Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 12786 | 23 Feb 2025
Klinis : pasien dx coronary artery disease post pci 6 jam yang lalu, keluhan lemas, terpasang nasal kanul 2l buatkan 3 diagnosa keperawatan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan tiga diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan diagnosis coronary artery disease post PCI 6 jam yang lalu, dengan keluhan lemas dan terpasang nasal kanul 2L.
Diagnosa Keperawatan 1:
Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan keterbatasan penggunaan energi, ditandai dengan keluhan lemas.
Penjelasan:
- SDKI: Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan karena adanya keterbatasan energi.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi intoleransi aktivitas antara lain pemantauan tanda-tanda vital, pemberian makan dan cairan, serta perencanaan aktivitas.
- SIKI: Tujuan keperawatan yang ingin dicapai adalah pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
Diagnosa Keperawatan 2:
Perubahan Perfusi Jaringan Kardiovaskular berhubungan dengan penyakit arteri koroner, ditandai dengan terpasang nasal kanul 2L.
Penjelasan:
- SDKI: Perubahan Perfusi Jaringan Kardiovaskular adalah ketidakefektifan sirkulasi darah ke jantung dan pembuluh darah, yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen jaringan.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemantauan tanda-tanda vital, pemberian oksigen, dan edukasi mengenai penyakit arteri koroner.
- SIKI: Tujuan keperawatan yang ingin dicapai adalah pasien dapat mempertahankan perfusi jaringan kardiovaskular yang adekuat.
Diagnosa Keperawatan 3:
Risiko Ketidakstabilan Hemodinamik berhubungan dengan prosedur PCI.
Penjelasan:
- SDKI: Risiko Ketidakstabilan Hemodinamik adalah kondisi yang mengarah pada perubahan perfusi jaringan dan fungsi organ vital, yang dapat mengancam kehidupan.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemantauan tanda-tanda vital, pemberian cairan intravena, dan manajemen komplikasi pasca-prosedur.
- SIKI: Tujuan keperawatan yang ingin dicapai adalah pasien dapat mempertahankan stabilitas hemodinamik yang adekuat.
Saya berharap penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan dan standar SDKI, SLKI, serta SIKI untuk pasien dengan kondisi tersebut. Jangan ragu untuk bertanya jika Anda membutuhkan informasi tambahan. -
Article No. 12787 | 23 Feb 2025
Klinis : pasien dx coronary artery disease post pci 6 jam yang lalu, keluhan lemas, terpasang nasal kanul 2l
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan: Pasien baru menjalani prosedur Percutaneous Coronary Intervention (PCI) 6 jam yang lalu, sehingga masih mengalami kelemahan dan intoleransi terhadap aktivitas. Hal ini disebabkan oleh adanya keterbatasan fisik akibat prosedur medis yang baru dilakukan.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, yang dirasakan menimbulkan kelelahan.
- Faktor Risiko: Prosedur invasif, penyakit kardiovaskular.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Meningkatnya Toleransi Aktivitas
- Meningkatnya Kemampuan Melakukan Aktivitas Sehari-hari
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Energi
- Peningkatan Aktivitas
2. Ketidakefektifan Pola Napas
Penjelasan: Pasien terpasang nasal kanul dengan aliran oksigen 2 liter per menit, menunjukkan adanya gangguan pola napas yang tidak efektif akibat kondisi medis yang sedang dialami.
SDKI:
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan ventilasi.
- Faktor Risiko: Prosedur invasif, penyakit kardiovaskular.
SLKI:
- Mempertahankan Pola Napas Efektif
- Mempertahankan Status Pertukaran Gas
SIKI:
- Manajemen Jalan Napas
- Manajemen Oksigenasi
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus memperhatikan kondisi pasien, mencatat tanda-tanda vital, memonitor oksigenasi, dan melakukan intervensi yang sesuai untuk meningkatkan toleransi aktivitas dan mempertahankan pola napas yang efektif. -
Article No. 12788 | 23 Feb 2025
Klinis : pasien dx coronary artery disease post pci 6 jam yang lalu, keluhan lemas, terpasang nasal kanul 2l, perfusi miokard
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Curah Jantung
- SDKI: Penurunan kemampuan jantung untuk memompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
- SLKI: Intervensi untuk mempertahankan dan meningkatkan curah jantung.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk memantau, mencegah, dan mengatasi penurunan curah jantung.
Penjelasan Singkat:
Pasien yang baru menjalani Percutaneous Coronary Intervention (PCI) dapat mengalami penurunan curah jantung akibat proses revaskularisasi yang dilakukan. Gejala yang dialami pasien, seperti lemas, mengindikasikan adanya penurunan perfusi miokard. Perawatan keperawatan akan berfokus pada pemantauan tanda-tanda vital, pengaturan oksigenasi, dan intervensi untuk mempertahankan atau meningkatkan curah jantung.
Diagnosa Keperawatan Tambahan:
2. Risiko Penurunan Perfusi Miokard
- SDKI: Berisiko mengalami penurunan pengiriman oksigen dan nutrisi ke miokard.
- SLKI: Intervensi untuk mempertahankan dan meningkatkan perfusi miokard.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk memantau, mencegah, dan mengatasi penurunan perfusi miokard.
Penjelasan Singkat:
Pasien dengan penyakit arteri koroner yang baru menjalani PCI memiliki risiko penurunan perfusi miokard. Perawatan keperawatan akan berfokus pada pemantauan tanda-tanda vital, pengaturan oksigenasi, dan intervensi untuk mempertahankan atau meningkatkan perfusi miokard.
Diagnosa Keperawatan Tambahan:
3. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- SLKI: Intervensi untuk mempertahankan dan meningkatkan toleransi aktivitas.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk memantau, mencegah, dan mengatasi intoleransi aktivitas.
Penjelasan Singkat:
Pasien yang baru menjalani PCI dapat mengalami intoleransi aktivitas akibat penurunan curah jantung dan perfusi miokard. Perawatan keperawatan akan berfokus pada pemantauan tanda-tanda vital, pengaturan aktivitas, dan intervensi untuk mempertahankan atau meningkatkan toleransi aktivitas. -
Article No. 12789 | 23 Feb 2025
Klinis : pasien dx coronary artery disease post pci 6 jam yang lalu, keluhan lemas, terpasang nasal kanul 2l, perfusi miokard tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, berikut adalah contoh diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Perfusi Miokard Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakadekuatan aliran darah ke miokard yang dapat menyebabkan ketidakmampuan jantung untuk memenuhi kebutuhan metabolik jaringan.
- Faktor Terkait: Penyakit koroner, spasme arteri koroner, trombus, embolus, dan penurunan curah jantung.
- Gejala dan Tanda: Nyeri dada, sesak napas, mual, diaphoresis, perubahan EKG, dan perubahan fungsi jantung.
Rencana Keperawatan (SLKI):
1. Tujuan: Pasien menunjukkan perfusi miokard yang efektif selama perawatan.
2. Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Pemantauan Tanda-Tanda Vital
- Pemantauan Perfusi Jaringan
- Manajemen Nyeri
- Manajemen Cairan
- Promosi Aktivitas Fisik
Penjelasan Singkat:
Pasien yang baru menjalani Percutaneous Coronary Intervention (PCI) 6 jam yang lalu memiliki risiko mengalami perfusi miokard yang tidak efektif. Hal ini dapat disebabkan oleh penyakit koroner, spasme arteri koroner, trombus, atau embolus yang dapat menghambat aliran darah ke miokard. Gejala yang mungkin muncul adalah nyeri dada, sesak napas, mual, diaphoresis, perubahan EKG, dan perubahan fungsi jantung.
Tujuan keperawatan adalah agar pasien menunjukkan perfusi miokard yang efektif selama perawatan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemantauan tanda-tanda vital, pemantauan perfusi jaringan, manajemen nyeri, manajemen cairan, dan promosi aktivitas fisik sesuai dengan kondisi pasien. -
Article No. 12790 | 23 Feb 2025
Klinis : Kasus Seorang laki-laki, usia 43 tahun, dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan sesak nafas. Anda sebagai perawat melakukan pengkajian dan mendapatkan data sebagai berikut: a. Pasien mengatakan sesak nafas b. Dari hasil pengkajian didapatkan data batuk berdahak berwarna kekuningan, ronchi positif pada kedua lapang paru. c. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan data yaitu TD 130/80 mmHg, Suhu 38 C, sedangkan hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan Ph 7,35, PCO2 46 mmHg, PO2 80 mmHg, HCO3 20 mEq/Dl. Instruksi Penugasan 1.Lengkapi data dan hasil pemeriksaan fisik serta laboratoriun lainnya yang diperlukan untuk menyusun asuhan keperawatan pada pasien tersebut 2.Tegakkan apa saja diagnose yang mungkin muncul pada pasien 3.Demonstrasikan terapi oksigen sesuai kebutuhan pasien
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
2. Pola Napas Tidak Efektif
3. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Paru
Penjelasan Singkat:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- SLKI: Peningkatan kemampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- SIKI: Tindakan untuk memfasilitasi pembersihan sekresi dari saluran napas dan mempertahankan bersihan jalan napas.
2. Pola Napas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
- SLKI: Peningkatan kemampuan untuk mempertahankan pola napas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
- SIKI: Tindakan untuk memfasilitasi pemeliharaan pola napas yang efektif.
3. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Paru
- SDKI: Penurunan sirkulasi oksigen ke jaringan paru, yang dapat mengakibatkan kerusakan jaringan.
- SLKI: Peningkatan kemampuan untuk mempertahankan perfusi jaringan paru yang efektif.
- SIKI: Tindakan untuk memfasilitasi peningkatan perfusi jaringan paru.
Untuk pemeriksaan fisik dan laboratorium tambahan, Anda dapat melakukan pemeriksaan lainnya seperti pemeriksaan dada, pemeriksaan bunyi napas, pemeriksaan kadar oksigen darah (SpO2), dan pemeriksaan laboratorium lainnya sesuai kebutuhan.
Demonstrasi Terapi Oksigen:
Tone : Akademis
Persona : Pakar, Perawat
"Sebagai perawat, saya akan memberikan terapi oksigen sesuai kebutuhan pasien. Berdasarkan kondisi pasien, yang mengalami sesak nafas dan didapatkan data hasil laboratorium menunjukkan penurunan oksigen, maka terapi oksigen diperlukan untuk membantu pasien memenuhi kebutuhan oksigenasi.
Langkah-langkah pemberian terapi oksigen:
1. Persiapkan alat-alat yang dibutuhkan, seperti nasal kanul, tabung oksigen, dan flow meter.
2. Atur flow meter sesuai dengan kebutuhan oksigen pasien, biasanya 2-4 liter per menit.
3. Pasang nasal kanul dengan hati-hati ke hidung pasien, pastikan posisinya nyaman.
4. Periksa aliran oksigen dan pastikan tidak ada kebocoran.
5. Pantau saturasi oksigen (SpO2) pasien, dan sesuaikan aliran oksigen jika perlu.
6. Dokumentasikan pemberian terapi oksigen dan evaluasi respon pasien.
Tujuan pemberian terapi oksigen adalah untuk membantu memenuhi kebutuhan oksigenasi pasien dan mencegah komplikasi akibat hipoksemia. Pastikan terapi oksigen diberikan sesuai kebutuhan pasien dan dilakukan monitoring yang ketat." -
Article No. 12791 | 23 Feb 2025
Klinis : Kasus Seorang laki-laki, usia 43 tahun, dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan sesak nafas. Anda sebagai perawat melakukan pengkajian dan mendapatkan data sebagai berikut: a. Pasien mengatakan sesak nafas b. Dari hasil pengkajian didapatkan data batuk berdahak berwarna kekuningan, ronchi positif pada kedua lapang paru. c. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan data yaitu TD 130/80 mmHg, Suhu 38 C, sedangkan hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan Ph 7,35, PCO2 46 mmHg, PO2 80 mmHg, HCO3 20 mEq/Dl. Instruksi Penugasan 1.Lengkapi data dan hasil pemeriksaan fisik serta laboratoriun lainnya yang diperlukan untuk menyusun asuhan keperawatan pada pasien tersebut 2.Tegakkan apa saja diagnose yang mungkin muncul pada pasien 3.Demonstrasikan terapi oksigen sesuai kebutuhan pasien
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, mari kita bahas kasus ini dengan menggunakan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
1. Lengkapi data dan hasil pemeriksaan fisik serta laboratorium lainnya yang diperlukan untuk menyusun asuhan keperawatan pada pasien tersebut:
Tambahan data:
- Frekuensi nafas: 24 kali per menit
- Saturasi oksigen (SpO2): 92% tanpa oksigen
Hasil pemeriksaan laboratorium tambahan:
- Hemoglobin: 14,2 g/dL
- Leukosit: 12.000/mm3
- Neutrofil: 75%
2. Tegakkan diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien:
a. Pola Napas Tidak Efektif
b. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
c. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
3. Demonstrasi terapi oksigen sesuai kebutuhan pasien:
Assalamualaikum, Bapak. Saya Rina, perawat yang akan merawat Bapak. Berdasarkan hasil pemeriksaan, Bapak mengalami sesak nafas dan ronchi positif di kedua lapang paru. Untuk mengatasi masalah ini, saya akan memberikan terapi oksigen.
Terapi oksigen yang akan saya berikan adalah dengan menggunakan nasal kanul. Ini merupakan alat yang akan memasok oksigen secara terus-menerus melalui lubang hidung Bapak. Dengan pemberian oksigen ini, diharapkan dapat membantu Bapak bernafas lebih nyaman dan melancarkan aliran oksigen ke dalam tubuh Bapak.
Saya akan mengatur laju aliran oksigen sebesar 3-4 liter per menit, sesuai dengan kebutuhan Bapak saat ini. Laju aliran ini dapat saya sesuaikan berdasarkan hasil pemantauan saturasi oksigen Bapak. Jika saturasi oksigen Bapak meningkat, maka laju aliran oksigen dapat saya turunkan. Namun, jika saturasi oksigen Bapak masih belum membaik, maka laju aliran oksigen dapat saya tingkatkan.
Terapi oksigen ini akan saya berikan secara terus-menerus selama Bapak dirawat di rumah sakit, sampai kondisi Bapak membaik. Saya akan memantau dengan seksama dan melakukan penyesuaian dosis oksigen sesuai kondisi Bapak. Apakah ada pertanyaan, Bapak? -
Article No. 12792 | 23 Feb 2025
Klinis : Kasus Seorang laki-laki, usia 43 tahun, dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan sesak nafas. Anda sebagai perawat melakukan pengkajian dan mendapatkan data sebagai berikut: a. Pasien mengatakan sesak nafas b. Dari hasil pengkajian didapatkan data batuk berdahak berwarna kekuningan, ronchi positif pada kedua lapang paru. c. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan data yaitu TD 130/80 mmHg, Suhu 38 C, sedangkan hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan Ph 7,35, PCO2 46 mmHg, PO2 80 mmHg, HCO3 20 mEq/Dl. Instruksi Penugasan 1.Lengkapi data dan hasil pemeriksaan fisik serta laboratoriun lainnya yang diperlukan untuk menyusun asuhan keperawatan pada pasien tersebut 2.Tegakkan apa saja diagnose yang mungkin muncul pada pasien 3.Demonstrasikan terapi oksigen sesuai kebutuhan pasien
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan membantu Anda dalam menyusun asuhan keperawatan untuk kasus tersebut.
Tambahan data dan hasil pemeriksaan fisik serta laboratorium lainnya:
- Frekuensi nafas: 24 kali/menit
- Saturasi Oksigen (SpO2): 92% (tanpa oksigen)
- Hasil pemeriksaan laboratorium:
- Hemoglobin: 12 g/dL
- Leukosit: 12.000/mm3
- Trombosit: 300.000/mm3
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk memulai atau mempertahankan pola napas yang memberikan ventilasi adekuat.
- Karakteristik Mayor: Sesak napas, ronchi, hasil pemeriksaan gas darah menunjukkan PaCO2 meningkat dan PaO2 menurun.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas terbuka.
- Karakteristik Mayor: Batuk produktif dengan dahak berwarna kuning, ronchi.
3. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bertoleransi terhadap aktivitas fisik.
- Karakteristik Mayor: Sesak napas saat beraktivitas.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menetapkan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menetapkan luaran/hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menetapkan intervensi keperawatan yang sesuai dengan diagnosa dan luaran keperawatan.
Demonstrasi Terapi Oksigen:
Tone: Akademis, Persona: Pakar, Nurse
Berdasarkan hasil pemeriksaan, pasien mengalami penurunan saturasi oksigen (SpO2 92%) yang menunjukkan kebutuhan oksigen yang tidak terpenuhi. Oleh karena itu, pemberian terapi oksigen diperlukan untuk memenuhi kebutuhan oksigen pasien.
Langkah-langkah pemberian terapi oksigen:
1. Persiapkan alat-alat yang diperlukan, seperti nasal kanul, tabung oksigen, dan flowmeter.
2. Atur flowmeter sesuai kebutuhan oksigen pasien. Pada kasus ini, dengan SpO2 92%, dapat diberikan oksigen 2-4 liter per menit menggunakan nasal kanul.
3. Pasang nasal kanul dengan hati-hati di hidung pasien, pastikan posisinya nyaman dan tidak mengganggu.
4. Nyalakan tabung oksigen dan atur aliran oksigen sesuai kebutuhan pasien.
5. Lakukan pemantauan secara berkala terhadap saturasi oksigen (SpO2) dan tanda-tanda vital lainnya.
6. Dokumentasikan pemberian terapi oksigen dan respon pasien.
Dengan pemberian terapi oksigen yang tepat, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan oksigen pasien dan membantu memperbaiki pola pernapasan yang tidak efektif. -
Article No. 12793 | 23 Feb 2025
Klinis : Studi Kasus Seorang laki-laki, usia 43 tahun, dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan sesak nafas. Anda sebagai perawat melakukan pengkajian dan mendapatkan data sebagai berikut: a. Pasien mengatakan sesak nafas b. Dari hasil pengkajian didapatkan data batuk berdahak berwarna kekuningan, ronchi positif pada kedua lapang paru. c. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan data yaitu TD 130/80 mmHg, Suhu 38 C, sedangkan hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan Ph 7,35, PCO2 46 mmHg, PO2 80 mmHg, HCO3 20 mEq/Dl. Instruksi Penugasan 1.Lengkapi data dan hasil pemeriksaan fisik serta laboratoriun lainnya yang diperlukan untuk menyusun asuhan keperawatan pada pasien tersebut 2.Tegakkan apa saja diagnose yang mungkin muncul pada pasien 3.Demonstrasikan terapi oksigen sesuai kebutuhan pasien
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamu'alaikum. Saya akan membantu Anda dalam menyusun asuhan keperawatan pada pasien tersebut.
1. Data dan Hasil Pemeriksaan Fisik serta Laboratorium:
a. Pasien mengatakan sesak nafas
b. Batuk berdahak berwarna kekuningan, ronchi positif pada kedua lapang paru
c. Tekanan Darah 130/80 mmHg, Suhu 38°C
d. pH 7,35, PCO2 46 mmHg, PO2 80 mmHg, HCO3 20 mEq/dL
2. Diagnosa Keperawatan:
a. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
b. Pola Napas Tidak Efektif
c. Hipertermia
3. Terapi Oksigen:
Berdasarkan data yang ada, pasien mengalami sesak nafas dan hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya gangguan pertukaran gas (pO2 rendah). Oleh karena itu, pemberian terapi oksigen sesuai kebutuhan pasien sangat diperlukan.
Tone: Akademis, Persona: Pakar, Nurse
Assalamualaikum, saya adalah perawat yang akan menjelaskan mengenai pemberian terapi oksigen pada pasien Anda. Berdasarkan data yang Anda berikan, pasien mengalami sesak nafas dan hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya gangguan pertukaran gas, dengan pO2 yang rendah. Oleh karena itu, pemberian terapi oksigen sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan oksigen pasien.
Terapi oksigen dapat diberikan melalui berbagai cara, seperti menggunakan nasal kanul, masker oksigen, atau alat bantu nafas lainnya. Dalam kasus ini, saya sarankan untuk menggunakan nasal kanul karena merupakan alat yang paling sederhana dan efektif untuk memenuhi kebutuhan oksigen pasien.
Pemberian oksigen melalui nasal kanul dapat dilakukan dengan mengatur laju aliran oksigen sesuai dengan kebutuhan pasien. Pada kasus ini, dengan nilai pO2 80 mmHg, laju aliran oksigen yang disarankan adalah 2-4 liter per menit. Hal ini bertujuan untuk mempertahankan nilai pO2 dalam batas normal, yaitu 80-100 mmHg.
Selain itu, perlu dilakukan pemantauan tanda-tanda vital secara berkala, terutama frekuensi pernapasan, saturasi oksigen, dan gejala lain yang mungkin muncul. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa terapi oksigen yang diberikan cukup efektif dalam memenuhi kebutuhan oksigen pasien.
Perawatan lainnya yang perlu dilakukan adalah penanganan terhadap masalah bersihan jalan napas yang tidak efektif dan hipertermia. Saya akan membahas lebih lanjut mengenai penanganan terhadap diagnosa keperawatan lainnya dalam pemberian asuhan keperawatan secara komprehensif.
Semoga penjelasan saya dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang optimal pada pasien. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. Terima kasih. -
Article No. 12794 | 23 Feb 2025
Klinis : Studi Kasus Seorang laki-laki, usia 43 tahun, dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan sesak nafas. Anda sebagai perawat melakukan pengkajian dan mendapatkan data sebagai berikut: a. Pasien mengatakan sesak nafas b. Dari hasil pengkajian didapatkan data batuk berdahak berwarna kekuningan, ronchi positif pada kedua lapang paru. c. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan data yaitu TD 130/80 mmHg, Suhu 38 C, sedangkan hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan Ph 7,35, PCO2 46 mmHg, PO2 80 mmHg, HCO3 20 mEq/Dl. Instruksi Penugasan 1.Lengkapi data dan hasil pemeriksaan fisik serta laboratoriun lainnya yang diperlukan untuk menyusun asuhan keperawatan pada pasien tersebut 2.Tegakkan apa saja diagnose yang mungkin muncul pada pasien 3.Demonstrasikan terapi oksigen sesuai kebutuhan pasien
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baiklah, berikut adalah penjelasan rinci untuk asuhan keperawatan pada studi kasus tersebut:
1. Kelengkapan data dan hasil pemeriksaan fisik serta laboratorium:
a. Riwayat kesehatan: Pasien tidak memiliki riwayat penyakit paru-paru sebelumnya.
b. Pemeriksaan fisik:
- Pola napas: Pasien mengeluh sesak napas, dengan frekuensi napas 24 kali per menit.
- Auskultasi paru: Terdapat bunyi ronki pada kedua lapang paru.
- Ekstremitas: Terdapat edema pada kedua ekstremitas bawah.
c. Pemeriksaan laboratorium:
- Analisis gas darah: pH 7,35, PCO2 46 mmHg, PO2 80 mmHg, HCO3 20 mEq/dL.
- Pemeriksaan darah lengkap: Leukosit 12.000/mm3, Hb 12 g/dL, Trombosit 250.000/mm3.
2. Diagnosa Keperawatan SDKI:
a. Pola Napas Tidak Efektif (00032) berhubungan dengan obstruksi jalan napas sekunder terhadap produksi lendir berlebihan.
b. Intoleransi Aktivitas (00092) berhubungan dengan sesak napas saat beraktivitas.
c. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas (00031) berhubungan dengan produksi lendir berlebihan.
3. Demonstrasi Terapi Oksigen:
a. Tujuan: Mempertahankan saturasi oksigen dalam kisaran normal (>95%) dan mengurangi sesak napas.
b. Intervensi:
- Siapkan alat oksigen sesuai kebutuhan pasien, misalnya nasal kanul atau masker oksigen.
- Atur laju aliran oksigen sesuai dengan hasil pemeriksaan gas darah, misalnya 3-5 L/menit.
- Pantau saturasi oksigen pasien secara berkala menggunakan oksimeter nadi.
- Ajarkan kepada pasien teknik bernapas dalam dan relaksasi untuk mengurangi sesak napas.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk evaluasi dan penyesuaian terapi oksigen yang diberikan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Pola Napas Efektif: Pasien menunjukkan frekuensi napas 12-20 kali per menit, irama napas teratur, dan tidak ada retraksi otot bantu napas.
2. Toleransi Aktivitas Membaik: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa sesak napas.
3. Bersihan Jalan Napas Efektif: Pasien mampu mengeluarkan sekret dengan batuk efektif dan tidak ada bunyi napas tambahan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Lakukan suction jika diperlukan untuk mengeluarkan sekret.
- Berikan terapi oksigen sesuai kebutuhan.
- Ajarkan pasien teknik batuk efektif dan latihan pernapasan.
2. Manajemen Energi
- Ajarkan teknik menghemat energi saat beraktivitas.
- Rencanakan periode istirahat yang cukup.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program rehabilitasi.
3. Peningkatan Bersihan Jalan Napas
- Lakukan fisioterapi dada untuk membantu pengeluaran sekret.
- Berikan humidifikasi atau nebulizer untuk melembapkan sekresi.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk mendukung status nutrisi pasien.
Dengan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan dan memperoleh perawatan yang komprehensif. -
Article No. 12795 | 23 Feb 2025
Klinis : apa saja diagnosa yang sering muncul pada persalinan kala 1-4
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi persalinan kala 1-4.
Diagnosa Keperawatan yang Sering Muncul pada Persalinan Kala 1-4:
1. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan terkait dengan kerusakan jaringan yang sebenarnya atau potensial.
- Penyebab: Kontraksi uterus, dilatasi serviks, dan tekanan pada panggul.
- SLKI: Pengurangan nyeri, Peningkatan kenyamanan.
- SIKI: Manajemen nyeri, Relaksasi.
2. Risiko Infeksi
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- Penyebab: Kontaminasi saat persalinan, ketuban pecah dini.
- SLKI: Bebas infeksi, Penyembuhan luka.
- SIKI: Pencegahan infeksi, Perawatan luka.
3. Gangguan Proses Persalinan
- Definisi: Perubahan proses fisiologis persalinan yang tidak sesuai dengan normal.
- Penyebab: Kontraksi uterus tidak efektif, posisi janin tidak tepat.
- SLKI: Kemajuan persalinan, Kelahiran bayi yang aman.
- SIKI: Manajemen persalinan, Manajemen posisi janin.
4. Kecemasan
- Definisi: Respon emosional terhadap sumber ancaman yang tidak jelas dan non-spesifik.
- Penyebab: Pengalaman persalinan yang tidak menyenangkan, takut komplikasi.
- SLKI: Tingkat kecemasan menurun, Kemampuan beradaptasi meningkat.
- SIKI: Manajemen kecemasan, Dukungan emosional.
5. Risiko Perdarahan
- Definisi: Rentan terhadap hilangnya volume darah yang melebihi normal.
- Penyebab: Atonia uteri, retensio plasenta, laserasi jalan lahir.
- SLKI: Perfusi jaringan baik, Pemulihan hemodinamik.
- SIKI: Manajemen perdarahan, Tindakan hemostatik.
Diagnosa keperawatan ini merupakan yang paling sering muncul pada persalinan kala 1-4 berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh PPNI. Setiap diagnosa memiliki definisi, penyebab, dan luaran serta intervensi keperawatan yang spesifik untuk mengatasi masalah yang terjadi selama proses persalinan.