Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 19379 | 07 Jul 2025
Klinis : Ny.K berusia 79 tahun merupakan salah satu klien di sebuah Panti Lansia milik swasta. Sebelumnya klien datang ke Panti dengan keinginan sendiri atas persetujuan keluarga. Sebelumnya klien tinggal di Prabumulih dan bekerja di salah satu institusi milik pemerintah. Klien terbiasa tinggal sendiri meskipun pernah tinggal bersama adik dan keponakannya. Klien tidak pernah berkeluarga namun klien mendapat dukungan dari saudaranya yang selalu datang berkunjung secara rutin. Klien masih mendapat penghasilan dari pensiunannya oleh karena itu klien memilih untuk tinggal di Panti Lansia dengan hasil pensiunannya tersebut karena merasa lebih aman dan klien tidak ingin merepotkan adik dan keponakan-keponakannya. Pada saat dilakukan pengkajian oleh perawat, klien mengatakan memiliki gangguan pendengaran sejak lama, dan tidak ingat kapan pendengarannya mulai terganggu. Menurut pengurus panti, klien aktif mengikuti berbagai kegiatan yang ada di panti, tetapi klien lebih banyak diam dan terlihat kurang berkomunikasi saat mengikuti kegiatan. Klien lebih banyak diam dan tampak bingung bila ditengah-tengah kegiatan diajak bicara. Klien terlihat sulit mendengar dan memahami apa yang dibicarakan orang lain. Selain itu, klien juga sering meminta lawan bicara mengulang pembicaraan dan mendekatkan telinga untuk mendengar pembicaraan. Klien juga tidak menyadari jika namanya dipanggil dari belakang. Klien sering merasa kaget jika merasa seseorang tiba-tiba muncul didepannya dan membuat klien terlihat kesal. Sebelumnya klien mengatakan telah mendapatkan penanganan dengan pemberian alat bantu dengar, akan tetapi ternyata masih kurang efektif bagi klien karena keterbatasan alat bantu dengar yang sering rusak dan harganya mahal sehingga klien tidak menggunakan alat bantu dengar lagi. Riwayat kesehatan klien diketahui memiliki hipertensi. Hipertensi yang dialami oleh klien terkontrol dengan baik dan rutin meminum obat dari dokter. Pemenuhan kebutuhan sehari seperti makan, minum, ke toilet, mandi, masih dilakukan sendiri oleh klien. Hasil indeks Katz memberikan nilai 6 yaitu kemandirian penuh. Pola tidur dan istirahat tidak mengalami gangguan. Status kognitif klien melalui pengkajian Mini Mental State Examination (MMSE) mendapatkan nilai 28 yaitu normal dan tidak mengalami gangguan kognitif.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi Ny. K yang digambarkan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Sensori Persepsi: Gangguan Pendengaran
- SDKI: Gangguan Sensori Persepsi: Gangguan Pendengaran (Kode: 00061)
- SLKI: Kemampuan Berkomunikasi (Kode: KMB)
- SIKI: Manajemen Gangguan Pendengaran (Kode: I0104)
Definisi:
Gangguan Sensori Persepsi: Gangguan Pendengaran adalah ketidakmampuan untuk menerima, memproses, dan/atau menginterpretasikan stimulus auditori dengan benar.
2. Diagnosa Keperawatan: Isolasi Sosial
- SDKI: Isolasi Sosial (Kode: 00054)
- SLKI: Interaksi Sosial (Kode: INT)
- SIKI: Peningkatan Interaksi Sosial (Kode: I0108)
Definisi:
Isolasi Sosial adalah pengalaman individu yang merasa sendiri dan terisolasi dari orang lain, yang disebabkan oleh dan menyebabkan keinginan dan/atau kemampuan yang terbatas untuk membentuk dan mempertahankan hubungan interpersonal yang memuaskan.
3. Diagnosa Keperawatan: Risiko Jatuh
- SDKI: Risiko Jatuh (Kode: 00155)
- SLKI: Keselamatan Diri (Kode: KSD)
- SIKI: Pencegahan Jatuh (Kode: I0304)
Definisi:
Risiko Jatuh adalah rentan terhadap jatuh yang menyebabkan cedera fisik, yang disebabkan oleh faktor intrinsik dan/atau ekstrinsik.
Dalam kondisi Ny. K, diagnosa keperawatan yang paling relevan adalah Gangguan Sensori Persepsi: Gangguan Pendengaran, Isolasi Sosial, dan Risiko Jatuh. Perawat dapat menggunakan intervensi keperawatan yang sesuai dengan masing-masing diagnosa untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif bagi Ny. K. -
Article No. 19380 | 07 Jul 2025
Klinis : vertigo
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis vertigo, serta kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang terkait, jika ada.
1. Kode ICD-10:
- Kode: R42
- Deskripsi: Vertigo, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 95.25
- Deskripsi: Pengujian fungsional sistem vestibuler, termasuk pemeriksaan nystagmus
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 R42 (Vertigo, tidak diklasifikasikan di tempat lain) digunakan untuk mengklasifikasikan kondisi vertigo yang tidak termasuk dalam kategori lain, seperti vertigo akibat kondisi neurologis atau kardiovaskular. Kode ini mencakup berbagai jenis vertigo, termasuk vertigo perifer, vertigo sentral, dan vertigo postural.
2. Kode ICD-9-CM 95.25 (Pengujian fungsional sistem vestibuler, termasuk pemeriksaan nystagmus) dapat digunakan untuk mengkodekan prosedur atau tindakan medis yang dilakukan untuk mengevaluasi dan mendiagnosis penyebab vertigo. Ini dapat mencakup pengujian fungsional sistem vestibuler, seperti pemeriksaan nystagmus, yang membantu mengidentifikasi gangguan yang mendasari kondisi vertigo.
Dalam praktik klinis, penggunaan kode-kode ini akan membantu dalam dokumentasi yang akurat dan pelaporan yang sesuai untuk kondisi vertigo dan tindakan medis yang dilakukan. -
Article No. 19381 | 07 Jul 2025
Klinis : Diagnosis keperawatan yang butuh data MAP
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang membutuhkan data MAP.
Diagnosa Keperawatan:
Penurunan Curah Jantung (00029)
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
Penurunan Curah Jantung (00029)
Definisi: Penurunan volume darah yang dipompa oleh jantung per satuan waktu.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Perfusi Jaringan Kardiak (0405)
Definisi: Kemampuan sistem kardiovaskular untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan jantung.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Pemantauan Hemodinamik (6730)
Definisi: Pengumpulan dan analisis data terkait status hemodinamik pasien untuk memfasilitasi pemberian asuhan keperawatan yang efektif.
Kode dan definisi tersebut merupakan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk memastikan keseragaman dan kualitas asuhan keperawatan yang diberikan. Penggunaan data MAP (Mean Arterial Pressure) menjadi salah satu indikator penting dalam mengevaluasi status hemodinamik pasien dengan diagnosa keperawatan penurunan curah jantung. -
Article No. 19382 | 07 Jul 2025
Klinis : gangguan penglihatan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis gangguan penglihatan, serta kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin dilakukan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: H53-H54
- Deskripsi: Gangguan penglihatan dan kebutaan
Pada bab H53-H54 dalam Klasifikasi Statistik Internasional Penyakit dan Masalah Kesehatan Terkait (ICD-10), kode ini mencakup berbagai jenis gangguan penglihatan, termasuk kelainan refraksi, gangguan persepsi visual, kebutaan, dan kondisi lainnya yang memengaruhi fungsi visual.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 95.11-95.16
- Deskripsi: Pemeriksaan dan evaluasi mata, termasuk tes penglihatan, pengukuran lapang pandang, dan pemeriksaan refraksi.
Kode-kode ini dalam Klasifikasi Internasional Penyakit, Edisi Kesembilan, Modifikasi Klinis (ICD-9-CM) mencakup berbagai prosedur diagnostik dan evaluatif yang dapat dilakukan untuk menilai dan mendiagnosis gangguan penglihatan pada pasien. Tindakan ini dapat mencakup tes penglihatan, pengukuran lapang pandang, pemeriksaan refraksi, dan prosedur lainnya yang diperlukan untuk menentukan penyebab dan tingkat keparahan gangguan penglihatan.
Pemilihan kode ICD-9-CM yang tepat akan bergantung pada jenis pemeriksaan atau prosedur yang dilakukan oleh dokter atau tenaga kesehatan dalam mengevaluasi dan mendiagnosis kondisi gangguan penglihatan pada pasien. -
Article No. 19383 | 07 Jul 2025
Klinis : gangguan pendengaran
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis gangguan pendengaran, serta kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang terkait:
1. Kode ICD-10:
- Kode: H90-H95
- Deskripsi: Gangguan pendengaran, termasuk kondisi seperti konduktif, sensorineural, dan campuran.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 20.0-20.99
- Deskripsi: Berbagai prosedur operatif pada telinga, termasuk miringoplasti, timpanoplasti, mastoidektomi, dan implantasi perangkat koklea.
Gangguan pendengaran dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori berdasarkan penyebab dan lokasi kerusakan dalam sistem pendengaran. Kode ICD-10 H90-H95 mencakup kondisi seperti kerusakan konduksi (H90), kerusakan sensorineural (H90-H91), dan kombinasi keduanya (H90). Selain itu, kode ini juga mencakup kondisi lain seperti tinitus (H93.1) dan vertigo (H81).
Terkait dengan prosedur atau tindakan medis, kode ICD-9-CM 20.0-20.99 mencakup berbagai operasi pada telinga, seperti miringoplasti untuk memperbaiki kerusakan pada membrane timpani, timpanoplasti untuk memperbaiki kerusakan pada struktur telinga tengah, mastoidektomi untuk mengatasi infeksi atau tumor pada mastoid, serta implantasi perangkat koklea untuk mengatasi gangguan pendengaran sensorineural yang parah.
Pemilihan kode yang tepat sangat penting untuk dokumentasi medis yang akurat dan pengkodean yang sesuai, sehingga dapat mendukung perawatan pasien yang efektif dan proses tagihan yang benar. -
Article No. 19384 | 07 Jul 2025
Klinis : gangguan penglihatan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis gangguan penglihatan dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait:
1. Kode ICD-10:
- Kode: H53-H54
- Deskripsi: Gangguan penglihatan dan kebutaan. Kategori ini mencakup berbagai kondisi yang menyebabkan gangguan visual, mulai dari keterbatasan visual ringan hingga kebutaan total.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 95.02-95.16
- Deskripsi: Berbagai prosedur diagnostik dan terapeutik terkait gangguan penglihatan, seperti pemeriksaan oftalmologi, pencitraan, pembedahan mata, dan intervensi lainnya untuk mengatasi kondisi visual pasien.
Penjelasan:
Kategori ICD-10 H53-H54 mencakup berbagai gangguan penglihatan, seperti:
- H53 Gangguan fungsi visual
- H54 Kebutaan dan berkurangnya tajam penglihatan
Kategori ICD-9-CM 95.02-95.16 mencakup berbagai prosedur yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis dan menangani gangguan penglihatan, seperti:
- 95.02 Pemeriksaan oftalmologi
- 95.11 Pencitraan diagnostik mata
- 95.16 Pembedahan mata dan struktur terkait
Pemilihan kode yang spesifik bergantung pada diagnosis, gejala, dan jenis tindakan medis yang dilakukan untuk menangani kondisi visual pasien. -
Article No. 19385 | 07 Jul 2025
Klinis : dabetes tergantung insulin
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi diabetes tergantung insulin.
1. Kode ICD-10:
- Kode: E11
- Deskripsi: Diabetes mellitus tipe 2 yang tergantung insulin
Penjelasan:
Kode ICD-10 E11 merujuk pada diabetes mellitus tipe 2 yang memerlukan penggunaan insulin untuk mengontrol kadar glukosa darah. Pasien dengan diabetes tipe 2 umumnya dapat mengontrol gula darah dengan diet dan obat-obatan oral pada tahap awal, namun seiring perkembangan penyakit, mereka akan membutuhkan insulin eksogen untuk mencapai kontrol glikemik yang adekuat.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.23
- Deskripsi: Pemberian insulin
Penjelasan:
Kode ICD-9-CM 99.23 merujuk pada pemberian insulin, baik secara subkutan, intravena, atau intramuskular, sebagai bagian dari terapi diabetes. Pemberian insulin diperlukan untuk menggantikan hormon insulin yang tidak mencukupi pada pasien dengan diabetes tergantung insulin.
Secara umum, manajemen diabetes tergantung insulin memerlukan pengaturan diet, aktivitas fisik, pemantauan glukosa darah, dan pemberian insulin eksogen sesuai kebutuhan pasien. Pemilihan regimen insulin yang tepat, serta edukasi dan konseling untuk pasien, merupakan komponen penting dalam pengelolaan penyakit ini. -
Article No. 19386 | 07 Jul 2025
Klinis : diabetes tergantung insulin
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi diabetes tergantung insulin:
1. Kode ICD-10:
- Kode: E11
- Deskripsi: Diabetes mellitus tipe 2 yang tergantung insulin
Penjelasan:
Kode ICD-10 E11 digunakan untuk mengkodekan diabetes mellitus tipe 2 yang tergantung insulin. Diabetes tipe 2 yang tergantung insulin adalah kondisi di mana tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan efektif, sehingga memerlukan pemberian insulin eksogen untuk mengontrol kadar glukosa darah.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.21
- Deskripsi: Pemberian insulin
Penjelasan:
Kode ICD-9-CM 99.21 digunakan untuk mengkodekan prosedur pemberian insulin, yang merupakan tindakan utama dalam pengelolaan diabetes tergantung insulin. Pemberian insulin secara intravena, subkutan, atau intramuskular diperlukan untuk membantu mengontrol kadar glukosa darah pada pasien dengan diabetes tipe 2 yang tergantung insulin.
Dalam praktik klinis, kode ICD-10 E11 akan digunakan untuk mengkodekan diagnosis diabetes tergantung insulin, sedangkan kode ICD-9-CM 99.21 akan digunakan untuk mengkodekan prosedur pemberian insulin sebagai bagian dari penatalaksanaan komprehensif pasien dengan kondisi ini. -
Article No. 19387 | 07 Jul 2025
Klinis : PUSING BERPUTAR DARI KEMARIN MALAM, MUAL SAAT PUSING
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang diberikan, yaitu "PUSING BERPUTAR DARI KEMARIN MALAM, MUAL SAAT PUSING", berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang mungkin sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R42
- Deskripsi: Vertigo dan pusing, tidak diklasifikasikan di tempat lain. Diagnosis ini mencakup pusing berputar yang dialami pasien sejak kemarin malam.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode spesifik
- Deskripsi: Tidak ada tindakan medis yang terkait secara langsung dengan keluhan pusing berputar dan mual yang dialami pasien. Penanganan awal yang mungkin dilakukan adalah pengkajian medis, pemberian obat anti-vertigo atau anti-mual, serta pengawasan kondisi pasien.
Penjelasan:
- Kode ICD-10 R42 digunakan untuk menggambarkan kondisi pusing berputar yang dialami pasien sejak kemarin malam. Vertigo atau pusing berputar merupakan sensasi linglung atau seolah-olah lingkungan di sekitar pasien berputar, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk gangguan sistem vestibular, neurologis, atau kondisi lainnya.
- Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang spesifik untuk kondisi ini, karena penanganan awal yang mungkin dilakukan adalah berupa pengkajian medis, pemberian obat anti-vertigo atau anti-mual, serta pengawasan kondisi pasien. Tindakan medis lebih lanjut akan bergantung pada penyebab pusing berputar yang ditemukan setelah dilakukan pemeriksaan dan evaluasi lebih lanjut. -
Article No. 19388 | 07 Jul 2025
Klinis : PUSING BERPUTAR DARI KEMARIN MALAM, MUAL SAAT PUSING
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI untuk kondisi pusing berputar dan mual yang Anda alami.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Mobilitas Fisik (10019)
Definisi: Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, kontrol, atau kapasitas untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
2. Mual (10037)
Definisi: Sensasi tidak nyaman di perut yang dapat menyebabkan keinginan untuk muntah.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
1. Kode: 10019
Nama Diagnosa: Gangguan Mobilitas Fisik
Definisi: Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, kontrol, atau kapasitas untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
2. Kode: 10037
Nama Diagnosa: Mual
Definisi: Sensasi tidak nyaman di perut yang dapat menyebabkan keinginan untuk muntah.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kode: 10005
Nama Luaran: Mobilitas
Definisi: Kemampuan untuk bergerak secara bebas dan mandiri.
2. Kode: 10012
Nama Luaran: Pengendalian Mual
Definisi: Kemampuan untuk mencegah atau mengurangi sensasi mual.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Kode: 10004
Nama Intervensi: Manajemen Aktivitas
Definisi: Upaya untuk mengatur dan membantu pasien dalam melakukan aktivitas fisik.
2. Kode: 10013
Nama Intervensi: Manajemen Mual
Definisi: Upaya untuk mencegah atau mengurangi sensasi mual pada pasien.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan dan standar keperawatan terkait kondisi pusing berputar dan mual yang Anda alami. Jangan ragu untuk menanyakan lebih lanjut jika masih ada hal yang perlu dijelaskan.