Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 13493 | 07 Mar 2025
Klinis : pasien disorientasi waktu
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang disorientasi waktu.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Orientasi Realitas
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengenali atau memberikan informasi yang benar tentang waktu, tempat, orang, atau situasi.
- Penyebab: Bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gangguan kognitif, perubahan fisiologis, atau stres emosional.
- Gejala: Pasien menunjukkan kebingungan tentang waktu, tempat, atau orang-orang di sekitarnya.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat menunjukkan orientasi yang memadai terhadap waktu, tempat, dan orang.
- Kriteria Hasil: Pasien dapat menyebutkan tanggal, hari, bulan, dan tahun dengan benar; dapat menjelaskan di mana mereka berada; dan dapat mengenali orang-orang di sekitarnya.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Intervensi Keperawatan:
- Orientasi Realitas: Membantu pasien untuk memahami waktu, tempat, dan situasi saat ini.
- Stimulasi Kognitif: Melakukan aktivitas yang merangsang fungsi kognitif pasien, seperti permainan teka-teki atau diskusi.
- Manajemen Lingkungan: Menyediakan lingkungan yang tenang dan terapeutik untuk membantu pasien tetap fokus dan berorientasi.
Dalam kondisi ini, dengan persona pakar dan tone akademis, perawat dapat memberikan edukasi yang komprehensif kepada pasien mengenai pentingnya orientasi realitas dan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk membantu meningkatkan orientasi pasien terhadap waktu, tempat, dan orang-orang di sekitarnya. -
Article No. 13494 | 07 Mar 2025
Klinis : Risiko infeksi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai untuk Kondisi Risiko Infeksi:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi risiko infeksi adalah "Risiko Infeksi". Risiko Infeksi didefinisikan sebagai "Rentan terhadap invasi dan perkembangbiakan organisme patogen, yang dapat mengancam kesehatan" (SDKI, 2017). Kondisi ini menggambarkan adanya faktor-faktor yang meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi pada pasien, seperti sistem imun yang lemah, prosedur invasif, atau paparan terhadap patogen.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan risiko infeksi, diharapkan dapat tercapai beberapa luaran/output, antara lain:
1. Kontrol Infeksi: Pasien menunjukkan tidak ada tanda-tanda infeksi, seperti suhu tubuh normal, tidak ada kemerahan, bengkak, atau nyeri pada area yang berisiko.
2. Perilaku Pencegahan Infeksi: Pasien dan/atau keluarga menunjukkan kemampuan dalam melakukan tindakan pencegahan infeksi, seperti cuci tangan yang benar, perawatan luka yang tepat, dan pengelolaan alat kesehatan yang aman.
3. Pengetahuan tentang Infeksi: Pasien dan/atau keluarga menunjukkan pemahaman yang baik tentang penyebab, tanda-tanda, dan cara pencegahan infeksi.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan pada pasien dengan risiko infeksi, beberapa intervensi keperawatan yang dapat dilakukan, antara lain:
1. Pengkajian Risiko Infeksi: Melakukan pengkajian komprehensif untuk mengidentifikasi faktor-faktor risiko infeksi pada pasien, seperti riwayat penyakit, status imun, prosedur invasif, dan paparan terhadap patogen.
2. Pencegahan Infeksi: Melakukan tindakan pencegahan infeksi, seperti cuci tangan, penggunaan alat pelindung diri, perawatan luka yang aseptik, dan pengelolaan alat kesehatan yang aman.
3. Edukasi Pasien dan Keluarga: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penyebab, tanda-tanda, dan cara pencegahan infeksi, serta pentingnya perilaku pencegahan infeksi.
4. Pemantauan Tanda-Tanda Infeksi: Melakukan pemantauan tanda-tanda infeksi, seperti suhu tubuh, perubahan warna, pembengkakan, dan nyeri pada area yang berisiko.
5. Koordinasi Perawatan: Berkoordinasi dengan tim kesehatan lainnya, seperti dokter dan tim pengendalian infeksi, untuk memastikan pengelolaan yang komprehensif dan efektif dalam mencegah infeksi.
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan risiko infeksi, perawat harus menerapkan prinsip-prinsip keperawatan berbasis bukti, mempertimbangkan kondisi unik pasien, dan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk mencapai luaran yang optimal. -
Article No. 13495 | 07 Mar 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, mari saya berikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) berdasarkan kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- SLKI: Pasien menunjukkan jalan napas yang bersih dan bebas dari sumbatan.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat diberikan antara lain terapi oksigen, fisioterapi dada, suction, dan edukasi tentang teknik batuk efektif.
2. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan.
- SLKI: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat diberikan antara lain manajemen aktivitas, pemberian oksigen, dan latihan fisik bertahap.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Pasien menunjukkan berat badan yang sesuai dengan IMT yang normal.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat diberikan antara lain pengkajian status nutrisi, pemberian makanan berkalori dan bergizi, serta konseling gizi.
Penjelasan singkat:
Berdasarkan kondisi pasien yang mengalami batuk berdahak, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan, serta hasil pemeriksaan yang menunjukkan adanya lesi di paru dan diagnosis awal tuberkulosis paru, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah bersihan jalan napas tidak efektif, intoleransi aktivitas, dan ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh.
Intervensi keperawatan yang dapat diberikan adalah terapi oksigen, fisioterapi dada, suction, edukasi teknik batuk efektif, manajemen aktivitas, pemberian oksigen, latihan fisik bertahap, pengkajian status nutrisi, pemberian makanan berkalori dan bergizi, serta konseling gizi. Tujuan dari intervensi-intervensi tersebut adalah untuk mempertahankan bersihan jalan napas, meningkatkan toleransi aktivitas, dan memperbaiki status nutrisi pasien. -
Article No. 13496 | 07 Mar 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan patensi jalan napas.
- Penyebab: Peningkatan produksi sekret, kelemahan batuk, dan penyakit paru-paru.
- Tanda dan Gejala: Kesulitan bernapas, napas cuping hidung, suara napas bronkial, sesak napas, dan kesulitan mengeluarkan sekret.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan.
- Penyebab: Ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan oksigen tubuh.
- Tanda dan Gejala: Kelelahan, sesak napas, dan penurunan toleransi terhadap aktivitas.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan patensi jalan napas.
- Indikator:
- Frekuensi pernapasan dalam batas normal.
- Suara napas normal.
- Tidak ada sianosis.
- Mampu mengeluarkan sekret.
2. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Definisi: Kemampuan untuk melakukan aktivitas rutin tanpa kelelahan yang berlebihan.
- Indikator:
- Mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa sesak napas.
- Tidak ada tanda-tanda kelelahan yang berlebihan.
- Mampu berpartisipasi dalam program rehabilitasi.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Tujuan: Mempertahankan patensi jalan napas.
- Intervensi:
- Monitoring respirasi dan oksigenasi.
- Pengisapan sekret.
- Bantuan batuk efektif.
- Terapi oksigen sesuai indikasi.
- Edukasi mengenai teknik batuk dan bernafas dalam.
2. Manajemen Aktivitas
- Tujuan: Meningkatkan toleransi aktivitas.
- Intervensi:
- Penilaian toleransi aktivitas.
- Perencanaan aktivitas bertahap.
- Edukasi mengenai manajemen energi.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program rehabilitasi.
- Pemberian dukungan psikologis.
Penjelasan Rinci:
Berdasarkan kondisi pasien, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas dan Intoleransi Aktivitas. Pasien mengalami batuk berdahak, demam, sesak napas, dan penurunan nafsu makan, yang menunjukkan adanya permasalahan dengan bersihan jalan napas. Selain itu, hasil pemeriksaan menunjukkan adanya lesi di paru, yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan oksigen tubuh, sehingga menyebabkan intoleransi aktivitas.
Luaran yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah Bersihan Jalan Napas Efektif dan Toleransi Aktivitas Meningkat. Hal ini ditandai dengan frekuensi pernapasan dalam batas normal, suara napas normal, tidak ada sianosis, dan kemampuan untuk mengeluarkan sekret. Selain itu, pasien juga mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa sesak napas, tidak ada tanda-tanda kelelahan yang berlebihan, dan mampu berpartisipasi dalam program rehabilitasi.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut mencakup Manajemen Jalan Napas dan Manajemen Aktivitas. Dalam Manajemen Jalan Napas, perawat akan melakukan monitoring respirasi dan oksigenasi, pengisapan sekret, bantuan batuk efektif, terapi oksigen sesuai indikasi, serta edukasi mengenai teknik batuk dan bernafas dalam. Dalam Manajemen Aktivitas, perawat akan melakukan penilaian toleransi aktivitas, perencanaan aktivitas bertahap, edukasi mengenai manajemen energi, kolaborasi dengan fisioterapis untuk program rehabilitasi, dan pemberian dukungan psikologis.
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif dan terpadu, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu Bersihan Jalan Napas Efektif dan Toleransi Aktivitas Meningkat, sehingga dapat membantu proses pemulihan dan meningkatkan kualitas hidup pasien. -
Article No. 13497 | 07 Mar 2025
Klinis : mual + muntah+ >5x setiap diberi makan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Mual dan Muntah
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Mual dan muntah merupakan diagnosis keperawatan yang didefinisikan sebagai pengalaman subjektif tidak menyenangkan yang mengarah pada keinginan untuk mengeluarkan isi lambung. Diagnosis ini diindikasikan oleh gejala mual, muntah, dan frekuensi muntah lebih dari 5 kali setiap kali diberi makan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan mual dan muntah adalah pasien dapat menunjukkan mual dan muntah berkurang, dapat menerima asupan nutrisi dan cairan yang adekuat, dan komplikasi yang terkait mual dan muntah dapat dicegah.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani mual dan muntah antara lain:
1. Manajemen Mual dan Muntah: Mengidentifikasi penyebab, memantau tanda-tanda vital, memberikan antiemetik, dan mengatur lingkungan yang nyaman.
2. Manajemen Nutrisi: Memberikan diet yang sesuai, memantau asupan nutrisi dan cairan, serta memberikan nutrisi parenteral jika perlu.
3. Manajemen Cairan: Memantau dan mengganti cairan yang hilang akibat muntah, serta mencegah dehidrasi.
Dalam konteks akademis dan dengan persona sebagai pakar perawat, diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat ini disampaikan dengan nada profesional dan informatif. -
Article No. 13498 | 07 Mar 2025
Klinis : Pasien wanita usia 30 tahun, mengalami sakit tenggorokan dan mulai demam saat berpuasa di hari minggu tgl 2 maret 2025. Keluhan lain sakit seluruh badan, sakit kepala, batuk dan pilek. Hasil pemeriksaan darah di tgl 7 maret 2025, anti dengue IgG positif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan informasi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- SDKI: Kondisi di mana individu mengalami hambatan dalam pembersihan secret dan/atau obstruksi jalan napas
- SLKI: Mempertahankan jalan napas terbuka dan efektif
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi pembersihan jalan napas yang efektif
2. Hipertermia
- SDKI: Kondisi di mana individu mengalami suhu tubuh di atas normal
- SLKI: Mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat
3. Nyeri Akut
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial
- SLKI: Membebaskan individu dari rasa nyeri
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri
Penjelasan Singkat:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas:
- Pasien mengalami gejala batuk dan pilek yang dapat menghambat pembersihan secret dan mengakibatkan obstruksi jalan napas.
- Tujuan keperawatan adalah mempertahankan jalan napas terbuka dan efektif, serta intervensi untuk memfasilitasi pembersihan jalan napas yang efektif.
2. Hipertermia:
- Pasien mengalami demam yang menunjukkan suhu tubuh di atas normal.
- Tujuan keperawatan adalah mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal, serta intervensi untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat.
3. Nyeri Akut:
- Pasien mengalami gejala sakit seluruh badan dan sakit kepala yang merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan.
- Tujuan keperawatan adalah membebaskan individu dari rasa nyeri, serta intervensi untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri.
Dengan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI, perawat dapat memberikan perawatan yang komprehensif dan sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk mengatasi kondisi pasien. -
Article No. 13499 | 07 Mar 2025
Klinis : Pasien wanita usia 30 tahun, mengalami sakit tenggorokan dan mulai demam saat berpuasa di hari minggu tgl 2 maret 2025. Keluhan lain sakit seluruh badan, sakit kepala, batuk dan pilek. Hasil pemeriksaan darah di tgl 7 maret 2025, anti dengue IgG positif
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
1. Risiko Infeksi Berhubungan dengan Respons Imun yang Menurun
- Pasien wanita usia 30 tahun menunjukkan gejala demam, sakit tenggorokan, sakit seluruh badan, sakit kepala, batuk, dan pilek, yang mengindikasikan adanya infeksi. Hasil pemeriksaan darah menunjukkan antibodi dengue IgG positif, yang menunjukkan adanya paparan virus dengue sebelumnya.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Infeksi
- Pasien menunjukkan tanda-tanda infeksi yang menurun.
- Pasien tidak mengalami komplikasi akibat infeksi.
- Pasien menunjukkan peningkatan status imun.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Infeksi
- Kaji tanda dan gejala infeksi secara berkala.
- Pantau hasil pemeriksaan laboratorium terkait infeksi.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi yang sesuai.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
- Fasilitasi istirahat yang adekuat bagi pasien.
2. Peningkatan Imunitas
- Kaji faktor-faktor yang mempengaruhi sistem imun pasien.
- Berikan nutrisi yang seimbang untuk mendukung sistem imun.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi imunomodulator, jika diperlukan.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang perilaku hidup sehat untuk meningkatkan sistem imun.
Penjelasan rinci:
Pasien wanita usia 30 tahun ini menunjukkan gejala infeksi yang umum terjadi pada penyakit demam dengue, seperti demam, sakit tenggorokan, sakit seluruh badan, sakit kepala, batuk, dan pilek. Hasil pemeriksaan darah yang positif untuk antibodi dengue IgG menunjukkan bahwa pasien sebelumnya telah terpapar virus dengue.
Diagnosa keperawatan "Risiko Infeksi Berhubungan dengan Respons Imun yang Menurun" dipilih karena pasien berisiko mengalami komplikasi akibat infeksi, terutama dengan adanya riwayat infeksi dengue sebelumnya. Tujuan asuhan keperawatan adalah mencapai kontrol infeksi, mencegah komplikasi, dan meningkatkan status imun pasien.
Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup manajemen infeksi, seperti pemantauan tanda-tanda infeksi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi yang sesuai, serta edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Selain itu, intervensi untuk peningkatan imunitas juga diperlukan, seperti pengkajian faktor-faktor yang mempengaruhi sistem imun, pemberian nutrisi yang seimbang, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi imunomodulator, serta edukasi pasien dan keluarga tentang perilaku hidup sehat. -
Article No. 13500 | 07 Mar 2025
Klinis : Tn R usia 52 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan utama perut membesar sejak 3 bulan terakhir. Pasien juga mengeluhkan mual, muntah, penurunan nafsu makan, gatal pada kulit serta mudah lelah. Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sering mengeluhkan nyeri perut kanan atas dan mengalami pembengkakan pada kedua tungkai sejak satu bulan terakhir. Pasien memiliki riwayat konsumsi alkohol sejak 20 tahun lalu, dengan rata-rata konsumsi 2-3 botol bir per hari. Selain itu, pasien pernah didiagnosis hepatitis B 10 tahun yang lalu tetapi tidak menjalani pengobatan secara teratur. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan kesadaran: Compos mentis, TD: 100/70 mmHg, N: 92x/menit, RR: 22x/menit, Suhu: 37,5°C, Terdapat spider angioma di dada dan tangan, Sklera ikterik, asites, Tungkai edema (+2), Hati dan limpa teraba membesar dengan konsistensi keras. Pemeriksaan Penunjang: • Laboratorium: o Hb: 10 g/dL o Leukosit: 9.500/mm³ o Trombosit: 80.000/mm³ o SGOT: 95 U/L o SGPT: 72 U/L o Albumin: 2,8 g/dL o Bilirubin total: 4,2 mg/dL o Bilirubin direct: 2,5 mg/dL o INR ((International Normalized Ratio)) : 1,8 • USG Abdomen: o Hati tampak mengecil dengan permukaan tidak rata o Terdapat cairan asites dalam jumlah sedang o Splenomegali (+) • Endoskopi: o Varises esofagus derajat II
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, dapat ditegakkan beberapa diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat menurut SDKI, SLKI, dan SIKI Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
- SDKI: Keadaan di mana asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Intervensi untuk mempertahankan atau meningkatkan status nutrisi pasien.
- SIKI: Pemberian nutrisi untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
2. Diagnosa Keperawatan: Nyeri kronis
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial yang berlangsung lebih dari tiga bulan.
- SLKI: Intervensi untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri yang dirasakan pasien.
- SIKI: Pengkajian dan manajemen nyeri untuk mencapai status nyeri yang terkontrol.
3. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan karena keterbatasan fisik atau persepsi terhadap keterbatasan.
- SLKI: Intervensi untuk mempertahankan atau meningkatkan tingkat aktivitas yang dapat dilakukan.
- SIKI: Fasilitasi aktivitas fisik dan kognitif sesuai dengan kemampuan pasien.
4. Diagnosa Keperawatan: Risiko perdarahan
- SDKI: Rentan mengalami kehilangan darah yang melebihi batas normal.
- SLKI: Intervensi untuk mencegah atau mengendalikan perdarahan.
- SIKI: Pemantauan tanda-tanda perdarahan dan pemberian tindakan yang tepat.
5. Diagnosa Keperawatan: Gangguan citra tubuh
- SDKI: Perubahan persepsi dan perasaan negatif terhadap penampilan fisik.
- SLKI: Intervensi untuk membantu pasien menerima dan beradaptasi dengan perubahan citra tubuh.
- SIKI: Pemberian dukungan emosional dan edukasi terkait perubahan citra tubuh.
Diagnosa-diagnosa keperawatan tersebut dirumuskan berdasarkan kondisi klinis Tn. R, yaitu perut membesar, mual, muntah, penurunan nafsu makan, gatal pada kulit, mudah lelah, nyeri perut kanan atas, edema tungkai, hasil laboratorium, serta temuan pemeriksaan penunjang. Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI memberikan acuan standar untuk intervensi dan tindakan keperawatan yang tepat. -
Article No. 13501 | 07 Mar 2025
Klinis : Tn R usia 52 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan utama perut membesar sejak 3 bulan terakhir. Pasien juga mengeluhkan mual, muntah, penurunan nafsu makan, gatal pada kulit serta mudah lelah. Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sering mengeluhkan nyeri perut kanan atas dan mengalami pembengkakan pada kedua tungkai sejak satu bulan terakhir. Pasien memiliki riwayat konsumsi alkohol sejak 20 tahun lalu, dengan rata-rata konsumsi 2-3 botol bir per hari. Selain itu, pasien pernah didiagnosis hepatitis B 10 tahun yang lalu tetapi tidak menjalani pengobatan secara teratur. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan kesadaran: Compos mentis, TD: 100/70 mmHg, N: 92x/menit, RR: 22x/menit, Suhu: 37,5°C, Terdapat spider angioma di dada dan tangan, Sklera ikterik, asites, Tungkai edema (+2), Hati dan limpa teraba membesar dengan konsistensi keras. Pemeriksaan Penunjang: • Laboratorium: o Hb: 10 g/dL o Leukosit: 9.500/mm³ o Trombosit: 80.000/mm³ o SGOT: 95 U/L o SGPT: 72 U/L o Albumin: 2,8 g/dL o Bilirubin total: 4,2 mg/dL o Bilirubin direct: 2,5 mg/dL o INR ((International Normalized Ratio)) : 1,8 • USG Abdomen: o Hati tampak mengecil dengan permukaan tidak rata o Terdapat cairan asites dalam jumlah sedang o Splenomegali (+) • Endoskopi: o Varises esofagus derajat II
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, dapat ditegakkan beberapa diagnosa keperawatan, beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut:
1. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakcukupan energi yang dibutuhkan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang dirasakan oleh individu.
- SLKI: Pasien mampu melakukan aktivitas sesuai kemampuan.
- SIKI: Manajemen Energi: Intervensi untuk memfasilitasi penggunaan energi yang efektif.
2. Diagnosa Keperawatan: Mual
- SDKI: Sensasi tidak nyaman yang mengarah pada keinginan untuk muntah.
- SLKI: Pasien bebas dari mual dan muntah.
- SIKI: Manajemen Mual: Intervensi untuk mencegah atau mengurangi sensasi mual.
3. Diagnosa Keperawatan: Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Pasien mencapai berat badan ideal.
- SIKI: Manajemen Nutrisi: Intervensi untuk mempertahankan atau meningkatkan status nutrisi.
4. Diagnosa Keperawatan: Sirkulasi Perifer Tidak Efektif
- SDKI: Gangguan aliran darah dan oksigen ke bagian tubuh yang mengarah pada perubahan fungsi jaringan.
- SLKI: Pasien memiliki sirkulasi perifer yang efektif.
- SIKI: Manajemen Sirkulasi: Intervensi untuk memfasilitasi aliran darah dan oksigen ke jaringan.
5. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Kronis
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan actual atau potensial yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
- SLKI: Pasien bebas dari nyeri.
- SIKI: Manajemen Nyeri: Intervensi untuk mencegah, mengurangi, atau menghilangkan nyeri.
Penjelasan singkat dari kondisi Tn. R:
Tn. R mengalami sirosis hati, yang ditandai dengan pembesaran hati dan limpa, asites, edema tungkai, serta varises esofagus. Riwayat konsumsi alkohol dan hepatitis B yang tidak dikelola dengan baik menjadi faktor yang berkontribusi pada kondisi ini. Kondisi klinis yang dialami Tn. R menyebabkan intoleransi aktivitas, mual, penurunan nafsu makan, serta nyeri kronis. Penanganan komprehensif dibutuhkan untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul. -
Article No. 13502 | 07 Mar 2025
Klinis : Tn R usia 52 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan utama perut membesar sejak 3 bulan terakhir. Pasien juga mengeluhkan mual, muntah, penurunan nafsu makan, gatal pada kulit serta mudah lelah. Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sering mengeluhkan nyeri perut kanan atas dan mengalami pembengkakan pada kedua tungkai sejak satu bulan terakhir. Pasien memiliki riwayat konsumsi alkohol sejak 20 tahun lalu, dengan rata-rata konsumsi 2-3 botol bir per hari. Selain itu, pasien pernah didiagnosis hepatitis B 10 tahun yang lalu tetapi tidak menjalani pengobatan secara teratur. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan kesadaran: Compos mentis, TD: 100/70 mmHg, N: 92x/menit, RR: 22x/menit, Suhu: 37,5°C, Terdapat spider angioma di dada dan tangan, Sklera ikterik, asites, Tungkai edema (+2), Hati dan limpa teraba membesar dengan konsistensi keras. Pemeriksaan Penunjang: • Laboratorium: o Hb: 10 g/dL o Leukosit: 9.500/mm³ o Trombosit: 80.000/mm³ o SGOT: 95 U/L o SGPT: 72 U/L o Albumin: 2,8 g/dL o Bilirubin total: 4,2 mg/dL o Bilirubin direct: 2,5 mg/dL o INR ((International Normalized Ratio)) : 1,8 • USG Abdomen: o Hati tampak mengecil dengan permukaan tidak rata o Terdapat cairan asites dalam jumlah sedang o Splenomegali (+) • Endoskopi: o Varises esofagus derajat II
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, dapat ditegakkan beberapa diagnosis keperawatan menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut:
1. Diagnosa Keperawatan (SDKI):
a. Intoleransi aktivitas (00092)
- Penjelasan: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan, disebabkan oleh perasaan kelelahan yang dirasakan oleh pasien.
b. Nyeri kronis (00133)
- Penjelasan: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang bersifat menetap atau berkepanjangan, yang dirasakan oleh pasien.
c. Gangguan nutrisi: Intake kurang dari kebutuhan tubuh (00002)
- Penjelasan: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik, yang ditandai dengan penurunan berat badan, anoreksia, dan kadar albumin yang rendah.
d. Risiko perdarahan (00206)
- Penjelasan: Berisiko mengalami kehilangan darah dalam jumlah yang melebihi batas normal, yang disebabkan oleh penurunan trombosit dan gangguan pembekuan darah.
2. Rencana Intervensi Keperawatan (SLKI):
a. Untuk intoleransi aktivitas:
- Manajemen energi
- Manajemen aktivitas
b. Untuk nyeri kronis:
- Manajemen nyeri
- Terapi komplementer: Relaksasi
c. Untuk gangguan nutrisi: Intake kurang dari kebutuhan tubuh:
- Manajemen nutrisi
- Edukasi gizi
d. Untuk risiko perdarahan:
- Manajemen perdarahan
- Perawatan luka
3. Dokumentasi Asuhan Keperawatan (SIKI):
a. Untuk intoleransi aktivitas:
- Memantau tanda-tanda vital
- Memfasilitasi istirahat dan tidur yang adekuat
- Mengoptimalkan status nutrisi
b. Untuk nyeri kronis:
- Mengkaji karakteristik nyeri
- Memberikan analgesik sesuai indikasi
- Mengajarkan teknik relaksasi
c. Untuk gangguan nutrisi: Intake kurang dari kebutuhan tubuh:
- Mengkaji status nutrisi
- Memantau asupan dan output cairan
- Memberikan nutrisi enteral atau parenteral sesuai indikasi
d. Untuk risiko perdarahan:
- Memantau tanda-tanda perdarahan
- Mengatur aktivitas untuk mencegah trauma
- Melakukan perawatan luka sesuai kebutuhan
Dengan penerapan rencana asuhan keperawatan yang komprehensif berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan kesehatan yang dialami pasien Tn. R.