Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 19450 | 09 Jul 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit perut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, dan kode SDKI, SLKI, SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan keluhan sakit perut.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut (Kode SDKI: 00132)
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
2. Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri (Kode SDKI: 00134)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri akut (Kode SDKI: 00132)
- Penyebab: Kerusakan jaringan akibat proses patologis, trauma, atau prosedur medis.
- Gejala: Pasien mengeluhkan rasa sakit pada area perut, intensitas nyeri dapat bervariasi, dapat disertai dengan gejala lain seperti mual, muntah, atau diare.
- Intervensi Keperawatan: Pengkajian nyeri, pemberian analgesik, manajemen nyeri non-farmakologis, dan evaluasi efektivitas intervensi.
2. Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri (Kode SDKI: 00134)
- Penyebab: Kerusakan jaringan akibat proses patologis, trauma, atau prosedur medis.
- Gejala: Pasien mengeluhkan rasa sakit pada area perut, aktivitas terganggu, ekspresi wajah menunjukkan kesakitan.
- Intervensi Keperawatan: Pengkajian nyeri, pemberian analgesik, manajemen nyeri non-farmakologis, dan evaluasi efektivitas intervensi.
Kode SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Nyeri (Kode SLKI: 1302)
2. Kenyamanan (Kode SLKI: 1304)
Kode SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri (Kode SIKI: 1405)
2. Manajemen Rasa Nyaman (Kode SIKI: 1407)
Harap diperhatikan bahwa ini adalah contoh diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan kondisi pasien dengan keluhan sakit perut. Evaluasi dan intervensi keperawatan yang tepat perlu dilakukan sesuai dengan kondisi spesifik pasien. -
Article No. 19451 | 09 Jul 2025
Klinis : Bersihan jalan napas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi "Bersihan jalan napas tidak efektif".
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Kode: 00031
Definisi:
Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00031
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 0001
Judul: Bersihan Jalan Napas
Definisi: Kemampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 01110
Judul: Manajemen Jalan Napas
Definisi: Menciptakan dan mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif.
Dalam konteks kondisi "Bersihan jalan napas tidak efektif", perawat akan melakukan intervensi keperawatan yang bertujuan untuk menciptakan dan mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif, seperti mengajarkan teknik batuk efektif, melakukan suction, mengatur posisi pasien, dan memberikan oksigenasi yang adekuat. -
Article No. 19452 | 09 Jul 2025
Klinis : DEMAM 2 HARI, PUSING
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI beserta kodenya dan definisinya untuk kondisi DEMAM 2 HARI, PUSING, sesuai dengan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia (00007)
Definisi: Suhu tubuh yang melebihi kisaran normal.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Hipertermia (10002)
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Suhu Tubuh Terkendali (10002)
Definisi: Mempertahankan suhu tubuh dalam kisaran normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Hipertermia (10002)
Definisi: Upaya untuk menurunkan suhu tubuh yang melebihi kisaran normal.
Selain itu, terdapat kemungkinan diagnosa keperawatan lain yang dapat muncul, seperti:
2. Nyeri Kepala (00119)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial di area kepala.
SDKI:
2. Nyeri Kepala (10033)
Definisi: Perasaan tidak nyaman pada area kepala.
SLKI:
2. Kontrol Nyeri (10033)
Definisi: Kemampuan untuk mengontrol atau mengurangi nyeri.
SIKI:
2. Manajemen Nyeri (10033)
Definisi: Upaya untuk mengurangi atau mengontrol nyeri.
Dalam kondisi ini, perawat akan melakukan penilaian komprehensif, menentukan diagnosa keperawatan, dan menyusun rencana asuhan keperawatan yang sesuai untuk menurunkan suhu tubuh dan mengatasi nyeri kepala. -
Article No. 19453 | 09 Jul 2025
Klinis : DEMAM 2 HARI, PUSING
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Kondisi: DEMAM 2 HARI, PUSING
1. Kode ICD-10:
- Kode: R50.9
- Deskripsi: Demam, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan:
Berdasarkan gejala yang diberikan, yaitu demam selama 2 hari disertai dengan pusing, maka kode ICD-10 yang sesuai adalah R50.9 - Demam, tidak diklasifikasikan di tempat lain. Kode ini digunakan untuk menggambarkan kondisi demam yang tidak memiliki penyebab spesifik yang teridentifikasi.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM spesifik untuk kondisi ini.
- Deskripsi: Tidak ada prosedur atau tindakan medis yang tercatat untuk kondisi ini.
Penjelasan:
Untuk kondisi demam dan pusing, tidak ada kode ICD-9-CM spesifik yang dapat diterapkan. Tindakan medis yang mungkin dilakukan dalam penanganan kasus ini dapat mencakup pemeriksaan fisik, pengukuran tanda-tanda vital, dan pemeriksaan laboratorium untuk menentukan penyebab demam. Namun, tidak ada prosedur atau tindakan medis yang tercatat secara khusus dalam kode ICD-9-CM untuk kondisi ini. -
Article No. 19454 | 09 Jul 2025
Klinis : DEMAM 2 HARI, PUSING
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi "DEMAM 2 HARI, PUSING" berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia (00007)
Definisi: Suhu tubuh melebihi kisaran normal.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Hipertermia (00007)
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas normal.
Kode: 00007
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Termoregulasi (L05)
Definisi: Kemampuan untuk mengatur suhu tubuh dalam kisaran normal.
Kode: L05
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Demam (I0123)
Definisi: Serangkaian tindakan untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat.
Kode: I0123
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu "DEMAM 2 HARI, PUSING", maka diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Hipertermia (00007). Hipertermia merupakan peningkatan suhu tubuh di atas normal, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi, reaksi imunologis, atau gangguan thermoregulasi.
Untuk mengatasi kondisi hipertermia ini, terdapat beberapa standar luaran keperawatan dan standar intervensi keperawatan yang dapat diterapkan, yaitu:
1. Termoregulasi (L05): Memantau dan mempertahankan suhu tubuh dalam kisaran normal.
2. Manajemen Demam (I0123): Melakukan serangkaian tindakan untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat, seperti pemberian obat penurun demam, kompres hangat/dingin, dan pengaturan lingkungan.
Dengan pendekatan ini, diharapkan suhu tubuh pasien dapat kembali normal dan gejala pusing dapat teratasi. -
Article No. 19455 | 09 Jul 2025
Klinis : DEMAM 2 HARI, PUSING
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI – SLKI – SIKI untuk Kondisi: Demam 2 Hari dan Pusing**
**1. Diagnosa Keperawatan (SDKI – Kode: 00007)**
**Hipertermia**
*Definisi:* Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal (≥38°C) akibat gangguan regulasi panas atau paparan faktor eksternal/internal.
*Faktor Terkait:*
- Proses infeksi (misalnya: virus, bakteri).
- Dehidrasi.
- Aktivitas metabolik meningkat.
**2. Standar Luaran Keperawatan (SLKI – Kode: 0801)**
**Kontrol Suhu Tubuh**
*Indikator:*
- Suhu tubuh dalam rentang normal (36,5–37,5°C).
- Kulit hangat tanpa kemerahan/berkeringat berlebihan.
- Pasien melaporkan penurunan keluhan pusing.
**3. Standar Intervensi Keperawatan (SIKI – Kode: 3920)**
**Manajemen Hipertermia**
*Tindakan:*
- **Monitor suhu tubuh** setiap 2–4 jam.
- **Berikan kompres hangat** pada aksila dan lipatan paha.
- **Anjurkan asupan cairan** (minimal 2 L/hari) untuk mencegah dehidrasi.
- **Kolaborasi pemberian antipiretik** sesuai resep (misal: parasetamol).
- **Edukasi pasien/keluarga** tentang tanda-tanda dehidrasi dan upaya pendinginan mandiri.
**Penjelasan Singkat:**
- **SDKI (00007)** mendokumentasikan respons fisiologis demam sebagai fokus intervensi.
- **SLKI (0801)** menetapkan tujuan pemulihan regulasi suhu tubuh.
- **SIKI (3920)** memberikan kerangka tindakan berbasis bukti untuk mencapai luaran.
**Catatan Akademis:**
Penatalaksanaan keperawatan harus disesuaikan dengan etiologi demam (misal: infeksi vs. non-infeksi) dan kondisi komorbid pasien. Asesmen lanjutan (misal: tanda vital, status hidrasi, dan riwayat penyakit) diperlukan untuk validasi diagnosa.
*Referensi:*
PPNI. (2017). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI).* Edisi Revisi.
*(Format RTF dapat disesuaikan dengan template institusi terkait.)* -
Article No. 19403 | 08 Jul 2025
Klinis : Keluarga Tn. R memiliki anak usia sekolah yang mempunyai masalah pada kesehatan giginya. Diketahui gigi pada anak mengalami kerusakan seperti berlubang/karies. Orang tua mengatakan anak kurang rutin menggosok gigi di malam hari, hanya menggosok gigi di pagi hari jika hendak pergi ke sekolah. Didapatkan pula bahwa anak suka jajan sembarangan tanpa diketahui oleh orang tuanya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Perilaku Kesehatan Buruk
- Kode SDKI: 00188
- Definisi: Kerentanan terhadap adopsi perilaku yang dapat mengganggu kesehatan.
2. Nutrisi Tidak Seimbang: Asupan Lebih
- Kode SDKI: 00107
- Definisi: Asupan makanan dan minuman yang melebihi kebutuhan metabolik.
3. Kebersihan Gigi dan Mulut Tidak Efektif
- Kode SDKI: 00112
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan kebersihan gigi dan mulut pada tingkat yang diinginkan.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI adalah sekumpulan diagnosis keperawatan yang diakui dan diterima secara nasional oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). SDKI memberikan kerangka kerja untuk menentukan masalah kesehatan klien yang akan menjadi fokus intervensi keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah sekumpulan luaran keperawatan yang diakui dan diterima secara nasional oleh PPNI. SLKI memberikan panduan tentang hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang diberikan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah sekumpulan intervensi keperawatan yang diakui dan diterima secara nasional oleh PPNI. SIKI memberikan panduan tentang tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Dalam kasus ini, diagnosa keperawatan yang relevan adalah Risiko Perilaku Kesehatan Buruk, Nutrisi Tidak Seimbang: Asupan Lebih, dan Kebersihan Gigi dan Mulut Tidak Efektif. Masing-masing diagnosa memiliki kode dan definisi yang telah dijelaskan sebelumnya. -
Article No. 19404 | 08 Jul 2025
Klinis : Keluarga Tn. R memiliki anak usia sekolah yang mempunyai masalah pada kesehatan giginya. Diketahui gigi pada anak mengalami kerusakan seperti berlubang/karies. Orang tua mengatakan anak kurang rutin menggosok gigi di malam hari, hanya menggosok gigi di pagi hari jika hendak pergi ke sekolah. Didapatkan pula bahwa anak suka jajan sembarangan tanpa diketahui oleh orang tuanya. Perawatan dan pencegahan yang dilakukan oleh orang tua di rumah adalah mengingatkan dan mengajak anak untuk menggosok gigi bersama, Tn. R berinisiatif menaruh cermin sesuai tinggi anak di kamar mandi agar anak lebih tertarik menggosok gigi dan menjadi menyenangkan. Tn R juga sesekali bermain role play sebagai dokter gigi agar lebih menarik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang sesuai, sesuai dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Kesehatan Gigi Buruk
- SDKI: Risiko Kesehatan Gigi Buruk (kode: 13046)
- Definisi: Kondisi dimana individu/keluarga berisiko mengalami kerusakan gigi dan masalah kesehatan gigi lainnya.
Penjelasan Singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Merupakan daftar diagnosis keperawatan yang diakui secara nasional di Indonesia.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Merupakan daftar luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Merupakan daftar intervensi keperawatan yang diakui secara nasional di Indonesia.
Kode dan Definisi:
1. Risiko Kesehatan Gigi Buruk (13046)
- Definisi: Kondisi dimana individu/keluarga berisiko mengalami kerusakan gigi dan masalah kesehatan gigi lainnya.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Edukasi Kesehatan Gigi dan Mulut (I.13046.1)
- Definisi: Memberikan informasi terkait pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut, seperti cara menjaga kebersihan gigi dan mulut, frekuensi menggosok gigi, dan pemilihan makanan yang baik untuk kesehatan gigi.
2. Pendidikan Kesehatan: Nutrisi (I.13046.2)
- Definisi: Memberikan informasi terkait pemilihan makanan dan minuman yang baik untuk kesehatan gigi, seperti menghindari makanan dan minuman manis.
3. Bimbingan Orangtua (I.13046.3)
- Definisi: Memberikan panduan dan dukungan kepada orang tua dalam meningkatkan perilaku kesehatan gigi anak.
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi (L.13046.1)
- Definisi: Kemampuan individu/keluarga dalam melakukan aktivitas pemeliharaan kesehatan gigi, seperti menggosok gigi secara teratur, menggunakan benang gigi, dan memeriksakan gigi secara rutin.
2. Pengetahuan Kesehatan Gigi (L.13046.2)
- Definisi: Pemahaman individu/keluarga tentang cara memelihara kesehatan gigi dan mulut, seperti cara menggosok gigi yang benar dan pemilihan makanan yang baik untuk kesehatan gigi. -
Article No. 19405 | 08 Jul 2025
Klinis : Seorang laki-laki, umur 68 tahun, post dirawat di RS 1 hari yang lalu dengan anemia. Hasil pengkajian: klien mengeluh lemas, sudah mampu mobilisasi, hanya saja sesak nafas setiap selesai mobilisasi, aktivitas masih dibantu keluarga, kekuatan otot 4, tampak pucat. TD: 150/90 mmHg, N: 100x/menit, S: 37⁰C, R: 27x/menit. Apa masalah keperawatan yang tepat sesuai kasus diatas?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kasus tersebut.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi yang dijelaskan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Intoleransi Aktivitas (00092)
Karakteristik definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
Faktor yang berhubungan: Penurunan fungsi kardiovaskular, penurunan kekuatan otot.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Toleransi Aktivitas (0005)
Tujuan: Klien akan meningkatkan toleransi terhadap aktivitas sesuai kemampuan.
Indikator:
a. Mampu melakukan aktivitas tanpa sesak nafas
b. Mampu melakukan aktivitas tanpa kelelahan yang berlebihan
c. Mampu melakukan aktivitas sesuai jadwal
d. Mampu meningkatkan kemampuan fungsional
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Aktivitas (4310)
Tindakan:
a. Kaji kemampuan klien dalam melakukan aktivitas
b. Bantu klien dalam melakukan aktivitas sesuai kemampuan
c. Ajarkan teknik aktivitas secara bertahap
d. Anjurkan klien untuk beristirahat setelah aktivitas
e. Pantau tanda-tanda vital klien sebelum dan setelah aktivitas
f. Berikan motivasi dan dukungan kepada klien untuk meningkatkan toleransi aktivitas
2. Manajemen Energi (4220)
Tindakan:
a. Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi energi klien
b. Bantu klien mengatur dan merencanakan aktivitas sesuai kemampuan
c. Ajarkan teknik konservasi energi (misalnya, pengaturan jeda istirahat)
d. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk meningkatkan status nutrisi dan hematologi klien
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan "Intoleransi Aktivitas" dipilih karena klien mengalami ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas rutin akibat penurunan fungsi kardiovaskular dan kekuatan otot yang ditandai dengan sesak napas setelah aktivitas. Luaran yang diharapkan adalah klien dapat meningkatkan toleransi terhadap aktivitas sesuai kemampuan. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah manajemen aktivitas dan manajemen energi untuk membantu klien meningkatkan kemampuan fungsional dan toleransi aktivitas secara bertahap. -
Article No. 19406 | 08 Jul 2025
Klinis : Perawat melakukan kunjungan rumah. Hasil pengkajian seorang laki-laki, umur 70 tahun dengan demensia. Klien mengeluh susah mengingat hal-hal yang baru saja dilakukan, hal ini membuat klien seringkali melakukan aktivitas yang sama berulang kali, keluarga kadang kesal dengan perilaku klien, pencahayaan dirumah remang-remang. TTV: TD: 170/100 mmHg, N: 88x/menit, S: 37,3⁰C, R: 22x/menit. Apa intervensi keperawatan yang sesuai kasus diatas?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan analisis yang rinci berdasarkan kasus yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakefektifan Memori Berhubungan Dengan Perubahan Struktural dan Fungsional Otak Akibat Demensia
- Definisi: Ketidakmampuan untuk menerima, menyimpan, dan/atau mengambil kembali informasi secara efektif.
- Karakteristik Definisi: Sulit mengingat kejadian baru, sering mengulang aktivitas yang sama, kebingungan, dan ketergantungan pada orang lain.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Memori Membaik
- Indikator:
- Dapat mengingat informasi baru
- Dapat mengikuti instruksi sederhana
- Dapat mengenali orang-orang di sekitarnya
- Dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Memori
- Tujuan: Membantu klien dalam meningkatkan atau mempertahankan fungsi memori.
- Aktivitas:
- Identifikasi penyebab dan faktor yang memengaruhi memori klien.
- Latih klien dalam teknik peningkatan memori, seperti asosiasi, pengulangan, dan visualisasi.
- Berikan bantuan dan pengulangan instruksi secara bertahap.
- Ciptakan lingkungan yang mendukung memori, seperti pengaturan pencahayaan yang cukup.
- Kolaborasi dengan keluarga untuk mendukung dan membantu klien dalam aktivitas sehari-hari.
2. Manajemen Perilaku
- Tujuan: Membantu klien dan keluarga dalam mengelola perilaku yang muncul akibat demensia.
- Aktivitas:
- Identifikasi penyebab dan pemicu perilaku yang muncul.
- Ajarkan keluarga teknik komunikasi dan pendekatan yang efektif dalam menghadapi perilaku klien.
- Fasilitasi diskusi dan dukungan bagi keluarga untuk mengelola perasaan dan frustrasi mereka.
- Kolaborasi dengan keluarga dalam menyusun rencana perawatan yang sesuai dengan kebutuhan klien.
3. Pemantauan Tanda Vital
- Tujuan: Memantau status kesehatan klien secara berkala.
- Aktivitas:
- Ukur dan catat tanda-tanda vital klien sesuai prosedur.
- Identifikasi adanya perubahan tanda-tanda vital yang perlu ditindaklanjuti.
- Lakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengevaluasi dan mengatasi perubahan tanda-tanda vital.
Dalam kasus ini, perawat perlu fokus pada manajemen memori, manajemen perilaku, dan pemantauan tanda vital klien untuk mencapai luaran yang diharapkan. Intervensi ini bertujuan untuk membantu klien dalam meningkatkan atau mempertahankan fungsi memori, mengelola perilaku yang muncul akibat demensia, serta memantau status kesehatan klien secara keseluruhan.