Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 15722 | 18 Apr 2025
Klinis : 1. Ansietas (D.0080) 2. Nyeri Akut (D.0077) 3. Risiko Infeksi (D.0141)
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut saya berikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi yang Anda sebutkan:
1. Ansietas (D.0080)
- Kode ICD-10: F41.9
- Deskripsi: Gangguan ansietas, tidak spesifik
2. Nyeri Akut (D.0077)
- Kode ICD-10: R52.0
- Deskripsi: Nyeri akut
3. Risiko Infeksi (D.0141)
- Kode ICD-10: Z29.9
- Deskripsi: Tindakan pencegahan, tidak spesifik
Penjelasan lebih detail:
1. Ansietas (D.0080):
- Kode ICD-10: F41.9
- Deskripsi: Gangguan ansietas, tidak spesifik
- Ini adalah kode untuk pasien dengan gejala ansietas yang tidak memenuhi kriteria untuk gangguan ansietas spesifik lainnya, seperti gangguan panik atau gangguan ansietas umum.
2. Nyeri Akut (D.0077):
- Kode ICD-10: R52.0
- Deskripsi: Nyeri akut
- Kode ini digunakan untuk pasien yang mengalami nyeri akut, yaitu nyeri yang muncul secara tiba-tiba dan biasanya disebabkan oleh penyakit atau cedera.
3. Risiko Infeksi (D.0141):
- Kode ICD-10: Z29.9
- Deskripsi: Tindakan pencegahan, tidak spesifik
- Kode ini digunakan untuk pasien yang berisiko tinggi terkena infeksi, tetapi tidak memiliki diagnosis infeksi yang spesifik. Ini dapat mencakup pasien yang menjalani prosedur medis atau pasien dengan kondisi yang meningkatkan risiko infeksi.
Saya harap penjelasan ini membantu. Jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut, jangan ragu untuk bertanya. -
Article No. 15723 | 18 Apr 2025
Klinis : 1. Ansietas (D.0080) 2. Nyeri Akut (D.0077) 3. Risiko Infeksi (D.0141)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi-kondisi yang Anda sebutkan, dengan tone akademis dan persona sebagai seorang pakar perawat.
1. Ansietas (D.0080)
Diagnosa Keperawatan: Ansietas
Definisi: Respon emosional dan perilaku terhadap ancaman yang dirasakan, baik ancaman nyata maupun tidak nyata.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Tanda dan gejala: Gelisah, tegang, khawatir, sulit berkonsentrasi, insomnia, dan lain-lain.
- Faktor risiko: Perubahan status kesehatan, lingkungan yang tidak familiar, ancaman integritas diri, dan lain-lain.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Klien dapat mengenali penyebab ansietas, mengatasi ansietas, dan mencapai tingkat ansietas yang terkontrol.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen ansietas, terapi relaksasi, terapi kognitif, dan lain-lain.
2. Nyeri Akut (D.0077)
Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
SDKI:
- Tanda dan gejala: Keluhan nyeri, perilaku nonverbal nyeri, dan lain-lain.
- Faktor risiko: Penyakit, cedera, prosedur terapeutik, dan lain-lain.
SLKI:
- Luaran yang diharapkan: Klien dapat mengenali penyebab nyeri, mengelola nyeri, dan mencapai tingkat nyeri yang terkontrol.
SIKI:
- Intervensi: Manajemen nyeri, terapi farmakologis, terapi non-farmakologis, dan lain-lain.
3. Risiko Infeksi (D.0141)
Diagnosa Keperawatan: Risiko Infeksi
Definisi: Rentan terhadap invasi dan perkembangbiakan organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
SDKI:
- Tanda dan gejala: Peningkatan suhu tubuh, peningkatan jumlah leukosit, dan lain-lain.
- Faktor risiko: Prosedur invasif, imunokompromais, malnutrisi, dan lain-lain.
SLKI:
- Luaran yang diharapkan: Klien dapat mengenali faktor risiko infeksi, mencegah infeksi, dan mencapai kondisi bebas infeksi.
SIKI:
- Intervensi: Manajemen risiko infeksi, pencegahan infeksi, perawatan tempat invasif, dan lain-lain.
Semoga penjelasan singkat ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan dan standar SDKI - SLKI - SIKI yang berlaku di Indonesia. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 15724 | 18 Apr 2025
Klinis : 1. Kecemasan b.d. ketidakpastian mengenai hasil operasi dan pemulihan. Definisi: Kecemasan pasien terkait dengan kondisi kesehatan dan prosedur bedah yang akan dilakukan. 2. Nyeri Akut b.d. hernia sacrotalis. Definisi: Nyeri yang dirasakan pasien di area hernia, yang dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari. 3. Risiko Infeksi Definisi: Risiko terjadinya infeksi pasca-operasi akibat intervensi bedah. Etiologi: Intervensi bedah yang dapat menyebabkan luka terbuka. 4. Malnutrisi b.d. nyeri yang mengganggu asupan makanan. Definisi: Penurunan berat badan dan asupan nutrisi yang tidak adekuat akibat nyeri yang mengganggu nafsu makan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, perkenalkan saya adalah seorang perawat profesional. Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan:
1. Diagnosa Keperawatan: Kecemasan berhubungan dengan ketidakpastian mengenai hasil operasi dan pemulihan.
- SDKI: Kecemasan adalah respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber ancaman, bahaya, atau perubahan yang belum pasti.
- SLKI: Tujuan keperawatan adalah pasien dapat mengatasi kecemasan yang dialami.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memberikan informasi yang jelas mengenai prosedur bedah, memfasilitasi diskusi mengenai kekhawatiran pasien, dan mengajarkan teknik relaksasi.
2. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut berhubungan dengan hernia sacrotalis.
- SDKI: Nyeri Akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI: Tujuan keperawatan adalah pasien dapat mengendalikan nyeri yang dirasakan.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memberikan analgesik sesuai resep, menerapkan terapi non-farmakologis seperti kompres hangat/dingin, dan memantau efektivitas tindakan penanganan nyeri.
3. Diagnosa Keperawatan: Risiko Infeksi.
- SDKI: Risiko Infeksi adalah kerentanan individu terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- SLKI: Tujuan keperawatan adalah pasien tidak mengalami infeksi pascaoperasi.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah menjaga kebersihan luka operasi, memantau tanda-tanda infeksi, dan memastikan pemberian antibiotik sesuai resep.
4. Diagnosa Keperawatan: Malnutrisi berhubungan dengan nyeri yang mengganggu asupan makanan.
- SDKI: Malnutrisi adalah status gizi kurang atau lebih yang dapat berdampak pada kesehatan individu.
- SLKI: Tujuan keperawatan adalah pasien dapat mempertahankan status nutrisi yang adekuat.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memberikan makanan sesuai kebutuhan, memantau asupan makanan, dan mengelola nyeri yang mengganggu makan.
Semoga penjelasan singkat ini dapat membantu Anda. Jangan ragu untuk bertanya jika ada hal yang perlu dijelaskan lebih lanjut. -
Article No. 15725 | 18 Apr 2025
Klinis : 1. Kecemasan b.d. ketidakpastian mengenai hasil operasi dan pemulihan. Definisi: Kecemasan pasien terkait dengan kondisi kesehatan dan prosedur bedah yang akan dilakukan. 2. Nyeri Akut b.d. hernia sacrotalis. Definisi: Nyeri yang dirasakan pasien di area hernia, yang dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari. 3. Risiko Infeksi Definisi: Risiko terjadinya infeksi pasca-operasi akibat intervensi bedah. Etiologi: Intervensi bedah yang dapat menyebabkan luka terbuka. 4. Malnutrisi b.d. nyeri yang mengganggu asupan makanan. Definisi: Penurunan berat badan dan asupan nutrisi yang tidak adekuat akibat nyeri yang mengganggu nafsu makan.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi yang Anda deskripsikan. Sebagai perawat berpengalaman, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI: Kecemasan
Definisi: Kecemasan pasien terkait dengan kondisi kesehatan dan prosedur bedah yang akan dilakukan.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
a. Pasien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan.
b. Pasien dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan.
c. Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat kecemasan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
a. Lakukan pengkajian komprehensif terhadap tingkat kecemasan pasien.
b. Berikan informasi yang jelas dan akurat terkait proses operasi dan pemulihan.
c. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan.
d. Ajarkan teknik relaksasi seperti napas dalam, visualisasi, dan distraksi.
e. Berikan dukungan emosional dan dampingi pasien selama proses perawatan.
f. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengelola kecemasan pasien.
2. Diagnosa Keperawatan SDKI: Nyeri Akut
Definisi: Nyeri yang dirasakan pasien di area hernia, yang dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
a. Pasien dapat melaporkan penurunan intensitas nyeri.
b. Pasien dapat mendemonstrasikan strategi pengelolaan nyeri yang efektif.
c. Pasien dapat menjalani aktivitas sehari-hari dengan nyaman.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
a. Lakukan pengkajian komprehensif terhadap nyeri yang dirasakan pasien.
b. Berikan analgesik sesuai dengan resep dokter untuk mengelola nyeri.
c. Ajarkan pasien teknik non-farmakologis untuk mengelola nyeri, seperti kompres dingin/hangat, posisi yang nyaman, dan distraksi.
d. Motivasi pasien untuk menggunakan strategi pengelolaan nyeri yang efektif.
e. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengevaluasi dan memodifikasi pengelolaan nyeri.
f. Pantau tanda-tanda vital dan respons pasien terhadap intervensi nyeri.
3. Diagnosa Keperawatan SDKI: Risiko Infeksi
Definisi: Risiko terjadinya infeksi pasca-operasi akibat intervensi bedah.
Etiologi: Intervensi bedah yang dapat menyebabkan luka terbuka.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
a. Pasien dapat mendemonstrasikan perawatan luka yang benar.
b. Tanda-tanda infeksi tidak muncul selama masa pemulihan.
c. Pasien dapat melaporkan tidak adanya tanda-tanda infeksi.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
a. Kaji dan pantau tanda-tanda infeksi pada luka operasi secara rutin.
b. Ajarkan pasien dan keluarga tentang perawatan luka yang benar.
c. Berikan edukasi tentang tanda-tanda infeksi dan pentingnya segera melaporkan.
d. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengevaluasi dan mengelola risiko infeksi.
e. Terapkan prinsip-prinsip aseptik dalam melakukan tindakan perawatan luka.
f. Dorong pasien untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
4. Diagnosa Keperawatan SDKI: Malnutrisi
Definisi: Penurunan berat badan dan asupan nutrisi yang tidak adekuat akibat nyeri yang mengganggu nafsu makan.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
a. Pasien dapat mempertahankan atau meningkatkan berat badan.
b. Pasien dapat memenuhi kebutuhan nutrisi sesuai dengan kebutuhan.
c. Pasien dapat melaporkan peningkatan nafsu makan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
a. Kaji status nutrisi dan berat badan pasien secara berkala.
b. Berikan makanan yang mudah dicerna dan menarik bagi pasien.
c. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan dan mengevaluasi asupan nutrisi.
d. Ajarkan pasien dan keluarga tentang pentingnya asupan nutrisi yang adekuat.
e. Tingkatkan motivasi pasien untuk mengonsumsi makanan yang bergizi.
f. Terapkan intervensi non-farmakologis untuk mengelola nyeri yang mengganggu nafsu makan.
g. Monitor tanda-tanda vital dan berat badan pasien secara rutin.
Saya harap penjelasan ini dapat membantu Anda dalam merencanakan asuhan keperawatan yang sesuai untuk pasien dengan kondisi yang Anda deskripsikan. Jangan ragu untuk bertanya jika Anda membutuhkan informasi tambahan. -
Article No. 15726 | 18 Apr 2025
Klinis : 1. Kecemasan b.d. ketidakpastian mengenai hasil operasi dan pemulihan. Definisi: Kecemasan pasien terkait dengan kondisi kesehatan dan prosedur bedah yang akan dilakukan. 2. Nyeri Akut b.d. hernia sacrotalis. Definisi: Nyeri yang dirasakan pasien di area hernia, yang dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari. 3. Risiko Infeksi Definisi: Risiko terjadinya infeksi pasca-operasi akibat intervensi bedah. Etiologi: Intervensi bedah yang dapat menyebabkan luka terbuka. 4. Malnutrisi b.d. nyeri yang mengganggu asupan makanan. Definisi: Penurunan berat badan dan asupan nutrisi yang tidak adekuat akibat nyeri yang mengganggu nafsu makan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
1. Diagnosa Keperawatan: Kecemasan berhubungan dengan ketidakpastian mengenai hasil operasi dan pemulihan.
SDKI: Kecemasan adalah respons emosional dan psikologis individu terhadap sumber stres atau ancaman yang tidak jelas dan non-spesifik.
SLKI: Tujuan asuhan keperawatan adalah membantu pasien mengurangi tingkat kecemasan sehingga dapat beradaptasi dengan prosedur bedah dan pemulihan.
SIKI: Intervensi keperawatan dapat mencakup edukasi, manajemen stres, terapi relaksasi, dan dukungan emosional.
2. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut berhubungan dengan hernia sacrotalis.
SDKI: Nyeri Akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
SLKI: Tujuan asuhan keperawatan adalah mengurangi nyeri sehingga pasien dapat beraktivitas dengan nyaman.
SIKI: Intervensi keperawatan dapat mencakup pemberian analgesik, kompres hangat/dingin, distraksi, dan manajemen nyeri.
3. Diagnosa Keperawatan: Risiko Infeksi.
SDKI: Risiko Infeksi adalah kerentanan individu terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
SLKI: Tujuan asuhan keperawatan adalah mencegah terjadinya infeksi pasca-operasi.
SIKI: Intervensi keperawatan dapat mencakup perawatan luka, pemberian antibiotik, edukasi tentang perawatan luka, dan pemantauan tanda-tanda infeksi.
4. Diagnosa Keperawatan: Malnutrisi berhubungan dengan nyeri yang mengganggu asupan makanan.
SDKI: Malnutrisi adalah keadaan kekurangan atau kelebihan nutrisi yang dapat menimbulkan masalah kesehatan.
SLKI: Tujuan asuhan keperawatan adalah mempertahankan status nutrisi yang adekuat.
SIKI: Intervensi keperawatan dapat mencakup penilaian status nutrisi, pemberian suplemen nutrisi, dan konseling diet.
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, perawat perlu memperhatikan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk memastikan kualitas dan keamanan dalam praktik keperawatan. -
Article No. 15727 | 18 Apr 2025
Klinis : PPOK
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati saya akan membantu Anda menemukan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi PPOK.
1. Kode ICD-10:
- Kode: J44.9
- Deskripsi: Penyakit paru obstruktif kronik, tidak dispesifikasi
Penjelasan:
- Kode J44.9 dalam ICD-10 digunakan untuk mengkodekan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) yang tidak dispesifikasi lebih lanjut.
- PPOK adalah kondisi kronis yang ditandai dengan hambatan aliran udara di saluran pernapasan yang progresif dan tidak sepenuhnya reversibel.
- Kondisi ini dapat disebabkan oleh kombinasi emfisema dan bronkitis kronis.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.90
- Deskripsi: Prosedur terapi pernapasan, tidak dispesifikasi
Penjelasan:
- Kode 93.90 dalam ICD-9-CM digunakan untuk mengkodekan prosedur terapi pernapasan yang tidak dispesifikasi lebih lanjut.
- Prosedur ini dapat mencakup berbagai intervensi terapeutik, seperti oksigenasi, nebulisasi, latihan pernapasan, dan teknik manajemen sekresi.
- Pemilihan prosedur yang tepat akan bergantung pada evaluasi klinis dan kebutuhan spesifik pasien dengan PPOK.
Dalam praktik klinis, kode ICD-10 dan ICD-9-CM digunakan secara bersama-sama untuk mengkodekan diagnosis dan prosedur medis yang dilakukan dalam rangka pengelolaan pasien dengan PPOK. -
Article No. 15735 | 18 Apr 2025
Klinis : Pada tahun 2024 mahasiswa/ mahasiswi S1 Keperawatan STIKES Notokusumo Yogyakarta melakukan penelitian pada lansia yang menderita penyakit Hipertensi di Kelurahan Bener, Kecamatan Tegalrejo, DIY. Banyaknya lansia yang menderita Hipertensi dengan prevalensi 110 orang lansia dari 150 lansia. Hipertensi Lansia di daerah bener ini disebabkan karena adanya pengetahuan yang kurang mengenai pencegahan hipertensi. Maka mahasiswa/mahasiswi melalukan penyuluhan tentang Hipertensi pada Lansia. BUATLAH ANALISA DATA TERKAIT KASUS TERSEBUT MELIPUTI TANDA/GEJALA, PENYEBAB, DAN DIAGNOSANYA
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum. Sebagai perawat senior, saya akan memberikan analisa data terkait kasus hipertensi pada lansia di Kelurahan Bener, Kecamatan Tegalrejo, DIY.
Tanda dan Gejala:
Berdasarkan kasus yang dipaparkan, diketahui bahwa prevalensi hipertensi pada lansia di daerah tersebut cukup tinggi, yaitu 110 orang dari 150 lansia. Tanda dan gejala umum hipertensi pada lansia yang mungkin terjadi antara lain sakit kepala, pusing, mudah lelah, sulit bernapas, nyeri dada, serta perubahan penglihatan.
Penyebab:
Penyebab utama hipertensi pada lansia di daerah tersebut adalah kurangnya pengetahuan mengenai pencegahan hipertensi. Faktor risiko lain yang umum pada lansia antara lain usia lanjut, gaya hidup tidak sehat (pola makan tinggi garam, obesitas, kurang aktivitas fisik), riwayat keluarga, serta penyakit penyerta seperti diabetes melitus dan penyakit ginjal.
Diagnosa Keperawatan:
Berdasarkan tanda, gejala, dan penyebab yang teridentifikasi, maka diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan adalah:
1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
2. Ketidakpatuhan Regimen Terapeutik
3. Risiko Intoleransi Aktivitas
Penjelasan Singkat:
1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
- Definisi: Ketidakmampuan individu untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan mengelola masalah kesehatan secara efektif.
- Karakteristik: Kurangnya pengetahuan tentang pencegahan hipertensi, kesulitan dalam mengadopsi gaya hidup sehat.
2. Ketidakpatuhan Regimen Terapeutik
- Definisi: Perilaku individu yang tidak sesuai dengan rencana pengobatan atau terapi yang disepakati dengan penyedia layanan kesehatan.
- Karakteristik: Tidak mengikuti anjuran pengobatan, pengaturan diet, dan aktivitas fisik untuk pengendalian hipertensi.
3. Risiko Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Berisiko mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik yang dapat diterima.
- Karakteristik: Penurunan kekuatan, ketahanan, dan daya tahan yang disebabkan oleh usia lanjut dan komplikasi hipertensi.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat dapat menggunakan pendekatan SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) sebagai panduan untuk merencanakan dan melaksanakan intervensi yang tepat.
Semoga penjelasan ini dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai analisis kasus hipertensi pada lansia. Jika ada pertanyaan lain, saya siap membantu.
Wassalamualaikum. -
Article No. 15736 | 18 Apr 2025
Klinis : Jemaah haji Ny R (45 tahun) dari kloter 23 JKG, saat di pesawat didapatkan kondisi gelisah, nafas sesak. Setelah dilakukan pemeriksaan, nilai saturasi oksigen 92%, memiliki riwayat penyakit DM dengan hasil GDS 243 g/dl. Apa masalah keperawatan utama pada jamaah tersebut?
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat diidentifikasi beberapa hal terkait kondisi Jemaah haji Ny R sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R06.0
- Deskripsi: Sesak napas (dyspnea)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 94.31
- Deskripsi: Pemantauan oksimetri nadi
Penjelasan detail:
Pasien Ny R, seorang jemaah haji berusia 45 tahun, mengalami kondisi gelisah dan sesak napas saat berada di pesawat. Hasil pemeriksaan menunjukkan nilai saturasi oksigen 92% dan hasil pemeriksaan gula darah sewaktu (GDS) 243 mg/dL, dengan riwayat penyakit diabetes melitus (DM).
Berdasarkan informasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa masalah keperawatan utama pada jemaah haji Ny R adalah:
1. Gangguan pola napas berhubungan dengan kondisi sesak napas (dyspnea), yang teridentifikasi dengan kode ICD-10 R06.0.
2. Kemungkinan adanya komplikasi akibat diabetes melitus, yang dapat mempengaruhi kondisi umum pasien dan pernapasannya.
Prosedur pemantauan oksimetri nadi (kode ICD-9-CM 94.31) menjadi tindakan yang dilakukan untuk memantau status oksigenasi pasien.
Tatalaksana yang dapat diberikan meliputi:
- Pemantauan tanda-tanda vital secara berkala
- Pemberian oksigen sesuai kebutuhan
- Pemantauan kadar gula darah dan pengaturan terapi diabetes melitus
- Pemberian terapi suportif lainnya sesuai kondisi pasien
Dengan penanganan yang tepat, diharapkan kondisi pasien Ny R dapat stabil dan masalah keperawatannya dapat teratasi. -
Article No. 15737 | 18 Apr 2025
Klinis : Jemaah haji Ny R (45 tahun) dari kloter 23 JKG, saat di pesawat didapatkan kondisi gelisah, nafas sesak. Setelah dilakukan pemeriksaan, nilai saturasi oksigen 92%, memiliki riwayat penyakit DM dengan hasil GDS 243 g/dl. Apa masalah keperawatan utama pada jamaah tersebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dalam menanggapi kondisi Jemaah haji Ny R (45 tahun) dari kloter 23 JKG, berdasarkan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) melalui SDKI, SLKI, dan SIKI, berikut adalah analisis masalah keperawatan utama dan penjelasan singkatnya:
Diagnosa Keperawatan Utama:
Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penurunan pertukaran gas, ditandai dengan nafas sesak dan saturasi oksigen 92%.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakefektifan pola napas adalah ketidakmampuan untuk bernapas dengan mudah dan lancar, yang dapat mengakibatkan ketidakseimbangan oksigen dan/atau karbon dioksida dalam darah.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah Pola Napas Efektif, di mana pasien dapat bernapas dengan mudah dan lancar, serta mempertahankan kadar oksigen yang adekuat dalam darah.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain pemberian oksigen, latihan pernapasan, dan pemantauan tanda-tanda vital secara berkala. Selain itu, penatalaksanaan diabetes melitus (DM) sebagai faktor komorbid juga perlu dipertimbangkan.
Berdasarkan analisis tersebut, masalah keperawatan utama pada Jemaah haji Ny R adalah Ketidakefektifan pola napas yang berhubungan dengan penurunan pertukaran gas, yang ditandai dengan keluhan sesak napas dan saturasi oksigen yang berada di bawah normal. Tindakan keperawatan yang perlu dilakukan adalah stabilisasi kondisi pernapasan, pengaturan oksigen, dan pemantauan kondisi pasien secara komprehensif. -
Article No. 15738 | 18 Apr 2025
Klinis : Pada tahun 2024 mahasiswa/ mahasiswi S1 Keperawatan STIKES Notokusumo Yogyakarta melakukan penelitian pada lansia yang menderita penyakit Hipertensi di Kelurahan Bener, Kecamatan Tegalrejo, DIY. Banyaknya lansia yang menderita Hipertensi dengan prevalensi 110 orang lansia dari 150 lansia. Hipertensi Lansia di daerah bener ini disebabkan karena adanya pengetahuan yang kurang mengenai pencegahan hipertensi. Maka mahasiswa/mahasiswi melalukan penyuluhan tentang Hipertensi pada Lansia. BUATLAH ANALISA DATA TERKAIT KASUS TERSEBUT MELIPUTI TANDA/GEJALA, PENYEBAB, DAN DIAGNOSANYA
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan analisa data terkait kasus hipertensi pada lansia di Kelurahan Bener, Kecamatan Tegalrejo, DIY, serta luaran/output yang diharapkan dan intervensi keperawatan yang diperlukan.
Analisa Data:
Tanda/Gejala:
1. Tekanan darah tinggi (≥140/90 mmHg)
2. Sakit kepala
3. Pusing
4. Jantung berdebar
5. Mudah lelah
Penyebab:
1. Pengetahuan yang kurang mengenai pencegahan hipertensi pada lansia
Diagnosis Keperawatan SDKI:
1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan (00078)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan/atau mengelola faktor-faktor kesehatan
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Pengetahuan: Manajemen Hipertensi (1847)
- Indikator:
a. Menjelaskan definisi hipertensi
b. Menjelaskan etiologi hipertensi
c. Menjelaskan tanda dan gejala hipertensi
d. Menjelaskan komplikasi hipertensi
e. Menjelaskan manajemen hipertensi (diet, aktivitas, obat-obatan)
2. Perilaku Kesehatan: Kontrol Hipertensi (1921)
- Indikator:
a. Memantau tekanan darah secara teratur
b. Mengikuti program pengobatan hipertensi
c. Mengadopsi diet dan aktivitas yang direkomendasikan
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Edukasi Kesehatan (6610)
- Aktivitas:
a. Mengidentifikasi pengetahuan, keyakinan, dan perilaku kesehatan saat ini
b. Memberikan informasi tentang hipertensi, termasuk definisi, etiologi, tanda-gejala, komplikasi, dan manajemen
c. Mendiskusikan hambatan dan strategi untuk mengatasi hipertensi
d. Melibatkan keluarga dalam edukasi
e. Memberikan materi edukasi yang mudah dipahami
2. Manajemen Hipertensi (5618)
- Aktivitas:
a. Memantau tekanan darah secara teratur
b. Mengidentifikasi faktor risiko hipertensi
c. Mengajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi stres
d. Menganjurkan perubahan gaya hidup, seperti diet rendah garam, aktivitas fisik, dan menghindari rokok
e. Memantau efektivitas pengobatan antihipertensi
Penjelasan rinci:
Berdasarkan kasus yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa lansia di Kelurahan Bener, Kecamatan Tegalrejo, DIY, menderita hipertensi dengan prevalensi 110 orang dari 150 lansia. Penyebab utamanya adalah kurangnya pengetahuan mengenai pencegahan hipertensi. Oleh karena itu, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Ketidakefektifan manajemen kesehatan.
Luaran/output yang diharapkan adalah peningkatan pengetahuan lansia tentang hipertensi, serta perilaku kesehatan yang baik dalam mengontrol hipertensi. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah edukasi kesehatan tentang hipertensi dan manajemen hipertensi, yang mencakup pemantauan tekanan darah, identifikasi faktor risiko, teknik relaksasi, perubahan gaya hidup, dan pemantauan efektivitas pengobatan.
Dengan intervensi yang komprehensif, diharapkan lansia dapat meningkatkan pengetahuan, keyakinan, dan perilaku yang tepat dalam mengelola hipertensi, sehingga dapat mencegah komplikasi dan mempertahankan kualitas hidup yang optimal.