Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 12711 | 22 Feb 2025
Klinis : diagnosa risiko infeksi pada persalinan kala 1-4 berhubungan dengan apa
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran keperawatan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi risiko infeksi pada persalinan kala 1-4.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi risiko infeksi pada persalinan kala 1-4 adalah "Risiko Infeksi berhubungan dengan paparan patogen selama persalinan". Diagnosis ini mencerminkan adanya kemungkinan terjadinya infeksi pada ibu selama proses persalinan, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti paparan bakteri, virus, atau patogen lainnya yang dapat terjadi selama proses pembukaan, pengeluaran, uri, dan kala uri.
Luaran/Output Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan luaran/output yang dapat dicapai adalah:
1. Tidak ada tanda-tanda infeksi pada ibu selama persalinan kala 1-4.
2. Ibu menunjukkan pemahaman yang baik tentang pencegahan infeksi selama persalinan.
3. Ibu mampu melakukan tindakan pencegahan infeksi selama persalinan dengan benar.
4. Tidak ada komplikasi yang terkait dengan infeksi selama persalinan kala 1-4.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Identifikasi faktor risiko infeksi pada ibu selama persalinan, seperti riwayat infeksi, paparan patogen, atau prosedur invasif.
2. Pantau tanda-tanda vital, suhu tubuh, dan tanda-tanda infeksi pada ibu selama persalinan.
3. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter, bidan) untuk menentukan tindakan pencegahan infeksi yang sesuai.
4. Edukasi ibu dan keluarga tentang pentingnya menjaga kebersihan dan pencegahan infeksi selama persalinan.
5. Fasilitasi ibu untuk melakukan tindakan pencegahan infeksi, seperti cuci tangan, penggunaan APD, dan menjaga kebersihan perineum.
6. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pemberian antibiotik profilaksis, jika diindikasikan.
7. Monitor perkembangan kondisi ibu dan segera laporkan jika terdapat tanda-tanda infeksi.
8. Dokumentasikan semua tindakan dan evaluasi perkembangan kondisi ibu secara teratur.
Penjelasan yang rinci dan terperinci di atas diharapkan dapat memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai diagnosis keperawatan, luaran keperawatan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mengelola risiko infeksi pada persalinan kala 1-4. Sebagai seorang perawat, saya berkomitmen untuk memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan berorientasi pada keselamatan serta kesejahteraan pasien. -
Article No. 12712 | 22 Feb 2025
Klinis : Ny. S, berusia 45 tahun, seorang ibu RT datang ke Poli penyakit dalam dengan keluhan nyeri, bengkak dan kekakuan pada sendi tangan dan kaki. Pasien mengeluh nyeri ringan pada sendisendi kecil tangan, terutama jari-jari dan pergelangan tangan. Awalnya nyeri timbul saat beraktivitas, namun keluhan ini dirasakan semakin berat terutama pada pagi hari dengan lama nyeri lebih dari 1 jam dan masih dirasakan saat istirahat. Pasien juga mengeluhkan lemas dan lelah serta demam ringan (suhu berkisar 38°C). Pasien mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Tiga bulan lalu pasien merasakan nyeri ringan pada sendi-sendi kecil tangan, terutama jari-jari dan pergelangan tangan pada pagi hari dengan lama nyeri kurang dari 1 jam Seiring waktu, nyeri semakin meluas ke sendi lutut, siku, dan bahu. Pasien belum pernah menjalani pengobatan secara rutin dan hanya mengkonsumsi obat pereda nyeri yang dibeli di warung obat. Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan pasien. Hasil pemeriksaan didapatkan TD: 120/80 mmHg, N: 88x/menit, Suhu: 38.2°C. Terdapat pembengkakan dan nyeri tekan pada sendi metacarpophalangeal, pergelangan tangan, lutut, dan siku. Teraba hangat pada sendi yang terkena. Squeeze test (+), Deformitas: swan neck (+), boutonniere (+), deviasi ulnar (+). Hasil pemeriksaan labor Rheumatoid Factor (RF) Positif; ACPA Positif; LED = 50 mm/jam; CRP= 2 mg/L, Fungsi hati dan ginjal dalam batas normal; Skrining Hepatitis B dan C: Negatif, IGRA/Tuberculin Test: Negatif. Hasil pemeriksaan radiologi: Rontgen sendi menunjukkan adanya erosi tulang dan penyempitan celah sendi pada pergelangan tangan dan jari. USG musculoskeletal: memperlihatkan sinovitis aktif dengan peningkatan vaskularisasi. BMD: Menunjukkan osteopenia periarticular. Penatalaksanaan farmakologi: Metotreksat 10 mg/minggu, ibuprofen 400 mg jika nyeri, Prednison 8 mg/hari, Vitamin D dan Kalsium.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi Ny. S yang dideskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Kronis Berhubungan dengan Proses Penyakit Rematik
2. Keterbatasan Mobilitas Fisik Berhubungan dengan Gangguan Fungsi Sendi
3. Kelelahan Berhubungan dengan Penyakit Reumatik
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri Kronis Berhubungan dengan Proses Penyakit Rematik
- SDKI: Nyeri Kronis
- SLKI: Pengendalian Nyeri
- SIKI: Manajemen Nyeri
Pasien mengalami nyeri kronis pada sendi-sendi kecil seperti jari-jari tangan, pergelangan tangan, lutut, dan siku akibat proses patologis pada sendi terkait penyakit reumatik.
2. Keterbatasan Mobilitas Fisik Berhubungan dengan Gangguan Fungsi Sendi
- SDKI: Keterbatasan Mobilitas Fisik
- SLKI: Peningkatan Mobilitas
- SIKI: Terapi Latihan
Pasien mengalami pembengkakan dan kekakuan pada sendi-sendi, sehingga mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
3. Kelelahan Berhubungan dengan Penyakit Reumatik
- SDKI: Kelelahan
- SLKI: Peningkatan Energi
- SIKI: Manajemen Energi
Pasien mengeluhkan lemas dan lelah, serta demam ringan yang merupakan gejala umum dari penyakit reumatik.
Dalam penanganan pasien, perawat perlu mengkaji dan mengevaluasi kondisi pasien secara komprehensif, memberikan pendidikan kesehatan, serta memfasilitasi pasien dalam mengelola nyeri, mobilitas, dan energi agar dapat mempertahankan kualitas hidup yang optimal. -
Article No. 12713 | 22 Feb 2025
Klinis : diagnosa risiko infeksi pada persalinan kala 1-4 berhubungan dengan apa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi risiko infeksi pada persalinan kala 1-4.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan prosedur pencegahan infeksi selama persalinan kala 1-4.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Infeksi merupakan diagnosis keperawatan yang menggambarkan kondisi dimana individu rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan. Pada kondisi ini, faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi adalah ketidakadekuatan prosedur pencegahan infeksi selama persalinan kala 1-4.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosis ini adalah klien bebas dari tanda dan gejala infeksi, seperti peningkatan suhu, nyeri, pembengkakan, serta pemeriksaan laboratorium yang normal. Indikator keberhasilan dapat dilihat dari tidak adanya tanda infeksi, peningkatan suhu tubuh, dan hasil pemeriksaan laboratorium yang normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain memantau tanda-tanda vital, mempertahankan lingkungan yang bersih dan steril, melakukan perawatan luka dengan teknik aseptik, dan memberikan edukasi kepada klien dan keluarga mengenai pencegahan infeksi. Selain itu, perawat juga dapat berkoordinasi dengan tim kesehatan lain, seperti dokter, untuk memberikan terapi antibiotik atau tindakan lain yang diperlukan.
Dengan demikian, diagnosa keperawatan, penjelasan, dan standar SDKI, SLKI, serta SIKI untuk kondisi risiko infeksi pada persalinan kala 1-4 telah saya paparkan. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, saya siap membantu. -
Article No. 12714 | 22 Feb 2025
Klinis : , berusia 45 tahun, seorang ibu RT datang ke Poli penyakit dalam dengan keluhan nyeri, bengkak dan kekakuan pada sendi tangan dan kaki. Pasien mengeluh nyeri ringan pada sendi- sendi kecil tangan, terutama jari-jari dan pergelangan tangan. Awalnya nyeri timbul saat beraktivitas, namun keluhan ini dirasakan semakin berat terutama pada pagi hari dengan lam nyeri lebih dari 1 jam dan masih dirasakan saat istirahat. Pasien juga mengeluhkan lemas dan lelah serta demam ringan (suhu berkisar 38°C). Pasien mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Tiga bulan lalu pasien merasakan nyeri ringan pada sendi-sendi kecil tangan, terutama jari-jari dan pergelangan tangan pada pagi hari dengan lama nyeri kurang dari 1 jam. Seiring waktu, nyeri semakin meluas ke sendi lutut, siku, dan bahu. Pasien belum pernah menjalani pengobatan secara rutin dan hanya mengkonsumsi obat pereda nyeri yang dibeli di warung obat. Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan pasien. Hasil pemeriksaan didapatkan TD: 120/80 mmHg, N: 88x/menit, Suhu: 38.2°C. Terdapat pembengkakan dan nyeri tekan pada sendi metacarpophalangeal, pergelangan tangan, lutut, dan siku. Teraba hangat pada sendi yang terkena. Squeeze test (+), Deformitas: swan neck (+), boutonniere (+), deviasi ulnar (+). Hasil pemeriksaan labor Rheumatoid Factor (RF) Positif; ACPA Positif; LED = 50 mm/jam; CRP= 2 mg/L, Fungsi hati dan ginjal dalam batas normal; Skrining Hepatitis B dan C: Negatif, IGRA/Tuberculin Test: Negatif. Hasil pemeriksaan radiologi: Rontgen sendi menunjukkan adanya erosi tulang dan penyempitan celah sendi pada pergelangan tangan dan jari. USG musculoskeletal: memperlihatkan sinovitis aktif dengan peningkatan vaskularisasi. BMD: Menunjukkan osteopenia periarticular. Penatalaksanaan farmakologi: Metotreksat 10 mg/minggu, ibuprofen 400 mg jika nyeri, Prednison 8 mg/hari, Vitamin D dan Kalsium.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien ini menunjukkan gejala-gejala penyakit reumatoid artritis. Berikut adalah diagnsosis keperawatan, penjelasan singkat, serta standar SDKI-SLKI-SIKI yang sesuai:
Diagnosis Keperawatan:
1. Nyeri kronis berhubungan dengan inflamasi sendi dan kerusakan struktur sendi.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan pembatasan gerak sendi dan kekakuan sendi.
3. Kelelahan berhubungan dengan proses penyakit kronis dan anemia.
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri kronis berhubungan dengan inflamasi sendi dan kerusakan struktur sendi:
- SDKI: Nyeri Kronis
- SLKI: Manajemen Nyeri
- SIKI: Manajemen Nyeri
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan pembatasan gerak sendi dan kekakuan sendi:
- SDKI: Gangguan Mobilitas Fisik
- SLKI: Peningkatan Mobilitas
- SIKI: Aktivitas Terapi Gerak
3. Kelelahan berhubungan dengan proses penyakit kronis dan anemia:
- SDKI: Kelelahan
- SLKI: Manajemen Energi
- SIKI: Manajemen Kelelahan
Standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) menyediakan definisi, batasan karakteristik, faktor berhubungan, dan intervensi keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) menyediakan kriteria hasil yang dapat diukur untuk setiap diagnosis keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) menyediakan daftar intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah keperawatan.
Dengan menggunakan standar SDKI-SLKI-SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan komprehensif untuk pasien dengan reumatoid artritis. -
Article No. 12715 | 22 Feb 2025
Klinis : diagnosa risiko pendarahan pada persalinan kala 1-4 berhubungan dengan apa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi risiko perdarahan pada persalinan kala 1-4.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Perdarahan Berhubungan dengan Ketidakefektifan Kontraksi Uterus.
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko Perdarahan adalah diagnosis keperawatan yang mengidentifikasi kemungkinan terjadinya hilangnya darah melebihi jumlah normal yang dapat mengancam kesehatan.
- Ketidakefektifan Kontraksi Uterus adalah faktor yang berhubungan dengan diagnosis ini, yang dapat menyebabkan perdarahan yang berlebihan selama persalinan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah Adaptasi Fisiologis: Homeostasis Cairan dan Elektrolit Dalam Batas Normal, Perfusi Jaringan Efektif, dan Integritas Jaringan Membaik.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi Manajemen Perdarahan, Manajemen Nyeri, Peningkatan Kontraksi Uterus, Pemantauan Tanda-Tanda Vital, dan Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan Lain.
Dalam kondisi ini, perawat harus bekerja sama dengan tim kesehatan lain untuk memantau dan mengelola risiko perdarahan pada pasien, serta memastikan kontraksi uterus yang efektif untuk mencegah komplikasi yang dapat mengancam nyawa. -
Article No. 12716 | 22 Feb 2025
Klinis : diagnosa risiko pendarahan pada persalinan kala 1-4 berhubungan dengan apa
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai kondisi tersebut dari sudut pandang seorang perawat profesional.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi risiko perdarahan pada persalinan kala 1-4 adalah "Risiko Perdarahan". Diagnosa ini menggambarkan adanya kemungkinan terjadinya perdarahan yang berlebihan selama proses persalinan kala 1 hingga kala 4, yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan ibu.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan yang tepat, diharapkan luaran yang dapat dicapai adalah:
a. Tidak terjadi perdarahan yang berlebihan selama proses persalinan kala 1-4.
b. Tanda-tanda vital ibu dalam batas normal selama persalinan.
c. Ibu mampu mengenali tanda-tanda bahaya perdarahan dan segera melaporkannya kepada petugas kesehatan.
d. Ibu dan keluarga memahami pentingnya pemantauan tanda-tanda vital dan perdarahan selama persalinan.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut beberapa intervensi Keperawatan yang dapat dilakukan:
a. Pantau tanda-tanda vital ibu (tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu) secara berkala selama proses persalinan.
b. Kaji dan pantau perdarahan yang terjadi selama proses persalinan, termasuk volume, warna, dan konsistensi darah.
c. Lakukan prosedur pemberian oksigen, cairan intravena, atau obat-obatan sesuai indikasi untuk mencegah atau mengatasi perdarahan.
d. Edukasi ibu dan keluarga mengenai tanda-tanda bahaya perdarahan dan pentingnya segera melaporkan kepada petugas kesehatan.
e. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter, bidan) untuk penatalaksanaan lebih lanjut jika diperlukan.
f. Catat dan dokumentasikan semua temuan, tindakan, dan respons ibu selama proses persalinan.
Sebagai perawat profesional, saya berharap informasi yang saya berikan dapat membantu Anda memahami kondisi risiko perdarahan pada persalinan kala 1-4 serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencegah dan mengatasi komplikasi yang mungkin terjadi. Jangan ragu untuk menanyakan lebih lanjut jika Anda membutuhkan penjelasan tambahan. -
Article No. 12717 | 22 Feb 2025
Klinis : diagnosa risiko pendarahan pada persalinan kala 1-4 ditandai dengan apa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi risiko pendarahan pada persalinan kala 1-4.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Perdarahan Maternal
Definisi:
Risiko terjadinya hilangnya volume darah dari saluran reproduksi perempuan selama atau setelah proses persalinan, yang dapat mengancam jiwa.
Penyebab:
1. Atonia uteri
2. Retensio plasenta
3. Robekan jalan lahir
4. Koagulopati
5. Trauma uterus
Tanda dan Gejala:
1. Perdarahan pervaginam yang tidak terkontrol
2. Nadi cepat dan lemah
3. Tekanan darah menurun
4. Kulit pucat
5. Sinkop
6. Gelisah
Intervensi Keperawatan (SLKI):
1. Pemantauan tanda-tanda vital
2. Pemantauan perdarahan
3. Pemberian oksigen
4. Kolaborasi pemberian obat-obatan
5. Kolaborasi tindakan medis
6. Edukasi tanda bahaya perdarahan
Hasil yang Diharapkan (SIKI):
1. Tidak terjadi perdarahan yang mengancam jiwa
2. Tanda-tanda vital dalam batas normal
3. Tidak ada tanda-tanda syok hipovolemik
Dengan demikian, diagnosa keperawatan "Risiko Perdarahan Maternal" dapat ditegakkan pada kondisi risiko pendarahan pada persalinan kala 1-4, dengan tanda dan gejala yang teridentifikasi. Intervensi keperawatan yang berfokus pada pemantauan, pemberian oksigen, kolaborasi dengan tenaga medis, serta edukasi diharapkan dapat mencegah dan mengatasi kondisi tersebut. -
Article No. 12718 | 22 Feb 2025
Klinis : diagnosa risiko pendarahan pada persalinan kala 1-4 ditandai dengan apa
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan hormat, berikut adalah informasi yang Anda minta:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi risiko perdarahan pada persalinan kala 1-4 adalah "Risiko Perdarahan". Diagnosa ini didefinisikan sebagai "Rentan mengalami kehilangan darah yang melebihi jumlah normal yang dapat membahayakan kesehatan" (SDKI, 2017).
Indikator diagnostik untuk diagnosa ini meliputi:
1. Tanda-tanda vital tidak stabil (tekanan darah, nadi, suhu, respirasi)
2. Adanya perubahan warna kulit dan membran mukosa
3. Adanya riwayat perdarahan sebelumnya
4. Komplikasi obstetri (preeklampsia, plasenta previa, dll)
5. Faktor risiko persalinan (partus lama, induksi persalinan, dll)
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, luaran yang diharapkan adalah:
1. Klien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil
2. Klien menunjukkan mukosa dan kulit yang berwarna normal
3. Klien tidak mengalami perdarahan yang berlebihan selama persalinan
4. Klien dan keluarga dapat mengidentifikasi faktor risiko perdarahan
5. Klien dan keluarga dapat melakukan upaya pencegahan perdarahan
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Pemantauan tanda-tanda vital secara berkala
2. Identifikasi tanda-tanda perdarahan dan segera laporkan ke dokter
3. Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk penanganan komplikasi
4. Edukasi klien dan keluarga tentang faktor risiko perdarahan dan upaya pencegahannya
5. Pemberian dukungan emosional dan psikologis kepada klien dan keluarga
6. Koordinasi dengan tim kesehatan untuk perencanaan dan implementasi intervensi yang tepat
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Risiko Perdarahan" merupakan diagnosa yang tepat untuk kondisi klien dengan risiko perdarahan pada persalinan kala 1-4. Diagnosa ini mengidentifikasi kerentanan klien terhadap kehilangan darah yang melebihi jumlah normal, yang dapat membahayakan kesehatan. Indikator diagnostik yang disebutkan membantu perawat dalam mengidentifikasi tanda-tanda dan faktor risiko perdarahan pada klien.
Luaran yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan adalah stabilnya kondisi klien, mencegah terjadinya perdarahan yang berlebihan, serta meningkatnya kemampuan klien dan keluarga dalam mengidentifikasi dan mencegah faktor risiko perdarahan. Intervensi keperawatan yang diberikan bertujuan untuk memantau kondisi klien, mengelola komplikasi, memberikan edukasi dan dukungan, serta berkolaborasi dengan tim kesehatan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Perawat berperan penting dalam mendeteksi dini risiko perdarahan, memberikan intervensi yang tepat, serta memastikan keselamatan dan kesejahteraan klien selama proses persalinan. Pemahaman yang mendalam mengenai diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan akan membantu perawat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas. -
Article No. 12719 | 22 Feb 2025
Klinis : , berusia 45 tahun, seorang ibu RT datang ke Poli penyakit dalam dengan keluhan nyeri, bengkak dan kekakuan pada sendi tangan dan kaki. Pasien mengeluh nyeri ringan pada sendi- sendi kecil tangan, terutama jari-jari dan pergelangan tangan. Awalnya nyeri timbul saat beraktivitas, namun keluhan ini dirasakan semakin berat terutama pada pagi hari dengan lam nyeri lebih dari 1 jam dan masih dirasakan saat istirahat. Pasien juga mengeluhkan lemas dan lelah serta demam ringan (suhu berkisar 38°C). Pasien mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Tiga bulan lalu pasien merasakan nyeri ringan pada sendi-sendi kecil tangan, terutama jari-jari dan pergelangan tangan pada pagi hari dengan lama nyeri kurang dari 1 jam. Seiring waktu, nyeri semakin meluas ke sendi lutut, siku, dan bahu. Pasien belum pernah menjalani pengobatan secara rutin dan hanya mengkonsumsi obat pereda nyeri yang dibeli di warung obat. Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan pasien. Hasil pemeriksaan didapatkan TD: 120/80 mmHg, N: 88x/menit, Suhu: 38.2°C. Terdapat pembengkakan dan nyeri tekan pada sendi metacarpophalangeal, pergelangan tangan, lutut, dan siku. Teraba hangat pada sendi yang terkena. Squeeze test (+), Deformitas: swan neck (+), boutonniere (+), deviasi ulnar (+). Hasil pemeriksaan labor Rheumatoid Factor (RF) Positif; ACPA Positif; LED = 50 mm/jam; CRP= 2 mg/L, Fungsi hati dan ginjal dalam batas normal; Skrining Hepatitis B dan C: Negatif, IGRA/Tuberculin Test: Negatif. Hasil pemeriksaan radiologi: Rontgen sendi menunjukkan adanya erosi tulang dan penyempitan celah sendi pada pergelangan tangan dan jari. USG musculoskeletal: memperlihatkan sinovitis aktif dengan peningkatan vaskularisasi. BMD: Menunjukkan osteopenia periarticular. Penatalaksanaan farmakologi: Metotreksat 10 mg/minggu, ibuprofen 400 mg jika nyeri, Prednison 8 mg/hari, Vitamin D dan Kalsium. berikan 3 diagnosa prioritas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum. Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan 3 diagnosa keperawatan prioritas berdasarkan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan Prioritas:
1. Nyeri Kronis berhubungan dengan proses penyakit autoimun yang ditandai dengan nyeri, bengkak, dan kekakuan pada sendi-sendi.
- SDKI: Nyeri Kronis
- SLKI: Kontrol Nyeri
- SIKI: Manajemen Nyeri
2. Keterbatasan Mobilitas Fisik berhubungan dengan kerusakan struktural sendi yang ditandai dengan deformitas, kekakuan, dan keterbatasan pergerakan.
- SDKI: Keterbatasan Mobilitas Fisik
- SLKI: Mobilitas
- SIKI: Terapi Latihan
3. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelelahan, penurunan kebugaran, dan gejala sistemik penyakit autoimun yang ditandai dengan mudah lelah, lemas, dan demam ringan.
- SDKI: Intoleransi Aktivitas
- SLKI: Toleransi Aktivitas
- SIKI: Manajemen Energi
Penjelasan singkat:
1. Nyeri Kronis: Nyeri yang terjadi secara terus-menerus dan persisten, biasanya lebih dari 3 bulan, yang disebabkan oleh proses penyakit autoimun seperti Rheumatoid Arthritis. Tujuannya adalah mengendalikan nyeri dan memperbaiki kualitas hidup pasien.
2. Keterbatasan Mobilitas Fisik: Keterbatasan dalam melakukan pergerakan yang disebabkan oleh kerusakan struktural sendi, seperti deformitas, kekakuan, dan penyempitan celah sendi. Tujuannya adalah mempertahankan dan meningkatkan fungsi sendi serta mencegah komplikasi.
3. Intoleransi Aktivitas: Ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri akibat kelelahan, penurunan kebugaran, dan gejala sistemik penyakit autoimun. Tujuannya adalah membantu pasien beradaptasi dengan energi yang tersedia dan meningkatkan toleransi aktivitas.
Semoga informasi ini bermanfaat. Jangan ragu untuk bertanya jika membutuhkan penjelasan lebih lanjut. -
Article No. 12720 | 22 Feb 2025
Klinis : diagnosa gangguan integritas kulit pada persalinan kala 1-4 berhubungan dengan apa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Integritas Kulit
Definisi:
Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti trauma fisik, kimia, mekanis, atau biologis.
Faktor Berhubungan (SDKI):
Pada kondisi persalinan kala 1-4, gangguan integritas kulit dapat berhubungan dengan:
1. Tekanan/gesekan: Tekanan dan gesekan yang terjadi selama proses persalinan, terutama pada area perineum, dapat menyebabkan kerusakan pada kulit.
2. Posisi tubuh: Posisi ibu selama persalinan yang lama atau tidak nyaman dapat menyebabkan tekanan pada kulit.
3. Kelembaban: Adanya keringat, darah, ataupun cairan ketuban yang berlebihan dapat menyebabkan kulit menjadi lembab dan rentan terhadap cedera.
4. Usia: Kulit yang lebih elastis pada usia muda cenderung lebih tahan terhadap trauma dibandingkan dengan kulit yang lebih tua.
Gejala dan Tanda (SLKI):
1. Kulit kemerahan, bengkak, dan nyeri
2. Terdapat luka terbuka atau lecet pada kulit
3. Kulit terkelupas atau terkikis
4. Adanya tanda-tanda infeksi seperti kemerahan, pembengkakan, dan keluarnya cairan
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Perawatan luka: Membersihkan, membalut, dan memberikan perawatan sesuai dengan kondisi luka
2. Manajemen inkontinensia: Menjaga kulit tetap kering dan bersih dari cairan tubuh
3. Peningkatan kenyamanan: Mengubah posisi tubuh ibu secara teratur untuk mengurangi tekanan dan gesekan
4. Edukasi: Memberikan informasi kepada ibu dan keluarga tentang pencegahan dan perawatan integritas kulit
Prognosis:
Dengan intervensi keperawatan yang tepat, gangguan integritas kulit pada persalinan kala 1-4 dapat sembuh dan mencegah komplikasi lebih lanjut.