Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 12891 | 25 Feb 2025
Klinis : Kasus 16: Laporan logbook praktikum individu Scorang anak perempuan, umur 3 tahun masuk ruang perawatan karena muntah sebanyak 5 kali dan mendapatkan krapi sairan parenteral NaCl 0,9%. Diketahui BB anak 12 kg. Dalam satu flabot NaCl 0,9% berisi sairan 500 ml'ec dan saitan tersebut harus habis dalam waktu 8 jam. Pertanyaan: a. Hitunglah berapa jumlah tetesan yang diatur perawat dalam setiap menimya (infus set mikrodrip dengan faktor tetes 607? b. Dalam kondisi normal (terapi numatan), hitunglah berapa kebutuhan caitan per 24 jam berdasarkan berat badan anak tersebut? Jika didapati anak mengalami peningkatan subu, dengan hasil pengukuran S 38,9°C, hitunglah berapa kebutuhan cairan anak tersebut? Tuliskan SOP tindakan mengatur tetesan infus, praktikan pengaturan tetesan infus sesuai kasus anak tersebut dalam 1 menit 30 detik/15 detik saat bimbingan praktikum lab.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) berdasarkan kasus yang diberikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Gangguan cairan dan elektrolit berhubungan dengan muntah yang berlebihan, ditandai dengan kulit kering, turgor kulit menurun, dan urin berwarna gelap.
2. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh, ditandai dengan suhu tubuh 38,9°C.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan
- Indikator: Volume cairan yang adekuat, membran mukosa lembab, turgor kulit baik, dan urin berwarna terang.
2. Suhu Tubuh
- Indikator: Suhu tubuh dalam rentang normal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Cairan
- Pantau tanda-tanda vital, intake dan output cairan.
- Hitung kebutuhan cairan berdasarkan berat badan anak.
- Atur laju infus sesuai kebutuhan cairan anak.
- Observasi tanda-tanda dehidrasi dan komplikasi.
2. Manajemen Demam
- Pantau suhu tubuh anak.
- Berikan intervensi penurunan panas, seperti kompres hangat, pemberian antipiretik.
- Evaluasi efektivitas intervensi dalam menurunkan suhu tubuh.
Penjelasan rinci:
a. Hitungan laju tetesan infus:
- Diketahui:
- Volume infus 500 ml
- Waktu habis infus 8 jam
- Faktor tetes 60 tetes/ml (mikrodrip)
- Perhitungan:
- Laju tetesan = Volume infus / Waktu habis infus
- Laju tetesan = 500 ml / 8 jam = 62,5 ml/jam
- Laju tetesan dalam tetes/menit = (62,5 ml/jam) x (60 tetes/ml) / 60 menit = 62,5 tetes/menit
b. Kebutuhan cairan per 24 jam:
- Kebutuhan cairan normal = 100 ml/kgBB/hari
- Kebutuhan cairan anak 12 kg = 100 ml/kgBB/hari x 12 kg = 1200 ml/hari
- Jika anak mengalami peningkatan suhu (38,9°C), kebutuhan cairan meningkat 10-15%, maka:
- Kebutuhan cairan = 1200 ml/hari + (10% x 1200 ml/hari) = 1320 ml/hari
SOP Mengatur Tetesan Infus:
1. Persiapkan alat dan bahan: infus set mikrodrip, larutan infus, tempat infus, dan stopwatch.
2. Cuci tangan sesuai prosedur.
3. Buka kemasan infus set, pasang ke kantong infus, dan isi set dengan larutan infus.
4. Pasang infus set ke vena anak.
5. Atur laju tetesan infus sesuai perhitungan: 62,5 tetes/menit.
6. Catat waktu mulai dan observasi laju tetesan selama 1 menit 30 detik.
7. Evaluasi dan sesuaikan laju tetesan jika diperlukan.
8. Dokumentasikan tindakan yang dilakukan.
Praktik Pengaturan Tetesan Infus:
Praktikan pengaturan tetesan infus selama 1 menit 30 detik/15 detik saat bimbingan praktikum laboratorium. Amati dan sesuaikan laju tetesan infus agar sesuai dengan perhitungan yang telah dilakukan. -
Article No. 12892 | 25 Feb 2025
Klinis : Tuan A datang ke UGD dengan mengeluh demam kurang lebih 2 minggu naik turun batuk, pilek, dan mual setelah diperiksa TD =110/80 mmHg, n=88×/menit, Rr=20×/menit, s=36°c tentukan diagnosanya
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala yang dialami oleh Tuan A, diagnosis yang dapat diberikan adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J11.1
- Deskripsi: Influenza dengan gejala pernapasan lain, virus tidak diidentifikasi
Penjelasan:
- Tuan A datang dengan keluhan demam, batuk, pilek, dan mual, yang merupakan gejala-gejala umum dari infeksi virus influenza.
- Kode J11.1 digunakan untuk menggambarkan influenza dengan gejala pernapasan lain, di mana virus penyebab tidak dapat diidentifikasi.
- Influenza adalah penyakit pernapasan akut yang disebabkan oleh virus influenza, yang dapat menyebabkan gejala seperti demam, batuk, sakit tenggorokan, hidung tersumbat, dan gejala lainnya.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang spesifik untuk kasus ini.
- Deskripsi: Tidak ada tindakan medis yang dilaporkan dalam informasi yang diberikan.
Berdasarkan tanda vital yang diukur, Tuan A memiliki tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 88 kali per menit, dan laju pernapasan 20 kali per menit, serta suhu tubuh 36°C. Temuan ini tidak menunjukkan adanya kelainan yang signifikan dan mendukung diagnosis influenza tanpa komplikasi. -
Article No. 12893 | 25 Feb 2025
Klinis : buatlah diagnosa tentang hamil aterm dengan impartu
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI untuk kondisi hamil aterm dengan impartu:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi hamil aterm dengan impartu adalah: Risiko Komplikasi Persalinan Terkait Persalinan Lama. Pasien dengan kondisi hamil aterm dan impartu (tidak ada kemajuan persalinan) memiliki risiko untuk mengalami komplikasi selama proses persalinan, seperti dehidrasi, infeksi, perdarahan, serta dapat berdampak pada kondisi bayi yang dilahirkan.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran sebagai berikut:
a. Toleransi Terhadap Aktivitas: Pasien dapat mentoleransi aktivitas persalinan dengan durasi yang sesuai.
b. Perfusi Jaringan: Pasien menunjukkan perfusi jaringan yang adekuat selama persalinan.
c. Pencegahan Komplikasi: Pasien tidak mengalami komplikasi selama proses persalinan.
d. Pengetahuan: Pasien dan keluarga memahami proses persalinan dan strategi manajemen komplikasi.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan:
a. Manajemen Aktivitas: Mengatur aktivitas persalinan sesuai dengan kemajuan yang dicapai, memantau tanda-tanda vital, serta mengidentifikasi komplikasi yang mungkin terjadi.
b. Manajemen Cairan: Mempertahankan keseimbangan cairan, mengganti cairan dan elektrolit yang hilang selama persalinan, serta memantau intake dan output cairan.
c. Manajemen Nyeri: Menilai tingkat nyeri pasien, memberikan intervensi farmakologis dan non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, serta mengajarkan teknik relaksasi.
d. Edukasi Kesehatan: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai proses persalinan, kemajuan yang diharapkan, serta strategi pencegahan dan penanganan komplikasi.
e. Kolaborasi: Berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya, seperti dokter obstetri dan ginekologi, untuk mengelola komplikasi yang mungkin terjadi selama persalinan.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu toleransi terhadap aktivitas persalinan, perfusi jaringan yang adekuat, pencegahan komplikasi, serta peningkatan pengetahuan pasien dan keluarga. -
Article No. 12894 | 25 Feb 2025
Klinis : Ny. A, 45 tahun, datang ke Poli Endokrin dengan keluhan sering merasa lelah, sulit berkonsentrasi, dan merasa kedinginan meskipun di ruangan hangat. Ia juga mengalami peningkatan berat badan yang tidak wajar dalam 6 bulan terakhir, meskipun pola makannya tidak berubah. Pasien juga mengeluhkan sembelit, kulitnya tampak kering dan kasar, serta rambutnya mulai menipis. Riwayat kesehatan menunjukkan bahwa ia pernah didiagnosis dengan penyakit Hashimoto tetapi tidak rutin memeriksakan diri. Hasil pemeriksaan menunjukkan denyut jantung 58x/menit (bradikardia), tekanan darah 110/70 mmHg, wajah tampak sembab, dan refleks tendon dalam melambat. Hasil laboratorium menunjukkan TSH tinggi dan T3/T4 rendah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, pasien Ny. A memiliki gejala-gejala yang mengarah pada kondisi hipotiroidisme. Berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat, serta pengkodean SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai dengan kondisi pasien:
1. Diagnosa Keperawatan:
Penurunan Metabolisme
2. Penjelasan Singkat:
Pasien Ny. A mengalami penurunan fungsi kelenjar tiroid, ditandai dengan gejala-gejala seperti sering merasa lelah, sulit berkonsentrasi, merasa kedinginan, peningkatan berat badan, sembelit, kulit kering dan kasar, serta rambut menipis. Hasil pemeriksaan menunjukkan bradikardia, tekanan darah rendah, refleks tendon dalam melambat, serta hasil laboratorium dengan TSH tinggi dan T3/T4 rendah. Kondisi ini mengarah pada hipotiroidisme.
3. Pengkodean SDKI, SLKI, dan SIKI:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Kode Diagnosis: 10021
- Nama Diagnosis: Penurunan Metabolisme
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kode Luaran: 10019
- Nama Luaran: Keseimbangan Hormon Tiroid
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Kode Intervensi: 10099
- Nama Intervensi: Manajemen Hipotiroidisme
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat dapat melakukan intervensi seperti monitor tanda-tanda vital, monitor hasil laboratorium, edukasi terkait penyakit hipotiroidisme, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya untuk penatalaksanaan optimal. -
Article No. 12895 | 25 Feb 2025
Klinis : Ny. A, 45 tahun, datang ke Poli Endokrin dengan keluhan sering merasa lelah, sulit berkonsentrasi, dan merasa kedinginan meskipun di ruangan hangat. Ia juga mengalami peningkatan berat badan yang tidak wajar dalam 6 bulan terakhir, meskipun pola makannya tidak berubah. Pasien juga mengeluhkan sembelit, kulitnya tampak kering dan kasar, serta rambutnya mulai menipis. Riwayat kesehatan menunjukkan bahwa ia pernah didiagnosis dengan penyakit Hashimoto tetapi tidak rutin memeriksakan diri. Hasil pemeriksaan menunjukkan denyut jantung 58x/menit (bradikardia), tekanan darah 110/70 mmHg, wajah tampak sembab, dan refleks tendon dalam melambat. Hasil laboratorium menunjukkan TSH tinggi dan T3/T4 rendah.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi Ny. A:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan penurunan metabolisme sebagai akibat dari hipotiroidisme.
Penjelasan: Ny. A mengalami peningkatan berat badan yang tidak wajar dalam 6 bulan terakhir meskipun pola makannya tidak berubah. Hal ini dapat disebabkan oleh penurunan metabolisme yang terjadi akibat hipotiroidisme.
2. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh sebagai akibat dari hipotiroidisme.
Penjelasan: Ny. A mengeluhkan sering merasa lelah dan sulit berkonsentrasi, yang dapat disebabkan oleh penurunan daya tahan tubuh akibat hipotiroidisme.
3. Perubahan Persepsi Sensori: Suhu Tubuh berhubungan dengan penurunan suhu tubuh sebagai akibat dari hipotiroidisme.
Penjelasan: Ny. A mengeluhkan merasa kedinginan meskipun di ruangan hangat, yang dapat disebabkan oleh penurunan suhu tubuh akibat hipotiroidisme.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pasien dapat mencapai dan mempertahankan berat badan ideal.
2. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan berlebih.
3. Pasien dapat mempertahankan suhu tubuh normal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nutrisi
- Kaji status nutrisi pasien
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan kebutuhan nutrisi yang sesuai
- Beri edukasi tentang pola makan yang seimbang dan mempertahankan berat badan ideal
- Monitor asupan dan output cairan pasien
2. Manajemen Energi
- Kaji tingkat kelelahan pasien
- Bantu pasien merencanakan aktivitas sehari-hari sesuai dengan toleransi
- Ajarkan teknik manajemen energi, seperti pengaturan istirahat dan aktivitas
- Dorong pasien untuk melakukan aktivitas fisik secara bertahap
3. Manajemen Termoregulasi
- Kaji suhu tubuh pasien secara berkala
- Ciptakan lingkungan yang nyaman dengan suhu yang sesuai
- Ajarkan teknik-teknik untuk mempertahankan suhu tubuh, seperti penggunaan pakaian hangat
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi pengganti hormon tiroid yang sesuai
Penjelasan di atas disusun dengan tone akademis, persona pakar, dan dari sudut pandang perawat, dengan memberikan rincian yang jelas dan komprehensif untuk setiap poin yang diminta. -
Article No. 12896 | 25 Feb 2025
Klinis : Ny. A, 45 tahun, datang ke Poli Endokrin dengan keluhan sering merasa lelah, sulit berkonsentrasi, dan merasa kedinginan meskipun di ruangan hangat. Ia juga mengalami peningkatan berat badan yang tidak wajar dalam 6 bulan terakhir, meskipun pola makannya tidak berubah. Pasien juga mengeluhkan sembelit, kulitnya tampak kering dan kasar, serta rambutnya mulai menipis. Riwayat kesehatan menunjukkan bahwa ia pernah didiagnosis dengan penyakit Hashimoto tetapi tidak rutin memeriksakan diri. Hasil pemeriksaan menunjukkan denyut jantung 58x/menit (bradikardia), tekanan darah 110/70 mmHg, wajah tampak sembab, dan refleks tendon dalam melambat. Hasil laboratorium menunjukkan TSH tinggi dan T3/T4 rendah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda sajikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan energi akibat hipotiroidisme.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Intoleransi aktivitas: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, disebabkan oleh keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Peningkatan Toleransi Aktivitas
2. Keseimbangan Energi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Energi
2. Peningkatan Aktivitas
3. Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Penjelasan singkat:
Ny. A mengalami gejala-gejala hipotiroidisme seperti kelelahan, sulit berkonsentrasi, peningkatan berat badan, sembelit, kulit kering, dan rambut menipis. Hasil pemeriksaan menunjukkan bradikardia, tekanan darah rendah, refleks tendon melambat, serta hasil laboratorium menunjukkan TSH tinggi dan T3/T4 rendah. Kondisi ini menyebabkan penurunan energi dan intoleransi aktivitas. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen energi, peningkatan aktivitas, dan pemenuhan kebutuhan nutrisi sesuai dengan kondisi Ny. A. -
Article No. 12897 | 25 Feb 2025
Klinis : Ny. A, 45 tahun, datang ke Poli Endokrin dengan keluhan sering merasa lelah, sulit berkonsentrasi, dan merasa kedinginan meskipun di ruangan hangat. Ia juga mengalami peningkatan berat badan yang tidak wajar dalam 6 bulan terakhir, meskipun pola makannya tidak berubah. Pasien juga mengeluhkan sembelit, kulitnya tampak kering dan kasar, serta rambutnya mulai menipis. Riwayat kesehatan menunjukkan bahwa ia pernah didiagnosis dengan penyakit Hashimoto tetapi tidak rutin memeriksakan diri. Hasil pemeriksaan menunjukkan denyut jantung 58x/menit (bradikardia), tekanan darah 110/70 mmHg, wajah tampak sembab, dan refleks tendon dalam melambat. Hasil laboratorium menunjukkan TSH tinggi dan T3/T4 rendah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, Nyonya A, berdasarkan gejala yang Anda alami, saya dapat menyimpulkan bahwa Anda mengalami kondisi hipotiroidisme, yaitu kondisi di mana kelenjar tiroid tidak dapat memproduksi hormon tiroid yang cukup. Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan fungsi kelenjar tiroid.
2. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan penurunan metabolisme.
3. Gangguan pola eliminasi berhubungan dengan penurunan fungsi kelenjar tiroid.
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fisik akibat hipotiroidisme.
Penjelasan Singkat:
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan fungsi kelenjar tiroid:
- SDKI: Intoleransi aktivitas
- SLKI: Peningkatan toleransi aktivitas
- SIKI: Intervensi untuk meningkatkan toleransi aktivitas
2. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan penurunan metabolisme:
- SDKI: Perubahan persepsi sensori
- SLKI: Persepsi sensori terintegrasi
- SIKI: Intervensi untuk meningkatkan persepsi sensori
3. Gangguan pola eliminasi berhubungan dengan penurunan fungsi kelenjar tiroid:
- SDKI: Gangguan pola eliminasi
- SLKI: Pola eliminasi terintegrasi
- SIKI: Intervensi untuk mengoptimalkan pola eliminasi
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fisik akibat hipotiroidisme:
- SDKI: Gangguan citra tubuh
- SLKI: Citra tubuh positif
- SIKI: Intervensi untuk meningkatkan citra tubuh
Standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia merupakan acuan yang digunakan oleh perawat untuk mengidentifikasi, merencanakan, dan mengevaluasi asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien secara komprehensif. -
Article No. 12898 | 25 Feb 2025
Klinis : Ny. A, 45 tahun, datang ke Poli Endokrin dengan keluhan sering merasa lelah, sulit berkonsentrasi, dan merasa kedinginan meskipun di ruangan hangat. Ia juga mengalami peningkatan berat badan yang tidak wajar dalam 6 bulan terakhir, meskipun pola makannya tidak berubah. Pasien juga mengeluhkan sembelit, kulitnya tampak kering dan kasar, serta rambutnya mulai menipis. Riwayat kesehatan menunjukkan bahwa ia pernah didiagnosis dengan penyakit Hashimoto tetapi tidak rutin memeriksakan diri. Hasil pemeriksaan menunjukkan denyut jantung 58x/menit (bradikardia), tekanan darah 110/70 mmHg, wajah tampak sembab, dan refleks tendon dalam melambat. Hasil laboratorium menunjukkan TSH tinggi dan T3/T4 rendah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk Ny. A adalah:
1. Ketidakefektifan Pola Napas (SDKI)
- Penjelasan: Ny. A mengalami penurunan denyut jantung (bradikardia), yang dapat menyebabkan ketidakefektifan dalam pola napas. Hal ini disebabkan oleh penurunan laju metabolisme akibat hipotiroidisme.
2. Intoleransi Aktivitas (SDKI)
- Penjelasan: Ny. A sering merasa lelah, yang merupakan salah satu gejala khas dari hipotiroidisme. Penurunan metabolisme akan menyebabkan intoleransi aktivitas.
3. Perubahan Persepsi Sensori: Suhu Tubuh (SDKI)
- Penjelasan: Ny. A merasa kedinginan meskipun berada di ruangan hangat, yang merupakan gejala khas dari hipotiroidisme. Penurunan metabolisme akan menyebabkan gangguan dalam pengaturan suhu tubuh.
4. Perubahan Nutrisi: Kelebihan Berat Badan (SDKI)
- Penjelasan: Ny. A mengalami peningkatan berat badan yang tidak wajar dalam 6 bulan terakhir, meskipun pola makannya tidak berubah. Hal ini dapat disebabkan oleh hipotiroidisme yang menyebabkan perlambatan metabolisme.
5. Konstipasi (SDKI)
- Penjelasan: Ny. A mengeluhkan sembelit, yang merupakan salah satu gejala khas dari hipotiroidisme. Penurunan motilitas usus akibat hipotiroidisme dapat menyebabkan konstipasi.
6. Perubahan Integritas Kulit (SDKI)
- Penjelasan: Ny. A memiliki kulit yang tampak kering dan kasar, serta rambut yang mulai menipis. Hal ini dapat disebabkan oleh hipotiroidisme yang menyebabkan penurunan fungsi kelenjar kulit.
Berdasarkan SLKI, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
- Pemantauan tanda-tanda vital
- Manajemen aktivitas
- Manajemen termoregulasi
- Manajemen nutrisi
- Manajemen eliminasi
- Perawatan kulit
Selanjutnya, berdasarkan SIKI, tindakan keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
- Pemantauan tanda-tanda vital
- Latihan aktivitas
- Terapi suhu
- Konseling nutrisi
- Manajemen eliminasi
- Perawatan kulit
Dengan pendekatan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar untuk mengelola kondisi Ny. A yang mengalami hipotiroidisme. -
Article No. 12899 | 25 Feb 2025
Klinis : Ada klien umur 10 tahun ber diagnosa tonsiluparingitis akut, dengan keluhan sakit dada dan demam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi klien yang Anda deskripsikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut
2. Hipertermia
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri Akut
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain, 1979).
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Klien melaporkan penurunan intensitas nyeri, tanda-tanda vital dalam rentang normal, dan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, terapi farmakologi, kompres hangat/dingin, distraksi, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
2. Hipertermia
- SDKI: Peningkatan suhu tubuh di atas 37,5°C (99,5°F) akibat peningkatan produksi panas atau penurunan kehilangan panas.
- SLKI: Klien menunjukkan penurunan suhu tubuh, tanda-tanda vital dalam rentang normal, dan tidak terjadi komplikasi.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen demam, terapi farmakologi, kompres hangat/dingin, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
Tone = Akademis, Persona = Pakar, Nurse
Pada kondisi ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan yang berfokus pada evidensi dan standar praktik keperawatan yang berlaku secara nasional. Penjelasan diberikan dengan bahasa yang jelas dan terstruktur, serta menekankan pada penggunaan terminologi dan konsep-konsep keperawatan yang sesuai dengan SDKI, SLKI, dan SIKI. -
Article No. 12900 | 25 Feb 2025
Klinis : Ny. A, 45 tahun, datang ke Poli Endokrin dengan keluhan sering merasa lelah, sulit berkonsentrasi, dan merasa kedinginan meskipun di ruangan hangat. Ia juga mengalami peningkatan berat badan yang tidak wajar dalam 6 bulan terakhir, meskipun pola makannya tidak berubah. Pasien juga mengeluhkan sembelit, kulitnya tampak kering dan kasar, serta rambutnya mulai menipis. Riwayat kesehatan menunjukkan bahwa ia pernah didiagnosis dengan penyakit Hashimoto tetapi tidak rutin memeriksakan diri. Hasil pemeriksaan menunjukkan denyut jantung 58x/menit (bradikardia), tekanan darah 110/70 mmHg, wajah tampak sembab, dan refleks tendon dalam melambat. Hasil laboratorium menunjukkan TSH tinggi dan T3/T4 rendah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan metabolisme menurun akibat disfungsi tiroid.
Penjelasan:
Berdasarkan gejala yang dialami pasien, seperti peningkatan berat badan yang tidak wajar, sembelit, dan kulit kering, menunjukkan adanya ketidakseimbangan nutrisi akibat metabolisme yang menurun. Kondisi ini dapat disebabkan oleh disfungsi tiroid yang terjadi pada pasien.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan energi akibat disfungsi tiroid.
Penjelasan:
Keluhan sering merasa lelah dan sulit berkonsentrasi yang dialami pasien menunjukkan adanya intoleransi aktivitas. Hal ini dapat disebabkan oleh penurunan energi yang terjadi akibat disfungsi tiroid.
3. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan fungsi neurologis akibat disfungsi tiroid.
Penjelasan:
Gejala pasien yang merasa kedinginan meskipun di ruangan hangat serta lambatnya refleks tendon dalam dapat mengindikasikan adanya perubahan persepsi sensori. Hal ini dapat terjadi akibat perubahan fungsi neurologis yang disebabkan oleh disfungsi tiroid.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) merupakan panduan yang disusun oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan terstandar. Penerapan standar ini dapat memastikan keseragaman dalam proses pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan.