Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 13918 | 13 Mar 2025
Klinis : Adalah Seorang pasien wanita 27 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan sembelit. Hasil anamnesa : buang air besar tidak teratur, tidak suka makan buah dan sayur serta minum yang kurang. Pemeriksaan dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan yang perlu diperhatikan adalah : Select one: a. Pola defekasi b. Warna feses c. Aktivitas d. Distensi abdomen e. Konsistensi feses
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Konstipasi (SDKI)
Penjelasan:
Konstipasi adalah kondisi di mana pasien mengalami kesulitan buang air besar, dengan frekuensi yang tidak teratur, konsistensi feses yang keras, dan sulit dikeluarkan. Hal ini dapat disebabkan oleh asupan cairan dan serat yang kurang, aktivitas fisik yang rendah, serta faktor psikologis.
Pada kasus ini, pasien mengeluhkan buang air besar yang tidak teratur, tidak suka makan buah dan sayur, serta minum yang kurang. Pemeriksaan fisik yang perlu diperhatikan adalah pola defekasi, konsistensi feses, serta distensi abdomen.
Rencana Asuhan Keperawatan (SLKI dan SIKI):
1. Manajemen Konstipasi (SLKI)
- Intervensi: Kaji pola defekasi, konsistensi dan warna feses, distensi abdomen (SIKI)
- Tujuan: Pasien dapat buang air besar dengan pola dan konsistensi normal.
2. Edukasi Peningkatan Intake Cairan dan Serat (SLKI)
- Intervensi: Ajarkan pentingnya asupan cairan dan serat yang cukup (SIKI)
- Tujuan: Pasien dapat meningkatkan asupan cairan dan serat dalam diet.
3. Pemberian Laksatif (SLKI)
- Intervensi: Berikan laksatif sesuai indikasi (SIKI)
- Tujuan: Pasien dapat buang air besar dengan konsistensi feses yang normal.
Dengan rencana asuhan keperawatan ini, diharapkan pasien dapat mengatasi masalah konstipasi yang dialaminya. -
Article No. 13919 | 13 Mar 2025
Klinis : Adalah Seorang pasien wanita 27 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan sembelit. Hasil anamnesa : buang air besar tidak teratur, tidak suka makan buah dan sayur serta minum yang kurang. Pemeriksaan dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan yang perlu diperhatikan adalah : Select one: a. Pola defekasi b. Warna feses c. Aktivitas d. Distensi abdomen e. Konsistensi feses
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan nada akademis dan persona seorang pakar perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Konstipasi (SDKI)
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Konstipasi adalah kondisi di mana pasien mengalami penurunan frekuensi, kesulitan, atau ketidakmampuan untuk buang air besar secara teratur.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pola defekasi kembali normal
2. Tindakan mandiri untuk mencegah konstipasi
3. Tingkat kenyamanan meningkat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen konstipasi
2. Edukasi gizi
3. Terapi cairan dan elektrolit
Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, yaitu buang air besar tidak teratur, tidak suka makan buah dan sayur, serta minum yang kurang, maka diagnosa keperawatan yang paling sesuai adalah Konstipasi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen konstipasi, edukasi gizi, dan terapi cairan dan elektrolit untuk memulihkan pola defekasi pasien dan meningkatkan tingkat kenyamanannya. -
Article No. 13920 | 13 Mar 2025
Klinis : Adalah Seorang pasien wanita 27 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan sembelit. Hasil anamnesa : buang air besar tidak teratur, tidak suka makan buah dan sayur serta minum yang kurang. Pemeriksaan dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan yang perlu diperhatikan adalah : Select one: a. Pola defekasi b. Warna feses c. Aktivitas d. Distensi abdomen e. Konsistensi feses
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan tone akademis dan persona pakar, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien wanita 27 tahun dengan keluhan sembelit:
Diagnosa Keperawatan:
Konstipasi (00011)
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Konstipasi adalah pola buang air besar yang tidak teratur, dengan frekuensi kurang dari 3 kali per minggu dan/atau feses yang keras.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pola defekasi membaik
2. Frekuensi buang air besar meningkat
3. Konsistensi feses membaik
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen konstipasi
2. Edukasi diet tinggi serat
3. Peningkatan aktivitas
Berdasarkan informasi yang diberikan, fokus pemeriksaan yang perlu diperhatikan adalah:
d. Distensi abdomen
e. Konsistensi feses
Hal ini dikarenakan konstipasi dapat menyebabkan distensi abdomen dan perubahan konsistensi feses menjadi keras. Pemeriksaan pola defekasi, warna feses, dan aktivitas juga penting untuk mendukung diagnosis dan perencanaan intervensi keperawatan yang tepat. -
Article No. 13921 | 13 Mar 2025
Klinis : Adalah Seorang pasien wanita 27 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan sembelit. Hasil anamnesa : buang air besar tidak teratur, tidak suka makan buah dan sayur serta minum yang kurang. Pemeriksaan dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan yang perlu diperhatikan adalah : Select one: a. Pola defekasi b. Warna feses c. Aktivitas d. Distensi abdomen e. Konsistensi feses
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Konstipasi (Constipation)
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Konstipasi didefinisikan sebagai penurunan frekuensi, kesulitan, atau rasa tidak nyaman saat buang air besar. Tanda dan gejala yang perlu diperhatikan meliputi:
a. Pola defekasi yang tidak teratur
b. Konsistensi feses yang keras
c. Distensi abdomen
d. Rasa tidak nyaman saat buang air besar
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan untuk pasien dengan konstipasi adalah:
1. Pola defekasi kembali normal
2. Konsistensi feses yang lebih lembut
3. Tidak ada distensi abdomen
4. Pasien merasa nyaman saat buang air besar
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi konstipasi antara lain:
1. Edukasi tentang pentingnya asupan cairan, serat, dan aktivitas fisik yang cukup
2. Pemberian laksatif sesuai indikasi
3. Pemantauan pola defekasi dan konsistensi feses
4. Masase abdomen untuk merangsang peristaltik usus
5. Latihan Kegel untuk meningkatkan kekuatan otot panggul
Dengan pendekatan SDKI - SLKI - SIKI ini, diharapkan perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar untuk mengatasi masalah konstipasi pada pasien. -
Article No. 13922 | 13 Mar 2025
Klinis : Adalah Seorang pasien wanita 27 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan sembelit. Hasil anamnesa : buang air besar tidak teratur, tidak suka makan buah dan sayur serta minum yang kurang. Pemeriksaan dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan yang perlu diperhatikan adalah : Select one: a. Pola defekasi b. Warna feses c. Aktivitas d. Distensi abdomen e. Konsistensi feses
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan kondisi pasien yang Anda paparkan, diagnosa keperawatan yang sesuai berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
Konstipasi (00011)
Definisi: Pengalaman buang air besar yang tidak menyenangkan atau tidak efektif, yang ditandai dengan pengeluaran feses yang sulit atau tidak teratur.
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Konstipasi termasuk dalam domain eliminasi dengan kelas fungsi gastrointestinal.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang terkait dengan diagnosa konstipasi meliputi eliminasi gastrointestinal, kenyamanan, dan status nutrisi.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi konstipasi antara lain manajemen eliminasi, manajemen nutrisi, dan manajemen kenyamanan.
Berdasarkan kondisi pasien yang Anda paparkan, fokus utama pemeriksaan yang perlu diperhatikan adalah:
a. Pola defekasi - untuk mengetahui adanya gangguan eliminasi
d. Distensi abdomen - untuk mendeteksi adanya penumpukan feses
e. Konsistensi feses - untuk menilai tingkat konstipasi yang dialami pasien
Dengan demikian, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah konstipasi, yang memerlukan intervensi terkait manajemen eliminasi, nutrisi, dan kenyamanan. -
Article No. 13923 | 13 Mar 2025
Klinis : Adalah Seorang pasien wanita 27 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan sembelit. Hasil anamnesa : buang air besar tidak teratur, tidak suka makan buah dan sayur serta minum yang kurang. Pemeriksaan dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan yang perlu diperhatikan adalah : Select one: a. Pola defekasi b. Warna feses c. Aktivitas d. Distensi abdomen e. Konsistensi feses
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan nada akademis dan dalam kapasitas sebagai pakar perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien wanita 27 tahun dengan keluhan sembelit:
Diagnosa Keperawatan:
Konstipasi (NANDA-I: 00011)
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Konstipasi adalah penurunan frekuensi dan/atau kesulitan dalam defekasi yang disebabkan oleh faktor fisiologis, farmakologis, atau gaya hidup.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Defekasi normal
2. Pola eliminasi usus teratur
3. Kenyamanan abdomen
4. Tidak ada tanda-tanda obstruksi usus
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen konstipasi
2. Edukasi tentang pola eliminasi usus yang sehat
3. Terapi nutrisi
4. Peningkatan aktivitas
Berdasarkan kondisi pasien yang dideskripsikan, fokus pemeriksaan yang perlu diperhatikan adalah:
d. Distensi abdomen
e. Konsistensi feses
Pemeriksaan tersebut dapat membantu mengidentifikasi tanda-tanda konstipasi dan mengarahkan intervensi keperawatan yang sesuai. -
Article No. 13924 | 13 Mar 2025
Klinis : Anda sedang mendiskusikan tentang masalah pasien yang mengalami impaksi feses dan anda mendapatkan pengertian Impaksi feses merupakan akibat dari terpaparnya feses pada daya penyerapan dari kolon dan rektum yang berkepanjangan. Ketika teman anda menanyakan dimanakah lokasi yang paling banyak menyimpan feses pada saat pasien mengalami impaksi maka jawaban anda adalah : Select one: a. Spinter b. Rektum c. Sigmoid d. Kolon e. Proximal kolon
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, mari kita bahas diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi pasien dengan impaksi feses.
Diagnosa Keperawatan:
Berdasarkan kondisi pasien dengan impaksi feses, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
d. Konstipasi
Penjelasan Singkat:
Konstipasi adalah keadaan di mana pasien mengalami kesulitan dalam buang air besar atau tidak dapat buang air besar secara regular. Impaksi feses merupakan salah satu gejala dari konstipasi.
Lokasi yang paling banyak menyimpan feses pada saat pasien mengalami impaksi adalah:
d. Kolon
Penjelasan:
Pada kasus impaksi feses, feses tertahan dan menumpuk di dalam kolon, terutama pada bagian proksimal kolon. Kolon merupakan saluran pencernaan terbesar yang berfungsi menyimpan dan mengatur pembuangan feses. Jika terjadi gangguan pada fungsi kolon, seperti penurunan motilitas atau daya penyerapan, maka feses akan tertahan dan menyebabkan impaksi feses.
Dengan nada akademis dan sebagai seorang perawat yang ahli, saya harap penjelasan ini dapat membantu anda memahami diagnosa keperawatan dan lokasi impaksi feses pada pasien. Jika ada pertanyaan lain, silakan tanyakan. -
Article No. 13925 | 13 Mar 2025
Klinis : Seorang laki laki 44 tahun , masuk unit gawat darurat akibat jatuh dari tangga dan terbentur pada bagian genetalia dan area sekitarnya , pasien tersebut mengalami total inkontinensia urin, menurut anda permasalahan eliminasi yang dialami oleh pasien terkait dengan : Select one: a. Injury spincter eksternal b. Edema prostat c. Spasme kandung kemih d. Retensi urin e. Trauma
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: e. Trauma , dengan tone = akademis , persona=pakar,nurse
Diagnosa Keperawatan:
Trauma Genital Berat dengan Inkontinensia Urin Total
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien laki-laki berusia 44 tahun masuk unit gawat darurat akibat jatuh dari tangga dan mengalami trauma pada area genital. Hal ini menyebabkan pasien mengalami inkontinensia urin total, yaitu ketidakmampuan untuk menahan urin secara kontinu.
Mengacu pada Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), permasalahan eliminasi yang dialami pasien terkait dengan:
Trauma, yaitu cedera fisik yang terjadi akibat jatuh dari tangga dan mengenai area genital. Trauma tersebut dapat menyebabkan kerusakan pada struktur dan fungsi sfingter eksternal, sehingga pasien mengalami inkontinensia urin total.
Dengan tone akademis dan persona sebagai pakar/perawat, dapat disimpulkan bahwa diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Trauma Genital Berat dengan Inkontinensia Urin Total. -
Article No. 13926 | 13 Mar 2025
Klinis : Pasien sesak dan tersedak
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien yang mengalami sesak dan tersedak, sesuai dengan format yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien yang mengalami sesak dan tersedak, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" (SDKI, 2017). Diagnosa ini menggambarkan ketidakmampuan pasien untuk membersihkan sekresi atau obstruksi jalan napas untuk mempertahankan permeabilitas jalan napas.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas: Pasien dapat mempertahankan jalan napas yang bersih dan terbuka, ditandai dengan pola napas yang normal, tidak ada suara napas tambahan, dan saturasi oksigen yang adekuat.
2. Ventilasi: Pasien dapat mempertahankan ventilasi yang efektif, ditandai dengan frekuensi napas, kedalaman napas, dan volume tidal yang normal.
3. Pertukaran Gas: Pasien dapat mempertahankan pertukaran gas yang adekuat, ditandai dengan nilai pH, PaO2, dan PaCO2 yang normal.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Jalan Napas
- Pantau pola napas, suara napas tambahan, dan saturasi oksigen pasien secara berkala.
- Pantau tanda-tanda vital pasien, termasuk laju napas, kedalaman napas, dan irama napas.
- Pantau penggunaan otot-otot bantu pernapasan dan tanda-tanda distres pernapasan.
2. Manajemen Jalan Napas
- Posisikan pasien dengan kepala agak terangkat untuk memfasilitasi pernafasan.
- Lakukan suction pada jalan napas pasien jika diperlukan untuk mengeluarkan sekresi.
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan pasien untuk mempertahankan saturasi oksigen yang adekuat.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, fisioterapis, dll.) untuk mengelola jalan napas pasien secara komprehensif.
3. Edukasi Pasien dan Keluarga
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya mempertahankan jalan napas yang bersih dan terbuka.
- Ajarkan teknik batuk efektif dan latihan pernapasan untuk membantu membersihkan jalan napas.
- Beri informasi tentang tanda-tanda komplikasi yang harus dilaporkan segera.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mempertahankan jalan napas yang bersih dan terbuka, ventilasi yang efektif, serta pertukaran gas yang adekuat, sehingga dapat mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 13927 | 13 Mar 2025
Klinis : Pasien sesak dan tersedak
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi pasien yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk pasien dengan kondisi sesak dan tersedak adalah "Gangguan Pertukaran Gas" (SDKI, 2017). Gangguan Pertukaran Gas didefinisikan sebagai "Ketidakseimbangan antara ventilasi dan perfusi di alveoli, yang mengakibatkan penurunan oksigenasi dan/atau peningkatan kadar karbon dioksida dalam darah" (SDKI, 2017).
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Peningkatan Pertukaran Gas: Pasien menunjukkan peningkatan oksigenasi, penurunan sesak napas, dan perbaikan status pernapasan.
2. Pengendalian Batuk: Pasien dapat mengendalikan batuk dan tidak lagi tersedak.
3. Pemeliharaan Jalan Napas: Pasien mempertahankan jalan napas terbuka dan lancar.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Pernapasan
- Pantau frekuensi, kedalaman, dan irama pernapasan
- Pantau tanda-tanda distres pernapasan (penggunaan otot bantu pernapasan, retraksi dinding dada, sianosis)
- Pantau oksigenasi (SpO2, gas darah, dll.)
2. Manajemen Jalan Napas
- Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Lakukan suction jika diperlukan untuk membersihkan jalan napas
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk intervensi lanjutan (intubasi, trakeostomi, dll.)
3. Manajemen Batuk
- Ajarkan teknik batuk efektif
- Berikan obat antitusif jika perlu
- Pantau dan catat karakteristik batuk
4. Edukasi Pasien dan Keluarga
- Jelaskan penyebab dan proses penyakit
- Ajarkan teknik-teknik untuk mempertahankan jalan napas terbuka dan mengendalikan batuk
- Libatkan keluarga dalam perawatan pasien
Penjelasan rinci untuk setiap poin di atas:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI "Gangguan Pertukaran Gas" dipilih karena pasien mengalami sesak napas dan tersedak, yang menunjukkan adanya gangguan pada pertukaran gas di alveoli paru-paru. Kondisi ini dapat mengakibatkan penurunan oksigenasi dan peningkatan karbon dioksida dalam darah.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI) mencakup peningkatan pertukaran gas, pengendalian batuk, dan pemeliharaan jalan napas terbuka. Luaran ini bertujuan untuk mengatasi masalah pernapasan pasien dan memperbaiki status oksigenasi.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan (SIKI) meliputi pemantauan pernapasan, manajemen jalan napas, manajemen batuk, serta edukasi pasien dan keluarga. Melalui intervensi-intervensi ini, diharapkan kondisi pernapasan pasien dapat membaik dan komplikasi dapat dicegah.
Secara keseluruhan, pendekatan keperawatan yang komprehensif sangat diperlukan untuk mengatasi kondisi sesak napas dan tersedak pada pasien. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain juga dapat dibutuhkan untuk memberikan intervensi lanjutan yang sesuai.