Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 14347 | 17 Mar 2025
Klinis : Ny. B masuk rumah sakit dengan keluhan merasakan nyeri pinggang sejak 1 hari SMRS. Nyeri pinggang hilang timbul, namun tidak kunjung membaik. Selain itu pasien mengatakan BAK nyeri, nyeri yang dirasakan seperti melilit. Pasien memiliki kebiasaan minum-minuman bersoda dan jarang meminum air putih serta tidak diimbangi dengan kegiatan olah raga rutin. Pengkajian pre operasi: Pasien mengeluh nyeri pinggang kiri, kolik dan disertai hematuria, nyeri dirasakan menjalar hingga ke bagian depan. Pasien juga mengatakan BAK sering tidak tuntas, anyang-anyang, BAK nyeri. Pasien direncanakan untuk tindakan PCNL yang akan dijadwalkan 2 hari mendatang. Pasien sedikit cemas karena akan dilakukan operasi. Ini merupakan operasi yang pertama pasien. Pasien mengatakan mual muntah (+), konjungtiva tidak anemis sklera tidak ikterik. Pasien masih mampu melakukan aktivitas seperti ke kamar mandi meskipun kadang harus menahan nyeri pinggang. Pengkajian post operasi hari pertama pasien mengeluh nyeri hilang timbul, nyeri pinggang kiri, bertambah saat digerakkan, rasa seperti di tusuk-tusuk, skala 4-5 selama 5-10 menit. Terdapat luka post operasi di area PCNL di pinggang kiri yang tertutup verban. Pasien merupakan ibu rumah tangga dengan 2 orang anak. Ketika sakit peran sebagai ibu sedikit terhambat, namun keluarga memberi support penuh untuk kesembuhan klien. Pasien kooperatif saat perawat dan dokter melakukan perawatan dan mendukung tindakan medis dan keperawatan untuk kesembuhan. Hasil pemeriksaan TTV: TD 140/70 mmHg, N 72 x/menit nadi teraba kuat dan teratur, RR 18 x/menit, irama nafas teratur, vesikuler ki =ka. Pemeriksaan Penunjang Pre-Op: Hasil urinalisa (21/6/17): Albumin: +2, kristal kalsium oksalat +. Hasil CT Scan abdomen hidronefrosis grade IV kiri dan hidroureter proximal sampai distal e.c. batu ureter distal ukuran ± 1,26 x 1,79 x 4,21 Hasil laboratotium → Hb = 10 gr/dl, Ht 30%.Data Subjektif: a. Keluhan Nyeri: • Nyeri pinggang sejak 1 hari SMRS. • Nyeri pinggang hilang timbul, tidak kunjung membaik. • Nyeri dirasakan seperti melilit. • Nyeri menjalar hingga ke bagian depan. • Nyeri pinggang kiri, kolik, dan bertambah saat digerakkan. • Rasa nyeri seperti ditusuk-tusuk, skala 4-5 selama 5-10 menit. b. Gejala Lain: • BAK nyeri, sering tidak tuntas, dan anyang-anyangan. • Mual muntah (+). • Pasien cemas karena akan dilakukan operasi (ini merupakan operasi pertama pasien). c. Kebiasaan: • Kebiasaan minum minuman bersoda dan jarang meminum air putih. • Tidak diimbangi dengan kegiatan olahraga rutin. d. Peran dalam Keluarga: • Peran sebagai ibu sedikit terhambat karena sakit, namun keluarga memberi dukungan penuh. Data Objektif: a. Pemeriksaan Fisik: • TTV: o TD: 140/70 mmHg o Nadi: 72 x/menit, teraba kuat dan teratur. o RR: 18 x/menit, irama nafas teratur, vesikuler. • Konjungtiva tidak anemia, sklera tidak ikterik. • Luka post operasi di area PCNL di pinggang kiri yang tertutup verban. b. Pemeriksaan Penunjang Pre-Operasi: • Hasil urinalisa: o Albumin: +2 o Kristal kalsium oksalat: + • Hasil CT Scan abdomen: o Hidronefrosis grade IV kiri dan hidroureter proximal sampai distal e.c. batu ureter distal ukuran ± 1,26 x 1,79 x 4,21. • Hasil laboratorium: o Hb: 10 gr/dl o Ht: 30%. tentukan diagnosa aktual keperawatan dari kasus diatas berdasarkan masalah b.d penyebab d.d tanda/ gejala
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, Luaran/Output SLKI, dan Intervensi Keperawatan SIKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri Akut b.d. batu ginjal dan saluran kemih dan prosedur pembedahan (PCNL) d.d. laporan pasien tentang nyeri pinggang yang menjalar hingga ke bagian depan, nyeri seperti ditusuk-tusuk, skala 4-5 selama 5-10 menit.
2. Cemas b.d. prosedur pembedahan (PCNL) yang pertama kali d.d. laporan pasien merasa cemas karena akan menjalani operasi pertama kalinya.
3. Gangguan Pola Eliminasi Urin b.d. obstruksi saluran kemih d.d. keluhan BAK nyeri, sering tidak tuntas, dan anyang-anyangan.
Luaran/Output SLKI:
1. Nyeri Akut:
- Tujuan: Pasien akan melaporkan penurunan nyeri hingga skala 2-3 dalam waktu 2-3 hari setelah intervensi keperawatan.
- Kriteria Hasil: Pasien dapat mengenali faktor yang mempengaruhi nyeri, melaporkan nyeri berkurang, dan menunjukkan perilaku yang mengindikasikan penurunan nyeri.
2. Cemas:
- Tujuan: Pasien akan melaporkan penurunan tingkat kecemasan dalam waktu 2-3 hari setelah intervensi keperawatan.
- Kriteria Hasil: Pasien dapat mengidentifikasi strategi koping yang efektif, melaporkan penurunan gejala kecemasan, dan menunjukkan perilaku yang mengindikasikan penurunan kecemasan.
3. Gangguan Pola Eliminasi Urin:
- Tujuan: Pasien akan melaporkan perbaikan dalam pola eliminasi urin dalam waktu 2-3 hari setelah intervensi keperawatan.
- Kriteria Hasil: Pasien dapat melaporkan frekuensi dan karakteristik urin yang normal, serta menunjukkan perilaku yang mengindikasikan perbaikan pola eliminasi urin.
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Nyeri Akut:
- Manajemen Nyeri
- Terapi Analgesik
- Terapi Farmakologis
- Relaksasi
- Distraksi
2. Cemas:
- Manajemen Kecemasan
- Terapi Suportif
- Terapi Kognitif
- Terapi Relaksasi
- Konseling
3. Gangguan Pola Eliminasi Urin:
- Manajemen Eliminasi
- Pengaturan Intake dan Output
- Pemberian Cairan dan Elektrolit
- Terapi Farmakologis
- Perawatan Saluran Kemih
Setiap intervensi keperawatan harus dilaksanakan dengan mempertimbangkan kondisi pasien, prinsip-prinsip keperawatan, dan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya untuk mencapai hasil yang optimal bagi pasien. -
Article No. 14348 | 17 Mar 2025
Klinis : Ny. B masuk rumah sakit dengan keluhan merasakan nyeri pinggang sejak 1 hari SMRS. Nyeri pinggang hilang timbul, namun tidak kunjung membaik. Selain itu pasien mengatakan BAK nyeri, nyeri yang dirasakan seperti melilit. Pasien memiliki kebiasaan minum-minuman bersoda dan jarang meminum air putih serta tidak diimbangi dengan kegiatan olah raga rutin. Pengkajian pre operasi: Pasien mengeluh nyeri pinggang kiri, kolik dan disertai hematuria, nyeri dirasakan menjalar hingga ke bagian depan. Pasien juga mengatakan BAK sering tidak tuntas, anyang-anyang, BAK nyeri. Pasien direncanakan untuk tindakan PCNL yang akan dijadwalkan 2 hari mendatang. Pasien sedikit cemas karena akan dilakukan operasi. Ini merupakan operasi yang pertama pasien. Pasien mengatakan mual muntah (+), konjungtiva tidak anemis sklera tidak ikterik. Pasien masih mampu melakukan aktivitas seperti ke kamar mandi meskipun kadang harus menahan nyeri pinggang. Pengkajian post operasi hari pertama pasien mengeluh nyeri hilang timbul, nyeri pinggang kiri, bertambah saat digerakkan, rasa seperti di tusuk-tusuk, skala 4-5 selama 5-10 menit. Terdapat luka post operasi di area PCNL di pinggang kiri yang tertutup verban. Pasien merupakan ibu rumah tangga dengan 2 orang anak. Ketika sakit peran sebagai ibu sedikit terhambat, namun keluarga memberi support penuh untuk kesembuhan klien. Pasien kooperatif saat perawat dan dokter melakukan perawatan dan mendukung tindakan medis dan keperawatan untuk kesembuhan. Hasil pemeriksaan TTV: TD 140/70 mmHg, N 72 x/menit nadi teraba kuat dan teratur, RR 18 x/menit, irama nafas teratur, vesikuler ki =ka. Pemeriksaan Penunjang Pre-Op: Hasil urinalisa (21/6/17): Albumin: +2, kristal kalsium oksalat +. Hasil CT Scan abdomen hidronefrosis grade IV kiri dan hidroureter proximal sampai distal e.c. batu ureter distal ukuran ± 1,26 x 1,79 x 4,21 Hasil laboratotium → Hb = 10 gr/dl, Ht 30%.Data Subjektif: a. Keluhan Nyeri: • Nyeri pinggang sejak 1 hari SMRS. • Nyeri pinggang hilang timbul, tidak kunjung membaik. • Nyeri dirasakan seperti melilit. • Nyeri menjalar hingga ke bagian depan. • Nyeri pinggang kiri, kolik, dan bertambah saat digerakkan. • Rasa nyeri seperti ditusuk-tusuk, skala 4-5 selama 5-10 menit. b. Gejala Lain: • BAK nyeri, sering tidak tuntas, dan anyang-anyangan. • Mual muntah (+). • Pasien cemas karena akan dilakukan operasi (ini merupakan operasi pertama pasien). c. Kebiasaan: • Kebiasaan minum minuman bersoda dan jarang meminum air putih. • Tidak diimbangi dengan kegiatan olahraga rutin. d. Peran dalam Keluarga: • Peran sebagai ibu sedikit terhambat karena sakit, namun keluarga memberi dukungan penuh. Data Objektif: a. Pemeriksaan Fisik: • TTV: o TD: 140/70 mmHg o Nadi: 72 x/menit, teraba kuat dan teratur. o RR: 18 x/menit, irama nafas teratur, vesikuler. • Konjungtiva tidak anemia, sklera tidak ikterik. • Luka post operasi di area PCNL di pinggang kiri yang tertutup verban. b. Pemeriksaan Penunjang Pre-Operasi: • Hasil urinalisa: o Albumin: +2 o Kristal kalsium oksalat: + • Hasil CT Scan abdomen: o Hidronefrosis grade IV kiri dan hidroureter proximal sampai distal e.c. batu ureter distal ukuran ± 1,26 x 1,79 x 4,21. • Hasil laboratorium: o Hb: 10 gr/dl o Ht: 30%. tentukan diagnosa aktual keperawatan dari kasus diatas berdasarkan masalah b.d penyebab d.d tanda/ gejala
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi Ny. B adalah:
1. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah seperti kerusakan.
- Penyebab: Batu ureter yang menyebabkan obstruksi perkemihan
- Tanda dan Gejala:
- Nyeri pinggang hilang timbul, tidak kunjung membaik
- Nyeri dirasakan seperti melilit
- Nyeri menjalar hingga ke bagian depan
- Nyeri pinggang kiri, kolik, dan bertambah saat digerakkan
- Rasa nyeri seperti ditusuk-tusuk, skala 4-5 selama 5-10 menit
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Nyeri
- Definisi: Kemampuan untuk mengontrol rasa nyeri.
- Indikator:
- Melaporkan nyeri yang dapat ditoleransi
- Mengenali dan menggunakan teknik penanganan nyeri
- Mendemonstrasikan teknik penanganan nyeri yang efektif
- Mengungkapkan kepuasan dengan manajemen nyeri
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
- Tujuan: Pasien dapat mengendalikan nyeri yang dialami.
- Aktivitas:
- Kaji intensitas, karakteristik, lokasi, dan durasi nyeri
- Bantu pasien mengidentifikasi faktor pencetus nyeri
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik yang sesuai
- Evaluasi efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri
2. Manajemen Kecemasan
- Tujuan: Pasien dapat mengurangi kecemasan yang dialami.
- Aktivitas:
- Kaji tingkat kecemasan pasien
- Berikan informasi yang akurat tentang prosedur operasi dan perawatan postoperatif
- Libatkan keluarga untuk memberikan dukungan
- Ajarkan teknik relaksasi dan manajemen stres
- Evaluasi efektivitas intervensi dalam mengurangi kecemasan
3. Peningkatan Nutrisi
- Tujuan: Pasien dapat memenuhi kebutuhan nutrisi yang adekuat.
- Aktivitas:
- Kaji asupan dan pola makan pasien
- Berikan edukasi tentang pentingnya konsumsi air putih yang cukup dan membatasi minuman bersoda
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk perencanaan diet yang sesuai
- Pantau intake dan output cairan pasien
- Evaluasi perubahan status nutrisi pasien
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan dapat membantu Ny. B mencapai luaran keperawatan yang diharapkan, yaitu mampu mengendalikan nyeri, mengurangi kecemasan, dan memenuhi kebutuhan nutrisi yang adekuat. -
Article No. 14349 | 17 Mar 2025
Klinis : Ny. B masuk rumah sakit dengan keluhan merasakan nyeri pinggang sejak 1 hari SMRS. Nyeri pinggang hilang timbul, namun tidak kunjung membaik. Selain itu pasien mengatakan BAK nyeri, nyeri yang dirasakan seperti melilit. Pasien memiliki kebiasaan minum-minuman bersoda dan jarang meminum air putih serta tidak diimbangi dengan kegiatan olah raga rutin. Pengkajian pre operasi: Pasien mengeluh nyeri pinggang kiri, kolik dan disertai hematuria, nyeri dirasakan menjalar hingga ke bagian depan. Pasien juga mengatakan BAK sering tidak tuntas, anyang-anyang, BAK nyeri. Pasien direncanakan untuk tindakan PCNL yang akan dijadwalkan 2 hari mendatang. Pasien sedikit cemas karena akan dilakukan operasi. Ini merupakan operasi yang pertama pasien. Pasien mengatakan mual muntah (+), konjungtiva tidak anemis sklera tidak ikterik. Pasien masih mampu melakukan aktivitas seperti ke kamar mandi meskipun kadang harus menahan nyeri pinggang. Pengkajian post operasi hari pertama pasien mengeluh nyeri hilang timbul, nyeri pinggang kiri, bertambah saat digerakkan, rasa seperti di tusuk-tusuk, skala 4-5 selama 5-10 menit. Terdapat luka post operasi di area PCNL di pinggang kiri yang tertutup verban. Pasien merupakan ibu rumah tangga dengan 2 orang anak. Ketika sakit peran sebagai ibu sedikit terhambat, namun keluarga memberi support penuh untuk kesembuhan klien. Pasien kooperatif saat perawat dan dokter melakukan perawatan dan mendukung tindakan medis dan keperawatan untuk kesembuhan. Hasil pemeriksaan TTV: TD 140/70 mmHg, N 72 x/menit nadi teraba kuat dan teratur, RR 18 x/menit, irama nafas teratur, vesikuler ki =ka. Pemeriksaan Penunjang Pre-Op: Hasil urinalisa (21/6/17): Albumin: +2, kristal kalsium oksalat +. Hasil CT Scan abdomen hidronefrosis grade IV kiri dan hidroureter proximal sampai distal e.c. batu ureter distal ukuran ± 1,26 x 1,79 x 4,21 Hasil laboratotium → Hb = 10 gr/dl, Ht 30%.Data Subjektif: a. Keluhan Nyeri: • Nyeri pinggang sejak 1 hari SMRS. • Nyeri pinggang hilang timbul, tidak kunjung membaik. • Nyeri dirasakan seperti melilit. • Nyeri menjalar hingga ke bagian depan. • Nyeri pinggang kiri, kolik, dan bertambah saat digerakkan. • Rasa nyeri seperti ditusuk-tusuk, skala 4-5 selama 5-10 menit. b. Gejala Lain: • BAK nyeri, sering tidak tuntas, dan anyang-anyangan. • Mual muntah (+). • Pasien cemas karena akan dilakukan operasi (ini merupakan operasi pertama pasien). c. Kebiasaan: • Kebiasaan minum minuman bersoda dan jarang meminum air putih. • Tidak diimbangi dengan kegiatan olahraga rutin. d. Peran dalam Keluarga: • Peran sebagai ibu sedikit terhambat karena sakit, namun keluarga memberi dukungan penuh. Data Objektif: a. Pemeriksaan Fisik: • TTV: o TD: 140/70 mmHg o Nadi: 72 x/menit, teraba kuat dan teratur. o RR: 18 x/menit, irama nafas teratur, vesikuler. • Konjungtiva tidak anemia, sklera tidak ikterik. • Luka post operasi di area PCNL di pinggang kiri yang tertutup verban. b. Pemeriksaan Penunjang Pre-Operasi: • Hasil urinalisa: o Albumin: +2 o Kristal kalsium oksalat: + • Hasil CT Scan abdomen: o Hidronefrosis grade IV kiri dan hidroureter proximal sampai distal e.c. batu ureter distal ukuran ± 1,26 x 1,79 x 4,21. • Hasil laboratorium: o Hb: 10 gr/dl o Ht: 30%. tentukan diagnosa aktual keperawatan dari kasus diatas berdasarkan masalah b.d penyebab d.d tanda/ gejala
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan mencoba memberikan diagnosa keperawatan aktual berdasarkan kasus Ny. B yang Anda paparkan, dengan mengacu pada standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan Aktual:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah seperti kerusakan tersebut.
Penyebab: Batu ureter distal yang menyebabkan obstruksi pada saluran kemih dan hidronefrosis.
Tanda dan Gejala:
- Nyeri pinggang hilang timbul, seperti melilit, menjalar hingga ke bagian depan, skala 4-5 (5-10 menit)
- Nyeri pinggang kiri, kolik, dan bertambah saat digerakkan
- Nyeri seperti ditusuk-tusuk
2. Gangguan Eliminasi Urin
Definisi: Perubahan pola BAK yang ditandai dengan adanya keluhan atau kesulitan dalam mengosongkan kandung kemih secara lengkap.
Penyebab: Batu ureter distal yang menyebabkan obstruksi pada saluran kemih.
Tanda dan Gejala:
- BAK nyeri, sering tidak tuntas, dan anyang-anyangan
- Hasil urinalisa: Albumin +2, kristal kalsium oksalat +
3. Cemas
Definisi: Kekhawatiran, kegelisahan, atau ketakutan yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya.
Penyebab: Akan menjalani operasi PCNL yang pertama kali.
Tanda dan Gejala:
- Pasien cemas karena akan menjalani operasi pertama kali
Melalui pemaparan kasus Ny. B, diagnosa keperawatan aktual yang dapat diidentifikasi adalah Nyeri Akut, Gangguan Eliminasi Urin, dan Cemas. Ketiga diagnosa ini dirumuskan berdasarkan data subjektif dan objektif yang disajikan, serta sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh PPNI. -
Article No. 14350 | 17 Mar 2025
Klinis : Ny. B masuk rumah sakit dengan keluhan merasakan nyeri pinggang sejak 1 hari SMRS. Nyeri pinggang hilang timbul, namun tidak kunjung membaik. Selain itu pasien mengatakan BAK nyeri, nyeri yang dirasakan seperti melilit. Pasien memiliki kebiasaan minum-minuman bersoda dan jarang meminum air putih serta tidak diimbangi dengan kegiatan olah raga rutin. Pengkajian pre operasi: Pasien mengeluh nyeri pinggang kiri, kolik dan disertai hematuria, nyeri dirasakan menjalar hingga ke bagian depan. Pasien juga mengatakan BAK sering tidak tuntas, anyang-anyang, BAK nyeri. Pasien direncanakan untuk tindakan PCNL yang akan dijadwalkan 2 hari mendatang. Pasien sedikit cemas karena akan dilakukan operasi. Ini merupakan operasi yang pertama pasien. Pasien mengatakan mual muntah (+), konjungtiva tidak anemis sklera tidak ikterik. Pasien masih mampu melakukan aktivitas seperti ke kamar mandi meskipun kadang harus menahan nyeri pinggang. Pengkajian post operasi hari pertama pasien mengeluh nyeri hilang timbul, nyeri pinggang kiri, bertambah saat digerakkan, rasa seperti di tusuk-tusuk, skala 4-5 selama 5-10 menit. Terdapat luka post operasi di area PCNL di pinggang kiri yang tertutup verban. Pasien merupakan ibu rumah tangga dengan 2 orang anak. Ketika sakit peran sebagai ibu sedikit terhambat, namun keluarga memberi support penuh untuk kesembuhan klien. Pasien kooperatif saat perawat dan dokter melakukan perawatan dan mendukung tindakan medis dan keperawatan untuk kesembuhan. Hasil pemeriksaan TTV: TD 140/70 mmHg, N 72 x/menit nadi teraba kuat dan teratur, RR 18 x/menit, irama nafas teratur, vesikuler ki =ka. Pemeriksaan Penunjang Pre-Op: Hasil urinalisa (21/6/17): Albumin: +2, kristal kalsium oksalat +. Hasil CT Scan abdomen hidronefrosis grade IV kiri dan hidroureter proximal sampai distal e.c. batu ureter distal ukuran ± 1,26 x 1,79 x 4,21 Hasil laboratotium → Hb = 10 gr/dl, Ht 30%.Data Subjektif: a. Keluhan Nyeri: • Nyeri pinggang sejak 1 hari SMRS. • Nyeri pinggang hilang timbul, tidak kunjung membaik. • Nyeri dirasakan seperti melilit. • Nyeri menjalar hingga ke bagian depan. • Nyeri pinggang kiri, kolik, dan bertambah saat digerakkan. • Rasa nyeri seperti ditusuk-tusuk, skala 4-5 selama 5-10 menit. b. Gejala Lain: • BAK nyeri, sering tidak tuntas, dan anyang-anyangan. • Mual muntah (+). • Pasien cemas karena akan dilakukan operasi (ini merupakan operasi pertama pasien). c. Kebiasaan: • Kebiasaan minum minuman bersoda dan jarang meminum air putih. • Tidak diimbangi dengan kegiatan olahraga rutin. d. Peran dalam Keluarga: • Peran sebagai ibu sedikit terhambat karena sakit, namun keluarga memberi dukungan penuh. Data Objektif: a. Pemeriksaan Fisik: • TTV: o TD: 140/70 mmHg o Nadi: 72 x/menit, teraba kuat dan teratur. o RR: 18 x/menit, irama nafas teratur, vesikuler. • Konjungtiva tidak anemia, sklera tidak ikterik. • Luka post operasi di area PCNL di pinggang kiri yang tertutup verban. b. Pemeriksaan Penunjang Pre-Operasi: • Hasil urinalisa: o Albumin: +2 o Kristal kalsium oksalat: + • Hasil CT Scan abdomen: o Hidronefrosis grade IV kiri dan hidroureter proximal sampai distal e.c. batu ureter distal ukuran ± 1,26 x 1,79 x 4,21. • Hasil laboratorium: o Hb: 10 gr/dl o Ht: 30%. tentukan diagnosa aktual keperawatan dari kasus diatas berdasarkan masalah b.d penyebab d.d tanda/ gejala
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus Ny. B yang dipaparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan aktual beserta penjelasan singkat menggunakan format SDKI - SLKI - SIKI yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan Aktual:
1. Nyeri Akut b.d prosedur pembedahan (PCNL) d.d laporan pasien tentang nyeri pinggang kiri, kolik, nyeri menjalar ke depan, skala nyeri 4-5 selama 5-10 menit, serta temuan adanya luka post operasi.
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Nyeri Akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Kriteria hasil yang diharapkan meliputi pasien melaporkan nyeri berkurang, pasien dapat mengontrol nyeri, dan pasien mengatasi nyeri dengan coping yang efektif.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain manajemen nyeri, manajemen analgesik, dan terapi komplementer.
2. Kecemasan b.d perubahan status kesehatan d.d laporan pasien yang merasa cemas karena akan dilakukan operasi pertama kalinya.
Penjelasan:
- SDKI: Kecemasan adalah respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber ancaman yang tidak jelas dan non spesifik.
- SLKI: Kriteria hasil yang diharapkan meliputi pasien menunjukkan penurunan kecemasan, pasien menggunakan teknik koping yang efektif, dan pasien mengatasi kecemasan.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain manajemen kecemasan, terapi suportif, dan pendidikan kesehatan. -
Article No. 14351 | 17 Mar 2025
Klinis : demam sejak 1 minggu naik turun disertai batuk dan mual muntah, hari ini muntah 3x dan mencret sejak 3 hari 1-3x/hari
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi berikut:
- Demam sejak 1 minggu naik turun disertai batuk dan mual muntah
- Hari ini muntah 3x dan mencret sejak 3 hari 1-3x/hari
Berdasarkan gejala yang disampaikan, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
a. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun akibat demam, batuk, dan mual muntah.
Demam yang berlangsung selama 1 minggu dengan gejala naik turun, disertai batuk, mual, dan muntah, dapat mengindikasikan adanya risiko infeksi pada pasien. Kondisi ini dapat menyebabkan penurunan sistem imun dan meningkatkan kerentanan terhadap infeksi.
b. Diare berhubungan dengan infeksi gastrointestinal akibat muntah dan mencret.
Gejala muntah 3 kali dan mencret 1-3 kali per hari selama 3 hari menunjukkan adanya gangguan pada sistem gastrointestinal, yang dapat disebabkan oleh infeksi. Kondisi ini dapat menyebabkan diare pada pasien.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Risiko infeksi teratasi
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda infeksi baru
- Pasien menunjukkan peningkatan sistem imun
b. Diare teratasi
- Frekuensi dan konsistensi BAB kembali normal
- Tidak ada keluhan mual, muntah, dan nyeri perut
- Pasien menunjukkan peningkatan status nutrisi dan hidrasi
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Intervensi untuk mengatasi risiko infeksi:
- Pemantauan tanda-tanda vital secara rutin
- Manajemen demam dengan pemberian antipiretik dan kompres hangat
- Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai cara mencegah penularan infeksi
- Pemberian terapi antibiotik sesuai indikasi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, ahli gizi) untuk mengevaluasi dan mengatasi penyebab infeksi
b. Intervensi untuk mengatasi diare:
- Pemantauan intake dan output cairan
- Pemberian cairan dan elektrolit secara adekuat
- Pemberian obat antidiare sesuai indikasi
- Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai diet yang sesuai untuk mengatasi diare
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, ahli gizi) untuk mengevaluasi dan mengatasi penyebab diare
Penjelasan yang rinci di atas diharapkan dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai untuk kondisi yang dideskripsikan. Silakan tanyakan jika ada hal yang perlu dijelaskan lebih lanjut. -
Article No. 14352 | 17 Mar 2025
Klinis : Seorang anak laki-laki berusia 12 tahun datang ke poliklinik ortopedi dengan keluhan nyeri di lutut kiri sejak 3 bulan yang lalu. Nyeri awalnya ringan, tetapi semakin memberat terutama saat beraktivitas. Orang tua pasien mengatakan bahwa anaknya pernah jatuh saat bermain bola sekitar 4 bulan lalu, tanpa disertai laserasi atau hematoma saat kejadian. Dalam 1 bulan terakhir, anak mengeluh nyeri yang semakin sering, terutama pada malam hari, dan terkadang membangunkannya dari tidur. Orang tua juga menyadari adanya massa yang membesar di sekitar lutut yang makin membesar. Anak menjadi lebih sering kelelahan dan kurang aktif dibanding sebelumnya. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya massa keras di regio distal femur kiri dengan batas yang kurang tegas. Tidak ditemukan tanda eritema, hipertermia lokal, atau tanda-tanda infeksi. Gerakan sendi lutut terbatas karena nyeri. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan alkaline phosphatase (ALP), tetapi kadar leukosit masih dalam batas normal. Pemeriksaan radiologi menunjukkan adanya lesi osteolitik dan osteoblastik di distal femur dengan gambaran "sunburst appearance". Namun, dokter juga menemukan adanya reaksi periosteal yang menyerupai gambaran "onion skin appearance", yang sering dikaitkan dengan Ewing’s sarcoma.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan penyakit neoplastik (Ewing's sarcoma) ditandai dengan keluhan nyeri di lutut kiri yang semakin memberat terutama saat beraktivitas dan terkadang membangunkan pasien dari tidur.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam sejumlah sensasi yang dapat digambarkan sebagai rasa sakit.
Karakteristik Utama: Laporan pasien tentang rasa sakit atau tidak nyaman.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Tingkat Nyeri Terkontrol: Pasien melaporkan nyeri terkontrol atau berkurang.
2. Kemampuan Mengatasi Nyeri: Pasien mampu menggunakan strategi untuk mencegah atau mengurangi nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri: Tindakan yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan sensasi nyeri yang dirasakan pasien.
2. Terapi Modalitas Nyeri: Penggunaan modalitas terapi untuk mengurangi nyeri, seperti kompres dingin/hangat, masase, relaksasi, dan lain-lain.
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami nyeri akut yang berhubungan dengan penyakit neoplastik (Ewing's sarcoma) yang ditandai dengan keluhan nyeri di lutut kiri yang semakin memberat terutama saat beraktivitas dan terkadang membangunkan pasien dari tidur. Tujuan penanganan keperawatan adalah untuk mengurangi atau menghilangkan sensasi nyeri yang dirasakan pasien melalui manajemen nyeri dan penggunaan terapi modalitas nyeri yang sesuai. Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat melaporkan nyeri terkontrol atau berkurang, serta mampu menggunakan strategi untuk mencegah atau mengurangi nyeri. -
Article No. 14353 | 17 Mar 2025
Klinis : Seorang anak laki-laki berusia 12 tahun datang ke poliklinik ortopedi dengan keluhan nyeri di lutut kiri sejak 3 bulan yang lalu. Nyeri awalnya ringan, tetapi semakin memberat terutama saat beraktivitas. Orang tua pasien mengatakan bahwa anaknya pernah jatuh saat bermain bola sekitar 4 bulan lalu, tanpa disertai laserasi atau hematoma saat kejadian. Dalam 1 bulan terakhir, anak mengeluh nyeri yang semakin sering, terutama pada malam hari, dan terkadang membangunkannya dari tidur. Orang tua juga menyadari adanya massa yang membesar di sekitar lutut yang makin membesar. Anak menjadi lebih sering kelelahan dan kurang aktif dibanding sebelumnya. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya massa keras di regio distal femur kiri dengan batas yang kurang tegas. Tidak ditemukan tanda eritema, hipertermia lokal, atau tanda-tanda infeksi. Gerakan sendi lutut terbatas karena nyeri. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan alkaline phosphatase (ALP), tetapi kadar leukosit masih dalam batas normal. Pemeriksaan radiologi menunjukkan adanya lesi osteolitik dan osteoblastik di distal femur dengan gambaran "sunburst appearance". Namun, dokter juga menemukan adanya reaksi periosteal yang menyerupai gambaran "onion skin appearance", yang sering dikaitkan dengan Ewing’s sarcoma.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output SLKI, dan intervensi keperawatan SIKI untuk kondisi yang Anda deskripsikan sebelumnya.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri akut berhubungan dengan adanya massa di regio distal femur kiri
2. Mobilitas fisik terganggu berhubungan dengan keterbatasan gerakan sendi lutut akibat nyeri
3. Kelelahan berhubungan dengan penurunan aktivitas akibat nyeri dan massa yang membesar
Luaran/Output SLKI:
1. Nyeri Akut:
- Pasien melaporkan penurunan nyeri sesuai target
- Pasien dapat mengenali dan melaporkan faktor pemicu nyeri
- Pasien dapat menggunakan teknik penanganan nyeri secara efektif
2. Mobilitas Fisik Terganggu:
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa hambatan
- Pasien dapat mempertahankan rentang gerak sendi lutut sesuai kemampuan
- Pasien dapat berpartisipasi dalam program rehabilitasi
3. Kelelahan:
- Pasien dapat melakukan aktivitas tanpa kelelahan yang berlebihan
- Pasien dapat mengelola faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kelelahan
- Pasien dapat mempertahankan tingkat energi yang cukup untuk aktivitas sehari-hari
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Manajemen Nyeri Akut:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Berikan analgesik sesuai instruksi dokter
- Ajarkan teknik nonfarmakologis penanganan nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat/dingin
- Kolaborasi dengan dokter untuk menentukan strategi penanganan nyeri yang efektif
2. Peningkatan Mobilitas Fisik:
- Kaji keterbatasan gerak sendi lutut dan faktor-faktor yang memengaruhinya
- Berikan program latihan fisik yang sesuai untuk meningkatkan dan mempertahankan rentang gerak sendi
- Kolaborasi dengan tim rehabilitasi untuk menyusun program rehabilitasi yang komprehensif
- Ajarkan teknik mobilisasi dan transfer yang tepat
3. Manajemen Kelelahan:
- Kaji penyebab dan tanda-tanda kelelahan pada pasien
- Bantu pasien mengidentifikasi aktivitas yang menyebabkan kelelahan dan strategi untuk mengelolanya
- Ajarkan teknik manajemen energi, seperti perencanaan aktivitas, pengaturan istirahat, dan pengaturan pola tidur
- Libatkan keluarga dalam mendukung pasien mengelola kelelahan
Penjelasan rinci dan terperinci telah diberikan untuk setiap poin di atas. Saya berusaha menyampaikan informasi dengan nada akademis dan sebagai seorang pakar perawat yang kompeten dalam memberikan asuhan keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien. -
Article No. 14354 | 17 Mar 2025
Klinis : Seorang anak laki-laki berusia 12 tahun datang ke poliklinik ortopedi dengan keluhan nyeri di lutut kiri sejak 3 bulan yang lalu. Nyeri awalnya ringan, tetapi semakin memberat terutama saat beraktivitas. Orang tua pasien mengatakan bahwa anaknya pernah jatuh saat bermain bola sekitar 4 bulan lalu, tanpa disertai laserasi atau hematoma saat kejadian. Dalam 1 bulan terakhir, anak mengeluh nyeri yang semakin sering, terutama pada malam hari, dan terkadang membangunkannya dari tidur. Orang tua juga menyadari adanya massa yang membesar di sekitar lutut yang makin membesar. Anak menjadi lebih sering kelelahan dan kurang aktif dibanding sebelumnya. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya massa keras di regio distal femur kiri dengan batas yang kurang tegas. Tidak ditemukan tanda eritema, hipertermia lokal, atau tanda-tanda infeksi. Gerakan sendi lutut terbatas karena nyeri. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan alkaline phosphatase (ALP), tetapi kadar leukosit masih dalam batas normal. Pemeriksaan radiologi menunjukkan adanya lesi osteolitik dan osteoblastik di distal femur dengan gambaran "sunburst appearance". Namun, dokter juga menemukan adanya reaksi periosteal yang menyerupai gambaran "onion skin appearance", yang sering dikaitkan dengan Ewing’s sarcoma.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
Faktor yang Berhubungan: Agen cedera biologis (pertumbuhan tumor di lutut)
2. Gangguan Mobilitas Fisik
Definisi: Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang dirasakan atau diobservasi.
Faktor yang Berhubungan: Nyeri, perubahan struktur muskuloskeletal (massa tumor di femur distal).
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Nyeri Akut
- Pasien dapat melaporkan penurunan intensitas nyeri.
- Pasien dapat mendemonstrasikan penggunaan teknik manajemen nyeri yang efektif.
- Pasien dapat beraktivitas sesuai dengan kemampuan tanpa peningkatan nyeri.
2. Gangguan Mobilitas Fisik
- Pasien dapat bergerak dengan rentang gerak sendi yang meningkat.
- Pasien dapat mempertahankan pola tidur yang adekuat.
- Pasien dapat berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Nyeri Akut
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
- Berikan analgesik sesuai resep dokter.
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis (distraksi, relaksasi, kompres hangat/dingin).
- Monitor efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri.
2. Gangguan Mobilitas Fisik
- Lakukan pengkajian fungsi dan rentang gerak sendi.
- Berikan perawatan postur dan mobilisasi sesuai kemampuan pasien.
- Latih dan dampingi pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
- Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk rehabilitasi.
- Edukasi dan libatkan keluarga dalam perawatan mobilitas pasien.
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, pasien ini mengalami nyeri akut di lutut kiri yang disebabkan oleh adanya massa/tumor di distal femur. Nyeri yang semakin memberat, terutama saat beraktivitas, serta adanya gangguan mobilitas fisik akibat keterbatasan gerak sendi dan kelelahan, merupakan masalah utama yang harus ditangani melalui asuhan keperawatan.
Tujuan atau luaran yang diharapkan adalah penurunan intensitas nyeri, peningkatan rentang gerak sendi, dan kemampuan pasien untuk beraktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pengkajian yang komprehensif, pemberian analgesik, teknik manajemen nyeri non-farmakologis, perawatan postur dan mobilisasi, serta kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk rehabilitasi. Edukasi dan keterlibatan keluarga juga penting dalam mencapai tujuan perawatan. -
Article No. 14355 | 17 Mar 2025
Klinis : Seorang anak laki-laki berusia 12 tahun datang ke poliklinik ortopedi dengan keluhan nyeri di lutut kiri sejak 3 bulan yang lalu. Nyeri awalnya ringan, tetapi semakin memberat terutama saat beraktivitas. Orang tua pasien mengatakan bahwa anaknya pernah jatuh saat bermain bola sekitar 4 bulan lalu, tanpa disertai laserasi atau hematoma saat kejadian. Dalam 1 bulan terakhir, anak mengeluh nyeri yang semakin sering, terutama pada malam hari, dan terkadang membangunkannya dari tidur. Orang tua juga menyadari adanya massa yang membesar di sekitar lutut yang makin membesar. Anak menjadi lebih sering kelelahan dan kurang aktif dibanding sebelumnya. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya massa keras di regio distal femur kiri dengan batas yang kurang tegas. Tidak ditemukan tanda eritema, hipertermia lokal, atau tanda-tanda infeksi. Gerakan sendi lutut terbatas karena nyeri. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan alkaline phosphatase (ALP), tetapi kadar leukosit masih dalam batas normal. Pemeriksaan radiologi menunjukkan adanya lesi osteolitik dan osteoblastik di distal femur dengan gambaran "sunburst appearance". Namun, dokter juga menemukan adanya reaksi periosteal yang menyerupai gambaran "onion skin appearance", yang sering dikaitkan dengan Ewing’s sarcoma.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, saya menyarankan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut:
Diagnosis Keperawatan:
1. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan masa tumor di regio distal femur kiri dan nyeri.
Penjelasan Singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Domain: Aktivitas/Istirahat
- Kelas: Pergerakan
- Diagnosis Keperawatan: Gangguan Mobilitas Fisik
- Definisi: Keterbatasan dalam gerakan fisik yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, ketahanan, atau fleksibilitas otot.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran Keperawatan: Mobilitas
- Definisi: Kemampuan untuk bergerak dengan mudah dan bebas.
- Kriteria Hasil: Kemampuan melakukan aktivitas fisik, jangkauan gerak sendi, dan toleransi terhadap aktivitas meningkat.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Nyeri, Manajemen Aktivitas, dan Perawatan Luka.
- Definisi Intervensi:
- Manajemen Nyeri: Tindakan untuk mengurangi atau mengendalikan rasa nyeri yang dialami pasien.
- Manajemen Aktivitas: Tindakan untuk mengatur dan mengevaluasi aktivitas fisik pasien.
- Perawatan Luka: Tindakan untuk memelihara integritas kulit dan jaringan.
Penjelasan Singkat:
Anak laki-laki usia 12 tahun ini mengalami gangguan mobilitas fisik akibat adanya massa tumor di regio distal femur kiri yang menyebabkan nyeri, keterbatasan gerak sendi, dan kelelahan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri untuk mengurangi rasa nyeri, manajemen aktivitas untuk mengatur dan mengevaluasi aktivitas fisik pasien, serta perawatan luka jika terjadi luka atau komplikasi lainnya. Tujuan akhirnya adalah meningkatkan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas fisik, jangkauan gerak sendi, dan toleransi terhadap aktivitas. -
Article No. 14356 | 17 Mar 2025
Klinis : Seorang anak laki-laki berusia 12 tahun datang ke poliklinik ortopedi dengan keluhan nyeri di lutut kiri sejak 3 bulan yang lalu. Nyeri awalnya ringan, tetapi semakin memberat terutama saat beraktivitas. Orang tua pasien mengatakan bahwa anaknya pernah jatuh saat bermain bola sekitar 4 bulan lalu, tanpa disertai laserasi atau hematoma saat kejadian. Dalam 1 bulan terakhir, anak mengeluh nyeri yang semakin sering, terutama pada malam hari, dan terkadang membangunkannya dari tidur. Orang tua juga menyadari adanya massa yang membesar di sekitar lutut yang makin membesar. Anak menjadi lebih sering kelelahan dan kurang aktif dibanding sebelumnya. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya massa keras di regio distal femur kiri dengan batas yang kurang tegas. Tidak ditemukan tanda eritema, hipertermia lokal, atau tanda-tanda infeksi. Gerakan sendi lutut terbatas karena nyeri. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan alkaline phosphatase (ALP), tetapi kadar leukosit masih dalam batas normal. Pemeriksaan radiologi menunjukkan adanya lesi osteolitik dan osteoblastik di distal femur dengan gambaran "sunburst appearance". Namun, dokter juga menemukan adanya reaksi periosteal yang menyerupai gambaran "onion skin appearance", yang sering dikaitkan dengan Ewing’s sarcoma.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan lesi tumor di lutut kiri, ditandai dengan keluhan nyeri pada lutut kiri terutama saat beraktivitas, nyeri yang semakin sering, terutama pada malam hari, dan terkadang membangunkan pasien dari tidur.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri Akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah-istilah tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kontrol Nyeri: Kemampuan individu untuk mengatur nyeri dalam batas-batas yang dapat diterima.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Nyeri: Tindakan yang dilakukan untuk mencegah, mengurangi, atau menghilangkan nyeri.
Berdasarkan kasus ini, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Akut berhubungan dengan lesi tumor di lutut kiri. Perawat akan melakukan intervensi manajemen nyeri untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri yang dialami pasien, serta mengajarkan pasien dan keluarga teknik-teknik kontrol nyeri yang dapat dilakukan.