Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 13939 | 13 Mar 2025
Klinis : Data obyektif yang dapat kita temukan pada pasien dengan kekurangan cairan diantaranya : Pilih satu: A. Hipotensi, pusing, nadi lemah B. Rasa haus, suhu tubuh meningkat, tampak pucat C. Nadi cepat, Oliguri, penurunan berat badan D. Mukosa mulut kering, pusing, tekanan darah menurun e. Mata cekung, mengeluh mual, mukosa mulut kering
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Jawaban yang tepat adalah D. Mukosa mulut kering, pusing, tekanan darah menurun.
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkatnya untuk kondisi kekurangan cairan:
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakseimbangan Volume Cairan
Penjelasan Singkat:
- SDKI: Kondisi di mana terdapat penurunan, peningkatan, atau pergeseran cairan intravaskular, interstitial, dan/atau intrasellular.
- SLKI: Keseimbangan antara asupan dan pengeluaran cairan.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mempertahankan atau mencapai keseimbangan cairan yang optimal.
Tanda dan gejala yang sesuai dengan kondisi kekurangan cairan adalah mukosa mulut kering, pusing, dan tekanan darah menurun. -
Article No. 13940 | 13 Mar 2025
Klinis : anak datang dengan muntah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi anak dengan muntah, dengan nada akademis dan persona sebagai perawat ahli.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi anak dengan muntah adalah "Mual" (Nausea). Mual didefinisikan sebagai perasaan tidak nyaman di perut yang dapat mengarah pada upaya untuk memuntahkan isi perut. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi saluran pencernaan, obat-obatan, atau gangguan metabolik.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Gejala: Anak dapat menunjukkan kontrol atas gejala mual dan muntah yang dialami.
2. Manajemen Perawatan Diri: Anak dan keluarga dapat mengelola perawatan diri terkait kondisi mual dan muntah secara efektif.
3. Tingkat Kenyamanan: Anak dapat menunjukkan peningkatan tingkat kenyamanan selama mengalami mual dan muntah.
4. Pencegahan Komplikasi: Anak tidak mengalami komplikasi terkait mual dan muntah, seperti dehidrasi atau elektrolit yang tidak seimbang.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Mual:
- Identifikasi penyebab dan faktor yang memengaruhi mual.
- Berikan antiemetik (obat anti-mual) sesuai resep dokter.
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi mual.
- Anjurkan posisi yang nyaman, seperti berbaring miring.
- Berikan makanan dan minuman yang ringan dan mudah dicerna.
2. Pemantauan Cairan dan Elektrolit:
- Pantau intake dan output cairan.
- Periksa tanda-tanda dehidrasi, seperti kekeringan membran mukosa, turgor kulit menurun, dan nadi cepat.
- Berikan cairan intravena atau oral sesuai kebutuhan untuk mencegah dehidrasi.
- Periksa kadar elektrolit dalam darah dan lakukan koreksi jika terjadi ketidakseimbangan.
3. Pendidikan Kesehatan:
- Ajarkan anak dan keluarga mengenali tanda-tanda mual dan muntah.
- Beri edukasi tentang manajemen mual dan muntah, termasuk penggunaan obat, diet, dan teknik relaksasi.
- Dorong anak dan keluarga untuk aktif terlibat dalam perawatan dan pengambilan keputusan.
4. Dukungan Emosional:
- Berikan empati dan dukungan emosional kepada anak dan keluarga.
- Libatkan keluarga dalam proses perawatan untuk meningkatkan rasa aman dan nyaman anak.
- Berikan informasi yang jelas dan dapat dimengerti tentang kondisi anak dan rencana perawatannya.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan anak dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, seperti kontrol gejala mual dan muntah, manajemen perawatan diri yang efektif, peningkatan kenyamanan, dan pencegahan komplikasi yang dapat terjadi. -
Article No. 13941 | 13 Mar 2025
Klinis : Pasien datang dengan muntah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, Saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk Anda sebagai seorang perawat profesional.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien dengan muntah:
Diagnosa yang paling tepat adalah "Mual" (Nausea). Mual merupakan perasaan tidak nyaman di perut yang dapat menyebabkan keinginan untuk muntah. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti efek samping obat, infeksi, gangguan gastrointestinal, atau kondisi medis lainnya.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pengurangan Mual: Pasien melaporkan penurunan frekuensi dan intensitas mual.
2. Pemeliharaan Keseimbangan Cairan: Pasien mempertahankan status cairan yang adekuat.
3. Manajemen Gejala: Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan dalam mengelola gejala mual.
4. Peningkatan Kenyamanan: Pasien melaporkan peningkatan rasa nyaman secara keseluruhan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Mual
- Identifikasi faktor penyebab mual
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk mengelola penyebab mual
- Berikan antiemetik sesuai resep
- Ajari pasien teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi mual
- Pantau tanda-tanda vital dan status cairan
2. Manajemen Cairan
- Pantau asupan dan pengeluaran cairan
- Berikan cairan intravena atau oral sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan terkait kebutuhan cairan pasien
3. Manajemen Gejala
- Identifikasi dan nilai gejala mual yang dialami pasien
- Ajarkan pasien strategi manajemen gejala mual
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk mengelola gejala mual
4. Peningkatan Kenyamanan
- Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman
- Lakukan intervensi keperawatan yang dapat meningkatkan kenyamanan pasien
- Lakukan kolaborasi dengan tim kesehatan untuk mengelola masalah kenyamanan pasien
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus berfokus pada pengurangan mual, pemeliharaan keseimbangan cairan, manajemen gejala, dan peningkatan kenyamanan pasien. Hal ini dilakukan melalui identifikasi penyebab, kolaborasi dengan tenaga kesehatan, pemberian terapi, dan edukasi pasien. Dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan dan memperoleh perawatan yang optimal. -
Article No. 13942 | 13 Mar 2025
Klinis : Kondisi yang ditandai dengan menurunnya pH, meningkatnya PaCO2, dan HCO3- dalam batas normal adalah: Select one: a. Alkalosis metabolik b. Kondisi netral c. Asidosis metabolik d. Asidosis respiratorik e. Alkalosis respiratorik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu kondisi yang ditandai dengan menurunnya pH, meningkatnya PaCO2, dan HCO3- dalam batas normal, maka diagnosa keperawatan yang tepat adalah:
d. Asidosis respiratorik
Penjelasan singkat:
Asidosis respiratorik adalah kondisi di mana pH darah menurun (asidosis) akibat peningkatan kadar karbondioksida (PaCO2) dalam darah. Hal ini dapat disebabkan oleh gangguan pada sistem pernapasan, seperti penyakit paru-paru atau kegagalan sistem saraf yang mengatur pernapasan.
Dalam asidosis respiratorik, HCO3- (bikarbonat) biasanya berada dalam batas normal, menunjukkan bahwa ginjal belum dapat mengkompensasi ketidakseimbangan asam-basa yang terjadi.
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), tindakan keperawatan yang dapat dilakukan meliputi:
- Pemantauan status asam-basa
- Pemberian oksigen
- Manajemen ventilasi
- Manajemen nyeri
- Edukasi pasien dan keluarga -
Article No. 13943 | 13 Mar 2025
Klinis : Seorang perempuan, 42 tahun, dirawat di bangsal melati akibat jatuh dari kendaraan,klien mengeluh merasa tidak nyaman di daerah pubis, buang air kecil sedikit-sedikit dan tidak tuntas,kandung kencing teraba penuh, dalam kondisi seperti pada pasien ini kandung kencing dapat menampung urin sebanyak : Select one: a. Sampai dengan 1000 ml b. 2000 – 3000 ml c. 3000 – 4000 ml d. 1000 – 2000 ml e. Lebih dari 4000 ml
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi yang Anda gambarkan.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Eliminasi Urin berhubungan dengan jejas pada kandung kemih akibat jatuh dari kendaraan.
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Domain: Eliminasi dan Pertukaran
- Kelas: Eliminasi Urin
- Diagnosis Keperawatan: Gangguan Eliminasi Urin
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran Keperawatan: Pemulihan Eliminasi Urin
- Indikator: Frekuensi berkemih, Volume urin, Kesulitan berkemih
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Gangguan Eliminasi Urin
- Aktivitas: Monitor input dan output cairan, Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, Anjurkan minum yang cukup, Ajarkan teknik berkemih yang benar.
Berdasarkan kondisi yang Anda gambarkan, di mana klien mengeluh tidak nyaman di daerah pubis, buang air kecil sedikit-sedikit dan tidak tuntas, serta kandung kemih teraba penuh, maka dapat disimpulkan bahwa kandung kemih dapat menampung urin sebanyak 1000 - 2000 ml.
Jadi, jawaban yang tepat adalah:
d. 1000 - 2000 ml -
Article No. 13944 | 13 Mar 2025
Klinis : sakit perut
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi "sakit perut":
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi sakit perut berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Nyeri Akut". Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain, 1979).
Karakteristik definisi dari "Nyeri Akut" dalam SDKI meliputi:
a. Adanya keluhan nyeri yang dirasakan pasien, biasanya terkait dengan kondisi sakit perut.
b. Nyeri yang dirasakan bersifat akut, terjadi secara tiba-tiba, dan berlangsung dalam waktu yang relatif singkat.
c. Nyeri dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi, iritasi, atau gangguan pada sistem pencernaan.
d. Nyeri dapat menimbulkan respons fisik, emosional, dan perilaku yang tidak menyenangkan bagi pasien.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang berfokus pada "Nyeri Akut", luaran/output yang diharapkan berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) adalah:
a. Kontrol Nyeri: Pasien dapat mengontrol nyeri yang dirasakan sehingga dapat beraktivitas secara normal.
b. Kenyamanan: Pasien merasakan kenyamanan dan penurunan distres akibat nyeri yang dialami.
c. Pemulihan Fungsi: Pasien dapat memulihkan fungsi dan aktivitas yang terganggu akibat nyeri.
Indikator keberhasilan luaran ini dapat diukur melalui penurunan skor nyeri, peningkatan kemampuan pasien dalam mengatasi nyeri, dan peningkatan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran "Kontrol Nyeri", "Kenyamanan", dan "Pemulihan Fungsi" pada pasien dengan kondisi sakit perut adalah:
a. Manajemen Nyeri:
- Identifikasi karakteristik nyeri (lokasi, durasi, intensitas, dll.)
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik atau terapi lain sesuai kebutuhan
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis (relaksasi, kompres hangat/dingin, dll.)
- Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan
b. Manajemen Aktivitas:
- Identifikasi kemampuan dan keterbatasan pasien dalam melakukan aktivitas
- Kolaborasi dengan pasien untuk menyusun rencana aktivitas yang realistis
- Ajarkan teknik konservasi energi dan aktivitas yang aman
- Pantau dan evaluasi respons pasien terhadap aktivitas yang dilakukan
c. Manajemen Kenyamanan:
- Ciptakan lingkungan yang nyaman dan mendukung pemulihan pasien
- Kolaborasi dengan pasien untuk mengidentifikasi kebutuhan kenyamanan
- Lakukan tindakan untuk meningkatkan kenyamanan pasien (posisi, alat bantu, dll.)
- Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan
Penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif ini diharapkan dapat membantu pasien mencapai tujuan luaran yang diharapkan, yaitu kontrol nyeri, peningkatan kenyamanan, dan pemulihan fungsi yang terganggu akibat kondisi sakit perut. -
Article No. 13945 | 13 Mar 2025
Klinis : Pasien terpasang ventilator
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk kondisi pasien terpasang ventilator berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Faktor yang Berhubungan: Penurunan refleks batuk, Sekresi berlebih, Kelemahan otot pernapasan, dan Posisi tubuh.
Luaran/Output yang Diharapkan SLKI:
1. Bersihan Jalan Napas
Definisi: Kemampuan untuk membersihkan dan mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Kriteria Hasil:
a. Frekuensi pernapasan dalam batas normal
b. Irama pernapasan teratur
c. Suara napas bersih
d. Tidak ada sianosis
e. Tidak ada retraksi otot bantu napas
f. Tidak ada suara napas tambahan
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Manajemen Jalan Napas
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan atau memperbaiki aliran udara melalui saluran napas.
Aktivitas:
a. Memantau pernapasan (frekuensi, irama, kedalaman, dan usaha pernapasan)
b. Memposisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
c. Melakukan suction untuk membersihkan saluran napas
d. Memberikan oksigen sesuai kebutuhan
e. Memantau dan mencatat intake dan output cairan
f. Meningkatkan mobilisasi sekret dengan teknik percussive dan postural drainage
g. Menjaga kelembaban udara pada saluran napas
h. Memantau dan mencatat tanda-tanda vital
i. Melakukan fisioterapi dada jika perlu
Melalui intervensi keperawatan ini, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu bersihan jalan napas yang efektif. Hal ini akan membantu pasien terpasang ventilator untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka dan mencegah komplikasi yang dapat timbul akibat bersihan jalan napas yang tidak efektif. -
Article No. 13946 | 13 Mar 2025
Klinis : Pasien terpasang ventilator
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien yang terpasang ventilator, sesuai dengan format yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien yang terpasang ventilator, Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Pola napas tidak efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk memelihara pola napas yang memadai untuk mendukung kehidupan.
- Penyebab: Proses penyakit, efek samping obat, kelelahan otot pernapasan, trauma, atau masalah neurologis.
- Karakteristik mayor: Frekuensi napas di luar rentang normal, kedalaman napas tidak adekuat, menggunakan otot bantu pernapasan, distress pernapasan.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pola napas efektif
- Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan pola napas yang memadai untuk mendukung kehidupan.
- Indikator:
a. Frekuensi napas dalam rentang normal.
b. Kedalaman napas adekuat.
c. Tidak terdapat retraksi otot bantu pernapasan.
d. Tidak terdapat distress pernapasan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Definisi: Tindakan untuk mempertahankan dan menjaga jalan napas tetap terbuka.
- Aktivitas:
a. Memantau status pernapasan pasien secara berkala.
b. Memastikan fungsi ventilator berjalan dengan baik.
c. Melakukan suction untuk membersihkan jalan napas.
d. Mengatur posisi pasien untuk memfasilitasi ventilasi yang adekuat.
e. Memberikan oksigen sesuai kebutuhan.
f. Melakukan latihan pernapasan jika diperlukan.
2. Manajemen Ventilasi Mekanik
- Definisi: Tindakan untuk mempertahankan ventilasi yang adekuat melalui penggunaan alat bantu pernapasan.
- Aktivitas:
a. Memonitor parameter ventilator secara berkala.
b. Menyesuaikan pengaturan ventilator sesuai respons pasien.
c. Memantau tanda-tanda intoleransi ventilasi.
d. Melakukan perawatan ventilator dan tabung endotrakeal.
e. Berkoordinasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengoptimalkan ventilasi.
Penjelasan Rinci dan Terperinci:
Pasien yang terpasang ventilator memiliki diagnosa keperawatan "Pola napas tidak efektif" karena ketidakmampuan mempertahankan pola napas yang memadai untuk mendukung kehidupan. Hal ini dapat disebabkan oleh proses penyakit, efek samping obat, kelelahan otot pernapasan, trauma, atau masalah neurologis.
Luaran yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah "Pola napas efektif", yaitu kemampuan pasien untuk mempertahankan pola napas yang memadai. Indikatornya adalah frekuensi napas dalam rentang normal, kedalaman napas adekuat, tidak terdapat retraksi otot bantu pernapasan, dan tidak ada distress pernapasan.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut adalah Manajemen Jalan Napas dan Manajemen Ventilasi Mekanik. Manajemen Jalan Napas bertujuan untuk mempertahankan dan menjaga jalan napas tetap terbuka, seperti memantau status pernapasan, memastikan fungsi ventilator, melakukan suction, mengatur posisi pasien, memberikan oksigen, dan melakukan latihan pernapasan. Sementara Manajemen Ventilasi Mekanik bertujuan untuk mempertahankan ventilasi yang adekuat melalui penggunaan alat bantu pernapasan, seperti memonitor parameter ventilator, menyesuaikan pengaturan ventilator, memantau tanda-tanda intoleransi ventilasi, melakukan perawatan ventilator dan tabung endotrakeal, serta berkoordinasi dengan tenaga kesehatan lain.
Penerapan intervensi keperawatan yang tepat dan pemantauan yang ketat akan membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan, yaitu pola napas yang efektif sehingga dapat mendukung kehidupan. -
Article No. 13947 | 13 Mar 2025
Klinis : Pasien datang tidak sadarkan diri
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien yang datang tidak sadarkan diri:
Diagnosa Keperawatan yang paling sesuai adalah "Penurunan Kesadaran" (Decreased Consciousness). Penurunan Kesadaran didefinisikan sebagai berkurangnya tingkat kewaspadaan dan respons terhadap lingkungan. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti cedera kepala, stroke, infeksi, atau overdosis obat-obatan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Peningkatan Kesadaran: Pasien menunjukkan peningkatan tingkat kesadaran dan responsivitas terhadap lingkungan.
2. Pemeliharaan Fungsi Vital: Pasien mampu mempertahankan fungsi vital yang stabil, seperti pernapasan, sirkulasi, dan suhu tubuh.
3. Pencegahan Komplikasi: Pasien tidak mengalami komplikasi akibat penurunan kesadaran, seperti aspirasi, dekubitus, atau kontraktur.
4. Dukungan Emosional: Pasien dan keluarga menerima dukungan emosional dan informasi yang memadai terkait kondisi pasien.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital: Melakukan pemantauan terus-menerus terhadap tanda-tanda vital pasien, seperti frekuensi pernapasan, tekanan darah, denyut nadi, dan suhu tubuh, untuk memastikan fungsi vital yang stabil.
2. Manajemen Jalur Napas: Memastikan dan mempertahankan jalur napas yang terbuka, termasuk pemberian oksigen, intubasi, atau pengisapan lendir jika diperlukan.
3. Manajemen Cairan dan Elektrolit: Memantau dan mengatur asupan cairan dan elektrolit pasien untuk mencegah komplikasi, seperti dehidrasi atau hipovolemia.
4. Pencegahan Komplikasi: Melakukan tindakan pencegahan komplikasi, seperti pengaturan posisi, perawatan kulit, dan mobilisasi dini, untuk mencegah komplikasi terkait penurunan kesadaran.
5. Manajemen Lingkungan: Menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung pemulihan pasien, seperti menjaga ketenangan ruangan, membatasi stimulasi berlebihan, dan melibatkan keluarga dalam perawatan.
6. Dukungan Emosional: Memberikan dukungan emosional kepada pasien dan keluarga, serta memberikan informasi yang jelas dan akurat tentang kondisi pasien dan rencana perawatan.
Sebagai perawat, saya akan berfokus pada pemantauan tanda-tanda vital, manajemen jalur napas, manajemen cairan dan elektrolit, pencegahan komplikasi, manajemen lingkungan, dan dukungan emosional untuk mencapai luaran yang diharapkan bagi pasien dengan penurunan kesadaran. -
Article No. 13948 | 13 Mar 2025
Klinis : Pasien datang tidak sadarkan diri
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Ketidaksadaran (00209)
Definisi: Berkurangnya atau hilangnya kesadaran dan respons terhadap lingkungan.
Karakteristik Definisi:
1. Penurunan tingkat kesadaran
2. Tidak responsif terhadap stimulus eksternal
3. Tidak mampu berkomunikasi efektif
4. Tidak mampu mempertahankan batas respons terhadap lingkungan
Faktor yang Berhubungan:
1. Gangguan neurologis (contoh: stroke, trauma kepala, infeksi)
2. Gangguan metabolik (contoh: hipoglikemia, uremia)
3. Efek samping obat
4. Gangguan kardiovaskular (contoh: syok)
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Peningkatan Tingkat Kesadaran (0901)
- Indikator:
a. Membuka mata spontan
b. Merespons terhadap stimulus
c. Mampu mempertahankan kontak mata
d. Mampu berkomunikasi dengan baik
2. Stabilitas Tanda-Tanda Vital (0802)
- Indikator:
a. Tekanan darah dalam rentang normal
b. Frekuensi nadi dalam rentang normal
c. Frekuensi pernapasan dalam rentang normal
d. Suhu tubuh dalam rentang normal
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Neurologis (6680)
- Tindakan:
a. Menilai tingkat kesadaran pasien menggunakan skala/metode yang sesuai (contoh: Glasgow Coma Scale)
b. Memantau tanda-tanda vital secara berkala
c. Mengidentifikasi faktor penyebab penurunan kesadaran
d. Mendokumentasikan temuan pemantauan secara sistematis
2. Manajemen Jalan Napas (3140)
- Tindakan:
a. Menjaga jalan napas tetap terbuka
b. Memberikan oksigen sesuai dengan kebutuhan
c. Melakukan suction bila diperlukan
d. Memantau status pernapasan pasien
3. Terapi Cairan (4120)
- Tindakan:
a. Menilai status cairan pasien
b. Memberikan cairan IV sesuai dengan kebutuhan
c. Memantau masukan dan pengeluaran cairan
d. Memantau tanda-tanda dehidrasi atau kelebihan cairan
Penjelasan Rinci dan Terperinci:
Pasien yang datang dalam kondisi tidak sadarkan diri membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat untuk mencegah komplikasi yang lebih buruk. Diagnosa Keperawatan "Ketidaksadaran" dipilih karena pasien mengalami penurunan atau hilangnya kesadaran, tidak responsif terhadap stimulus, dan tidak mampu berkomunikasi secara efektif.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan adalah peningkatan tingkat kesadaran pasien dan stabilitas tanda-tanda vital. Indikator keberhasilan dari luaran ini antara lain pasien mampu membuka mata spontan, merespons terhadap stimulus, mempertahankan kontak mata, dan berkomunikasi dengan baik. Selain itu, tanda-tanda vital pasien seperti tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi pernapasan, dan suhu tubuh harus stabil dan berada dalam rentang normal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut mencakup pemantauan neurologis, manajemen jalan napas, dan terapi cairan. Pemantauan neurologis dilakukan untuk menilai tingkat kesadaran pasien, memantau tanda-tanda vital, dan mengidentifikasi faktor penyebab penurunan kesadaran. Manajemen jalan napas bertujuan untuk menjaga jalan napas tetap terbuka, memberikan oksigen, dan melakukan suction jika diperlukan. Terapi cairan dilakukan untuk menilai status cairan pasien, memberikan cairan IV sesuai kebutuhan, dan memantau masukan dan pengeluaran cairan.
Dengan intervensi keperawatan yang tepat dan pemantauan yang ketat, diharapkan kondisi pasien dapat membaik, tingkat kesadaran meningkat, dan tanda-tanda vital stabil, sehingga pasien dapat berangsur pulih.