Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 13636 | 10 Mar 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat dari standar SDKI - SLKI - SIKI Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bebas.
- Penyebab: Peningkatan produksi sekret, kelemahan batuk, dan ketidakmampuan untuk mengekspektorasi sekret.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- Penyebab: Keterbatasan fisik, seperti kelemahan, sesak napas, dan kelelahan.
3. Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Penyebab: Anoreksia, mual, dan gejala penyakit.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Karakteristik utama adalah pasien mengalami kesulitan membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas.
- Intoleransi Aktivitas: Karakteristik utama adalah pasien mengalami keterbatasan fisik untuk menyelesaikan aktivitas rutin.
- Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh: Karakteristik utama adalah pasien mengalami penurunan berat badan, asupan nutrisi tidak adekuat, dan gejala penyakit yang memengaruhi status nutrisi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan jalan napas yang bebas dari obstruksi.
- Intoleransi Aktivitas: Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan toleransi yang meningkat.
- Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh: Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan status nutrisi yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Intervensi yang dapat dilakukan adalah mengatur posisi, memberikan bronkodilator, dan memfasilitasi batuk efektif.
- Intoleransi Aktivitas: Intervensi yang dapat dilakukan adalah mengatur aktivitas, memberikan edukasi, dan melakukan latihan fisik yang terukur.
- Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh: Intervensi yang dapat dilakukan adalah mengatur diet, memantau asupan nutrisi, dan memberikan edukasi nutrisi. -
Article No. 13637 | 10 Mar 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Penjelasan: Pasien mengalami batuk berdahak, sesak napas, dan suara napas bronkial di paru kanan atas, yang mengindikasikan adanya gangguan dalam membersihkan jalan napas secara efektif.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Penjelasan: Pasien mengalami kehilangan nafsu makan, yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi dan penurunan berat badan.
3. Hipertermia
- Penjelasan: Pasien mengalami demam, yang menunjukkan adanya peningkatan suhu tubuh di atas normal.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien dan menentukan tindakan keperawatan yang tepat. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang menjelaskan hasil yang diharapkan dari tindakan keperawatan yang dilakukan. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang menjelaskan tindakan-tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Sebagai perawat, saya akan menggunakan kerangka SDKI - SLKI - SIKI untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar bagi pasien dengan diagnosis tuberkulosis paru. Tujuannya adalah untuk memastikan pasien mendapatkan perawatan yang optimal, sesuai dengan standar profesi keperawatan di Indonesia. -
Article No. 13638 | 10 Mar 2025
Klinis : Pola Nafas Tidak Efektif
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai untuk Kondisi "Pola Nafas Tidak Efektif":
Pola Nafas Tidak Efektif adalah diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi dimana pasien mengalami ketidakmampuan untuk mempertahankan ventilasi yang adekuat dan pertukaran gas yang efektif. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penyakit paru, kelelahan, atau gangguan neuromuskular.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Perbaikan Pola Nafas: Pasien menunjukkan pola nafas yang efektif, dengan frekuensi, kedalaman, dan irama nafas yang normal.
2. Peningkatan Oksigenasi: Pasien menunjukkan peningkatan saturasi oksigen dan tidak mengalami hipoksemia.
3. Penurunan Kelelahan: Pasien menunjukkan penurunan tanda-tanda kelelahan, seperti diaphoresis, takikardia, dan peningkatan penggunaan otot bantu pernapasan.
4. Peningkatan Kemampuan Bernapas: Pasien mampu melakukan latihan pernapasan dengan efektif dan tanpa kesulitan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Pola Nafas:
- Pantau frekuensi, kedalaman, dan irama nafas pasien.
- Catat tanda-tanda distres pernapasan, seperti penggunaan otot bantu pernapasan.
- Lakukan auskultasi paru untuk mendeteksi adanya suara nafas abnormal.
2. Dukungan Oksigenasi:
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan pasien, dengan alat bantu pernapasan yang sesuai.
- Pantau saturasi oksigen dan lakukan tindakan korektif jika diperlukan.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menentukan kebutuhan oksigen yang optimal.
3. Manajemen Kelelahan:
- Ajarkan teknik-teknik pernapasan untuk membantu mengurangi kelelahan.
- Terapkan strategi untuk menghemat energi, seperti mengatur posisi tubuh yang efisien.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk memberikan latihan fisik yang sesuai.
4. Edukasi dan Pemberdayaan Pasien:
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pola nafas normal dan strategi untuk mempertahankannya.
- Ajarkan latihan pernapasan dan teknik-teknik relaksasi yang dapat dilakukan oleh pasien.
- Dorong pasien untuk berpartisipasi aktif dalam perawatan diri dan pengambilan keputusan.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu perbaikan pola nafas, peningkatan oksigenasi, penurunan kelelahan, dan peningkatan kemampuan bernapas, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien. -
Article No. 13639 | 10 Mar 2025
Klinis : Bayi baru lahir 2 jam yang lalu dengan berat badan lahir rendah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi bayi baru lahir 2 jam yang lalu dengan berat badan lahir rendah:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pertumbuhan Neonatus
- Definisi: Ketidakmampuan bayi baru lahir untuk mencapai potensi pertumbuhan yang optimal.
- Penyebab: Faktor prenatal (malnutrisi maternal, infeksi), faktor intranatal (kelahiran prematur), dan faktor postnatal (nutrisi inadekuat).
2. Risiko Hipotermia
- Definisi: Ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
- Penyebab: Prematuritas, lingkungan dingin, ketidakstabilan suhu lingkungan, dan kurangnya lapisan lemak subkutan.
3. Risiko Infeksi
- Definisi: Kerentanan terhadap masuknya dan berkembangbiaknya organisme patogen.
- Penyebab: Imaturitas sistem imun, paparan lingkungan, dan prosedur invasif.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Sistem klasifikasi diagnosa keperawatan yang digunakan di Indonesia, mencakup definisi, penyebab, gejala, dan fokus asuhan keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Sistem klasifikasi luaran keperawatan yang digunakan di Indonesia, mencakup kriteria hasil dan indikator yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Sistem klasifikasi intervensi keperawatan yang digunakan di Indonesia, mencakup definisi, aktivitas, dan rasional intervensi keperawatan.
Dalam kondisi bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah, penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI membantu perawat dalam menentukan diagnosa keperawatan yang tepat, menetapkan luaran yang diharapkan, dan merencanakan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mempromosikan pertumbuhan, mencegah hipotermia, dan mengurangi risiko infeksi pada bayi. -
Article No. 13640 | 10 Mar 2025
Klinis : Bayi baru lahir 2 jam yang lalu dengan berat badan lahir rendah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk bayi baru lahir 2 jam dengan berat badan lahir rendah adalah:
1. Risiko Hipotermia
- Penjelasan singkat:
Bayi dengan berat badan lahir rendah memiliki risiko tinggi untuk mengalami hipotermia karena kemampuan thermoregulasi yang belum optimal. Hal ini dapat menyebabkan komplikasi yang serius bagi bayi.
2. Risiko Gangguan Perkembangan
- Penjelasan singkat:
Bayi dengan berat badan lahir rendah berisiko mengalami gangguan perkembangan, terutama pada aspek fisik, kognitif, dan psikososial. Diperlukan intervensi yang tepat untuk mendukung perkembangan bayi.
Sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Diagnosa Keperawatan ini dapat diuraikan menggunakan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia).
1. Risiko Hipotermia
- SDKI: Risiko Hipotermia
- SLKI: Termoregulasi Efektif
- SIKI: Manajemen Hipotermia
2. Risiko Gangguan Perkembangan
- SDKI: Risiko Gangguan Perkembangan
- SLKI: Perkembangan Optimal
- SIKI: Pemantauan Perkembangan
Dalam kondisi ini, dengan persona "pakar" dan "nurse", diharapkan Anda dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan sesuai dengan standar praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 13641 | 10 Mar 2025
Klinis : Bayi baru lahir 2 jam yang lalu dengan berat badan lahir rendah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu bayi baru lahir 2 jam yang lalu dengan berat badan lahir rendah, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan berat badan lahir rendah
- Penjelasan: Bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah cenderung memiliki keterbatasan dalam melakukan aktivitas, seperti menangis, menyusu, dan pergerakan yang terbatas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Kriteria hasil: Bayi menunjukkan peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas sesuai dengan usia dan kondisi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Energi
- Intervensi: Memantau tanda-tanda vital, mengatur lingkungan yang nyaman, dan memberikan dukungan nutrisi yang adekuat untuk memfasilitasi pemulihan.
2. Perawatan Bayi Berat Lahir Rendah
- Intervensi: Memberikan perawatan khusus seperti termoregulasi, nutrisi enteral/parenteral, dan pemantauan ketat untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Penjelasan Singkat:
Bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah memiliki risiko intoleransi aktivitas karena keterbatasan energi dan kemampuan fisik. Tujuan keperawatan adalah meningkatkan toleransi aktivitas melalui intervensi manajemen energi dan perawatan khusus untuk bayi dengan berat badan lahir rendah. Perawat berperan dalam memantau tanda-tanda vital, mengatur lingkungan yang nyaman, memberikan dukungan nutrisi, dan melakukan perawatan spesifik untuk mendukung pemulihan dan perkembangan bayi. -
Article No. 13642 | 10 Mar 2025
Klinis : Bayi baru lahir 2 jam yang lalu dengan berat badan lahir rendah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah (2 jam setelah kelahiran) dapat memiliki beberapa diagnosa keperawatan berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Berikut adalah contoh diagnosis keperawatan, beserta penjelasan singkatnya:
1. Diagnosa Keperawatan: Risiko Hipotermia
- SDKI: Risiko Gangguan Pemeliharaan Suhu Tubuh
- SLKI: Suhu Tubuh Dalam Rentang Normal
- SIKI: Manajemen Hipotermia
Penjelasan singkat:
Bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah memiliki risiko tinggi mengalami hipotermia karena kemampuan untuk mengatur suhu tubuh yang belum sempurna. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah mempertahankan suhu tubuh bayi dalam rentang normal dengan menggunakan metode seperti perawatan kanguru, inkubator, atau pemantauan suhu secara berkala.
2. Diagnosa Keperawatan: Risiko Gangguan Nutrisi
- SDKI: Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SLKI: Nutrisi Adekuat
- SIKI: Manajemen Nutrisi
Penjelasan singkat:
Bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah memiliki risiko mengalami gangguan nutrisi karena kemampuan menyusu yang belum optimal. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memastikan asupan nutrisi yang adekuat melalui pemberian ASI atau susu formula secara tepat, serta memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi.
3. Diagnosa Keperawatan: Risiko Infeksi
- SDKI: Risiko Infeksi
- SLKI: Bebas Infeksi
- SIKI: Manajemen Infeksi
Penjelasan singkat:
Bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah memiliki risiko tinggi mengalami infeksi karena sistem imun yang belum optimal. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah menjaga kebersihan dan sterilitas lingkungan, melakukan pemantauan tanda-tanda infeksi, serta menerapkan tindakan pencegahan infeksi secara komprehensif.
Perlu diperhatikan bahwa diagnosa keperawatan dan intervensi yang sesuai dapat bervariasi tergantung pada kondisi khas setiap bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah. Evaluasi dan modifikasi rencana asuhan keperawatan harus dilakukan secara berkala sesuai dengan perkembangan kondisi bayi. -
Article No. 13643 | 10 Mar 2025
Klinis : Pasien Ny. N usia 48 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri abdomen bagian bawah, bagian kiri bawah, nyeri memberat 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri hilang timbul dirasakan sejak 1 tahun yang lalu. Keluhan juga BAB bercampur darah. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit lainnya. Namun ada keluarga yang pernah menderita tumor. Hasil pemeriksaan didapatkan kesadaran compos mentis, Td: 111/86 mmHg, N: 106 x/menit, RR: 24x/ menit, S: 36,5oC. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan konjungtiva anemis, sklera ikterik, di leher tidak ditemukan pembesaran kelenjar getah bening, membrane mukosa pucat. Hasil pemeriksaan paru simetris kiri dan kanan, suara napas vesikuler. Pemeriksaan jantung, ictus cordis teraba 2 jari di RIC 5 LMCS, auskultasi terdengar bunyi jantung I dan II, bising (-). Hasil pemeriksaan abdomen, tampak distensi, tidak ada bekas luka, terdapat benjolan di bagian kiri bawah ukuran sekitar 4-5 cm, bising usus (+), nyeri tekan (+). Ekstremitas tidak ada kelainan, CRT >3 detik. Pasien mengalami penurunan berat badan, IMT 17,3, tidak nafsu makan sejak 8 bulan belakangan. Pasien juga mengalami BAB tidak teratur, kadang sekali 4 hari akdang sekali seminggu, BAB yang keluar kecil-kecil, seperti kotoran kambing disertai darah dan nyeri saat BAB. Nyeri abdomen terasa menusuk, skala nyeri 8, nyeri hilang timbul. Pasien mengatakan ia memiliki riwayat suka mengkonsumsi daging dan jarang mengkonsumsi sayur dan buah, pasien juga suka mengkomsumsi makanan olahan (fast food). Hasil pemeriksaan penunjang Hb: 7,2 g/dl, leukosit 22.120/mm3 , trombosit 284.000/mm3 , Ht 30%, eritrosit 3,8 jt/mm3 , MCV 78, MCH 26. Hasil ronxent abdomen terdapat massa pada bagian kiri bawah area sigmoid. Pasien direncanakan untuk tindakan operasi. Pasien mengatakan takut dan cemas untuk dioperasi.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien Ny. N adalah:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit (tumor) yang ditandai dengan nyeri abdomen bagian bawah dan kiri bawah, skala nyeri 8, nyeri hilang timbul.
2. Risiko malnutrisi berhubungan dengan penurunan nafsu makan, penurunan berat badan, dan pola makan yang tidak sehat (suka mengonsumsi daging, fast food, kurang sayur dan buah).
3. Kecemasan berhubungan dengan rencana tindakan operasi yang akan dilakukan.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
2. Risiko malnutrisi: Keadaan gizi yang buruk akibat asupan nutrisi yang tidak adekuat.
3. Kecemasan: Respon emosional dan psikologis individu terhadap ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri terkontrol, Tingkat nyeri menurun, Perilaku mengatasi nyeri meningkat.
2. Status gizi membaik, Berat badan meningkat, Asupan nutrisi memadai.
3. Kecemasan terkendali, Tingkat kecemasan menurun, Kemampuan mengatasi kecemasan meningkat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen nyeri, Terapi farmakologi, Distraksi.
2. Manajemen nutrisi, Edukasi gizi, Monitor status gizi.
3. Manajemen kecemasan, Terapi relaksasi, Dukungan emosional. -
Article No. 13644 | 10 Mar 2025
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, diagnosis dan kode ICD-10 serta kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I21.0
- Deskripsi: Infark miokard akut transmural dinding anterior
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 93.90
- Deskripsi: Pemantauan EKG, tidak spesifik
Penjelasan:
Pasien wanita usia 60 tahun mengalami gejala-gejala yang mengarah pada infark miokard akut, yaitu nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai sesak napas, mual, dan keringat dingin. Hasil EKG menunjukkan adanya infark miokard akut. Pasien juga memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2, yang merupakan faktor risiko untuk penyakit kardiovaskular.
Berdasarkan informasi klinis tersebut, kode ICD-10 yang sesuai adalah I21.0, yang merujuk pada infark miokard akut transmural dinding anterior. Infark miokard akut merupakan kondisi gawat darurat yang membutuhkan penanganan segera.
Selain itu, prosedur medis yang dilakukan adalah pemantauan EKG, yang memiliki kode ICD-9-CM 93.90. Pemantauan EKG merupakan tindakan diagnostik penting untuk mendeteksi dan memantau kondisi infark miokard akut pada pasien. -
Article No. 13645 | 10 Mar 2025
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan infark miokard akut
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan sesak napas
3. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
2. Gangguan pertukaran gas: Ketidakmampuan untuk melakukan oksigenasi atau eliminasi karbon dioksida pada tingkat normal.
3. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri terkontrol: Pasien melaporkan nyeri dapat dikendalikan dengan intervensi keperawatan.
2. Pertukaran gas membaik: Pasien menunjukkan perbaikan dalam pertukaran gas.
3. Keseimbangan nutrisi membaik: Pasien menunjukkan perbaikan dalam status nutrisi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen nyeri: Tindakan untuk mengidentifikasi dan mengurangi/mengontrol faktor-faktor yang menyebabkan atau memperberat nyeri.
2. Manajemen jalan napas: Tindakan untuk mempertahankan dan memperbaiki fungsi pernapasan.
3. Terapi nutrisi: Tindakan untuk menyediakan, memodifikasi, dan mengevaluasi asupan nutrisi yang adekuat.
Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berkualitas untuk menangani kondisi pasien tersebut.