Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 19508 | 11 Jul 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan atau mempertahankan jalan napas terbuka untuk memfasilitasi pertukaran gas.
- Penyebab: Produksi sekret yang berlebihan, edema, spasme otot, atau kelemahan otot pernapasan.
- Tanda dan Gejala: Batuk berdahak, sesak napas, suara napas bronkial.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Penyebab: Nafsu makan yang menurun, mual, dan kelelahan.
- Tanda dan Gejala: Penurunan berat badan, kehilangan nafsu makan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Pasien mampu batuk secara efektif untuk membersihkan jalan napas.
- Pasien mempertahankan pola napas yang normal.
- Tidak ada tanda-tanda infeksi saluran napas.
2. Keseimbangan Nutrisi Terpenuhi
- Pasien mencapai berat badan ideal.
- Pasien menunjukkan peningkatan nafsu makan.
- Pasien menunjukkan peningkatan energi dan kekuatan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
- Lakukan suction untuk mengeluarkan sekret.
- Berikan terapi inhalasi (misalnya bronkodilator) untuk melebarkan jalan napas.
- Ajarkan teknik batuk efektif dan senam napas.
- Atur posisi semifowler untuk memfasilitasi drainase sekret.
- Pantau tanda-tanda vital dan oksigenasi.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
- Lakukan pengkajian status nutrisi secara komprehensif.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang sesuai.
- Berikan suplemen nutrisi sesuai kebutuhan.
- Bantu pasien dalam makan jika diperlukan.
- Pantau asupan dan output cairan serta berat badan.
- Berikan dukungan dan edukasi terkait pentingnya nutrisi yang adekuat.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 19509 | 11 Jul 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan di gigit tawon 7 jam yang lalu
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien yang datang dengan keluhan di gigit tawon 7 jam yang lalu:
Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
a. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
Karakteristik Mayor: Melaporkan pengalaman nyeri, Ekspresi wajah menunjukkan nyeri, Perilaku protektif terhadap area yang sakit.
Pasien datang dengan keluhan digigit tawon 7 jam yang lalu, menunjukkan adanya kerusakan jaringan yang menimbulkan pengalaman nyeri yang tidak menyenangkan. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan Nyeri Akut sesuai untuk kondisi pasien ini.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan diagnosa Nyeri Akut akibat gigitan tawon, luaran/output yang diharapkan adalah:
a. Kontrol Nyeri
Definisi: Kemampuan untuk mengontrol atau mengurangi rasa nyeri hingga ke tingkat yang dapat diterima.
Kriteria Hasil:
1) Melaporkan penurunan rasa nyeri.
2) Menunjukkan perilaku yang mengindikasikan berkurangnya rasa nyeri.
3) Menggunakan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri.
4) Menggunakan analgesik sesuai kebutuhan.
Dengan tercapainya kontrol nyeri, diharapkan pasien dapat mengelola rasa nyeri yang dirasakan akibat gigitan tawon sehingga dapat kembali ke kondisi normal.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran Kontrol Nyeri pada pasien dengan diagnosa Nyeri Akut akibat gigitan tawon, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
a. Manajemen Nyeri
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk memfasilitasi pengurangan nyeri yang dialami oleh pasien.
Aktivitas:
1) Kaji tipe, karakteristik, lokasi, durasi, frekuensi, dan keparahan nyeri.
2) Berikan analgesik sesuai resep.
3) Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti kompres dingin, relaksasi, dan distraksi.
4) Lakukan perawatan luka pada area gigitan tawon.
5) Monitor efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri.
b. Edukasi Kesehatan
Definisi: Pemberian informasi yang terstruktur dan terencana untuk memfasilitasi perubahan perilaku.
Aktivitas:
1) Jelaskan penyebab dan proses terjadinya nyeri akibat gigitan tawon.
2) Ajarkan cara-cara untuk mencegah dan mengatasi gigitan tawon di masa mendatang.
3) Motivasi pasien untuk melakukan perawatan luka dan menggunakan analgesik sesuai instruksi.
Dengan melakukan intervensi Manajemen Nyeri dan Edukasi Kesehatan, diharapkan pasien dapat mencapai kontrol nyeri yang optimal dan kembali ke kondisi sehat setelah digigit tawon. -
Article No. 19510 | 11 Jul 2025
Klinis : Ny. Z berumur 58 tahun dibawa ke IGD oleh keluarganya dengan keluhan diare dan muntah, nyeri abdomen. Ny. Z terlihat lemas dan lelah serta pucat, mukosa terlihat kering. Pernafasan terlihat cepat dan dalam (kusmaul). Klien tampak mulai syok. Klien sering tampak mengatakan haus, hasil anamnesa dan pengukuran BB turun secara tiba.tiba dari 60 Kg menjadi 58 Kg dalam 3 hari. Klien terpasang kateter dan hasil pengukuran urine 10 menit 100 cc. Klien juga menderita diabetes sejak umur 46 tahun. Tekanan darah 150/90 mmHg, RR 32 x/menit, Nadi 110x/menit pulsasi lemah, suhu 37,8oC. Kadar gula darah 800 mg/dl. Hasil pengukuran AGD : PH 7,0, PCO2 : 40 mmHg, P02 100 mmHg, HCO3 16 mEq/L, BE (-13). A. Sebutkan minimal 2 masalah keperawatan kegawatdaruratan prioritas yang terjadi pada klien, buat analisa data dan tegakkan diagnosa keperawatan klien!…. B. Susunlah 1 rencana asuhan keperawatan prioritas klien SDKI…
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: A. Masalah Keperawatan Kegawatdaruratan Prioritas dan Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan Volume Cairan Berhubungan dengan Kehilangan Cairan Sekunder Diare dan Muntah
Analisa Data:
- Klien mengeluh diare dan muntah
- Klien tampak lemas, lelah, dan pucat
- Mukosa kering
- Pernafasan cepat dan dalam (Kussmaul)
- Klien mengatakan haus
- Berat badan turun secara tiba-tiba
- Produksi urin sedikit (100 cc dalam 10 menit)
- Tekanan darah 150/90 mmHg, nadi 110 x/menit, pulsasi lemah
Diagnosa Keperawatan: Gangguan Volume Cairan Berhubungan dengan Kehilangan Cairan Sekunder Diare dan Muntah
2. Kekurangan Cairan Berhubungan dengan Peningkatan Kehilangan Cairan Sekunder Diabetic Ketoacidosis
Analisa Data:
- Klien menderita diabetes sejak umur 46 tahun
- Kadar gula darah 800 mg/dl
- Hasil pemeriksaan gas darah arterial: pH 7,0, PCO2 40 mmHg, PO2 100 mmHg, HCO3 16 mEq/L, BE (-13)
Diagnosa Keperawatan: Kekurangan Cairan Berhubungan dengan Peningkatan Kehilangan Cairan Sekunder Diabetic Ketoacidosis
B. Rencana Asuhan Keperawatan Prioritas
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Klien akan menunjukkan tanda-tanda perbaikan status hidrasi dalam waktu 2 jam, meliputi:
- Mukosa mulut lembab
- Turgor kulit baik
- Produksi urin meningkat
- Tanda-tanda vital membaik (tekanan darah, nadi, dan respirasi)
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Monitor tanda-tanda vital secara ketat (setiap 15 menit)
2. Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk menjaga saturasi oksigen dalam batas normal
3. Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan untuk mengganti cairan yang hilang (cairan kristaloid isotonis)
4. Pantau intake dan output cairan secara akurat
5. Berikan antiemetik dan antidiare sesuai instruksi dokter untuk mengendalikan gejala diare dan muntah
6. Berikan insulin sesuai instruksi dokter untuk mengontrol kadar gula darah
7. Kolaborasi dengan tim medis untuk melakukan pemeriksaan penunjang lebih lanjut (misal: pemeriksaan elektrolit, ureum, kreatinin)
8. Edukasi keluarga tentang pentingnya monitoring gejala dehidrasi dan segera meminta bantuan medis
Penjelasan:
Rencana asuhan keperawatan ini bertujuan untuk memperbaiki status hidrasi klien, mengendalikan komplikasi diabetik ketosis, serta memantau dan mengatasi tanda-tanda kegawatdaruratan. Intervensi yang diberikan meliputi pemantauan ketat, pemberian cairan dan terapi sesuai kebutuhan, serta kolaborasi dengan tim medis. Edukasi kepada keluarga juga penting agar dapat membantu memantau kondisi klien dan segera meminta bantuan medis jika diperlukan. -
Article No. 19511 | 11 Jul 2025
Klinis : CHEST DETRA IGA
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi "CHEST DETRA IGA".
1. Kode ICD-10:
- Kode: J94.9
- Deskripsi: Efusi pleura, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan:
Berdasarkan deskripsi kondisi "CHEST DETRA IGA", yang merujuk pada efusi pleura, kode ICD-10 yang sesuai adalah J94.9. Efusi pleura adalah akumulasi cairan di ruang pleura, di antara lapisan viseral dan parietal pleura. Kode J94.9 digunakan untuk mengklasifikasikan efusi pleura yang tidak diklasifikasikan di tempat lain.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 34.91
- Deskripsi: Pemasangan tabung dada
Penjelasan:
Untuk penanganan efusi pleura, prosedur yang mungkin dilakukan adalah pemasangan tabung dada (thoracostomy tube). Kode ICD-9-CM yang sesuai untuk prosedur ini adalah 34.91, yang mendeskripsikan pemasangan tabung dada untuk drainase cairan atau udara.
Pemasangan tabung dada dilakukan untuk mengeluarkan cairan atau udara dari rongga pleura, sehingga dapat membantu mengurangi tekanan dan memfasilitasi ekspansi paru-paru yang terganggu akibat efusi pleura. -
Article No. 19512 | 11 Jul 2025
Klinis : CHEST DETRA IGA
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi "CHEST DETRA IGA" sesuai dengan format yang Anda berikan, dengan tone akademis dan persona dokter/perekam medis.
1. Kode ICD-10:
- Kode: J94.8
- Deskripsi: Kondisi lain yang ditentukan pada rongga pleura
Penjelasan:
Berdasarkan deskripsi kasus "CHEST DETRA IGA", dapat diasumsikan bahwa pasien mengalami kondisi pada rongga pleura yang tidak termasuk dalam kategori-kategori lain pada Klasifikasi ICD-10. Kode J94.8 "Kondisi lain yang ditentukan pada rongga pleura" mencakup kondisi tersebut.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 34.02
- Deskripsi: Torakosentesis; aspirasi rongga pleura
Penjelasan:
Dalam penanganan kondisi pada rongga pleura, prosedur torakosentesis atau aspirasi rongga pleura (kode ICD-9-CM 34.02) dapat dilakukan untuk mengevaluasi atau mengelola cairan pleura yang berlebih atau abnormal. Prosedur ini dapat dilakukan untuk memperoleh sampel cairan pleura untuk analisis atau untuk mengurangi volume cairan dalam rongga pleura. -
Article No. 19513 | 11 Jul 2025
Klinis : CHEST DETRA NYERI IGA
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi yang Anda berikan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: R07.4
- Deskripsi: Nyeri dada, tidak terspesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 465.9
- Deskripsi: Infeksi saluran pernapasan atas, tidak terspesifikasi
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 R07.4 (Nyeri dada, tidak terspesifikasi) digunakan untuk menggambarkan keluhan nyeri dada yang tidak dapat diklasifikasikan secara lebih spesifik. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gangguan kardiovaskular, respiratori, muskuloskeletal, atau bahkan penyebab lainnya.
2. Kode ICD-9-CM 465.9 (Infeksi saluran pernapasan atas, tidak terspesifikasi) digunakan untuk mengkodekan infeksi pada saluran pernapasan atas, seperti rhinitis, sinusitis, atau faringitis, yang tidak dapat diklasifikasikan secara lebih spesifik. Kondisi ini dapat menyebabkan gejala-gejala seperti nyeri dada, batuk, dan demam.
Perlu diperhatikan bahwa kode-kode yang diberikan ini adalah berdasarkan informasi yang Anda sediakan, yaitu "CHEST DETRA NYERI IGA". Jika terdapat informasi tambahan atau pemeriksaan lebih lanjut, kode-kode tersebut dapat berubah untuk menggambarkan kondisi pasien secara lebih akurat. -
Article No. 19514 | 11 Jul 2025
Klinis : CHEST DEXTRA NYERI IGA
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait dengan kondisi "CHEST DEXTRA NYERI IGA":
1. Kode ICD-10:
- Kode: R07.1
- Deskripsi: Dada nyeri dextra (kanan)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 88.72
- Deskripsi: Pemeriksaan dada, yang meliputi palpasi, perkusi, dan auskultasi.
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 R07.1 (Dada nyeri dextra) sesuai dengan kondisi "CHEST DEXTRA NYERI" yang disampaikan. Kode ini mengindikasikan adanya rasa nyeri atau ketidaknyamanan di area dada bagian kanan.
2. Kode ICD-9-CM 88.72 (Pemeriksaan dada, yang meliputi palpasi, perkusi, dan auskultasi) dapat digunakan untuk mencatat tindakan pemeriksaan dada yang dilakukan untuk mengevaluasi kondisi nyeri dada tersebut. Pemeriksaan ini dapat mencakup palpasi (meraba) area dada, perkusi (mengetuk) untuk mendeteksi perubahan suara, dan auskultasi (mendengarkan) suara-suara dalam dada.
Kode-kode ini dapat digunakan oleh dokter atau perekam medis untuk mengkodekan diagnosis dan prosedur/tindakan medis yang terkait dengan kondisi "CHEST DEXTRA NYERI IGA" sesuai dengan standar klasifikasi penyakit dan tindakan medis yang berlaku. -
Article No. 19515 | 11 Jul 2025
Klinis : KDRT
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT):
1. Kode ICD-10:
- Kode: T74.1
- Deskripsi: Penganiayaan fisik
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.99
- Deskripsi: Perawatan medis dan bedah lainnya, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan:
Dalam sistem klasifikasi ICD-10, kode T74.1 digunakan untuk mengidentifikasi kasus penganiayaan fisik, yang dapat terjadi dalam konteks KDRT. Kode ini mencakup diagnosis seperti luka fisik, trauma, dan cedera yang diakibatkan oleh tindakan kekerasan dalam lingkungan rumah tangga.
Sementara itu, tidak ada kode ICD-9-CM Procedure yang secara spesifik dikaitkan dengan KDRT. Kode 99.99 digunakan sebagai kode umum untuk perawatan medis dan bedah lainnya yang tidak diklasifikasikan di tempat lain. Dalam kasus KDRT, tindakan medis yang dilakukan dapat bervariasi, tergantung pada jenis cedera atau trauma yang dialami korban, sehingga penggunaan kode 99.99 dapat mewakili berbagai intervensi medis yang diperlukan.
Sebagai catatan, dalam praktik klinis, dokter atau perekam medis perlu mempertimbangkan berbagai faktor, seperti riwayat pasien, pemeriksaan fisik, dan hasil tes diagnostik, untuk menentukan kode diagnosis dan tindakan medis yang tepat. Selain itu, pendokumentasian yang rinci dan akurat sangat penting untuk memastikan pengodean yang sesuai dan perawatan yang memadai bagi pasien. -
Article No. 19516 | 11 Jul 2025
Klinis : Ny. K 36 tahun masuk rumah sakit Soeharto Heerdjan dengan keluhan sedih terus menerus, sering menangis, menarik diri dan susah tidur. Gejala muncul akibat stres berkepanjangan karena riwayat trauma dimasa lalunya seperti adanya riwayat KDRT, dan lingkungan keluarga yang buruk selain itu Ny. K juga mempunyai anak yang menderita penyakit Hidrosefalus yang harus dia rawat sehari-harinya. Pasien tidak mampu mengatasi tekanan, dalam menghadapi masalah ataupun cacian dari keluarganya dia akan memendam emosinya ataupun meluapkannya dengan cara menangis. Ny K .pernah rawat jalan di RS Soeharto Heerdjan beberapa tahun yang lalu (2021) namun sempat berhenti kontrol dan berobat karena keluarganya tidak ada yang memfasilitasi.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan untuk Ny. K berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Risiko Depresi
Kode: 00056
Definisi: Rentan mengalami perubahan suasana hati yang ditandai dengan perasaan sedih, kehilangan minat atau kesenangan, penurunan energi, dan gangguan fungsi sehari-hari.
2. Koping Individu Tidak Efektif
Kode: 00069
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan penilaian realistis terhadap pemicu stres, memilih cara mengatasi, dan/atau menggunakan sumber daya yang tersedia.
3. Gangguan Pola Tidur
Kode: 00198
Definisi: Gangguan kuantitas dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi normal individu.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan panduan untuk menentukan diagnosis keperawatan berdasarkan tanda dan gejala yang ditemukan pada pasien. Diagnosa keperawatan ini digunakan sebagai dasar untuk merencanakan intervensi keperawatan yang tepat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah panduan yang berisi luaran atau hasil yang diharapkan dari tindakan keperawatan yang dilakukan. Luaran ini dirumuskan berdasarkan diagnosis keperawatan yang telah ditetapkan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah panduan yang berisi daftar intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan berdasarkan diagnosis keperawatan. SIKI memberikan pedoman bagi perawat dalam memilih intervensi yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
Kode dan Definisi:
1. Risiko Depresi (00056)
Definisi: Rentan mengalami perubahan suasana hati yang ditandai dengan perasaan sedih, kehilangan minat atau kesenangan, penurunan energi, dan gangguan fungsi sehari-hari.
2. Koping Individu Tidak Efektif (00069)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan penilaian realistis terhadap pemicu stres, memilih cara mengatasi, dan/atau menggunakan sumber daya yang tersedia.
3. Gangguan Pola Tidur (00198)
Definisi: Gangguan kuantitas dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi normal individu. -
Article No. 19517 | 11 Jul 2025
Klinis : Ny. K 36 tahun masuk rumah sakit Soeharto Heerdjan dengan keluhan sedih terus menerus, sering menangis, menarik diri dan susah tidur. Gejala muncul akibat stres berkepanjangan karena riwayat trauma dimasa lalunya seperti adanya riwayat KDRT, dan lingkungan keluarga yang buruk selain itu Ny. K juga mempunyai anak yang menderita penyakit Hidrosefalus yang harus dia rawat sehari-harinya. Pasien tidak mampu mengatasi tekanan, dalam menghadapi masalah ataupun cacian dari keluarganya dia akan memendam emosinya ataupun meluapkannya dengan cara menangis. Ny K .pernah rawat jalan di RS Soeharto Heerdjan beberapa tahun yang lalu (2021) namun sempat berhenti kontrol dan berobat karena keluarganya tidak ada yang memfasilitasi.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Gangguan proses pikir: depresi
Definisi: Keadaan patologis yang ditandai dengan perasaan sedih, putus asa, tidak berharga, kehilangan minat, dan afek datar.
2. Koping tidak efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengatur upaya untuk mengatasi tuntutan internal dan eksternal yang dinilai melebihi sumber daya individu.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Regulasi Emosi
Definisi: Kemampuan untuk mengenali, menerima, dan mengelola emosi secara tepat.
Kriteria hasil:
a. Mampu mengenali emosi yang dialami
b. Mampu mengekspresikan emosi secara tepat
c. Mampu mengelola emosi dengan baik
2. Koping Efektif
Definisi: Kemampuan untuk mengatasi tuntutan internal dan eksternal yang dinilai melebihi sumber daya individu.
Kriteria hasil:
a. Mampu mengidentifikasi masalah
b. Mampu memilih strategi koping yang tepat
c. Mampu menerapkan strategi koping yang dipilih
d. Mampu mengevaluasi efektivitas strategi koping
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Terapi Perilaku Kognitif
Tujuan: Membantu pasien mengidentifikasi dan mengubah pola pikir negatif menjadi lebih positif.
Aktivitas:
a. Membantu pasien mengidentifikasi pikiran dan perasaan negatif
b. Membantu pasien mengubah pikiran negatif menjadi lebih positif
c. Membantu pasien menerapkan strategi koping yang efektif
2. Manajemen Stres
Tujuan: Membantu pasien mengembangkan kemampuan untuk mengelola stres secara efektif.
Aktivitas:
a. Mengidentifikasi sumber stres
b. Mengajarkan teknik relaksasi (misalnya, napas dalam, visualisasi, dll.)
c. Membantu pasien mengembangkan strategi koping yang efektif
d. Memfasilitasi dukungan sosial
3. Terapi Dukungan
Tujuan: Membantu pasien meningkatkan kesejahteraan psikologis dan sosial.
Aktivitas:
a. Memberikan dukungan emosional
b. Memfasilitasi keterlibatan keluarga dan lingkungan sosial
c. Membantu pasien mengekspresikan perasaan secara tepat
d. Membantu pasien mengidentifikasi sumber daya dan kekuatan yang dimiliki
Penjelasan rinci:
Ny. K mengalami gangguan proses pikir: depresi dan koping tidak efektif sebagai akibat dari stres berkepanjangan karena riwayat trauma masa lalu, KDRT, lingkungan keluarga yang buruk, dan tanggung jawab merawat anak dengan penyakit Hidrosefalus. Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat meregulasi emosinya dan mengembangkan koping yang efektif dalam menghadapi masalah. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah terapi perilaku kognitif untuk membantu pasien mengubah pola pikir negatif, manajemen stres untuk membantu pasien mengelola stres secara efektif, dan terapi dukungan untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis dan sosial pasien.