Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 13201 | 04 Mar 2025
Klinis : pemasangan infus agar tidak terjadi infeksi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencegah infeksi pada pemasangan infus.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk mencegah infeksi pada pemasangan infus adalah "Risiko Infeksi". Diagnosa ini menggambarkan adanya kemungkinan masuknya mikroorganisme patogen yang dapat menyebabkan penyakit pada pasien dengan pemasangan infus. Risiko infeksi ini dapat terjadi akibat prosedur pemasangan infus yang tidak steril, teknik aseptik yang tidak baik, atau kondisi luka pemasangan infus yang tidak dijaga dengan baik.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan luaran/output yang dicapai adalah:
1. Bebas Infeksi: Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi pada area pemasangan infus, seperti kemerahan, pembengkakan, nyeri, atau peningkatan suhu.
2. Kesejahteraan: Pasien merasa nyaman dan aman selama pemasangan infus tanpa adanya komplikasi infeksi.
3. Pengetahuan Meningkat: Pasien dan/atau keluarga memahami pentingnya menjaga kebersihan dan kesterilan pemasangan infus untuk mencegah infeksi.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang perlu dilakukan:
1. Perawatan Infus:
- Melakukan pemasangan infus dengan teknik aseptik yang benar.
- Memantau tanda-tanda infeksi pada area pemasangan infus secara rutin.
- Melakukan perawatan luka pemasangan infus dengan menggunakan teknik steril.
- Mengganti set infus dan cairan infus sesuai jadwal.
2. Edukasi Pasien dan Keluarga:
- Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pentingnya menjaga kebersihan dan kesterilan pemasangan infus untuk mencegah infeksi.
- Memberikan instruksi kepada pasien dan keluarga mengenai cara perawatan infus yang baik dan benar.
- Mendorong pasien dan keluarga untuk berpartisipasi aktif dalam perawatan infus.
3. Kolaborasi dengan Tim Kesehatan:
- Berkoordinasi dengan dokter atau tim kesehatan lainnya untuk memantau dan mengevaluasi kondisi infus pasien.
- Melaporkan segera jika terjadi tanda-tanda infeksi pada area pemasangan infus.
- Mengkolaborasikan intervensi keperawatan dengan rekomendasi dari tim kesehatan lainnya.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat terhindar dari risiko infeksi dan mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu bebas infeksi, merasa sejahtera, serta meningkatnya pengetahuan pasien dan keluarga mengenai perawatan infus yang baik. -
Article No. 13202 | 04 Mar 2025
Klinis : Pencegahan ISK pada pasien terpasang kateter
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan rekomendasi yang rinci dan terperinci terkait asuhan keperawatan untuk pencegahan infeksi saluran kemih (ISK) pada pasien dengan kateter.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Risiko Infeksi berhubungan dengan terpasangnya kateter urin. Risiko infeksi merupakan diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini, karena pasien dengan kateter urin memiliki risiko tinggi untuk mengalami infeksi saluran kemih. Hal ini disebabkan oleh adanya akses langsung ke kandung kemih melalui kateter, yang dapat menjadi jalur masuknya mikroorganisme penyebab infeksi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pasien tidak mengalami infeksi saluran kemih selama pemasangan kateter.
2. Pasien menunjukkan tidak adanya tanda-tanda infeksi, seperti demam, nyeri, atau perubahan warna urin.
3. Pasien dan/atau keluarga mampu melakukan perawatan kateter dengan benar untuk mencegah terjadinya infeksi.
4. Pasien dan/atau keluarga dapat menyebutkan faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kemih pada pasien dengan kateter.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Kaji dan monitor kondisi pasien secara berkala, termasuk tanda-tanda infeksi, seperti demam, nyeri, atau perubahan warna urin.
2. Lakukan perawatan kateter secara aseptik, sesuai prosedur, untuk mencegah kontaminasi.
3. Edukasikan pasien dan/atau keluarga tentang pentingnya perawatan kateter yang benar, termasuk menjaga kebersihan area sekitar kateter.
4. Dorong pasien untuk segera melaporkan keluhan yang mungkin timbul terkait dengan kateter.
5. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain, seperti dokter, untuk menentukan jadwal pergantian kateter sesuai indikasi.
6. Evaluasi secara berkala efektivitas intervensi dan lakukan modifikasi jika diperlukan.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Risiko Infeksi" dipilih karena pasien dengan kateter urin memiliki risiko tinggi terkena infeksi saluran kemih. Kateter urin dapat menjadi jalur masuknya mikroorganisme penyebab infeksi, sehingga memerlukan perhatian khusus dalam perawatannya.
Luaran yang diharapkan mencakup tidak adanya infeksi saluran kemih selama pemasangan kateter, tidak adanya tanda-tanda infeksi, kemampuan pasien dan/atau keluarga dalam melakukan perawatan kateter yang benar, serta pemahaman mereka tentang faktor-faktor risiko infeksi. Pencapaian luaran ini akan menunjukkan keberhasilan asuhan keperawatan dalam mencegah komplikasi infeksi pada pasien dengan kateter.
Intervensi keperawatan yang direkomendasikan meliputi pengkajian dan pemantauan kondisi pasien, perawatan kateter secara aseptik, edukasi bagi pasien dan/atau keluarga, komunikasi dengan tim kesehatan lain, serta evaluasi dan modifikasi intervensi jika diperlukan. Keseluruhan intervensi ini bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi saluran kemih pada pasien dengan kateter.
Dengan pemahaman yang mendalam tentang diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi yang diperlukan, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan efektif untuk mencegah infeksi pada pasien dengan kateter urin. -
Article No. 13203 | 04 Mar 2025
Klinis : pemasangan catheter agar tidak terjadi infeksi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosis keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pemasangan kateter agar tidak terjadi infeksi.
Diagnosis Keperawatan SDKI:
Diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Risiko Infeksi" (00004). Diagnosis ini menggambarkan adanya peningkatan risiko organisme patogen untuk menyerang dan berkembang biak, yang dapat menyebabkan infeksi. Dalam kasus pemasangan kateter, risiko infeksi dapat timbul akibat prosedur invasif yang dilakukan dan potensi masuknya mikroorganisme patogen ke dalam tubuh pasien.
Luaran/Output SLKI:
Setelah diberikan asuhan keperawatan, luaran/output yang diharapkan adalah:
1. Bebas Infeksi (0703): Kondisi di mana tidak terdapat tanda-tanda dan gejala infeksi.
2. Perilaku Pencegahan Infeksi (1828): Perilaku yang dilakukan untuk mencegah atau meminimalkan risiko infeksi.
3. Kontrol Infeksi (1842): Kemampuan individu untuk mencegah dan mengendalikan infeksi.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai tujuan luaran di atas, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Perawatan Kateter (3660): Tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan fungsi dan mencegah komplikasi dari pemasangan kateter.
a. Menggunakan teknik aseptik saat memasang kateter.
b. Mempertahankan sistem kateter tertutup.
c. Melakukan perawatan dan pemantauan kateter secara rutin.
d. Mengganti kateter sesuai dengan jadwal atau indikasi.
2. Manajemen Infeksi (6540): Tindakan untuk mencegah dan mengendalikan infeksi pada pasien.
a. Menerapkan prosedur pencegahan infeksi seperti cuci tangan dan penggunaan alat pelindung diri.
b. Memantau tanda-tanda infeksi pada daerah pemasangan kateter.
c. Mengevaluasi penggunaan antibiotik dan memastikan kepatuhan pasien.
d. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi.
3. Kontrol Lingkungan: Tindakan untuk mempertahankan lingkungan yang bersih dan aman guna mencegah infeksi.
a. Menjaga kebersihan lingkungan perawatan pasien.
b. Menjaga kesterilan peralatan dan bahan yang digunakan.
c. Memastikan aliran udara dan ventilasi yang baik di ruangan.
Dengan penerapan diagnosis keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan dapat mencegah terjadinya infeksi pada pasien yang menjalani pemasangan kateter. -
Article No. 13204 | 04 Mar 2025
Klinis : pemasasangan CVC agar tidak terjadi infeksi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan penjelasan rinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pemasangan CVC (Central Venous Catheter) agar tidak terjadi infeksi.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Risiko Infeksi" (00004). Risiko Infeksi didefinisikan sebagai rentan terhadap invasi dan perbanyakan organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan. Pada pemasangan CVC, terdapat risiko infeksi terkait prosedur invasif dan masuknya mikroorganisme ke dalam aliran darah.
2. Luaran/Output yang Diharapkan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Bebas dari Infeksi (1924): Luaran ini bertujuan untuk memastikan tidak terjadi infeksi selama dan setelah pemasangan CVC. Indikator yang dapat diukur antara lain: tidak ada tanda-tanda infeksi lokal (kemerahan, pembengkakan, nyeri, panas), tidak ada tanda-tanda infeksi sistemik (demam, menggigil, leukositosis), dan tidak ada pertumbuhan mikroorganisme pada kultur darah atau lokasi pemasangan CVC.
b. Penyembuhan Luka Bedah (1103): Luaran ini bertujuan untuk memastikan luka akibat pemasangan CVC dapat sembuh dengan baik. Indikator yang dapat diukur antara lain: tidak ada perdarahan, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan perbaikan integritas kulit di sekitar area pemasangan CVC.
3. Intervensi Keperawatan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Manajemen Infeksi (6540): Intervensi ini bertujuan untuk mencegah dan mengendalikan infeksi terkait CVC. Tindakan yang dapat dilakukan antara lain: melakukan cuci tangan dengan benar sebelum dan sesudah kontak dengan CVC, menjaga area pemasangan CVC tetap bersih dan kering, memantau tanda-tanda infeksi, dan memastikan prosedur pemasangan CVC dilakukan dengan aseptik.
b. Perawatan Luka Bedah (3660): Intervensi ini bertujuan untuk membantu penyembuhan luka akibat pemasangan CVC. Tindakan yang dapat dilakukan antara lain: melakukan perawatan luka dengan teknik aseptik, memantau tanda-tanda penyembuhan luka, dan memberikan perawatan sesuai dengan kondisi luka.
c. Edukasi Pasien tentang Perawatan CVC (7370): Intervensi ini bertujuan untuk memastikan pasien dan keluarga memahami cara perawatan CVC yang tepat. Tindakan yang dapat dilakukan antara lain: memberikan edukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan CVC, mengenali tanda-tanda infeksi, dan melaporkan segala perubahan kondisi yang terjadi.
Dalam penerapan asuhan keperawatan ini, perawat harus memastikan bahwa intervensi yang dilakukan dapat mencapai luaran yang diharapkan dan mencegah terjadinya infeksi terkait pemasangan CVC. Perawat juga harus bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk memastikan penanganan yang komprehensif dan efektif bagi pasien. -
Article No. 13205 | 04 Mar 2025
Klinis : pelaksanaan Tirah baring untuk mencegah terjadi infeksi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pelaksanaan Tirah baring untuk mencegah terjadinya infeksi adalah "Risiko Infeksi". Risiko Infeksi didefinisikan sebagai "Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan" (SDKI, 2017).
Dalam kasus pelaksanaan Tirah baring, pasien berisiko mengalami infeksi karena adanya beberapa faktor risiko, seperti:
- Penurunan sistem pertahanan tubuh akibat penurunan mobilitas
- Pajanan lingkungan yang tidak steril selama Tirah baring
- Prosedur invasif atau alat bantu yang digunakan selama Tirah baring (seperti kateter, infus, dll.)
Oleh karena itu, diagnosa Risiko Infeksi menjadi sangat relevan dan penting untuk ditegakkan dalam rencana asuhan keperawatan.
2. Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan, luaran/output yang diharapkan adalah:
- Tidak terjadi infeksi selama pelaksanaan Tirah baring
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda infeksi lokal maupun sistemik
- Tidak ada komplikasi akibat Tirah baring, seperti dekubitus, trombosis vena, dll.
- Pasien menunjukkan pemahaman yang baik tentang pencegahan infeksi selama Tirah baring
Indikator keberhasilan ini akan memastikan bahwa tujuan utama dari pelaksanaan Tirah baring, yakni mencegah terjadinya infeksi, dapat tercapai.
3. Intervensi Keperawatan (SIKI):
Beberapa intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut antara lain:
a. Pemantauan tanda-tanda vital secara berkala
- Memantau suhu tubuh, denyut nadi, pernapasan, dan tekanan darah pasien secara teratur
- Mengidentifikasi tanda-tanda infeksi seperti demam, takikardia, takipnea, dll.
b. Perawatan kebersihan dan kenyamanan pasien
- Melakukan perawatan kulit dan personal hygiene secara rutin
- Mempertahankan posisi dan alinesmen tubuh yang baik selama Tirah baring
- Menggunakan alas tempat tidur yang bersih dan kering
c. Pencegahan komplikasi Tirah baring
- Melakukan mobilisasi pasien secara bertahap untuk mencegah dekubitus dan trombosis vena
- Memberikan edukasi dan motivasi kepada pasien tentang pentingnya mobilisasi
d. Pencegahan infeksi
- Menerapkan prinsip-prinsip pencegahan infeksi, seperti cuci tangan yang benar, penggunaan APD, dan teknik aseptik saat perawatan
- Memantau tanda-tanda infeksi dan memberikan intervensi yang tepat bila terdeteksi
e. Edukasi dan dukungan bagi pasien
- Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi selama Tirah baring
- Memberikan dukungan psikologis dan emosional kepada pasien selama pelaksanaan Tirah baring
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terencana, diharapkan luaran yang diharapkan dapat tercapai dan risiko infeksi pada pasien selama Tirah baring dapat diminimalkan. -
Article No. 13206 | 04 Mar 2025
Klinis : pemasangan VAP untuk mencegah terjadinya infeksi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait permasalahan yang Anda sampaikan.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pemasangan VAP untuk mencegah terjadinya infeksi:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai adalah "Risiko Infeksi Nosokomial" (SDKI, 2017). Pasien dengan pemasangan VAP (Ventilator-Associated Pneumonia) memiliki risiko tinggi untuk mengalami infeksi nosokomial, seperti infeksi saluran pernapasan dan sepsis.
Definisi Diagnosa Keperawatan ini adalah "Rentan terhadap serangan organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan" (SDKI, 2017). Pada kasus pemasangan VAP, pasien rentan terhadap infeksi karena adanya alat invasif yang digunakan dan kondisi klinis yang lemah.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien dengan pemasangan VAP dapat mencapai Luaran/Output sebagai berikut:
a. Kontrol Infeksi: Pasien menunjukkan tidak ada tanda-tanda infeksi (SLKI, 2016).
b. Integritas Kulit: Kulit pasien tetap utuh dan tidak ada luka (SLKI, 2016).
c. Status Pernapasan: Pasien menunjukkan pola pernapasan yang adekuat dan tidak ada tanda-tanda infeksi saluran pernapasan (SLKI, 2016).
Pencapaian Luaran/Output ini akan menunjukkan bahwa intervensi keperawatan yang diberikan efektif dalam mencegah terjadinya infeksi nosokomial pada pasien dengan pemasangan VAP.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Berikut adalah Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai Luaran/Output yang diharapkan:
a. Perawatan Luka: Melakukan perawatan luka pada tempat pemasangan VAP secara aseptik, memantau tanda-tanda infeksi, dan menjaga kebersihan area sekitar (SIKI, 2018).
b. Manajemen Infeksi: Melakukan tindakan pencegahan infeksi, seperti cuci tangan, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), dan desinfeksi alat-alat medis (SIKI, 2018).
c. Pemantauan Tanda Vital: Memonitor tanda-tanda vital pasien, seperti suhu, denyut nadi, frekuensi pernapasan, dan saturasi oksigen, untuk mendeteksi adanya tanda-tanda infeksi (SIKI, 2018).
d. Edukasi Pasien dan Keluarga: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya menjaga kebersihan, melaporkan tanda-tanda infeksi, dan mematuhi prosedur perawatan VAP (SIKI, 2018).
Implementasi dari Intervensi Keperawatan ini secara komprehensif diharapkan dapat mencegah terjadinya infeksi nosokomial pada pasien dengan pemasangan VAP dan mencapai Luaran/Output yang diharapkan. -
Article No. 13207 | 04 Mar 2025
Klinis : Seorang pasien pria berusia 68 tahun dengan riwayat penyakit jantung dan penyakit arteri perifer (PAD) datang ke klinik dengan kekhawatiran akan luka yang lambat sembuh di kaki kiri bawahnya. Dia melaporkan, "Saya melihat ada luka kecil beberapa minggu yang lalu, tapi belum sembuh, dan terkadang terasa sakit saat saya berjalan." Dia juga menyebutkan sesekali mati rasa dan kesemutan di kakinya. Setelah pemeriksaan, perawat mengamati adanya ulkus dangkal dengan dasar luka yang gelap dan kemerahan di sekitar kaki kirinya. Kulit pada kedua kaki tampak tipis, kering, dan sejuk saat disentuh, dengan berkurangnya pertumbuhan rambut. Nadi pedal lemah secara bilateral, dan pengisian kapiler di jari kaki tertunda. Tanda-tanda vitalnya stabil, namun hasil laboratoriumnya baru-baru ini menunjukkan peningkatan kadar glukosa darah dan kolesterol, yang mengindikasikan sirkulasi yang buruk, yang mungkin berkontribusi terhadap tertundanya penyembuhan luka. Perawat mencatat bahwa pasien memakai sepatu ketat, yang mungkin juga menyebabkan tekanan pada kulitnya, sehingga semakin membahayakan integritas kulitnya.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Integritas Kulit Terganggu
Definisi: Kerusakan atau perubahan struktur dan fungsi kulit.
2. Gangguan Perfusi Jaringan Perifer
Definisi: Penurunan aliran darah ke jaringan perifer yang menyebabkan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen dan nutrien.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Integritas Kulit Membaik
Definisi: Pemulihan struktur dan fungsi kulit.
Indikator:
- Luka pada kaki kiri sembuh
- Tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka
- Kulit kaki tampak lebih sehat dan tidak kering
2. Perfusi Jaringan Perifer Membaik
Definisi: Peningkatan aliran darah ke jaringan perifer yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrien.
Indikator:
- Nadi pedal teraba dengan jelas
- Pengisian kapiler normal
- Tidak ada mati rasa atau kesemutan di kaki
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Perawatan Luka
- Membersihkan luka secara lembut dengan normal saline
- Menerapkan balutan luka yang sesuai untuk mendukung penyembuhan
- Memantau tanda-tanda infeksi dan mengambil tindakan yang tepat jika ditemukan
2. Manajemen Sirkulasi
- Memantau tanda-tanda vital, termasuk nadi perifer dan pengisian kapiler
- Menyarankan pasien untuk menghindari sepatu yang ketat dan memastikan kaki terlindungi dengan baik
- Mengobservasi dan mendokumentasikan status perfusi jaringan perifer
- Mengkoordinasikan perawatan dengan tim kesehatan lainnya (misalnya dokter, ahli gizi) untuk menangani faktor risiko kardiovaskular
3. Pendidikan Kesehatan
- Memberikan edukasi tentang perawatan kaki dan pemantauan mandiri
- Mengajarkan teknik menghindari cedera dan menjaga integritas kulit
- Mendorong pasien untuk mengelola faktor risiko terkait penyakit jantung dan PAD (misalnya kontrol gula darah, kolesterol, gaya hidup sehat)
Dengan penanganan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai penyembuhan luka yang optimal dan peningkatan perfusi jaringan perifer, sehingga dapat mempertahankan fungsi dan integritas kulitnya. -
Article No. 13208 | 04 Mar 2025
Klinis : Seorang pasien pria berusia 68 tahun dengan riwayat penyakit jantung dan penyakit arteri perifer (PAD) datang ke klinik dengan kekhawatiran akan luka yang lambat sembuh di kaki kiri bawahnya. Dia melaporkan, "Saya melihat ada luka kecil beberapa minggu yang lalu, tapi belum sembuh, dan terkadang terasa sakit saat saya berjalan." Dia juga menyebutkan sesekali mati rasa dan kesemutan di kakinya. Setelah pemeriksaan, perawat mengamati adanya ulkus dangkal dengan dasar luka yang gelap dan kemerahan di sekitar kaki kirinya. Kulit pada kedua kaki tampak tipis, kering, dan sejuk saat disentuh, dengan berkurangnya pertumbuhan rambut. Nadi pedal lemah secara bilateral, dan pengisian kapiler di jari kaki tertunda. Tanda-tanda vitalnya stabil, namun hasil laboratoriumnya baru-baru ini menunjukkan peningkatan kadar glukosa darah dan kolesterol, yang mengindikasikan sirkulasi yang buruk, yang mungkin berkontribusi terhadap tertundanya penyembuhan luka. Perawat mencatat bahwa pasien memakai sepatu ketat, yang mungkin juga menyebabkan tekanan pada kulitnya, sehingga semakin membahayakan integritas kulitnya.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Risiko Kerusakan Integritas Kulit yang berhubungan dengan sirkulasi yang buruk, peningkatan kadar glukosa darah dan kolesterol, tekanan dari sepatu yang ketat.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Integritas Kulit: Luka Tertutup
- Kriteria Hasil:
- Luka sembuh secara progresif
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
- Tidak ada drainase dari luka
- Kulit kembali ke warna dan tekstur normal
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Perawatan Luka:
- Bersihkan luka dengan saline steril
- Aplikasikan balutan/dressing luka yang sesuai
- Pantau tanda-tanda infeksi
- Edukasi pasien tentang perawatan luka di rumah
2. Manajemen Perfusi Jaringan:
- Evaluasi status sirkulasi (nadi perifer, pengisian kapiler, suhu ekstremitas)
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan penyakit penyerta (jantung, arteri perifer)
- Atur posisi ekstremitas untuk meningkatkan aliran darah
- Anjurkan pasien untuk melakukan latihan fisik yang sesuai
3. Edukasi Kesehatan:
- Edukasi tentang perawatan kaki dan pentingnya kontrol glukosa darah serta kolesterol
- Instruksikan pasien untuk memakai alas kaki yang sesuai dan tidak ketat
- Dorong pasien untuk berhenti merokok, jika perlu
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pengaturan diet yang tepat
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan "Risiko Kerusakan Integritas Kulit" dipilih karena pasien memiliki faktor risiko yang dapat menyebabkan kerusakan kulit, seperti sirkulasi yang buruk, peningkatan kadar glukosa darah dan kolesterol, serta tekanan dari sepatu yang ketat. Luaran yang diharapkan adalah penyembuhan luka secara progresif tanpa adanya tanda-tanda infeksi dan kulit kembali ke warna dan tekstur normal. Intervensi keperawatan yang diperlukan berfokus pada perawatan luka, manajemen perfusi jaringan, dan edukasi kesehatan untuk mengatasi faktor-faktor risiko yang ada. -
Article No. 13209 | 04 Mar 2025
Klinis : Seorang pasien pria berusia 68 tahun dengan riwayat penyakit jantung dan penyakit arteri perifer (PAD) datang ke klinik dengan kekhawatiran akan luka yang lambat sembuh di kaki kiri bawahnya. Dia melaporkan, "Saya melihat ada luka kecil beberapa minggu yang lalu, tapi belum sembuh, dan terkadang terasa sakit saat saya berjalan." Dia juga menyebutkan sesekali mati rasa dan kesemutan di kakinya. Setelah pemeriksaan, perawat mengamati adanya ulkus dangkal dengan dasar luka yang gelap dan kemerahan di sekitar kaki kirinya. Kulit pada kedua kaki tampak tipis, kering, dan sejuk saat disentuh, dengan berkurangnya pertumbuhan rambut. Nadi pedal lemah secara bilateral, dan pengisian kapiler di jari kaki tertunda. Tanda-tanda vitalnya stabil, namun hasil laboratoriumnya baru-baru ini menunjukkan peningkatan kadar glukosa darah dan kolesterol, yang mengindikasikan sirkulasi yang buruk, yang mungkin berkontribusi terhadap tertundanya penyembuhan luka. Perawat mencatat bahwa pasien memakai sepatu ketat, yang mungkin juga menyebabkan tekanan pada kulitnya, sehingga semakin membahayakan integritas kulitnya.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan kondisi yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Gangguan Integritas Kulit (00046)
Karakteristik Definisi: Kerusakan epidermis dan/atau dermis.
Faktor Terkait: Immobilitas fisik, gangguan sirkulasi, gangguan sensasi, tekanan.
2. Risiko Kerusakan Perfusi Jaringan Perifer (00228)
Karakteristik Definisi: Berisiko mengalami penurunan sirkulasi darah ke jaringan perifer.
Faktor Terkait: Penyakit arteri perifer, diabetes melitus, hiperkolesterolemia.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Integritas Kulit: Luka (1101)
- Indikator:
- Kedalaman luka (110101)
- Luas permukaan luka (110102)
- Warna dasar luka (110103)
- Tanda-tanda infeksi (110105)
- Kriteria Hasil:
- Kedalaman luka menunjukkan perbaikan
- Luas permukaan luka menunjukkan perbaikan
- Warna dasar luka menunjukkan perbaikan
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
2. Perfusi Jaringan: Perifer (0407)
- Indikator:
- Pengisian kapiler (040702)
- Suhu ekstremitas (040703)
- Rambut pada ekstremitas (040704)
- Denyut nadi perifer (040705)
- Kriteria Hasil:
- Pengisian kapiler normal
- Suhu ekstremitas normal
- Pertumbuhan rambut ekstremitas normal
- Denyut nadi perifer normal
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Perawatan Luka (6540)
- Aktivitas:
- Mengkaji karakteristik luka
- Membersihkan luka dengan teknik aseptik
- Menerapkan perawatan luka yang sesuai
- Memantau perkembangan luka
- Mendidik pasien/keluarga tentang perawatan luka
2. Peningkatan Sirkulasi (4062)
- Aktivitas:
- Mengkaji status sirkulasi perifer
- Menjaga ekstremitas tetap hangat
- Menganjurkan aktivitas fisik yang sesuai
- Mendidik pasien/keluarga tentang peningkatan sirkulasi
3. Manajemen Nutrisi (1120)
- Aktivitas:
- Mengkaji status nutrisi pasien
- Merekomendasikan asupan nutrisi yang mendukung penyembuhan luka
- Memantau dan mencatat asupan nutrisi pasien
- Mengevaluasi respons pasien terhadap intervensi nutrisi
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Gangguan Integritas Kulit dan Risiko Kerusakan Perfusi Jaringan Perifer. Hal ini didasarkan pada adanya luka kronik di kaki kiri pasien yang disertai dengan tanda-tanda gangguan sirkulasi perifer, seperti penurunan nadi pedal, pengisian kapiler yang tertunda, serta kulit yang tipis, kering, dan dingin.
Luaran/Output yang diharapkan adalah perbaikan integritas kulit (luka) dan peningkatan perfusi jaringan perifer. Hal ini dapat diukur melalui indikator yang terkait dengan karakteristik luka dan status sirkulasi perifer.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi perawatan luka, peningkatan sirkulasi, dan manajemen nutrisi. Perawatan luka bertujuan untuk mempercepat penyembuhan luka, sedangkan peningkatan sirkulasi dan manajemen nutrisi bertujuan untuk mendukung proses penyembuhan dengan memperbaiki perfusi jaringan dan status nutrisi pasien. -
Article No. 13210 | 04 Mar 2025
Klinis : Tindakan oprasi untuk mencegah infeksi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi berikut: Tindakan operasi untuk mencegah infeksi
Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu tindakan operasi untuk mencegah infeksi, diagnosa keperawatan yang sesuai dari Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
a. Risiko infeksi
Definisi: Berisiko mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
Karakteristik definitif:
- Prosedur invasif
- Sistem imun yang terganggu
- Paparan lingkungan yang tidak adekuat
- Kebersihan personal yang tidak adekuat
Faktor risiko:
- Tindakan operasi
- Keadaan kulit yang tidak utuh
- Penurunan sistem imun
- Paparan dengan lingkungan yang tidak bersih
Diagnosa ini sesuai dengan kondisi pasien yang akan menjalani tindakan operasi, di mana prosedur invasif tersebut dapat meningkatkan risiko infeksi jika tidak dilakukan pencegahan yang tepat.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang sesuai, luaran atau output yang diharapkan berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) adalah:
a. Pemulihan luka operasi
Definisi: Kondisi di mana luka bedah sembuh secara progresif tanpa komplikasi.
Kriteria hasil:
- Tidak ada tanda-tanda infeksi (erythema, nyeri, bengkak, panas)
- Tidak ada drainase/eksudat pada luka
- Luka tertutup dengan baik
- Tidak ada dehisensi luka
- Tidak ada komplikasi lain (misalnya hemoragi, nekrosis)
Luaran ini sesuai dengan kondisi pasien yang menjalani tindakan operasi, di mana diharapkan luka operasi dapat sembuh dengan baik tanpa adanya komplikasi infeksi atau komplikasi lainnya.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu pemulihan luka operasi, intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) adalah:
a. Perawatan luka
Definisi: Serangkaian tindakan untuk memelihara dan memperbaiki integritas jaringan.
Aktivitas keperawatan:
- Menilai kondisi luka (tanda-tanda infeksi, drainase, dehisensi, dll.)
- Melakukan perawatan luka sesuai prosedur aseptik
- Menjaga kebersihan luka
- Memantau penyembuhan luka secara berkala
- Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang perawatan luka
b. Manajemen infeksi
Definisi: Tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi.
Aktivitas keperawatan:
- Menilai faktor risiko infeksi pada pasien
- Melakukan tindakan pencegahan infeksi (hand hygiene, sterilisasi, isolasi, dll.)
- Memantau tanda-tanda infeksi
- Memberikan intervensi untuk mengendalikan infeksi, jika terjadi
- Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi
Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk mencegah dan mengendalikan infeksi, serta memfasilitasi penyembuhan luka operasi secara optimal.
Dengan demikian, saya telah memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya.