Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 12475 | 18 Feb 2025
Klinis : Kasus Pemicu untuk Penyakit Gagal Ginjal Akut Seorang anak perempuan usia 5 tahun di bawa kerumah sakit karena keluhan mual, muntah dan letih sejak 2 hari yang lalu. Ibu juga mengatakan bahwa muka anaknya sembab dari biasanya. Ibu juiga mengatakan sudah satu minggu ini anak jarang sekali buang air kecil, yang mencemaskan ibu adalah buang air kecil anak terlihat berwarna kemerahan seperti air cucian daging. Hasil pemeriksaan didapatkan data TD: 130/90mmHg, nadi: 124x/menit, nafas: 32x/menit dan suhu: 37,8⁰C. Anak terlihat letih, pucat, mata cekung, kulit dan membran mukosa kering. Menurut ibu tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan anak. carikan 3 diagnosa beserta do ds dan panah etiologinya
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, berikut adalah 3 diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai dengan kondisi pasien, beserta DO, DS, dan panah etiologinya:
1. Diagnosa Keperawatan: Ketidakseimbangan Volume Cairan
- DO: Edema pada muka, kulit dan membran mukosa kering, urine berwarna kemerahan, TD 130/90 mmHg, nadi 124x/menit, nafas 32x/menit
- DS: Mual, muntah, dan letih sejak 2 hari terakhir, pasien jarang buang air kecil (± 1 minggu)
- Panah etiologi: Penyakit Gagal Ginjal Akut
2. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
- DO: Pasien terlihat letih dan pucat
- DS: Pasien mengeluh letih sejak 2 hari terakhir
- Panah etiologi: Penyakit Gagal Ginjal Akut
3. Diagnosa Keperawatan: Nyeri
- DO: Pasien terlihat meringis saat dibawa ke rumah sakit
- DS: Pasien mengeluh mual dan muntah sejak 2 hari terakhir
- Panah etiologi: Penyakit Gagal Ginjal Akut
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Volume Cairan Terpelihara
- Indikator:
- Tanda-tanda vital dalam rentang normal
- Turgor kulit dan membran mukosa normal
- Urine normal
- Tidak ada edema
2. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Indikator:
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal
- Pasien tidak mengeluh kelelahan saat beraktivitas
3. Nyeri Terkontrol
- Indikator:
- Pasien melaporkan nyeri berkurang
- Pasien dapat beradaptasi dengan nyeri
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Cairan
- Kaji status hidrasi pasien
- Monitor intake dan output cairan
- Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen cairan
2. Manajemen Aktivitas
- Kaji kemampuan fisik pasien
- Bantu pasien dalam aktivitas sehari-hari sesuai toleransi
- Anjurkan aktivitas bertahap untuk meningkatkan toleransi
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen aktivitas
3. Manajemen Nyeri
- Kaji karakteristik nyeri pasien
- Berikan intervensi farmakologis dan non-farmakologis untuk mengurangi nyeri
- Monitor efektivitas penanganan nyeri
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen nyeri
Perawat perlu memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi masalah-masalah yang dialami oleh pasien dengan Penyakit Gagal Ginjal Akut. Intervensi keperawatan yang diberikan harus disesuaikan dengan kondisi pasien dan bertujuan untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 12476 | 18 Feb 2025
Klinis : Kasus Pemicu untuk Penyakit Gagal Ginjal Akut Seorang anak perempuan usia 5 tahun di bawa kerumah sakit karena keluhan mual, muntah dan letih sejak 2 hari yang lalu. Ibu juga mengatakan bahwa muka anaknya sembab dari biasanya. Ibu juiga mengatakan sudah satu minggu ini anak jarang sekali buang air kecil, yang mencemaskan ibu adalah buang air kecil anak terlihat berwarna kemerahan seperti air cucian daging. Hasil pemeriksaan didapatkan data TD: 130/90mmHg, nadi: 124x/menit, nafas: 32x/menit dan suhu: 37,8⁰C. Anak terlihat letih, pucat, mata cekung, kulit dan membran mukosa kering. Menurut ibu tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan anak. carikan 3 diagnosa beserta do ds dan panah etiologinya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dalam kasus tersebut, terdapat beberapa diagnosa keperawatan yang dapat diidentifikasi berdasarkan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), yaitu:
1. Diagnosa Keperawatan: Ketidakseimbangan Volume Cairan
DO: Muka sembab, kulit dan membran mukosa kering, nadi cepat, letih, pucat, dan urin berwarna kemerahan.
DS: Ibu melaporkan anak jarang buang air kecil selama satu minggu terakhir.
Etiologi:
→ Peningkatan kehilangan cairan melalui muntah dan penurunan asupan cairan.
2. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
DO: Anak terlihat letih, pucat, dan aktivitas terbatas.
DS: Ibu melaporkan anak merasa letih sejak 2 hari yang lalu.
Etiologi:
→ Penurunan energi yang disebabkan oleh ketidakseimbangan cairan.
3. Diagnosa Keperawatan: Pola Eliminasi Urin Terganggu
DO: Urin berwarna kemerahan, frekuensi berkurang.
DS: Ibu melaporkan anak jarang buang air kecil selama satu minggu terakhir, dengan warna urin yang terlihat kemerahan.
Etiologi:
→ Gangguan fungsi ginjal akibat penyakit ginjal akut.
Berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI PPNI, penjelasan singkat untuk masing-masing diagnosa adalah sebagai berikut:
1. Ketidakseimbangan Volume Cairan
SDKI: Kondisi di mana jumlah cairan yang masuk dan keluar dari tubuh tidak seimbang.
SLKI: Tujuan utamanya adalah mencapai dan mempertahankan keseimbangan cairan yang adekuat.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan cairan masuk dan keluar, pengaturan asupan cairan, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
2. Intoleransi Aktivitas
SDKI: Kondisi di mana seseorang mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas yang biasa dilakukan.
SLKI: Tujuan utamanya adalah meningkatkan toleransi terhadap aktivitas.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen aktivitas, pemberian terapi energi, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
3. Pola Eliminasi Urin Terganggu
SDKI: Kondisi di mana terjadi perubahan frekuensi, jumlah, atau karakteristik eliminasi urin.
SLKI: Tujuan utamanya adalah mencapai dan mempertahankan pola eliminasi urin yang normal.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan eliminasi urin, intervensi untuk meningkatkan eliminasi urin, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain. -
Article No. 12477 | 18 Feb 2025
Klinis : Kasus Pemicu untuk Penyakit Gagal Ginjal Akut Seorang anak perempuan usia 5 tahun di bawa kerumah sakit karena keluhan mual, muntah dan letih sejak 2 hari yang lalu. Ibu juga mengatakan bahwa muka anaknya sembab dari biasanya. Ibu juiga mengatakan sudah satu minggu ini anak jarang sekali buang air kecil, yang mencemaskan ibu adalah buang air kecil anak terlihat berwarna kemerahan seperti air cucian daging. Hasil pemeriksaan didapatkan data TD: 130/90mmHg, nadi: 124x/menit, nafas: 32x/menit dan suhu: 37,8⁰C. Anak terlihat letih, pucat, mata cekung, kulit dan membran mukosa kering. Menurut ibu tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan anak. carikan 3 diagnosa beserta do ds dan panah etiologinya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan tiga diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus Gagal Ginjal Akut pada seorang anak perempuan berusia 5 tahun.
1. Diagnosa Keperawatan: Ketidakseimbangan Volume Cairan
Definisi: Ketidakseimbangan antara cairan yang masuk dan cairan yang keluar dari tubuh.
Penyebab:
- Intake cairan yang tidak memadai (mual, muntah)
- Peningkatan kehilangan cairan (berkurangnya frekuensi buang air kecil)
DO: Tanda-tanda dehidrasi (mata cekung, kulit dan membran mukosa kering)
DS: Keluhan mual, muntah, dan letih
2. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Perfusi Jaringan Ginjal
Definisi: Perubahan aliran darah ke ginjal yang mengakibatkan penurunan fungsi ginjal.
Penyebab:
- Penyakit ginjal akut (perubahan warna urin)
- Peningkatan tekanan darah
DO: Warna urin kemerahan, peningkatan tekanan darah
DS: Penurunan frekuensi buang air kecil
3. Diagnosa Keperawatan: Kelelahan
Definisi: Pengalaman yang subjektif dan tak terlindungi dari keletihan fisik, emosional, dan kognitif yang terkait dengan ketidakmampuan untuk beristirahat.
Penyebab:
- Penyakit ginjal akut
- Ketidakseimbangan cairan
DO: Tampak letih, pucat
DS: Keluhan letih
Panah etiologi:
Gagal Ginjal Akut → Gangguan Perfusi Jaringan Ginjal → Ketidakseimbangan Volume Cairan → Kelelahan
Dalam kasus ini, Gagal Ginjal Akut merupakan penyebab utama yang memicu Gangguan Perfusi Jaringan Ginjal, Ketidakseimbangan Volume Cairan, dan Kelelahan pada anak perempuan berusia 5 tahun. -
Article No. 12478 | 18 Feb 2025
Klinis : Kasus Pemicu untuk Penyakit Gagal Ginjal Akut Seorang anak perempuan usia 5 tahun di bawa kerumah sakit karena keluhan mual, muntah dan letih sejak 2 hari yang lalu. Ibu juga mengatakan bahwa muka anaknya sembab dari biasanya. Ibu juiga mengatakan sudah satu minggu ini anak jarang sekali buang air kecil, yang mencemaskan ibu adalah buang air kecil anak terlihat berwarna kemerahan seperti air cucian daging. Hasil pemeriksaan didapatkan data TD: 130/90mmHg, nadi: 124x/menit, nafas: 32x/menit dan suhu: 37,8⁰C. Anak terlihat letih, pucat, mata cekung, kulit dan membran mukosa kering. Menurut ibu tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan anak. carikan 3 diagnosa beserta do ds dan panah etiologinya
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah rincian asuhan keperawatan untuk kasus Gagal Ginjal Akut pada anak perempuan usia 5 tahun:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Penurunan Volume Cairan berhubungan dengan peningkatan kehilangan cairan (mual, muntah, oliguria)
- Data subyektif: Ibu mengatakan anaknya mual, muntah dan jarang buang air kecil sejak 2 hari terakhir
- Data obyektif: Anak terlihat letih, pucat, mata cekung, kulit dan membran mukosa kering, TD 130/90 mmHg, nadi 124x/menit, nafas 32x/menit, suhu 37,8°C
- Etiologi: Peningkatan kehilangan cairan (mual, muntah, oliguria)
2. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan malnutrisi dan penurunan energi
- Data subyektif: Ibu mengatakan anaknya terlihat letih
- Data obyektif: Anak terlihat pucat dan letih
- Etiologi: Malnutrisi dan penurunan energi akibat gagal ginjal
3. Resiko Infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun
- Data subyektif: Ibu tidak mengetahui riwayat penyakit yang sama pada anggota keluarga
- Data obyektif: Hasil pemeriksaan menunjukkan peningkatan tanda-tanda infeksi (suhu 37,8°C)
- Etiologi: Penurunan sistem imun akibat gagal ginjal
Luaran/Outcome yang diharapkan (SLKI):
1. Peningkatan Volume Cairan: Anak menunjukkan tanda-tanda hidrasi yang adekuat (mata tidak cekung, turgor kulit baik, produksi urin meningkat)
2. Peningkatan Toleransi Aktivitas: Anak mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri
3. Bebas Infeksi: Anak tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi (suhu tubuh normal, tidak ada peningkatan leukosit)
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Cairan:
- Kaji intake dan output cairan
- Pantau tanda-tanda hidrasi (mata, turgor kulit, produksi urin)
- Berikan cairan intravena sesuai indikasi
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian diuretik jika diperlukan
2. Manajemen Aktivitas:
- Kaji kemampuan anak dalam melakukan aktivitas sehari-hari
- Berikan bantuan dan asistensif selama aktivitas
- Anjurkan istirahat yang cukup
- Kolaborasi dengan dokter untuk evaluasi nutrisi
3. Pencegahan Infeksi:
- Kaji tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit)
- Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan anak
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antibiotik jika diperlukan
Penjelasan rinci dan terperinci:
Sebagai perawat, saya menyadari pentingnya memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi kondisi gagal ginjal akut pada anak. Diagnosa keperawatan yang saya berikan berfokus pada masalah cairan, aktivitas, dan risiko infeksi yang sering muncul pada kasus ini. Luaran yang diharapkan adalah tercapainya status hidrasi yang adekuat, peningkatan toleransi aktivitas, dan bebas infeksi. Intervensi keperawatan yang saya ajukan mencakup manajemen cairan, manajemen aktivitas, dan pencegahan infeksi. Setiap intervensi dirancang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dengan kolaborasi yang erat dengan tim medis lainnya. Saya berharap bahwa asuhan keperawatan yang komprehensif ini dapat membantu mempercepat pemulihan dan mencegah komplikasi pada pasien. -
Article No. 12479 | 18 Feb 2025
Klinis : Kasus Pemicu untuk Penyakit Gagal Ginjal Akut Seorang anak perempuan usia 5 tahun di bawa kerumah sakit karena keluhan mual, muntah dan letih sejak 2 hari yang lalu. Ibu juga mengatakan bahwa muka anaknya sembab dari biasanya. Ibu juiga mengatakan sudah satu minggu ini anak jarang sekali buang air kecil, yang mencemaskan ibu adalah buang air kecil anak terlihat berwarna kemerahan seperti air cucian daging. Hasil pemeriksaan didapatkan data TD: 130/90mmHg, nadi: 124x/menit, nafas: 32x/menit dan suhu: 37,8⁰C. Anak terlihat letih, pucat, mata cekung, kulit dan membran mukosa kering. Menurut ibu tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan anak. carikan 3 diagnosa beserta do ds dan panah etiologinya
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kasus Gagal Ginjal Akut pada anak perempuan usia 5 tahun adalah:
1. Penurunan Curah Jantung
D: Anak terlihat letih, pucat, nadi 124x/menit, TD 130/90 mmHg
S: Ibu mengatakan anak jarang buang air kecil, air seni berwarna kemerahan
e: Gangguan perfusi ginjal, Peningkatan afterload
2. Ketidakseimbangan Volume Cairan
D: Anak terlihat sembab, kulit dan membran mukosa kering, urine menurun
S: Ibu mengatakan anak mual, muntah, jarang buang air kecil
e: Penurunan intake cairan, Peningkatan kehilangan cairan
3. Intoleransi Aktivitas
D: Anak terlihat letih, pucat
S: Ibu mengatakan anak merasa lelah
e: Penurunan curah jantung, Ketidakseimbangan elektrolit
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Perbaikan Curah Jantung
- Tanda-tanda vital stabil
- Perfusi perifer membaik
- Eliminasi urine membaik
2. Keseimbangan Volume Cairan
- Tanda-tanda dehidrasi membaik
- Intake dan output cairan seimbang
- Edema berkurang
3. Peningkatan Toleransi Aktivitas
- Anak dapat beraktivitas tanpa kelelahan yang berlebihan
- Anak tidak mengeluh lelah
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Perbaikan Curah Jantung:
- Monitor tanda-tanda vital secara berkala
- Atur posisi semi-fowler untuk meningkatkan curah jantung
- Berikan terapi cairan sesuai indikasi
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan diuretik
2. Keseimbangan Volume Cairan:
- Monitor intake dan output cairan secara akurat
- Timbang berat badan harian
- Monitor tanda-tanda dehidrasi dan kelebihan cairan
- Atur pemberian cairan sesuai kebutuhan
3. Peningkatan Toleransi Aktivitas:
- Batasi aktivitas sesuai toleransi anak
- Berikan latihan fisik ringan secara bertahap
- Dorong istirahat yang cukup
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi simptomatik
Penjelasan rinci dan terperinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang dirumuskan berdasarkan data subjektif dan objektif yang ada. Penurunan curah jantung akibat gangguan perfusi ginjal dan peningkatan afterload, ketidakseimbangan volume cairan akibat penurunan intake dan peningkatan kehilangan cairan, serta intoleransi aktivitas akibat penurunan curah jantung dan ketidakseimbangan elektrolit.
Luaran/Output yang diharapkan mencakup stabilisasi tanda-tanda vital, perbaikan perfusi, eliminasi urine, keseimbangan intake-output cairan, dan peningkatan toleransi aktivitas. Intervensi keperawatan yang direkomendasikan mencakup monitor dan manajemen cairan, kolaborasi pemberian obat, pembatasan dan latihan aktivitas, serta tindakan suportif lainnya sesuai kondisi pasien. -
Article No. 12480 | 18 Feb 2025
Klinis : Kasus Pemicu untuk Penyakit Gagal Ginjal Akut Seorang anak perempuan usia 5 tahun di bawa kerumah sakit karena keluhan mual, muntah dan letih sejak 2 hari yang lalu. Ibu juga mengatakan bahwa muka anaknya sembab dari biasanya. Ibu juiga mengatakan sudah satu minggu ini anak jarang sekali buang air kecil, yang mencemaskan ibu adalah buang air kecil anak terlihat berwarna kemerahan seperti air cucian daging. Hasil pemeriksaan didapatkan data TD: 130/90mmHg, nadi: 124x/menit, nafas: 32x/menit dan suhu: 37,8⁰C. Anak terlihat letih, pucat, mata cekung, kulit dan membran mukosa kering. Menurut ibu tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan anak. carikan 3 diagnosa beserta do ds dan panah etiologinya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan analisis diagnosa keperawatan berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kasus Gagal Ginjal Akut pada anak perempuan usia 5 tahun yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan 1:
Ketidakseimbangan cairan
(SDKI: Ketidakseimbangan Cairan)
DO: Mual, muntah, letargi, kulit dan membran mukosa kering
DS: Ibu melaporkan anak jarang buang air kecil, air kencing berwarna kemerahan
Etiologi: Penyakit gagal ginjal akut
Diagnosa Keperawatan 2:
Hipervolemia
(SDKI: Hipervolemia)
DO: Edema pada wajah, tekanan darah tinggi (130/90 mmHg)
DS: Ibu melaporkan anak tampak sembab
Etiologi: Penyakit gagal ginjal akut
Diagnosa Keperawatan 3:
Intoleransi aktivitas
(SDKI: Intoleransi Aktivitas)
DO: Anak terlihat letih, nadi cepat (124x/menit), nafas cepat (32x/menit)
DS: Ibu melaporkan anak merasa lelah
Etiologi: Penyakit gagal ginjal akut
Penjelasan singkat:
Kondisi gagal ginjal akut pada anak dapat menyebabkan berbagai masalah keperawatan, seperti ketidakseimbangan cairan, hipervolemia, dan intoleransi aktivitas. Diagnosa-diagnosa ini terkait dengan gejala-gejala yang dialami pasien, seperti mual, muntah, edema, hipertensi, dan kelelahan. Penanganan keperawatan yang tepat sangat penting untuk memulihkan fungsi ginjal dan mencegah komplikasi yang lebih parah. -
Article No. 12481 | 18 Feb 2025
Klinis : Kasus Pemicu untuk Penyakit Gagal Ginjal Akut Seorang anak perempuan usia 5 tahun di bawa kerumah sakit karena keluhan mual, muntah dan letih sejak 2 hari yang lalu. Ibu juga mengatakan bahwa muka anaknya sembab dari biasanya. Ibu juiga mengatakan sudah satu minggu ini anak jarang sekali buang air kecil, yang mencemaskan ibu adalah buang air kecil anak terlihat berwarna kemerahan seperti air cucian daging. Hasil pemeriksaan didapatkan data TD: 130/90mmHg, nadi: 124x/menit, nafas: 32x/menit dan suhu: 37,8⁰C. Anak terlihat letih, pucat, mata cekung, kulit dan membran mukosa kering. Menurut ibu tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan anak. carikan 3 diagnosa beserta do ds dan panah etiologinya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan menganalisis kasus yang Anda berikan, berikut adalah tiga diagnosa keperawatan yang mungkin sesuai, beserta penjelasan singkatnya berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Volume Cairan Terkait
- Definisi: Ketidakseimbangan antara asupan dan pengeluaran cairan yang mengakibatkan kelebihan atau kekurangan cairan dalam tubuh.
- Do: Mual, muntah, letih, edema, urin berwarna kemerahan.
- Ds: Ibu melaporkan anak jarang buang air kecil, muka sembab, urin berwarna kemerahan.
- Etiologi: Penyakit ginjal akut.
2. Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Ginjal Terkait
- Definisi: Penurunan sirkulasi darah ke ginjal yang dapat mengganggu fungsi ginjal.
- Do: Hipertensi, urin berwarna kemerahan, edema.
- Ds: Ibu melaporkan anak jarang buang air kecil, urin berwarna kemerahan.
- Etiologi: Penyakit ginjal akut.
3. Diagnosa Keperawatan: Kelelahan Terkait
- Definisi: Pengalaman subjektif yang berkepanjangan dan tidak menyenangkan yang ditandai dengan ketidakmampuan untuk mempertahankan aktivitas fisik dan mental yang diinginkan.
- Do: Letih, pucat.
- Ds: Ibu melaporkan anak terlihat letih.
- Etiologi: Penyakit ginjal akut.
Dalam kasus ini, penyakit ginjal akut menjadi penyebab utama (etiologi) dari diagnosa-diagnosa keperawatan yang telah diidentifikasi. Gangguan volume cairan, ketidakefektifan perfusi jaringan ginjal, dan kelelahan merupakan manifestasi klinis yang sering muncul pada pasien dengan penyakit ginjal akut. -
Article No. 12482 | 18 Feb 2025
Klinis : Seorang bayi laki-laki usia 20 bulan dibawa ke Puskesmas Ambacang karena keluhan demam sejak 3 hari yang lalu dan nyeri pada telinga. Ibu membawa bayi untuk pertama kalinya. Hasil pemeriksaan didapatkan berat badan anak 9 kilogram dan panjang badan 78 cm. Suhu tubuh bayi 38,4°C, frekuensi nafas 40x/menit, tidak ada bunyi stridor dan penggunaan otot bantu nafas, tampak cairan keluar dari telinga. Bayi terlihat gelisah dan kulit teraba hangat carikan 3 diagnosa untuk anak beserta do ds dan panah etiologinya
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan 3 diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi anak tersebut, beserta luaran SLKI dan intervensi keperawatan SIKI yang diperlukan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Hipertermia
- D: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal (>38,4°C)
- E: Infeksi
- ßp: Demam
2. Nyeri akut
- D: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial
- E: Infeksi telinga
- ßp: Nyeri pada telinga
3. Risiko ketidakstabilan sistem neurologis
- D: Potensi untuk gangguan fungsi otak dan saraf akibat proses penyakit atau cedera
- E: Infeksi
- ßp: Gelisah
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Hipertermia:
- Suhu tubuh dalam rentang normal
- Tanda-tanda vital stabil
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
2. Nyeri akut:
- Nyeri berkurang
- Anak menunjukkan perilaku yang sesuai dengan usia
- Anak dapat beristirahat dengan baik
3. Risiko ketidakstabilan sistem neurologis:
- Anak tampak tenang dan rileks
- Tidak ada tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial
- Anak menunjukkan respons yang tepat terhadap stimulasi
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Hipertermia:
- Monitor suhu tubuh secara berkala
- Berikan kompres dingin pada area dahi dan leher
- Anjurkan asupan cairan yang cukup
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat penurun demam
2. Nyeri akut:
- Berikan obat pereda nyeri sesuai instruksi dokter
- Gunakan teknik distraksi dan pengalihan perhatian
- Lakukan perawatan telinga dengan lembut dan hati-hati
- Kolaborasi dengan dokter untuk penanganan infeksi telinga
3. Risiko ketidakstabilan sistem neurologis:
- Monitor tanda-tanda vital secara berkala
- Observasi dan catat perubahan perilaku anak
- Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemeriksaan lanjutan jika diperlukan
Dalam memberikan asuhan keperawatan ini, perawat harus memperhatikan kondisi anak, melakukan pemantauan yang ketat, dan berkolaborasi dengan dokter untuk memberikan penanganan yang komprehensif. Perawat juga perlu memperhatikan kebutuhan emosional dan psikologis anak, serta melibatkan orang tua dalam proses perawatan. -
Article No. 12483 | 18 Feb 2025
Klinis : Seorang anak A berumur 6 tahun digendong ibunya untuk diperiksa di poli anak, karena badannya panas sejak 2 hari yang lalu. Anak Tersebut menangis kuat dan memeluk erat ibunya tidak mau diperiksa oleh dokter atau perawat yang memakai pakaian putih. Menurut ibunya atisk tersebut trauma dengan lingkungan RS dan petugas kesehatan, karena pernah dirawat dengan diagnosis demam berdarah. dau pada saat dirawat sebelumnya anak mendapatkan tusukan beberapa kali saat pemasangan infus dan pemeriksaan trombosit. Ibu juga menambahkan bahwa perawat/dokter yang kontak dengan pasien sering hadir hanya untuk melakukan tindakan invasif tanpa komunikasi yang baik atau melihat kesiapan anak dalam menerima tindakan. Saat ini anak akan dilakukan prosedur pemasangan intus dan pengambilan sampel darah vena. Tugas Mahasiswa membuat mencakup. laporan berupa narasi tentang penyelesaian masalah berdasarkan data kasus di atas, narasi tersebut 9. Data yang perlu dikaji terkait kondisi psikologis anak tersebut (diperbolehkan untuk melengkapi data tambahan) b. Rumusan masalah (diagnosis keperawatan) sesuai kasus rasionalisasi dari tindakan tersebut c. Reneana tindakan untuk mengatasi masalah ((kaitkan dengan prinsip keperawatan anak, dan penerapan evidence based practice) dan d. Evaluasi tujuan vang akan dicapai
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Narasi Penyelesaian Masalah:
Data Kondisi Psikologis Anak:
Berdasarkan kasus yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa anak A berusia 6 tahun mengalami trauma terhadap lingkungan rumah sakit dan petugas kesehatan. Hal ini dikarenakan anak pernah dirawat dengan diagnosis demam berdarah dan mendapatkan beberapa tusukan saat pemasangan infus dan pemeriksaan trombosit. Selain itu, anak juga merasa tidak nyaman dengan perawat/dokter yang hanya melakukan tindakan invasif tanpa komunikasi yang baik atau melihat kesiapan anak dalam menerima tindakan.
Rumusan Masalah (Diagnosis Keperawatan):
Berdasarkan data yang diperoleh, diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kasus ini adalah Kecemasan berhubungan dengan hospitalisasi dan prosedur invasif yang dialami sebelumnya, ditandai dengan anak menangis kuat, memeluk erat ibunya, dan tidak mau diperiksa oleh petugas kesehatan yang memakai pakaian putih.
Rasionalisasi Tindakan:
Tindakan pemasangan infus dan pengambilan sampel darah vena perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan anak dan memberikan penanganan yang tepat. Namun, mengingat kondisi psikologis anak yang mengalami trauma, maka perlu dilakukan upaya untuk menciptakan lingkungan yang nyaman dan aman bagi anak, serta mempersiapkan anak secara psikologis sebelum tindakan dilakukan.
Rencana Tindakan:
1. Membangun komunikasi dan rapport yang baik dengan anak dan keluarga.
- Memperkenalkan diri dengan ramah dan hangat.
- Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan dengan bahasa yang mudah dipahami anak.
- Melibatkan anak dan keluarga dalam perencanaan tindakan.
2. Menerapkan prinsip-prinsip keperawatan anak, yaitu:
- Berfokus pada kebutuhan anak dan keluarga.
- Mempertimbangkan tahap perkembangan anak.
- Menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak.
- Melibatkan anak dan keluarga dalam pengambilan keputusan.
3. Menerapkan evidence-based practice, seperti:
- Penggunaan teknik distraksi (misalnya, bermain, bercerita, atau menonton video).
- Penggunaan teknik relaksasi (misalnya, pernapasan dalam).
- Pendekatan non-farmakologis untuk mengurangi kecemasan, seperti hipnoterapi atau terapi bermain.
Evaluasi Tujuan:
Dengan penerapan rencana tindakan di atas, diharapkan anak A dapat menunjukkan penurunan tingkat kecemasan selama tindakan pemasangan infus dan pengambilan sampel darah vena dilakukan. Anak dapat kooperatif dan terlibat aktif dalam proses tindakan, serta menunjukkan ekspresi wajah yang lebih tenang dan rileks. Selain itu, anak dan keluarga juga dapat menyampaikan perasaan lebih positif terhadap lingkungan rumah sakit dan petugas kesehatan. -
Article No. 12484 | 18 Feb 2025
Klinis : Seorang anak A berumur 6 tahun digendong ibunya untuk diperiksa di poli anak, karena badannya panas sejak 2 hari yang lalu. Anak Tersebut menangis kuat dan memeluk erat ibunya tidak mau diperiksa oleh dokter atau perawat yang memakai pakaian putih. Menurut ibunya atisk tersebut trauma dengan lingkungan RS dan petugas kesehatan, karena pernah dirawat dengan diagnosis demam berdarah. dau pada saat dirawat sebelumnya anak mendapatkan tusukan beberapa kali saat pemasangan infus dan pemeriksaan trombosit. Ibu juga menambahkan bahwa perawat/dokter yang kontak dengan pasien sering hadir hanya untuk melakukan tindakan invasif tanpa komunikasi yang baik atau melihat kesiapan anak dalam menerima tindakan. Saat ini anak akan dilakukan prosedur pemasangan intus dan pengambilan sampel darah vena. Tugas Mahasiswa membuat mencakup. laporan berupa narasi tentang penyelesaian masalah berdasarkan data kasus di atas, narasi tersebut 9. Data yang perlu dikaji terkait kondisi psikologis anak tersebut (diperbolehkan untuk melengkapi data tambahan) b. Rumusan masalah (diagnosis keperawatan) sesuai kasus rasionalisasi dari tindakan tersebut c. Reneana tindakan untuk mengatasi masalah ((kaitkan dengan prinsip keperawatan anak, dan penerapan evidence based practice) dan d. Evaluasi tujuan vang akan dicapai
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan memperhatikan data kasus yang diberikan, berikut adalah laporan penyelesaian masalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R50.9
- Deskripsi: Demam, tidak spesifik
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 36.01
- Deskripsi: Pemasangan intravena (IV)
- Kode: 99.99
- Deskripsi: Pengambilan sampel darah vena
3. Narasi tentang penyelesaian masalah:
Kasus ini menggambarkan seorang anak berusia 6 tahun yang mengalami demam sejak 2 hari sebelumnya dan saat ini enggan untuk diperiksa oleh tenaga kesehatan. Berdasarkan riwayat, anak tersebut memiliki trauma dengan lingkungan rumah sakit dan prosedur medis invasif yang pernah dialaminya sebelumnya saat dirawat dengan diagnosis demam berdarah. Anak tersebut tampak menunjukkan tanda-tanda kecemasan dan penolakan saat akan dilakukan prosedur pemasangan intravena (IV) dan pengambilan sampel darah vena.
4. Data yang perlu dikaji terkait kondisi psikologis anak:
- Tingkat kecemasan dan ketakutan anak terhadap lingkungan rumah sakit dan prosedur medis.
- Riwayat trauma atau pengalaman buruk sebelumnya saat dirawat di rumah sakit.
- Pola interaksi dan komunikasi antara anak, orangtua, dan tenaga kesehatan selama proses perawatan.
- Strategi koping yang biasa digunakan anak untuk mengatasi kecemasan.
5. Rumusan masalah (diagnosis keperawatan):
- Kecemasan anak terkait prosedur medis dan lingkungan rumah sakit.
6. Rasionalisasi dari tindakan:
Pemasangan intravena (IV) dan pengambilan sampel darah vena diperlukan untuk menunjang diagnosis dan penatalaksanaan kondisi demam yang dialami anak. Namun, dengan adanya riwayat trauma dan kecemasan yang tinggi, diperlukan pendekatan khusus untuk mengatasi masalah psikologis anak.
7. Rencana tindakan untuk mengatasi masalah:
a. Penerapan prinsip keperawatan anak, antara lain:
- Melibatkan orangtua dalam proses perawatan untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi anak.
- Menggunakan pendekatan komunikasi yang sesuai dengan tahap perkembangan anak, seperti bermain dan distraksi.
- Mempersiapkan anak secara psikologis sebelum prosedur dilakukan.
b. Penerapan evidence-based practice, antara lain:
- Memberikan informasi dan edukasi kepada orangtua tentang manfaat dan proses prosedur yang akan dilakukan.
- Menggunakan teknik relaksasi dan distraksi yang sesuai dengan preferensi anak, seperti membacakan cerita, bermain, atau menonton video favorit.
- Melibatkan anak dalam proses pengambilan keputusan dan meminta persetujuannya sebelum prosedur dilakukan.
8. Evaluasi tujuan yang akan dicapai:
- Anak bersedia untuk menjalani prosedur pemasangan intravena (IV) dan pengambilan sampel darah vena dengan kooperatif.
- Anak menunjukkan tingkat kecemasan yang menurun selama proses prosedur.
- Anak dan orangtua merasa puas dengan pendekatan dan komunikasi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan.
Dengan memperhatikan kondisi psikologis anak, penerapan prinsip keperawatan anak, dan evidence-based practice, diharapkan masalah kecemasan anak terkait prosedur medis dan lingkungan rumah sakit dapat diatasi dengan baik.