Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 13892 | 13 Mar 2025
Klinis : pusing berputar
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan untuk kondisi pusing berputar.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pusing berputar adalah "Tingkat Keseimbangan Terganggu" (00153). Pusing berputar (vertigo) merupakan gejala yang dapat menggambarkan adanya gangguan pada sistem keseimbangan tubuh, baik yang berasal dari sistem vestibular, somatosensorik, atau visual. Diagnosa keperawatan ini mengidentifikasi adanya ketidakmampuan individu untuk mempertahankan posisi tubuh yang stabil akibat gangguan pada sistem pengaturan keseimbangan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah pemberian asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran (SLKI) sebagai berikut:
1. Stabilitas Posisi Tubuh Membaik (0222)
- Kriteria hasil: Pasien dapat mempertahankan posisi tubuh yang stabil, tidak terjatuh, dan tidak mengalami pusing saat berpindah posisi.
2. Keseimbangan Terkendali (0202)
- Kriteria hasil: Pasien dapat mempertahankan posisi tubuh yang seimbang saat melakukan aktivitas, tidak terjatuh, dan tidak mengalami pusing.
3. Pemulihan Fungsional: Mobilitas (0305)
- Kriteria hasil: Pasien dapat melakukan mobilitas secara mandiri tanpa mengalami pusing atau kehilangan keseimbangan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Manajemen Keseimbangan (6490)
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi keseimbangan, seperti gangguan neurologis, muskuloskeletal, atau lingkungan.
- Latih pasien melakukan aktivitas untuk meningkatkan keseimbangan, seperti latihan koordinasi, propriosepsi, dan vestibular.
- Berikan bantuan dan alat bantu berjalan jika diperlukan untuk meningkatkan keamanan dan stabilitas saat berpindah posisi.
2. Manajemen Pusing (6540)
- Identifikasi penyebab dan tipe pusing yang dialami pasien.
- Ajarkan pasien teknik relaksasi, seperti latihan pernapasan dan visualisasi.
- Berikan obat-obatan sesuai dengan resep untuk mengatasi pusing jika diperlukan.
- Modifikasi lingkungan untuk mengurangi stimulasi visual dan vestibular yang dapat memicu pusing.
3. Peningkatan Mobilitas (0200)
- Bimbing pasien untuk melakukan latihan mobilitas secara bertahap sesuai kemampuan.
- Libatkan keluarga dalam membantu dan mendukung mobilitas pasien.
- Berikan alat bantu mobilitas jika diperlukan untuk meningkatkan keamanan dan kemandirian pasien.
Penerapan intervensi keperawatan ini secara komprehensif diharapkan dapat membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan, yaitu mempertahankan stabilitas dan keseimbangan tubuh, serta meningkatkan mobilitas fungsional. Peran perawat dalam mengelola kondisi pusing berputar sangat penting untuk membantu pasien mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 13893 | 13 Mar 2025
Klinis : diagnosa keperawatan pusing berputar
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi pusing berputar (vertigo).
Diagnosis Keperawatan SDKI:
Diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi pusing berputar (vertigo) adalah "Gangguan Mobilitas Fisik". Gangguan Mobilitas Fisik didefinisikan sebagai keterbatasan dalam pergerakan fisik yang independen dan terkontrol. Kondisi pusing berputar dapat menyebabkan pasien mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
Luaran/Output yang Diharapkan SLKI:
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien dengan pusing berputar dapat mencapai luaran sebagai berikut:
1. Mobilitas Fisik Membaik: Pasien dapat melakukan pergerakan fisik secara independen dan terkontrol, dengan adanya peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
2. Keseimbangan Tubuh Membaik: Pasien dapat mempertahankan posisi tubuh dalam keadaan statis maupun dinamis, sehingga risiko jatuh berkurang.
3. Rasa Nyaman Meningkat: Pasien dapat merasakan kenyamanan fisik dan psikologis, serta dapat beradaptasi dengan gejala pusing berputar yang dialami.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang dapat diberikan:
1. Manajemen Mobilitas
- Bantu pasien dalam melakukan pergerakan fisik secara bertahap dan aman
- Ajarkan latihan keseimbangan dan koordinasi gerak
- Berikan alat bantu mobilitas jika diperlukan (misalnya tongkat, walker)
2. Manajemen Nyeri
- Identifikasi dan evaluasi karakteristik nyeri yang dirasakan pasien (misalnya intensitas, frekuensi, lokasi)
- Berikan intervensi farmakologis atau nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
- Ajarkan teknik relaksasi untuk mengatasi nyeri
3. Edukasi Kesehatan
- Berikan informasi terkait penyebab, gejala, dan penatalaksanaan pusing berputar
- Ajarkan strategi untuk mengatasi episode pusing berputar
- Diskusikan dengan pasien dan keluarga tentang gaya hidup yang dapat membantu mencegah atau mengurangi gejala
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dengan pusing berputar dapat meningkatkan mobilitas fisik, keseimbangan tubuh, dan rasa nyaman, sehingga dapat kembali beraktivitas secara optimal. -
Article No. 13894 | 13 Mar 2025
Klinis : diagnosa keperawatan pusing berputar
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pusing berputar dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), kondisi pusing berputar dapat dikategorikan sebagai diagnosa keperawatan "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif". Kondisi ini ditandai dengan adanya hambatan dalam membersihkan sekret atau obstruksi jalan napas, yang dapat menyebabkan pusing berputar.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) menjelaskan bahwa luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat mempertahankan jalan napas yang bersih dan terbuka, serta bebas dari sekret yang menghambat.
Sementara itu, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) menyarankan beberapa intervensi yang dapat dilakukan, seperti:
1. Pengelolaan jalan napas
2. Terapi oksigen
3. Manajemen bersihan jalan napas
4. Monitor status respirasi
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penatalaksanaan penyebab pusing berputar.
Dengan menerapkan intervensi-intervensi tersebut, diharapkan dapat membantu pasien mengatasi masalah pusing berputar dan mencapai luaran yang optimal. -
Article No. 13896 | 13 Mar 2025
Klinis : diagnosa keperawatan pusing berputar
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi pusing berputar berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dengan nada akademis dan persona pakar perawat.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pusing berputar:
Diagnosa Keperawatan: Vertigo
Definisi: Persepsi palsu gerakan atau putaran pada diri sendiri atau lingkungan sekitar.
Karakteristik Utama:
- Persepsi palsu gerakan atau putaran pada diri sendiri atau lingkungan sekitar
- Kehilangan keseimbangan
- Mual atau muntah
- Takut jatuh
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Luaran: Keseimbangan Tubuh
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan posisi tubuh yang diinginkan dan melakukan pergerakan yang terkontrol.
Kriteria Hasil:
- Mendemonstrasikan kemampuan untuk menjaga keseimbangan saat berdiri dan berjalan
- Melaporkan tidak ada rasa pusing atau vertigo
- Tidak terjatuh saat melakukan aktivitas
b. Luaran: Kontrol Gejala
Definisi: Kemampuan untuk mengendalikan atau mengurangi gejala yang dialami.
Kriteria Hasil:
- Melaporkan gejala pusing atau vertigo berkurang
- Mendemonstrasikan penggunaan strategi untuk mengatasi gejala
- Menunjukkan perubahan perilaku untuk mengurangi gejala
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Intervensi: Manajemen Vertigo
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mengatasi rasa pusing atau vertigo.
Aktivitas Keperawatan:
- Kaji tanda dan gejala vertigo, seperti persepsi palsu gerakan atau putaran, kehilangan keseimbangan, mual atau muntah, dan rasa takut jatuh
- Identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan atau memperburuk vertigo, seperti perubahan posisi kepala, perubahan visual, dan stres
- Beri tindakan farmakologis sesuai resep, seperti antivertigo atau antiemetic
- Ajarkan teknik latihan Epley atau manuver lain untuk mengatasi vertigo posisional
- Ajarkan teknik relaksasi, seperti napas dalam, untuk mengatasi vertigo akibat stres
- Latih klien melakukan aktivitas dengan aman untuk meningkatkan keseimbangan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti terapi fisik, untuk penanganan komprehensif
b. Intervensi: Manajemen Risiko Jatuh
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mencegah risiko jatuh.
Aktivitas Keperawatan:
- Kaji faktor risiko jatuh, seperti riwayat jatuh, gangguan keseimbangan, dan lingkungan yang tidak aman
- Berikan bantuan peralatan bantu, seperti tongkat atau walker, untuk meningkatkan keseimbangan dan mobilitas
- Modifikasi lingkungan untuk meminimalkan risiko jatuh, seperti menghilangkan karpet yang licin dan menambah pegangan di kamar mandi
- Ajarkan teknik berjalan yang aman dan latihan keseimbangan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti terapi fisik, untuk penanganan komprehensif.
Dengan memahami diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan efektif untuk mengatasi kondisi pusing berputar pada klien. -
Article No. 13897 | 13 Mar 2025
Klinis : Pasien demam
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai kondisi pasien dengan demam, sesuai dengan format yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk pasien dengan kondisi demam adalah "Hipertermia". Hipertermia didefinisikan sebagai kenaikan suhu tubuh di atas 37,5°C (99,5°F) yang disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan kehilangan panas. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi, dehidrasi, atau paparan lingkungan yang bersuhu tinggi.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah menerima asuhan keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dengan hipertermia dapat mencapai luaran sebagai berikut:
1. Suhu tubuh kembali normal (36,5°C - 37,5°C)
2. Tanda-tanda vital stabil (nadi, pernapasan, dan tekanan darah dalam batas normal)
3. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi atau komplikasi lainnya
4. Pasien dapat mengenali faktor penyebab hipertermia dan melakukan tindakan preventif
5. Pasien dapat melakukan perawatan diri untuk mencegah kekambuhan
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Pemantauan Suhu Tubuh
- Mengukur suhu tubuh pasien secara teratur (setiap 4-6 jam) untuk memantau perkembangan kondisi
- Menggunakan metode pengukuran yang tepat (oral, aksila, atau rektal)
2. Manajemen Demam
- Memberikan obat penurun demam (antipiretik) sesuai dengan resep dokter
- Melakukan tindakan fisik untuk menurunkan suhu tubuh, seperti kompres hangat, mandi air hangat, atau menggunakan kipas angin
3. Manajemen Cairan dan Elektrolit
- Memantau intake dan output cairan pasien
- Memastikan asupan cairan yang adekuat untuk mencegah dehidrasi
- Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang akibat demam
4. Edukasi Pasien dan Keluarga
- Menjelaskan penyebab dan gejala hipertermia
- Mengajarkan teknik-teknik untuk menurunkan suhu tubuh
- Memberikan informasi tentang pencegahan komplikasi dan tindakan yang harus dilakukan jika demam tidak kunjung turun
5. Pemantauan Tanda-Tanda Vital dan Komplikasi
- Mengukur dan mencatat tanda-tanda vital pasien secara berkala
- Mengidentifikasi dan menangani tanda-tanda komplikasi, seperti dehidrasi, kejang, atau gangguan saraf
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terpadu, diharapkan pasien dengan hipertermia dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu penurunan suhu tubuh, stabilitas tanda-tanda vital, pencegahan komplikasi, dan peningkatan kemampuan pasien dalam mengelola kondisinya. -
Article No. 13898 | 13 Mar 2025
Klinis : Pasien demam
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta dalam nada akademis dan persona pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien demam:
Diagnosa keperawatan yang paling sesuai dengan kondisi pasien demam adalah "Hipertermia" berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Hipertermia didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas 37,5°C (99,5°F) yang disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan hilangnya panas dari tubuh. Diagnosa ini mencakup gejala-gejala yang dialami pasien dengan demam, seperti peningkatan suhu tubuh, menggigil, dan kulit terasa hangat.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan untuk mengatasi hipertermia, luaran yang diharapkan berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) adalah:
1. Suhu tubuh dalam rentang normal (36,5°C - 37,5°C)
2. Pasien menunjukkan tanda-tanda penurunan hipertermia, seperti tidak lagi menggigil dan kulit terasa lebih sejuk
3. Pasien melaporkan rasa nyaman dan tidak ada keluhan terkait demam
4. Pasien dapat berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari tanpa hambatan
Luaran ini menggambarkan keberhasilan penatalaksanaan hipertermia sehingga pasien dapat kembali ke kondisi normal dan dapat beraktivitas dengan baik.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), beberapa intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan pada pasien dengan hipertermia adalah:
1. Pemantauan suhu tubuh
- Mengukur suhu tubuh pasien secara teratur (misalnya setiap 4 jam)
- Mencatat hasil pengukuran suhu tubuh dalam rekam medis
- Menganalisis tren suhu tubuh untuk mengevaluasi efektivitas intervensi
2. Manajemen suhu tubuh
- Memberikan kompres hangat atau dingin pada tubuh pasien untuk membantu menurunkan suhu
- Menjaga lingkungan yang sejuk dan nyaman bagi pasien
- Menganjurkan pasien untuk minum cairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi
3. Edukasi pasien dan keluarga
- Menjelaskan penyebab dan gejala hipertermia
- Mengajarkan teknik-teknik manajemen suhu tubuh yang dapat dilakukan di rumah
- Memberikan informasi mengenai tanda-tanda yang mengindikasikan perlunya konsultasi ke tenaga kesehatan
Implementasi intervensi-intervensi ini secara komprehensif diharapkan dapat membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan, yaitu penurunan hipertermia dan peningkatan kenyamanan serta kemampuan beraktivitas. -
Article No. 13899 | 13 Mar 2025
Klinis : diagnosa keperawatan pusing berputar
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi pusing berputar (vertigo) berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).
Diagnosa Keperawatan SDKI untuk Kondisi Pusing Berputar (Vertigo):
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pusing berputar (vertigo) adalah "Gangguan Persepsi Sensori: Vertigo". Gangguan Persepsi Sensori: Vertigo didefinisikan sebagai pengalaman subyektif berupa perasaan berputar atau linglung yang disebabkan oleh gangguan pada sistem vestibular atau visual.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Stabilitas Hemodinamik: Menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
2. Keseimbangan: Menunjukkan kemampuan mempertahankan posisi tubuh yang stabil.
3. Kontrol Gejala: Menunjukkan penurunan intensitas dan frekuensi gejala vertigo.
4. Pengetahuan: Menunjukkan pemahaman tentang penyebab, gejala, dan manajemen vertigo.
5. Perilaku Kesehatan: Menunjukkan kemampuan untuk mengelola vertigo secara mandiri.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Vertigo
a. Identifikasi penyebab vertigo
b. Monitor tanda-tanda vital
c. Posisikan pasien untuk meminimalkan gejala vertigo
d. Berikan terapi farmakologis sesuai resep
e. Ajarkan teknik relaksasi dan latihan keseimbangan
2. Edukasi Kesehatan
a. Jelaskan penyebab, gejala, dan komplikasi vertigo
b. Ajarkan teknik untuk mengelola gejala vertigo
c. Beri informasi tentang pengobatan dan tindak lanjut
3. Dukungan Emosional
a. Bantu pasien dalam mengatasi kecemasan dan ketakutan akibat vertigo
b. Dorong partisipasi pasien dalam perawatan diri
Penjelasan Rinci:
Diagnosa keperawatan "Gangguan Persepsi Sensori: Vertigo" dipilih karena kondisi pusing berputar (vertigo) merupakan gangguan persepsi sensorik yang disebabkan oleh gangguan pada sistem vestibular atau visual. Luaran yang diharapkan terkait dengan stabilitas hemodinamik, keseimbangan, kontrol gejala, pengetahuan, dan perilaku kesehatan yang menunjukkan perbaikan kondisi pasien setelah diberikan asuhan keperawatan. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup manajemen vertigo, edukasi kesehatan, dan dukungan emosional untuk membantu pasien mengatasi gejala vertigo, meningkatkan pemahaman, dan meningkatkan kemampuan perawatan diri secara mandiri. -
Article No. 13900 | 13 Mar 2025
Klinis : diagnosa keperawatan vertigo
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi vertigo.
Diagnosa Keperawatan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) yang sesuai untuk kondisi vertigo:
1. Gangguan Keseimbangan
Definisi: Persepsi individu terhadap ketidakmampuan untuk mempertahankan posisi tubuh yang stabil.
Karakteristik Mayor: Pusing/vertigo, gangguan keseimbangan, kehilangan keseimbangan saat berdiri atau berjalan.
Karakteristik Minor: Mual, muntah, nyeri kepala, rasa tidak nyaman, kecemasan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Stabilitas Posisi Tubuh
Definisi: Kemampuan individu untuk mempertahankan posisi tubuh yang stabil.
Indikator:
a. Mempertahankan posisi berdiri dan berjalan.
b. Melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kehilangan keseimbangan.
c. Melaporkan tidak ada rasa pusing/vertigo.
d. Mendemonstrasikan strategi untuk mempertahankan keseimbangan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Vertigo
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mengurangi atau mengatasi vertigo.
Aktivitas:
a. Kaji penyebab dan faktor risiko vertigo.
b. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menentukan penyebab dan penatalaksanaan vertigo.
c. Berikan informasi kepada pasien dan keluarga mengenai vertigo, penyebab, dan penanganannya.
d. Ajarkan teknik relaksasi dan manajemen stres untuk mengurangi vertigo.
e. Anjurkan pasien untuk menghindari gerakan yang dapat memicu vertigo.
f. Ajarkan pasien latihan keseimbangan dan mobilisasi yang aman.
g. Pantau tanda-tanda vital dan keluhan pasien terkait vertigo.
h. Berikan obat-obatan sesuai resep untuk mengatasi vertigo.
i. Kolaborasi dengan fisioterapi untuk terapi latihan keseimbangan.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Gangguan Keseimbangan" dipilih karena vertigo merupakan gejala utama yang menyebabkan ketidakmampuan pasien untuk mempertahankan posisi tubuh yang stabil. Luaran yang diharapkan adalah "Stabilitas Posisi Tubuh", dimana pasien dapat mempertahankan posisi berdiri dan berjalan, melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kehilangan keseimbangan, serta tidak lagi mengalami rasa pusing/vertigo. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah "Manajemen Vertigo" yang mencakup pengkajian penyebab, kolaborasi dengan tenaga kesehatan, edukasi pasien dan keluarga, serta terapi farmakologis dan non-farmakologis untuk mengatasi vertigo dan meningkatkan keseimbangan pasien. -
Article No. 13901 | 13 Mar 2025
Klinis : diagnosa keperawatan vertigo
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi vertigo.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Jatuh berhubungan dengan vertigo
Penjelasan:
1. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)
Risiko Jatuh: Kerentanan individu terhadap bahaya jatuh yang dapat menyebabkan cedera fisik.
Etiologi: Vertigo (gangguan pada sistem vestibular yang dapat menyebabkan rasa pusing, ketidakseimbangan, dan risiko jatuh).
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)
Luaran yang diharapkan:
- Pasien bebas dari cedera akibat jatuh
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan aman
- Pasien dapat mempertahankan keseimbangan tubuh
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)
Intervensi Keperawatan:
- Identifikasi faktor risiko jatuh pada pasien dengan vertigo
- Atur lingkungan untuk meminimalkan risiko jatuh
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pencegahan jatuh
- Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari dengan aman
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengelola penyebab vertigo
Dengan pendekatan yang komprehensif berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan dapat memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan meningkatkan keselamatan pasien dengan vertigo. -
Article No. 13902 | 13 Mar 2025
Klinis : Pasien batuk dan sesak
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien yang mengalami batuk dan sesak napas.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan batuk dan sesak napas adalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif". Diagnosa ini mengacu pada ketidakmampuan individu untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai beberapa luaran/output, antara lain:
a. Pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka.
b. Pasien dapat mengurangi produksi sekret.
c. Pasien dapat meningkatkan kemampuan batuk efektif.
d. Pasien dapat menunjukkan pola napas yang normal.
e. Pasien dapat melaporkan penurunan sensasi sesak napas.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah beberapa intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
a. Manajemen Jalan Napas
- Memantau status pernapasan pasien, seperti frekuensi, kedalaman, dan pola napas.
- Memposisikan pasien untuk mempermudah pernapasan, misalnya posisi semi-fowler.
- Memberikan oksigen sesuai kebutuhan pasien.
- Melakukan suction untuk membersihkan sekret dari saluran napas.
- Mengajarkan teknik batuk efektif dan latihan pernapasan kepada pasien.
b. Manajemen Mukus
- Mengevaluasi karakteristik dan kuantitas sekret pasien.
- Memberikan obat-obatan mukolitik atau ekspektoran sesuai indikasi.
- Mengatur posisi pasien untuk memudahkan drainase sekret.
- Mengajarkan teknik batuk efektif dan latihan pernapasan untuk membantu pengeluaran sekret.
c. Manajemen Nyeri
- Mengevaluasi tingkat nyeri yang dirasakan pasien terkait gejala batuk.
- Memberikan analgesik sesuai indikasi untuk mengurangi rasa nyeri.
- Mengajarkan teknik relaksasi dan manajemen nyeri non-farmakologis.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan dapat membantu pasien mencapai luaran/output yang diharapkan dan mengatasi masalah bersihan jalan napas yang tidak efektif.