Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 12842 | 24 Feb 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan demam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan keluhan demam.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia (Hyperthermia)
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas 37,2°C (98,9°F) yang disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi, dehidrasi, atau gangguan termoregulasi.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Karakteristik utama: Peningkatan suhu tubuh di atas normal.
- Faktor-faktor yang berhubungan: Infeksi, dehidrasi, gangguan termoregulasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Suhu tubuh kembali normal.
- Indikator: Suhu tubuh dalam rentang normal, kulit kering dan hangat, tidak berkeringat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan: Manajemen hipertermia, meliputi pemantauan suhu tubuh, pemberian cairan, pengompres hangat/dingin, dan pemberian obat penurun demam (jika diperlukan).
Penjelasan Singkat:
Hipertermia atau demam merupakan kondisi peningkatan suhu tubuh di atas normal, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi, dehidrasi, atau gangguan dalam sistem termoregulasi. Perawatan yang tepat meliputi pemantauan suhu tubuh, pemberian cairan, pengompres hangat/dingin, dan pemberian obat penurun demam (jika diperlukan) untuk mengembalikan suhu tubuh ke dalam rentang normal. -
Article No. 12843 | 24 Feb 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan gatal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan keluhan gatal.
Diagnosa Keperawatan:
1. Pruritus (Gatal)
Definisi: Sensasi tidak nyaman kulit yang menyebabkan keinginan untuk menggaruk.
SDKI:
- Definisi: Sensasi tidak nyaman kulit yang menyebabkan keinginan untuk menggaruk.
- Penyebab: Iritasi kulit, reaksi alergi, kondisi penyakit kulit, kekeringan kulit, stres, dll.
- Gejala: Rasa gatal di kulit, keinginan untuk menggaruk, kulit kemerahan, kulit terasa hangat atau terbakar.
SLKI:
- Luaran yang diharapkan: Pasien melaporkan gatal berkurang, kulit tampak normal, dan pasien dapat mengendalikan rasa gatal.
SIKI:
- Intervensi Keperawatan:
1. Manajemen Gatal
- Identifikasi penyebab gatal
- Instruksikan pasien untuk menghindari faktor pemicu
- Berikan obat topikal atau sistemik sesuai resep
- Ajarkan teknik manajemen gatal (kompres dingin, penggunaan emolien, dll.)
2. Peningkatan Kenyamanan Kulit
- Identifikasi faktor yang mempengaruhi integritas kulit
- Berikan perawatan kulit sesuai kebutuhan
- Ajarkan pasien perawatan kulit mandiri
Penjelasan Singkat:
Pruritus atau gatal merupakan sensasi tidak nyaman pada kulit yang menyebabkan keinginan untuk menggaruk. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti iritasi kulit, reaksi alergi, kondisi penyakit kulit, kekeringan kulit, atau stres. Pasien dengan keluhan gatal perlu dilakukan identifikasi penyebab, pemberian pengobatan yang sesuai, serta edukasi dan pelatihan terkait manajemen gatal dan perawatan kulit untuk mengurangi gejala dan mencapai kenyamanan kulit yang optimal. -
Article No. 12844 | 24 Feb 2025
Klinis : diagnosa keperawatan klien merasa cemas dalam menghadapi pre operasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi klien yang merasa cemas dalam menghadapi pre operasi.
Diagnosa Keperawatan:
Kecemasan berhubungan dengan prosedur pembedahan yang akan dilakukan.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kecemasan didefinisikan sebagai perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disertai dengan respons otonom, perasaan tegang yang disadari, dan sumber atau penyebab yang dapat diidentifikasi, yang diakibatkan oleh antisipasi bahaya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa keperawatan Kecemasan adalah klien dapat mengenali penyebab kecemasan, mampu mengontrol kecemasan, dan mendemonstrasikan teknik relaksasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Manajemen Kecemasan: Mengidentifikasi faktor penyebab kecemasan, membantu klien mengontrol kecemasan, dan mengajarkan teknik relaksasi.
2. Terapi Kognitif: Membantu klien mengidentifikasi pikiran-pikiran irasional dan mengubahnya menjadi lebih positif.
3. Edukasi Kesehatan: Memberikan informasi terkait prosedur pembedahan dan membantu klien memahami serta menerima kondisinya.
Sebagai seorang perawat, saya akan berusaha membantu klien dalam mengatasi kecemasan yang dialaminya melalui pendekatan holistik, berpusat pada klien, dan berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya. Tujuannya adalah agar klien dapat menghadapi prosedur pembedahan dengan lebih tenang dan siap. -
Article No. 12845 | 24 Feb 2025
Klinis : diagnosis keperawatan apa saja dalam kasus klien merasa cemas dalam menghadapi pre operasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Tone: Akademis
Persona: Pakar Keperawatan
Diagnosis Keperawatan untuk Klien yang Merasa Cemas dalam Menghadapi Pre Operasi:
1. Ansietas (Anxiety)
Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disertai respon otonom, perasaan tegang yang dirasakan individu sebagai ancaman yang tidak jelas dan berlangsung lama.
Definisi SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disertai respon otonom, perasaan tegang yang dirasakan individu sebagai ancaman yang tidak jelas dan berlangsung lama.
2. Ketakutan (Fear)
Definisi: Respon emosional yang disebabkan oleh ancaman yang diidentifikasi secara jelas, pada saat ini atau akan terjadi.
Definisi SDKI:
Respon emosional yang disebabkan oleh ancaman yang diidentifikasi secara jelas, pada saat ini atau akan terjadi.
3. Cemas Perioperatif (Perioperative Anxiety)
Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang dirasakan individu sebelum, selama, atau setelah prosedur pembedahan.
Definisi SDKI:
Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang dirasakan individu sebelum, selama, atau setelah prosedur pembedahan.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan sistem standar yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk membantu perawat dalam mengidentifikasi, merumuskan, dan mengkomunikasikan diagnosis keperawatan. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) merupakan bagian integral dari SDKI yang digunakan untuk menetapkan luaran dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan diagnosis keperawatan yang telah diidentifikasi. -
Article No. 12846 | 24 Feb 2025
Klinis : ketidaknyamanan post partum
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya Siti, seorang perawat berpengalaman yang akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI-SLKI-SIKI untuk kondisi ketidaknyamanan postpartum.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidaknyamanan Postpartum
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), ketidaknyamanan postpartum didefinisikan sebagai pengalaman subyektif dari rasa tidak nyaman yang dialami wanita setelah melahirkan. Kondisi ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti nyeri, perubahan pola tidur, perubahan fisiologis, dan perubahan psikologis.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) menetapkan beberapa luaran yang dapat dicapai dalam menangani ketidaknyamanan postpartum, antara lain:
1. Pemulihan fisiologis
2. Manajemen rasa nyeri
3. Adaptasi peran
4. Koping efektif
Sementara itu, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) menyarankan beberapa intervensi yang dapat dilakukan, seperti:
1. Manajemen nyeri
2. Terapi relaksasi
3. Pendidikan kesehatan
4. Dukungan emosional
5. Perawatan luka perineum
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan pasien dan keluarga untuk menerapkan intervensi-intervensi tersebut, guna membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan dan meningkatkan kenyamanan selama masa postpartum.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. Terima kasih.
Wassalamualaikum. -
Article No. 12847 | 24 Feb 2025
Klinis : ketidaknyamanan post partum
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI untuk Kondisi Ketidaknyamanan Post Partum:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ketidaknyamanan post partum berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Nyeri Akut". Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah kerusakan. Kondisi ketidaknyamanan post partum, seperti nyeri luka episiotomi, kontraksi uterus, dan nyeri payudara, dapat dikategorikan dalam diagnosa keperawatan ini.
Luaran/Output SLKI yang Diharapkan:
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat menunjukkan luaran sebagai berikut:
1. Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri.
2. Pasien dapat mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri yang efektif.
3. Pasien dapat mempertahankan aktivitas fisik sesuai dengan kondisi.
4. Pasien dapat beristirahat secara adekuat.
5. Pasien dapat menyatakan perasaan nyaman secara umum.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, diperlukan intervensi keperawatan sebagai berikut:
1. Manajemen Nyeri
- Identifikasi intensitas, karakteristik, lokasi, dan durasi nyeri
- Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi
- Ajarkan teknik nonfarmakologis manajemen nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat/dingin
- Evaluasi efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri
2. Peningkatan Kenyamanan
- Fasilitasi posisi yang nyaman bagi pasien, seperti semi-fowler atau lateral
- Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman
- Atur jadwal istirahat dan tidur yang adekuat
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengatasi keluhan lain (misalnya kontraksi uterus, nyeri payudara)
3. Peningkatan Aktivitas
- Evaluasi toleransi pasien terhadap aktivitas
- Bantu pasien dalam aktivitas perawatan diri secara bertahap
- Ajarkan latihan mobilisasi dini yang aman
- Dorong pasien untuk melakukan aktivitas sesuai kemampuan
4. Edukasi Pasien dan Keluarga
- Jelaskan penyebab dan manajemen nyeri post partum
- Ajarkan teknik manajemen nyeri farmakologis dan nonfarmakologis
- Instruksikan pasien dan keluarga untuk memantau tanda-tanda komplikasi
- Berikan dukungan emosional dan informasi terkait pemulihan post partum
Penerapan intervensi keperawatan secara komprehensif dan kolaboratif diharapkan dapat membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan dan meningkatkan kenyamanan selama masa post partum. -
Article No. 12848 | 24 Feb 2025
Klinis : ketidaknyamanan post partum
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Ketidaknyamanan Post Partum
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidaknyamanan post partum didefinisikan sebagai pengalaman subyektif dari rasa tidak nyaman yang dialami wanita selama masa nifas, yang dapat meliputi kondisi fisik, psikologis, sosial, dan spiritual. Diagnosis ini termasuk dalam domain Aktivitas/Istirahat dengan kelas Kenyamanan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan ketidaknyamanan post partum antara lain: Tingkat Kenyamanan Meningkat, Fungsi Peran Membaik, Stress Terkurangi, dan Perilaku Perawatan Diri Membaik. Luaran-luaran ini termasuk dalam domain Aktivitas/Istirahat dan Koping/Stres.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi ketidaknyamanan post partum meliputi: Manajemen Kenyamanan, Manajemen Nyeri, Dukungan Emosional, Edukasi Kesehatan, serta Fasilitasi Perawatan Diri. Intervensi-intervensi ini termasuk dalam domain Aktivitas/Istirahat, Koping/Stres, dan Edukasi Kesehatan.
Sebagai perawat, kita perlu memahami dan menerapkan kerangka SDKI-SLKI-SIKI untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar bagi pasien dengan ketidaknyamanan post partum. -
Article No. 12849 | 24 Feb 2025
Klinis : Ds. Pasien mengatakan sering marah teriak teriak dan mengeluarkan kata kasar karena bermain game online pasien mengatakan pusing Do. Pasien tampak kooperatif dan ada kontak mata
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, dapat diberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Perilaku Kekerasan
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Perilaku Kekerasan adalah keadaan di mana individu menunjukkan potensi untuk melakukan tindakan yang dapat menyebabkan cedera fisik pada diri sendiri atau orang lain.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Marah
2. Keamanan Lingkungan
3. Perilaku Sosial
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Perilaku Kekerasan
2. Terapi Perilaku Kognitif
3. Terapi Relaksasi
Penjelasan:
Pasien menunjukkan gejala risiko perilaku kekerasan, seperti sering marah, berteriak, dan menggunakan kata-kata kasar ketika bermain game online. Hal ini dapat menimbulkan potensi bahaya bagi diri pasien sendiri maupun orang lain di sekitarnya. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen perilaku kekerasan, terapi perilaku kognitif, dan terapi relaksasi untuk membantu pasien mengontrol emosinya, menciptakan lingkungan yang aman, dan meningkatkan perilaku sosial yang adaptif. -
Article No. 12850 | 24 Feb 2025
Klinis : Ny. F berusia 28 tahun, agama Islam, pekerjaan ibu rumah tangga, pendidikan terakhir SMP, beralamat di Jl. PP Sragen. Masuk RS X pada tanggal 2 Januari 2025. Alasan masuk rumah sakit saat ini mau kemoterapi ke-3. Belum memiliki anak. Keluhan saat ini mual, dan gampang lelah. Klien mempertanyakan kenapa dirinya yang diberikan cobaan seperti ini. Datang berobat pertama kali ke RS X pada tanggal 1 Desember 2024 dirujuk dari RS A Sragen dengan diagnosa kanker serviks stadium IIIB, dengan keluhan utama perdarahan pervaginam. Riwayat perdarahan pervaginam di luar haid dan saat berhubungan sejak Mei 2024. Riwayat keputihan, gatal dan berbau sejak 1,5 tahun yang lalu, dan tidak pernah Pap Smear. Penurunan berat badan kira-kira 4 kg dalam 1 tahun terakhir. Riwayat gangguan/perdarahan saat BAK atau BAB tidak ada. Klien mempunyai riwayat menarche pada usia 13 tahun, menikah pertama kali pada usia 22 tahun, menikah 1 kali, riwayat obstetri P0 (belum pernah hamil). Riwayat merokok disangkal. Hasil pemeriksaan fisik dan tanda-tanda vital dalam batas normal, pada abdomen nampak batas tegas/garis area radioterapi, pada inspeksi vagina nampak vulva/labia utuh, tidak ada keluaran darah/fluor, tercium aroma odor yang khas, pada sistem integumen warna kulit coklat kehitaman, kelembaban cukup, sedikit kering pada ekstremitas atas dan bawah, turgor cukup baik. Berat badan 58 kg, tinggi badan 150 cm. Hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostik yang sudah dilakukan antara lain Biopsi Cerviks dengan kesimpulan Karsinoma sel squamosa tidak berkeratin serviks, berdiferensiasi buruk, ditemukan invasi limfovaskuler. Pemeriksaan Status didapatkan hasil tampak dan teraba massa berbenjol-benjol dengan ukuran ±5cm, exofitik, mudah berdarah, parametrium kanan dan kiri kaku, massa tidak mencapai dinding panggul. Rectoskopi dengan kesimpulan tak ada metastase ke mukosa rektum. BNO-IVP dengan kesimpulan fungsi sekresi dan eksresi kedua ginjal baik, tak tampak tanda-tanda bendungan, tak tampak batu radioopak pada proyeksi traktus urinarius, dan tampak Spondilitis Lumbalis. Foto Thorax dengan kesimpulan elongasi aorta, tak tampak kelainan radiologis pada Cor dan Pulmo. EKG dengan kesimpulan Synus Rhytm. Laboratorium Patologi Anatomik RS X dengan kesimpulan secara histologik sesuai dengan Karsinoma Sel Squamosa Tidak Berkeratin, berdiferensiasi sedang-buruk. Sistoskopi kesimpulan indentasi. Laboratorium Hematologi dalam batas normal.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Nyeri akut (Acute Pain)
- Berhubungan dengan penyakit kanker serviks stadium IIIB dan proses kemoterapi
2. Kelelahan (Fatigue)
- Berhubungan dengan penyakit kanker serviks dan efek samping kemoterapi
3. Gangguan citra tubuh (Disturbed Body Image)
- Berhubungan dengan perubahan fisik akibat penyakit kanker serviks dan proses pengobatan
4. Ansietas (Anxiety)
- Berhubungan dengan diagnosa penyakit kronis, prognosis yang tidak pasti, dan pengobatan yang dijalani
5. Berduka Disfungsional (Dysfunctional Grieving)
- Berhubungan dengan kehilangan kesehatan, perubahan gaya hidup, dan ketidakpastian masa depan
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Nyeri Akut:
- Pasien dapat mengontrol nyeri dalam batas yang dapat ditoleransi
- Pasien dapat melaporkan penurunan intensitas nyeri
- Pasien dapat mendemonstrasikan teknik non-farmakologis untuk mengatasi nyeri
2. Kelelahan:
- Pasien dapat melaporkan peningkatan energi dan pengurangan kelelahan
- Pasien dapat mendemonstrasikan aktivitas yang membantu mengatasi kelelahan
- Pasien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan dan memperburuk kelelahan
3. Gangguan Citra Tubuh:
- Pasien dapat mengekspresikan penerimaan terhadap perubahan fisik
- Pasien dapat melaporkan peningkatan harga diri dan kepercayaan diri
- Pasien dapat mendemonstrasikan strategi untuk beradaptasi dengan perubahan citra tubuh
4. Ansietas:
- Pasien dapat mengidentifikasi penyebab ansietas
- Pasien dapat mendemonstrasikan teknik untuk mengurangi ansietas
- Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat ansietas
5. Berduka Disfungsional:
- Pasien dapat mengekspresikan perasaan duka dan kehilangan
- Pasien dapat mengidentifikasi strategi koping yang efektif
- Pasien dapat mendemonstrasikan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan dan kehilangan
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Nyeri Akut:
- Manajemen nyeri
- Pemberian analgetik sesuai indikasi
- Terapi relaksasi dan distraksi
- Konseling tentang manajemen nyeri
2. Kelelahan:
- Manajemen energi
- Pengaturan aktivitas dan istirahat
- Pemberian nutrisi yang sesuai
- Konseling tentang strategi mengatasi kelelahan
3. Gangguan Citra Tubuh:
- Terapi modifikasi citra tubuh
- Dukungan psikososial
- Edukasi tentang perubahan fisik dan strategi adaptasi
- Terapi kelompok untuk meningkatkan harga diri
4. Ansietas:
- Manajemen ansietas
- Terapi relaksasi
- Konseling untuk mengidentifikasi dan mengatasi sumber ansietas
- Terapi kognitif-behavioral
5. Berduka Disfungsional:
- Terapi berduka
- Dukungan emosional
- Konseling untuk mengekspresikan perasaan duka
- Intervensi untuk memfasilitasi proses penerimaan dan adaptasi
Dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, perawat perlu mempertimbangkan kondisi pasien secara holistik, memfasilitasi penerimaan pasien terhadap penyakitnya, dan membantu pasien beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Perawat juga berperan penting dalam memastikan pasien dan keluarga memahami proses pengobatan, efek samping, dan strategi untuk mengatasi berbagai permasalahan yang muncul selama perawatan. -
Article No. 12851 | 24 Feb 2025
Klinis : Ny. F berusia 28 tahun, agama Islam, pekerjaan ibu rumah tangga, pendidikan terakhir SMP, beralamat di Jl. PP Sragen. Masuk RS X pada tanggal 2 Januari 2025. Alasan masuk rumah sakit saat ini mau kemoterapi ke-3. Belum memiliki anak. Keluhan saat ini mual, dan gampang lelah. Klien mempertanyakan kenapa dirinya yang diberikan cobaan seperti ini. Datang berobat pertama kali ke RS X pada tanggal 1 Desember 2024 dirujuk dari RS A Sragen dengan diagnosa kanker serviks stadium IIIB, dengan keluhan utama perdarahan pervaginam. Riwayat perdarahan pervaginam di luar haid dan saat berhubungan sejak Mei 2024. Riwayat keputihan, gatal dan berbau sejak 1,5 tahun yang lalu, dan tidak pernah Pap Smear. Penurunan berat badan kira-kira 4 kg dalam 1 tahun terakhir. Riwayat gangguan/perdarahan saat BAK atau BAB tidak ada. Klien mempunyai riwayat menarche pada usia 13 tahun, menikah pertama kali pada usia 22 tahun, menikah 1 kali, riwayat obstetri P0 (belum pernah hamil). Riwayat merokok disangkal. Hasil pemeriksaan fisik dan tanda-tanda vital dalam batas normal, pada abdomen nampak batas tegas/garis area radioterapi, pada inspeksi vagina nampak vulva/labia utuh, tidak ada keluaran darah/fluor, tercium aroma odor yang khas, pada sistem integumen warna kulit coklat kehitaman, kelembaban cukup, sedikit kering pada ekstremitas atas dan bawah, turgor cukup baik. Berat badan 58 kg, tinggi badan 150 cm. Hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostik yang sudah dilakukan antara lain Biopsi Cerviks dengan kesimpulan Karsinoma sel squamosa tidak berkeratin serviks, berdiferensiasi buruk, ditemukan invasi limfovaskuler. Pemeriksaan Status didapatkan hasil tampak dan teraba massa berbenjol-benjol dengan ukuran ±5cm, exofitik, mudah berdarah, parametrium kanan dan kiri kaku, massa tidak mencapai dinding panggul. Rectoskopi dengan kesimpulan tak ada metastase ke mukosa rektum. BNO-IVP dengan kesimpulan fungsi sekresi dan eksresi kedua ginjal baik, tak tampak tanda-tanda bendungan, tak tampak batu radioopak pada proyeksi traktus urinarius, dan tampak Spondilitis Lumbalis. Foto Thorax dengan kesimpulan elongasi aorta, tak tampak kelainan radiologis pada Cor dan Pulmo. EKG dengan kesimpulan Synus Rhytm. Laboratorium Patologi Anatomik RS X dengan kesimpulan secara histologik sesuai dengan Karsinoma Sel Squamosa Tidak Berkeratin, berdiferensiasi sedang-buruk. Sistoskopi kesimpulan indentasi. Laboratorium Hematologi dalam batas normal.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) yang sesuai dengan kondisi Ny. F.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakberdayaan (Powerlessness) berhubungan dengan perubahan status kesehatan (kanker serviks).
2. Ansietas (Anxiety) berhubungan dengan perubahan status kesehatan (kanker serviks).
3. Kelelahan (Fatigue) berhubungan dengan proses penyakit (kanker serviks).
4. Mual (Nausea) berhubungan dengan efek samping kemoterapi.
5. Distres Spiritual (Spiritual Distress) berhubungan dengan krisis spiritual.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Ketidakberdayaan (Powerlessness):
- Klien menunjukkan peningkatan kontrol atas situasi.
- Klien menunjukkan peningkatan koping yang efektif.
- Klien menunjukkan peningkatan peran dalam pengambilan keputusan.
2. Ansietas (Anxiety):
- Klien menunjukkan penurunan tanda-tanda fisiologis ansietas.
- Klien menunjukkan penurunan ekspresi verbal ansietas.
- Klien menunjukkan peningkatan koping yang efektif.
3. Kelelahan (Fatigue):
- Klien melaporkan peningkatan energi.
- Klien menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas.
- Klien menunjukkan peningkatan kemampuan untuk memenuhi aktivitas sehari-hari.
4. Mual (Nausea):
- Klien melaporkan penurunan frekuensi dan durasi mual.
- Klien menunjukkan peningkatan kemampuan untuk makan dan minum.
- Klien menunjukkan peningkatan peran dalam pengambilan keputusan tentang pengobatan.
5. Distres Spiritual (Spiritual Distress):
- Klien menunjukkan peningkatan ekspresi spiritualitas.
- Klien menunjukkan peningkatan kemampuan dalam mengatasi krisis spiritual.
- Klien menunjukkan peningkatan kesejahteraan spiritual.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Ketidakberdayaan (Powerlessness):
- Fasilitasi klien untuk mengidentifikasi hal-hal yang dapat dikendalikan.
- Bantu klien untuk mengembangkan rencana tindakan untuk meningkatkan kontrol.
- Libatkan klien dalam pengambilan keputusan terkait perawatan.
2. Ansietas (Anxiety):
- Identifikasi penyebab dan faktor yang mempengaruhi ansietas klien.
- Ajarkan teknik relaksasi, seperti napas dalam, visualisasi, atau terapi musik.
- Berikan dukungan emosional dan informasi yang dapat mengurangi ansietas.
3. Kelelahan (Fatigue):
- Identifikasi penyebab dan faktor yang berkontribusi terhadap kelelahan.
- Bantu klien untuk mengatur jadwal aktivitas dan istirahat.
- Ajarkan teknik manajemen energi dan konservasi energi.
4. Mual (Nausea):
- Identifikasi faktor pemicu mual, seperti obat-obatan atau nutrisi.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pengobatan antiemetik.
- Ajarkan teknik manajemen mual, seperti relaksasi, distraksi, atau terapi komplementer.
5. Distres Spiritual (Spiritual Distress):
- Fasilitasi klien untuk mengeksplorasi dan mengungkapkan kebutuhan spiritual.
- Dukung klien dalam menemukan makna dan tujuan hidup.
- Kolaborasi dengan ahli spiritual atau pemuka agama sesuai kepercayaan klien.
Asuhan keperawatan yang komprehensif, kolaboratif, dan berpusat pada klien sangat penting untuk membantu Ny. F dalam menghadapi tantangan kesehatan yang sedang dihadapinya. Pendekatan holistik yang mencakup aspek fisik, mental, emosional, dan spiritual akan membantu Ny. F mencapai hasil yang optimal dalam pemulihannya.