Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 12402 | 17 Feb 2025
Klinis : 1. Sebelum sakit Pada jam 22.00 klien mulai dirawat di Ruang Saraf A RSUD dr Soetomo dengan kesadaran yang menurun. 2. Riwayat penyakit sekarang Riwayat kesehatan keluarga yang lain tidak ada yang menderita penyakit seperti yang diderita klien saat ini. C. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK 1. Keadaan Umum Lemah 2. Tanda tanda vital Suhu : 36,8 0C Nadi : 80 X/menit. Kuat dan teratur Tekanan darah : 90/60 mmHg. Respirasi : 20 x/menit 3. Body system a. Pernapasan Pernafasan melalui hidung. Frekuensi 20 x/menit. Trachea tidak ada kelainan. Terdapat retraksi dada, napas dangkal. Suara tambahan terdengar bunyi ronchi. Bentuk dada simestris. Hasil foto Thorax PA Cor : Besar dan bentuk normal. Pulmo : Tampak infiltrat granuler tersebar di kedua lapang paru. Kedua sinus phrenicocostalis tajam. Kesimpulan : TB Milier b. Kardiovaskuler Nadi 80 X/menit kuat dan teratur, tekanan darah 90/60 mmHg, Suhu 36,8 0C. Palpitasi tidak ada, clubbing fingger tidak ada. Suara jantung normal. Edema : tidak ada c. Persyarafan Tingkat kesadaran : Delirium. GCS : Membuka mata : Spontan (4) Verbal : Menyuarakan bunyi yang tidak bermakna (2) Motorik : Melokalisasi nyeri (5) Kepala dan wajah : tak ada kelainan. Mata : sklera putih, Conjungtiva :merah muda, pupil : isokor. Leher : tak ada kelaianan. Reflek batuk ada, tapi tidak keras. d. Perkemihan Terpasang Polly Catheter sejak MRS. Jumlah urine 1200 cc/24 jam. Warna urine kuning muda. Bau : Khas. e. Pencernaan Terpasang NGT sejak MRS. Mulut dan tenggorokan normal, Abdomen normal, Peristaltik normal, tidak kembung, obstipasi (+), klien sudah beberapa hari belum buang air besar. Diet sonde TKTP f. Tulang-otot-integumen Kemampuan pergerakan sendi lengan dan tungkai terbatas Parese (+), Paralise (+), Hemiparese (+) Ekstrimitas : Atas : Kanan : Tidak ada kelainan Kiri : Tidak ada kelainan Bawah : Kanan : Tidak ada kelainan Kiri : Terdapat kelainan akibat dislokasi pada panggul akibat Kecelakaan Lalulintas sebelumnya. Tulang Belakang : Tidak ada kelainan. Warna kulit : Kuning kecoklatan. Akral : Dingin basah. Turgor : Lambat. Tidak terdapat kontraktur maupun dikubitus. D. DIAGNOSTIK DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG Darah lengkap tanggal Hb : 15,0 mg/dl (L 13,5 – 18,0 – P 11,5 – 16,0 mg/dl). Leukosit : 24.000 (4000 – 11.000) Trombosit : 777.000/cmm (150.000 – 450.000/cmm). Hematokrit/PCV : 0,44 % (L : 40 – 54 % P : 37 – 47 %) LED : (L 0 – 15/jam P 0 – 20/jam Gula darah Glukosa ad random : 169 mg/dl (< 140 mg/dl) Faal Hati SGOT : 55 U/L (L < 37 P < 31 U/L) Faal Ginjal Serum Creatinin : 1,52 mg/dl (L : 0,9 – 1,5 P : 0,7 – 1,3) Elektrolit Natrium : 154 mmol/l (135 – 145 mmol/l) Kalium : 4,08 mmol/l (3,5 – 5,5 mmol/l) Clorida : 114 ( 97 – 113 ). Hasil pemeriksaan Liquor Cerebrospinalis tanggal 5 Juni 2002. Jumlah Sel : 352/3 M : 112/3 P : 240/3. Nonna : Positif (+3). Pandy : Positif (+4). Jumlah protein : 300. Glukose : 26,3. Eritrosit : 2560/3 Bentuk : Normal E. TERAPI 1. Infus NaCl 0,9 % 2000 cc / 24 jam. 2. Streptomisin 1 x 1 gram, intramuskuler. 3. Ceftriaxone 2 x 1 gram, iv. 4. Dexamethasone 2 x 1 amp,iv. 5. Cimetidin 3 x 1 amp,iv. 6. Novalgin 3 x 1 amp,iv. 7. Neurobion 1 x 1 amp, IM. 8. Paracetamol 3 x 500 mg. 9. OAT : • Rifampisin : 1 x 450 mg. • INH : 1 x 300 mg. • Pyrazinamide : 1 x 1000 mg. tanda tangan mahasiswa
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi klien, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI). Tone saya akan akademis dan persona saya akan berperan sebagai seorang perawat ahli.
A. Diagnosa Keperawatan SDKI
Berdasarkan data yang diberikan, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi klien adalah:
1. Penurunan Kesadaran
Berhubungan dengan penyakit Tuberkulosis Milier (TB Milier) yang menyebabkan gangguan pada sistem saraf pusat.
2. Gangguan Pertukaran Gas
Berhubungan dengan infiltrat granular pada paru-paru akibat TB Milier yang mengganggu fungsi respirasi.
3. Intoleransi Aktivitas
Berhubungan dengan kelemahan fisik dan hambatan pergerakan sendi akibat penyakit TB Milier.
4. Konstipasi
Berhubungan dengan penurunan aktivitas peristaltik usus dan asupan makanan kurang akibat terpasang NGT.
B. Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI)
1. Penurunan Kesadaran
- Peningkatan Tingkat Kesadaran
- Stabilitas Tanda-Tanda Vital
- Tidak Terjadi Cedera
2. Gangguan Pertukaran Gas
- Stabilitas Oksigenasi
- Perbaikan Pola Napas
- Tidak Terjadi Komplikasi Pulmoner
3. Intoleransi Aktivitas
- Peningkatan Toleransi Aktivitas
- Peningkatan Kemampuan Mobilitas
- Peningkatan Kekuatan Otot
4. Konstipasi
- Peningkatan Frekuensi Defekasi
- Perbaikan Konsistensi Feses
- Penurunan Gejala Konstipasi
C. Intervensi Keperawatan (SIKI)
1. Penurunan Kesadaran
- Monitor Tanda-Tanda Vital secara berkala
- Pertahankan Posisi Semi-Fowler untuk Memfasilitasi Ventilasi
- Lakukan Stimulasi Sensori untuk Meningkatkan Kesadaran
- Berikan Terapi Oksigen sesuai Kebutuhan
2. Gangguan Pertukaran Gas
- Monitor Fungsi Respirasi dan Oksigenasi
- Auskultasi Suara Napas dan Segera Laporkan Adanya Suara Abnormal
- Pertahankan Posisi Semi-Fowler untuk Memfasilitasi Ventilasi
- Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan untuk Intervensi Medis yang Tepat
3. Intoleransi Aktivitas
- Evaluasi Kemampuan Mobilisasi dan Pergerakan Sendi
- Lakukan Latihan Rentang Gerak (ROM) secara Bertahap
- Berikan Bantuan Alat Bantu Ambulasi sesuai Kebutuhan
- Kolaborasi dengan Fisioterapis untuk Program Rehabilitasi yang Tepat
4. Konstipasi
- Monitor Pola Eliminasi Fekal dan Karakteristik Feses
- Berikan Makanan Berserat dan Cairan yang Cukup
- Ajarkan Teknik Defekasi yang Benar
- Lakukan Stimulasi Rektal atau Pemberian Laksan sesuai Kebutuhan
Demikian penjelasan rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan (SLKI), serta intervensi keperawatan yang diperlukan (SIKI) untuk menangani kondisi klien tersebut. Saya berharap penjelasan ini dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai pengelolaan kasus ini. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 12403 | 17 Feb 2025
Klinis : 1. Sebelum sakit Pada jam 22.00 klien mulai dirawat di Ruang Saraf A RSUD dr Soetomo dengan kesadaran yang menurun. 2. Riwayat penyakit sekarang Riwayat kesehatan keluarga yang lain tidak ada yang menderita penyakit seperti yang diderita klien saat ini. C. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK 1. Keadaan Umum Lemah 2. Tanda tanda vital Suhu : 36,8 0C Nadi : 80 X/menit. Kuat dan teratur Tekanan darah : 90/60 mmHg. Respirasi : 20 x/menit 3. Body system a. Pernapasan Pernafasan melalui hidung. Frekuensi 20 x/menit. Trachea tidak ada kelainan. Terdapat retraksi dada, napas dangkal. Suara tambahan terdengar bunyi ronchi. Bentuk dada simestris. Hasil foto Thorax PA Cor : Besar dan bentuk normal. Pulmo : Tampak infiltrat granuler tersebar di kedua lapang paru. Kedua sinus phrenicocostalis tajam. Kesimpulan : TB Milier b. Kardiovaskuler Nadi 80 X/menit kuat dan teratur, tekanan darah 90/60 mmHg, Suhu 36,8 0C. Palpitasi tidak ada, clubbing fingger tidak ada. Suara jantung normal. Edema : tidak ada c. Persyarafan Tingkat kesadaran : Delirium. GCS : Membuka mata : Spontan (4) Verbal : Menyuarakan bunyi yang tidak bermakna (2) Motorik : Melokalisasi nyeri (5) Kepala dan wajah : tak ada kelainan. Mata : sklera putih, Conjungtiva :merah muda, pupil : isokor. Leher : tak ada kelaianan. Reflek batuk ada, tapi tidak keras. d. Perkemihan Terpasang Polly Catheter sejak MRS. Jumlah urine 1200 cc/24 jam. Warna urine kuning muda. Bau : Khas. e. Pencernaan Terpasang NGT sejak MRS. Mulut dan tenggorokan normal, Abdomen normal, Peristaltik normal, tidak kembung, obstipasi (+), klien sudah beberapa hari belum buang air besar. Diet sonde TKTP f. Tulang-otot-integumen Kemampuan pergerakan sendi lengan dan tungkai terbatas Parese (+), Paralise (+), Hemiparese (+) Ekstrimitas : Atas : Kanan : Tidak ada kelainan Kiri : Tidak ada kelainan Bawah : Kanan : Tidak ada kelainan Kiri : Terdapat kelainan akibat dislokasi pada panggul akibat Kecelakaan Lalulintas sebelumnya. Tulang Belakang : Tidak ada kelainan. Warna kulit : Kuning kecoklatan. Akral : Dingin basah. Turgor : Lambat. Tidak terdapat kontraktur maupun dikubitus. D. DIAGNOSTIK DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG Darah lengkap tanggal Hb : 15,0 mg/dl (L 13,5 – 18,0 – P 11,5 – 16,0 mg/dl). Leukosit : 24.000 (4000 – 11.000) Trombosit : 777.000/cmm (150.000 – 450.000/cmm). Hematokrit/PCV : 0,44 % (L : 40 – 54 % P : 37 – 47 %) LED : (L 0 – 15/jam P 0 – 20/jam Gula darah Glukosa ad random : 169 mg/dl (< 140 mg/dl) Faal Hati SGOT : 55 U/L (L < 37 P < 31 U/L) Faal Ginjal Serum Creatinin : 1,52 mg/dl (L : 0,9 – 1,5 P : 0,7 – 1,3) Elektrolit Natrium : 154 mmol/l (135 – 145 mmol/l) Kalium : 4,08 mmol/l (3,5 – 5,5 mmol/l) Clorida : 114 ( 97 – 113 ). Hasil pemeriksaan Liquor Cerebrospinalis tanggal 5 Juni 2002. Jumlah Sel : 352/3 M : 112/3 P : 240/3. Nonna : Positif (+3). Pandy : Positif (+4). Jumlah protein : 300. Glukose : 26,3. Eritrosit : 2560/3 Bentuk : Normal E. TERAPI 1. Infus NaCl 0,9 % 2000 cc / 24 jam. 2. Streptomisin 1 x 1 gram, intramuskuler. 3. Ceftriaxone 2 x 1 gram, iv. 4. Dexamethasone 2 x 1 amp,iv. 5. Cimetidin 3 x 1 amp,iv. 6. Novalgin 3 x 1 amp,iv. 7. Neurobion 1 x 1 amp, IM. 8. Paracetamol 3 x 500 mg. 9. OAT : • Rifampisin : 1 x 450 mg. • INH : 1 x 300 mg. • Pyrazinamide : 1 x 1000 mg. tanda tangan mahasiswa
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi klien yang diberikan, saya sebagai perawat profesional menyarankan diagnosis keperawatan dan rencana asuhan keperawatan sebagai berikut:
Diagnosis Keperawatan SDKI:
1. Penurunan Kesadaran berhubungan dengan proses penyakit (TB Milier)
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret
3. Gangguan Perfusi Jaringan Paru berhubungan dengan proses inflamasi
4. Nyeri Akut berhubungan dengan proses penyakit
5. Risiko Infeksi berhubungan dengan penurunan imunitas
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Penurunan Kesadaran
- Klien akan mempertahankan kesadaran pada level yang optimal (GCS 15)
- Klien akan menunjukkan peningkatan kemampuan untuk merespon stimulus
- Klien akan menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Klien akan menunjukkan jalan napas yang bersih dan bebas dari sumbatan
- Klien akan menunjukkan pola napas yang normal
- Klien akan menunjukkan bunyi napas vesikuler tanpa tambahan
3. Gangguan Perfusi Jaringan Paru
- Klien akan menunjukkan oksigenasi jaringan yang adekuat
- Klien akan menunjukkan perbaikan pada hasil pemeriksaan radiologi paru
- Klien akan menunjukkan tidak ada tanda-tanda sianosis
4. Nyeri Akut
- Klien akan melaporkan penurunan tingkat nyeri
- Klien akan menunjukkan ekspresi wajah yang rileks
- Klien akan menunjukkan peningkatan kemampuan untuk melakukan aktivitas
5. Risiko Infeksi
- Klien akan menunjukkan tidak ada tanda-tanda infeksi
- Klien akan menunjukkan hasil pemeriksaan laboratorium yang mendukung
- Klien akan menunjukkan peningkatan kemampuan pertahanan tubuh
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Penurunan Kesadaran
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala
- Lakukan stimulasi sensori untuk meningkatkan kesadaran
- Berikan oksigen sesuai indikasi
- Pertahankan posisi kepala netral untuk memfasilitasi aliran darah ke otak
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Lakukan suction jika diperlukan
- Berikan bronkodilator dan mukolitik sesuai indikasi
- Berikan posisi semi-fowler untuk memfasilitasi ekspansi paru
- Ajarkan teknik batuk efektif dan latihan pernapasan
3. Gangguan Perfusi Jaringan Paru
- Pantau fungsi vital dan oksigenasi
- Berikan oksigen sesuai indikasi
- Berikan posisi semi-fowler untuk meningkatkan perfusi paru
- Kolaborasi dengan ahli medis untuk terapi tambahan (antibiotik, steroid, dll.)
4. Nyeri Akut
- Identifikasi karakteristik nyeri
- Berikan analgesik sesuai indikasi
- Lakukan relaksasi dan distraksi untuk mengurangi nyeri
- Ajarkan teknik manajemen nyeri kepada klien
5. Risiko Infeksi
- Pantau tanda-tanda infeksi secara berkala
- Berikan terapi antibiotik sesuai indikasi
- Pertahankan kebersihan lingkungan dan prosedur aseptik
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk penanganan yang komprehensif
Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. Jangan ragu untuk bertanya lebih lanjut jika membutuhkan penjelasan tambahan. -
Article No. 12404 | 17 Feb 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan gatal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Pruritus (Gatal)
Definisi: Pengalaman sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan yang menimbulkan keinginan untuk menggaruk.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Pruritus didefinisikan sebagai pengalaman sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan yang menimbulkan keinginan untuk menggaruk. Tanda dan gejala yang mungkin muncul antara lain rasa gatal, eritem, ekskoriasi, dan kerusakan epidermis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan pruritus adalah pasien dapat mengatasi rasa gatal, tidak ada lesi kulit akibat garukan, tidak ada infeksi kulit, dan pasien dapat mengelola rasa gatal secara efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat diberikan untuk mengatasi pruritus antara lain manajemen gatal, perawatan kulit, pengendalian rasa gatal, dan edukasi manajemen gatal.
Dengan tone akademis, persona pakar, dan peran sebagai perawat, penjelasan ini disampaikan dengan bahasa yang formal, terstruktur, dan berfokus pada aspek teoritis dan standar keperawatan yang berlaku di Indonesia. -
Article No. 12405 | 17 Feb 2025
Klinis : katarak usia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi katarak usia, dengan tone akademis dan persona pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Penglihatan berhubungan dengan perubahan struktural pada lensa mata (katarak).
Penjelasan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Penglihatan didefinisikan sebagai keterbatasan dalam kemampuan visual yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Pada kasus katarak usia, perubahan struktural pada lensa mata menyebabkan penurunan tajam penglihatan, bahkan kebutaan jika tidak ditangani. Diagnosa ini memfokuskan intervensi keperawatan pada upaya mengelola gangguan penglihatan dan meminimalkan dampaknya terhadap fungsi dan aktivitas pasien.
Penjelasan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran keperawatan yang diharapkan meliputi pemulihan fungsi penglihatan, adaptasi terhadap perubahan penglihatan, dan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari dengan aman. Indikator keberhasilan dapat dilihat dari kemampuan pasien menggunakan alat bantu penglihatan, tidak adanya komplikasi, dan tingkat kemandirian dalam beraktivitas.
Penjelasan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain edukasi tentang penyakit katarak dan penanganannya, latihan penyesuaian fungsi penglihatan, konseling psikologis, serta kolaborasi dengan dokter oftalmologi untuk tindakan operatif atau terapi lainnya. Perawat juga dapat memberikan bantuan alat bantu visual dan melatih penggunaannya untuk memaksimalkan fungsi penglihatan yang tersisa.
Kesimpulannya, diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang diterapkan pada pasien katarak usia diarahkan untuk mengatasi gangguan penglihatan, meningkatkan kemandirian, dan mencegah komplikasi yang dapat mengganggu kualitas hidup pasien. -
Article No. 12406 | 17 Feb 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit pinggang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan keluhan sakit pinggang.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Punggung Bawah (NANDA-I)
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Nyeri Punggung Bawah didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan, gangguan, atau penyakit yang mempengaruhi daerah punggung bawah.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Tujuan keperawatan yang ingin dicapai adalah pasien dapat melaporkan penurunan rasa nyeri, peningkatan kemampuan beraktivitas, dan peningkatan kualitas hidup.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Manajemen Nyeri
2. Terapi Modalitas
3. Peningkatan Mobilitas Fisik
4. Pendidikan Kesehatan
Dalam pemberian asuhan keperawatan, perawat akan melakukan pengkajian, menegakkan diagnosa, merencanakan intervensi, melaksanakan intervensi, dan mengevaluasi hasil intervensi keperawatan berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh PPNI. -
Article No. 12407 | 17 Feb 2025
Klinis : Tb anak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi Tb anak yang Anda berikan, berikut adalah contoh diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang paten.
SDKI:
- Penyebab: Sekresi jalan napas berlebihan, peningkatan produksi lendir, kelemahan batuk.
- Tanda dan Gejala: Suara napas tambahan, perubahan pola napas, penggunaan otot tambahan untuk bernapas, retraksi dinding dada.
SLKI:
- Luaran: Pasien dapat mempertahankan jalan napas yang paten.
- Kriteria Hasil: Pasien menunjukkan pola napas yang efektif, pasien bebas dari tanda-tanda distres pernapasan.
SIKI:
- Intervensi: Monitor status pernapasan, fasilitasi batuk efektif, pertahankan posisi yang memudahkan drainase, lakukan suction sesuai kebutuhan.
Penjelasan Singkat:
Diagnosa keperawatan "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" menggambarkan ketidakmampuan pasien anak dengan TB untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas, sehingga jalan napas menjadi tidak paten. Penyebabnya dapat berupa sekresi jalan napas berlebihan, peningkatan produksi lendir, atau kelemahan batuk. Tanda dan gejala yang muncul dapat berupa suara napas tambahan, perubahan pola napas, penggunaan otot tambahan untuk bernapas, dan retraksi dinding dada.
Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan jalan napas yang paten, dengan kriteria hasil berupa pola napas yang efektif dan pasien bebas dari tanda-tanda distres pernapasan. Intervensi yang dapat dilakukan meliputi Monitor status pernapasan, fasilitasi batuk efektif, pertahankan posisi yang memudahkan drainase, dan lakukan suction sesuai kebutuhan. -
Article No. 12408 | 17 Feb 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan bisul
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan keluhan bisul, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Integritas Kulit Terganggu
Definisi: Kerusakan atau perubahan struktur dan fungsi kulit.
Penjelasan:
Integritas kulit terganggu merupakan diagnosa keperawatan yang tepat untuk pasien dengan keluhan bisul. Bisul adalah infeksi kulit lokal yang menyebabkan kerusakan pada lapisan kulit. Hal ini dapat mengganggu fungsi dan struktur normal kulit.
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
- Karakteristik utama: Adanya kerusakan pada lapisan kulit.
- Faktor yang berhubungan: Infeksi mikroorganisme, trauma, dan faktor penyakit lainnya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Integritas kulit membaik, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan tidak ada komplikasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan: Perawatan luka, pemberian antibiotik topikal, manajemen infeksi, dan edukasi pasien mengenai perawatan kulit yang baik.
Dengan demikian, diagnosa keperawatan yang tepat untuk pasien dengan keluhan bisul adalah Integritas Kulit Terganggu, dengan penatalaksanaan keperawatan berfokus pada perawatan luka, penanganan infeksi, dan edukasi pasien. -
Article No. 12409 | 17 Feb 2025
Klinis : terkena duri di tumit sebelah kiri 1 minggu yang lalu, bengak
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, saya dapat memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: L98.0
- Deskripsi: Granuloma eosinofilik
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 86.11
- Deskripsi: Debridement of wound, infection, or burn
Penjelasan:
1. Kode ICD-10: L98.0 - Granuloma eosinofilik
- Kode L98.0 dalam Klasifikasi Statistik Internasional Penyakit dan Masalah-Masalah Terkait Kesehatan Revisi Kesepuluh (ICD-10) digunakan untuk mengkodekan kondisi granuloma eosinofilik.
- Granuloma eosinofilik adalah suatu kondisi yang ditandai dengan adanya massa atau benjolan pada kulit atau jaringan subkutan yang disebabkan oleh kumpulan sel-sel eosinofil, suatu jenis sel darah putih.
- Dalam kasus ini, pasien mengalami kondisi tersebut di tumit sebelah kiri, yang menyebabkan pembengkakan, diduga akibat tertusuk duri.
2. Kode ICD-9-CM Procedure: 86.11 - Debridement of wound, infection, or burn
- Kode 86.11 dalam Klasifikasi Internasional Penyakit, Revisi Kesembilan, Modifikasi Klinis (ICD-9-CM) digunakan untuk mengkodekan tindakan debridemen, yaitu pembersihan atau penyingkiran jaringan mati, terinfeksi, atau terbakar dari luka.
- Dalam kasus ini, jika diperlukan, tindakan debridemen dapat dilakukan untuk membersihkan luka akibat tusukan duri di tumit pasien dan mengurangi risiko infeksi.
Dengan demikian, kode ICD-10 yang sesuai untuk kondisi ini adalah L98.0 (Granuloma eosinofilik), dan jika diperlukan, tindakan debridemen dapat dikodekan dengan ICD-9-CM 86.11. -
Article No. 12410 | 17 Feb 2025
Klinis : terkena duri sawit di tumit sebelah kiri 1 minggu yang lalu, bengak
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang sesuai dengan kondisi yang Anda deskripsikan, dengan format yang rapi dan penjelasan yang terstruktur.
1. Kode ICD-10:
- Kode: S91.04XA
- Deskripsi: Luka tusuk pada tumit, kiri, kunjungan awal
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 86.22
- Deskripsi: Pembersihan dan penyembuhan luka, komplek
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang Anda berikan, pasien mengalami kondisi terkena duri sawit di tumit sebelah kiri sejak 1 minggu yang lalu dan mengalami pembengkakan. Untuk menentukan kode diagnosis yang sesuai, saya mengacu pada Klasifikasi Statistik Internasional Penyakit dan Masalah Kesehatan Terkait Versi 10 (ICD-10).
1. Kode ICD-10 S91.04XA menunjukkan:
- S91 - Luka terbuka pada pergelangan kaki dan kaki
- S91.0 - Luka tusuk pada pergelangan kaki dan kaki
- S91.04 - Luka tusuk pada tumit, kiri
- XA - Kunjungan awal
Kode ini mengidentifikasi bahwa pasien mengalami luka tusuk pada tumit sebelah kiri, dan ini merupakan kunjungan pertama (awal) untuk penanganan kondisi tersebut.
2. Kode ICD-9-CM Prosedur 86.22 menunjukkan:
- 86 - Prosedur pada kulit dan jaringan subkutan
- 86.2 - Perawatan luka dan dekubitus
- 86.22 - Pembersihan dan penyembuhan luka, komplek
Kode ini mengidentifikasi bahwa tindakan medis yang dilakukan adalah pembersihan dan penyembuhan luka yang kompleks, yang sesuai dengan kondisi pembengkakan akibat tusukan duri sawit pada tumit pasien. -
Article No. 12411 | 17 Feb 2025
Klinis : terkena duri sawit di tumit sebelah kiri 1 minggu yang lalu, bengak luka tertutup
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 dan ICD-9-CM untuk kondisi yang Anda jelaskan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: T14.01
- Deskripsi: Luka tusuk (tungkai bawah)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 86.22
- Deskripsi: Debridement luka, kulit dan subkutan
Penjelasan:
Berdasarkan gejala yang Anda deskripsikan, pasien mengalami luka tusuk di tumit sebelah kiri akibat terkena duri sawit. Sesuai dengan Klasifikasi Internasional Penyakit (ICD-10), kode yang sesuai adalah T14.01, yang mengindikasikan luka tusuk di tungkai bawah.
Selanjutnya, jika diperlukan tindakan medis berupa debridemen atau pembersihan luka, kode ICD-9-CM yang sesuai adalah 86.22, yang menunjukkan prosedur debridemen luka pada kulit dan jaringan subkutan.
Proses perawatan luka yang tertutup dan bengkak ini dapat meliputi pembersihan luka, penggunaan antibiotik topikal, dan pemantauan untuk mencegah infeksi atau komplikasi lebih lanjut. Pasien harus menerima edukasi mengenai perawatan luka yang tepat dan tanda-tanda infeksi yang harus segera dilaporkan.