Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 15622 | 15 Apr 2025
Klinis : Kasus 2 (sistem saraf) Seorang pasien perempuan berusia 52 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan sakit kepala yang semakin parah selama 3 bulan terakhir, terutama di pagi hari. Pasien juga mengeluhkan mual, muntah, dan gangguan penglihatan berupa pandangan kabur. Keluarga melaporkan bahwa pasien telah mengalami kelemahan pada sisi kanan tubuh dan kesulitan berbicara selama dua minggu terakhir. Data dari pemeriksaan fisik: Kesadaran: GCS 13 (E3V4M6). Tekanan darah: 150/90 mmHg, HR: 82x/menit, RR: 18x/menit, Suhu: 37,2°C. Pemeriksaan neurologis: Hemiparesis kanan (kekuatan otot 3/5). Refleks patologis (+) Babinski kanan. Papiledema (+) (pada pemeriksaan funduskopi). Tes lapang pandang menunjukkan hemianopsia temporal. Hasil Pemeriksaan Penunjang CT-Scan Kepala: Tampak massa hiperdense pada lobus parietalis kiri dengan efek massa dan edema perilesional, garis tengah otak sedikit bergeser ke kanan. MRI Kepala: Lesi berukuran 4 cm x 3,5 cm x 3 cm pada lobus parietalis kiri, tampak peninggian dengan kontras, edema perilesional luas dan pergeseran garis tengah minimal. Pemeriksaan Laboratorium: Hitung darah lengkap: Leukosit 9.800/µL, Hb 13,2 g/dL, Trombosit 280.000/µL. Elektrolit dalam batas normal. Elektroensefalografi (EEG): Tidak ada aktivitas epileptiform, tetapi ditemukan gelombang lambat pada area lesi. Pasien dijadwalkan menjalani terapi kortikosteroid untuk mengurangi edema serebral dan bedah saraf untuk eksplorasi dan pengangkatan massa.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kasus tersebut:
1. Gangguan Perfusi Jaringan Otak
Definisi: Penurunan sirkulasi oksigen ke otak yang dapat menyebabkan disfungsi seluler.
Faktor berhubungan: Peningkatan tekanan intrakranial, pergeseran garis tengah, edema perilesional.
2. Hambatan Mobilitas Fisik
Definisi: Keterbatasan dalam melakukan pergerakan fisik yang disengaja, baik mandiri maupun dengan bantuan.
Faktor berhubungan: Hemiparesis, gangguan keseimbangan dan koordinasi.
3. Gangguan Komunikasi Verbal
Definisi: Keterbatasan dalam menyampaikan pesan secara lisan.
Faktor berhubungan: Gangguan fungsi neurologis (afasia).
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Perfusi Jaringan Otak Membaik
- Indikator: Kesadaran membaik, tidak ada tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial, tidak ada gejala defisit neurologis baru.
2. Mobilitas Fisik Meningkat
- Indikator: Pasien dapat melakukan pergerakan secara mandiri, kekuatan otot meningkat, koordinasi dan keseimbangan membaik.
3. Komunikasi Verbal Membaik
- Indikator: Pasien dapat menyampaikan pesan secara verbal dengan baik, tidak ada gangguan berbicara.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Peningkatan Tekanan Intrakranial
- Monitor tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial (nyeri kepala, muntah, papiledema, pergeseran garis tengah)
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian kortikosteroid, diuretik, dan tindakan bedah sesuai indikasi.
- Posisikan kepala setinggi 30-45 derajat untuk mengurangi edema otak.
2. Terapi Aktivitas
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk meningkatkan kekuatan otot, koordinasi, dan keseimbangan.
- Latihan ROM aktif dan pasif, latihan ambulasi, dan pelatihan aktivitas fungsional.
3. Terapi Wicara
- Kolaborasi dengan terapis wicara untuk mengevaluasi kemampuan komunikasi verbal dan memberikan intervensi terapeutik.
- Latihan artikulasi, pemahaman bahasa, dan strategi komunikasi alternatif.
Penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas mencerminkan persona seorang pakar dan perawat yang menggunakan bahasa akademis untuk memberikan rekomendasi diagnosis, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kasus pasien dengan kondisi sistem saraf. -
Article No. 15623 | 15 Apr 2025
Klinis : Kasus 20: Bayi perempuan, umur 4 hari dirawat di ruang perinatologi dengan manifestasi jaundice/ikterik. Bayi lahir secara normal, usia gestasi 35 minggu dengan berat lahir 2500 gram. Hasil pengkajian didapatkan sklera tampak ikterik, bayi terlihat kuning pada area kepala sampai dengan di atas lutut, kulit teraba dingin, suhu tubuh 36,70C, frekuensi napas 38 x/menit, nadi 116 x/menit. Menurut ibu, bayi malas menetek dan tampak lemah. Pertanyaan: a. Berapakah derajat ikterus bayi tersebut menurut penilaian Kramer? pada area tubuh manakah terlihat ikterus yang paling jelas saat pemeriksaan fisik? b. Apa jenis pemeriksaan penunjang yang penting dilakukan pada bayi untuk membantu menegakkan diagnosis? Berapakah nilai/hasil pemeriksaan yang dikatakan patologis? c. Tegakkan diagnosis keperawatan yang sesuai pada anak sesuai kasus tersebut? d. Persiapkan bayi untuk fototerapi, tuliskan SOP tindakan pelaksanaan fototerapi, dan praktikan saat bimbingan laboratorium?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: a. Berdasarkan penilaian Kramer, derajat ikterus bayi tersebut berada pada tahap 3. Ikterus yang paling jelas terlihat pada area kepala sampai dengan di atas lutut.
b. Pemeriksaan penunjang yang penting dilakukan adalah pemeriksaan kadar bilirubin total. Nilai bilirubin total yang dikatakan patologis pada bayi prematur usia 4 hari adalah >12 mg/dL.
c. Diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kasus ini adalah:
1. Bilirubin tinggi (Hyperbilirubinemia) berhubungan dengan imaturitas sistem metabolisme bilirubin.
d. Persiapan bayi untuk fototerapi:
1. Posisikan bayi dalam inkubator dengan cahaya fototerapi.
2. Pastikan kulit bayi terbuka luas untuk menerima cahaya.
3. Gunakan pakaian tipis atau popok untuk menutupi area yang tidak perlu terpapar cahaya.
4. Pertahankan suhu lingkungan dalam rentang normal.
5. Lakukan pemantauan tanda-tanda vital, intake-output, dan kadar bilirubin secara berkala.
SOP Tindakan Pelaksanaan Fototerapi:
1. Cuci tangan sesuai prosedur sebelum melakukan tindakan.
2. Posisikan bayi dalam inkubator dengan kulit terbuka luas.
3. Atur intensitas cahaya fototerapi sesuai rekomendasi.
4. Lakukan pemantauan tanda-tanda vital, intake-output, dan kadar bilirubin secara berkala.
5. Berikan nutrisi yang adekuat untuk mendukung metabolisme bilirubin.
6. Lakukan dokumentasi tindakan dan respon bayi terhadap fototerapi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kadar bilirubin normal: Kadar bilirubin akan menurun dan berada dalam rentang normal sesuai usia bayi.
2. Hiperbilirubinemia teratasi: Bayi tidak lagi menunjukkan gejala ikterus atau hiperbilirubinemia.
3. Risiko komplikasi teratasi: Bayi tidak mengalami komplikasi akibat hiperbilirubinemia, seperti ensefalopati biliruber.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan tanda-tanda vital dan kadar bilirubin secara berkala.
2. Pemberian fototerapi sesuai rekomendasi.
3. Pemberian nutrisi yang adekuat untuk mendukung metabolisme bilirubin.
4. Pencegahan hipotermia dan pengelolaan suhu lingkungan yang optimal.
5. Edukasi dan dukungan kepada orang tua terkait perawatan bayi dengan hiperbilirubinemia.
6. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, bidan, ahli gizi) untuk penanganan yang komprehensif. -
Article No. 15624 | 15 Apr 2025
Klinis : Kasus 20: Bayi perempuan, umur 4 hari dirawat di ruang perinatologi dengan manifestasi jaundice/ikterik. Bayi lahir secara normal, usia gestasi 35 minggu dengan berat lahir 2500 gram. Hasil pengkajian didapatkan sklera tampak ikterik, bayi terlihat kuning pada area kepala sampai dengan di atas lutut, kulit teraba dingin, suhu tubuh 36,70C, frekuensi napas 38 x/menit, nadi 116 x/menit. Menurut ibu, bayi malas menetek dan tampak lemah. Pertanyaan: a. Berapakah derajat ikterus bayi tersebut menurut penilaian Kramer? pada area tubuh manakah terlihat ikterus yang paling jelas saat pemeriksaan fisik? b. Apa jenis pemeriksaan penunjang yang penting dilakukan pada bayi untuk membantu menegakkan diagnosis? Berapakah nilai/hasil pemeriksaan yang dikatakan patologis? c. Tegakkan diagnosis keperawatan yang sesuai pada anak sesuai kasus tersebut? d. Persiapkan bayi untuk fototerapi, tuliskan SOP tindakan pelaksanaan fototerapi, dan praktikan saat bimbingan laboratorium?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Kasus 20:
Bayi perempuan, umur 4 hari dirawat di ruang perinatologi dengan manifestasi jaundice/ikterik. Bayi lahir secara normal, usia gestasi 35 minggu dengan berat lahir 2500 gram. Hasil pengkajian didapatkan sklera tampak ikterik, bayi terlihat kuning pada area kepala sampai dengan di atas lutut, kulit teraba dingin, suhu tubuh 36,70C, frekuensi napas 38 x/menit, nadi 116 x/menit. Menurut ibu, bayi malas menetek dan tampak lemah.
a. Berdasarkan penilaian Kramer, derajat ikterus bayi tersebut adalah derajat III. Ikterus yang paling jelas terlihat pada area kepala sampai dengan di atas lutut.
b. Pemeriksaan penunjang yang penting dilakukan adalah pemeriksaan kadar bilirubin total. Nilai bilirubin total yang patologis pada bayi dengan usia 4 hari adalah > 12 mg/dL.
c. Diagnosis keperawatan yang sesuai pada kasus ini adalah:
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan hiperbilirubinemia.
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan kemampuan menyusu.
d. Persiapan bayi untuk fototerapi:
1. Pasang alat fototerapi di dekat tempat tidur bayi.
2. Lepaskan pakaian bayi, kecuali popok.
3. Letakkan bayi dalam posisi terlentang di bawah sinar fototerapi.
4. Letakkan kain penutup mata untuk melindungi mata bayi.
5. Pantau suhu tubuh bayi secara berkala.
6. Observasi dan catat respon bayi selama fototerapi.
SOP Pelaksanaan Fototerapi:
1. Cuci tangan sesuai standar.
2. Persiapkan alat fototerapi dan tempat tidur bayi.
3. Jelaskan prosedur kepada orang tua.
4. Pasang alat fototerapi dengan jarak 30-50 cm dari bayi.
5. Letakkan bayi dalam posisi terlentang dan buka pakaian bayi.
6. Tutup mata bayi dengan penutup mata.
7. Nyalakan alat fototerapi dan atur intensitas cahaya sesuai kebutuhan.
8. Pantau suhu tubuh bayi setiap 1 jam.
9. Observasi dan catat respon bayi selama fototerapi.
10. Lakukan pergantian popok dan posisi bayi setiap 2-3 jam.
11. Berikan nutrisi yang cukup selama fototerapi.
12. Evaluasi efektivitas fototerapi setiap 4-6 jam.
13. Dokumentasikan tindakan dan respon bayi. -
Article No. 15625 | 15 Apr 2025
Klinis : Kasus 20: Bayi perempuan, umur 4 hari dirawat di ruang perinatologi dengan manifestasi jaundice/ikterik. Bayi lahir secara normal, usia gestasi 35 minggu dengan berat lahir 2500 gram. Hasil pengkajian didapatkan sklera tampak ikterik, bayi terlihat kuning pada area kepala sampai dengan di atas lutut, kulit teraba dingin, suhu tubuh 36,70C, frekuensi napas 38 x/menit, nadi 116 x/menit. Menurut ibu, bayi malas menetek dan tampak lemah. Pertanyaan: a. Berapakah derajat ikterus bayi tersebut menurut penilaian Kramer? pada area tubuh manakah terlihat ikterus yang paling jelas saat pemeriksaan fisik? b. Apa jenis pemeriksaan penunjang yang penting dilakukan pada bayi untuk membantu menegakkan diagnosis? Berapakah nilai/hasil pemeriksaan yang dikatakan patologis? c. Tegakkan diagnosis keperawatan yang sesuai pada anak sesuai kasus tersebut? d. Persiapkan bayi untuk fototerapi, tuliskan SOP tindakan pelaksanaan fototerapi, dan praktikan saat bimbingan laboratorium?
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan jawaban atas pertanyaan Anda mengenai kasus bayi perempuan berusia 4 hari dengan manifestasi jaundice/ikterik.
1. Kode ICD-10:
- Kode: P59.0
- Deskripsi: Ikterus neonatal fisiologis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.31
- Deskripsi: Fototerapi
a. Derajat ikterus bayi tersebut menurut penilaian Kramer adalah derajat 3, karena area ikterus terlihat mulai dari kepala hingga di atas lutut. Ikterus yang paling jelas saat pemeriksaan fisik terlihat pada area kepala dan leher.
b. Pemeriksaan penunjang yang penting dilakukan pada bayi untuk membantu menegakkan diagnosis adalah pemeriksaan kadar bilirubin total. Hasil pemeriksaan yang dikatakan patologis adalah kadar bilirubin total >15 mg/dL.
c. Diagnosis keperawatan yang sesuai pada anak berdasarkan kasus tersebut adalah:
- Risiko ketidakseimbangan suhu tubuh berhubungan dengan imaturitas sistem termoregulasi
- Penurunan kapasitas menyusu berhubungan dengan kelemahan
d. Persiapan bayi untuk fototerapi:
- Bayi diletakkan dalam inkubator terbuka dengan jarak lampu fototerapi sekitar 30-50 cm dari permukaan kulit bayi.
- Bayi dipakaikan pakaian yang tipis dan mata serta organ genital ditutup untuk mencegah paparan berlebihan.
- Suhu inkubator diatur sesuai dengan kebutuhan bayi, biasanya di kisaran 32-34°C.
- Bayi harus sering dipantau tanda-tanda vital, intake-output, dan kadar bilirubin.
SOP Tindakan Pelaksanaan Fototerapi:
1. Verifikasi identitas bayi dan diagnosa ikterus.
2. Persiapkan alat-alat fototerapi, seperti inkubator terbuka, lampu fototerapi, dan perlengkapan lainnya.
3. Atur posisi bayi dalam inkubator, pastikan bayi terbaring telentang dan area kulit terbuka maksimal.
4. Atur intensitas cahaya fototerapi sesuai dengan rekomendasi (biasanya 30-50 μW/cm2/nm).
5. Lakukan pemantauan tanda-tanda vital, intake-output, dan kadar bilirubin secara berkala.
6. Catat semua tindakan dan respon bayi pada lembar observasi.
7. Berikan perawatan suportif lainnya sesuai kebutuhan bayi.
Praktikkan prosedur fototerapi pada saat bimbingan laboratorium sesuai dengan SOP yang telah dijelaskan. -
Article No. 15626 | 15 Apr 2025
Klinis : Kasus 20: Bayi perempuan, umur 4 hari dirawat di ruang perinatologi dengan manifestasi jaundice/ikterik. Bayi lahir secara normal, usia gestasi 35 minggu dengan berat lahir 2500 gram. Hasil pengkajian didapatkan sklera tampak ikterik, bayi terlihat kuning pada area kepala sampai dengan di atas lutut, kulit teraba dingin, suhu tubuh 36,70C, frekuensi napas 38 x/menit, nadi 116 x/menit. Menurut ibu, bayi malas menetek dan tampak lemah. Pertanyaan: a. Berapakah derajat ikterus bayi tersebut menurut penilaian Kramer? pada area tubuh manakah terlihat ikterus yang paling jelas saat pemeriksaan fisik? b. Apa jenis pemeriksaan penunjang yang penting dilakukan pada bayi untuk membantu menegakkan diagnosis? Berapakah nilai/hasil pemeriksaan yang dikatakan patologis? c. Tegakkan diagnosis keperawatan yang sesuai pada anak sesuai kasus tersebut? d. Persiapkan bayi untuk fototerapi, tuliskan SOP tindakan pelaksanaan fototerapi, dan praktikan saat bimbingan laboratorium?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosis keperawatan SDKI, luaran SLKI, dan intervensi SIKI yang sesuai dengan kasus yang diberikan.
a. Penilaian Derajat Ikterus Menurut Kramer:
Berdasarkan keterangan bahwa bayi tampak kuning pada area kepala sampai di atas lutut, dapat disimpulkan bahwa derajat ikterus bayi tersebut adalah derajat 3 menurut penilaian Kramer. Ikterus paling jelas terlihat pada area kepala dan badan.
b. Pemeriksaan Penunjang:
Pemeriksaan penunjang yang penting dilakukan adalah pemeriksaan kadar bilirubin total. Nilai bilirubin total yang dikatakan patologis pada bayi umur 4 hari dengan usia gestasi 35 minggu adalah > 12 mg/dL.
c. Diagnosis Keperawatan SDKI:
Berdasarkan data yang diberikan, diagnosis keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Intoleransi Aktivitas (00092)
Karakteristik Definisi: Tidak mampu melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau yang dibutuhkan.
Faktor Berhubungan: Kelemahan.
2. Risiko Hipotermia (00005)
Karakteristik Definisi: Rentan mengalami penurunan suhu tubuh di bawah normal.
Faktor Berhubungan: Usia, kondisi patologis.
3. Ketidakefektifan Pemberian Makan (00103)
Karakteristik Definisi: Ketidakmampuan untuk menyerap nutrisi yang cukup melalui jalur oral untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Faktor Berhubungan: Ketidakmampuan untuk menetek/minum, kelemahan.
d. Persiapan Fototerapi:
Persiapan bayi untuk fototerapi meliputi:
1. Menempatkan bayi pada inkubator terbuka atau tempat tidur bayi dengan paparan cahaya biru yang cukup.
2. Menutup mata bayi dengan pelindung mata yang bersih dan lembut.
3. Menjaga suhu dan kelembaban inkubator/tempat tidur bayi sesuai kebutuhan.
4. Menjaga kebersihan dan kenyamanan bayi selama menjalani fototerapi.
SOP Pelaksanaan Fototerapi:
1. Cuci tangan sesuai prosedur.
2. Tempatkan bayi pada inkubator terbuka atau tempat tidur bayi dengan paparan cahaya biru yang cukup.
3. Tutup mata bayi dengan pelindung mata yang bersih dan lembut.
4. Atur suhu dan kelembaban inkubator/tempat tidur bayi sesuai kebutuhan.
5. Pantau tanda-tanda vital bayi, intake-output, serta warna kulit secara berkala.
6. Lakukan perawatan bayi selama menjalani fototerapi, seperti memandikan, mengganti popok, dan menyusui.
7. Informasikan keluarga mengenai tujuan, proses, dan perawatan bayi selama fototerapi.
8. Dokumentasikan tindakan dan respon bayi selama fototerapi.
Luaran SLKI (Setelah Asuhan Keperawatan):
1. Toleransi Aktivitas Membaik (0005)
2. Risiko Hipotermia Terkendali (0007)
3. Makan Adekuat (0004)
Intervensi SIKI (Sesuai Luaran yang Diharapkan):
1. Manajemen Aktivitas (4310)
2. Pemantauan Suhu Tubuh (3900)
3. Promosi Makan (1800)
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. Wassalamualaikum. -
Article No. 15627 | 15 Apr 2025
Klinis : Kasus 20: Bayi perempuan, umur 4 hari dirawat di ruang perinatologi dengan manifestasi jaundice/ikterik. Bayi lahir secara normal, usia gestasi 35 minggu dengan berat lahir 2500 gram. Hasil pengkajian didapatkan sklera tampak ikterik, bayi terlihat kuning pada area kepala sampai dengan di atas lutut, kulit teraba dingin, suhu tubuh 36,70C, frekuensi napas 38 x/menit, nadi 116 x/menit. Menurut ibu, bayi malas menetek dan tampak lemah. Pertanyaan: a. Berapakah derajat ikterus bayi tersebut menurut penilaian Kramer? pada area tubuh manakah terlihat ikterus yang paling jelas saat pemeriksaan fisik? b. Apa jenis pemeriksaan penunjang yang penting dilakukan pada bayi untuk membantu menegakkan diagnosis? Berapakah nilai/hasil pemeriksaan yang dikatakan patologis? c. Tegakkan diagnosis keperawatan yang sesuai pada anak sesuai kasus tersebut? d. Persiapkan bayi untuk fototerapi, tuliskan SOP tindakan pelaksanaan fototerapi, dan praktikan saat bimbingan laboratorium?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah jawaban untuk pertanyaan Anda:
a. Berdasarkan penilaian Kramer, derajat ikterus bayi tersebut adalah Derajat III. Pada pemeriksaan fisik, ikterus terlihat paling jelas pada area kepala sampai dengan di atas lutut.
b. Pemeriksaan penunjang yang penting dilakukan adalah pemeriksaan kadar bilirubin. Nilai bilirubin total yang dikatakan patologis adalah > 5 mg/dL pada bayi usia 4 hari.
c. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi bayi tersebut adalah:
1. Hiperbilirubinemia Neonatus
Definisi: Peningkatan kadar bilirubin dalam darah yang menyebabkan warna kulit dan sklera menjadi kuning.
Faktor yang Berhubungan: Prematuritas, inkompatibilitas golongan darah, dehidrasi, infeksi.
Karakteristik Mayor: Sklera ikterik, kulit ikterik/kuning.
Karakteristik Minor: Bayi malas menetek, suhu tubuh tidak stabil.
d. Persiapan Bayi untuk Fototerapi:
1. Pasang alat monitor (nadi, suhu, RR).
2. Pasang alat fototerapi dengan jarak 30-50 cm dari bayi.
3. Posisikan bayi terlentang dengan mata dan genital tertutup.
4. Atur suhu ruangan antara 28-32°C.
5. Berikan ASI atau formula secara adekuat.
6. Lakukan perawatan kulit bayi setiap 3-4 jam.
SOP Tindakan Pelaksanaan Fototerapi:
1. Cuci tangan sesuai prosedur.
2. Periksa kondisi bayi (nadi, suhu, RR).
3. Pasang alat fototerapi dengan jarak 30-50 cm dari bayi.
4. Posisikan bayi terlentang dengan mata dan genital tertutup.
5. Pantau tanda-tanda vital bayi setiap 4 jam.
6. Berikan ASI atau formula secara adekuat.
7. Lakukan perawatan kulit bayi setiap 3-4 jam.
8. Dokumentasikan tindakan dan respon bayi.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Kadar bilirubin menurun
2. Ikterus/jaundice berkurang
3. Bayi menetek dengan baik
4. Suhu tubuh stabil
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pemantauan tanda-tanda vital
2. Manajemen pemberian nutrisi
3. Terapi fototerapi
4. Perawatan kulit
5. Pendidikan kesehatan pada keluarga
Semoga penjelasan ini membantu. Jika ada pertanyaan lain, silakan tanyakan. -
Article No. 15628 | 15 Apr 2025
Klinis : Kasus 20: Bayi perempuan, umur 4 hari dirawat di ruang perinatologi dengan manifestasi jaundice/ikterik. Bayi lahir secara normal, usia gestasi 35 minggu dengan berat lahir 2500 gram. Hasil pengkajian didapatkan sklera tampak ikterik, bayi terlihat kuning pada area kepala sampai dengan di atas lutut, kulit teraba dingin, suhu tubuh 36,70C, frekuensi napas 38 x/menit, nadi 116 x/menit. Menurut ibu, bayi malas menetek dan tampak lemah. Pertanyaan: a. Berapakah derajat ikterus bayi tersebut menurut penilaian Kramer? pada area tubuh manakah terlihat ikterus yang paling jelas saat pemeriksaan fisik? b. Apa jenis pemeriksaan penunjang yang penting dilakukan pada bayi untuk membantu menegakkan diagnosis? Berapakah nilai/hasil pemeriksaan yang dikatakan patologis? c. Tegakkan diagnosis keperawatan yang sesuai pada anak sesuai kasus tersebut? d. Persiapkan bayi untuk fototerapi, tuliskan SOP tindakan pelaksanaan fototerapi, dan praktikan saat bimbingan laboratorium?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya akan memberikan analisa berdasarkan kasus yang Anda berikan.
a. Berdasarkan uraian kasus, bayi perempuan usia 4 hari tersebut memiliki ikterus yang terlihat pada area kepala sampai di atas lutut. Menurut penilaian Kramer, ikterus pada bayi tersebut berada pada derajat III, dimana ikterus terlihat jelas pada area kepala, wajah, leher, dada, perut, dan pinggang.
b. Pemeriksaan penunjang yang penting dilakukan pada bayi tersebut adalah pemeriksaan kadar bilirubin total. Nilai bilirubin total yang dikatakan patologis pada bayi prematur usia 4 hari adalah > 10 mg/dL.
c. Berdasarkan kasus, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Risiko Hiperbilirubinemia berhubungan dengan usia gestasi kurang dari 37 minggu.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
d. Persiapan bayi untuk fototerapi:
1. Siapkan inkubator atau tempat tidur khusus fototerapi.
2. Letakkan bayi dalam posisi terlentang dengan mata dan genital diproteksi.
3. Pajang bayi dengan cahaya biru (400-500 nm) selama 12-18 jam per hari, bergantian dengan interval istirahat.
4. Pantau suhu tubuh, tanda-tanda vital, dan intake/output cairan secara berkala.
5. Berikan nutrisi adekuat melalui ASI atau susu formula.
6. Lakukan pemeriksaan kadar bilirubin setiap 4-6 jam.
SOP Tindakan Fototerapi:
1. Cuci tangan sesuai prosedur sebelum memulai tindakan.
2. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan, seperti inkubator atau tempat tidur khusus fototerapi, kain pelindung mata, dan termometer.
3. Posisikan bayi terlentang dalam inkubator atau tempat tidur khusus fototerapi.
4. Pasang kain pelindung mata dan genital bayi.
5. Nyalakan sumber cahaya biru sesuai waktu yang telah ditentukan.
6. Pantau suhu tubuh bayi setiap 1 jam dan catat hasilnya.
7. Lakukan perawatan bayi sesuai kebutuhan, seperti pemberian ASI atau susu formula.
8. Lakukan evaluasi dan dokumentasi tindakan.
Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. Wassalamualaikum. -
Article No. 15629 | 15 Apr 2025
Klinis : Kasus 20: Bayi perempuan, umur 4 hari dirawat di ruang perinatologi dengan manifestasi jaundice/ikterik. Bayi lahir secara normal,usia gestasi 35 minggu dengan berat lahir 2500 gram. Hasil pengkajian didapatkan sklera tampak ikterik, bayi terlihat kuning pada area kepala sampai dengan di atas lutut, kulit teraba dingin, suhu tubuh 36,70C, frekuensi napas 38 x/menit, nadi 116 x/menit. Menurut ibu, bayi malas menetek dan tampak lemah. Pertanyaan: a. Berapakah derajat ikterus bayi tersebut menurut penilaian Kramer? pada area tubuh manakah terlihat ikterus yang palingjelas saat pemeriksaan fisik? b. Apa jenis pemeriksaan penunjang yang penting dilakukan pada bayi untuk membantu menegakkan diagnosis? Berapakah nilai/hasil pemeriksaan yang dikatakan patologis? c. Tegakkan diagnosis keperawatan yang sesuai pada anak sesuai kasus tersebut? d. Persiapkan bayi untuk fototerapi, tuliskan SOP tindakan pelaksanaan fototerapi, dan praktikan saat bimbinganlaboratorium?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Terima kasih atas pertanyaan yang diberikan. Berikut adalah jawaban saya berdasarkan kasus yang diberikan:
a. Derajat ikterus bayi menurut penilaian Kramer adalah derajat 3-4. Pada pemeriksaan fisik, ikterus paling jelas terlihat pada area kepala sampai di atas lutut.
b. Pemeriksaan penunjang yang penting untuk dilakukan adalah pemeriksaan kadar bilirubin total dan bilirubin tidak terkonjugasi. Nilai bilirubin total yang dianggap patologis pada bayi prematur dengan usia gestasi 35 minggu adalah >10 mg/dL.
c. Diagnosis keperawatan yang sesuai pada kasus ini adalah:
1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan hiperbilirubinemia
2. Hipotermi berhubungan dengan hiperbilirubinemia
3. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan nafsu makan
d. Persiapan bayi untuk fototerapi:
- Letakkan bayi dalam inkubator atau di bawah sinar ultraviolet, tanpa pakaian, hanya memakai popok
- Tutup mata bayi dengan penutup mata khusus untuk mencegah efek samping pada mata
- Lakukan pemantauan tanda-tanda vital, intake-output, dan bilirubin setiap 4-6 jam
SOP Tindakan Pelaksanaan Fototerapi:
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan (lampu fototerapi, inkubator, penutup mata, termometer, dll)
2. Cuci tangan sesuai prosedur
3. Letakkan bayi dalam inkubator atau di bawah sinar lampu fototerapi, tanpa pakaian, hanya popok
4. Tutup mata bayi dengan penutup mata khusus
5. Nyalakan lampu fototerapi dan atur jarak sesuai petunjuk
6. Lakukan pemantauan tanda-tanda vital, intake-output, dan kadar bilirubin setiap 4-6 jam
7. Lakukan perawatan kulit bayi (menjaga kehangatan, mencegah iritasi kulit)
8. Dokumentasikan tindakan yang dilakukan
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pola napas efektif
2. Suhu tubuh dalam rentang normal
3. Keseimbangan nutrisi: sesuai kebutuhan tubuh
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pantau dan atur frekuensi napas
2. Pertahankan suhu tubuh dalam rentang normal
3. Fasilitasi pemberian ASI
4. Pantau asupan dan output cairan
5. Lakukan fototerapi sesuai prosedur
Penjelasan rinci untuk setiap poin:
a. Penilaian ikterus berdasarkan Kramer dilakukan dengan melihat area tubuh yang tampak ikterik, di mana ikterus paling jelas terlihat pada area kepala sampai di atas lutut.
b. Pemeriksaan kadar bilirubin total dan bilirubin tidak terkonjugasi penting untuk menegakkan diagnosis hiperbilirubinemia. Nilai bilirubin total yang patologis pada bayi prematur usia 35 minggu adalah >10 mg/dL.
c. Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan masalah utama yang ditemukan, yaitu gangguan pola napas, hipotermi, dan gangguan nutrisi.
d. Persiapan dan pelaksanaan fototerapi dilakukan sesuai dengan prosedur untuk membantu menurunkan kadar bilirubin dan mencegah komplikasi yang mungkin timbul.
Semoga penjelasan ini dapat membantu. Jika ada pertanyaan lain, silakan ditanyakan. -
Article No. 15630 | 15 Apr 2025
Klinis : Kasus 20: Bayi perempuan, umur 4 hari dirawat di ruang perinatologi dengan manifestasi jaundice/ikterik. Bayi lahir secara normal,usia gestasi 35 minggu dengan berat lahir 2500 gram. Hasil pengkajian didapatkan sklera tampak ikterik, bayi terlihat kuning pada area kepala sampai dengan di atas lutut, kulit teraba dingin, suhu tubuh 36,70C, frekuensi napas 38 x/menit, nadi 116 x/menit. Menurut ibu, bayi malas menetek dan tampak lemah. Pertanyaan: a. Berapakah derajat ikterus bayi tersebut menurut penilaian Kramer? pada area tubuh manakah terlihat ikterus yang palingjelas saat pemeriksaan fisik? b. Apa jenis pemeriksaan penunjang yang penting dilakukan pada bayi untuk membantu menegakkan diagnosis? Berapakah nilai/hasil pemeriksaan yang dikatakan patologis? c. Tegakkan diagnosis keperawatan yang sesuai pada anak sesuai kasus tersebut? d. Persiapkan bayi untuk fototerapi, tuliskan SOP tindakan pelaksanaan fototerapi, dan praktikan saat bimbinganlaboratorium?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus yang Anda berikan.
a. Derajat ikterus bayi menurut penilaian Kramer adalah derajat 3. Pada pemeriksaan fisik, ikterus paling jelas terlihat pada area kepala sampai di atas lutut.
b. Pemeriksaan penunjang yang penting dilakukan adalah pemeriksaan kadar bilirubin. Nilai bilirubin total yang dikatakan patologis pada bayi prematur usia 4 hari adalah > 10 mg/dL.
c. Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kasus ini adalah:
1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan imaturitas sistem saraf pusat.
2. Hipotermi berhubungan dengan imaturitas pengaturan suhu tubuh.
3. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan kemampuan menelan dan menghisap.
4. Risiko infeksi berhubungan dengan imaturitas sistem imun.
d. Persiapan bayi untuk fototerapi:
1. Letakkan bayi dalam inkubator atau tempat tidur radiant dengan menggunakan popok minimal.
2. Pastikan pencahayaan cukup dengan lampu fototerapi dengan intensitas 30-40 µW/cm2/nm.
3. Lakukan pemantauan tanda-tanda vital, asupan nutrisi, dan output urine secara berkala.
4. Lindungi mata bayi dengan penutup mata khusus fototerapi.
5. Pertahankan suhu ruangan 28-32°C dan kelembaban 40-60%.
SOP Tindakan Pelaksanaan Fototerapi:
1. Cuci tangan sesuai prosedur.
2. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
3. Identifikasi bayi dan jelaskan tindakan kepada orangtua.
4. Letakkan bayi dalam inkubator atau tempat tidur radiant dengan posisi terlentang.
5. Pasang penutup mata pada bayi.
6. Aktifkan lampu fototerapi dan atur intensitas cahaya.
7. Lakukan pemantauan tanda-tanda vital, asupan nutrisi, dan output urine secara berkala.
8. Catat semua tindakan dan respon bayi.
9. Evaluasi efektivitas fototerapi.
10. Cuci tangan setelah selesai.
Praktikkan tindakan fototerapi saat bimbingan laboratorium sesuai dengan SOP yang telah disampaikan. -
Article No. 15631 | 15 Apr 2025
Klinis : Bayi perempuan, umur 4 hari dirawat di ruang perinatologi dengan manifestasi jaundice/ikterik. Bayi lahir secara normal,usia gestasi 35 minggu dengan berat lahir 2500 gram. Hasil pengkajian didapatkan sklera tampak ikterik, bayi terlihat kuning pada area kepala sampai dengan di atas lutut, kulit teraba dingin, suhu tubuh 36,70C, frekuensi napas 38 x/menit, nadi 116 x/menit. Menurut ibu, bayi malas menetek dan tampak lemah. diagnosa yang tepat yaitu
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer Berhubungan Dengan Peningkatan Bilirubin".
Penjelasan:
Kondisi bayi perempuan usia 4 hari dengan manifestasi jaundice/ikterik menunjukkan adanya peningkatan bilirubin dalam darah, yang dapat menyebabkan ketidakefektifan perfusi jaringan perifer. Hal ini terlihat dari gejala klinis, seperti sklera tampak ikterik, kulit bayi berwarna kuning, suhu tubuh rendah, dan bayi tampak lemah.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Perfusi Jaringan Perifer: Tanda-tanda dan gejala ikterik/jaundice menurun.
2. Stabilitas Tanda-Tanda Vital: Suhu tubuh, frekuensi napas, dan nadi berada dalam batas normal.
3. Perilaku Menyusu: Bayi dapat menyusu dengan efektif.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital: Mengukur dan memantau suhu tubuh, frekuensi napas, dan nadi secara berkala.
2. Pengaturan Lingkungan: Menjaga suhu lingkungan yang nyaman untuk bayi, mencegah hipotermia.
3. Manajemen Nutrisi: Memfasilitasi dan mendukung pemberian ASI atau susu formula secara adekuat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi.
4. Manajemen Hiperbilirubenemia: Memantau perkembangan ikterik/jaundice, memberikan tindakan fototerapi jika diperlukan, dan memfasilitasi pemeriksaan bilirubin sesuai indikasi.
5. Edukasi kepada Orang Tua: Memberikan edukasi tentang tanda dan gejala hiperbilirubinemia, pentingnya pemberian ASI, dan pemantauan tanda-tanda vital bayi.
Penjelasan rinci:
Intervensi keperawatan yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan perfusi jaringan perifer, menjaga stabilitas tanda-tanda vital, dan mendukung perilaku menyusu yang efektif pada bayi. Pemantauan tanda-tanda vital, pengaturan lingkungan, dan manajemen nutrisi bertujuan untuk mencegah komplikasi akibat hiperbilirubinemia. Manajemen hiperbilirubinemia dengan tindakan fototerapi jika diperlukan, serta edukasi kepada orang tua, bertujuan untuk menurunkan kadar bilirubin dan memastikan pemantauan yang berkelanjutan.