Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 12643 | 21 Feb 2025
Klinis : Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 09 mei 2022 pasien mengatakan merasa malu karena gagal menikah, pasien mengatakan pacarnya selingkuh dengan wanita yang lebih cantik dari dirinya. Pasien mengatakan tidak ada orang yang mau menerima kekurangan dirinya yang memiliki penyakit kanker dan pasien merasa tidak percaya diri karena terdapat benjolan dibagian dahinya. Pasien tampak sering menunduk, pasien tampak sering diam dan tidak banyak bicara, kontak mata kurang, pasien tampak lesu dan tidak mau untuk berkomunikasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal 09 Mei 2022, pasien menunjukkan tanda-tanda gangguan konsep diri. Berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai dengan kondisi pasien:
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah Situasional
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah Situasional adalah keadaan di mana individu menilai dirinya atau aspek-aspek dirinya secara negatif yang disebabkan oleh situasi atau peristiwa tertentu.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Harga Diri Meningkat
2. Keyakinan Diri Meningkat
3. Penerimaan Diri Meningkat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Peningkatan Harga Diri
2. Terapi Kognitif
3. Terapi Kelompok
4. Terapi Keluarga
Penjelasan Singkat:
Pasien menunjukkan gejala gangguan konsep diri, khususnya harga diri rendah situasional, yang disebabkan oleh kegagalan dalam hubungan romantis, penyakit kanker yang diderita, serta masalah penampilan fisik. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah meningkatkan harga diri, terapi kognitif untuk membantu pasien mengatasi pemikiran negatif, terapi kelompok untuk dukungan sosial, serta melibatkan keluarga dalam proses perawatan. Tujuan akhirnya adalah agar pasien dapat meningkatkan harga diri, keyakinan diri, dan penerimaan diri. -
Article No. 12644 | 21 Feb 2025
Klinis : Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 09 mei 2022 pasien mengatakan merasa malu karena gagal menikah, pasien mengatakan pacarnya selingkuh dengan wanita yang lebih cantik dari dirinya. Pasien mengatakan tidak ada orang yang mau menerima kekurangan dirinya yang memiliki penyakit kanker dan pasien merasa tidak percaya diri karena terdapat benjolan dibagian dahinya. Pasien tampak sering menunduk, pasien tampak sering diam dan tidak banyak bicara, kontak mata kurang, pasien tampak lesu dan tidak mau untuk berkomunikasi.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Gangguan Citra Tubuh
Definisi: Persepsi negatif terhadap penampilan fisik yang mengarah pada rasa tidak nyaman dan ketidakpuasan.
Penyebab:
- Perubahan struktur atau fungsi tubuh akibat penyakit (kanker)
- Ketidakmampuan menerima perubahan penampilan fisik
2. Gangguan Harga Diri
Definisi: Evaluasi negatif diri yang berkelanjutan dan konsisten.
Penyebab:
- Putus asa karena hubungan yang gagal
- Merasa tidak diterima oleh lingkungan sosial
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Gangguan Citra Tubuh
- Pasien dapat menerima perubahan fisik yang terjadi
- Pasien dapat mengekspresikan perasaan terkait perubahan fisik
- Pasien dapat mendemonstrasikan perawatan diri yang efektif
2. Gangguan Harga Diri
- Pasien dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan diri
- Pasien dapat mendemonstrasikan perilaku yang mencerminkan harga diri yang positif
- Pasien dapat melakukan aktivitas yang meningkatkan harga diri
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Gangguan Citra Tubuh
- Terapi Modalitas
- Terapi Ekspresif (Art Therapy, Music Therapy)
- Terapi Kognitif (Cognitive Restructuring)
- Edukasi Kesehatan
- Jelaskan penyakit dan dampaknya terhadap citra tubuh
- Bimbing pasien untuk menerima perubahan fisik
- Fasilitasi Penerimaan Diri
- Dorong pasien untuk mengekspresikan perasaan terkait perubahan fisik
- Bantu pasien mengidentifikasi sumber daya untuk meningkatkan citra tubuh
2. Gangguan Harga Diri
- Terapi Modalitas
- Terapi Kelompok (Support Group)
- Terapi Kognitif (Cognitive Behavioral Therapy)
- Edukasi Kesehatan
- Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi harga diri
- Bimbing pasien untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan diri
- Fasilitasi Harga Diri
- Bantu pasien membangun kepercayaan diri
- Dorong pasien untuk terlibat dalam aktivitas yang meningkatkan harga diri
Penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa ini dipilih berdasarkan tanda dan gejala yang ditunjukkan oleh pasien, yaitu merasa malu, tidak percaya diri, dan menghindari komunikasi dengan orang lain akibat perubahan fisik terkait penyakit kanker serta kegagalan dalam hubungan. Kedua diagnosa ini saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Luaran yang diharapkan adalah untuk membantu pasien menerima perubahan fisik, mengekspresikan perasaan terkait perubahan tersebut, dan dapat melakukan perawatan diri yang efektif. Selain itu, diharapkan pasien dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dirinya, mendemonstrasikan perilaku yang mencerminkan harga diri yang positif, serta melakukan aktivitas yang dapat meningkatkan harga dirinya.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Intervensi yang dipilih meliputi terapi modalitas (terapi ekspresif dan kognitif), edukasi kesehatan, serta fasilitasi penerimaan diri dan harga diri. Tujuannya adalah membantu pasien mengekspresikan perasaan, mengubah persepsi negatif, dan membangun kepercayaan diri serta harga diri yang positif. -
Article No. 12645 | 21 Feb 2025
Klinis : perfusi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, perkenalkan saya Perawat Profesional dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Berdasarkan kondisi perfusi yang Anda tanyakan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari PPNI:
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Perfusi Jaringan
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Perfusi Jaringan didefinisikan sebagai penurunan sirkulasi oksigen dan nutrisi ke jaringan perifer.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Adapun luaran yang diharapkan dalam penanganan Gangguan Perfusi Jaringan adalah:
1. Perfusi Jaringan Membaik
2. Sirkulasi Perifer Membaik
3. Tanda-tanda Vital dalam Batas Normal
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Gangguan Perfusi Jaringan antara lain:
1. Pemantauan Tanda-tanda Vital
2. Manajemen Aktivitas
3. Manajemen Nyeri
4. Terapi Oksigen
5. Terapi Cairan
Sebagai perawat profesional, kami akan bekerja sama dengan pasien dan keluarga untuk merencanakan dan melaksanakan intervensi keperawatan yang sesuai, sehingga dapat memulihkan perfusi jaringan pasien secara optimal. Jangan ragu untuk bertanya lebih lanjut jika butuh informasi tambahan. Semoga informasi ini bermanfaat. Terima kasih. -
Article No. 12646 | 21 Feb 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan mencret
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk pasien dengan keluhan mencret:
Diagnosa Keperawatan:
Diare (SDKI)
Penjelasan:
Diare adalah pengeluaran tinja dengan konsistensi cair atau encer yang terjadi lebih dari 3 kali dalam 24 jam. Diare dapat disebabkan oleh infeksi saluran pencernaan, malabsorpsi, intoleransi makanan, atau kondisi lainnya.
Intervensi Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Diare (SIKI)
- Kaji tanda dan gejala diare, seperti frekuensi, konsistensi, warna, dan jumlah tinja
- Pantau tanda-tanda dehidrasi, seperti turgor kulit, membran mukosa, dan intake/output cairan
- Kolaborasi pemberian terapi cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen diare, seperti diet, hidrasi, dan pencegahan komplikasi
2. Manajemen Cairan (SIKI)
- Kaji status cairan pasien, termasuk tanda-tanda dehidrasi
- Kolaborasi pemberian cairan intravena atau oral sesuai kebutuhan
- Monitor intake dan output cairan, serta elektrolit dalam darah
3. Edukasi Kesehatan (SIKI)
- Berikan edukasi tentang penyebab, tanda-tanda, dan penatalaksanaan diare
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang diet dan hidrasi yang tepat saat diare
- Diskusikan upaya pencegahan dan manajemen diare secara mandiri
Harapan Hasil (SLKI):
1. Tanda-tanda dehidrasi berkurang
2. Frekuensi dan konsistensi tinja membaik
3. Pasien dan keluarga memahami manajemen diare
Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 12647 | 21 Feb 2025
Klinis : nyeri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi nyeri.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri (Pain)
Definisi:
Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
SDKI:
Karakteristik Umum:
- Ekspresi verbal atau nonverbal dari ketidaknyamanan
- Perubahan tanda-tanda vital
- Perubahan perilaku
Faktor Terkait:
- Agen cedera biologis
- Agen cedera kimiawi
- Agen cedera fisik
- Agen cedera psikologis
SLKI:
Luaran yang Diharapkan:
- Klien dapat melaporkan pengurangan atau penghilangan nyeri
- Klien dapat mendemonstrasikan strategi penanganan nyeri yang efektif
- Klien dapat menunjukkan peningkatan kemampuan untuk beraktivitas
SIKI:
Intervensi Keperawatan:
- Pengkajian nyeri
- Manajemen nyeri farmakologis
- Manajemen nyeri nonfarmakologis
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan nyeri
Penjelasan singkat:
Nyeri merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti kerusakan jaringan, agen cedera biologis, kimiawi, fisik, atau psikologis. Perawat memiliki peran penting dalam mengkaji, mengelola, dan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan nyeri, sehingga dapat membantu klien mencapai luaran yang diharapkan, seperti pengurangan atau penghilangan nyeri, penggunaan strategi penanganan nyeri yang efektif, dan peningkatan kemampuan beraktivitas. -
Article No. 12648 | 21 Feb 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan gatal-gatal setelah makan ikan tongkol
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien tersebut.
Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Makanan Berhubungan dengan Reaksi Alergi.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Intoleransi Makanan adalah ketidakmampuan tubuh untuk mencerna atau memetabolisme zat gizi tertentu dalam makanan, yang ditandai dengan gejala-gejala seperti gatal-gatal, mual, muntah, diare, dan sebagainya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat mengenali makanan yang memicu reaksi alergi, dapat menghindari konsumsi makanan tersebut, dan tidak mengalami gejala reaksi alergi setelah makan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi:
1. Pengkajian Riwayat Alergi Makanan
2. Identifikasi Makanan Pemicu Reaksi Alergi
3. Edukasi tentang Manajemen Alergi Makanan
4. Pemberian Antihistamin atau Obat Antialergi sesuai Resep
5. Pemantauan Tanda dan Gejala Reaksi Alergi
Dengan melakukan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mengelola kondisi alergi makanannya dengan baik dan terhindar dari komplikasi yang lebih serius. -
Article No. 12649 | 21 Feb 2025
Klinis : Seorang ibu membawa anak perempuan usia 1 tahun ke rumah sakit karena keluhan lingkar kepala anak yang meningkat dan tidak normal sejak 8 bulan terakhir. Anak tidak ada riwayat demam, batuk, pilek, muntah dan juga kejang. Berdasarkan hasil anamnesis lengkap diketahui anak mempunyai Riwayat masuk NICU karena prematuritas dan berat badan lahir rendah selama 40 hari. Ibu mengatakan bahwa anak terlihat sehat dan baik-baik saja hingga usia 4 bulan, sampai ibu menyadari bahwa lingkar kepala anak semakin lama semakin membesar. Hasil pemeriksaan vital dalam batas normal. Lingkar kepala anak tampak membesar (LK=57 cm, ubun-ubun yang menonjol, adanya sunset sign dan cracked pot sign). Hasil pemeriksaan MRI otak ditemukan dilatasi ekstensif pada sistem ventrikel, foramen Luschka dan Magendie yang terbuka lebar dengan penipisan korteks serebral dan parenkim serebelum yang berdekata. Hasil ini mengarah kepada hidosefalus komunikans. Pada rekaman EEG, menunjukkan aktivitas beta sinkron ritmik > 13 Hz pada hemisfer bilateral. Anak direncanakan untuk mendapatkan antibiotik dan rencana pembedahan. Ibu masih bingung untuk memutuskan tentang persetujuan tindakan lebih lanjut pada anak karena faktor biaya dan kurangnya dukungan dari anggota keluarga.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat, saya akan memberikan analisis diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kasus ini.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Perubahan Integritas Kulit Wajah Berhubungan dengan Peningkatan Tekanan Intrakranial
- Rasional: Pada kasus ini, anak mengalami peningkatan lingkar kepala yang mengarah pada hidrosefali komunikans. Peningkatan tekanan intrakranial dapat menyebabkan perubahan pada integritas kulit wajah, seperti munculnya sunset sign dan cracked pot sign.
2. Risiko Kekurangan Volume Cairan Berhubungan dengan Gangguan Mekanisme Kompensasi
- Rasional: Hidrosefali komunikans dapat menyebabkan gangguan pada mekanisme kompensasi pengeluaran cairan, sehingga berisiko menimbulkan kekurangan volume cairan.
3. Risiko Cedera Berhubungan dengan Peningkatan Tekanan Intrakranial
- Rasional: Peningkatan tekanan intrakranial yang terus berlanjut dapat menyebabkan cedera pada otak, seperti penipisan korteks serebral dan parenkim serebelum.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Integritas Kulit: Tidak Terjadi Perubahan
- Kriteria hasil: Tidak ada perubahan pada kulit wajah, tidak ditemukan sunset sign dan cracked pot sign.
2. Status Cairan: Cairan Seimbang
- Kriteria hasil: Tanda-tanda vital dalam batas normal, balance cairan positif, tidak ada tanda-tanda dehidrasi.
3. Cedera: Tidak Terjadi Cedera
- Kriteria hasil: Tidak ada penurunan fungsi saraf, tidak ada tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial yang menetap.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital
- Memantau tanda-tanda vital secara berkala, termasuk tekanan darah, suhu tubuh, laju napas, dan laju nadi.
- Memantau kondisi kulit wajah untuk mendeteksi perubahan, seperti munculnya sunset sign dan cracked pot sign.
2. Manajemen Cairan
- Mengkaji keseimbangan cairan dan menghitung intake dan output cairan.
- Memantau tanda-tanda dehidrasi atau kelebihan cairan.
- Memberikan cairan sesuai kebutuhan untuk menjaga keseimbangan cairan.
3. Manajemen Peningkatan Tekanan Intrakranial
- Memposisikan kepala anak dalam posisi yang dapat mengurangi tekanan intrakranial, misalnya dengan elevasi kepala 30-45 derajat.
- Memonitor tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial, seperti peningkatan lingkar kepala, perubahan status mental, dan kejang.
- Berkoordinasi dengan tim medis untuk pemberian obat-obatan dan rencana pembedahan, jika diperlukan.
Penjelasan rinci di atas mencakup diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mengelola kondisi anak dengan hidrosefali komunikans. Perawat berperan penting dalam memantau kondisi anak, mengelola cairan, dan berkoordinasi dengan tim medis untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 12650 | 21 Feb 2025
Klinis : Seorang ibu membawa anak perempuan usia 1 tahun ke rumah sakit karena keluhan lingkar kepala anak yang meningkat dan tidak normal sejak 8 bulan terakhir. Anak tidak ada riwayat demam, batuk, pilek, muntah dan juga kejang. Berdasarkan hasil anamnesis lengkap diketahui anak mempunyai Riwayat masuk NICU karena prematuritas dan berat badan lahir rendah selama 40 hari. Ibu mengatakan bahwa anak terlihat sehat dan baik-baik saja hingga usia 4 bulan, sampai ibu menyadari bahwa lingkar kepala anak semakin lama semakin membesar. Hasil pemeriksaan vital dalam batas normal. Lingkar kepala anak tampak membesar (LK=57 cm, ubun-ubun yang menonjol, adanya sunset sign dan cracked pot sign). Hasil pemeriksaan MRI otak ditemukan dilatasi ekstensif pada sistem ventrikel, foramen Luschka dan Magendie yang terbuka lebar dengan penipisan korteks serebral dan parenkim serebelum yang berdekata. Hasil ini mengarah kepada hidosefalus komunikans. Pada rekaman EEG, menunjukkan aktivitas beta sinkron ritmik > 13 Hz pada hemisfer bilateral. Anak direncanakan untuk mendapatkan antibiotik dan rencana pembedahan. Ibu masih bingung untuk memutuskan tentang persetujuan tindakan lebih lanjut pada anak karena faktor biaya dan kurangnya dukungan dari anggota keluarga.Buatkan 3 Diagnosa keperawatan dari SDKI berupa DO DS nya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan tiga diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan 1: Resiko Ketidakseimbangan Elektrolit berhubungan dengan Hidrosefalus Komunikans.
DO (Data Objektif):
- Hasil pemeriksaan MRI otak menunjukkan dilatasi ekstensif pada sistem ventrikel, foramen Luschka dan Magendie yang terbuka lebar dengan penipisan korteks serebral dan parenkim serebelum yang berdekata.
- Hasil pemeriksaan EEG menunjukkan aktivitas beta sinkron ritmik > 13 Hz pada hemisfer bilateral.
DS (Data Subjektif):
- Ibu mengatakan bahwa lingkar kepala anak semakin lama semakin membesar sejak usia 4 bulan.
- Anak memiliki riwayat masuk NICU karena prematuritas dan berat badan lahir rendah selama 40 hari.
Diagnosa Keperawatan 2: Kerusakan Integritas Jaringan berhubungan dengan Peningkatan Tekanan Intrakranial.
DO (Data Objektif):
- Lingkar kepala anak tampak membesar (LK=57 cm), ubun-ubun yang menonjol, adanya sunset sign dan cracked pot sign.
- Anak direncanakan untuk mendapatkan antibiotik dan rencana pembedahan.
DS (Data Subjektif):
- Ibu mengatakan bahwa anak terlihat sehat dan baik-baik saja hingga usia 4 bulan, sampai ibu menyadari bahwa lingkar kepala anak semakin lama semakin membesar.
Diagnosa Keperawatan 3: Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan berhubungan dengan Kurangnya Dukungan Keluarga.
DO (Data Objektif):
- Ibu masih bingung untuk memutuskan tentang persetujuan tindakan lebih lanjut pada anak karena faktor biaya dan kurangnya dukungan dari anggota keluarga.
DS (Data Subjektif):
- Ibu mengatakan bahwa anak mempunyai riwayat masuk NICU karena prematuritas dan berat badan lahir rendah selama 40 hari.
- Ibu mengatakan bahwa anak tidak ada riwayat demam, batuk, pilek, muntah, dan juga kejang.
Sebagai perawat profesional, saya akan terus memantau dan memberikan perawatan yang komprehensif untuk mengatasi masalah kesehatan pasien, sambil mendukung keluarga untuk terlibat dalam proses pengambilan keputusan dan perawatan anak. -
Article No. 12651 | 21 Feb 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit kepala
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan keluhan sakit kepala:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
2. Penurunan Mobilitas Fisik
Definisi: Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang diharapkan secara independen.
Penjelasan Singkat Standar SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri Akut
- Penyebab: Cedera atau penyakit
- Gejala: Ekspresi wajah meringis, mengeluh nyeri, posisi tubuh menghindari nyeri
- Tujuan: Pasien melaporkan nyeri berkurang
- Intervensi: Manajemen nyeri, kompres hangat/dingin, relaksasi
2. Penurunan Mobilitas Fisik
- Penyebab: Penyakit, keterbatasan fisik, lingkungan
- Gejala: Pasien kesulitan dalam aktivitas, postur tubuh yang tidak optimal
- Tujuan: Pasien dapat melakukan aktivitas secara mandiri
- Intervensi: Latihan fisik, terapi okupasi, modifikasi lingkungan
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri Terkontrol
- Kriteria Hasil: Pasien melaporkan nyeri berkurang, mampu menggunakan teknik manajemen nyeri, tidak ada komplikasi akibat nyeri.
2. Mobilitas Fisik Meningkat
- Kriteria Hasil: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri, tidak ada tanda-tanda komplikasi, pasien merasa nyaman.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri
- Tindakan: Identifikasi penyebab nyeri, berikan analgetik, kompres hangat/dingin, ajarkan teknik relaksasi.
2. Peningkatan Mobilitas Fisik
- Tindakan: Bantu pasien melakukan latihan fisik, modifikasi lingkungan, ajarkan teknik transfer dan ambulasi.
Semoga penjelasan ini membantu dalam memahami diagnosa keperawatan dan standar SDKI - SLKI - SIKI untuk pasien dengan keluhan sakit kepala. Silakan sampaikan jika ada pertanyaan lain. -
Article No. 12652 | 21 Feb 2025
Klinis : Seorang anak Perempuan usia 7 tahun di bawa ke poli kulit karena keluhan bercak, ruam-ruam dan bengkak pada kulit wajah dan sikunya. Ibu mengatakan bahwa anak tidak mau pergi ke sekolah karena teman-temannya selalu mengejek wajahnya sejak dua hari terakhir. Anak mengatakan akan sekolah kembali apabila wajah nya sudah tidak terlalu kemerahan dan iritasi. Hasil anamnesis pada ibu ditemukan bahwa ibu telah membawa anak berobat ke klinik umum sebelumnya selama 6 bulan terakhir. Pengobatan yang diberikan adalah emolien dan pelembab serta krim hidrokortison. Namun karena obat yang kurang efektif dan kurangnya kepatuhan ibu dan anak, ibu kemudian menghentikan penggunaan obat tersebut yang digantikan dengan salep Tacrolimus 0.03%. Saat ini anak menggunakan salep tacrolimus 0.03%, namun ruam dan bengkak pada kulit anak semakin parah dan anak mengalami kepekaan terhadap suhu panas dan dingin. Ibu mengatakan khawatir tentang penggunaan steroid pada anak dan ingin mencari pilihan pengobatan lainnya. Ibu menyatakan bahwa anak tidak konsisten mematuhi tentang aturan pengobatan topikalnya karena terkait rasa terbakar yang terkait dengan penggunaan obat tersebut.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI yang dapat diterapkan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Integritas Kulit Terkait Dermatitis Atopik
2. Gangguan Aktivitas Bermain Terkait Penampilan Fisik
3. Ketidakpatuhan Terkait Regimen Pengobatan
Penjelasan SDKI-SLKI-SIKI:
1. Gangguan Integritas Kulit Terkait Dermatitis Atopik
- SDKI: Gangguan integritas kulit yang ditandai dengan perubahan warna, tekstur, dan fungsi kulit akibat proses inflamasi kronis pada anak usia 7 tahun.
- SLKI: Perawatan kulit, pengaturan suhu lingkungan, dan pemberian obat-obatan topikal sesuai rekomendasi tenaga kesehatan.
- SIKI: Identifikasi penyebab, pemantauan tanda-tanda inflamasi, dan edukasi tentang perawatan kulit yang tepat.
2. Gangguan Aktivitas Bermain Terkait Penampilan Fisik
- SDKI: Keterbatasan dalam melakukan aktivitas bermain dan bersosialisasi akibat perubahan penampilan fisik pada anak usia 7 tahun.
- SLKI: Dukungan psikologis, modifikasi lingkungan, dan intervensi untuk meningkatkan rasa percaya diri.
- SIKI: Identifikasi hambatan dalam berinteraksi sosial, pemberian konseling, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
3. Ketidakpatuhan Terkait Regimen Pengobatan
- SDKI: Perilaku tidak mengikuti aturan pengobatan topikal yang disarankan tenaga kesehatan pada anak usia 7 tahun.
- SLKI: Evaluasi faktor penyebab, peningkatan motivasi, dan modifikasi regimen pengobatan.
- SIKI: Identifikasi alasan ketidakpatuhan, edukasi tentang pentingnya kepatuhan, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
Dalam pendekatan ini, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi permasalahan yang dialami oleh anak perempuan usia 7 tahun dengan dermatitis atopik, termasuk mengelola kondisi kulit, meningkatkan aktivitas bermain dan interaksi sosial, serta membantu meningkatkan kepatuhan terhadap regimen pengobatan.