Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 13624 | 10 Mar 2025
Klinis : Seorang wanita berusia 35 tahun sedang mengandung. Usia kehamilan sudah 29 bulan. Saat ini klien mengeluah kurang berminat tehadap pasangannya. Klien mengatakan sering menolak ketika diajak suaminya berhubungan suami istri. Klien mengatakan bahwa ia malas dan tidak berhasrat untuk melakukan hubungan suami istri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan:
Penurunan Libido Seksual
Penjelasan Singkat:
Penurunan Libido Seksual adalah diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi yang Anda jabarkan. Penurunan Libido Seksual didefinisikan sebagai penurunan atau hilangnya keinginan seksual atau gairah seksual.
Berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), tanda dan gejala yang muncul pada klien adalah:
1. Klien mengatakan kurang berminat terhadap pasangannya.
2. Klien sering menolak ketika diajak suaminya berhubungan suami istri.
3. Klien mengatakan malas dan tidak berhasrat untuk melakukan hubungan suami istri.
Faktor yang berkontribusi pada penurunan libido seksual pada kehamilan dapat dipengaruhi oleh perubahan hormonal, perubahan fisik, kelelahan, serta faktor psikologis seperti kecemasan, stres, atau depresi.
Rencana asuhan keperawatan yang dapat dilakukan meliputi:
1. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Klien dapat mengekspresikan kembali hasrat seksualnya.
2. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Edukasi tentang perubahan seksual selama kehamilan, manajemen stres, dan komunikasi efektif dengan pasangan.
Peran perawat adalah memberikan dukungan, edukasi, dan memfasilitasi komunikasi yang efektif antara klien dan pasangannya untuk mengatasi masalah penurunan libido seksual selama kehamilan. -
Article No. 13625 | 10 Mar 2025
Klinis : ansietas berhubungan dengan penyakitnya
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi ansietas berhubungan dengan penyakitnya:
1. Kode ICD-10:
- Kode: F41.1
- Deskripsi: Gangguan panik [ansietas episodik paroksismal]
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 94.39
- Deskripsi: Terapi psikologis lainnya, termasuk konseling
Penjelasan:
- Kode ICD-10 F41.1 menggambarkan kondisi ansietas berhubungan dengan penyakitnya, yang termasuk dalam kategori "Gangguan panik [ansietas episodik paroksismal]". Kondisi ini ditandai dengan serangan ansietas yang tiba-tiba dan berulang, yang dapat disertai dengan gejala fisiologis seperti detak jantung yang cepat, berkeringat, dan perasaan takut yang berlebihan.
- Kode ICD-9-CM 94.39 untuk "Terapi psikologis lainnya, termasuk konseling" dapat digunakan untuk menggambarkan tindakan medis yang dilakukan, seperti konseling atau psikoterapi, untuk mengelola kondisi ansietas yang berhubungan dengan penyakit pasien.
Dalam penanganan kondisi ini, pendekatan holistik yang melibatkan terapi psikologis dan manajemen gejala ansietas dapat membantu pasien dalam mengelola kondisi dengan lebih efektif. -
Article No. 13626 | 10 Mar 2025
Klinis : ansietas
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah informasi yang Anda minta:
1. Kode ICD-10:
- Kode: F41.1
- Deskripsi: Gangguan panik [episodik paroksismal kecemasan]
Gangguan panik atau ansietas adalah suatu kondisi psikiatris yang ditandai dengan serangan kecemasan yang tiba-tiba dan berulang, disertai dengan gejala fisik seperti jantung berdebar, berkeringat, dan tremor. Pasien dengan gangguan ini sering merasa khawatir akan terjadi sesuatu yang buruk pada dirinya.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode prosedur spesifik untuk ansietas.
- Deskripsi: Manajemen ansietas biasanya melibatkan terapi psikologis, seperti terapi kognitif-perilaku, dan dalam beberapa kasus, penggunaan obat-obatan antidepresan atau anxiolitik. Pemeriksaan fisik dan penunjang juga dapat dilakukan untuk menyingkirkan penyebab lain.
Penjelasan detail:
- Ansietas atau kecemasan adalah respons emosional normal terhadap situasi tertentu yang dianggap mengancam. Namun, jika kecemasan menjadi berlebihan dan mengganggu aktivitas sehari-hari, maka dapat dikategorikan sebagai gangguan mental.
- Kode ICD-10 F41.1 mencakup berbagai jenis gangguan panik, termasuk serangan panik, agorafobia dengan atau tanpa riwayat gangguan panik, dan gangguan panik tanpa agorafobia.
- Tidak ada kode ICD-9-CM spesifik untuk prosedur atau tindakan medis dalam penanganan ansietas. Penanganan umumnya dilakukan melalui terapi psikologis dan/atau penggunaan obat-obatan, bergantung pada berat dan faktor penyebab dari kondisi pasien. -
Article No. 13627 | 10 Mar 2025
Klinis : ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi ansietas yang berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit.
Diagnosa Keperawatan:
Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit
Penjelasan singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ansietas didefinisikan sebagai perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi bahaya. Dalam kasus ini, ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan pasien tentang penyakitnya, yang dapat menyebabkan ketidakpastian dan kecemasan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dalam kasus ini adalah pasien dapat menunjukkan penurunan tingkat ansietas dan peningkatan pengetahuan tentang penyakitnya. Indikator keberhasilan dapat meliputi ekspresi wajah yang lebih rileks, berkurangnya ketegangan otot, dan pasien dapat menyebutkan informasi dasar terkait penyakitnya.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
- Manajemen ansietas: Membantu pasien mengidentifikasi dan mengatasi sumber kecemasan, mengajarkan teknik relaksasi, dan menyediakan lingkungan yang nyaman.
- Peningkatan pengetahuan: Memberikan pendidikan kesehatan terkait penyakit, prognosis, dan penatalaksanaannya, serta mendorong pasien untuk aktif bertanya dan mencari informasi.
- Dukungan emosional: Mendengarkan secara aktif, memberikan empati, dan membantu pasien mengekspresikan perasaannya.
Sebagai seorang perawat, saya akan bekerja sama dengan pasien dan tim kesehatan lainnya untuk memastikan bahwa kebutuhan pasien terpenuhi dan tujuan perawatan dapat tercapai. -
Article No. 13628 | 10 Mar 2025
Klinis : bintilan mata
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan contoh diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi bintilan mata.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan integritas kulit (bintilan mata) berhubungan dengan adanya kelainan pada kelopak mata.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Gangguan integritas kulit adalah kerusakan atau perubahan pada kulit dan/atau membran mukosa.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah pemulihan integritas kulit yang ditandai dengan tidak adanya lesi pada kelopak mata.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan adalah:
1. Observasi tanda-tanda infeksi pada kelopak mata.
2. Pemberian terapi topikal sesuai indikasi.
3. Edukasi pasien dan keluarga tentang perawatan kelopak mata.
4. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter spesialis mata) untuk penanganan lebih lanjut.
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lain untuk melakukan assessment, merumuskan diagnosa keperawatan, menetapkan luaran yang diharapkan, dan merencanakan intervensi yang tepat sesuai dengan standar praktik keperawatan Indonesia. Tujuannya adalah untuk memulihkan integritas kulit pada kelopak mata pasien. -
Article No. 13629 | 10 Mar 2025
Klinis : nyeri pinggang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi nyeri pinggang.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Definisi:
Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
Penjelasan Singkat:
- SDKI: Nyeri Akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah seperti itu.
- SLKI: Hasil yang diharapkan dari penanganan nyeri akut adalah pasien dapat melaporkan nyeri terkontrol, dapat beraktivitas tanpa hambatan yang disebabkan oleh nyeri, dan dapat beristirahat dengan nyaman.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mengatasi nyeri akut dapat meliputi pemberian analgesik, terapi relaksasi, terapi kompres hangat/dingin, dan edukasi tentang manajemen nyeri.
Sebagai perawat, saya akan melakukan penilaian komprehensif terhadap pasien, mengidentifikasi faktor penyebab nyeri, dan menyusun rencana perawatan yang berfokus pada pengurangan nyeri, peningkatan fungsi, dan peningkatan kualitas hidup pasien. -
Article No. 13631 | 10 Mar 2025
Klinis : Perawat mengunjungi sebuah keluarga dan menemukan salah satu anggota keluarga menderita DM sudah 2 tahun, keluhan kaki kesemutan, sering baal, ada bekas luka dikaki yang baru sembuh. GDS 280 mg/dl. Klien tidak pernah berobat karena merasa tidak ada keluhan yang berat. Apakah tindakan mandiri perawat pada kasus tersebut? (a) Mengajarkan senam kaki (b) Merawat kaki DM (c) Menganjurkan jalan kaki tanpa alas kaki (d) Menganjurkan olah raga ringan setiap hari (e) Menjelaskan tentang diit DM
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi klien dengan diabetes melitus (DM) yang sudah diderita selama 2 tahun dengan keluhan kaki kesemutan, sering baal, dan ada bekas luka di kaki yang baru sembuh serta kadar gula darah sewaktu (GDS) 280 mg/dl, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Diagnosa Keperawatan (SDKI):
- Risiko kerusakan integritas kulit
- Risiko gangguan perfusi perifer
2. Penjelasan Singkat:
- Risiko kerusakan integritas kulit: Klien dengan DM memiliki risiko tinggi mengalami kerusakan integritas kulit, seperti luka, akibat perubahan metabolisme dan mikrosirkulasi yang terganggu.
- Risiko gangguan perfusi perifer: Klien dengan DM memiliki risiko tinggi mengalami gangguan perfusi (aliran darah) di ekstremitas, terutama kaki, yang dapat menyebabkan kesemutan, baal, dan luka sulit sembuh.
3. Rencana Tindakan Mandiri Perawat (SLKI - SIKI):
a. Mengajarkan senam kaki (SIKI): Senam kaki dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah dan mencegah komplikasi DM pada kaki.
b. Merawat kaki DM (SIKI): Perawatan kaki DM meliputi pemeriksaan, perawatan kulit, dan perawatan luka pada kaki.
c. Menganjurkan jalan kaki tanpa alas kaki (SIKI): Berjalan tanpa alas kaki dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah di kaki.
d. Menganjurkan olahraga ringan setiap hari (SIKI): Olahraga ringan seperti jalan kaki dapat membantu mengontrol kadar gula darah dan meningkatkan sirkulasi darah.
e. Menjelaskan tentang diet DM (SIKI): Memberikan edukasi tentang diet DM yang sesuai dengan kondisi klien untuk membantu mengontrol kadar gula darah.
Dalam melakukan tindakan mandiri perawat, perawat dapat menggunakan tone akademis dan persona pakar/perawat untuk memberikan informasi yang jelas dan komprehensif kepada klien dan keluarga. -
Article No. 13633 | 10 Mar 2025
Klinis : seorang perempuan berusia 57 tahun, tampak kelelahan mengejar cucu perempuannya, dan seorang cucu laki-lakinya, klien tampak sedih, kecewa dengan anaknya yang tidak memahami perasaannya, klien mengatakan sudah tua dan ingin beribadah, namun, sang anak sibuk bekerja, sehingga tidak ada yang menjaga cucunya. Malam harinya, klien tidak bisa tidur dimalam hari, baru tertidur jam 2 malam, klien tidak nafsu makan, mata tampak berkaca-kaca melihat teman-temannya pergi majelis ta’lim
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan berdasarkan pada kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Kelelahan (SDKI)
2. Kesedihan (SDKI)
3. Gangguan Pola Tidur (SDKI)
4. Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (SDKI)
Penjelasan Singkat:
1. Kelelahan (SDKI)
- Definisi: Suatu perasaan subjektif akan ketidakmampuan fisiologis dan/atau psikologis untuk beristirahat dan melakukan aktivitas.
- Gejala: Tampak kelelahan saat mengejar cucu, berkurangnya energi dan daya tahan.
- Faktor yang Mempengaruhi: Peran sebagai pengasuh cucu yang berlebihan, kurangnya dukungan dari keluarga.
2. Kesedihan (SDKI)
- Definisi: Perasaan duka yang mendalam akibat kehilangan, perubahan, atau ketidakmampuan memenuhi kebutuhan.
- Gejala: Tampak sedih, kecewa dengan anaknya yang tidak memahami perasaannya, mata berkaca-kaca.
- Faktor yang Mempengaruhi: Perasaan tidak dihargai dan tidak dimengerti oleh anak, keinginan untuk beribadah yang tidak terpenuhi.
3. Gangguan Pola Tidur (SDKI)
- Definisi: Perubahan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
- Gejala: Klien tidak bisa tidur di malam hari, baru tertidur jam 2 pagi.
- Faktor yang Mempengaruhi: Stres dan kecemasan akibat tidak dapat mengasuh cucu dan tidak dapat beribadah.
4. Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (SDKI)
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Gejala: Klien tidak nafsu makan.
- Faktor yang Mempengaruhi: Stres dan kesedihan yang menurunkan minat makan.
Dalam konteks ini, peran perawat adalah memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, termasuk intervensi untuk mengatasi kelelahan, kesedihan, gangguan pola tidur, dan gangguan nutrisi. Perawat juga dapat memberikan dukungan psikologis, mengidentifikasi kebutuhan spiritual, dan melibatkan keluarga dalam rencana perawatan. -
Article No. 13634 | 10 Mar 2025
Klinis : Plenting-plenting seperti jerawat sejak > 3 bulan, semakin bertambah banyak. Gatal (-)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, untuk kondisi yang Anda sampaikan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) sesuai dengan standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Integritas Kulit
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Kerusakan pada epidermis, dermis, atau jaringan yang mendasarinya.
- Karakteristik Utama: Adanya plenting-plenting seperti jerawat yang semakin bertambah banyak.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Integritas Kulit Membaik
- Kriteria Hasil: Tidak ada lesi kulit, tidak ada perubahan warna kulit, tidak ada edema, tidak ada rasa gatal.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
a. Perawatan Luka: Memantau kondisi kulit, membersihkan dan merawat lesi kulit.
b. Manajemen Gejala: Mengelola gejala terkait perubahan integritas kulit, seperti rasa gatal.
c. Edukasi Kesehatan: Memberikan informasi mengenai penyebab, pencegahan, dan perawatan gangguan integritas kulit.
Dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat perlu mempertimbangkan kondisi klien, riwayat medis, dan faktor-faktor yang memengaruhi integritas kulit. Evaluasi dan monitoring secara berkala juga diperlukan untuk memastikan keberhasilan intervensi keperawatan. -
Article No. 13635 | 10 Mar 2025
Klinis : Seorang laki-laki berusia 30 tahun, dirawat di ruang perawatan bedah karena pasca appendiktomi. Hasil pengkajian: mengeluh nyeri pada abdomen kanan bawah seperti diremas-remas, skala nyeri 7 (0-10), nyeri bertambah ketika digerakan dan berkurang ketika diam, nyeri menjalar sampai kuadran kanan atas.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, akan saya berikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien ini adalah "Nyeri akut" (00132). Pasien mengeluh nyeri pada abdomen kanan bawah seperti diremas-remas, dengan skala nyeri 7 (0-10), nyeri bertambah ketika digerakan dan berkurang ketika diam, serta nyeri menjalar sampai kuadran kanan atas. Hal ini menunjukkan adanya nyeri akut yang dirasakan oleh pasien pasca appendiktomi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Nyeri (1605)
- Pasien dapat melaporkan nyeri terkontrol (skor nyeri ≤ 4) dalam 24 jam.
- Pasien dapat menggunakan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri.
- Pasien dapat mengenali faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri.
2. Pemulihan Pembedahan (1911)
- Pasien dapat menunjukkan tanda-tanda penyembuhan luka bedah yang adekuat dalam 7 hari.
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri sesuai kemampuan dalam 3-5 hari.
- Pasien dapat melaporkan tidak ada komplikasi setelah pembedahan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri (1400)
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi nyeri.
- Berikan analgetik sesuai dengan resep dokter untuk mengurangi nyeri.
- Ajarkan pasien teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk manajemen nyeri yang efektif.
2. Perawatan Luka (3660)
- Lakukan penilaian luka bedah secara berkala, perhatikan tanda-tanda infeksi atau komplikasi.
- Bersihkan dan balut luka bedah sesuai prosedur aseptik.
- Ajarkan pasien cara merawat luka bedah dan pemantauan tanda-tanda infeksi.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk memastikan penyembuhan luka yang adekuat.
3. Peningkatan Mobilitas (0208)
- Kaji tingkat keterbatasan aktivitas pasien dan identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi.
- Bantu pasien melakukan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan, berikan bantuan seperlunya.
- Ajarkan teknik mobilisasi yang aman dan sesuai dengan kondisi pasien.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk membantu pemulihan mobilitas pasien.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu kontrol nyeri yang baik, pemulihan luka bedah yang adekuat, serta peningkatan mobilitas secara bertahap.