Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 13072 | 01 Mar 2025
Klinis : Perawat mengunjungi pasien yang menderita TB, Saat melakukan kunjungan rumah perawat mendapatkan data : ibu L (37 thn) dan memiliki An A (13 thn) dan An B (7 thn) Ibu L mengalami gejala batuk lebih 1 bln yang lalu dan hasil BTA positive, ketika kunjungan perawat mendapat ibu L tidak menggunakan masker dirumah dan tidak menjaga jarak dengan anak-anak (An A : 13 thn dan An B : 7thn). Ibu L mengatakan tidak memisahkan perlengkapan makan dan barang pribadi dengan anggota keluarga lain. Hasil observasi didapatkan: rumah terasa lembab, pencahayaan redup, jendela hanya ada di ruang tamu, TD 110/70 mmHg, frekuensi nadi 60x/mnt, frekuensi napas 30x/mnt. Pada saat pengkajian terlihat Ibu L meludah di pekarangan rumah. Ibu L mengatakan belum tahu terlalu banyak tentang penyakit Tb yang baru diketahuinya dari petugas puskesmas.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Penularan Penyakit Infeksi Berhubungan dengan Perilaku Tidak Sehat Ibu L
Penjelasan SDKI:
- Definisi: Kerentanan individu atau kelompok untuk terpapar/tertular penyakit infeksi akibat perilaku yang tidak sehat.
- Faktor Risiko: Riwayat penyakit infeksi, tidak menggunakan APD, kontak dengan sumber infeksi, kondisi lingkungan yang tidak sehat.
- Gejala dan Tanda: Adanya penyakit infeksi, perilaku tidak sehat yang meningkatkan risiko penularan.
Penjelasan SLKI:
- Tujuan: Individu/keluarga/komunitas mampu mencegah penularan penyakit infeksi.
- Kriteria Hasil: Kepatuhan penggunaan APD, perubahan perilaku sehat, lingkungan yang bersih dan sehat.
Penjelasan SIKI:
- Intervensi Keperawatan: Edukasi pencegahan penularan TB, fasilitasi penggunaan APD, kolaborasi dengan tim kesehatan, monitor kondisi lingkungan rumah.
2. Defisit Pengetahuan Berhubungan dengan Kurangnya Informasi Tentang Penyakit TB
Penjelasan SDKI:
- Definisi: Kurangnya informasi kognitif yang diperlukan terkait suatu kondisi/masalah kesehatan.
- Faktor Risiko: Kurangnya paparan informasi, keterbatasan pemahaman.
- Gejala dan Tanda: Pernyataan pasien/keluarga tentang kurangnya pengetahuan.
Penjelasan SLKI:
- Tujuan: Pasien/keluarga mampu menjelaskan informasi dasar terkait penyakit TB.
- Kriteria Hasil: Pasien/keluarga dapat menjelaskan penyebab, pencegahan, dan perawatan TB.
Penjelasan SIKI:
- Intervensi Keperawatan: Edukasi tentang penyakit TB, pengobatan, pencegahan penularan, dan manajemen perawatan di rumah.
Dengan diagnosa dan penjelasan SDKI-SLKI-SIKI ini, diharapkan perawat dapat memberikan intervensi yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan Ibu L dan mencegah penularan TB pada anak-anaknya. -
Article No. 13073 | 01 Mar 2025
Klinis : Tidak bisa BAK, bak nyeri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Retensi Urin
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Retensi Urin adalah ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara lengkap.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pengeluaran urin yang adekuat
2. Tidak ada tanda-tanda infeksi saluran kemih
3. Tidak ada komplikasi akibat retensi urin
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Memantau intake dan output cairan
2. Memberikan maserase pada area suprapubik
3. Mengajarkan teknik relaksasi
4. Melakukan kateterisasi intermiten jika perlu
5. Berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan lebih lanjut
Sebagai seorang perawat, saya memahami bahwa retensi urin merupakan kondisi serius yang membutuhkan penanganan segera. Pemantauan intake dan output cairan, serta teknik relaksasi dapat membantu mengatasi retensi urin. Jika diperlukan, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk melakukan tindakan lanjutan seperti kateterisasi intermiten menjadi sangat penting. Tujuan utamanya adalah untuk memastikan pengeluaran urin yang adekuat dan mencegah komplikasi. -
Article No. 13074 | 01 Mar 2025
Klinis : Perawat mengunjungi pasien yang menderita TB, Saat melakukan kunjungan rumah perawat mendapatkan data : ibu L (37 thn) dan memiliki An A (13 thn) dan An B (7 thn) Ibu L mengalami gejala batuk lebih 1 bln yang lalu dan hasil BTA positive, ketika kunjungan perawat mendapat ibu L tidak menggunakan masker dirumah dan tidak menjaga jarak dengan anak-anak (An A : 13 thn dan An B : 7thn). Ibu L mengatakan tidak memisahkan perlengkapan makan dan barang pribadi dengan anggota keluarga lain. Hasil observasi didapatkan: rumah terasa lembab, pencahayaan redup, jendela hanya ada di ruang tamu, TD 110/70 mmHg, frekuensi nadi 60x/mnt, frekuensi napas 30x/mnt. Pada saat pengkajian terlihat Ibu L meludah di pekarangan rumah. Ibu L mengatakan belum tahu terlalu banyak tentang penyakit Tb yang baru diketahuinya dari petugas puskesmas.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Risiko Penularan Penyakit: Berhubungan dengan paparan kuman Mycobacterium tuberculosis melalui batuk atau percikan dahak dari pasien TB yang belum mengenakan masker.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Risiko: Pasien dan keluarga mampu mengidentifikasi dan meminimalkan faktor risiko penularan TB di rumah.
2. Partisipasi Pengobatan: Pasien dan keluarga berpartisipasi aktif dalam pengobatan TB.
3. Pengetahuan: Pasien dan keluarga memiliki pengetahuan yang memadai tentang penyakit TB, cara penularannya, dan upaya pencegahannya.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Edukasi Pencegahan Infeksi:
a. Mengajarkan penggunaan masker, jaga jarak, dan ventilasi yang baik di rumah.
b. Mengedukasi pentingnya memisahkan perlengkapan makan dan barang pribadi pasien TB.
c. Mengedukasi pasien dan keluarga tentang kebersihan rumah dan pencahayaan yang cukup.
2. Dukungan Pengobatan TB:
a. Membantu pasien dan keluarga memahami pentingnya kepatuhan pengobatan TB.
b. Memfasilitasi koordinasi dengan petugas kesehatan terkait pengobatan TB.
c. Memberikan motivasi dan dukungan untuk menyelesaikan pengobatan TB.
3. Edukasi Kesehatan:
a. Memberikan edukasi komprehensif tentang penyakit TB, cara penularan, dan pencegahannya.
b. Membantu pasien dan keluarga mengidentifikasi perilaku berisiko dan strategi untuk meminimalkannya.
c. Mengedukasi pasien dan keluarga tentang gejala TB dan kapan harus segera mencari perawatan medis.
Penjelasan:
Berdasarkan data yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Risiko Penularan Penyakit" yang berhubungan dengan paparan kuman Mycobacterium tuberculosis melalui batuk atau percikan dahak dari pasien TB yang belum mengenakan masker. Hal ini disebabkan oleh perilaku Ibu L yang tidak menggunakan masker, tidak menjaga jarak dengan anak-anak, dan tidak memisahkan perlengkapan makan dan barang pribadi dengan anggota keluarga lain.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah:
1. Kontrol Risiko: Pasien dan keluarga mampu mengidentifikasi dan meminimalkan faktor risiko penularan TB di rumah.
2. Partisipasi Pengobatan: Pasien dan keluarga berpartisipasi aktif dalam pengobatan TB.
3. Pengetahuan: Pasien dan keluarga memiliki pengetahuan yang memadai tentang penyakit TB, cara penularannya, dan upaya pencegahannya.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut adalah:
1. Edukasi Pencegahan Infeksi: Mengajarkan penggunaan masker, jaga jarak, dan ventilasi yang baik di rumah, mengedukasi pentingnya memisahkan perlengkapan makan dan barang pribadi pasien TB, serta mengedukasi pasien dan keluarga tentang kebersihan rumah dan pencahayaan yang cukup.
2. Dukungan Pengobatan TB: Membantu pasien dan keluarga memahami pentingnya kepatuhan pengobatan TB, memfasilitasi koordinasi dengan petugas kesehatan terkait pengobatan TB, dan memberikan motivasi serta dukungan untuk menyelesaikan pengobatan TB.
3. Edukasi Kesehatan: Memberikan edukasi komprehensif tentang penyakit TB, cara penularan, dan pencegahannya, membantu pasien dan keluarga mengidentifikasi perilaku berisiko dan strategi untuk meminimalkannya, serta mengedukasi pasien dan keluarga tentang gejala TB dan kapan harus segera mencari perawatan medis. -
Article No. 13075 | 01 Mar 2025
Klinis : Perawat mengunjungi pasien yang menderita TB, Saat melakukan kunjungan rumah perawat mendapatkan data : ibu L (37 thn) dan memiliki An A (13 thn) dan An B (7 thn) Ibu L mengalami gejala batuk lebih 1 bln yang lalu dan hasil BTA positive, ketika kunjungan perawat mendapat ibu L tidak menggunakan masker dirumah dan tidak menjaga jarak dengan anak-anak (An A : 13 thn dan An B : 7thn). Ibu L mengatakan tidak memisahkan perlengkapan makan dan barang pribadi dengan anggota keluarga lain. Hasil observasi didapatkan: rumah terasa lembab, pencahayaan redup, jendela hanya ada di ruang tamu, TD 110/70 mmHg, frekuensi nadi 60x/mnt, frekuensi napas 30x/mnt. Pada saat pengkajian terlihat Ibu L meludah di pekarangan rumah. Ibu L mengatakan belum tahu terlalu banyak tentang penyakit Tb yang baru diketahuinya dari petugas puskesmas.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Penularan Penyakit Menular
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Kerentanan individu atau kelompok untuk terinfeksi penyakit menular akibat paparan sumber infeksi.
- Faktor Risiko: Paparan sumber infeksi, defisit pengetahuan, praktik higiene personal yang buruk, dan lingkungan yang tidak sehat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Individu atau keluarga bebas dari infeksi penyakit menular.
- Indikator: Tidak ada anggota keluarga yang terinfeksi, pemahaman tentang pencegahan penularan penyakit, dan lingkungan yang bersih dan sehat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Edukasi tentang TB, pencegahan penularan, dan peningkatan kebersihan lingkungan.
- Aktivitas: Menjaga jarak, penggunaan masker, sterilisasi peralatan makan, ventilasi rumah, dan pemantauan gejala TB.
2. Defisit Pengetahuan
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Kurangnya informasi kognitif yang dibutuhkan terkait suatu masalah kesehatan.
- Faktor Risiko: Kurangnya paparan terhadap informasi, kurangnya minat, dan hambatan dalam memperoleh informasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Keluarga memiliki pemahaman yang memadai tentang TB.
- Indikator: Mampu menjelaskan penyebab, gejala, penularan, dan pencegahan TB.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Edukasi tentang TB.
- Aktivitas: Memberikan informasi tentang penyebab, gejala, penularan, dan pencegahan TB.
Dengan menggunakan pendekatan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi risiko penularan penyakit menular dan defisit pengetahuan pada kasus ini. -
Article No. 13076 | 01 Mar 2025
Klinis : Perawat mengunjungi pasien yang menderita TB, Saat melakukan kunjungan rumah perawat mendapatkan data : ibu L (37 thn) dan memiliki An A (13 thn) dan An B (7 thn) Ibu L mengalami gejala batuk lebih 1 bln yang lalu dan hasil BTA positive, ketika kunjungan perawat mendapat ibu L tidak menggunakan masker dirumah dan tidak menjaga jarak dengan anak-anak (An A : 13 thn dan An B : 7thn). Ibu L mengatakan tidak memisahkan perlengkapan makan dan barang pribadi dengan anggota keluarga lain. Hasil observasi didapatkan: rumah terasa lembab, pencahayaan redup, jendela hanya ada di ruang tamu, TD 110/70 mmHg, frekuensi nadi 60x/mnt, frekuensi napas 30x/mnt. Pada saat pengkajian terlihat Ibu L meludah di pekarangan rumah. Ibu L mengatakan belum tahu terlalu banyak tentang penyakit Tb yang baru diketahuinya dari petugas puskesmas. berikan 3 diagnosa prioritas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan tiga diagnosa keperawatan prioritas, disertai penjelasan singkat menggunakan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan Prioritas:
1. Risiko Penularan Penyakit Menular
Definisi SDKI: Kerentanan terhadap terjadinya transmisi organisme patogen dari sumber infeksi kepada orang lain.
Penjelasan: Ibu L sedang menderita tuberkulosis (TB) dan tidak melakukan pencegahan penularan, seperti tidak menggunakan masker dan tidak menjaga jarak dengan anak-anak. Kondisi rumah yang lembab dan pencahayaan yang kurang memadai juga dapat meningkatkan risiko penularan.
2. Kurang Pengetahuan
Definisi SDKI: Kekurangan informasi kognitif yang terkait dengan topik tertentu.
Penjelasan: Ibu L mengatakan belum terlalu banyak mengetahui tentang penyakit TB yang baru diketahuinya. Hal ini menunjukkan adanya kurang pengetahuan terkait penyakit dan pencegahan penularannya.
3. Defisit Perawatan Diri
Definisi SDKI: Keterbatasan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri.
Penjelasan: Ibu L tidak melakukan tindakan pencegahan penularan, seperti tidak menggunakan masker dan tidak memisahkan perlengkapan makan dan barang pribadi dengan anggota keluarga lain. Hal ini menunjukkan adanya defisit dalam perawatan diri untuk mencegah penularan penyakit.
Dengan diagnosa keperawatan prioritas tersebut, perawat dapat melakukan intervensi sesuai dengan standar SIKI untuk membantu Ibu L mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi dan mencegah penularan penyakit TB kepada anggota keluarga lainnya. -
Article No. 13077 | 01 Mar 2025
Klinis : Perawat mengunjungi pasien yang menderita TB, Saat melakukan kunjungan rumah perawat mendapatkan data : ibu L (37 thn) dan memiliki An A (13 thn) dan An B (7 thn) Ibu L mengalami gejala batuk lebih 1 bln yang lalu dan hasil BTA positive, ketika kunjungan perawat mendapat ibu L tidak menggunakan masker dirumah dan tidak menjaga jarak dengan anak-anak (An A : 13 thn dan An B : 7thn). Ibu L mengatakan tidak memisahkan perlengkapan makan dan barang pribadi dengan anggota keluarga lain. Hasil observasi didapatkan: rumah terasa lembab, pencahayaan redup, jendela hanya ada di ruang tamu, TD 110/70 mmHg, frekuensi nadi 60x/mnt, frekuensi napas 30x/mnt. Pada saat pengkajian terlihat Ibu L meludah di pekarangan rumah. Ibu L mengatakan belum tahu terlalu banyak tentang penyakit Tb yang baru diketahuinya dari petugas puskesmas.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa masalah keperawatan yang perlu ditangani pada kasus ini. Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan: Risiko Penularan Penyakit Menular
- SDKI: Keadaan rentan individu atau kelompok untuk terinfeksi atau tertular penyakit menular.
- SLKI: Individu atau kelompok mampu mencegah penularan penyakit menular.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah edukasi tentang penyakit tuberkulosis, penggunaan masker, jaga jarak, dan sanitasi lingkungan.
2. Diagnosa Keperawatan: Kurang Pengetahuan
- SDKI: Kurangnya informasi kognitif yang terkait dengan suatu kondisi/masalah kesehatan.
- SLKI: Individu atau kelompok memperoleh informasi yang cukup tentang penyakit tuberkulosis.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah memberikan edukasi tentang penyakit tuberkulosis, pengobatan, dan pencegahan penularan.
3. Diagnosa Keperawatan: Risiko Kontaminasi Lingkungan
- SDKI: Keadaan rentan lingkungan fisik atau biologis untuk terkontaminasi oleh bahan berbahaya.
- SLKI: Lingkungan bebas dari kontaminasi bahan berbahaya.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah menjaga kebersihan dan kelembaban rumah, memperbaiki pencahayaan, serta memastikan tidak ada batuk atau ludah di lingkungan sekitar.
Secara ringkas, peran perawat dalam kasus ini adalah memberikan edukasi kepada ibu L dan keluarga tentang penyakit tuberkulosis, cara pencegahan penularan, serta memastikan lingkungan rumah yang bersih dan sehat. Selain itu, perawat juga dapat memfasilitasi pemeriksaan dan pengobatan bagi ibu L dan anak-anak agar dapat menghentikan penyebaran penyakit tuberkulosis. -
Article No. 13078 | 01 Mar 2025
Klinis : Perawat mengunjungi pasien yang menderita TB, Saat melakukan kunjungan rumah perawat mendapatkan data : ibu L (37 thn) dan memiliki An A (13 thn) dan An B (7 thn) Ibu L mengalami gejala batuk lebih 1 bln yang lalu dan hasil BTA positive, ketika kunjungan perawat mendapat ibu L tidak menggunakan masker dirumah dan tidak menjaga jarak dengan anak-anak (An A : 13 thn dan An B : 7thn). Ibu L mengatakan tidak memisahkan perlengkapan makan dan barang pribadi dengan anggota keluarga lain. Hasil observasi didapatkan: rumah terasa lembab, pencahayaan redup, jendela hanya ada di ruang tamu, TD 110/70 mmHg, frekuensi nadi 60x/mnt, frekuensi napas 30x/mnt. Pada saat pengkajian terlihat Ibu L meludah di pekarangan rumah. Ibu L mengatakan belum tahu terlalu banyak tentang penyakit Tb yang baru diketahuinya dari petugas puskesmas.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, dapat ditarik beberapa diagnosa keperawatan yang sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Risiko Penularan Infeksi Berhubungan dengan Ketidakmampuan Ibu L untuk Menerapkan Pencegahan Penularan
- SDKI: Risiko Penularan Infeksi
- SLKI: Kontrol Infeksi
- SIKI: Edukasi Pencegahan Infeksi, Manajemen Lingkungan untuk Pencegahan Infeksi
2. Kekurangan Pengetahuan Berhubungan dengan Kurangnya Informasi tentang Penyakit TB
- SDKI: Kekurangan Pengetahuan
- SLKI: Pengetahuan Penyakit
- SIKI: Edukasi Kesehatan, Konseling
3. Risiko Kerusakan Integritas Kulit Berhubungan dengan Perilaku Membuang Ludah di Pekarangan Rumah
- SDKI: Risiko Kerusakan Integritas Kulit
- SLKI: Integritas Kulit
- SIKI: Perawatan Luka, Manajemen Lingkungan
Penjelasan singkat:
1. Risiko Penularan Infeksi Berhubungan dengan Ketidakmampuan Ibu L untuk Menerapkan Pencegahan Penularan:
- Ibu L tidak menggunakan masker dan tidak menjaga jarak dengan anak-anak, yang meningkatkan risiko penularan TB kepada anggota keluarga.
- Intervensi yang dapat dilakukan: edukasi pencegahan infeksi, manajemen lingkungan untuk pencegahan infeksi (seperti menjaga ventilasi, pencahayaan, dan menjaga kebersihan rumah).
2. Kekurangan Pengetahuan Berhubungan dengan Kurangnya Informasi tentang Penyakit TB:
- Ibu L mengatakan belum mengetahui banyak tentang penyakit TB yang baru dideritanya.
- Intervensi yang dapat dilakukan: edukasi kesehatan dan konseling untuk meningkatkan pengetahuan Ibu L tentang penyakit TB, cara penularannya, dan pencegahannya.
3. Risiko Kerusakan Integritas Kulit Berhubungan dengan Perilaku Membuang Ludah di Pekarangan Rumah:
- Perilaku Ibu L yang membuang ludah di pekarangan rumah dapat meningkatkan risiko kerusakan integritas kulit akibat paparan cairan tubuh yang terkontaminasi.
- Intervensi yang dapat dilakukan: perawatan luka, manajemen lingkungan (menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan).
Secara keseluruhan, diagnosa keperawatan dan intervensi yang dapat dilakukan adalah untuk mengatasi risiko penularan infeksi, meningkatkan pengetahuan Ibu L tentang penyakit TB, serta mencegah kerusakan integritas kulit akibat perilaku membuang ludah di pekarangan rumah. -
Article No. 13079 | 01 Mar 2025
Klinis : pasien a datang ke ugd dengan keluhan rasa sakit akibat gondoken, nyeri dileher sebelah kiri, sulit mengunyah dikarenakan sakit ketika mengunyah dengan hasil pemeriksaan TD :110/70 mmHg, N=88 x/menit, S=36 C, Rr= 20 x/menit
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis pasien dapat diklasifikasikan dengan kode ICD-10 dan prosedur medis dengan kode ICD-9-CM sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: K01.0
- Deskripsi: Parotiditis akut (Gondok akut)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 42.23
- Deskripsi: Aspirasi/perforasi/insisi kelenjar parotis
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 K01.0 (Parotiditis akut):
- Diagnosis ini sesuai dengan keluhan pasien yaitu nyeri di daerah leher sebelah kiri, sulit mengunyah, dan gejala gondok atau pembengkakan kelenjar parotis.
- Kelenjar parotis adalah salah satu kelenjar ludah yang terletak di bawah telinga, dan peradangan atau infeksi pada kelenjar ini disebut parotiditis.
- Parotiditis akut dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau faktor lain yang menyebabkan pembengkakan dan nyeri pada kelenjar parotis.
2. Kode ICD-9-CM Procedure 42.23 (Aspirasi/perforasi/insisi kelenjar parotis):
- Prosedur ini mungkin dilakukan jika terdapat pembengkakan atau abses pada kelenjar parotis yang perlu didrainase atau dievakuasi.
- Tindakan ini bertujuan untuk mengurangi pembengkakan, mengeluarkan cairan atau nanah, dan mengatasi infeksi pada kelenjar parotis.
Secara keseluruhan, diagnosis pasien adalah parotiditis akut (gondok akut) yang dapat disebabkan oleh infeksi, dan tindakan medis yang mungkin dilakukan adalah aspirasi/perforasi/insisi kelenjar parotis untuk mengatasi kondisi tersebut. -
Article No. 13080 | 01 Mar 2025
Klinis : pasien a datang ke ugd dengan keluhan rasa sakit akibat gondoken, nyeri dileher sebelah kiri, sulit mengunyah dikarenakan sakit ketika mengunyah dengan hasil pemeriksaan TD :110/70 mmHg, N=88 x/menit, S=36 C, Rr= 20 x/menit, nafsu makan menurun. buatlah diagnosanya
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan keluhan dan hasil pemeriksaan yang diberikan, diagnosis yang dapat ditegakkan adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: K11.1
- Deskripsi: Sialoadenitis kronis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 98.0
- Deskripsi: Aspirasi atau pungsi penyakit kelenjar ludah
Penjelasan:
Pasien datang dengan keluhan rasa sakit akibat gondoken (pembengkakan kelenjar ludah), nyeri di leher sebelah kiri, dan sulit mengunyah karena sakit saat mengunyah. Hasil pemeriksaan menunjukkan tanda-tanda inflamasi seperti tekanan darah normal, nadi cepat, dan suhu normal. Selain itu, pasien juga mengalami penurunan nafsu makan.
Berdasarkan gejala dan tanda yang dikemukakan, diagnosis yang paling sesuai adalah sialoadenitis kronis (K11.1). Sialoadenitis kronis adalah kondisi peradangan kronis pada kelenjar ludah, yang dapat menyebabkan pembengkakan, nyeri, dan kesulitan mengunyah.
Jika diperlukan, tindakan aspirasi atau pungsi kelenjar ludah (98.0) dapat dilakukan untuk mengambil sampel cairan atau mengurangi pembengkakan pada kelenjar ludah yang terkena.
Perawatan yang dapat diberikan kepada pasien ini mencakup pengobatan dengan antiinflamasi, analgesik untuk mengatasi nyeri, serta kompres hangat pada area yang bengkak. Jika diperlukan, dapat juga dilakukan drainase atau pembedahan pada kelenjar ludah yang terkena. -
Article No. 13081 | 01 Mar 2025
Klinis : pasien a datang ke ugd dengan keluhan rasa sakit pada leher sebelah kiri, sulit mengunyah dikarenakan sakit ketika mengunyah dengan hasil pemeriksaan TD :110/70 mmHg, N=88 x/menit, S=36 C, Rr= 20 x/menit, nafsu makan menurun. buatlah diagnosanya
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai dokter atau perekam medis, berikut adalah analisis kasus pasien A yang datang ke UGD dengan keluhan rasa sakit pada leher sebelah kiri, sulit mengunyah, dan nafsu makan menurun:
1. Kode ICD-10:
- Kode: M26.60
- Deskripsi: Gangguan temporomandibular, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 76.91
- Deskripsi: Pemeriksaan fisik mulut dan struktur terkait
Penjelasan:
Berdasarkan gejala yang dialami pasien, yaitu rasa sakit pada leher sebelah kiri, sulit mengunyah, dan nafsu makan menurun, diagnosis yang paling sesuai adalah gangguan temporomandibular (TMD). TMD adalah kondisi yang melibatkan kelainan pada sendi temporomandibular, otot pengunyah, dan struktur terkait.
Beberapa poin penting dalam kasus ini:
- Rasa sakit pada leher sebelah kiri dapat disebabkan oleh spasme otot pengunyah yang terlibat dalam TMD.
- Kesulitan mengunyah merupakan gejala khas TMD, di mana rasa sakit saat mengunyah dapat mengganggu fungsi pengunyahan.
- Penurunan nafsu makan dapat terjadi sebagai konsekuensi dari kesulitan mengunyah dan rasa sakit saat makan.
- Tanda-tanda vital pasien, seperti tekanan darah, denyut nadi, suhu, dan laju pernapasan, masih dalam batas normal, menunjukkan kondisi umum pasien yang stabil.
Berdasarkan penilaian ini, kode ICD-10 yang sesuai adalah M26.60 (Gangguan temporomandibular, tidak diklasifikasikan di tempat lain). Jika diperlukan, prosedur pemeriksaan fisik mulut dan struktur terkait dapat dilakukan, yang memiliki kode ICD-9-CM 76.91.