Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 13311 | 04 Mar 2025
Klinis : Pencegahan ISK pada pasien terpasang kateter
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi Pencegahan ISK pada pasien terpasang kateter adalah:
1. Risiko Infeksi
Definisi: Berada dalam risiko terkena suatu infeksi, yang dapat disebabkan oleh patogen biologis, fisik, atau kimia.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Risiko Infeksi
Definisi: Pasien/keluarga mampu mengenali dan menurunkan faktor-faktor yang meningkatkan risiko terjadinya infeksi.
Kriteria Hasil:
a. Pasien/keluarga dapat menjelaskan prosedur perawatan kateter yang benar.
b. Tanda-tanda infeksi pada area insersi kateter tidak ditemukan.
c. Hasil pemeriksaan mikrobiologis sesuai dengan nilai normal.
d. Tidak terjadi episode infeksi terkait pemasangan kateter.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Infeksi
Definisi: Tindakan keperawatan untuk mencegah, mengendalikan, dan mengatasi infeksi.
Aktivitas Keperawatan:
a. Lakukan higiene tangan sesuai prosedur sebelum dan setelah kontak dengan pasien.
b. Gunakan teknik aseptik saat melakukan pemasangan, perawatan, dan penggantian kateter.
c. Lakukan pemeriksaan tanda-tanda infeksi pada area insersi kateter secara rutin.
d. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk melakukan pemeriksaan mikrobiologis jika diperlukan.
e. Ajarkan pasien/keluarga tentang prosedur perawatan kateter yang benar.
f. Pantau intake dan output cairan serta tanda-tanda infeksi lainnya.
g. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penatalaksanaan infeksi jika terjadi.
Penjelasan rinci:
Diagnosa Keperawatan "Risiko Infeksi" dipilih karena pasien dengan kateter mempunyai risiko tinggi untuk mengalami infeksi saluran kemih (ISK). Tujuan luaran yang diharapkan adalah pasien/keluarga mampu mengenali dan menurunkan faktor-faktor yang meningkatkan risiko terjadinya infeksi, seperti memahami prosedur perawatan kateter yang benar, tidak ditemukannya tanda-tanda infeksi, hasil pemeriksaan mikrobiologis sesuai normal, dan tidak terjadi episode infeksi terkait pemasangan kateter.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen infeksi, seperti menjaga higiene tangan, menerapkan teknik aseptik saat perawatan kateter, melakukan pemantauan tanda-tanda infeksi, melakukan pemeriksaan mikrobiologis jika diperlukan, memberikan edukasi kepada pasien/keluarga tentang perawatan kateter yang benar, serta melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penatalaksanaan infeksi jika terjadi. Intervensi-intervensi tersebut bertujuan untuk mencegah, mengendalikan, dan mengatasi risiko infeksi pada pasien dengan kateter. -
Article No. 13159 | 03 Mar 2025
Klinis : Bro nko pneumonia anak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi bronkopneumonia pada anak.
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
- Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
- Penyebab: Peningkatan sekresi dan edema saluran napas.
- Gejala: Napas cepat, irama tidak teratur, penggunaan otot bantu pernapasan.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membuang sekret atau obstruksi jalan napas untuk mempertahankan jalan napas yang bersih dan bebas.
- Penyebab: Peningkatan produksi sekret, kelemahan batuk, dan obstruksi jalan napas.
- Gejala: Wheezing, ronki, batuk produktif.
3. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bertoleransi terhadap aktivitas fisik.
- Penyebab: Penurunan kekuatan, keletihan, dan sesak napas.
- Gejala: Mudah lelah, napas pendek, palpitasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pola Napas Efektif
- Definisi: Kemampuan individu untuk mempertahankan ventilasi pernapasan yang adekuat.
- Kriteria Hasil: Frekuensi napas dalam rentang normal, kedalaman napas normal, tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan.
2. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Definisi: Kemampuan individu untuk membuang sekret atau obstruksi dari jalan napas.
- Kriteria Hasil: Tidak ada wheezing, tidak ada ronki, batuk produktif.
3. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Definisi: Kemampuan individu untuk melakukan aktivitas tanpa kelelahan yang berlebihan.
- Kriteria Hasil: Tidak ada sesak napas saat beraktivitas, tidak ada palpitasi, tidak ada kelelahan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas
- Definisi: Intervensi untuk mempertahankan atau memperbaiki ventilasi dan oksigenasi.
- Tindakan: Posisikan pasien, hisap sekret, berikan oksigen, lakukan fisioterapi dada.
2. Manajemen Batuk
- Definisi: Intervensi untuk memfasilitasi pengeluaran sekret.
- Tindakan: Ajarkan teknik batuk efektif, berikan humidifikasi, berikan ekspektoran.
3. Manajemen Aktivitas
- Definisi: Intervensi untuk memfasilitasi aktivitas yang aman dan efektif.
- Tindakan: Evaluasi toleransi aktivitas, atur aktivitas sesuai kemampuan, berikan istirahat yang cukup.
Semoga penjelasan singkat ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan dan standar keperawatan untuk kondisi bronkopneumonia pada anak. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk bertanya. -
Article No. 13160 | 03 Mar 2025
Klinis : Bronkopneumonia anak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Bronkopneumonia pada anak:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Faktor Terkait: Hipersekresi sekret, peningkatan produksi sekret, kelelahan otot pernapasan.
- Gejala dan Tanda: Dispnea, napas cuping hidung, suara napas tambahan, produksi sekret yang berlebihan.
2. Ketidakefektifan Pola Napas
- Definisi: Perubahan dalam frekuensi, kedalaman, atau irama pernapasan yang mengganggu ventilasi yang adekuat.
- Faktor Terkait: Kelelahan otot pernapasan, nyeri thoraks, edema paru.
- Gejala dan Tanda: Dispnea, perubahan frekuensi napas, penggunaan otot bantu pernapasan.
3. Hipertermia
- Definisi: Suhu tubuh di atas rentang normal yang disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan hilangnya panas.
- Faktor Terkait: Proses infeksi, peningkatan metabolisme.
- Gejala dan Tanda: Suhu tubuh di atas 38°C, kulit hangat dan kering.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Merupakan sistem klasifikasi diagnosa keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia).
- Membantu perawat dalam mengidentifikasi, merumuskan, dan mendokumentasikan masalah kesehatan pasien.
- Terdiri dari definisi, faktor terkait, dan karakteristik/gejala dan tanda.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Merupakan sistem klasifikasi luaran keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI.
- Membantu perawat dalam menetapkan, mengukur, dan mengevaluasi hasil asuhan keperawatan.
- Terdiri dari definisi, kriteria hasil, dan klasifikasi luaran.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Merupakan sistem klasifikasi intervensi keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI.
- Membantu perawat dalam merencanakan, melaksanakan, dan mendokumentasikan intervensi keperawatan.
- Terdiri dari definisi, aktivitas, dan klasifikasi intervensi. -
Article No. 13161 | 03 Mar 2025
Klinis : pasien mengeluh mual mual
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi pasien yang mengeluh mual-mual.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang mengeluh mual-mual adalah "Mual (00134)". Mual didefinisikan sebagai sensasi ketidaknyamanan di bagian atas perut yang dapat menyebabkan keinginan untuk muntah. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti efek samping obat, penyakit gastrointestinal, atau bahkan stres emosional.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Mual (1618): Pasien dapat mengendalikan atau mengurangi sensasi mual yang dirasakan.
2. Tanda-Tanda Vital: Tanda-tanda vital pasien, seperti frekuensi nadi, tekanan darah, dan suhu tubuh, berada dalam batas normal.
3. Kemampuan untuk Makan dan Minum: Pasien dapat makan dan minum tanpa mengalami mual atau muntah yang mengganggu.
4. Kenyamanan: Pasien merasakan kenyamanan dan tidak lagi mengeluhkan mual.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Mual (4605):
a. Identifikasi faktor penyebab mual, seperti efek samping obat, infeksi, atau kondisi emosional.
b. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, untuk mengatasi penyebab mual.
c. Ajarkan teknik relaksasi, distraksi, atau teknik lain untuk mengurangi sensasi mual.
d. Optimalkan lingkungan yang nyaman, seperti pengaturan pencahayaan, suhu, dan minimalkan stimulus yang dapat memicu mual.
e. Berikan obat-obatan yang sesuai untuk mengatasi mual, jika diperlukan.
2. Peningkatan Nutrisi (1120):
a. Bantu pasien untuk makan dan minum secara bertahap, mengonsumsi makanan dan minuman yang dapat ditoleransi.
b. Pantau asupan cairan dan nutrisi pasien, serta berikan dukungan nutrisi sesuai kebutuhan.
c. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang sesuai dengan kondisi pasien.
3. Manajemen Nyeri (1400):
a. Identifikasi dan evaluasi nyeri yang menyertai kondisi mual.
b. Berikan intervensi non-farmakologis, seperti kompres hangat atau dingin, untuk mengurangi nyeri.
c. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik yang sesuai.
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mengendalikan mual, mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat, dan merasakan kenyamanan secara keseluruhan. Evaluasi secara berkala perlu dilakukan untuk memastikan pencapaian luaran yang diharapkan. -
Article No. 13162 | 03 Mar 2025
Klinis : hemoglobin turun leukosit tinggi trombosit turun demam mimisan leukimia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Selamat pagi. Saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dengan menggunakan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko perdarahan berhubungan dengan penurunan trombosit dan hemoglobin pada pasien leukemia.
2. Hipertermia berhubungan dengan proses patologis leukemia.
3. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia pada pasien leukemia.
Penjelasan Singkat:
1. Risiko perdarahan berhubungan dengan penurunan trombosit dan hemoglobin pada pasien leukemia:
- SDKI: Risiko Perdarahan
- SLKI: Kontrol Perdarahan
- SIKI: Perawatan Perdarahan
Pasien leukemia memiliki risiko perdarahan yang tinggi akibat penurunan trombosit dan hemoglobin. Perawat perlu melakukan pemantauan tanda-tanda perdarahan, intervensi untuk mencegah dan mengendalikan perdarahan, serta memberikan pendidikan kesehatan terkait manajemen risiko perdarahan.
2. Hipertermia berhubungan dengan proses patologis leukemia:
- SDKI: Hipertermia
- SLKI: Manajemen Suhu Tubuh
- SIKI: Manajemen Demam
Pasien leukemia dapat mengalami demam sebagai manifestasi dari proses patologis penyakit. Perawat perlu melakukan pemantauan suhu tubuh, intervensi untuk menurunkan suhu tubuh, serta memberikan pendidikan kesehatan terkait manajemen demam.
3. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia pada pasien leukemia:
- SDKI: Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SLKI: Manajemen Nutrisi
- SIKI: Perawatan Nutrisi
Pasien leukemia sering mengalami anoreksia yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi. Perawat perlu melakukan penilaian status nutrisi, intervensi untuk meningkatkan asupan nutrisi, serta memberikan pendidikan kesehatan terkait manajemen nutrisi.
Semoga penjelasan ini dapat membantu. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. Terima kasih. -
Article No. 13163 | 03 Mar 2025
Klinis : keletihan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci tentang asuhan keperawatan untuk kondisi keletihan, dengan menggunakan terminologi dan format yang sesuai.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi keletihan adalah "Kelelahan" (Fatigue). Kelelahan didefinisikan sebagai perasaan letih yang berkelanjutan dan tidak sebanding dengan aktivitas yang dilakukan, serta mengganggu kemampuan individual untuk berfungsi secara normal.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pemulihan Energi (Energy Restoration): Pasien mendemonstrasikan peningkatan energi dan mampu melakukan aktivitas harian secara mandiri.
2. Manajemen Kelelahan (Fatigue Management): Pasien mampu mengidentifikasi dan mengelola faktor-faktor yang memengaruhi kelelahan.
3. Motivasi (Motivation): Pasien menunjukkan peningkatan motivasi untuk terlibat dalam aktivitas yang meningkatkan kesehatan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemulihan Energi (Energy Restoration):
a. Identifikasi penyebab dan faktor yang berkontribusi terhadap kelelahan pasien.
b. Bantu pasien untuk mengatur pola tidur dan istirahat yang adekuat.
c. Anjurkan pasien untuk melakukan aktivitas fisik ringan secara bertahap.
d. Berikan edukasi tentang teknik manajemen energi, seperti pengaturan waktu, pengaturan aktivitas, dan teknik relaksasi.
2. Manajemen Kelelahan (Fatigue Management):
a. Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menghindari faktor-faktor yang memperburuk kelelahan.
b. Ajarkan pasien teknik manajemen stres dan relaksasi.
c. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengevaluasi dan mengatasi penyebab medis kelelahan.
d. Pantau dan dokumentasikan perkembangan kelelahan pasien secara berkala.
3. Motivasi (Motivation):
a. Berikan dorongan dan pujian untuk setiap kemajuan yang dicapai pasien.
b. Libatkan pasien dalam pengambilan keputusan terkait asuhan keperawatan.
c. Identifikasi dan libatkan keluarga atau orang terdekat untuk memberikan dukungan.
d. Anjurkan pasien untuk berpartisipasi dalam aktivitas yang menyenangkan dan bermakna.
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu pemulihan energi, manajemen kelelahan yang efektif, serta peningkatan motivasi untuk terlibat dalam aktivitas yang mendukung kesehatan. -
Article No. 13164 | 03 Mar 2025
Klinis : Klien dibawa ke Poliklinik psikiatri oleh suaminya karena selalu menangis, berdiam diri di rumah, merasa tidak berdaya, tidak mampu beribadah, menyalahkan Tuhan karena kondisi yang dialaminya, Kondisi ini sudah dialami sejak 8 bulan yang lalu. Menurut suaminya, kondisi klien ini bermula sejak dirinya dididiagnosa Diabetes mellitus postoperasi amputasi kaki kanan. Sejak saat itu klien tidak dapat bekerja secara maksimal sebagai ibu rumah tangga, usia klien saat ini 53 tahun, suku melayu, Pendidikan tamat SMA, aktif di kegiatan pengajian di lingkungan sekitar rumah, dan sholat lima waktu, sebelum sakit membantu perekonomian keluarga dengan berjualan di pasar. Menurut suaminya klien selalu menyalahkan dirinya dan menyatakan hidupnya tidak bermakna, merasa menderita dan cobaan yang diberikan begitu berat, tidak mampu beribadah, menyalahkan Tuhan karena kondisi yang dialaminya, tidak berdaya, merasa diasingkan, tidak mau berinteraksi dengan lingkungan sekitar, tidak mampu berkreatifitas, padahal suami mengatakan istri klien sebelum sakit pintar memasak dan menyanyi.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi klien tersebut adalah:
1. Gangguan Proses Berpikir Negatif (SIKI: Gangguan Proses Berpikir - Negatif)
- Definisi: Perubahan dalam kemampuan individu untuk memproses informasi, termasuk persepsi, atensi, memori, berpikir, dan pemecahan masalah yang menyebabkan pandangan negatif terhadap diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.
- Karakteristik Utama: Menyalahkan diri sendiri, menyatakan hidupnya tidak bermakna, menyalahkan Tuhan, merasa dirinya tidak berdaya.
2. Gangguan Interaksi Sosial (SIKI: Interaksi Sosial - Terganggu)
- Definisi: Ketidakmampuan individu untuk terlibat dalam pertukaran sosial yang memuaskan.
- Karakteristik Utama: Tidak mau berinteraksi dengan lingkungan sekitar, merasa diasingkan.
3. Gangguan Spiritualitas (SIKI: Spiritualitas - Terganggu)
- Definisi: Perubahan dalam kemampuan individu untuk mengekspresikan nilai-nilai, keyakinan, dan praktek spiritual yang memberikan arti dan tujuan hidup.
- Karakteristik Utama: Tidak mampu beribadah, menyalahkan Tuhan karena kondisi yang dialami.
Penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi dan merumuskan diagnosis keperawatan.
- Berisi definisi, karakteristik utama, dan faktor-faktor terkait untuk setiap diagnosis keperawatan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi dan merumuskan luaran/hasil asuhan keperawatan.
- Berisi definisi, kriteria hasil, dan indikator untuk setiap luaran keperawatan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi dan merumuskan intervensi keperawatan.
- Berisi definisi, aktivitas, dan klasifikasi untuk setiap intervensi keperawatan.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar, terdokumentasi, dan terintegrasi untuk memenuhi kebutuhan klien secara komprehensif. -
Article No. 13165 | 03 Mar 2025
Klinis : Klien dibawa ke Poliklinik psikiatri oleh suaminya karena selalu menangis, berdiam diri di rumah, merasa tidak berdaya, tidak mampu beribadah, menyalahkan Tuhan karena kondisi yang dialaminya, Kondisi ini sudah dialami sejak 8 bulan yang lalu. Menurut suaminya, kondisi klien ini bermula sejak dirinya dididiagnosa Diabetes mellitus postoperasi amputasi kaki kanan. Sejak saat itu klien tidak dapat bekerja secara maksimal sebagai ibu rumah tangga, usia klien saat ini 53 tahun, suku melayu, Pendidikan tamat SMA, aktif di kegiatan pengajian di lingkungan sekitar rumah, dan sholat lima waktu, sebelum sakit membantu perekonomian keluarga dengan berjualan di pasar. Menurut suaminya klien selalu menyalahkan dirinya dan menyatakan hidupnya tidak bermakna, merasa menderita dan cobaan yang diberikan begitu berat, tidak mampu beribadah, menyalahkan Tuhan karena kondisi yang dialaminya, tidak berdaya, merasa diasingkan, tidak mau berinteraksi dengan lingkungan sekitar, tidak mampu berkreatifitas, padahal suami mengatakan istri klien sebelum sakit pintar memasak dan menyanyi.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi klien yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran yang diharapkan (SLKI), dan intervensi keperawatan (SIKI) yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Berduka Disfungsional
Definisi: Respon emosional dan perilaku yang tidak sehat terhadap kehilangan atau perubahan yang signifikan dalam kehidupan.
Karakteristik Definisi: Menangis, berdiam diri di rumah, merasa tidak berdaya, tidak mampu beribadah, menyalahkan Tuhan, kondisi berlangsung lama (8 bulan).
2. Harga Diri Rendah Kronis
Definisi: Penilaian negatif yang terus-menerus terhadap diri sendiri dan kemampuannya.
Karakteristik Definisi: Merasa hidupnya tidak bermakna, menderita, dirinya adalah cobaan yang berat, menyalahkan diri sendiri, merasa diasingkan, tidak berdaya.
3. Gangguan Interaksi Sosial
Definisi: Ketidakmampuan untuk memulai, mempertahankan, dan menyelesaikan pertukaran interpersonal.
Karakteristik Definisi: Tidak mau berinteraksi dengan lingkungan sekitar, tidak mampu berkreatifitas.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Berduka Disfungsional
- Klien menunjukkan ekspresi emosi yang sesuai dengan tahapan berduka.
- Klien mampu menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi.
- Klien mampu melakukan aktivitas ibadah sesuai dengan keyakinannya.
2. Harga Diri Rendah Kronis
- Klien dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dirinya secara realistis.
- Klien dapat menunjukkan perilaku yang mencerminkan harga diri yang sehat.
- Klien dapat menerima dukungan dari keluarga dan lingkungan sosial.
3. Gangguan Interaksi Sosial
- Klien dapat berinteraksi dengan orang lain secara efektif.
- Klien dapat terlibat dalam aktivitas sosial di lingkungannya.
- Klien dapat menunjukkan kreativitas dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Berduka Disfungsional
- Memberikan dukungan emosional dan psikologis.
- Membantu klien mengekspresikan perasaan duka secara konstruktif.
- Memfasilitasi klien untuk menemukan makna dan tujuan hidup baru.
- Kolaborasi dengan ahli agama/rohaniawan untuk membantu klien dalam beribadah.
2. Harga Diri Rendah Kronis
- Membantu klien mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dirinya secara realistis.
- Meningkatkan harga diri klien melalui pendekatan penerimaan diri.
- Melibatkan keluarga dan lingkungan sosial untuk memberikan dukungan dan penerimaan.
- Memfasilitasi klien untuk terlibat dalam kegiatan yang dapat meningkatkan kepercayaan diri.
3. Gangguan Interaksi Sosial
- Membantu klien mengembangkan keterampilan komunikasi dan berinteraksi secara efektif.
- Mendorong klien untuk terlibat dalam aktivitas sosial di lingkungannya.
- Memfasilitasi klien untuk mengembangkan kreativitas dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
- Memberikan edukasi kepada keluarga dan lingkungan sosial untuk mendukung keterlibatan klien dalam interaksi sosial.
Penjelasan yang rinci dan terperinci di atas didasarkan pada pemahaman pakar keperawatan jiwa dalam mengidentifikasi diagnosa, luaran, dan intervensi yang sesuai dengan kondisi klien yang diberikan. -
Article No. 13166 | 03 Mar 2025
Klinis : D.0138 - Risiko Gangguan Integritas Kulit/Jaringan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci untuk kondisi "Risiko Gangguan Integritas Kulit/Jaringan" berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
1. Diagnosa Keperawatan SDKI: D.0138 - Risiko Gangguan Integritas Kulit/Jaringan
- Definisi: Rentan mengalami perubahan struktur dan fungsi kulit dan jaringan yang normal.
- Karakteristik Definisi:
- Faktor risiko: Imobilitas, malnutrisi, gangguan sensasi, gangguan perfusi jaringan, peningkatan tekanan, kelemahan, usia lanjut, kelembaban, inkontinensia, dan obat-obatan.
- Risiko terjadinya: Kerusakan kulit, luka tekan, luka terbuka, dan kerusakan jaringan.
- Faktor yang Berhubungan: Faktor-faktor risiko yang dapat menyebabkan kerusakan integritas kulit dan jaringan.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
- Tujuan Luaran:
- Integritas Kulit: Kulit tetap utuh, tidak ada kerusakan, luka, atau infeksi.
- Perfusi Jaringan: Jaringan mendapatkan suplai darah dan oksigen yang adekuat.
- Pemulihan Jaringan: Jaringan yang rusak atau luka dapat pulih dengan baik.
- Kriteria Hasil:
- Kulit tetap utuh, tidak ada kerusakan, luka, atau infeksi.
- Warna, suhu, dan turgor kulit normal.
- Perfusi jaringan adekuat, ditandai dengan pengisian kapiler yang baik.
- Tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka atau jaringan yang rusak.
- Jaringan yang rusak atau luka mengalami penyembuhan yang baik.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
- Pengkajian:
- Kaji integritas kulit dan jaringan, termasuk warna, suhu, turgor, dan kelembaban.
- Kaji faktor risiko yang dapat menyebabkan gangguan integritas kulit/jaringan.
- Kaji perfusi jaringan, termasuk pengisian kapiler, suhu ekstremitas, dan tanda-tanda sirkulasi yang adekuat.
- Intervensi:
- Posisikan pasien dengan baik untuk mengurangi tekanan dan gesekan pada kulit.
- Jaga kebersihan dan kelembaban kulit.
- Berikan nutrisi yang adekuat untuk pemulihan jaringan.
- Terapkan perawatan luka sesuai kondisi pasien.
- Lakukan mobilisasi dan latihan pergerakan untuk meningkatkan perfusi jaringan.
- Edukasi pasien/keluarga tentang pencegahan dan perawatan luka.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter, nutrisionis, fisioterapis) untuk penanganan komprehensif.
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang sesuai, diharapkan dapat membantu mencegah dan mengatasi risiko gangguan integritas kulit/jaringan pada pasien, serta meningkatkan pemulihan dan kesehatan kulit dan jaringan. -
Article No. 13167 | 03 Mar 2025
Klinis : resiko infeksi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi risiko infeksi.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi
Definisi:
Risiko Infeksi adalah kerentanan individu terhadap invasi dan multiplikasi mikroorganisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
Faktor Risiko:
1. Penurunan sistem imun
2. Prosedur invasif
3. Malnutrisi
4. Lingkungan yang kurang bersih
5. Riwayat infeksi sebelumnya
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Status Integritas Kulit: Tidak Terjadi Kerusakan
2. Tingkat Infeksi: Bebas Infeksi
3. Pengendalian Risiko Infeksi: Memadai
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Lingkungan: Menjaga Kebersihan Lingkungan
2. Manajemen Nutrisi: Memenuhi Kebutuhan Nutrisi
3. Pencegahan Infeksi: Menerapkan Tindakan Pencegahan Infeksi
4. Pemantauan Tanda Vital: Memantau Tanda-Tanda Vital
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan pasien dan tim kesehatan lainnya untuk menerapkan intervensi-intervensi di atas guna mencegah terjadinya infeksi dan mempertahankan integritas kulit serta pengendalian risiko infeksi yang memadai. Evaluasi secara berkala akan dilakukan untuk memastikan tercapainya luaran keperawatan yang diharapkan.