Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 14082 | 14 Mar 2025
Klinis : 1. Keluhan Utama Pasien merasakan nyeri di area operasi dengan skala 5-6. Nyeri ini terasa terutama saat sedang makan atau mengganti balutan , dan digambarkan seperti diiris-iris, tetapi tidak menyebar. 2. Deskripsi Alasan masuk RS/ Riwayat Kesehatan Sekarang: Pasien masuk rumah sakit untuk menjalani operasi tiroidektomi yang telah direncanakan sejak satu bulan lalu.Sebelum operasi , pasien telah menjalani serangkaian pemeriksaan untuk memastikan diagnosis yang tepat dan kesiapan untuk prosedur tersebut. 3. Deskripsi Riwayat Kesehatan Lalu Pasien memiliki riwayat pembesaran di leher selama 3 tahun terakhir. Awalnya, benjolan tersebut kecil, namun secara bertahap membesar. Benjolan ini tidak menimbulkan rasa sakit, tetapi mengganggu saat makan dan menyebabkan pasien merasa malu. Setelah berkonsultasi ke rumah sakit, pasien disarankan untuk menjalani operasi. Meskipun awalnya merasa takut, pasien akhirnya setuju untuk dioperasi setelah mempertimbangkan berbagai aspek 4. Deskripsi Riwayat Kesehatan Keluarga Pasien mengatakan bahwa dikeluarga nya tidak memiliki penyakit keturunan seperti diabetes melitus dan juga jantung ataupun kanker , daj juga tidak ada kelurga pasien yang mengalami benjolan di leher. DESKRIPSI HASIL PEMERIKSAAN FISIK (REVIEW OF SYSTEM) Wajah pasien tidak pucat , kongjungtiva tidak anemis , mukosa mulut agak kering , tidak ada peningkatan jvp . Dada simetris , tidak ada retraksi dada. Tidak ada distensi abdomen . Bising usus 20-22 x/menit. Akral dingin. CRT 2detik. Terdapat luka di area operasi , Panjang 8 cm ,tidak ada edema tapi luka , tidak ada kemerahan dan discharge PEMERIKSAAN HASIL LABORATORIUM Tanggal Nama Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Interpretasi Hasil Lab 9/03/25 HEMATOLOGI Hematologi Rutin a. Hb b. Ht c. Leukosit d. Trombosit 14,3g/dL 46,4 % 10.900 375.000/uL 13.0 – 17.0 40.0 -52,0 4.400-11.300 150.000 -450.000 Normal Normal Normal Normal 9/3/25 Gula darah sewaktu TSH Ft4 T3 356 mg /dL 0,17 u IU/ml 3,4 ng / dl 27 ng/ mL < 200 mg /dL 0,27 -4,20 u IU /ml 0,93 – 1,7 ng /dl 0,8- 2,0 ng/ mL Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat INTERPRETASI PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 1. Pemeriksaan CTA (computerized tomography angiography) Menunjukkan tumor badan karotis (3,8 cm × 2,5 cm × 3,3 cm) yang diklasifikasikan sebagai Shamblin II dan kelenjar tiroid multinodular intrathoraks dengan ekstensi lobus kanan 11,9 cm × 9,7 cm dan lobus kiri 25,2 cm × 21,3 cm dengan pertumbuhan retrosternal kaudal dan bukti deviasi trakea sedikit. TERAPI DI RUMAH SAKIT Nama Obat, dan dosis dan rute Fungsi Obat Infus RL 500 ml/8jam cairan infus yang digunakan dokter untuk mengatasi dehidrasi dan mengembalikan keseimbangan cairan dalam tubuh. Omeprazole 2x40 mg/IV mengobati mual dan muntah Ceftriaxon 2x1 gr/IV mengatasi nyeri sedang hingga berat Keterolac 3x30 mg/IV mengatasi nyeri sedang hingga berat Ganti balutan Mencegah infeksi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan SDKI, luaran SLKI, dan intervensi keperawatan SIKI yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah kerusakan semacam itu.
Karakteristik Mayor: Klien melaporkan nyeri, tampak meringis, gelisah, dan waspada.
Faktor yang Berhubungan: Agen pencedera secara fisik (prosedur pembedahan).
2. Gangguan Integritas Kulit
Definisi: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
Karakteristik Mayor: Luka operasi dengan karakteristik seperti yang dijelaskan dalam kasus.
Faktor yang Berhubungan: Tindakan pembedahan.
Luaran SLKI (Setelah Asuhan Keperawatan):
1. Kontrol Nyeri
Definisi: Kemampuan untuk mengontrol atau mengurangi sensasi nyeri yang dialami.
Kriteria Hasil:
a. Klien melaporkan nyeri berkurang.
b. Klien dapat menggunakan teknik pengurangan nyeri secara efektif.
c. Klien menunjukkan tanda-tanda penurunan nyeri (relaksasi otot, wajah tenang).
2. Penyembuhan Luka: Fase Inflamasi
Definisi: Kemajuan penyembuhan luka pada tahap inflamasi.
Kriteria Hasil:
a. Luka tetap bersih tanpa tanda-tanda infeksi.
b. Tidak ada tanda-tanda peradangan pada luka.
c. Terdapat granulasi jaringan pada dasar luka.
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Manajemen Nyeri
a. Kaji nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor pencetus.
b. Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk memberikan analgesik sesuai kebutuhan.
c. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan terapi dingin.
d. Lakukan intervensi untuk mengurangi faktor yang dapat memperberat nyeri, seperti aktivitas dan posisi.
e. Evaluasi efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri.
2. Perawatan Luka
a. Bersihkan luka secara aseptik dan ganti balutan sesuai jadwal.
b. Pantau tanda-tanda infeksi dan peradangan pada luka.
c. Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk menentukan perawatan luka yang tepat.
d. Ajarkan klien dan keluarga tentang perawatan luka yang benar.
e. Evaluasi perkembangan penyembuhan luka.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan klien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu kontrol nyeri yang baik dan penyembuhan luka fase inflamasi yang optimal. -
Article No. 14083 | 14 Mar 2025
Klinis : Seorang pasien mengeluh nyeri ulu hati dan nyeri perut bagian bawah, mual dan nafsu makan berkurang
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan mempertimbangkan gejala yang disampaikan, yaitu nyeri ulu hati, nyeri perut bagian bawah, mual, dan nafsu makan berkurang, maka dapat diberikan kode ICD-10 dan ICD-9-CM procedure sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: K29.70
- Deskripsi: Gastritis, tidak spesifik
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika diperlukan):
- Kode: 45.16
- Deskripsi: Endoskopi saluran cerna atas
Penjelasan:
- Kode ICD-10 K29.70 (Gastritis, tidak spesifik) sesuai dengan gejala yang dikeluhkan oleh pasien, yaitu nyeri ulu hati dan perut bagian bawah, serta mual dan nafsu makan berkurang. Hal ini dapat mengindikasikan adanya peradangan pada lambung (gastritis).
- Jika diperlukan, kode ICD-9-CM 45.16 (Endoskopi saluran cerna atas) dapat digunakan untuk prosedur pemeriksaan endoskopi saluran cerna atas, yang dapat membantu dalam menegakkan diagnosis dan menentukan rencana perawatan yang sesuai.
Penegakan diagnosis dan pemilihan tindakan yang tepat akan sangat membantu dalam pengelolaan kondisi pasien ini secara komprehensif. -
Article No. 14084 | 14 Mar 2025
Klinis : Seorang pasien mengeluh nyeri ulu hati dan nyeri perut bagian bawah, mual dan nafsu makan berkurang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan keluhan pasien yang Anda sampaikan, yaitu nyeri ulu hati, nyeri perut bagian bawah, mual, dan nafsu makan berkurang, maka diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan semacam itu.
- Penyebab: Cedera, penyakit, atau prosedur.
- Gejala khas: Keluhan nyeri, ekspresi wajah mengernyit, posisi tubuh protektif, dan perilaku perlindungan.
2. Gangguan Nutrisi: Intake Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Penyebab: Anoreksia, mual, dan rasa kenyang dini.
- Gejala khas: Penurunan berat badan, riwayat asupan makanan kurang, perubahan lababoratorium (misalnya, kadar albumin rendah).
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar diagnosis keperawatan yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
- Memuat definisi, penyebab, dan gejala khas dari setiap diagnosis keperawatan.
- Digunakan sebagai acuan bagi perawat dalam menentukan diagnosa keperawatan yang tepat.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar luaran/hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Memuat kriteria hasil yang dapat diobservasi dan diukur untuk setiap diagnosis keperawatan.
- Digunakan sebagai acuan bagi perawat dalam menetapkan tujuan dan evaluasi keperawatan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar intervensi/tindakan keperawatan yang disusun berdasarkan diagnosis keperawatan.
- Memuat rencana tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Digunakan sebagai acuan bagi perawat dalam merencanakan dan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Silakan tanyakan jika ada hal yang perlu dijelaskan lebih lanjut. -
Article No. 14085 | 14 Mar 2025
Klinis : Ny. B, seorang perempuan berusia 25 tahun, lahir di Singkawang, Kalimantan Barat pada 13 Juni 1999. Ia berasal dari suku Jawa-Melayu, beragama Islam, belum menikah, dan memiliki pendidikan terakhir SMK. Saat ini, ia tinggal di Johar Baru, Jakarta Pusat. Ny. B datang sendiri ke Poli Jiwa untuk pertama kali. Pasien memiliki riwayat sebagai korban trafficking pada 1 tahun lalu dan mengalami berbagai kekerasan fisik serta pelecehan dari peristiwa tersebut. Sejak kejadian tersebut, pasien sering mengonsumsi obat tidur untuk membantunya dapat tidur nyenyak dan melupakan sejenak peristiwa buruknya. Pasien mengeluhkan perasaan cemas, takut, dan sering mengalami mimpi buruk terkait kejadian yang dialaminya selama menjadi korban trafficking. Selain itu, pasien menunjukkan tanda-tanda depresi, seperti kehilangan minat, menarik diri dari lingkungan sosial, dan gangguan tidur. Satu minggu sebelum datang ke poli jiwa, pasien merasakan rasa cemas yang tinggi dan paranoid akan orang luar yang lewat ketika ia sedang berada di luar rumah. Ketika rasa cemasnya datang, pasien akan merasakan panik berlebih, berkeringat, dan dada berdebar. Pasien juga menjadi sering berbicara sendiri dan menangis tiba-tiba. Penurunan kondisi fisik yang dialami oleh pasien, seperti tidak nafsu makan yang membuat penurunan berat badan, merasa sulit tidur, pusing dan kepala sakit, hingga kelemahan. Pasien memiliki keluarga dan dukungan satu-satunya yaitu adik laki-lakinya yang saat ini berada di bangku SMP. Pasien menjadi pencari nafkah sekaligus kepala keluarga. Pada awalnya, pasien dikenal oleh orang-orang sekitar dan adiknya sebagai seseorang yang selalu bekerja keras dan tidak melewatkan peluang apapun untuk mendapatkan uang supaya dapat menjalani hidup dengan adiknya. Pasien memiliki kepemilikan asuransi kesehatan dan dapat mengakses terhadap perawatan jiwa. Pasien mengatakan ingin bangkit lagi dari keadaan yang dialaminya supaya dapat bekerja dan beraktivitas seperti sebelumnya agar dapat hidup dengan tenang bersama adiknya. Pasien juga memiliki keyakinan terhadap tenaga kesehatan dalam membantu merawat kondisinya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Trauma akut berhubungan dengan riwayat menjadi korban trafficking dan pengalaman kekerasan fisik serta pelecehan.
2. Ansietas berhubungan dengan pengalaman traumatis dan gangguan tidur.
3. Depresi berhubungan dengan kehilangan minat, menarik diri dari lingkungan sosial, dan gangguan tidur.
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan konsumsi obat tidur untuk mengatasi masalah.
5. Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan nafsu makan.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Trauma akut: Pengalaman individu yang melibatkan ancaman atau cidera nyata terhadap integritas fisik atau mental yang dapat menyebabkan rasa takut, ketidakberdayaan, atau kengerian.
2. Ansietas: Respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui.
3. Depresi: Perasaan sedih, putus asa, dan kehilangan minat atau kegembiraan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
4. Gangguan pola tidur: Ketidakmampuan untuk mencapai atau mempertahankan pola tidur yang memuaskan.
5. Gangguan nutrisi: Asupan makanan yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen trauma
2. Kontrol kecemasan
3. Manajemen depresi
4. Kualitas tidur yang baik
5. Status nutrisi yang baik
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Terapi trauma, terapi kognitif perilaku, edukasi tentang trauma
2. Terapi relaksasi, terapi kognitif perilaku, manajemen stres
3. Terapi perilaku, terapi aktivitas, terapi kelompok, edukasi tentang depresi
4. Manajemen lingkungan, terapi relaksasi, edukasi tentang pola tidur
5. Konseling gizi, edukasi tentang nutrisi, pemantauan asupan makanan -
Article No. 14086 | 14 Mar 2025
Klinis : Nyeri ulu hati dan nyeri perut bawah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit pada saluran pencernaan, berdasarkan keluhan nyeri ulu hati dan nyeri perut bawah.
Penjelasan Singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Penyebab: Dapat disebabkan oleh berbagai kondisi medis, seperti infeksi, inflamasi, atau gangguan pada saluran pencernaan.
- Karakteristik: Pasien mengeluhkan nyeri ulu hati atau nyeri perut bawah, dengan skala nyeri yang bervariasi.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri, dapat mengenali faktor yang mempengaruhi nyeri, dan dapat menerapkan manajemen nyeri secara efektif.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan: Pengkajian nyeri, pemberian analgesik, terapi non-farmakologis (misalnya relaksasi, kompres hangat/dingin), edukasi tentang manajemen nyeri, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan medis.
Sebagai seorang pakar keperawatan, saya menyarankan agar pasien segera melakukan pemeriksaan medis lebih lanjut untuk mengetahui penyebab dari keluhan nyeri ulu hati dan nyeri perut bawah. Penanganan yang tepat dan segera dapat membantu mengurangi rasa sakit serta mencegah komplikasi yang mungkin terjadi. -
Article No. 14087 | 14 Mar 2025
Klinis : Faktor Predisposisi Biologis Pasien sering mengonsumsi obat tidur sejak menjadi korban trafficking. Pasien memiliki riwayat sebagai korban kekerasan fisik dan pelecehan pada saat menjadi korban trafficking. Psikologis Pasien memiliki riwayat sebagai korban trafficking pada 1 tahun lalu. Adanya gejala PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder), seperti mimpi buruk dan kecemasan tinggi. Sebelumnya, pasien dikenal sebagai pribadi yang pekerja keras dan tidak melewatkan peluang. Sosial Budaya Wanita, usia 25 tahun, pendidikan terakhir SMK, suku Jawa-Melayu, agama Islam, belum menikah. Pasien sebagai pencari nafkah dan kepala keluarga dengan adik laki-laki sebagai keluarga satu-satunya. 3.1.2. Faktor Presipitasi Biologis Kelelahan fisik akibat kurang tidur dan kurang asupan gizi. Efek samping penggunaan obat tidur yang mungkin memengaruhi kondisi mental. Psikologis Pemicu trauma yang muncul kembali dalam bentuk mimpi buruk. Merasakan rasa cemas yang tinggi dan paranoid ketika di luar rumah. Kehilangan rasa aman dan kontrol diri yang menyebabkan perilaku berbicara sendiri dan menangis tiba-tiba. Sosial Budaya Menjadi curiga berlebih dengan orang yang ditemui di luar. Isolasi sosial dengan menarik diri dari lingkungan sosial. Kurangnya dukungan emosional dari orang lain selain adiknya. 3.1.3. Penilaian Stressor Kognitif Merasa paranoid akan orang luar dan merasa selalu dalam bahaya. Mengalami pikiran negatif berulang tentang kejadian traumatis. Sulit berkonsentrasi. Afektif Timbul perasaan cemas dan takut sehingga memicu serangan panik. Depresi yang ditandai dengan kehilangan minat dan sering menangis tiba-tiba. Fisiologis Tidak nafsu makan sehingga penurunan berat badan. Sulit tidur. Pusing dan sakit kepala. Kelemahan fisik. Berkeringat dan dada berdebar ketika cemas muncul. Perilaku Sering berbicara sendiri. Menangis tiba-tiba. Menggunakan obat tidur terus-menerus. Sosial Kehilangan minat dengan menarik diri dari lingkungan sosial. Bergantung hanya pada adik sebagai satu-satunya dukungan sosial. Kesulitan dalam mencari pekerjaan dan mencari nafkah akibat kondisi mental yang tidak stabil. 3.1.4. Sumber Koping Personal Ability Dapat mencari pertolongan secara mandiri dengan datang ke poli jiwa sebagai upaya untuk menyembuhkan dirinya. Memiliki kesadaran akan kondisi mentalnya dan bersedia mencari bantuan medis dan perawatan. Memiliki kemampuan bertahan hidup yang tinggi setelah menghadapi situasi sulit sebelumnya. Pernah dikenal sebagai pekerja keras dan tidak melewatkan peluang. Social Support Memiliki dukungan dari adik laki-lakinya sebagai keluarga satu-satunya. Tenaga kesehatan yang dapat memahami kondisi pasien dan memberikan perawatan profesional. Material Asset Kepemilikan terhadap asuransi kesehatan yang dapat menunjang perawatan medisnya. Memiliki akses terhadap perawatan jiwa yang memungkinkan pasien mendapatkan intervensi perawatan yang sesuai. Positive Belief Keyakinan terhadap tenaga kesehatan dalam membantu merawat kondisinya. Keinginan untuk kembali bangkit supaya dapat bekerja dan beraktivitas seperti semula sehingga bisa hidup tenang bersama adiknya. 3.1.5. Mekanisme Koping Konstruktif Pasien mencari pertolongan ke poli jiwa sebagai pihak yang dapat membantunya secara tepat. Destruktif Pasien mengonsumsi obat tidur tanpa dosis yang ditentukan oleh dokter untuk dapat melupakan peristiwa buruknya yang dapat berpotensi overdosis atau memperburuk kondisi mental dan fisiknya. Isolasi sosial dengan menarik diri dari lingkungan sekitar karena merasa paranoid dan curiga kepada orang luar sehingga dapat memperburuk kondisi pasien.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pola Tidur
2. Trauma Akibat Kekerasan
3. Cemas
4. Défisit Perawatan Diri
Penjelasan Singkat:
1. Gangguan Pola Tidur
- SDKI: Gangguan Pola Tidur
- SLKI: Tidur
- SIKI: Manajemen Gangguan Tidur
Pasien memiliki riwayat konsumsi obat tidur yang tidak sesuai dosis akibat menjadi korban trafficking, sehingga terjadi gangguan pola tidur.
2. Trauma Akibat Kekerasan
- SDKI: Trauma Akibat Kekerasan
- SLKI: Koping Trauma
- SIKI: Terapi Trauma
Pasien memiliki riwayat sebagai korban kekerasan fisik dan pelecehan saat menjadi korban trafficking, sehingga mengalami gejala PTSD.
3. Cemas
- SDKI: Cemas
- SLKI: Manajemen Emosi
- SIKI: Manajemen Kecemasan
Pasien mengalami gejala kecemasan tinggi, merasa paranoid, dan kehilangan rasa aman akibat pengalaman traumatis.
4. Défisit Perawatan Diri
- SDKI: Défisit Perawatan Diri
- SLKI: Perawatan Diri
- SIKI: Manajemen Perawatan Diri
Pasien mengalami kelelahan fisik, penurunan berat badan, dan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya akibat kondisi mental yang tidak stabil.
Secara garis besar, pasien mengalami berbagai masalah kesehatan mental dan fisik sebagai dampak dari pengalaman traumatis saat menjadi korban trafficking. Intervensi keperawatan yang komprehensif diperlukan untuk membantu pasien dalam pemulihan dan peningkatan kualitas hidup. -
Article No. 14088 | 14 Mar 2025
Klinis : Nausea
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Nausea
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nausea didefinisikan sebagai pengalaman subyektif yang tidak menyenangkan berupa sensasi ingin muntah. Nausea dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti obat-obatan, proses penyakit, atau rangsangan yang tidak menyenangkan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan nausea adalah pasien dapat mengenali penyebab nausea, dapat mengatasi nausea, dan dapat mempertahankan intake nutrisi yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan untuk mengatasi nausea dapat meliputi pemberian obat antiemetik, manajemen nutrisi, distraksi, dan teknik relaksasi. Perawat juga perlu melakukan pengkajian yang komprehensif untuk mengidentifikasi penyebab nausea dan memantau respons pasien terhadap intervensi yang diberikan.
Sebagai seorang pakar perawat, saya menekankan pentingnya pendekatan holistik dalam menangani nausea. Selain pemberian terapi farmakologis, intervensi keperawatan yang berfokus pada aspek fisik, psikologis, dan lingkungan pasien juga sangat penting untuk membantu pasien mengatasi nausea secara efektif. -
Article No. 14089 | 14 Mar 2025
Klinis : Nausea mual maaf berhubungan dengan apa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Bapak/Ibu. Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi Nausea atau mual.
Diagnosa Keperawatan:
Nausea berhubungan dengan efek samping pengobatan.
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nausea didefinisikan sebagai perasaan tidak nyaman di dalam perut yang dapat menimbulkan keinginan untuk muntah. Diagnosa ini biasanya terkait dengan efek samping pengobatan, seperti kemoterapi, radiasi, atau obat-obatan tertentu.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat mengenali dan mengelola rasa mualnya, serta mempertahankan intake cairan dan nutrisi yang adekuat.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemberian antiemetik, terapi relaksasi, manajemen lingkungan, dan edukasi tentang manajemen mual. Tujuannya adalah untuk mengurangi intensitas dan frekuensi mual, serta mempertahankan status nutrisi dan hidrasi pasien.
Sebagai perawat, kami akan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk mengelola kondisi mual ini secara komprehensif dan memberikan perawatan yang terbaik bagi pasien. Jangan ragu untuk menanyakan lebih lanjut jika Bapak/Ibu membutuhkan informasi tambahan.
Wassalamualaikum. -
Article No. 14090 | 14 Mar 2025
Klinis : Nausea mual maaf berhubungan dengan apa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya Perawat Profesional dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi Nausea atau mual yang Anda alami.
Diagnosa Keperawatan:
Mual (Nausea) berhubungan dengan ____________________ (dapat diisi dengan beberapa kemungkinan penyebab mual seperti efek samping obat, infeksi, kehamilan, dll.)
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Mual didefinisikan sebagai sensasi tidak nyaman di bagian atas abdomen yang dapat menyebabkan dorongan untuk muntah.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan mual adalah pasien dapat mengenali faktor penyebab mual, mampu mengelola mual, dan tidak mengalami komplikasi akibat mual.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Identifikasi penyebab mual
2. Pemberian anti-emetik (obat anti-mual) sesuai indikasi
3. Pengaturan diet dan pola makan
4. Teknik relaksasi dan distraksi
5. Edukasi dan konseling terkait manajemen mual
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi saya. Wassalamualaikum. -
Article No. 14091 | 14 Mar 2025
Klinis : Nausea mual maaf berhubungan dengan apa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, saya akan menyampaikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi Mual (Nausea) yang Anda tanyakan.
Diagnosa Keperawatan:
Mual (Nausea) berhubungan dengan [Penyebab Mual]
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Mual (Nausea) didefinisikan sebagai sensasi tidak nyaman di perut yang dapat menyebabkan keinginan untuk muntah. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk faktor fisiologis, psikologis, atau lingkungan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Mual (Nausea) adalah pasien dapat melaporkan penurunan sensasi mual, tidak ada episode muntah, dan dapat mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani Mual (Nausea) antara lain:
1. Identifikasi penyebab mual
2. Pengaturan diet dan cairan
3. Teknik relaksasi dan distraksi
4. Pemberian antiemetik (obat anti-mual) sesuai resep dokter
5. Edukasi dan dukungan psikologis bagi pasien
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk mengidentifikasi penyebab mual dan menerapkan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengatasi kondisi Mual (Nausea) pada pasien. Tujuannya adalah untuk membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan dan meningkatkan kualitas hidup.