Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 12392 | 17 Feb 2025
Klinis : defisit pengetahuan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Defisit Pengetahuan
Definisi:
Defisit Pengetahuan adalah keterbatasan atau kurangnya informasi kognitif yang dimiliki oleh individu mengenai topik atau masalah tertentu.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kriteria Diagnosa: Individu menunjukkan kurangnya pengetahuan tentang penyakit, pengobatan, prosedur perawatan, atau informasi lain yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang Diharapkan:
1. Pasien menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang penyakit, pengobatan, prosedur perawatan, atau informasi lain yang diperlukan.
2. Pasien mampu mendemonstrasikan atau menjelaskan informasi yang diperoleh.
3. Pasien melaporkan kepuasan dengan informasi yang diterima.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan:
1. Mengkaji tingkat pengetahuan pasien.
2. Mengidentifikasi sumber-sumber informasi yang dapat diakses oleh pasien.
3. Memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
4. Mendorong pasien untuk bertanya dan mengeksplorasi informasi yang dibutuhkan.
5. Memfasilitasi akses pasien terhadap sumber-sumber informasi yang tersedia.
6. Mengevaluasi pemahaman pasien terhadap informasi yang diberikan.
Dengan menggunakan pendekatan SDKI-SLKI-SIKI, perawat dapat melakukan pengkajian, perencanaan, intervensi, dan evaluasi yang komprehensif untuk mengatasi Defisit Pengetahuan pada pasien. -
Article No. 12393 | 17 Feb 2025
Klinis : DS: - DO: - Terdapat retraksi dada - Napas dangkal - RR: 20x/menit - Terdapat bunyi ronchi - Reflek batuk lemah - Foto thorax: tampak infiltrat granuler di kedua lapang paru - Diagnosis: TB Milier
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Pola Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan mudah yang dapat mengancam kehidupan.
- Penyebab: Obstruksi jalan napas, kelemahan otot pernapasan, dan ketidakseimbangan ventilasi-perfusi.
- Tanda dan Gejala: Retraksi dada, napas dangkal, RR yang meningkat, bunyi ronchi, dan reflek batuk yang lemah.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Pola Napas Efektif
- Definisi: Kemampuan untuk bernapas dengan mudah yang mendukung oksigenasi jaringan yang adekuat.
- Kriteria Hasil:
- Frekuensi napas normal (12-20 x/menit)
- Kedalaman napas normal
- Tidak ada retraksi dada
- Bunyi napas bersih
- Batuk efektif
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Tujuan: Mempertahankan dan meningkatkan patensi jalan napas.
- Aktivitas:
- Monitor status pernapasan (frekuensi, kedalaman, irama, dan usaha napas)
- Atur posisi semi-fowler untuk memfasilitasi ekspansi paru
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Lakukan suction jika diperlukan
- Ajarkan teknik batuk efektif
2. Manajemen Ventilasi
- Tujuan: Memfasilitasi pertukaran gas yang adekuat.
- Aktivitas:
- Monitor status oksigenasi (SpO2, gas darah)
- Pertahankan pola napas yang efektif
- Berikan latihan pernapasan jika diperlukan
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter, fisioterapis) untuk mengoptimalkan ventilasi
3. Manajemen Infeksi
- Tujuan: Mencegah dan mengendalikan infeksi.
- Aktivitas:
- Lakukan pengkajian tanda-tanda infeksi secara berkala
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi antibiotik
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi
- Monitor hasil pemeriksaan laboratorium dan radiologi
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Pola Napas Tidak Efektif" dipilih karena terdapat tanda-tanda gangguan pada sistem pernapasan, seperti retraksi dada, napas dangkal, dan bunyi ronchi yang menunjukkan adanya obstruksi jalan napas. Foto toraks yang menunjukkan infiltrat granuler di kedua lapang paru juga mendukung diagnosis TB Milier, yang dapat menyebabkan perubahan pada pola napas.
Luaran yang diharapkan adalah "Pola Napas Efektif", yang ditandai dengan frekuensi napas normal, kedalaman napas normal, tidak ada retraksi dada, bunyi napas bersih, dan batuk yang efektif. Hal ini akan memfasilitasi pertukaran gas yang adekuat dan mendukung oksigenasi jaringan.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen jalan napas, manajemen ventilasi, dan manajemen infeksi. Tujuannya adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan patensi jalan napas, memfasilitasi pertukaran gas yang adekuat, serta mencegah dan mengendalikan infeksi. Aktivitas-aktivitas tersebut akan membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 12394 | 17 Feb 2025
Klinis : hipertermi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi hipertermia.
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia
Definisi:
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas normal, yaitu di atas 37,5°C (99,5°F).
SDKI:
Hipertermia didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh yang disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan kehilangan panas.
SLKI:
Luaran yang diharapkan pada klien dengan hipertermia adalah:
1. Suhu tubuh kembali normal
2. Tanda-tanda vital dalam batas normal
3. Tidak terjadi komplikasi akibat hipertermia
SIKI:
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi hipertermia meliputi:
1. Pemantauan suhu tubuh dan tanda-tanda vital secara berkala
2. Pemberian kompres hangat/dingin untuk menurunkan suhu tubuh
3. Pemberian cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan
4. Pengaturan lingkungan yang nyaman
5. Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai manajemen hipertermia
Dalam pendekatan akademis, saya sebagai perawat pakar akan memberikan penjelasan rinci mengenai diagnosis, luaran, dan intervensi keperawatan berdasarkan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Saya akan memastikan pemahaman Anda mengenai kondisi hipertermia dan penatalaksanaannya sesuai dengan praktik keperawatan yang berlandaskan bukti ilmiah. -
Article No. 12395 | 17 Feb 2025
Klinis : 1. Sebelum sakit Pada jam 22.00 klien mulai dirawat di Ruang Saraf A RSUD dr Soetomo dengan kesadaran yang menurun. 2. Riwayat penyakit sekarang Riwayat kesehatan keluarga yang lain tidak ada yang menderita penyakit seperti yang diderita klien saat ini. C. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK 1. Keadaan Umum Lemah 2. Tanda tanda vital Suhu : 36,8 0C Nadi : 80 X/menit. Kuat dan teratur Tekanan darah : 90/60 mmHg. Respirasi : 20 x/menit 3. Body system a. Pernapasan Pernafasan melalui hidung. Frekuensi 20 x/menit. Trachea tidak ada kelainan. Terdapat retraksi dada, napas dangkal. Suara tambahan terdengar bunyi ronchi. Bentuk dada simestris. Hasil foto Thorax PA Cor : Besar dan bentuk normal. Pulmo : Tampak infiltrat granuler tersebar di kedua lapang paru. Kedua sinus phrenicocostalis tajam. Kesimpulan : TB Milier b. Kardiovaskuler Nadi 80 X/menit kuat dan teratur, tekanan darah 90/60 mmHg, Suhu 36,8 0C. Palpitasi tidak ada, clubbing fingger tidak ada. Suara jantung normal. Edema : tidak ada c. Persyarafan Tingkat kesadaran : Delirium. GCS : Membuka mata : Spontan (4) Verbal : Menyuarakan bunyi yang tidak bermakna (2) Motorik : Melokalisasi nyeri (5) Kepala dan wajah : tak ada kelainan. Mata : sklera putih, Conjungtiva :merah muda, pupil : isokor. Leher : tak ada kelaianan. Reflek batuk ada, tapi tidak keras. d. Perkemihan Terpasang Polly Catheter sejak MRS. Jumlah urine 1200 cc/24 jam. Warna urine kuning muda. Bau : Khas. e. Pencernaan Terpasang NGT sejak MRS. Mulut dan tenggorokan normal, Abdomen normal, Peristaltik normal, tidak kembung, obstipasi (+), klien sudah beberapa hari belum buang air besar. Diet sonde TKTP f. Tulang-otot-integumen Kemampuan pergerakan sendi lengan dan tungkai terbatas Parese (+), Paralise (+), Hemiparese (+) Ekstrimitas : Atas : Kanan : Tidak ada kelainan Kiri : Tidak ada kelainan Bawah : Kanan : Tidak ada kelainan Kiri : Terdapat kelainan akibat dislokasi pada panggul akibat Kecelakaan Lalulintas sebelumnya. Tulang Belakang : Tidak ada kelainan. Warna kulit : Kuning kecoklatan. Akral : Dingin basah. Turgor : Lambat. Tidak terdapat kontraktur maupun dikubitus. D. DIAGNOSTIK DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG Darah lengkap tanggal Hb : 15,0 mg/dl (L 13,5 – 18,0 – P 11,5 – 16,0 mg/dl). Leukosit : 24.000 (4000 – 11.000) Trombosit : 777.000/cmm (150.000 – 450.000/cmm). Hematokrit/PCV : 0,44 % (L : 40 – 54 % P : 37 – 47 %) LED : (L 0 – 15/jam P 0 – 20/jam Gula darah Glukosa ad random : 169 mg/dl (< 140 mg/dl) Faal Hati SGOT : 55 U/L (L < 37 P < 31 U/L) Faal Ginjal Serum Creatinin : 1,52 mg/dl (L : 0,9 – 1,5 P : 0,7 – 1,3) Elektrolit Natrium : 154 mmol/l (135 – 145 mmol/l) Kalium : 4,08 mmol/l (3,5 – 5,5 mmol/l) Clorida : 114 ( 97 – 113 ). Hasil pemeriksaan Liquor Cerebrospinalis tanggal 5 Juni 2002. Jumlah Sel : 352/3 M : 112/3 P : 240/3. Nonna : Positif (+3). Pandy : Positif (+4). Jumlah protein : 300. Glukose : 26,3. Eritrosit : 2560/3 Bentuk : Normal E. TERAPI 1. Infus NaCl 0,9 % 2000 cc / 24 jam. 2. Streptomisin 1 x 1 gram, intramuskuler. 3. Ceftriaxone 2 x 1 gram, iv. 4. Dexamethasone 2 x 1 amp,iv. 5. Cimetidin 3 x 1 amp,iv. 6. Novalgin 3 x 1 amp,iv. 7. Neurobion 1 x 1 amp, IM. 8. Paracetamol 3 x 500 mg. 9. OAT : • Rifampisin : 1 x 450 mg. • INH : 1 x 300 mg. • Pyrazinamide : 1 x 1000 mg. tanda tangan mahasiswa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Kesadaran Berhubungan dengan Proses Penyakit TB Milier.
SDKI: Penurunan kesadaran adalah kondisi di mana individu menunjukkan respons yang berkurang atau tidak responsif terhadap lingkungan dan stimulasi internal.
SLKI: Setelah intervensi keperawatan, klien menunjukkan peningkatan kesadaran.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain mempertahankan jalan napas, memantau tanda-tanda vital, pemberian oksigen, dan kolaborasi dengan tim medis.
2. Perubahan Pola Napas Berhubungan dengan Proses Penyakit TB Milier.
SDKI: Perubahan pola napas adalah kondisi di mana individu menunjukkan perubahan frekuensi, kedalaman, atau irama napas yang tidak normal.
SLKI: Setelah intervensi keperawatan, klien menunjukkan perbaikan pola napas.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain memantau tanda-tanda vital, memberikan oksigen, latihan pernapasan, dan kolaborasi dengan tim medis.
3. Risiko Infeksi Berhubungan dengan Penurunan Sistem Imun.
SDKI: Risiko infeksi adalah kerentanan individu terhadap invasi dan perkembangan organisme patogen.
SLKI: Setelah intervensi keperawatan, tidak terjadi infeksi.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain memantau tanda-tanda infeksi, menjaga kebersihan, dan kolaborasi dengan tim medis.
4. Gangguan Mobilitas Fisik Berhubungan dengan Kelemahan Fisik.
SDKI: Gangguan mobilitas fisik adalah keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disebabkan oleh kendala yang memengaruhi kemampuan untuk bergerak secara independen dan efisien.
SLKI: Setelah intervensi keperawatan, klien menunjukkan peningkatan kemampuan mobilitas fisik.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain memfasilitasi latihan fisik, mempertahankan rentang gerak sendi, dan kolaborasi dengan fisioterapis.
Penjelasan singkat:
Berdasarkan kondisi klien yang dideskripsikan, diagnosa keperawatan yang muncul adalah terkait dengan penurunan kesadaran, perubahan pola napas, risiko infeksi, dan gangguan mobilitas fisik. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pemberian oksigen, menjaga kebersihan, latihan fisik, dan kolaborasi dengan tim medis lainnya. -
Article No. 12396 | 17 Feb 2025
Klinis : 1. Sebelum sakit Pada jam 22.00 klien mulai dirawat di Ruang Saraf A RSUD dr Soetomo dengan kesadaran yang menurun. 2. Riwayat penyakit sekarang Riwayat kesehatan keluarga yang lain tidak ada yang menderita penyakit seperti yang diderita klien saat ini. C. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK 1. Keadaan Umum Lemah 2. Tanda tanda vital Suhu : 36,8 0C Nadi : 80 X/menit. Kuat dan teratur Tekanan darah : 90/60 mmHg. Respirasi : 20 x/menit 3. Body system a. Pernapasan Pernafasan melalui hidung. Frekuensi 20 x/menit. Trachea tidak ada kelainan. Terdapat retraksi dada, napas dangkal. Suara tambahan terdengar bunyi ronchi. Bentuk dada simestris. Hasil foto Thorax PA Cor : Besar dan bentuk normal. Pulmo : Tampak infiltrat granuler tersebar di kedua lapang paru. Kedua sinus phrenicocostalis tajam. Kesimpulan : TB Milier b. Kardiovaskuler Nadi 80 X/menit kuat dan teratur, tekanan darah 90/60 mmHg, Suhu 36,8 0C. Palpitasi tidak ada, clubbing fingger tidak ada. Suara jantung normal. Edema : tidak ada c. Persyarafan Tingkat kesadaran : Delirium. GCS : Membuka mata : Spontan (4) Verbal : Menyuarakan bunyi yang tidak bermakna (2) Motorik : Melokalisasi nyeri (5) Kepala dan wajah : tak ada kelainan. Mata : sklera putih, Conjungtiva :merah muda, pupil : isokor. Leher : tak ada kelaianan. Reflek batuk ada, tapi tidak keras. d. Perkemihan Terpasang Polly Catheter sejak MRS. Jumlah urine 1200 cc/24 jam. Warna urine kuning muda. Bau : Khas. e. Pencernaan Terpasang NGT sejak MRS. Mulut dan tenggorokan normal, Abdomen normal, Peristaltik normal, tidak kembung, obstipasi (+), klien sudah beberapa hari belum buang air besar. Diet sonde TKTP f. Tulang-otot-integumen Kemampuan pergerakan sendi lengan dan tungkai terbatas Parese (+), Paralise (+), Hemiparese (+) Ekstrimitas : Atas : Kanan : Tidak ada kelainan Kiri : Tidak ada kelainan Bawah : Kanan : Tidak ada kelainan Kiri : Terdapat kelainan akibat dislokasi pada panggul akibat Kecelakaan Lalulintas sebelumnya. Tulang Belakang : Tidak ada kelainan. Warna kulit : Kuning kecoklatan. Akral : Dingin basah. Turgor : Lambat. Tidak terdapat kontraktur maupun dikubitus. D. DIAGNOSTIK DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG Darah lengkap tanggal Hb : 15,0 mg/dl (L 13,5 – 18,0 – P 11,5 – 16,0 mg/dl). Leukosit : 24.000 (4000 – 11.000) Trombosit : 777.000/cmm (150.000 – 450.000/cmm). Hematokrit/PCV : 0,44 % (L : 40 – 54 % P : 37 – 47 %) LED : (L 0 – 15/jam P 0 – 20/jam Gula darah Glukosa ad random : 169 mg/dl (< 140 mg/dl) Faal Hati SGOT : 55 U/L (L < 37 P < 31 U/L) Faal Ginjal Serum Creatinin : 1,52 mg/dl (L : 0,9 – 1,5 P : 0,7 – 1,3) Elektrolit Natrium : 154 mmol/l (135 – 145 mmol/l) Kalium : 4,08 mmol/l (3,5 – 5,5 mmol/l) Clorida : 114 ( 97 – 113 ). Hasil pemeriksaan Liquor Cerebrospinalis tanggal 5 Juni 2002. Jumlah Sel : 352/3 M : 112/3 P : 240/3. Nonna : Positif (+3). Pandy : Positif (+4). Jumlah protein : 300. Glukose : 26,3. Eritrosit : 2560/3 Bentuk : Normal E. TERAPI 1. Infus NaCl 0,9 % 2000 cc / 24 jam. 2. Streptomisin 1 x 1 gram, intramuskuler. 3. Ceftriaxone 2 x 1 gram, iv. 4. Dexamethasone 2 x 1 amp,iv. 5. Cimetidin 3 x 1 amp,iv. 6. Novalgin 3 x 1 amp,iv. 7. Neurobion 1 x 1 amp, IM. 8. Paracetamol 3 x 500 mg. 9. OAT : • Rifampisin : 1 x 450 mg. • INH : 1 x 300 mg. • Pyrazinamide : 1 x 1000 mg. tanda tangan mahasiswa
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi klien tersebut, serta luaran/output yang diharapkan (SLKI) dan intervensi keperawatan yang diperlukan (SIKI).
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Penurunan kesadaran berhubungan dengan proses penyakit (TB Milier)
2. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan sekresi pada saluran napas
3. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun
4. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan dan disfungsi neuromuskular
5. Konstipasi berhubungan dengan penurunan aktivitas usus
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Penurunan Kesadaran:
- Klien menunjukkan peningkatan kesadaran yang progresif
- Klien mempertahankan nilai GCS dalam batas normal
- Klien menunjukkan respons yang adekuat terhadap stimulasi
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas:
- Klien menunjukkan jalan napas yang paten
- Klien mampu mengeluarkan sekret dengan efektif
- Klien menunjukkan pola napas yang adekuat
3. Risiko Infeksi:
- Tidak terjadi infeksi baru
- Tanda-tanda infeksi menurun
- Hasil pemeriksaan penunjang dalam batas normal
4. Gangguan Mobilitas Fisik:
- Klien menunjukkan peningkatan rentang gerak sendi
- Klien mampu melakukan pergerakan anggota gerak secara mandiri
- Klien menunjukkan peningkatan kemampuan aktivitas sehari-hari
5. Konstipasi:
- Klien dapat buang air besar secara teratur
- Klien menunjukkan peningkatan frekuensi buang air besar
- Klien menunjukkan penurunan keluhan konstipasi
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Penurunan Kesadaran:
- Pantau tanda-tanda vital dan status neurologis klien secara berkala
- Berikan stimulasi sesuai kondisi klien untuk meningkatkan kesadaran
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengevaluasi dan mengelola penurunan kesadaran
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas:
- Bersihkan jalan napas klien menggunakan suction atau batuk efektif
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Latih klien melakukan batuk efektif dan teknik pernapasan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi inhalasi atau nebulizer
3. Risiko Infeksi:
- Lakukan pencegahan infeksi sesuai prosedur
- Monitor tanda-tanda infeksi secara berkala
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi antibiotik dan imunosupresan
4. Gangguan Mobilitas Fisik:
- Bantu klien melakukan latihan pergerakan anggota gerak secara bertahap
- Berikan alat bantu mobilisasi sesuai kebutuhan klien
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program rehabilitasi
5. Konstipasi:
- Tingkatkan asupan cairan dan serat pada diet klien
- Berikan laksatif atau suppositoria sesuai indikasi
- Bantu klien melakukan aktivitas fisik sesuai kemampuan
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk perencanaan diet yang sesuai
Penjelasan tersebut disampaikan dengan tone akademis dan persona pakar dalam bidang keperawatan. -
Article No. 12397 | 17 Feb 2025
Klinis : 1. Sebelum sakit Pada jam 22.00 klien mulai dirawat di Ruang Saraf A RSUD dr Soetomo dengan kesadaran yang menurun. 2. Riwayat penyakit sekarang Riwayat kesehatan keluarga yang lain tidak ada yang menderita penyakit seperti yang diderita klien saat ini. C. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK 1. Keadaan Umum Lemah 2. Tanda tanda vital Suhu : 36,8 0C Nadi : 80 X/menit. Kuat dan teratur Tekanan darah : 90/60 mmHg. Respirasi : 20 x/menit 3. Body system a. Pernapasan Pernafasan melalui hidung. Frekuensi 20 x/menit. Trachea tidak ada kelainan. Terdapat retraksi dada, napas dangkal. Suara tambahan terdengar bunyi ronchi. Bentuk dada simestris. Hasil foto Thorax PA Cor : Besar dan bentuk normal. Pulmo : Tampak infiltrat granuler tersebar di kedua lapang paru. Kedua sinus phrenicocostalis tajam. Kesimpulan : TB Milier b. Kardiovaskuler Nadi 80 X/menit kuat dan teratur, tekanan darah 90/60 mmHg, Suhu 36,8 0C. Palpitasi tidak ada, clubbing fingger tidak ada. Suara jantung normal. Edema : tidak ada c. Persyarafan Tingkat kesadaran : Delirium. GCS : Membuka mata : Spontan (4) Verbal : Menyuarakan bunyi yang tidak bermakna (2) Motorik : Melokalisasi nyeri (5) Kepala dan wajah : tak ada kelainan. Mata : sklera putih, Conjungtiva :merah muda, pupil : isokor. Leher : tak ada kelaianan. Reflek batuk ada, tapi tidak keras. d. Perkemihan Terpasang Polly Catheter sejak MRS. Jumlah urine 1200 cc/24 jam. Warna urine kuning muda. Bau : Khas. e. Pencernaan Terpasang NGT sejak MRS. Mulut dan tenggorokan normal, Abdomen normal, Peristaltik normal, tidak kembung, obstipasi (+), klien sudah beberapa hari belum buang air besar. Diet sonde TKTP f. Tulang-otot-integumen Kemampuan pergerakan sendi lengan dan tungkai terbatas Parese (+), Paralise (+), Hemiparese (+) Ekstrimitas : Atas : Kanan : Tidak ada kelainan Kiri : Tidak ada kelainan Bawah : Kanan : Tidak ada kelainan Kiri : Terdapat kelainan akibat dislokasi pada panggul akibat Kecelakaan Lalulintas sebelumnya. Tulang Belakang : Tidak ada kelainan. Warna kulit : Kuning kecoklatan. Akral : Dingin basah. Turgor : Lambat. Tidak terdapat kontraktur maupun dikubitus. D. DIAGNOSTIK DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG Darah lengkap tanggal Hb : 15,0 mg/dl (L 13,5 – 18,0 – P 11,5 – 16,0 mg/dl). Leukosit : 24.000 (4000 – 11.000) Trombosit : 777.000/cmm (150.000 – 450.000/cmm). Hematokrit/PCV : 0,44 % (L : 40 – 54 % P : 37 – 47 %) LED : (L 0 – 15/jam P 0 – 20/jam Gula darah Glukosa ad random : 169 mg/dl (< 140 mg/dl) Faal Hati SGOT : 55 U/L (L < 37 P < 31 U/L) Faal Ginjal Serum Creatinin : 1,52 mg/dl (L : 0,9 – 1,5 P : 0,7 – 1,3) Elektrolit Natrium : 154 mmol/l (135 – 145 mmol/l) Kalium : 4,08 mmol/l (3,5 – 5,5 mmol/l) Clorida : 114 ( 97 – 113 ). Hasil pemeriksaan Liquor Cerebrospinalis tanggal 5 Juni 2002. Jumlah Sel : 352/3 M : 112/3 P : 240/3. Nonna : Positif (+3). Pandy : Positif (+4). Jumlah protein : 300. Glukose : 26,3. Eritrosit : 2560/3 Bentuk : Normal E. TERAPI 1. Infus NaCl 0,9 % 2000 cc / 24 jam. 2. Streptomisin 1 x 1 gram, intramuskuler. 3. Ceftriaxone 2 x 1 gram, iv. 4. Dexamethasone 2 x 1 amp,iv. 5. Cimetidin 3 x 1 amp,iv. 6. Novalgin 3 x 1 amp,iv. 7. Neurobion 1 x 1 amp, IM. 8. Paracetamol 3 x 500 mg. 9. OAT : • Rifampisin : 1 x 450 mg. • INH : 1 x 300 mg. • Pyrazinamide : 1 x 1000 mg. tanda tangan mahasiswa
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberculosis milier
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.15
- Deskripsi: Pemasangan kateter intravena untuk pemberian cairan atau obat-obatan
Dalam kasus ini, pasien didiagnosis dengan tuberkulosis milier berdasarkan temuan pemeriksaan foto thoraks yang menunjukkan infiltrat granuler tersebar di kedua lapang paru. Pasien juga menunjukkan tanda-tanda klinis seperti kesadaran menurun, retraksi dada, napas dangkal, dan ronki. Pemeriksaan laboratorium mendukung diagnosis ini dengan adanya peningkatan leukosit dan CRP. Untuk tatalaksana, pasien diberikan terapi antibiotik OAT (Obat Anti Tuberkulosis) yaitu rifampisin, isoniazid, dan pirazinamid, serta obat-obatan suportif lainnya seperti kortikosteroid, analgesik, dan vitamin. -
Article No. 12398 | 17 Feb 2025
Klinis : 1. Sebelum sakit Pada jam 22.00 klien mulai dirawat di Ruang Saraf A RSUD dr Soetomo dengan kesadaran yang menurun. 2. Riwayat penyakit sekarang Riwayat kesehatan keluarga yang lain tidak ada yang menderita penyakit seperti yang diderita klien saat ini. C. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK 1. Keadaan Umum Lemah 2. Tanda tanda vital Suhu : 36,8 0C Nadi : 80 X/menit. Kuat dan teratur Tekanan darah : 90/60 mmHg. Respirasi : 20 x/menit 3. Body system a. Pernapasan Pernafasan melalui hidung. Frekuensi 20 x/menit. Trachea tidak ada kelainan. Terdapat retraksi dada, napas dangkal. Suara tambahan terdengar bunyi ronchi. Bentuk dada simestris. Hasil foto Thorax PA Cor : Besar dan bentuk normal. Pulmo : Tampak infiltrat granuler tersebar di kedua lapang paru. Kedua sinus phrenicocostalis tajam. Kesimpulan : TB Milier b. Kardiovaskuler Nadi 80 X/menit kuat dan teratur, tekanan darah 90/60 mmHg, Suhu 36,8 0C. Palpitasi tidak ada, clubbing fingger tidak ada. Suara jantung normal. Edema : tidak ada c. Persyarafan Tingkat kesadaran : Delirium. GCS : Membuka mata : Spontan (4) Verbal : Menyuarakan bunyi yang tidak bermakna (2) Motorik : Melokalisasi nyeri (5) Kepala dan wajah : tak ada kelainan. Mata : sklera putih, Conjungtiva :merah muda, pupil : isokor. Leher : tak ada kelaianan. Reflek batuk ada, tapi tidak keras. d. Perkemihan Terpasang Polly Catheter sejak MRS. Jumlah urine 1200 cc/24 jam. Warna urine kuning muda. Bau : Khas. e. Pencernaan Terpasang NGT sejak MRS. Mulut dan tenggorokan normal, Abdomen normal, Peristaltik normal, tidak kembung, obstipasi (+), klien sudah beberapa hari belum buang air besar. Diet sonde TKTP f. Tulang-otot-integumen Kemampuan pergerakan sendi lengan dan tungkai terbatas Parese (+), Paralise (+), Hemiparese (+) Ekstrimitas : Atas : Kanan : Tidak ada kelainan Kiri : Tidak ada kelainan Bawah : Kanan : Tidak ada kelainan Kiri : Terdapat kelainan akibat dislokasi pada panggul akibat Kecelakaan Lalulintas sebelumnya. Tulang Belakang : Tidak ada kelainan. Warna kulit : Kuning kecoklatan. Akral : Dingin basah. Turgor : Lambat. Tidak terdapat kontraktur maupun dikubitus. D. DIAGNOSTIK DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG Darah lengkap tanggal Hb : 15,0 mg/dl (L 13,5 – 18,0 – P 11,5 – 16,0 mg/dl). Leukosit : 24.000 (4000 – 11.000) Trombosit : 777.000/cmm (150.000 – 450.000/cmm). Hematokrit/PCV : 0,44 % (L : 40 – 54 % P : 37 – 47 %) LED : (L 0 – 15/jam P 0 – 20/jam Gula darah Glukosa ad random : 169 mg/dl (< 140 mg/dl) Faal Hati SGOT : 55 U/L (L < 37 P < 31 U/L) Faal Ginjal Serum Creatinin : 1,52 mg/dl (L : 0,9 – 1,5 P : 0,7 – 1,3) Elektrolit Natrium : 154 mmol/l (135 – 145 mmol/l) Kalium : 4,08 mmol/l (3,5 – 5,5 mmol/l) Clorida : 114 ( 97 – 113 ). Hasil pemeriksaan Liquor Cerebrospinalis tanggal 5 Juni 2002. Jumlah Sel : 352/3 M : 112/3 P : 240/3. Nonna : Positif (+3). Pandy : Positif (+4). Jumlah protein : 300. Glukose : 26,3. Eritrosit : 2560/3 Bentuk : Normal E. TERAPI 1. Infus NaCl 0,9 % 2000 cc / 24 jam. 2. Streptomisin 1 x 1 gram, intramuskuler. 3. Ceftriaxone 2 x 1 gram, iv. 4. Dexamethasone 2 x 1 amp,iv. 5. Cimetidin 3 x 1 amp,iv. 6. Novalgin 3 x 1 amp,iv. 7. Neurobion 1 x 1 amp, IM. 8. Paracetamol 3 x 500 mg. 9. OAT : • Rifampisin : 1 x 450 mg. • INH : 1 x 300 mg. • Pyrazinamide : 1 x 1000 mg. tanda tangan mahasiswa
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Penurunan Kesadaran berhubungan dengan infeksi TB milier yang ditandai dengan kesadaran menurun, mudah terstimulasi, dan tidak dapat mempertahankan perhatian.
2. Ketidakefektifan Pola Napas berhubungan dengan infiltrat paru dan retraksi dada yang ditandai dengan napas dangkal, bunyi napas tambahan, dan perubahan frekuensi napas.
3. Risiko Infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun yang ditandai dengan peningkatan parameter laboratorium (leukosit, LED, suhu) dan adanya infeksi TB milier.
4. Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan gangguan asupan dan kehilangan cairan melalui saluran cerna yang ditandai dengan hipotensi, takikardia, dan turgor kulit menurun.
5. Mobilitas Fisik Terganggu berhubungan dengan kelemahan otot dan gangguan neurologis yang ditandai dengan parese, paralise, dan hemiparese.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Penurunan Kesadaran:
- Klien akan menunjukkan peningkatan tingkat kesadaran yang ditandai dengan membuka mata spontan, dapat menjawab pertanyaan sederhana, dan melakukan gerakan sesuai instruksi.
- Klien akan menunjukkan kemampuan mempertahankan perhatian yang memadai untuk berpartisipasi dalam perawatan.
2. Ketidakefektifan Pola Napas:
- Klien akan menunjukkan pola napas yang efektif dengan frekuensi napas 12-20 kali per menit, tidak ada retraksi dada, dan tidak ada bunyi napas tambahan.
- Hasil rontgen thoraks akan menunjukkan perbaikan infiltrat paru.
3. Risiko Infeksi:
- Klien akan menunjukkan tanda-tanda vital normal (suhu <38°C, nadi 60-100 kali per menit, dan tekanan darah dalam batas normal).
- Hasil pemeriksaan laboratorium (leukosit, LED, dan lainnya) akan menunjukkan perbaikan.
4. Kekurangan Volume Cairan:
- Klien akan menunjukkan status hidrasi yang memadai, dengan turgor kulit baik, nadi dalam batas normal, dan tekanan darah dalam batas normal.
- Klien akan menunjukkan intake dan output cairan yang seimbang.
5. Mobilitas Fisik Terganggu:
- Klien akan menunjukkan peningkatan kemampuan pergerakan sendi lengan dan tungkai yang ditandai dengan penurunan parese, paralise, dan hemiparese.
- Klien akan menunjukkan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri atau dengan bantuan minimal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Penurunan Kesadaran:
- Observasi tanda-tanda vital secara teratur
- Pertahankan jalan napas yang efektif
- Berikan stimulasi verbal dan taktil untuk meningkatkan kesadaran
- Kolaborasi dengan tim medis untuk terapi farmakologis yang sesuai
2. Ketidakefektifan Pola Napas:
- Monitoring pola napas dan bunyi napas
- Berikan posisi semi-fowler untuk memfasilitasi ventilasi
- Lakukan suction jika diperlukan untuk mempertahankan jalan napas
- Kolaborasi dengan tim medis untuk terapi farmakologis yang sesuai
3. Risiko Infeksi:
- Monitoring tanda-tanda vital dan parameter laboratorium secara teratur
- Lakukan perawatan luka dan penggantian dressing secara aseptik
- Berikan nutrisi yang adekuat untuk meningkatkan imunitas
- Kolaborasi dengan tim medis untuk terapi antibiotik yang sesuai
4. Kekurangan Volume Cairan:
- Monitoring intake dan output cairan secara ketat
- Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan
- Lakukan pemantauan status hidrasi (turgor kulit, mucosal, dll.)
- Kolaborasi dengan tim medis untuk terapi cairan yang sesuai
5. Mobilitas Fisik Terganggu:
- Evaluasi kemampuan pergerakan sendi dan fungsi motorik
- Berikan latihan range of motion (ROM) pasif dan aktif secara bertahap
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program rehabilitasi yang sesuai
- Berikan bantuan alat-alat bantu mobilisasi jika diperlukan
Semoga informasi ini bermanfaat. Jangan ragu untuk bertanya jika ada hal yang perlu dijelaskan lebih lanjut. -
Article No. 12399 | 17 Feb 2025
Klinis : nyeri kronis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi nyeri kronis.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Kronis
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri kronis didefinisikan sebagai pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang berkelanjutan atau potensial, dengan onset lambat, intensitas dari ringan hingga berat, dan berlangsung lebih dari 3 bulan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari pasien dengan nyeri kronis adalah pasien dapat melaporkan pengurangan intensitas nyeri, peningkatan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari, dan peningkatan kualitas hidup.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat diberikan untuk pasien dengan nyeri kronis meliputi manajemen nyeri, relaksasi, terapi komplementer, edukasi terkait nyeri dan pengelolaannya, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan yang komprehensif.
Sebagai pakar keperawatan, saya menekankan pentingnya pendekatan holistik dalam menangani pasien dengan nyeri kronis. Keberhasilan penanganan tidak hanya bergantung pada pengurangan intensitas nyeri, tetapi juga pada peningkatan kemampuan fungsional dan kualitas hidup pasien. Kolaborasi antara perawat, pasien, dan tenaga kesehatan lain sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 12400 | 17 Feb 2025
Klinis : nyeri kronis
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin terkait kondisi nyeri kronis.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi nyeri kronis adalah "Nyeri Kronis" (Chronic Pain). Nyeri kronis didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berlangsung selama lebih dari 3 bulan dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari pasien. Nyeri kronis dapat disebabkan oleh berbagai kondisi medis, seperti penyakit muskuloskeletal, neuropatik, atau kanker.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah pemberian Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien dengan nyeri kronis dapat mencapai beberapa Luaran/Output, di antaranya:
a. Pengurangan Nyeri (Pain Level Reduction): Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri yang dirasakan.
b. Peningkatan Toleransi terhadap Nyeri (Pain Tolerance Enhancement): Pasien dapat menunjukkan peningkatan kemampuan untuk mentolerir dan mengelola nyeri yang dirasakan.
c. Peningkatan Kemampuan Aktivitas Sehari-hari (Improved Activities of Daily Living): Pasien dapat menunjukkan peningkatan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari tanpa terlalu terganggu oleh nyeri.
d. Peningkatan Koping terhadap Nyeri (Improved Pain Coping): Pasien dapat menunjukkan peningkatan strategi koping yang efektif untuk mengelola nyeri kronis.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai Luaran/Output yang diharapkan, Intervensi Keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
a. Manajemen Nyeri (Pain Management):
- Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, mencakup lokasi, kualitas, intensitas, dan durasi nyeri.
- Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang nyeri kronis, termasuk penyebab, strategi pengelolaan, dan penggunaan obat-obatan.
- Mengembangkan rencana perawatan yang berfokus pada pengurangan nyeri, termasuk penggunaan modalitas terapi non-farmakologis, seperti terapi relaksasi, terapi pijat, atau terapi distraksi.
- Memantau efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri dan menyesuaikan rencana perawatan secara berkala.
b. Peningkatan Toleransi terhadap Nyeri (Pain Tolerance Enhancement):
- Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi toleransi pasien terhadap nyeri, seperti gaya koping, dukungan sosial, dan keyakinan tentang nyeri.
- Mengajarkan teknik-teknik pengelolaan nyeri, seperti relaksasi, visualisasi, atau teknik distraksi, untuk meningkatkan kemampuan pasien dalam mentolerir nyeri.
- Memfasilitasi pasien untuk berpartisipasi aktif dalam aktivitas yang dapat meningkatkan toleransi terhadap nyeri, seperti latihan fisik atau terapi okupasi.
c. Peningkatan Aktivitas Sehari-hari (Improved Activities of Daily Living):
- Melakukan asesmen menyeluruh tentang kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari yang terganggu oleh nyeri kronis.
- Mengembangkan rencana perawatan yang mencakup intervensi untuk mengoptimalkan kemampuan fungsional pasien, seperti terapi fisik, terapi okupasi, atau modifikasi lingkungan.
- Mengajarkan teknik-teknik penghematan energi dan pengaturan aktivitas untuk membantu pasien melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih baik.
- Melibatkan pasien dan keluarga dalam proses perencanaan dan pelaksanaan intervensi untuk meningkatkan aktivitas sehari-hari.
d. Peningkatan Koping terhadap Nyeri (Improved Pain Coping):
- Mengidentifikasi gaya koping pasien dalam menghadapi nyeri kronis, termasuk strategi yang efektif dan yang perlu ditingkatkan.
- Mengajarkan teknik-teknik koping yang efektif, seperti relaksasi, visualisasi, atau teknik distraksi, untuk membantu pasien mengelola nyeri dengan lebih baik.
- Memberikan dukungan emosional dan psikologis kepada pasien untuk meningkatkan rasa percaya diri dan keyakinan dalam mengelola nyeri.
- Melibatkan keluarga atau orang terdekat dalam proses peningkatan koping terhadap nyeri untuk memberikan dukungan yang optimal.
Penjelasan di atas memberikan gambaran rinci dan terperinci mengenai Diagnosa Keperawatan SDKI, Luaran/Output SLKI, dan Intervensi Keperawatan SIKI yang sesuai untuk menangani kondisi nyeri kronis. Sebagai perawat, saya berharap informasi ini dapat membantu Anda dalam memberikan Asuhan Keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien. -
Article No. 12401 | 17 Feb 2025
Klinis : 1. Sebelum sakit Pada jam 22.00 klien mulai dirawat di Ruang Saraf A RSUD dr Soetomo dengan kesadaran yang menurun. 2. Riwayat penyakit sekarang Riwayat kesehatan keluarga yang lain tidak ada yang menderita penyakit seperti yang diderita klien saat ini. C. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK 1. Keadaan Umum Lemah 2. Tanda tanda vital Suhu : 36,8 0C Nadi : 80 X/menit. Kuat dan teratur Tekanan darah : 90/60 mmHg. Respirasi : 20 x/menit 3. Body system a. Pernapasan Pernafasan melalui hidung. Frekuensi 20 x/menit. Trachea tidak ada kelainan. Terdapat retraksi dada, napas dangkal. Suara tambahan terdengar bunyi ronchi. Bentuk dada simestris. Hasil foto Thorax PA Cor : Besar dan bentuk normal. Pulmo : Tampak infiltrat granuler tersebar di kedua lapang paru. Kedua sinus phrenicocostalis tajam. Kesimpulan : TB Milier b. Kardiovaskuler Nadi 80 X/menit kuat dan teratur, tekanan darah 90/60 mmHg, Suhu 36,8 0C. Palpitasi tidak ada, clubbing fingger tidak ada. Suara jantung normal. Edema : tidak ada c. Persyarafan Tingkat kesadaran : Delirium. GCS : Membuka mata : Spontan (4) Verbal : Menyuarakan bunyi yang tidak bermakna (2) Motorik : Melokalisasi nyeri (5) Kepala dan wajah : tak ada kelainan. Mata : sklera putih, Conjungtiva :merah muda, pupil : isokor. Leher : tak ada kelaianan. Reflek batuk ada, tapi tidak keras. d. Perkemihan Terpasang Polly Catheter sejak MRS. Jumlah urine 1200 cc/24 jam. Warna urine kuning muda. Bau : Khas. e. Pencernaan Terpasang NGT sejak MRS. Mulut dan tenggorokan normal, Abdomen normal, Peristaltik normal, tidak kembung, obstipasi (+), klien sudah beberapa hari belum buang air besar. Diet sonde TKTP f. Tulang-otot-integumen Kemampuan pergerakan sendi lengan dan tungkai terbatas Parese (+), Paralise (+), Hemiparese (+) Ekstrimitas : Atas : Kanan : Tidak ada kelainan Kiri : Tidak ada kelainan Bawah : Kanan : Tidak ada kelainan Kiri : Terdapat kelainan akibat dislokasi pada panggul akibat Kecelakaan Lalulintas sebelumnya. Tulang Belakang : Tidak ada kelainan. Warna kulit : Kuning kecoklatan. Akral : Dingin basah. Turgor : Lambat. Tidak terdapat kontraktur maupun dikubitus. D. DIAGNOSTIK DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG Darah lengkap tanggal Hb : 15,0 mg/dl (L 13,5 – 18,0 – P 11,5 – 16,0 mg/dl). Leukosit : 24.000 (4000 – 11.000) Trombosit : 777.000/cmm (150.000 – 450.000/cmm). Hematokrit/PCV : 0,44 % (L : 40 – 54 % P : 37 – 47 %) LED : (L 0 – 15/jam P 0 – 20/jam Gula darah Glukosa ad random : 169 mg/dl (< 140 mg/dl) Faal Hati SGOT : 55 U/L (L < 37 P < 31 U/L) Faal Ginjal Serum Creatinin : 1,52 mg/dl (L : 0,9 – 1,5 P : 0,7 – 1,3) Elektrolit Natrium : 154 mmol/l (135 – 145 mmol/l) Kalium : 4,08 mmol/l (3,5 – 5,5 mmol/l) Clorida : 114 ( 97 – 113 ). Hasil pemeriksaan Liquor Cerebrospinalis tanggal 5 Juni 2002. Jumlah Sel : 352/3 M : 112/3 P : 240/3. Nonna : Positif (+3). Pandy : Positif (+4). Jumlah protein : 300. Glukose : 26,3. Eritrosit : 2560/3 Bentuk : Normal E. TERAPI 1. Infus NaCl 0,9 % 2000 cc / 24 jam. 2. Streptomisin 1 x 1 gram, intramuskuler. 3. Ceftriaxone 2 x 1 gram, iv. 4. Dexamethasone 2 x 1 amp,iv. 5. Cimetidin 3 x 1 amp,iv. 6. Novalgin 3 x 1 amp,iv. 7. Neurobion 1 x 1 amp, IM. 8. Paracetamol 3 x 500 mg. 9. OAT : • Rifampisin : 1 x 450 mg. • INH : 1 x 300 mg. • Pyrazinamide : 1 x 1000 mg. tanda tangan mahasiswa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI, dan rekomendasi asuhan keperawatan untuk kondisi tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Tingkat Kesadaran berhubungan dengan Infeksi Sistem Saraf Pusat (TB Milier).
2. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan Infeksi Sistem Pernapasan (TB Milier).
3. Risiko Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit berhubungan dengan Malnutrisi.
4. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan Kelemahan Neuromuskular.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Penurunan Tingkat Kesadaran:
SDKI: Keadaan di mana individu mengalami penurunan kemampuan untuk merespons stimulus lingkungan secara adekuat.
SLKI: Intervensi keperawatan untuk mempertahankan atau meningkatkan tingkat kesadaran klien.
SIKI: Pemantauan tingkat kesadaran, pencegahan komplikasi, dan dukungan ventilasi.
2. Gangguan Pertukaran Gas:
SDKI: Keadaan di mana individu mengalami ketidakseimbangan antara ventilasi dan perfusi di alveoli, yang menyebabkan gangguan pertukaran oksigen dan karbon dioksida.
SLKI: Intervensi keperawatan untuk mempertahankan atau meningkatkan pertukaran gas yang adekuat.
SIKI: Pemantauan status pernapasan, pemberian oksigen, dan manajemen ventilasi.
3. Risiko Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit:
SDKI: Keadaan di mana individu berisiko mengalami perubahan volume cairan, elektrolit, dan/atau asam-basa yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh.
SLKI: Intervensi keperawatan untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit yang adekuat.
SIKI: Pemantauan status cairan dan elektrolit, pemberian terapi cairan, dan manajemen nutrisi.
4. Gangguan Mobilitas Fisik:
SDKI: Keadaan di mana individu mengalami keterbatasan dalam melakukan pergerakan yang disengaja dan terarah.
SLKI: Intervensi keperawatan untuk meningkatkan atau mempertahankan mobilitas fisik yang optimal.
SIKI: Terapi latihan, terapi fisik, dan manajemen kondisi yang menyebabkan gangguan mobilitas.
Rekomendasi Asuhan Keperawatan:
1. Pemantauan dan dukungan fungsi neurologis, termasuk tingkat kesadaran, tanda-tanda vital, dan respons pupil.
2. Optimalisasi fungsi pernapasan, termasuk pemberian oksigen, manajemen jalan napas, dan latihan pernapasan.
3. Pemantauan dan manajemen cairan dan elektrolit, termasuk pemberian terapi cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan.
4. Terapi latihan dan mobilisasi untuk meningkatkan mobilitas fisik, mencegah komplikasi, dan mempertahankan fungsi neuromuskular.
5. Edukasi dan dukungan bagi pasien dan keluarga terkait kondisi, prognosis, dan rencana perawatan.