Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 15354 | 11 Apr 2025
Klinis : Ny.A, umur 35 tahun, No.RM 100.256, alamat Desa Sumberejo, Kalisongo, Dau, Malang, pekerjaan IRT. Dx.medik Hepatitis C. Keluhan utama nyeri perut kanan atas, VAS 6, nafsu makan menurun, mual dan cepat terasa kenyang, kadang muntah sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit.Klien tampak lemah dan aktivitas di bantu sebagian oleh suami dan keluarganya., klien tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya, tidak ada riwayat operasi, tidak ada riwayat penyakit keturunan. Pasien terpasang kateter, urin tampak berwarna gelap seperti teh. Klien mengeluh diare dan fesesnya berwarna kuning seperti tanah liat.TTV: TD:110/80 mmHg, N: 78x/menit,S: 37oC, RR:18x/mnt, SpO2 99%. Pengkajian Keperawatan 1. Nama: Ny. A Umur: 35 tahun Alamat: Desa Sumberejo, Kalisongo, Dau, Malang Suku: Jawa Agama: Islam Pendidikan: SMA Pekerjaan: Ibu rumah tangga No. RM: 100.256 2. Riwayat Kesehatan Keluhan utama pasien mengatakan nyeri perut kanan atas. Riwayat penyakit sekarang gejala awal biasanya sakit kepala, lemah anoreksia, mual muntah, demam, nyeri perutkanan atas. 3. Riwayat kesehatan masa lalu berkaitan dengan penyakit yang pernah diderita sebelumnya,kecelakaan yang pernah dialami termasuk keracunan, prosedur operasi dan perawatan di rumah sakit tidak ada. 4. Riwayat penyakit keluarga berkaitan erat dengan penyakit keturunan, riwayat penyakit menular khususnya berkaitan dengan penyakit pencernaan. 5. Pemeriksaan Fisik Review Of system 1) Keadaan Umum: CM, ekspresi wajah meringis. 2) Sistem respirasi; frekwensi napas 18x/mnt, tidak ada sumbatan jalan napas, ronchi(-), wheezing(-). 3) Sistem kardiovaskuler: T: 110/80mmHg, tidak ada pembesaran jantung. 4) Sistem Urogenital; urin berwarna gelap. 5) Sistem musculoskeletal: os tampak kelelahan. 6) Abdomen: • Inspeksi: adanya benjolan • Auskultasi: Bising usus(+) pada benjolan -Palpasi: Pada hepar teraba keras • Perkusi: Hypertimpani 6. Pengkajian fungsional Gordon a. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan: Pasien mengatakan kesehatan merupakan hal yang penting, jika ada keluarga yang sakit maka akan segera dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat. b. Pola nutrisi dan metabolic: Makan : tidak nafsu makan, porsi makan tidak habis, habis 3 sendok disebabkan Mual muntah. Minum : minum air putih tidak banyak sekitar 2 gelas. c. Pola Eliminasi: Pola BAK: urin warna gelap, encer seperti teh Pola BAB: diare, feses warna seperti tanah liat d. Pola Aktivitas dan latihan Pasien tidak bisa melakukan aktifitas seperti biasanya karena pasien lemah terkulai diatas tempat tidur, lelah, malaise dan membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. e. Pola istirahat tidur Pasien tidak bisa istirahat total seperti biasanya karena ada nyeri pada abdomen, mialgia, atralgia, sakit kepala dan puritus. f. Pola persepsi sensori dan kognitif: Pasien sudah mengerti tentang keadaanya dan merasa harus segera berobat. g. Pola hubungan dengan orang lain Pasien dapat berhubungan dengan orang lain secara baik tapi akibat kondisinya pasien malas untuk keluar dan memilih untuk istirahat. h. Pola reproduksi dan seksual Normal tidak ada penyimpangan seksual. i. Pola persepsi diri dan konsep diri Klien ingin cepat sembuh dari penyakitnya. j. Pola mekanisme koping Klien merasa tidak nyaman dan selalu memegang daerah perut sambal meringis kesakitan k. Pola nilai kepercayaan/ keyakinan. Pasien beragama islam dan yakin akan sembuh karena penyakitnya ini adalah cobaan dari Allah SWT.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Ny. A:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit Hepatitis C ditandai dengan adanya nyeri perut kanan atas, VAS 6, keluhan mual, muntah, dan nafsu makan menurun.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan nafsu makan, mual, dan muntah akibat Hepatitis C.
3. Risiko dehidrasi berhubungan dengan diare dan asupan cairan yang tidak adekuat.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat Hepatitis C.
Penjelasan Singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. Nyeri Akut
SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah tersebut (nyeri).
SLKI: Kemampuan klien untuk melaporkan, mengenali, dan mengelola pengalaman nyeri.
SIKI: Intervensi untuk mengurangi atau menghilangkan pengalaman nyeri yang dirasakan klien.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
SDKI: Asupan nutrisi tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI: Kemampuan klien untuk mencapai dan mempertahankan status nutrisi yang optimal.
SIKI: Intervensi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi klien.
3. Risiko Dehidrasi
SDKI: Berisiko mengalami kehilangan cairan dan elektrolit yang lebih besar dari yang dapat diganti.
SLKI: Kemampuan klien untuk mempertahankan status cairan dan elektrolit yang adekuat.
SIKI: Intervensi untuk mempertahankan status cairan dan elektrolit klien.
4. Intoleransi Aktivitas
SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
SLKI: Kemampuan klien untuk berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan atau diperlukan.
SIKI: Intervensi untuk memfasilitasi partisipasi klien dalam aktivitas yang diinginkan atau diperlukan. -
Article No. 15172 | 10 Apr 2025
Klinis : klien dengan pengelolaan stress keluarga pada klien dimensia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi klien dengan pengelolaan stres keluarga pada klien dimensia.
Diagnosa Keperawatan:
Pengelolaan Stres Keluarga
Definisi:
Ketidakmampuan keluarga untuk melakukan tindakan yang efektif untuk mengendalikan, mengurangi, atau beradaptasi dengan stresor yang terkait dengan perawatan anggota keluarga dengan dimensia.
Faktor Terkait:
- Kurangnya dukungan sosial
- Kompleksitas perawatan
- Keterbatasan ekonomi
- Kurangnya pengetahuan tentang dimensia
Gejala dan Tanda:
- Anggota keluarga mengalami kecemasan, depresi, atau kemarahan
- Adanya konflik dalam keluarga
- Penurunan fungsi atau kesejahteraan anggota keluarga
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Pengelolaan Stres Keluarga
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Keluarga dapat mengidentifikasi sumber stres
- Keluarga dapat menggunakan strategi koping yang efektif
- Keluarga dapat mempertahankan fungsi dan kesejahteraan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Edukasi tentang dimensia dan manajemen perawatan
- Fasilitasi dukungan sosial bagi keluarga
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk intervensi yang komprehensif
Dalam konteks ini, sebagai perawat yang berperan sebagai pakar, saya akan membantu keluarga untuk memahami dimensia, mengidentifikasi sumber stres, dan mengembangkan strategi koping yang efektif. Saya akan bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain untuk memastikan intervensi yang komprehensif dan mendukung keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan dimensia. -
Article No. 15173 | 10 Apr 2025
Klinis : klien dengan pengelolaan stress keluarga pada klien dimensia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Pengelolaan Stres Keluarga
Definisi:
Kemampuan keluarga untuk mengontrol dan mengelola stresor terkait kondisi anggota keluarga dengan demensia.
Batasan Karakteristik:
1. Perilaku marah/mudah tersinggung anggota keluarga
2. Ekspresi wajah tegang/cemas
3. Mengeluh kelelahan/burnout
4. Kurangnya dukungan sosial
5. Perubahan pola tidur
Faktor Berhubungan:
1. Kompleksitas perawatan
2. Perubahan peran dalam keluarga
3. Kurangnya pengetahuan/keterampilan perawatan
4. Hambatan akses layanan kesehatan
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Konseling Stres Keluarga
2. Manajemen Stres
3. Pendidikan Kesehatan Keluarga
4. Dukungan Keluarga
Hasil Keperawatan (SLKI):
1. Kemampuan Keluarga Mengelola Stres
2. Tingkat Stres Keluarga
3. Kepuasan Keluarga terhadap Perawatan
Dokumentasi Asuhan Keperawatan (SDKI):
1. Penilaian Pengelolaan Stres Keluarga
2. Perencanaan Intervensi Pengelolaan Stres Keluarga
3. Evaluasi Hasil Asuhan Keperawatan Pengelolaan Stres Keluarga
Dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien dengan demensia, pengelolaan stres keluarga menjadi salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan. Perawat berperan dalam mengkaji, merencanakan, dan mengevaluasi intervensi yang sesuai untuk membantu keluarga dalam mengelola stres yang terkait dengan perawatan anggota keluarga dengan demensia. -
Article No. 15174 | 10 Apr 2025
Klinis : klien dengan pengelolaan stress keluarga pada klien dimensia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Pengelolaan Stres Keluarga
Definisi:
Kesiapan keluarga untuk mengidentifikasi, mengurangi, dan mengelola tekanan internal dan eksternal yang melebihi sumber daya adaptif keluarga.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Identifikasi stressor keluarga
2. Kemampuan keluarga mengelola stres
3. Strategi koping keluarga
4. Dukungan keluarga
5. Dampak stres pada anggota keluarga
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Keluarga mampu mengidentifikasi stressor
2. Keluarga mampu mengelola stres
3. Keluarga menggunakan strategi koping yang efektif
4. Keluarga merasa didukung
5. Anggota keluarga tidak mengalami dampak negatif akibat stres
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pengkajian stres keluarga
2. Identifikasi sumber stres keluarga
3. Fasilitasi keluarga dalam mengelola stres
4. Peningkatan strategi koping keluarga
5. Pemberian dukungan keluarga
6. Pemantauan dampak stres pada anggota keluarga
Penjelasan:
Klien dengan demensia dapat menyebabkan stres pada keluarga yang merawatnya. Oleh karena itu, perawat perlu membantu keluarga dalam mengidentifikasi stressor, mengembangkan kemampuan mengelola stres, dan menerapkan strategi koping yang efektif. Selain itu, perawat juga perlu memberikan dukungan kepada keluarga dan memantau dampak stres pada anggota keluarga. Pendekatan yang digunakan adalah akademis dengan persona sebagai pakar perawat. -
Article No. 15175 | 10 Apr 2025
Klinis : klien dengan pengelolaan stress keluarga pada klien dimensia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi klien dengan pengelolaan stres keluarga pada klien demensia.
Diagnosa Keperawatan:
Pengelolaan Stres Keluarga
Definisi:
Ketidakmampuan keluarga dalam mengatur, mempertahankan, atau memodifikasi reaksi stres secara konstruktif.
Etiologi:
1. Perubahan fungsi anggota keluarga
2. Perubahan pola interaksi keluarga
3. Kemampuan koping keluarga yang tidak efektif
4. Kurangnya dukungan sosial
Gejala dan Tanda Mayor:
1. Keluarga mengalami perubahan perilaku
2. Keluarga mengalami perubahan emosional
3. Keluarga mengalami perubahan fisik
4. Keluarga mengalami perubahan sosial
Gejala dan Tanda Minor:
1. Keluarga mengungkapkan perasaan cemas, marah, sedih
2. Keluarga menunjukkan perilaku yang tidak efektif dalam mengatasi masalah
3. Keluarga menunjukkan tanda-tanda stres fisik
4. Keluarga menunjukkan penarikan sosial
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Diagnosis ini termasuk dalam domain Perilaku dan Gejala, dengan kelas Koping Keluarga.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Keluarga Mampu Mengelola Stres
2. Keluarga Mampu Beradaptasi
3. Keluarga Mampu Mempertahankan Fungsi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Stres Keluarga
2. Fasilitasi Koping Keluarga
3. Dukungan Keluarga
Penjelasan singkat:
Diagnosa Keperawatan "Pengelolaan Stres Keluarga" menggambarkan ketidakmampuan keluarga dalam mengatur, mempertahankan, atau memodifikasi reaksi stres secara konstruktif. Hal ini dapat disebabkan oleh perubahan fungsi anggota keluarga, perubahan pola interaksi keluarga, kemampuan koping keluarga yang tidak efektif, dan kurangnya dukungan sosial. Gejala dan tanda mayor meliputi perubahan perilaku, emosional, fisik, dan sosial pada keluarga. Standar diagnosis, luaran, dan intervensi keperawatan dapat digunakan sebagai panduan dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mengelola stres keluarga, memfasilitasi koping keluarga, dan memberikan dukungan keluarga. -
Article No. 15176 | 10 Apr 2025
Klinis : klien dengan pengelolaan stress keluarga pada klien dimensia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Manajemen Ketidakefektifan Koping Keluarga
Definisi: Ketidakmampuan keluarga untuk mengembangkan dan menerapkan strategi yang efektif untuk mengatasi masalah kesehatan anggota keluarga.
2. Resiko Gangguan Proses Keluarga
Definisi: Rentan terhadap perubahan dalam interaksi, peran, dan hubungan di antara anggota keluarga yang dapat mengganggu fungsi keluarga.
Penjelasan Singkat SDKI, SLKI, SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- SDKI memberikan definisi, karakteristik, dan faktor yang berhubungan dengan diagnosis keperawatan.
- Untuk diagnosa "Manajemen Ketidakefektifan Koping Keluarga" dan "Resiko Gangguan Proses Keluarga", SDKI memberikan panduan komprehensif terkait definisi, karakteristik, faktor yang berhubungan, dan penyebab.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- SLKI menyediakan daftar hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Untuk diagnosa di atas, SLKI dapat memberikan hasil yang diharapkan, seperti "Keluarga Mampu Mengelola Stress" dan "Proses Keluarga Efektif".
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- SIKI menyediakan daftar intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
- Untuk diagnosa di atas, SIKI dapat memberikan intervensi seperti "Dukungan Keluarga", "Manajemen Stres", dan "Terapi Keluarga".
Dengan menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat mengembangkan rencana asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk mengelola stres keluarga pada klien dengan demensia. -
Article No. 15177 | 10 Apr 2025
Klinis : klien dengan pengelolaan stress keluarga pada klien dimensia
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi berikut: klien dengan pengelolaan stress keluarga pada klien dimensia
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Ketidakefektifan Pengelolaan Stres Keluarga". Diagnosa ini mencerminkan bahwa keluarga klien dengan demensia mengalami kesulitan dalam mengelola stres yang timbul akibat kondisi klien.
Demensia adalah gangguan kognitif yang progresif, sehingga menyebabkan perubahan perilaku dan kemampuan fungsional pada klien. Hal ini dapat menimbulkan stres dan beban bagi keluarga yang merawat. Keluarga mungkin mengalami kesulitan dalam memahami dan menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi klien, serta mengatur dan menyediakan perawatan yang dibutuhkan.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan, diharapkan keluarga klien dengan demensia dapat mencapai luaran sebagai berikut:
a. Keluarga Mampu Mengelola Stres: Keluarga mampu mengidentifikasi sumber stres, menggunakan strategi koping yang efektif, dan mengelola stres yang timbul akibat perawatan klien dengan demensia.
b. Keluarga Mampu Memberikan Perawatan: Keluarga mampu memahami dan menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi klien, serta menyediakan perawatan yang dibutuhkan dengan tepat.
c. Keluarga Mampu Beradaptasi: Keluarga mampu menerima dan beradaptasi dengan perubahan kondisi klien, serta mempertahankan fungsi keluarga.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut adalah beberapa intervensi keperawatan yang dapat diberikan:
a. Asesmen Kebutuhan Keluarga
- Menilai pemahaman keluarga tentang demensia dan perubahan yang terjadi
- Mengidentifikasi sumber stres dan beban yang dirasakan keluarga
- Menilai kemampuan keluarga dalam mengelola stres dan memberikan perawatan
b. Edukasi dan Konseling Keluarga
- Memberikan informasi tentang demensia, perubahan yang terjadi, dan kebutuhan perawatan klien
- Mengajarkan strategi koping dan manajemen stres yang efektif
- Membantu keluarga memahami dan menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi klien
c. Dukungan Emosional dan Sosial
- Memberikan empati, validasi, dan dukungan emosional kepada keluarga
- Memfasilitasi interaksi dan komunikasi yang efektif dalam keluarga
- Menghubungkan keluarga dengan sumber dukungan sosial dan komunitas
d. Kolaborasi dengan Profesi Lain
- Berkolaborasi dengan dokter, terapis, dan profesional lain untuk mengoptimalkan perawatan klien
- Melibatkan keluarga dalam perencanaan dan pengambilan keputusan terkait perawatan klien
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada keluarga, diharapkan keluarga dapat mengelola stres, memberikan perawatan yang optimal, dan beradaptasi dengan perubahan kondisi klien dengan demensia. -
Article No. 15178 | 10 Apr 2025
Klinis : klien dengan pengelolaan stress keluarga pada klien dimensia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi klien dengan pengelolaan stres keluarga pada klien dimensia.
Diagnosa Keperawatan:
Pengelolaan Stres Keluarga
Definisi:
Kemampuan keluarga untuk mengenali, mengatasi, dan mempertahankan sumber daya internal dan eksternal dalam merespon stres yang dialami akibat perubahan kondisi kesehatan anggota keluarga.
Faktor Risiko:
- Kondisi kesehatan anggota keluarga yang memburuk
- Kurangnya dukungan sosial
- Keterbatasan finansial
- Kurangnya pengetahuan dan keterampilan keluarga dalam mengelola stres
Gejala dan Tanda:
- Perasaan cemas, frustrasi, dan tertekan
- Perubahan pola tidur dan makan
- Penurunan aktivitas sehari-hari
- Kurangnya kemampuan dalam mengambil keputusan
Intervensi Keperawatan:
1. Identifikasi sumber stres keluarga
2. Fasilitasi keluarga dalam mengembangkan strategi koping yang efektif
3. Berikan dukungan emosional dan informasi yang dibutuhkan keluarga
4. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memenuhi kebutuhan keluarga
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami pasien dan membantu perawat dalam menegakkan diagnosa keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar yang digunakan untuk mengevaluasi hasil dari intervensi keperawatan yang telah dilakukan. Dalam kasus ini, SLKI yang relevan adalah peningkatan kemampuan keluarga dalam mengelola stres.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang sesuai dengan masalah kesehatan pasien. Intervensi yang dapat dilakukan dalam kasus ini antara lain: manajemen stres, konseling keluarga, dan edukasi kesehatan.
Dengan menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar, terukur, dan berpusat pada kebutuhan pasien dan keluarga. -
Article No. 15179 | 10 Apr 2025
Klinis : klien dengan pengelolaan stress keluarga pada klien dimensia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, akan saya berikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
Pengelolaan Stres Keluarga
Definisi:
Kemampuan keluarga untuk mengenali, mengatasi, dan mengelola stres yang dirasakan akibat merawat anggota keluarga dengan demensia.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Pengelolaan Stres Keluarga adalah kemampuan keluarga untuk mengenali, mengatasi, dan mengelola stres yang dirasakan akibat merawat anggota keluarga dengan demensia. Indikator yang dapat dinilai antara lain: kemampuan mengidentifikasi sumber stres, strategi koping yang digunakan, dan tingkat stres yang dirasakan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Adapun luaran yang diharapkan dari pengelolaan stres keluarga adalah keluarga mampu mengenali sumber stres, menggunakan strategi koping yang efektif, dan mencapai tingkat stres yang terkendali. Indikator yang dapat diukur meliputi: kemampuan keluarga dalam mengenali sumber stres, penggunaan strategi koping yang efektif, dan tingkat stres yang terkendali.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi pengelolaan stres keluarga antara lain: memberikan edukasi tentang demensia dan manajemen stres, memfasilitasi komunikasi dan dukungan sosial keluarga, serta mengajarkan teknik relaksasi dan manajemen waktu. Tujuannya adalah agar keluarga dapat mengelola stres yang dirasakan saat merawat anggota keluarga dengan demensia.
Harapannya, dengan pemahaman tentang SDKI, SLKI, dan SIKI, keluarga dapat mengelola stres yang dirasakan saat merawat anggota keluarga dengan demensia secara lebih efektif. -
Article No. 15180 | 10 Apr 2025
Klinis : alergi dikulit terkena pupuk
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi alergi di kulit terkena pupuk.
Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan alergi kulit terkena pupuk
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Intoleransi Aktivitas: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan karena adanya gangguan fisik dan/atau psikologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Toleransi Aktivitas Meningkat
2. Manajemen Alergi Efektif
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Alergi
- Identifikasi pemicu alergi
- Edukasi tentang pencegahan dan penanganan alergi
- Intervensi farmakologis dan non-farmakologis untuk mengatasi gejala alergi
2. Manajemen Aktivitas
- Identifikasi kemampuan dan aktivitas yang dapat ditoleransi
- Perencanaan aktivitas sesuai kemampuan klien
- Penjadwalan aktivitas untuk memaksimalkan toleransi
Sebagai seorang pakar perawat, saya akan menekankan pada pengelolaan alergi yang efektif untuk mengatasi gejala alergi di kulit serta meningkatkan toleransi aktivitas klien. Intervensi akan dilakukan secara komprehensif dengan mempertimbangkan kondisi fisik dan psikologis klien.