Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 13860 | 12 Mar 2025
Klinis : Kasus 1. Pasien atas nama Ny.S 2. Perempuan 3. Usia 59 tahun 4. Pasien menikah kelas 5 SD 5. Pernikahan pasien pertama kali 6. Suami kedua kali 7. Pekerjaan pasien ibu rumah tangga 8. Pasien melahirkan spontan 5 anak dibantu dukun bayi 9. Anak pertama 17 tahun, kedua 19 tahun, ketiga 23 tahun, ke empat 25 thn, kelima 29 thn 10. Riwayat menstruasi pertama umur 14 tahun (SMP) 11. Menstruasi terakhir umur 44 thn Masuk IGD tanggal 25 Juli 2019 Keluhan : sakit perut, keluhan dirasakan sejak 7 hari yg lalu terasa terus menerus Keluhan yg muncul tiba tiba, gejala lain : •flek (+) •lemas •gemetar Flek dimulai sejak 7 hari yg lalu keluar darah dengan jumlah yg banyak dari jalan lahir, terdapat gumpalan hitam kecoklatan, terdapat lendir, darah segar. Lemas sejak 7 hari yg lalu, gemetar sejak pagi hari. •8 bulan yg lalu opname dengan keluhan nyeri perut dan kesulitan BAB •Beberapa bulan ini mengeluarkan darah sedikit (post menopause) dan makan minum pasien berkurang. Pasien tambah lebih kurus Pemeriksaan fisik: •Lemas •tampak dyspneu •kesadaran apatis (E3F4M6) Pemeriksaan ttv: •TD 110/70 mmhg •HR 85 x/menit •RR 33x/menit •T 36• C Pemeriksaan status generalis : •Kepala/leher normocephal, •konjungtiva anemis (+) •bibir kering (+) •bibir pucat (+) •bibir sianosis (-) •pembesaran KGB (-) Pemeriksaan torak paru: •Didapatkan inspeksi: deformitas (-) •retraksi interkostal (+) •pengembangan simetris •palpasi : gerakan dada simetris kanan kiri •perkusi : sonor •auskultasi: SDV (+/+) Pada pemeriksaan torak jantung : •Inspeksi: gerak ictus cordis tidak tampak •palpasi: ictus cordis teraba •perkusi: batas jantung normal •suara redup •auskultasi: BJ I-II dbn Pada pemeriksaan abdomen : •inspeksi: permukaan datar •auskultasi: peristaltik dbn •perkusi: timpani (+) •palpasi: nyeri tekan (-) Pada pemeriksaan ekstremitas : •akral hangat •pucat diujung jari tangan dan jari kaki CRT< 2 detik •ADP teraba lemah •tungkai udem (+/+) Integumentum : •turgor menurun dan ikterik (-) Pada pemeriksaan gynecologi : •VT :v/v taa, •vagina tidak rata •portio berdungkul •PPV (+) tidak aktif •sting (+) Pemeriksaan penunjang: •Dilakukan pemeriksaan DL •faal ginjal •erektrolit •biopsilesi Hasil DL tanggal 25 Juli 2019 : Didapatkan didapatkan HGB 5,1 g/dL (↓). PLT 426x103 /µL (↑), HCT 17,1% (↓), MCV 77,4 fL (↓), MCH 23,1 pg (↓), MCHC 29,8 g/dL (↓). Hasil DL tanggal 26 Juli 2019, didapatkan HGB 8,6 g/dL (↓). PLT 308x103 /µL, HCT 26,8% (↓), MCV 81,5 fL, MCH 25,8 pg (↓), MCHC 31,7 g/dL (↓). Hasil pemeriksaan faal ginjal : didapatkan BUN 99,3 mg/dl (↑) dan serum creatin 15,29 mg/dl (↑). Hasil pemeriksaan faal ginjal tanggal 26 Juli 2019, didapatkan BUN 47,3 mg/dl (↑) dan serum creatin 6,22 mg/dl (↑). Pemeriksaan elektrolit tgl 25 Juli 2019 didapatkan natrium: didapatkan natrium 136 mmol/lt, kalium 6,6 mmol/lt (↑), Clorida 105 mmol/lt, Kalsium ion 1,17 mmol/lt. Hasil pemeriksaan elektrolit tanggal 26 Juli 2019, didapatkan natrium 136 mmol/lt, kalium 7 mmol/lt (↑), Clorida 105 mmol/lt, Kalsium ion 1,29 mmol/lt. Biopsi lesi potongan jaringan tampak kelenjar sel anaplasi menyusup stroma jaringan ikat membentuk bahan keratin, kesimpulan: Cervix, Keratinizing Epidermoid Carcinoma. Diagnosna intoleransi aktivitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang dipaparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas
2. Perdarahan Vagina
3. Nyeri Kronis
4. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
5. Resiko Dehidrasi
Penjelasan Singkat:
1. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas hidup sehari-hari yang diinginkan atau diperlukan akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
- Ditandai dengan lemas, dyspneu, dan kesadaran apatis.
2. Perdarahan Vagina
- SDKI: Keluarnya darah dari vagina yang tidak normal.
- Ditandai dengan adanya flek, keluar darah dengan jumlah banyak dari jalan lahir, terdapat gumpalan hitam kecoklatan, dan adanya lendir.
3. Nyeri Kronis
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
- Ditandai dengan keluhan sakit perut yang dirasakan sejak 7 hari lalu.
4. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Ditandai dengan pasien menjadi lebih kurus dan penurunan berat badan.
5. Resiko Dehidrasi
- SDKI: Keadaan yang berisiko terjadinya penurunan cairan tubuh dan elektrolit.
- Ditandai dengan bibir kering, konjungtiva anemis, dan turgor kulit menurun.
Adapun SLKI dan SIKI yang terkait dengan diagnosa di atas adalah:
- SLKI: Pemulihan Aktivitas, Manajemen Perdarahan, Manajemen Nyeri, Manajemen Nutrisi, Manajemen Cairan.
- SIKI: Perawatan Aktivitas, Perawatan Perdarahan, Perawatan Nyeri, Perawatan Nutrisi, Perawatan Cairan. -
Article No. 13861 | 12 Mar 2025
Klinis : Kasus 1. Pasien atas nama Ny.S 2. Perempuan 3. Usia 59 tahun 4. Pasien menikah kelas 5 SD 5. Pernikahan pasien pertama kali 6. Suami kedua kali 7. Pekerjaan pasien ibu rumah tangga 8. Pasien melahirkan spontan 5 anak dibantu dukun bayi 9. Anak pertama 17 tahun, kedua 19 tahun, ketiga 23 tahun, ke empat 25 thn, kelima 29 thn 10. Riwayat menstruasi pertama umur 14 tahun (SMP) 11. Menstruasi terakhir umur 44 thn Masuk IGD tanggal 25 Juli 2019 Keluhan : sakit perut, keluhan dirasakan sejak 7 hari yg lalu terasa terus menerus Keluhan yg muncul tiba tiba, gejala lain : •flek (+) •lemas •gemetar Flek dimulai sejak 7 hari yg lalu keluar darah dengan jumlah yg banyak dari jalan lahir, terdapat gumpalan hitam kecoklatan, terdapat lendir, darah segar. Lemas sejak 7 hari yg lalu, gemetar sejak pagi hari. •8 bulan yg lalu opname dengan keluhan nyeri perut dan kesulitan BAB •Beberapa bulan ini mengeluarkan darah sedikit (post menopause) dan makan minum pasien berkurang. Pasien tambah lebih kurus Pemeriksaan fisik: •Lemas •tampak dyspneu •kesadaran apatis (E3F4M6) Pemeriksaan ttv: •TD 110/70 mmhg •HR 85 x/menit •RR 33x/menit •T 36• C Pemeriksaan status generalis : •Kepala/leher normocephal, •konjungtiva anemis (+) •bibir kering (+) •bibir pucat (+) •bibir sianosis (-) •pembesaran KGB (-) Pemeriksaan torak paru: •Didapatkan inspeksi: deformitas (-) •retraksi interkostal (+) •pengembangan simetris •palpasi : gerakan dada simetris kanan kiri •perkusi : sonor •auskultasi: SDV (+/+) Pada pemeriksaan torak jantung : •Inspeksi: gerak ictus cordis tidak tampak •palpasi: ictus cordis teraba •perkusi: batas jantung normal •suara redup •auskultasi: BJ I-II dbn Pada pemeriksaan abdomen : •inspeksi: permukaan datar •auskultasi: peristaltik dbn •perkusi: timpani (+) •palpasi: nyeri tekan (-) Pada pemeriksaan ekstremitas : •akral hangat •pucat diujung jari tangan dan jari kaki CRT< 2 detik •ADP teraba lemah •tungkai udem (+/+) Integumentum : •turgor menurun dan ikterik (-) Pada pemeriksaan gynecologi : •VT :v/v taa, •vagina tidak rata •portio berdungkul •PPV (+) tidak aktif •sting (+) Pemeriksaan penunjang: •Dilakukan pemeriksaan DL •faal ginjal •erektrolit •biopsilesi Hasil DL tanggal 25 Juli 2019 : Didapatkan didapatkan HGB 5,1 g/dL (↓). PLT 426x103 /µL (↑), HCT 17,1% (↓), MCV 77,4 fL (↓), MCH 23,1 pg (↓), MCHC 29,8 g/dL (↓). Hasil DL tanggal 26 Juli 2019, didapatkan HGB 8,6 g/dL (↓). PLT 308x103 /µL, HCT 26,8% (↓), MCV 81,5 fL, MCH 25,8 pg (↓), MCHC 31,7 g/dL (↓). Hasil pemeriksaan faal ginjal : didapatkan BUN 99,3 mg/dl (↑) dan serum creatin 15,29 mg/dl (↑). Hasil pemeriksaan faal ginjal tanggal 26 Juli 2019, didapatkan BUN 47,3 mg/dl (↑) dan serum creatin 6,22 mg/dl (↑). Pemeriksaan elektrolit tgl 25 Juli 2019 didapatkan natrium: didapatkan natrium 136 mmol/lt, kalium 6,6 mmol/lt (↑), Clorida 105 mmol/lt, Kalsium ion 1,17 mmol/lt. Hasil pemeriksaan elektrolit tanggal 26 Juli 2019, didapatkan natrium 136 mmol/lt, kalium 7 mmol/lt (↑), Clorida 105 mmol/lt, Kalsium ion 1,29 mmol/lt. Biopsi lesi potongan jaringan tampak kelenjar sel anaplasi menyusup stroma jaringan ikat membentuk bahan keratin, kesimpulan: Cervix, Keratinizing Epidermoid Carcinoma. Dengan luaran toleransi aktivitas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan SDKI, luaran keperawatan SLKI, dan intervensi keperawatan SIKI yang sesuai untuk kasus Ny. S.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat ditandai dengan penurunan berat badan, anoreksia, dan penurunan kadar hemoglobin.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan anemia, anoreksia, dan kelemahan ditandai dengan rasa lelah, dyspnea, dan perubahan tanda-tanda vital.
3. Perdarahan berhubungan dengan perdarahan uterus yang abnormal ditandai dengan perdarahan hebat dari vagina, gumpalan darah, dan peningkatan kadar kalium serum.
4. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal ditandai dengan peningkatan kadar BUN dan kreatinin serum.
Luaran Keperawatan SLKI:
1. Keseimbangan Nutrisi
- Tercapainya berat badan yang sesuai
- Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
- Meningkatnya kadar hemoglobin
2. Toleransi Aktivitas
- Mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa merasa kelelahan
- Tidak ada perubahan tanda-tanda vital yang signifikan saat beraktivitas
3. Kontrol Perdarahan
- Perdarahan vagina terkontrol
- Kadar elektrolit dalam batas normal
4. Fungsi Ginjal yang Membaik
- Penurunan kadar BUN dan kreatinin serum
- Pola eliminasi urin yang normal
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Keseimbangan Nutrisi
- Lakukan pengkajian status nutrisi secara komprehensif
- Berikan diet tinggi kalori, protein, dan zat besi
- Pantau asupan dan output nutrisi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang tepat
2. Toleransi Aktivitas
- Lakukan pengkajian tingkat aktivitas dan toleransi pasien
- Ajarkan teknik konservasi energi dan istirahat yang cukup
- Anjurkan pasien untuk beraktivitas secara bertahap
- Pantau tanda-tanda vital sebelum, selama, dan setelah aktivitas
3. Kontrol Perdarahan
- Lakukan pengkajian perdarahan vagina secara komprehensif
- Berikan dukungan emosional dan edukasi tentang perdarahan
- Pantau tanda-tanda vital dan kadar elektrolit secara berkala
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penatalaksanaan perdarahan
4. Perbaikan Fungsi Ginjal
- Lakukan pengkajian fungsi ginjal secara komprehensif
- Berikan cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan
- Pantau hasil pemeriksaan laboratorium fungsi ginjal
- Kolaborasi dengan dokter untuk penanganan gangguan fungsi ginjal
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mempertimbangkan kondisi pasien secara holistik, menjalin kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, dan melibatkan pasien serta keluarga dalam proses perawatan. Tujuan akhirnya adalah untuk memulihkan kondisi pasien dan mencapai kualitas hidup yang optimal. -
Article No. 13862 | 12 Mar 2025
Klinis : Kasus 1. Pasien atas nama Ny.S 2. Perempuan 3. Usia 59 tahun 4. Pasien menikah kelas 5 SD 5. Pernikahan pasien pertama kali 6. Suami kedua kali 7. Pekerjaan pasien ibu rumah tangga 8. Pasien melahirkan spontan 5 anak dibantu dukun bayi 9. Anak pertama 17 tahun, kedua 19 tahun, ketiga 23 tahun, ke empat 25 thn, kelima 29 thn 10. Riwayat menstruasi pertama umur 14 tahun (SMP) 11. Menstruasi terakhir umur 44 thn Masuk IGD tanggal 25 Juli 2019 Keluhan : sakit perut, keluhan dirasakan sejak 7 hari yg lalu terasa terus menerus Keluhan yg muncul tiba tiba, gejala lain : •flek (+) •lemas •gemetar Flek dimulai sejak 7 hari yg lalu keluar darah dengan jumlah yg banyak dari jalan lahir, terdapat gumpalan hitam kecoklatan, terdapat lendir, darah segar. Lemas sejak 7 hari yg lalu, gemetar sejak pagi hari. •8 bulan yg lalu opname dengan keluhan nyeri perut dan kesulitan BAB •Beberapa bulan ini mengeluarkan darah sedikit (post menopause) dan makan minum pasien berkurang. Pasien tambah lebih kurus Pemeriksaan fisik: •Lemas •tampak dyspneu •kesadaran apatis (E3F4M6) Pemeriksaan ttv: •TD 110/70 mmhg •HR 85 x/menit •RR 33x/menit •T 36• C Pemeriksaan status generalis : •Kepala/leher normocephal, •konjungtiva anemis (+) •bibir kering (+) •bibir pucat (+) •bibir sianosis (-) •pembesaran KGB (-) Pemeriksaan torak paru: •Didapatkan inspeksi: deformitas (-) •retraksi interkostal (+) •pengembangan simetris •palpasi : gerakan dada simetris kanan kiri •perkusi : sonor •auskultasi: SDV (+/+) Pada pemeriksaan torak jantung : •Inspeksi: gerak ictus cordis tidak tampak •palpasi: ictus cordis teraba •perkusi: batas jantung normal •suara redup •auskultasi: BJ I-II dbn Pada pemeriksaan abdomen : •inspeksi: permukaan datar •auskultasi: peristaltik dbn •perkusi: timpani (+) •palpasi: nyeri tekan (-) Pada pemeriksaan ekstremitas : •akral hangat •pucat diujung jari tangan dan jari kaki CRT< 2 detik •ADP teraba lemah •tungkai udem (+/+) Integumentum : •turgor menurun dan ikterik (-) Pada pemeriksaan gynecologi : •VT :v/v taa, •vagina tidak rata •portio berdungkul •PPV (+) tidak aktif •sting (+) Pemeriksaan penunjang: •Dilakukan pemeriksaan DL •faal ginjal •erektrolit •biopsilesi Hasil DL tanggal 25 Juli 2019 : Didapatkan didapatkan HGB 5,1 g/dL (↓). PLT 426x103 /µL (↑), HCT 17,1% (↓), MCV 77,4 fL (↓), MCH 23,1 pg (↓), MCHC 29,8 g/dL (↓). Hasil DL tanggal 26 Juli 2019, didapatkan HGB 8,6 g/dL (↓). PLT 308x103 /µL, HCT 26,8% (↓), MCV 81,5 fL, MCH 25,8 pg (↓), MCHC 31,7 g/dL (↓). Hasil pemeriksaan faal ginjal : didapatkan BUN 99,3 mg/dl (↑) dan serum creatin 15,29 mg/dl (↑). Hasil pemeriksaan faal ginjal tanggal 26 Juli 2019, didapatkan BUN 47,3 mg/dl (↑) dan serum creatin 6,22 mg/dl (↑). Pemeriksaan elektrolit tgl 25 Juli 2019 didapatkan natrium: didapatkan natrium 136 mmol/lt, kalium 6,6 mmol/lt (↑), Clorida 105 mmol/lt, Kalsium ion 1,17 mmol/lt. Hasil pemeriksaan elektrolit tanggal 26 Juli 2019, didapatkan natrium 136 mmol/lt, kalium 7 mmol/lt (↑), Clorida 105 mmol/lt, Kalsium ion 1,29 mmol/lt. Biopsi lesi potongan jaringan tampak kelenjar sel anaplasi menyusup stroma jaringan ikat membentuk bahan keratin, kesimpulan: Cervix, Keratinizing Epidermoid Carcinoma. Dengan luaran toleransi aktivitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus Ny. S:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Perdarahan Hebat
SDKI: Risiko Perdarahan Berat
SLKI: Kontrol Perdarahan
SIKI: Perawatan Perdarahan
Penjelasan: Pasien mengeluhkan perdarahan dari jalan lahir dengan jumlah yang banyak, disertai gumpalan darah dan lendir. Pemeriksaan fisik menunjukkan konjungtiva anemis, bibir pucat, serta hasil pemeriksaan laboratorium mengindikasikan anemia. Kondisi ini meningkatkan risiko terjadinya perdarahan hebat yang dapat membahayakan jiwa pasien.
2. Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
SDKI: Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit
SLKI: Keseimbangan Cairan
SIKI: Manajemen Cairan
Penjelasan: Pasien mengeluhkan lemas dan gemetar, serta pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan kadar kalium. Kondisi ini mengindikasikan adanya gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi jika tidak segera ditangani.
3. Gangguan Fungsi Ginjal
SDKI: Gangguan Fungsi Ginjal
SLKI: Manajemen Ginjal
SIKI: Perawatan Gangguan Ginjal
Penjelasan: Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan kadar BUN dan kreatinin, yang mengindikasikan adanya gangguan fungsi ginjal pada pasien. Kondisi ini dapat mempengaruhi sistem tubuh lainnya dan membutuhkan penanganan yang tepat.
4. Risiko Malnutrisi
SDKI: Risiko Malnutrisi
SLKI: Status Nutrisi
SIKI: Manajemen Nutrisi
Penjelasan: Pasien mengeluhkan penurunan berat badan dan nafsu makan yang berkurang, yang dapat meningkatkan risiko malnutrisi. Kondisi ini dapat memperlambat proses penyembuhan dan mempengaruhi status kesehatan pasien secara keseluruhan.
5. Nyeri Akut
SDKI: Nyeri Akut
SLKI: Manajemen Nyeri
SIKI: Perawatan Nyeri
Penjelasan: Pasien mengeluhkan nyeri perut yang dirasakan sejak 7 hari sebelumnya. Kondisi ini dapat mengakibatkan ketidaknyamanan dan mengganggu aktivitas sehari-hari pasien.
Diagnosa keperawatan di atas dirumuskan berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Masing-masing diagnosa disertai dengan penjelasan singkat yang menggambarkan kondisi pasien dan alasan mengapa diagnosa tersebut ditegakkan. -
Article No. 13863 | 12 Mar 2025
Klinis : tuan A umur 47 tahun datang ke ugd dengan keluhan mual dan batuk berdahak selama 7 hari. pemeriksaan lain td: 120/80 mmHg, N: 90x/menit, rr:20 x/menit, s: 38 derajat bautakan diagnosa pasien
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi Tuan A:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
Penyebab: Produksi sekret yang berlebihan, adanya mukus yang kental, dan batuk tidak efektif.
2. Hipertermia
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
Penyebab: Proses infeksi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Pasien dapat mengeluarkan sekret dengan batuk yang efektif.
- Tidak ada suara napas tambahan saat auskultasi.
- Oksigenasi adekuat (SpO2 ≥ 95%).
2. Suhu Tubuh dalam Rentang Normal
- Suhu tubuh pasien kembali normal (36,5°C - 37,5°C).
- Tidak ada tanda-tanda infeksi (demam, menggigil).
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
- Monitor status pernapasan (frekuensi, irama, kedalaman)
- Auskultasi suara napas
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Berikan terapi inhalasi (bronkodilator, mukolitik)
- Latih batuk efektif dan latihan pernapasan
- Suction jika diperlukan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk terapi farmakologi
2. Hipertermia:
- Monitor suhu tubuh secara berkala
- Berikan obat penurun demam sesuai instruksi dokter
- Pertahankan intake cairan yang adekuat
- Pertahankan lingkungan yang sejuk
- Lakukan kompres hangat/dingin jika perlu
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk terapi farmakologi
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" dan "Hipertermia" sesuai dengan kondisi Tuan A yang mengalami keluhan mual, batuk berdahak, dan suhu tubuh 38°C. Diagnosa ini menggambarkan masalah utama yang dihadapi pasien terkait gangguan pernapasan dan peningkatan suhu tubuh.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah pasien dapat menunjukkan bersihan jalan napas yang efektif dengan tidak adanya suara napas tambahan dan oksigenasi yang adekuat, serta suhu tubuh yang kembali normal. Intervensi keperawatan yang diberikan mencakup pemantauan status pernapasan, penatalaksanaan oksigen, terapi inhalasi, latihan batuk efektif, serta pemberian obat penurun demam dan menjaga lingkungan yang sejuk untuk menurunkan suhu tubuh.
Dengan intervensi yang komprehensif dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan dan memulihkan kondisinya. -
Article No. 13864 | 12 Mar 2025
Klinis : tuan A umur 47 tahun datang ke ugd dengan keluhan mual dan batuk berdahak selama 7 hari. pemeriksaan lain td: 120/80 mmHg, N: 90x/menit, rr:20 x/menit, s: 38 derajat bautakan diagnosa pasien
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi Tuan A:
1. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang diinginkan atau diperlukan karena keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
- Tanda dan Gejala: Kelelahan, kesulitan bernapas saat aktivitas, dan keterbatasan dalam melakukan aktivitas.
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Tanda dan Gejala: Batuk berdahak, napas dangkal, wheezing, dan kesulitan bernapas.
3. Hipertermia
- Definisi: Suhu tubuh di atas batas normal, yang disebabkan oleh gangguan mekanisme pengaturan suhu tubuh.
- Tanda dan Gejala: Suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius, kulit terasa hangat, dan peningkatan denyut nadi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Intoleransi Aktivitas:
- Toleransi Aktivitas Meningkat
- Fatigue Menurun
- Kemampuan Melakukan Aktivitas Meningkat
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
- Bersihan Jalan Napas Membaik
- Frekuensi Napas Normal
- Fungsi Pernafasan Membaik
3. Hipertermia:
- Suhu Tubuh Menurun
- Tanda-Tanda Vital Membaik
- Kenyamanan Meningkat
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Intoleransi Aktivitas:
- Manajemen Energi
- Aktivitas Latihan Terprogram
- Peningkatan Mobilitas
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
- Manajemen Jalan Napas
- Fisioterapi Dada
- Suction
3. Hipertermia:
- Manajemen Suhu Tubuh
- Pemantauan Tanda-Tanda Vital
- Pemberian Cairan dan Elektrolit
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi Tuan A, yaitu mual, batuk berdahak selama 7 hari, dan suhu tubuh 38 derajat Celsius, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Intoleransi Aktivitas, Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif, dan Hipertermia. Setiap diagnosa keperawatan memiliki luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Intervensi keperawatan yang diberikan harus sesuai dengan diagnosa keperawatan dan kondisi pasien, serta dilakukan secara komprehensif untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 13865 | 12 Mar 2025
Klinis : tuan A umur 47 tahun datang ke ugd dengan keluhan mual dan batuk berdahak selama 7 hari. pemeriksaan lain td: 120/80 mmHg, N: 90x/menit, rr:20 x/menit, s: 38 derajat bautakan diagnosa pasien
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi Tuan A:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
Karakteristik Definisi: Batuk tidak efektif, sputum berlebih, peningkatan usaha napas, iritasi pada saluran napas.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas
- Kriteria Hasil:
- Pasien dapat batuk secara efektif
- Pasien dapat mengeluarkan sputum dengan mudah
- Pasien dapat bernafas dengan mudah
- Tidak ada tanda-tanda obstruksi jalan napas
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Intervensi:
- Pantau pola napas, irama, kedalaman, dan upaya napas pasien
- Beri posisi semifowler untuk memfasilitasi ekspansi dada
- Berikan oksigen sesuai indikasi
- Lakukan clapping dan vibrasi dada untuk membantu pengeluaran sputum
- Ajarkan teknik batuk efektif dan napas dalam
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pemberian terapi obat-obatan (misal: bronkodilator, mukolitik)
Penjelasan:
Tuan A, umur 47 tahun, datang ke UGD dengan keluhan mual dan batuk berdahak selama 7 hari. Pemeriksaan lain menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal, kecuali suhu tubuh yang meningkat menjadi 38°C. Dari kondisi ini, dapat ditegakkan diagnosa keperawatan "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" karena adanya keluhan batuk berdahak yang berlangsung lama, yang menunjukkan ketidakmampuan pasien untuk membersihkan jalan napas secara efektif.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan adalah Bersihan Jalan Napas, dengan kriteria hasil bahwa pasien dapat batuk secara efektif, mengeluarkan sputum dengan mudah, bernafas dengan mudah, dan tidak ada tanda-tanda obstruksi jalan napas. Untuk mencapai tujuan tersebut, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah Manajemen Jalan Napas, yang meliputi pemantauan pola napas, pemberian posisi semifowler, pemberian oksigen, clapping dan vibrasi dada, pengajaran teknik batuk efektif dan napas dalam, serta kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pemberian terapi obat-obatan yang sesuai. -
Article No. 13866 | 12 Mar 2025
Klinis : tuan A umur 47 tahun datang ke ugd dengan keluhan mual dan batuk berdahak selama 7 hari. pemeriksaan lain td: 120/80 mmHg, N: 90x/menit, rr:20 x/menit, s: 38 derajat bautakan diagnosa pasien
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kasus Tuan A.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang optimal.
- Tanda dan gejala: Mual, batuk berdahak, suara napas tambahan (ronki), sesak napas.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas
- Kriteria Hasil:
- Pasien dapat batuk efektif dan membersihkan sekresi saluran napas.
- Pasien mempertahankan frekuensi napas dalam rentang normal.
- Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda distress pernapasan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Tujuan: Mempertahankan dan memfasilitasi bersihan jalan napas yang optimal.
- Aktivitas:
- Pantau status pernapasan (frekuensi, kedalaman, irama).
- Auskultasi suara napas dan identifikasi adanya suara napas tambahan.
- Lakukan tindakan untuk memfasilitasi pembersihan jalan napas, seperti batuk terlatih, fisioterapi dada, dan pengisapan lendir.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi oksigen, bronkodilator, atau mukolitik jika diperlukan.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang teknik batuk efektif dan perawatan jalan napas.
Penjelasan:
Berdasarkan keluhan dan tanda-tanda vital Tuan A, diagnosa keperawatan yang paling sesuai adalah Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif. Hal ini dikarenakan Tuan A mengalami gejala mual dan batuk berdahak yang menunjukkan adanya masalah dalam membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah Bersihan Jalan Napas, dengan kriteria hasil bahwa pasien dapat batuk efektif dan membersihkan sekresi saluran napas, mempertahankan frekuensi napas dalam rentang normal, serta tidak menunjukkan tanda-tanda distress pernapasan.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut adalah Manajemen Jalan Napas, yang bertujuan untuk mempertahankan dan memfasilitasi bersihan jalan napas yang optimal. Aktivitas-aktivitas yang dapat dilakukan meliputi pemantauan status pernapasan, auskultasi suara napas, tindakan untuk memfasilitasi pembersihan jalan napas, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, serta edukasi pasien dan keluarga.
Dengan pemberian asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur, diharapkan Tuan A dapat memperoleh hasil yang optimal dalam mengatasi masalah bersihan jalan napas yang tidak efektif. -
Article No. 13867 | 12 Mar 2025
Klinis : tuan A umur 47 tahun datang ke ugd dengan keluhan mual dan batuk berdahak selama 7 hari. pemeriksaan lain td: 120/80 mmHg, N: 90x/menit, rr:20 x/menit, s: 38 derajat bautakan diagnosa pasien
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci sesuai dengan permintaan Anda.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan.
- Penyebab: Peningkatan produksi sekret, kelemahan otot pernapasan, dan gangguan refleks batuk.
- Tanda dan Gejala: Sputum berlebih, suara napas tambahan, batuk tidak efektif, dan kesulitan bernapas.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari yang diinginkan.
- Penyebab: Keterbatasan fisik dan kelelahan.
- Tanda dan Gejala: Dyspnea saat beraktivitas, kelelahan, kelemahan, dan penurunan kapasitas untuk melakukan aktivitas.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan jalan napas terbuka dan bebas dari obstruksi.
- Kriteria Hasil:
- Pasien dapat mengeluarkan sekret dengan efektif.
- Pasien menunjukkan tidak ada suara napas tambahan.
- Pasien menunjukkan batuk yang efektif.
- Pasien menunjukkan pernapasan yang tidak terbatas.
2. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Definisi: Kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari yang diinginkan.
- Kriteria Hasil:
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan.
- Pasien menunjukkan peningkatan kapasitas untuk beraktivitas.
- Pasien menunjukkan peningkatan energi dan tidak mudah lelah.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Monitoring tanda-tanda vital dan status pernapasan.
- Lakukan tindakan suction untuk membantu membersihkan jalan napas.
- Ajarkan teknik batuk efektif dan latihan pernapasan.
- Berikan bronkodilator dan mukolitik sesuai resep.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pengobatan.
2. Intoleransi Aktivitas
- Identifikasi kemampuan dan pembatasan aktivitas pasien.
- Berikan perencanaan aktivitas yang sesuai dengan kapasitas pasien.
- Ajarkan teknik konservasi energi dan manajemen kelelahan.
- Anjurkan istirahat yang cukup dan tidur yang adekuat.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program latihan fisik yang aman.
Dengan melakukan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu bersihan jalan napas yang efektif dan peningkatan toleransi aktivitas. Hal ini akan membantu pasien dalam proses pemulihan dan mencapai kondisi kesehatan yang optimal. -
Article No. 13868 | 12 Mar 2025
Klinis : tuan A umur 47 tahun datang ke ugd dengan keluhan mual dan batuk berdahak selama 7 hari. pemeriksaan lain td: 120/80 mmHg, N: 90x/menit, rr:20 x/menit, s: 38 derajat bautakan diagnosa pasien
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien Tuan A yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
Penyebab: Hipersekresi, edema mukosa, dan kelemahan batuk.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas
Definisi: Kemampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas.
Kriteria Hasil:
a. Pasien dapat batuk efektif untuk mengeluarkan sekret.
b. Pasien menunjukkan suara napas bersih tanpa ronki.
c. Pasien menunjukkan frekuensi pernapasan dalam rentang normal.
d. Pasien mempertahankan saturasi oksigen dalam rentang normal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
a. Lakukan auskultasi suara napas untuk mendeteksi adanya ronki atau suara tambahan lain.
b. Berikan posisi semifowler untuk memfasilitasi drainase sekret.
c. Lakukan fisioterapi dada untuk membantu mengeluarkan sekret.
d. Berikan bronkodilator sesuai resep untuk memperlancar aliran udara.
e. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pemberian terapi oksigen jika diperlukan.
f. Anjurkan pasien untuk melakukan batuk dan ekspektorasi secara efektif.
g. Pantau tanda-tanda vital dan saturasi oksigen secara berkala.
Penjelasan:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" dipilih karena pasien memiliki gejala batuk berdahak yang menunjukkan adanya sekret atau obstruksi pada saluran napas. Hal ini dapat menimbulkan ketidakmampuan pasien untuk membersihkan jalan napas secara efektif.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI) adalah "Bersihan Jalan Napas" dengan kriteria hasil yang menunjukkan kemampuan pasien untuk mempertahankan bersihnya jalan napas, seperti kemampuan batuk efektif, suara napas bersih, frekuensi pernapasan normal, dan saturasi oksigen yang memadai.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan (SIKI) meliputi manajemen jalan napas, di antaranya auskultasi suara napas, posisi semifowler, fisioterapi dada, pemberian bronkodilator, pemberian oksigen, anjuran batuk efektif, serta pemantauan tanda-tanda vital dan saturasi oksigen. Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk memfasilitasi pembersihan jalan napas, mengurangi sekret, dan mempertahankan ventilasi yang adekuat.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam menyusun rencana asuhan keperawatan yang komprehensif untuk pasien Tuan A. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 13869 | 12 Mar 2025
Klinis : tuan A umur 47 tahun datang ke ugd dengan keluhan mual dan batuk berdahak selama 7 hari. pemeriksaan lain td: 120/80 mmHg, N: 90x/menit, rr:20 x/menit, s: 38 derajat bautakan diagnosa pasien
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, salam sejahtera.
Berdasarkan kasus yang diberikan, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi Tuan A adalah:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Penyebab: Peningkatan produksi sekret, kelemahan batuk, penumpukan sekret.
Tanda dan Gejala: Batuk berdahak, bunyi napas tambahan, kesulitan bernapas.
2. Hipertermia
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
Penyebab: Proses patologis.
Tanda dan Gejala: Suhu tubuh >38°C.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
Kriteria Hasil:
- Tidak ada sekret yang menggumpal di saluran napas
- Tidak ada perubahan bunyi napas tambahan
- Pasien dapat batuk dan bernapas dengan mudah
2. Suhu Tubuh dalam Batas Normal
Kriteria Hasil:
- Suhu tubuh kembali ke rentang normal (36,5-37,5°C)
- Tidak ada tanda-tanda demam
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Auskultasi dan identifikasi suara napas tambahan
- Berikan postural drainage dan perkusi dada untuk membantu pengeluaran sekret
- Anjurkan pasien untuk batuk dan bersih-bersih
- Berikan oksigen sesuai indikasi
- Berikan bronkodilator dan ekspektoran sesuai resep
2. Hipertermia
- Ukur suhu tubuh secara rutin
- Berikan kompres hangat/dingin untuk menurunkan suhu tubuh
- Anjurkan pasien untuk banyak minum air putih
- Monitoring tanda-tanda vital
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat penurun demam, jika perlu
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan SDKI yang ditetapkan berdasarkan gejala yang dialami pasien, yaitu mual, batuk berdahak, dan suhu tubuh tinggi. Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan jalan napas yang efektif dan suhu tubuh kembali normal. Intervensi keperawatan diarahkan untuk mencapai luaran tersebut, seperti membantu pengeluaran sekret, pemberian oksigen, dan manajemen demam.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. Terima kasih.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.