Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 13015 | 28 Feb 2025
Klinis : Contoh kasus gastritis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi gastritis.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan iritasi mukosa lambung.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
3. Risiko defisiensi nutrisi berhubungan dengan penurunan nafsu makan.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau yang digambarkan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
2. Intoleransi aktivitas: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin sehari-hari.
3. Risiko defisiensi nutrisi: Berisiko mengalami asupan nutrisi yang tidak adekuat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Penurunan nyeri: Pengurangan rasa nyeri yang dialami individu.
2. Toleransi aktivitas: Kemampuan untuk melakukan aktivitas rutin sehari-hari.
3. Status nutrisi: Keadaan gizi individu berdasarkan asupan dan penggunaan nutrisi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen nyeri: Tindakan yang dilakukan untuk mengendalikan nyeri yang dialami individu.
2. Peningkatan aktivitas: Tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan individu dalam melakukan aktivitas rutin sehari-hari.
3. Dukungan nutrisi: Tindakan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi individu.
Sebagai pakar keperawatan, saya berharap penjelasan ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan dan standar praktik keperawatan untuk kondisi gastritis sesuai dengan panduan Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Jangan ragu untuk bertanya jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut. -
Article No. 13016 | 28 Feb 2025
Klinis : Pasien Ny. N usia 48 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri abdomen bagian bawah, bagian kiri bawah, nyeri memberat 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri hilang timbul dirasakan sejak 1 tahun yang lalu. Keluhan juga BAB bercampur darah. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit lainnya. Namun ada keluarga yang pernah menderita tumor. Hasil pemeriksaan didapatkan kesadaran compos mentis, Td: 111/86 mmHg, N: 106 x/menit, RR: 24x/ menit, S: 36,5oC. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan konjungtiva anemis, sklera ikterik, di leher tidak ditemukan pembesaran kelenjar getah bening, membrane mukosa pucat. Hasil pemeriksaan paru simetris kiri dan kanan, suara napas vesikuler. Pemeriksaan jantung, ictus cordis teraba 2 jari di RIC 5 LMCS, auskultasi terdengar bunyi jantung I dan II, bising (-). Hasil pemeriksaan abdomen, tampak distensi, tidak ada bekas luka, terdapat benjolan di bagian kiri bawah ukuran sekitar 4-5 cm, bising usus (+), nyeri tekan (+). Ekstremitas tidak ada kelainan, CRT >3 detik. Pasien mengalami penurunan berat badan, IMT 17,3, tidak nafsu makan sejak 8 bulan belakangan. Pasien juga mengalami BAB tidak teratur, kadang sekali 4 hari akdang sekali seminggu, BAB yang keluar kecil-kecil, seperti kotoran kambing disertai darah dan nyeri saat BAB. Nyeri abdomen terasa menusuk, skala nyeri 8, nyeri hilang timbul. Pasien mengatakan ia memiliki riwayat suka mengkonsumsi daging dan jarang mengkonsumsi sayur dan buah, pasien juga suka mengkomsumsi makanan olahan (fast food). Hasil pemeriksaan penunjang Hb: 7,2 g/dl, leukosit 22.120/mm3, trombosit 284.000/mm3 , Ht 30%, eritrosit 3,8 jt/mm3, MCV 78, MCH 26. Hasil ronxent abdomen terdapat massa pada bagian kiri bawah area sigmoid. Pasien direncanakan untuk tindakan operasi. Pasien mengatakan takut dan cemas untuk dioperasi.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien Ny. N yang anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses patologis (tumor pada area sigmoid)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang digambarkan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain/IASP, 1979).
Karakteristik Definisi:
- Melaporkan pengalaman nyeri
- Ekspresi wajah menunjukkan nyeri
- Perubahan tanda-tanda vital
- Perubahan perilaku
- Perubahan postur tubuh
2. Risiko malnutrisi berhubungan dengan anoreksia, penurunan berat badan
SDKI:
Definisi: Keadaan dimana individu berisiko mengalami asupan nutrisi tidak adekuat yang dapat menyebabkan perubahan komposisi tubuh dan fungsi.
Karakteristik Definisi:
- Penurunan berat badan
- Perubahan IMT
- Penurunan asupan makan
- Penurunan energi
3. Ansietas berhubungan dengan prosedur pembedahan yang akan dilakukan
SDKI:
Definisi: Respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui.
Karakteristik Definisi:
- Melaporkan perasaan cemas
- Gelisah
- Ketakutan
- Sulit tidur
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pengendalian Nyeri
2. Status Nutrisi
3. Tingkat Kecemasan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri
2. Monitoring Nutrisi
3. Manajemen Kecemasan
Penjelasan singkat:
Pasien Ny. N mengalami nyeri abdomen yang tidak jelas penyebabnya. Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya massa/tumor pada area sigmoid. Hal ini menyebabkan nyeri yang dirasakan pasien. Selain itu, pasien juga mengalami penurunan berat badan dan anoreksia yang mengarah pada risiko malnutrisi. Pasien juga mengalami kecemasan terkait tindakan pembedahan yang akan dilakukan. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah manajemen nyeri, monitoring nutrisi, dan manajemen kecemasan untuk membantu mengatasi masalah kesehatan pasien. -
Article No. 13017 | 28 Feb 2025
Klinis : Pasien Ny. N usia 48 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri abdomen bagian bawah, bagian kiri bawah, nyeri memberat 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri hilang timbul dirasakan sejak 1 tahun yang lalu. Keluhan juga BAB bercampur darah. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit lainnya. Namun ada keluarga yang pernah menderita tumor. Hasil pemeriksaan didapatkan kesadaran compos mentis, Td: 111/86 mmHg, N: 106 x/menit, RR: 24x/ menit, S: 36,5oC. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan konjungtiva anemis, sklera ikterik, di leher tidak ditemukan pembesaran kelenjar getah bening, membrane mukosa pucat. Hasil pemeriksaan paru simetris kiri dan kanan, suara napas vesikuler. Pemeriksaan jantung, ictus cordis teraba 2 jari di RIC 5 LMCS, auskultasi terdengar bunyi jantung I dan II, bising (-). Hasil pemeriksaan abdomen, tampak distensi, tidak ada bekas luka, terdapat benjolan di bagian kiri bawah ukuran sekitar 4-5 cm, bising usus (+), nyeri tekan (+). Ekstremitas tidak ada kelainan, CRT >3 detik. Pasien mengalami penurunan berat badan, IMT 17,3, tidak nafsu makan sejak 8 bulan belakangan. Pasien juga mengalami BAB tidak teratur, kadang sekali 4 hari akdang sekali seminggu, BAB yang keluar kecil-kecil, seperti kotoran kambing disertai darah dan nyeri saat BAB. Nyeri abdomen terasa menusuk, skala nyeri 8, nyeri hilang timbul. Pasien mengatakan ia memiliki riwayat suka mengkonsumsi daging dan jarang mengkonsumsi sayur dan buah, pasien juga suka mengkomsumsi makanan olahan (fast food). Hasil pemeriksaan penunjang Hb: 7,2 g/dl, leukosit 22.120/mm3, trombosit 284.000/mm3 , Ht 30%, eritrosit 3,8 jt/mm3, MCV 78, MCH 26. Hasil ronxent abdomen terdapat massa pada bagian kiri bawah area sigmoid. Pasien direncanakan untuk tindakan operasi. Pasien mengatakan takut dan cemas untuk dioperasi.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan memperhatikan kondisi pasien Ny. N yang dideskripsikan, maka dapat ditentukan diagnosa keperawatan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) yang sesuai, serta luaran/output yang diharapkan (SLKI) dan intervensi keperawatan yang diperlukan (SIKI) untuk mencapai tujuan tersebut. Berikut penjelasannya:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit (neoplasma) yang ditandai dengan keluhan nyeri abdomen bagian bawah dan kiri bawah, nyeri memberat 2 hari sebelum masuk rumah sakit, nyeri hilang timbul sejak 1 tahun yang lalu.
2. Risiko perdarahan berhubungan dengan penyakit neoplasma yang ditandai dengan keluhan BAB bercampur darah.
3. Defisit nutrisi berhubungan dengan penurunan nafsu makan dan penurunan berat badan yang ditandai dengan IMT 17,3.
4. Ansietas berhubungan dengan prosedur pembedahan yang direncanakan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Nyeri Terkontrol
- Pasien dapat melaporkan berkurangnya intensitas nyeri
- Pasien dapat mendemonstrasikan penggunaan teknik manajemen nyeri
- Pasien dapat mengenali faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri
2. Perdarahan Terkendali
- Pasien dapat melaporkan penurunan atau tidak adanya perdarahan
- Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan kadar Hb dan trombosit
3. Status Gizi Membaik
- Pasien dapat mendemonstrasikan perilaku makan yang sehat
- Pasien dapat menunjukkan peningkatan berat badan
4. Kecemasan Terkendali
- Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat kecemasan
- Pasien dapat mendemonstrasikan teknik manajemen kecemasan
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik
- Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri
- Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan modifikasi jika diperlukan
2. Pencegahan Perdarahan
- Pantau tanda-tanda perdarahan
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan anti perdarahan
- Ajarkan pasien dan keluarga tanda-tanda perdarahan dan tindakan yang harus dilakukan
- Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan modifikasi jika diperlukan
3. Manajemen Nutrisi
- Kaji status nutrisi pasien secara komprehensif
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang sesuai
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang pemilihan makanan yang bergizi
- Evaluasi asupan nutrisi pasien dan lakukan modifikasi jika diperlukan
4. Manajemen Kecemasan
- Kaji tingkat kecemasan pasien
- Berikan informasi yang akurat tentang prosedur pembedahan yang akan dilakukan
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi kecemasan
- Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan emosional
- Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan modifikasi jika diperlukan
Dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, perawat harus memperhatikan kondisi pasien secara holistik, menjalin kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya, dan melibatkan pasien dan keluarga dalam proses perawatan. -
Article No. 13018 | 28 Feb 2025
Klinis : Pasien Ny. N usia 48 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri abdomen bagian bawah, bagian kiri bawah, nyeri memberat 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri hilang timbul dirasakan sejak 1 tahun yang lalu. Keluhan juga BAB bercampur darah. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit lainnya. Namun ada keluarga yang pernah menderita tumor. Hasil pemeriksaan didapatkan kesadaran compos mentis, Td: 111/86 mmHg, N: 106 x/menit, RR: 24x/ menit, S: 36,5oC. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan konjungtiva anemis, sklera ikterik, di leher tidak ditemukan pembesaran kelenjar getah bening, membrane mukosa pucat. Hasil pemeriksaan paru simetris kiri dan kanan, suara napas vesikuler. Pemeriksaan jantung, ictus cordis teraba 2 jari di RIC 5 LMCS, auskultasi terdengar bunyi jantung I dan II, bising (-). Hasil pemeriksaan abdomen, tampak distensi, tidak ada bekas luka, terdapat benjolan di bagian kiri bawah ukuran sekitar 4-5 cm, bising usus (+), nyeri tekan (+). Ekstremitas tidak ada kelainan, CRT >3 detik. Pasien mengalami penurunan berat badan, IMT 17,3, tidak nafsu makan sejak 8 bulan belakangan. Pasien juga mengalami BAB tidak teratur, kadang sekali 4 hari akdang sekali seminggu, BAB yang keluar kecil-kecil, seperti kotoran kambing disertai darah dan nyeri saat BAB. Nyeri abdomen terasa menusuk, skala nyeri 8, nyeri hilang timbul. Pasien mengatakan ia memiliki riwayat suka mengkonsumsi daging dan jarang mengkonsumsi sayur dan buah, pasien juga suka mengkomsumsi makanan olahan (fast food). Hasil pemeriksaan penunjang Hb: 7,2 g/dl, leukosit 22.120/mm3, trombosit 284.000/mm3 , Ht 30%, eritrosit 3,8 jt/mm3, MCV 78, MCH 26. Hasil ronxent abdomen terdapat massa pada bagian kiri bawah area sigmoid. Pasien direncanakan untuk tindakan operasi. Pasien mengatakan takut dan cemas untuk dioperasi. 3 diagnosa prioritas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien Ny. N yang telah Anda deskripsikan, berikut adalah 3 diagnosa keperawatan prioritas dengan penjelasan singkat menggunakan format SDKI - SLKI - SIKI:
1. Nyeri akut
SDKI: Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
SLKI: Peningkatan kemampuan mengenali, melaporkan, dan mengatasi nyeri.
SIKI: Intervensi untuk mengurangi atau menghilangkan pengalaman nyeri yang dialami pasien.
2. Risiko Perdarahan
SDKI: Risiko Perdarahan adalah rentan mengalami kehilangan darah yang berlebihan dari sistem vaskuler.
SLKI: Pemantauan tanda-tanda vital dan status perfusi jaringan.
SIKI: Intervensi untuk mencegah dan mengendalikan perdarahan.
3. Kecemasan
SDKI: Kecemasan adalah respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui.
SLKI: Penurunan tingkat kecemasan yang dialami pasien.
SIKI: Intervensi untuk mengatasi kecemasan yang dialami pasien.
Dalam diagnosa di atas, tone yang digunakan adalah akademis, dan persona yang digunakan adalah pakar, perawat. Penjelasan singkat dari masing-masing diagnosa juga telah diberikan sesuai dengan format SDKI, SLKI, dan SIKI. -
Article No. 13019 | 28 Feb 2025
Klinis : Mencret selama dua hari
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan hormat, terkait dengan kondisi mencret selama dua hari, berikut adalah kode ICD-10 dan ICD-9-CM prosedur yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A09
- Deskripsi: Diare dan gastroenteritis karena infeksi yang diasumsikan
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode prosedur ICD-9-CM yang spesifik untuk mencret atau diare. Penanganan untuk kondisi ini umumnya berupa terapi simptomatik seperti pemberian cairan elektrolit, antiemetik, atau antidiare, yang tidak memerlukan prosedur medis yang terkodekan.
Penjelasan:
- Kode ICD-10 A09 digunakan untuk menggambarkan diare dan gastroenteritis yang disebabkan oleh infeksi. Kondisi ini sering disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit, dan dapat menyebabkan gejala seperti mencret, mual, muntah, dan kram perut.
- Penanganan utama untuk mencret selama dua hari biasanya meliputi rehidrasi, pemberian elektrolit, serta obat-obatan simptomatik seperti antidiare atau antiemetik, jika diperlukan. Tidak ada tindakan medis spesifik yang terkodekan dalam ICD-9-CM untuk kondisi ini, karena umumnya penanganannya bersifat supportif.
- Pasien dengan mencret yang berlangsung lebih dari dua hari, disertai gejala lain seperti demam, perdarahan, atau tanda-tanda dehidrasi, perlu dievaluasi lebih lanjut oleh dokter untuk menentukan penyebab yang mendasarinya dan mendapatkan penanganan yang sesuai. -
Article No. 13020 | 28 Feb 2025
Klinis : Mencret selama dua hari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Diare
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
Diare merupakan kondisi di mana terjadi peningkatan frekuensi dan keenceran pada pengeluaran feses. Penyebab utamanya dapat berupa infeksi, malabsorpsi, atau faktor lainnya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada pasien dengan diare adalah pemulihan status cairan dan elektrolit, perbaikan pola defekasi, serta tidak terjadi komplikasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan status cairan dan elektrolit, pemberian terapi cairan dan elektrolit, pengaturan diet, serta edukasi terkait pencegahan dan penanganan diare.
Jadi, dalam kasus pasien dengan diare selama dua hari, perawat perlu melakukan penilaian status cairan dan elektrolit, memberikan terapi cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan, mengatur pola makan pasien, serta memberikan edukasi terkait pencegahan dan penanganan diare agar dapat membantu proses pemulihan pasien. -
Article No. 13021 | 28 Feb 2025
Klinis : Mencret selama dua hari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi mencret selama dua hari.
Diagnosis Keperawatan:
Diare akut
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Buang air besar dengan konsistensi cair dan frekuensi lebih dari 3 kali per hari.
- Karakteristik: Frekuensi buang air besar meningkat, konsistensi cair, nyeri abdomen, dehidrasi, dan penurunan berat badan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Frekuensi buang air besar normal, konsistensi feses normal, tidak ada tanda-tanda dehidrasi, dan tidak ada penurunan berat badan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
a. Monitoring: Tanda-tanda vital, intake-output cairan, berat badan, dan karakteristik feses.
b. Manajemen Terapeutik: Pemberian cairan oral atau parenteral, pemberian obat antidiare, dan diet rendah serat.
c. Edukasi: Tatalaksana diare, pencegahan dehidrasi, dan pentingnya menjaga hidrasi.
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan diare akut, perawat harus memperhatikan tanda-tanda vital, keseimbangan cairan, nutrisi, dan memberikan intervensi yang sesuai untuk mengatasi diare dan mencegah komplikasi. -
Article No. 13022 | 28 Feb 2025
Klinis : Pasien Ny. N usia 48 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri abdomen bagian bawah, bagian kiri bawah, nyeri memberat 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri hilang timbul dirasakan sejak 1 tahun yang lalu. Keluhan juga BAB bercampur darah. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit lainnya. Namun ada keluarga yang pernah menderita tumor. Hasil pemeriksaan didapatkan kesadaran compos mentis, Td: 111/86 mmHg, N: 106 x/menit, RR: 24x/ menit, S: 36,5oC. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan konjungtiva anemis, sklera ikterik, di leher tidak ditemukan pembesaran kelenjar getah bening, membrane mukosa pucat. Hasil pemeriksaan paru simetris kiri dan kanan, suara napas vesikuler. Pemeriksaan jantung, ictus cordis teraba 2 jari di RIC 5 LMCS, auskultasi terdengar bunyi jantung I dan II, bising (-). Hasil pemeriksaan abdomen, tampak distensi, tidak ada bekas luka, terdapat benjolan di bagian kiri bawah ukuran sekitar 4-5 cm, bising usus (+), nyeri tekan (+). Ekstremitas tidak ada kelainan, CRT >3 detik. Pasien mengalami penurunan berat badan, IMT 17,3, tidak nafsu makan sejak 8 bulan belakangan. Pasien juga mengalami BAB tidak teratur, kadang sekali 4 hari akdang sekali seminggu, BAB yang keluar kecil-kecil, seperti kotoran kambing disertai darah dan nyeri saat BAB. Nyeri abdomen terasa menusuk, skala nyeri 8, nyeri hilang timbul. Pasien mengatakan ia memiliki riwayat suka mengkonsumsi daging dan jarang mengkonsumsi sayur dan buah, pasien juga suka mengkomsumsi makanan olahan (fast food). Hasil pemeriksaan penunjang Hb: 7,2 g/dl, leukosit 22.120/mm3, trombosit 284.000/mm3 , Ht 30%, eritrosit 3,8 jt/mm3, MCV 78, MCH 26. Hasil ronxent abdomen terdapat massa pada bagian kiri bawah area sigmoid. Pasien direncanakan untuk tindakan operasi. Pasien mengatakan takut dan cemas untuk dioperasi. 3 diagnosa prioritas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) berdasarkan kondisi pasien Ny. N yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (massa pada bagian kiri bawah area sigmoid)
2. Risiko perdarahan berhubungan dengan penurunan jumlah eritrosit (Hb 7,2 g/dl)
3. Kecemasan berhubungan dengan prosedur pembedahan yang akan dilakukan
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Akut:
- Pasien dapat melaporkan penurunan skala nyeri
- Pasien dapat mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri yang efektif
- Pasien dapat melaporkan peningkatan kemampuan dalam beraktivitas
2. Risiko Perdarahan:
- Pasien tidak mengalami perdarahan selama perawatan
- Pasien dapat mendemonstrasikan perilaku untuk mencegah perdarahan
- Pasien dapat melaporkan peningkatan kadar hemoglobin
3. Kecemasan:
- Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat kecemasan
- Pasien dapat mendemonstrasikan strategi koping yang efektif untuk mengatasi kecemasan
- Pasien dapat melaporkan peningkatan kemampuan untuk menghadapi prosedur pembedahan
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Akut:
- Kaji karakteristik nyeri (lokasi, durasi, frekuensi, kualitas, skala)
- Kolaborasi pemberian analgetik sesuai resep
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis (relaksasi, distraksi, terapi panas/dingin)
- Motivasi pasien untuk menggunakan teknik manajemen nyeri yang efektif
2. Risiko Perdarahan:
- Kaji faktor risiko perdarahan (hematologis, prosedur, gizi)
- Pantau tanda-tanda perdarahan (perubahan warna, jumlah, bau)
- Kolaborasi pemberian suplemen/transfusi darah sesuai kebutuhan
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pencegahan perdarahan
3. Kecemasan:
- Kaji tingkat kecemasan pasien (wawancara, observasi perilaku)
- Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi pasien
- Berikan informasi yang jelas dan sederhana tentang prosedur pembedahan
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengatasi kecemasan
- Libatkan keluarga untuk memberikan dukungan emosional bagi pasien
Harapan saya, informasi yang saya berikan dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas bagi pasien Ny. N. Jangan ragu untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas. Saya siap membantu Anda lebih lanjut. -
Article No. 13023 | 28 Feb 2025
Klinis : Pasien Ny. N usia 48 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri abdomen bagian bawah, bagian kiri bawah, nyeri memberat 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri hilang timbul dirasakan sejak 1 tahun yang lalu. Keluhan juga BAB bercampur darah. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit lainnya. Namun ada keluarga yang pernah menderita tumor. Hasil pemeriksaan didapatkan kesadaran compos mentis, Td: 111/86 mmHg, N: 106 x/menit, RR: 24x/ menit, S: 36,5oC. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan konjungtiva anemis, sklera ikterik, di leher tidak ditemukan pembesaran kelenjar getah bening, membrane mukosa pucat. Hasil pemeriksaan paru simetris kiri dan kanan, suara napas vesikuler. Pemeriksaan jantung, ictus cordis teraba 2 jari di RIC 5 LMCS, auskultasi terdengar bunyi jantung I dan II, bising (-). Hasil pemeriksaan abdomen, tampak distensi, tidak ada bekas luka, terdapat benjolan di bagian kiri bawah ukuran sekitar 4-5 cm, bising usus (+), nyeri tekan (+). Ekstremitas tidak ada kelainan, CRT >3 detik. Pasien mengalami penurunan berat badan, IMT 17,3, tidak nafsu makan sejak 8 bulan belakangan. Pasien juga mengalami BAB tidak teratur, kadang sekali 4 hari akdang sekali seminggu, BAB yang keluar kecil-kecil, seperti kotoran kambing disertai darah dan nyeri saat BAB. Nyeri abdomen terasa menusuk, skala nyeri 8, nyeri hilang timbul. Pasien mengatakan ia memiliki riwayat suka mengkonsumsi daging dan jarang mengkonsumsi sayur dan buah, pasien juga suka mengkomsumsi makanan olahan (fast food). Hasil pemeriksaan penunjang Hb: 7,2 g/dl, leukosit 22.120/mm3, trombosit 284.000/mm3 , Ht 30%, eritrosit 3,8 jt/mm3, MCV 78, MCH 26. Hasil ronxent abdomen terdapat massa pada bagian kiri bawah area sigmoid. Pasien direncanakan untuk tindakan operasi. Pasien mengatakan takut dan cemas untuk dioperasi. defisit nutrisi bagaimana?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Defisit Nutrisi berhubungan dengan penurunan intake makanan yang ditandai dengan penurunan berat badan, IMT 17,3, dan tidak nafsu makan sejak 8 bulan terakhir.
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Defisit Nutrisi: Keadaan di mana individu mengalami asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan: Berat Badan Membaik, Intake Nutrisi Membaik, Status Gizi Membaik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
- Manajemen Nutrisi
- Konseling Gizi
- Pemantauan Status Nutrisi
2. Nyeri Akut berhubungan dengan proses penyakit yang ditandai dengan nyeri abdomen bagian bawah dan kiri bawah, skala nyeri 8, serta nyeri hilang timbul.
Penjelasan:
SDKI: Nyeri Akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
SLKI: Luaran yang diharapkan: Kontrol Nyeri Membaik, Toleransi Aktivitas Membaik.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
- Manajemen Nyeri
- Terapi Farmakologi
- Distraksi
3. Kecemasan berhubungan dengan ketakutan akan prosedur pembedahan yang ditandai dengan pernyataan pasien yang merasa takut dan cemas untuk dioperasi.
Penjelasan:
SDKI: Kecemasan: Respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui.
SLKI: Luaran yang diharapkan: Tingkat Kecemasan Menurun, Kontrol Kecemasan Membaik.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
- Manajemen Kecemasan
- Terapi Relaksasi
- Terapi Kognitif
Secara garis besar, diagnosa keperawatan yang muncul adalah Defisit Nutrisi, Nyeri Akut, dan Kecemasan. Rencana asuhan keperawatan dapat difokuskan pada pengelolaan nutrisi, pengelolaan nyeri, dan pengelolaan kecemasan pasien. -
Article No. 13024 | 28 Feb 2025
Klinis : KASUS SIROSIS HEPATIS Tn R usia 52 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan utama perut membesar sejak 3 bulan terakhir. Pasien juga mengeluhkan mual, muntah, penurunan nafsu makan, gatal pada kulit serta mudah lelah. Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sering mengeluhkan nyeri perut kanan atas dan mengalami pembengkakan pada kedua tungkai sejak satu bulan terakhir. Pasien memiliki riwayat konsumsi alkohol sejak 20 tahun lalu, dengan rata-rata konsumsi 2-3 botol bir per hari. Selain itu, pasien pernah didiagnosis hepatitis B 10 tahun yang lalu tetapi tidak menjalani pengobatan secara teratur. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan kesadaran: Compos mentis, TD: 100/70 mmHg, N: 92x/menit, RR: 22x/menit, Suhu: 37,5°C, Terdapat spider angioma di dada dan tangan, Sklera ikterik, asites, Tungkai edema (+2), Hati dan limpa teraba membesar dengan konsistensi keras. Pemeriksaan Penunjang: • Laboratorium: o Hb: 10 g/dL o Leukosit: 9.500/mm3 o Trombosit: 80.000/mm3 o SGOT: 95 U/L o SGPT: 72 U/L o Albumin: 2,8 g/dL o Bilirubin total: 4,2 mg/dL o Bilirubin direct: 2,5 mg/dL o INR ((International Normalized Ratio)) : 1,8 • USG Abdomen: o Hati tampak mengecil dengan permukaan tidak rata o Terdapat cairan asites dalam jumlah sedang o Splenomegali (+) • Endoskopi: o Varises esofagus derajat II
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual, dan muntah.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan dan kelelahan.
3. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan fungsi hati.
4. Risiko perdarahan berhubungan dengan gangguan fungsi hati dan koagulasi.
5. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fisik (asites, edema, kulit ikterik).
6. Risiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan pruritus dan edema.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar diagnosis keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Diagnosis keperawatan ini disusun berdasarkan pola fungsi kesehatan, tanda dan gejala, serta faktor yang berhubungan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar luaran keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI. Luaran keperawatan ini menggambarkan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang diberikan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar intervensi keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI. Intervensi keperawatan ini merupakan tindakan yang dilakukan perawat untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan.
Dalam kasus sirosis hepatis Tn R, penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI dapat membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan komprehensif, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien.