Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 19498 | 11 Jul 2025
Klinis : DIagnosa gangguan perfusi miocard
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi gangguan perfusi miocard.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Perfusi Miocard (00029)
Definisi:
Ketidakcukupan suplai darah ke otot jantung, yang dapat disebabkan oleh penyempitan atau oklusi pembuluh darah koroner.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00029
Definisi: Ketidakcukupan suplai darah ke otot jantung, yang dapat disebabkan oleh penyempitan atau oklusi pembuluh darah koroner.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 10001 Perfusi Jaringan Kardiak
Definisi: Jumlah aliran darah yang adekuat ke jaringan miokardium.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 10001 Manajemen Perfusi Kardiak
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan suplai darah yang adekuat ke miokardium.
Sebagai seorang perawat, saya akan memastikan pasien dengan gangguan perfusi miocard mendapatkan perawatan yang komprehensif, termasuk pemantauan tanda vital, pemberian oksigen, manajemen nyeri, serta intervensi medis yang sesuai untuk mengatasi penyempitan atau oklusi pembuluh darah koroner. Tujuan utama perawatan adalah untuk mempertahankan perfusi miokard yang adekuat dan mencegah komplikasi yang dapat terjadi. -
Article No. 19499 | 11 Jul 2025
Klinis : nyeri dadad, sesak, nstemi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Nyeri Dada
Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial, atau digambarkan dalam istilah seperti kerusakan tersebut.
2. Sesak Napas
Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan Pola Napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan mudah dan lancar.
3. NSTEMI (Non-ST Elevation Myocardial Infarction)
Diagnosa Keperawatan: Risiko Ketidakstabilan Kardiovaskular
Definisi: Kerentanan terhadap perubahan irama jantung atau output jantung yang dapat mengancam kehidupan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Nyeri Dada
- Tingkat Nyeri Terkendali
- Perilaku Mengatasi Nyeri Efektif
- Pemantauan Jantung Adekuat
2. Sesak Napas
- Pola Napas Efektif
- Kemampuan Batuk Efektif
- Oksigenasi Adekuat
3. NSTEMI
- Stabilitas Hemodinamik Terpelihara
- Pemantauan Jantung Adekuat
- Tidak Ada Komplikasi Kardiovaskular
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Nyeri Dada
- Manajemen Nyeri
- Pemberian Analgesik
- Terapi Relaksasi
- Monitor Tanda-Tanda Vital
2. Sesak Napas
- Manajemen Jalan Napas
- Oksigenasi
- Manajemen Ventilasi
- Latihan Pernapasan
3. NSTEMI
- Pemantauan Kardiovaskular
- Manajemen Risiko Kardiovaskular
- Edukasi Pasien dan Keluarga
- Pencegahan Komplikasi Kardiovaskular
Penjelasan Rinci:
1. Nyeri Dada:
Pasien dengan nyeri dada memerlukan manajemen nyeri yang komprehensif untuk mengendalikan dan mengurangi nyeri. Ini dapat dilakukan melalui pemberian analgesik yang sesuai, terapi relaksasi, dan pemantauan tanda-tanda vital. Tujuannya adalah untuk mencapai tingkat nyeri yang terkendali, perilaku mengatasi nyeri yang efektif, dan pemantauan jantung yang adekuat.
2. Sesak Napas:
Pasien dengan sesak napas membutuhkan intervensi keperawatan yang berfokus pada manajemen jalan napas, oksigenasi, dan manajemen ventilasi. Ini dapat dilakukan melalui pemberian oksigen, latihan pernapasan, dan upaya untuk mempertahankan pola napas yang efektif, kemampuan batuk yang efektif, dan oksigenasi yang adekuat.
3. NSTEMI:
Pasien dengan NSTEMI memerlukan pemantauan kardiovaskular yang ketat, manajemen risiko kardiovaskular, dan pencegahan komplikasi kardiovaskular. Ini dapat dilakukan melalui pemantauan tanda-tanda vital, pemberian obat-obatan yang sesuai, edukasi pasien dan keluarga tentang gaya hidup yang sehat, serta upaya untuk mempertahankan stabilitas hemodinamik dan mencegah komplikasi kardiovaskular.
Secara keseluruhan, pendekatan keperawatan yang komprehensif dan terkoordinasi sangat penting untuk menangani kondisi pasien dengan nyeri dada, sesak napas, dan NSTEMI. Tujuannya adalah untuk mencapai hasil yang optimal, meminimalkan komplikasi, dan meningkatkan kualitas hidup pasien. -
Article No. 19500 | 11 Jul 2025
Klinis : pasien mengatakan telinga kanan terasa kurang mendengar, tumit kaki kiri terasa keram saaat bangun tidur, diagnosanya apa berhubungan dengan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Gangguan Sensori Persepsi: Pendengaran Terganggu
Pasien mengeluhkan telinga kanan yang terasa kurang mendengar, yang mengindikasikan adanya gangguan pada indera pendengaran. Diagnosa ini sesuai karena pasien mengalami penurunan kemampuan dalam menerima, mengorganisasi, dan menginterpretasikan stimuli auditori.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pemulihan Sensori Pendengaran
Setelah mendapatkan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat memulihkan kemampuan pendengarannya sehingga dapat mendengar dengan baik. Indikator keberhasilannya antara lain pasien dapat mendengar percakapan normal, dapat mengikuti instruksi dengan mudah, dan tidak lagi mengeluhkan gangguan pendengaran.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Kesehatan Pendengaran
Intervensi ini bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan fungsi pendengaran pasien. Tindakan yang dapat dilakukan meliputi:
- Melakukan evaluasi pendengaran secara komprehensif, termasuk riwayat dan pemeriksaan fisik telinga.
- Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat menyebabkan atau memperburuk gangguan pendengaran, seperti infeksi, trauma, atau paparan kebisingan.
- Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai cara merawat kesehatan telinga dan mencegah kerusakan lebih lanjut.
- Berkoordinasi dengan profesional kesehatan lain, seperti dokter THT, untuk mendapatkan intervensi medis yang diperlukan.
- Memantau perkembangan kemampuan pendengaran pasien dan melakukan tindakan penyesuaian intervensi jika diperlukan.
2. Manajemen Nyeri
Pasien juga mengeluhkan keram pada tumit kaki kiri saat bangun tidur, yang mengindikasikan adanya nyeri. Intervensi ini bertujuan untuk mengelola nyeri yang dialami pasien, dengan tindakan seperti:
- Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, dan faktor-faktor yang mempengaruhi.
- Memberikan intervensi non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti terapi panas/dingin, relaksasi, atau terapi massage.
- Berkoordinasi dengan tim kesehatan lain, seperti fisioterapis, untuk menentukan intervensi yang tepat.
- Memantau respon pasien terhadap intervensi dan melakukan penyesuaian jika diperlukan.
- Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai manajemen nyeri dan strategi untuk mencegah kekambuhan.
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan ini, perawat harus menerapkan pendekatan holistik, berpusat pada pasien, dan berfokus pada peningkatan kualitas hidup pasien. Komunikasi yang efektif, kolaborasi dengan tim kesehatan lain, serta keterlibatan aktif pasien dan keluarga juga menjadi kunci keberhasilan intervensi ini. -
Article No. 19501 | 11 Jul 2025
Klinis : pasien mengatakan telinga kanan terasa kurang mendengar, tumit kaki kiri terasa keram saaat bangun tidur, diagnosanya apa berhubungan dengan, pake kode sdki
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Gangguan Pendengaran Perifer (00124)
Kondisi yang ditandai dengan penurunan kemampuan untuk mendengar suara atau bunyi akibat gangguan pada struktur atau fungsi telinga bagian luar, tengah, atau dalam.
2. Nyeri Kronik (00133)
Kondisi yang ditandai dengan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang berlangsung lama.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Gangguan Pendengaran Perifer (00124)
- Peningkatan Ambang Dengar (1804)
- Adaptasi terhadap Kehilangan Pendengaran (1806)
- Pengetahuan: Manajemen Gangguan Pendengaran (1806)
2. Nyeri Kronik (00133)
- Kontrol Nyeri (1605)
- Motivasi (1209)
- Pemulihan Fisik: Kram Otot (0312)
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Gangguan Pendengaran Perifer (00124)
- Asesmen Pendengaran (6540)
- Terapi Pendengaran (6550)
- Edukasi Kesehatan: Gangguan Pendengaran (5610)
2. Nyeri Kronik (00133)
- Manajemen Nyeri (1400)
- Terapi Modalitas Nyeri (1450)
- Manajemen Aktivitas (0200)
Penjelasan:
1. Gangguan Pendengaran Perifer (00124)
- Pasien mengeluhkan telinga kanan kurang mendengar, yang mengarah pada gangguan pendengaran perifer.
- Luaran yang diharapkan adalah peningkatan ambang dengar, adaptasi terhadap kehilangan pendengaran, dan peningkatan pengetahuan pasien tentang manajemen gangguan pendengaran.
- Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi asesmen pendengaran, terapi pendengaran, dan edukasi kesehatan terkait gangguan pendengaran.
2. Nyeri Kronik (00133)
- Pasien mengeluhkan keram pada tumit kaki kiri saat bangun tidur, yang mengarah pada nyeri kronik.
- Luaran yang diharapkan adalah kontrol nyeri yang membaik, peningkatan motivasi, dan pemulihan fisik terkait kram otot.
- Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen nyeri, terapi modalitas nyeri, dan manajemen aktivitas.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mempertimbangkan kondisi pasien secara holistik, melakukan asesmen yang komprehensif, dan menyusun rencana asuhan keperawatan yang sesuai dengan masalah kesehatan yang dihadapi pasien. Selain itu, perawat juga harus melibatkan pasien dalam proses pengambilan keputusan dan memastikan bahwa luaran yang diharapkan dapat tercapai melalui intervensi keperawatan yang tepat. -
Article No. 19502 | 11 Jul 2025
Klinis : pasien mengatakan telinga kanan terasa kurang mendengar, tumit kaki kiri terasa keram saaat bangun tidur, diagnosanya apa berhubungan dengan, pake kode sdki
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI yang sesuai dengan kondisi yang Anda sampaikan, dengan nada akademis dan persona pakar.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pendengaran (kode SDKI: 00124)
Definisi: Keterbatasan dalam menerima atau menginterpretasikan suara.
2. Ketidakefektifan Mobilitas (kode SDKI: 00085)
Definisi: Keterbatasan dalam gerakan fisik yang disengaja dari satu tempat ke tempat lain.
Penjelasan SDKI-SLKI-SIKI:
1. Gangguan Pendengaran (kode SDKI: 00124)
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Keterbatasan dalam menerima atau menginterpretasikan suara.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pemulihan Pendengaran (kode SLKI: 1806)
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen Pendengaran (kode SIKI: 5190)
2. Ketidakefektifan Mobilitas (kode SDKI: 00085)
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Keterbatasan dalam gerakan fisik yang disengaja dari satu tempat ke tempat lain.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Mobilitas (kode SLKI: 0208)
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen Mobilitas (kode SIKI: 0200)
Berdasarkan informasi yang Anda berikan, pasien mengeluhkan telinga kanan terasa kurang mendengar dan tumit kaki kiri terasa keram saat bangun tidur. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Gangguan Pendengaran (kode SDKI: 00124) dan Ketidakefektifan Mobilitas (kode SDKI: 00085). Perawat perlu melakukan intervensi yang sesuai dengan standar SIKI untuk mengatasi masalah tersebut. -
Article No. 19503 | 11 Jul 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan pilek
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan untuk pasien dengan keluhan pilek berdasarkan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Diagnosa Keperawatan:
Kode: 00013
Judul: Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 1810
Judul: Pemeliharaan Jalan Napas
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka dan efektif.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 3440
Judul: Manajemen Jalan Napas
Definisi: Tindakan untuk memfasilitasi pembebasan jalan napas, mempertahankan pertukaran gas, dan mencegah komplikasi pernapasan.
Penjelasan singkat:
Pasien dengan keluhan pilek mengalami Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas, yang ditandai dengan adanya sekret atau obstruksi di saluran napas sehingga mempengaruhi kemampuan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka dan efektif. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Jalan Napas, yaitu tindakan untuk memfasilitasi pembebasan jalan napas, mempertahankan pertukaran gas, dan mencegah komplikasi pernapasan. -
Article No. 19504 | 11 Jul 2025
Klinis : Pasien muntah darah dirawat dokter penyakit dalam
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dalam kasus pasien yang mengalami muntah darah yang dirawat oleh dokter spesialis penyakit dalam, ditemukan kode ICD-10 dan ICD-9-CM sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: K92.0
- Deskripsi: Hematemesis (muntah darah)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 44.43
- Deskripsi: Endoskopi saluran cerna bagian atas, termasuk esofagus, lambung, dan duodenum.
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 K92.0 merujuk pada kondisi hematemesis atau muntah darah, yang merupakan salah satu gejala umum dari gangguan saluran cerna.
2. Dalam kasus ini, pasien dengan muntah darah kemungkinan akan menjalani prosedur endoskopi saluran cerna bagian atas (kode ICD-9-CM 44.43) untuk membantu dalam diagnosis dan penatalaksanaan kondisi tersebut. Prosedur ini dilakukan oleh dokter spesialis penyakit dalam untuk memeriksa secara langsung kondisi esofagus, lambung, dan duodenum.
Dengan menggunakan kode ICD-10 dan ICD-9-CM, informasi mengenai diagnosis dan tindakan medis yang dilakukan dapat tercatat dengan baik dalam rekam medis pasien. Hal ini membantu dalam proses dokumentasi, klaim asuransi, dan analisis data epidemiologi. -
Article No. 19505 | 11 Jul 2025
Klinis : GE DRS + Command Cold
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi yang Anda sebutkan, yaitu GE DRS + Command Cold.
1. Kode ICD-10:
- Kode: G80.8
- Deskripsi: Paralisis serebral, lainnya
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.39
- Deskripsi: Prosedur terapi lainnya, termasuk stimulasi saraf.
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 G80.8 (Paralisis serebral, lainnya) dipilih karena kondisi "GE DRS" (Spastic Quadriplegia Cerebral Palsy) merupakan salah satu jenis paralisis serebral yang tidak dapat diklasifikasikan ke dalam kategori lainnya.
2. Kode ICD-9-CM 93.39 (Prosedur terapi lainnya, termasuk stimulasi saraf) mungkin sesuai untuk prosedur "Command Cold" yang dapat melibatkan stimulasi saraf atau terapi lainnya untuk mengatasi kondisi tersebut.
Sebagai seorang dokter atau perekam medis, saya memahami pentingnya pengkodean yang tepat untuk memastikan dokumentasi yang akurat dan pengiriman klaim yang sesuai. Kode-kode yang saya berikan di atas merupakan pilihan yang paling relevan berdasarkan informasi yang diberikan, namun perlu disesuaikan lebih lanjut setelah melakukan evaluasi klinis yang lebih lengkap. -
Article No. 19506 | 11 Jul 2025
Klinis : GE DRS + Command Cold
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi GE DRS + Command Cold.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Mobilitas Fisik (00085)
Definisi: Keterbatasan dalam gerakan fisik yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, ketahanan, atau fleksibilitas otot.
2. Intoleransi Aktivitas (00092)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin karena keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Gangguan Mobilitas Fisik (00085)
- Kode: 00085
- Definisi: Keterbatasan dalam gerakan fisik yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, ketahanan, atau fleksibilitas otot.
2. Intoleransi Aktivitas (00092)
- Kode: 00092
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin karena keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Mobilitas (1800)
- Kode: 1800
- Definisi: Kemampuan untuk bergerak secara bebas dan terkoordinasi.
2. Toleransi Aktivitas (0005)
- Kode: 0005
- Definisi: Kemampuan untuk mentoleransi dan menyelesaikan aktivitas rutin.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Aktivitas (4310)
- Kode: 4310
- Definisi: Pengaturan, pengorganisasian, dan fasilitasi aktivitas fisik dan mental pasien.
2. Manajemen Energi (4320)
- Kode: 4320
- Definisi: Pemberian bantuan untuk mengatur sumber dan penggunaan energi secara efektif.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan dan standar keperawatan yang relevan dengan kondisi GE DRS + Command Cold. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 19507 | 11 Jul 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis awal untuk pasien ini adalah tuberkulosis paru. Berikut adalah kode ICD-10 dan kode ICD-9-CM procedure yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan lesi di paru.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 33.26
- Deskripsi: Bronkoskopi diagnostik, termasuk pengambilan biopsi.
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 A15.0 digunakan untuk menggambarkan tuberkulosis paru dengan lesi di paru. Pasien ini memenuhi kriteria ini, dengan keluhan batuk berdahak, demam, sesak napas, dan hasil pemeriksaan menunjukkan adanya lesi di paru.
2. Kode ICD-9-CM 33.26 adalah untuk prosedur bronkoskopi diagnostik, yang mungkin akan dilakukan untuk mengkonfirmasi diagnosis tuberkulosis paru melalui pengambilan sampel biopsi.
Dalam praktik klinis, diagnosis tuberkulosis paru biasanya memerlukan pemeriksaan lanjutan seperti pemeriksaan dahak untuk bakteri tahan asam (BTA) atau tes sensitivitas obat, serta pemeriksaan pencitraan lanjutan seperti CT-scan untuk memastikan diagnosis dan rencana penanganan yang tepat.