Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 13989 | 13 Mar 2025
Klinis : Masalah atau gangguan pada rambut salah satunya adalah seborrheic dermatitis atau yang disebut juga dengan : Select one: a. Kutu b. Alopesia c. Ketombe d. Uban e. Radang pada kulit kepala
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi seborrheic dermatitis.
Diagnosa Keperawatan:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi seborrheic dermatitis adalah:
Gangguan integritas kulit (NANDA-I)
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan integritas kulit adalah kerusakan atau perubahan struktur dan fungsi kulit.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan gangguan integritas kulit adalah integritas kulit membaik, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan pasien dapat merawat kulit secara mandiri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi seborrheic dermatitis antara lain:
1. Manajemen perawatan kulit: Mempertahankan kebersihan kulit, menggunakan shampo dan krim yang sesuai, serta menghindari faktor-faktor pemicu.
2. Edukasi kesehatan: Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien tentang seborrheic dermatitis, penyebab, dan cara perawatannya.
3. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain: Berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian pengobatan yang sesuai.
Dengan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI, diharapkan perawat dapat memberikan perawatan yang komprehensif dan sesuai standar untuk mengatasi masalah seborrheic dermatitis pada pasien. -
Article No. 13990 | 13 Mar 2025
Klinis : Side panel Question 80 Not yet answered Marked out of 1.00 Not flaggedFlag question Question text Menghitung dosis : bila ada Ampisilin 0,5 gram, tersedia obat polycilin 250 mg/kapsul, berapa obat yang diberikan pada pasien… Select one: a. 6 kapsul b. 1 kapsul c. 4 kapsul d. 2 kapsul e. 0,5 kapsul
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi perhitungan dosis obat yang diberikan.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh adalah keadaan di mana individu berisiko mengalami asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Faktor Risiko: Ketidaktepatan perhitungan dosis obat, kesalahan pemberian obat, keterbatasan akses terhadap makanan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat.
- Kriteria Hasil: Pasien menerima dosis obat yang tepat, tidak terjadi kesalahan pemberian obat, pasien dapat mengakses makanan yang cukup.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen Pemberian Obat, Edukasi Nutrisi, Pemantauan Asupan Nutrisi.
- Tindakan Keperawatan: Menghitung dosis obat dengan tepat, memberikan obat sesuai dosis yang diresepkan, mengajarkan pasien dan keluarga tentang nutrisi yang dibutuhkan, memantau asupan nutrisi pasien.
Jadi, untuk kondisi menghitung dosis Ampisilin 0,5 gram dengan tersedia obat Polycilin 250 mg/kapsul, jawabannya adalah:
c. 4 kapsul
Perhitungannya adalah:
0,5 gram Ampisilin = 500 mg
Dosis yang tersedia adalah 250 mg/kapsul
Jadi, untuk mencapai dosis 500 mg, diperlukan 4 kapsul (500 mg / 250 mg per kapsul = 2 kapsul). -
Article No. 13991 | 13 Mar 2025
Klinis : Seorang laki-laki, 50 tahun dirawat di bangsal Dahlia, sehubungan dengan permasalahan yang dialami pasien melakukan tindakan kolaboratif pemasangan kateter sejak jam 18.00 WIB, sebagai perawat yang bertugas pada jam 06.00 WIB dan melakukan observasi diperoleh data dari kantong urin jumlah urin 100 ml, keadaan ini meliputi : Pilih satu: a. Disuria b. Distensi c. Inkontinensia d. Anuria e. Poliuria
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya adalah seorang perawat yang akan membantu Anda dalam memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Berdasarkan data yang Anda berikan, kondisi pasien tersebut dapat didiagnosa sebagai:
Diagnosa Keperawatan: Inkontinensia (c. Inkontinensia)
Penjelasan singkat:
- SDKI: Inkontinensia adalah ketidakmampuan untuk menahan atau mengontrol pengeluaran urin.
- SLKI: Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat mempertahankan kontinensia urin.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemasangan kateter urin, observasi output urin, manajemen inkontinensia, dan edukasi kepada pasien dan keluarga.
Dalam kasus ini, pasien telah dilakukan tindakan kolaboratif pemasangan kateter urin sejak jam 18.00 WIB. Sebagai perawat yang bertugas pada jam 06.00 WIB, Anda melakukan observasi dan menemukan bahwa jumlah urin dalam kantong urin adalah 100 ml. Hal ini sesuai dengan diagnosa Inkontinensia, dimana pasien tidak dapat menahan atau mengontrol pengeluaran urin.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. Wassalamualaikum. -
Article No. 13992 | 13 Mar 2025
Klinis : Lokasi vena yang biasa diberikan terapi intravena adalah : Select one: a. Vena medialis b. Vena radialis c. Vena temporalis d. Vena femoralis e. Vena Bachlialis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Halo, saya adalah perawat profesional yang akan membantu Anda dalam memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi lokasi vena yang biasa diberikan terapi intravena.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko intoleransi aktivitas berhubungan dengan tindakan pemberian terapi intravena.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko intoleransi aktivitas adalah diagnosis keperawatan yang menggambarkan adanya kemungkinan terjadinya penurunan toleransi pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari akibat faktor-faktor internal maupun eksternal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada diagnosis ini adalah pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan toleransi yang optimal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, manajemen pemberian terapi intravena, dan edukasi kepada pasien serta keluarga.
Berdasarkan soal, lokasi vena yang biasa diberikan terapi intravena adalah:
Jawaban: e. Vena Bachlialis
Vena Bachlialis adalah salah satu lokasi vena yang sering digunakan untuk pemberian terapi intravena karena aksesibilitas yang baik dan ukuran vena yang cukup besar. Namun, tindakan pemberian terapi intravena tetap memerlukan pemantauan yang ketat untuk mencegah komplikasi yang mungkin terjadi. -
Article No. 13993 | 13 Mar 2025
Klinis : Hambatan internal dalam pencapaian kebutuhan aktualisasi diri ….. Select one: a. Yakin terhadap potensi diri b. Perasaan ragu mengungkapkan potensi diri c. Budaya masyarakat yang tidak mendukung d. Tahu akan potensi diri e. Lingkungan yang tidak kondusif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Jawaban yang tepat adalah:
b. Perasaan ragu mengungkapkan potensi diri
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi yang diberikan, yaitu "Hambatan internal dalam pencapaian kebutuhan aktualisasi diri", maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Perasaan ragu mengungkapkan potensi diri".
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)
Perasaan ragu mengungkapkan potensi diri merupakan diagnosa keperawatan yang menggambarkan adanya ketidakpastian klien dalam mengekspresikan atau mewujudkan potensi dirinya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah klien dapat mengungkapkan potensi dirinya secara optimal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain memberikan dukungan dan motivasi, membantu klien mengidentifikasi potensi dirinya, serta menciptakan lingkungan yang kondusif untuk mengembangkan potensi.
Persona: Pakar/Perawat
Tone: Akademis -
Article No. 13994 | 13 Mar 2025
Klinis : Persiapan pasien akan operasi diberikan terapi intravena dengan tujuan sebagai berikut : Select one: a. Melakukan pada pasien yang tidak sadar b. Memberikan prosedur tepat dan hemat c. Mempermudah prosedur pengobatan d. Memberikan cairan tubuh dan mengkoreksi asam basa e. Pengobatan jangka waktu Panjang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Jawaban yang tepat adalah: d. Memberikan cairan tubuh dan mengkoreksi asam basa.
Penjelasan:
Dalam persiapan pasien untuk operasi, pemberian terapi intravena bertujuan untuk memberikan cairan tubuh dan mengkoreksi asam basa. Tujuan ini sesuai dengan kebutuhan pasien yang akan menjalani operasi, di mana stabilitas cairan dan keseimbangan asam-basa dalam tubuh sangat penting untuk mendukung proses penyembuhan dan mencegah komplikasi.
Diagnosa Keperawatan:
Berdasarkan kondisi tersebut, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan peningkatan kebutuhan cairan dan elektrolit akibat prosedur pembedahan.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Merupakan standar diagnosis keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Merupakan standar luaran atau hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Merupakan standar intervensi atau tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Dalam kasus ini, pemberian terapi intravena sesuai dengan tujuan memberikan cairan tubuh dan mengkoreksi asam basa, yang dapat ditangani melalui intervensi keperawatan yang sesuai dengan SIKI. -
Article No. 13995 | 13 Mar 2025
Klinis : Seorang ibu usia 40 tahun sudah dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan badan terasa panas, pusing dan merasa lemas,sulit memulai tidur, keadaan umum lemah , kesadaran compos mentis, tanda-tanda vital Suhu = 39 0 C, Nadi = 94 x/mnt, Pernapasan = 18X/mnt, TD = 120/80 mmHg. Pemeriksaan fisik rambut rontok, bibir kering dan pecah-pecah, rasa haus, turgor kurang elastis. Data penunjang untuk masalah kekurangan volume cairan pada kasus diatas adalah : Select one: a. Suhu = 39 0 C, Pernapasan = 18X/mnt b. Rambut rontok, pusing c. Bibir kering dan pecah-pecah, rasa haus, turgor kurang elastis d. Keadaan umum lemah, kesadaran CM e. Sulit memulai tidur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Kekurangan Volume Cairan
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kekurangan Volume Cairan didefinisikan sebagai kehilangan cairan intravaskular, interstitial, dan/atau intrasellular yang melebihi jumlah asupan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosis ini adalah Keseimbangan Cairan Terpelihara, yang ditandai dengan tanda-tanda vital dalam batas normal, turgor kulit dan mukosa dalam batas normal, serta tidak ada tanda-tanda dehidrasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain: Memantau tanda-tanda vital, Mengkaji intake dan output cairan, Memberikan cairan sesuai kebutuhan, Mengoptimalkan status nutrisi, serta Memberikan edukasi tentang pentingnya asupan cairan yang adekuat.
Berdasarkan data yang diberikan, tanda-tanda kekurangan volume cairan yang nampak adalah suhu tinggi, bibir kering dan pecah-pecah, turgor kulit kurang elastis, serta keadaan umum lemah. Oleh karena itu, diagnosis keperawatan yang paling sesuai adalah Kekurangan Volume Cairan. -
Article No. 13997 | 13 Mar 2025
Klinis : Pemberian obat yang dimasukkan ke dalam saluran pencernaan dengan aturan pakai 3 X 1 merupakan contoh pemberian obat secara : Select one: a. Sistemik b. Reaksi tempat yang sakit c. Lokal d. Kemotrapi e. Pemberian obat diminum
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan nada akademis dan sebagai seorang perawat, saya akan memberikan penjelasan mengenai diagnosa keperawatan dan standar SDKI-SLKI-SIKI untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
Pemberian obat yang dimasukkan ke dalam saluran pencernaan dengan aturan pakai 3 x 1 merupakan contoh pemberian obat secara e. Pemberian obat diminum.
Penjelasan:
Pemberian obat secara oral atau melalui saluran pencernaan (diminum) merupakan salah satu cara pemberian obat yang paling umum dilakukan. Obat yang diberikan secara oral akan diserap oleh saluran pencernaan dan masuk ke dalam aliran darah, sehingga efeknya akan tersebar secara sistemik di seluruh tubuh.
Standar SDKI-SLKI-SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Pemberian Obat Oral
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Kepatuhan Minum Obat
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen Pemberian Obat
Dalam standar SDKI-SLKI-SIKI, pemberian obat oral ini termasuk dalam domain manajemen terapeutik, dengan fokus pada kepatuhan pasien dalam mengonsumsi obat sesuai aturan pakai yang diberikan oleh petugas kesehatan. Perawat berperan penting dalam memastikan pasien menerima dan mengonsumsi obat dengan tepat untuk mencapai hasil terapeutik yang optimal. -
Article No. 13998 | 13 Mar 2025
Klinis : Pengkajian kulit yang harus diperhatikan saat perawat membantu klien mandi adalah : Select one: a. Lesi, warna kulit b. Keadaan mukosa, getah, ikterik c. Botak, ketombe, berkutu d. Bentuk , ikterik, mukosa e. Warna kulit, lesi, pruritus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Jawaban yang tepat adalah:
e. Warna kulit, lesi, pruritus
Penjelasan:
Saat perawat membantu klien mandi, pengkajian kulit yang harus diperhatikan adalah:
1. Warna kulit: normal, pucat, kemerahan, kekuningan, dll.
2. Lesi: adanya kelainan pada kulit seperti bintik-bintik, benjolan, lecet, dll.
3. Pruritus: adanya rasa gatal pada kulit.
Standar diagnosa keperawatan berdasarkan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang diterbitkan oleh PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) adalah alat bantu bagi perawat dalam menentukan diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang tepat sesuai dengan kondisi klien. -
Article No. 13999 | 13 Mar 2025
Klinis : Seorang laki laki 42 tahun , di rawat di bangsal dahlia akibat jatuh dari pohon , pasien tersebut mengalami inkontinensia urin, menurut anda permasalahan keperawatan terkait gangguan eliminasi yang dialami oleh pasien adalah : Select one: a. Gangguan rasa nyaman b. Perubahan dalam eliminasi urin c. Gangguan activity daily living d. Resiko deficit volume cairan e. Resiko infeksi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, permasalahan keperawatan terkait gangguan eliminasi yang dialami oleh pasien adalah:
b. Perubahan dalam eliminasi urin
Penjelasan:
Pasien mengalami inkontinensia urin, yang merupakan gangguan pada eliminasi urin. Diagnosis keperawatan yang sesuai adalah "Perubahan dalam eliminasi urin" berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI).
Penjelasan singkat:
- SDKI adalah standar diagnosis keperawatan yang digunakan di Indonesia, disusun oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar lainnya yang juga disusun oleh PPNI.
- Diagnosis keperawatan "Perubahan dalam eliminasi urin" menggambarkan adanya perubahan atau gangguan pada proses eliminasi urin, seperti inkontinensia yang dialami oleh pasien.
Dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat, saya menyimpulkan bahwa diagnosis keperawatan yang paling sesuai dengan kondisi pasien adalah "Perubahan dalam eliminasi urin".