berhubungan dengan Kurangnya Pengetahuan tentang Manajemen Diabetes Mellitus:
- Tn. Y tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang manajemen diabetes mellitus, seperti pengaturan diet, pemantauan gula darah, dan kepatuhan pengobatan.
- Intervensi keperawatan: Edukasi Manajemen Diabetes Mellitus, meliputi edukasi tentang penyakit, pengaturan diet, pemantauan gula darah, dan pentingnya kepatuhan pengobatan.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Lebih dari Kebutuhan berhubungan dengan Pola Makan yang Tidak Sehat:
- Tn. Y memiliki pola makan yang tidak sehat, seperti konsumsi nasi, lauk-pauk, dan gorengan yang berlebihan, serta kurang mengkonsumsi buah-buahan.
- Intervensi keperawatan: Manajemen Diet Diabetes Mellitus, meliputi edukasi tentang diet yang sesuai untuk diabetes mellitus, pengaturan porsi makan, dan pemilihan makanan yang tepat.
3. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan Kelemahan Fisik:
- Tn. Y mengalami gejala yang mengganggu aktivitas, seperti pusing, mual, dan muntah, serta kesulitan berjalan secara seimbang.
- Intervensi keperawatan: Manajemen Aktivitas, meliputi pengkajian kemampuan aktivitas, pemberian istirahat yang cukup, dan perencanaan aktivitas yang sesuai dengan kondisi Tn. Y.
Dengan penerapan diagnosa keperawatan dan intervensi yang tepat, diharapkan Tn. Y dapat mencapai luaran yang diharapkan, seperti peningkatan pengetahuan dan perilaku sehat, perbaikan status gizi, serta peningkatan kemampuan aktivitas. -
Article No. 12304 | 15 Feb 2025
Klinis : KASUS DIABETES MELLITUS TIPE II Tn. Y, 68 tahun dirawat di rumah sakit sejak dua hari yang lalu dengan keluhan merasa pusing, mual dan muntah, tidak bisa jalan secara seimbang, dan mengalami peningkatan kadar glukosa darah = 540 mg/dl. Tn. Y telah didiagnosa penyakit DM tipe 2 sejak 6 tahun yang lalu. Tn. Y menyatakan dirumah dia sehari hari makan seperti biasa, dengan menu nasi, lauk pauk dan sesekali dengan sayuran, dan jarang mengkonsumi buah. Tidak membatasi asupan makanan, masih merokok dan minum kopi manis sehari tiga kali, sering mengkonsumsi gorengan seperti ubi, pisang dan bakwan. Tn Y menyatakan lebih banyak diam dirumah sambil menjaga warung, jarang mengikuti kegiatan sosial. Tn Y juga menyatakan jarang pergi ke puskesmas atau klinik untuk memeriksa kadar gula darah, sesekali saja mengkonsumsi obat DM jika dirasa tidak enak badan. Tn Y juga mengaku tidak tahu cara mengatur diet dan hal lain terkait dengan penyakitnya, walau pernah dianjurkan anak nya agar mengurangi merokok dan minum atau makan yang manis. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan: Hb: 12,8 g/dl, Leukosit 10.390/mm, Eritrosit 4,5 jt/mm trombosit 433.000/mm, GD PP 220 mg/dl, TB ; 160 cm, BB 58 kg. Tanda vital: suhu 37 C, frekuensi nadi 89x/menit, frekuensi napas 18x/menit, TD 150/90 mmHg. Hasil pemeriksaan radiologi menunjukkan hipertrofi otot jantung. CARIKAN DIAGNOSA NYA SESUAI BAHASA DIAGNOSA BESERTA LUARAN DAN INTERVENSINYA
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kasus Diabetes Mellitus Tipe II pada Tn. Y.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan (SDKI)
- Definisi: Pola hidup yang tidak sesuai dengan rencana pengobatan/perawatan yang disarankan oleh tenaga kesehatan profesional untuk mencapai tujuan kesehatan yang optimal.
- Faktor yang berhubungan: Kurangnya pengetahuan tentang penyakit, regimen pengobatan, dan perawatan diri; Persepsi yang salah tentang penyakit; Kurangnya motivasi untuk mengubah perilaku.
- Luaran (SLKI): Perilaku Kesehatan, Pengetahuan Penyakit, Kontrol Glukosa Darah.
- Intervensi (SIKI): Edukasi Manajemen Penyakit Kronis, Manajemen Diet, Konseling Kesehatan.
2. Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah (SDKI)
- Definisi: Risiko penurunan atau peningkatan kadar glukosa darah yang tidak terkendali.
- Faktor yang berhubungan: Regimen pengobatan yang tidak adekuat, Ketidakpatuhan dalam menjalankan diet, Kurangnya aktivitas fisik.
- Luaran (SLKI): Kontrol Glukosa Darah, Stabilitas Kadar Glukosa Darah.
- Intervensi (SIKI): Pemantauan Kadar Glukosa Darah, Edukasi Manajemen Diabetes, Pemberian Insulin/Obat Antidiabetes.
3. Gangguan Mobilitas Fisik (SDKI)
- Definisi: Keterbatasan dalam melakukan pergerakan fisik yang disengaja dari satu tempat ke tempat lain.
- Faktor yang berhubungan: Kelemahan fisik, ketidakseimbangan, riwayat jatuh.
- Luaran (SLKI): Mobilitas, Kestabilan Tubuh, Risiko Jatuh.
- Intervensi (SIKI): Pelatihan Mobilitas, Pemberian Alat Bantu, Manajemen Lingkungan.
Dalam kasus ini, Tn. Y mengalami kondisi yang tidak terkontrol dengan baik, seperti asupan makanan yang tidak sesuai diet, kurangnya aktivitas fisik, dan ketidakpatuhan dalam pengobatan. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang relevan adalah Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan, Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah, dan Gangguan Mobilitas Fisik. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah edukasi manajemen penyakit kronis, manajemen diet, konseling kesehatan, pemantauan kadar glukosa darah, pemberian insulin/obat antidiabetes, serta pelatihan mobilitas dan manajemen lingkungan. -
Article No. 12305 | 15 Feb 2025
Klinis : Ny. P, 65 tahun datang ke poli bedah tanggal 20 Mei 2023 dengan keluhan nyeri pada leher sebelah kanan terdapat benjolan leher sebelah kanan. Kesadaran komposmentis, keadaan umum sedang, tidak ada mual muntah, klien tampak meringis kesakitan, klien mengatakan nyeri di daerah leher sebelah kanan, skala nyeri 5, setelah dilakukan pemeriksaaan fisik tanda-tanda vital tekanan darah 130/90 mmhg, nadi 90x/menit, RR 20x/menit, suhu 36 C. Tampak ada benjolan besar dibagian leher sebelah kanan, klien tampak pucat. Klien kemudian dirujuk untuk di rawat dalam persiapan operasi. Klien menyatakan cemas dengan kondisinya dan menanyakan kepada perawat apakah setelah operasi, dia akan baik baik saja dan bisa pulang. Saat ini klien terpasang infus RL 20 Tpm di tangan kiri, hasil Lab: HB : 11,3 g/dl, Hematokrit : 30%, Eritrosit : 3,8 juta /ul, Leukosit : 9.200/ul , Trombosit 200.000/ul. CARIKAN DIAGNOSA NYA SESUAI BAHASA DIAGNOSA BESERTA LUARAN DAN INTERVENSINYA
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Ny. P yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan adanya benjolan di leher sebelah kanan.
- SDKI: Nyeri Akut
- SLKI: Penurunan Nyeri
- SIKI: Manajemen Nyeri
2. Cemas berhubungan dengan kondisi kesehatan dan proses pengobatan.
- SDKI: Cemas
- SLKI: Penurunan Kecemasan
- SIKI: Manajemen Kecemasan
3. Risiko perdarahan berhubungan dengan prosedur pembedahan yang akan dilakukan.
- SDKI: Risiko Perdarahan
- SLKI: Pencegahan Perdarahan
- SIKI: Manajemen Perdarahan
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan adanya benjolan di leher sebelah kanan:
- Luaran: Penurunan Nyeri
- Intervensi: Manajemen Nyeri, seperti pemberian analgesik, kompres hangat/dingin, teknik relaksasi, dan edukasi tentang nyeri.
2. Cemas berhubungan dengan kondisi kesehatan dan proses pengobatan:
- Luaran: Penurunan Kecemasan
- Intervensi: Manajemen Kecemasan, seperti diskusi tentang prosedur dan hasil yang diharapkan, teknik relaksasi, dan dukungan emosional.
3. Risiko Perdarahan berhubungan dengan prosedur pembedahan yang akan dilakukan:
- Luaran: Pencegahan Perdarahan
- Intervensi: Manajemen Perdarahan, seperti pemantauan tanda-tanda vital, observasi perdarahan, pengelolaan cairan dan elektrolit, serta kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan yang tepat.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat akan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai panduan dalam menentukan diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi Ny. P. Hal ini akan memastikan kualitas dan keseragaman asuhan keperawatan yang diberikan.