Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 16097 | 24 Apr 2025
Klinis : Perawat baru saja selesai melatih pasien cara mengontrol emosi dengan cara bicara yang baik. Pada pertemuan sebelumnya, perawat melatih cara mengontrol emosi dengan cara tarik nafas dalam. Pada fase terminasi, ketika melakukan evaluasi subyektif yang ditanyakan perawat pada pasien adalah ? Select one: a. "Coba ulangi kembali bagaimana cara cara mengontrol emosi dengan cara bicara yang baik!" b. "Kapan kita bisa bertemu kembali untuk berdiskusi tentang cara lain untuk mengontrol emosi?" c. "Bagaimana perasaannya setelah berlatih mengontrol emosi dengan cara bicara yang baik?" d. "Coba ulangi kembali bagaimana cara mengontrol emosi dengan cara tarik nafas dalam!" e. "Bagaimana perasaannya setelah berlatih mengontrol emosi dengan cara tarik nafas dalam?"
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
Diagnosis Keperawatan: Koping Tidak Efektif
Penjelasan:
Koping Tidak Efektif adalah diagnosis keperawatan yang menggambarkan ketidakmampuan individu untuk mengendalikan atau mengatur stres atau masalah yang dihadapi secara konstruktif. Dalam kasus ini, pasien telah diajarkan dua teknik untuk mengontrol emosi, yaitu dengan teknik bicara yang baik dan teknik tarik napas dalam. Evaluasi dilakukan pada fase terminasi untuk melihat efektivitas intervensi yang telah diberikan.
Pertanyaan yang sesuai untuk fase evaluasi subjektif adalah:
"Bagaimana perasaannya setelah berlatih mengontrol emosi dengan cara tarik nafas dalam?"
Alasan:
Pertanyaan ini memfokuskan pada evaluasi subjektif terhadap teknik yang baru saja diajarkan, yaitu teknik tarik napas dalam. Hal ini sesuai dengan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang distandarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Persona: Pakar, Nurse
Tone: Akademis -
Article No. 16098 | 24 Apr 2025
Klinis : Seorang perempuan, usia 51 tahun merupakan pasien baru yang berkunjung ke Puskesmas. Saat ini Perawat akan melakukan pengkajian untuk masalah perawatan diri klien. Menurut keluarga, klie tidak merawat diri sejak dua minggu lalu. Penampilan klien tampak lusuh dan kotor. Hal-hal yang akan dikaji oleh perawat terkait masalah keperawatan yang ditemukan yaitu ? Select one: a. Identifikasi masalah kebersihan badan dan cara BAB/BAK b. Identifikasi masalah kebersihan kulit, rambut, gigi dan kuku; cara makan/minum; cara BAB/BAK dan cara berdandan/berhias c. Identifikasi masalah kebersihan badan; cara makan/minum; cara BAB/BAK dan cara berdandan/berhias. d. Identifikasi masalah kebersihan kulit, rambut, gigi dan kuku e. Identifikasi masalah kebersihan kulit, rambut, dan kuku; cara makan/minum; cara BAB/BAK dan cara berdandan/berhias
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Jawaban yang tepat adalah:
e. Identifikasi masalah kebersihan kulit, rambut, dan kuku; cara makan/minum; cara BAB/BAK dan cara berdandan/berhias, dengan tone = akademis, persona = pakar, nurse
Penjelasan:
Berdasarkan kasus yang diberikan, seorang perempuan usia 51 tahun sebagai pasien baru di Puskesmas dengan masalah perawatan diri. Menurut keluarga, klien tidak merawat diri sejak dua minggu lalu dan tampak lusuh serta kotor. Perawat perlu melakukan pengkajian yang mencakup beberapa aspek terkait masalah perawatan diri klien, yaitu:
1. Kebersihan kulit, rambut, dan kuku
2. Cara makan/minum
3. Cara BAB/BAK
4. Cara berdandan/berhias
Diagnosa Keperawatan yang dapat ditegakkan berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah:
- Defisit Perawatan Diri
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia - Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
SDKI: Defisit Perawatan Diri
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri.
- Penyebab: Gangguan fisik, kognitif, motivasi, dan/atau lingkungan.
- Gejala dan Tanda: Penampilan tidak terawat, badan kotor, rambut kusut, kuku panjang dan kotor, pakaian tidak bersih.
SLKI: Peningkatan Perawatan Diri
- Definisi: Kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
- Hasil yang diharapkan: Klien dapat melakukan perawatan diri secara mandiri.
SIKI: Perawatan Diri
- Definisi: Membantu klien untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri.
- Intervensi: Identifikasi kemampuan perawatan diri, bantu klien melakukan perawatan diri, ajarkan teknik perawatan diri, motivasi klien untuk mandiri dalam perawatan diri. -
Article No. 16099 | 24 Apr 2025
Klinis : Seorang perempuan, 32 tahun, sejak 1 minggu yang lalu marah-marah dan membanting barang. Saat pengkajian dilakukan pada Nn. Tuti, kadang-kadang terlihat ia berbicara sendiri dengan nada suara tinggi dan mata melotot. Hasil evaluasi validasi pada pertemuan keempat ini marah berkurang, sudah mampu tarik nafas dalam, pukul kasur bantal, mengungkapkan marah dengan baik, meminta dengan baik, menolak dengan baik dan minum obat teratur. Tindakan keperawatan yang perlu dilakukan pada pertemuan keempat dengan pasien adalah ? Select one: a. Memberikan aktivitas fisik b. Mengurangi stimulus c. Memberi kesempatan pasien mengungkapkan perasaan marahnya d. Melatih cara spiritual e. Libatkan dalam rehabilitasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai untuk pasien ini adalah:
Diagnosa Keperawatan: Risiko Perilaku Kekerasan
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Risiko Perilaku Kekerasan didefinisikan sebagai kondisi di mana individu berisiko untuk melakukan tindakan yang dapat menyebabkan kerusakan fisik pada diri sendiri atau orang lain.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan dari penanganan kondisi ini adalah pasien dapat mengontrol perilaku kekerasan, dapat mengungkapkan perasaan marah dengan cara yang tepat, dan dapat mempertahankan interaksi sosial yang positif.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan pada pertemuan keempat adalah:
c. Memberi kesempatan pasien mengungkapkan perasaan marahnya
Memberikan kesempatan pasien untuk mengungkapkan perasaan marahnya dengan cara yang konstruktif, misalnya dengan menulis, menggambar, atau bermain peran. Hal ini dapat membantu pasien melepaskan emosi negatif dan mencari cara yang lebih positif untuk mengatasi kemarahan.
Selain itu, intervensi lain yang dapat dilakukan adalah:
- Mengajarkan teknik relaksasi, seperti latihan napas dalam, untuk membantu menurunkan ketegangan dan kemarahan.
- Melibatkan pasien dalam aktivitas yang menyenangkan dan dapat menjadi saluran untuk mengekspresikan emosi, seperti olahraga atau kegiatan kreatif.
- Memberikan dukungan dan motivasi kepada pasien agar dapat terus menerapkan cara-cara positif dalam mengontrol perilaku kekerasan. -
Article No. 16100 | 24 Apr 2025
Klinis : Seorang wanita, 30 tahun, dirawat di RSJ dengan diagnosa medis skizoprenia untuk ketiga kalinya. Pasien diantar oleh keluarga karena dirumah memukul ibunya, bicara sendiri, ingin selalu keluar rumah. Hasil pengkajian perawat didapatkan data bahwa pasien memukul ibunya karena merasa di hina, suka menyendiri, kontak mata kurang dan perawatan diri buruk. Apakah core problem (CP) pada kasus tersebut adalah ? Select one: a. Isolasi sosial b. Harga diri rendah kronis c. Halusinasi penglihatan d. Risiko perilaku kekerasan e. Defisit perawatan diri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, diagnosa keperawatan yang paling sesuai adalah:
d. Risiko perilaku kekerasan
Penjelasan:
Sesuai dengan data pengkajian, pasien memiliki gejala yang mengarah pada risiko perilaku kekerasan, seperti memukul ibunya, bicara sendiri, dan ingin selalu keluar rumah. Pasien juga merasa dihina sehingga memicu perilaku agresi. Hal ini menunjukkan adanya risiko pasien untuk berperilaku kekerasan terhadap orang lain.
Menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Risiko perilaku kekerasan didefinisikan sebagai "Adanya kemungkinan terjadinya tindakan yang dapat menyebabkan cedera fisik atau psikologis pada diri sendiri atau orang lain".
Penjelasan singkat terkait SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Merupakan panduan standar diagnosis keperawatan yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Merupakan panduan standar luaran/hasil keperawatan yang dikeluarkan oleh PPNI.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Merupakan panduan standar intervensi keperawatan yang dikeluarkan oleh PPNI.
Ketiga standar tersebut menjadi acuan bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas. -
Article No. 16101 | 24 Apr 2025
Klinis : Seorang laki-laki, 40 tahun dirawat di RSJ karena tidak mau berbicara dengan orang lain, lebih suka mengurung diri di kamar dan tidak mampu mengurus diri. Ketika perawat mendekati, tercium bau yang tidak sedap dari baju dan badan pasien. Ketika ditanyakan tentang kebersihan diri, pasien mengatakan malas mandi. Kondisi yang dialami oleh pasien disebabkan oleh karena ? Select one: a. Gangguan konsep diri b. Defisit pengetahuan c. Perubahan proses pikir d. Gangguan mental emosional e. Kurangnya dukungan keluarga dan lingkungan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dijelaskan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
Diagnosa Keperawatan: Gangguan konsep diri
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan konsep diri adalah persepsi negatif individu terhadap dirinya yang ditandai dengan perubahan perilaku sosialisasi dan perawatan diri.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat menunjukkan konsep diri yang positif, dapat bersosialisasi dengan baik, dan dapat melakukan perawatan diri secara mandiri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memberikan terapi lingkungan, terapi realitas, dan edukasi mengenai pentingnya perawatan diri.
Kondisi yang dialami oleh pasien disebabkan oleh Gangguan mental emosional, yaitu adanya perubahan proses pikir dan gangguan dalam berinteraksi sosial serta perawatan diri. Hal ini dapat terjadi pada individu dengan gangguan konsep diri akibat gangguan mental emosional. -
Article No. 16102 | 24 Apr 2025
Klinis : Seorang perempuan, 32 tahun, sejak 1 minggu yang lalu marah-marah dan membanting barang. Saat pengkajian dilakukan pada pasien, kadang-kadang terlihat ia berbicara sendiri dengan nada suara tinggi dan mata melotot. Hasil evaluasi validasi pada pertemuan keempat ini marah berkurang, sudah mampu tarik nafas dalam, pukul kasur bantal, mengungkapkan marah dengan baik, meminta dengan baik, menolak dengan baik dan minum obat teratur. Apakah tindakan keperawatan yang perlu dilakukan pada pertemuan selanjutnya dengan pasien ? Select one: a. Melibatkan pasien dalam kegiatan rehabilitasi b. Memberi kesempatan pasien mengungkapkan perasaan marahnya c. Memberikan aktivitas fisik d. Melatih cara spiritual e. Mengurangi stimulus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
Diagnosa Keperawatan: Perilaku kekerasan
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Perilaku kekerasan adalah perilaku yang menunjukkan adanya niat untuk melukai diri sendiri atau orang lain secara fisik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mengontrol perilaku marah/kekerasan, berekspresi marah dengan cara yang tepat, dan tidak melukai diri sendiri atau orang lain.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan adalah:
1. Membina hubungan saling percaya dengan pasien
2. Mengidentifikasi pemicu perilaku kekerasan
3. Mengajarkan teknik manajemen marah (teknik relaksasi, olahraga, menulis, dsb)
4. Mengurangi stimulus yang dapat memicu perilaku kekerasan
5. Melibatkan keluarga dalam proses perawatan
Dengan melihat hasil evaluasi pada pertemuan keempat, tindakan keperawatan yang perlu dilakukan pada pertemuan selanjutnya adalah:
b. Memberi kesempatan pasien mengungkapkan perasaan marahnya
Karena pasien sudah mampu mengungkapkan marah dengan baik, maka perlu diberi kesempatan untuk terus mengekspresikan perasaannya dengan aman dan tepat. -
Article No. 16103 | 24 Apr 2025
Klinis : Perawat dibangsal jiwa baru saja selesai melatih pasien cara mengontrol emosi dengan cara bicara yang baik. Pada pertemuan sebelumnya, perawat melatih cara mengontrol emosi dengan cara tarik nafas dalam. Pada fase terminasi, ketika melakukan evaluasi subyektif yang ditanyakan perawat kepada pasien yaitu ? Select one: a. "Bagaimana perasaannya setelah berlatih mengontrol emosi dengan cara bicara yang baik?" b. "Bagaimana jika besok kita bertemu kembali, mau jam berapa dan tempatnya dimana?" c. "Coba ulangi kembali bagaimana cara cara mengontrol emosi dengan cara bicara yang baik!" d. "Bagaimana perasaannya setelah berlatih mengontrol emosi dengan cara tarik nafas dalam?" e. "Coba ulangi kembali bagaimana cara mengontrol emosi dengan cara tarik nafas dalam!"
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Pada kondisi ini, pertanyaan yang sesuai untuk ditanyakan perawat kepada pasien pada fase terminasi adalah:
e. "Bagaimana perasaannya setelah berlatih mengontrol emosi dengan cara tarik nafas dalam?"
Penjelasan:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai adalah:
Diagnosa Keperawatan: Ketidakmampuan Mengontrol Emosi
Berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), ketidakmampuan mengontrol emosi didefinisikan sebagai "Ketidakmampuan individu untuk mengendalikan respons emosional yang berlebihan terhadap stimulus tertentu".
Sedangkan berdasarkan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), salah satu luaran keperawatan yang sesuai adalah "Kemampuan Mengontrol Emosi", yang didefinisikan sebagai "Kemampuan individu untuk mengendalikan respons emosional yang berlebihan terhadap stimulus tertentu".
Dalam skenario ini, perawat telah melatih pasien cara mengontrol emosi, salah satunya dengan teknik tarik nafas dalam. Pada fase terminasi, pertanyaan yang tepat adalah menanyakan bagaimana perasaan pasien setelah berlatih mengontrol emosi dengan cara tarik nafas dalam, untuk mengevaluasi efektivitas intervensi yang telah diberikan. -
Article No. 16104 | 24 Apr 2025
Klinis : Prinsip tindakan pada klien dengan ansietas berat sampai dengan panik yaitu ? Select one: a. Melibatkan keluarga sebagai suport sistem terdekat bagi klien b. Membimbing klien melakukan teknik relaksasi untuk mereduksi ansietas c. Melakukan pembatasan fisik (restrain) d. Melindungi klien dari bahaya fisik dan memberikan rasa nyaman e. Melibatkan klien dalam penyelesaian masalah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Jawaban yang tepat adalah:
b. Membimbing klien melakukan teknik relaksasi untuk mereduksi ansietas
Penjelasan:
Dalam standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), prinsip tindakan pada klien dengan ansietas berat sampai dengan panik adalah membimbing klien melakukan teknik relaksasi untuk mereduksi ansietas.
Teknik relaksasi dapat membantu menurunkan tingkat ansietas pada klien, seperti teknik pernapasan dalam, visualisasi, dan distraksi. Tindakan ini bertujuan untuk membantu klien mengelola dan mengurangi gejala ansietas yang dialaminya.
Sementara itu, pilihan jawaban lain tidak sesuai dengan prinsip tindakan pada klien dengan ansietas berat sampai dengan panik, yaitu:
a. Melibatkan keluarga sebagai suport sistem terdekat bagi klien
c. Melakukan pembatasan fisik (restrain)
d. Melindungi klien dari bahaya fisik dan memberikan rasa nyaman
e. Melibatkan klien dalam penyelesaian masalah -
Article No. 16105 | 24 Apr 2025
Klinis : Salah satu batasan karakteristik diagnosa keperawatan koping individu tidak efektif pada anak dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) yaitu ? Select one: a. Tidak mampu berkonsentrasi/menyelesaikan tugas b. Tidak peka terhadap rasa nyeri c. Reaksi berlebihan terhadap perubahan lingkungan d. Menjauhi rangsang yang baru diikuti dengan perilaku impulsif e. Terkesima dan sangat ingin menyentuh bagian mesin yang bergerak dan berbahaya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Jawaban yang tepat adalah:
a. Tidak mampu berkonsentrasi/menyelesaikan tugas
Penjelasan:
Diagnosa Keperawatan: Koping Individu Tidak Efektif
Batasan Karakteristik:
- Tidak mampu berkonsentrasi/menyelesaikan tugas
- Reaksi berlebihan terhadap perubahan lingkungan
- Menjauhi rangsang yang baru diikuti dengan perilaku impulsif
Anak dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) seringkali mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi dan menyelesaikan tugas. Ini merupakan salah satu batasan karakteristik dari diagnosa keperawatan Koping Individu Tidak Efektif.
Berdasarkan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), pilihan jawaban a. "Tidak mampu berkonsentrasi/menyelesaikan tugas" adalah yang paling sesuai dengan kondisi anak dengan ADHD. -
Article No. 16106 | 24 Apr 2025
Klinis : Seorang laki-laki, 28 tahun, diantar oleh keluarganya ke Puskesmas karena di rumah marah-marah, memukul, melempar rumah tetangga. Hasil pengkajian perawat diperoleh data bahwa klien marah-marah karena mendengar bisikan yang menghinanya. Klien tampak berbicara sendiri, mengepal-ngepalkan tangannya, pakaian tidak rapi, ekspresi wajah tegang. Apakah data obyektif yang sesuai untuk diagnosis prioritas berdasarkan kasus diatas ? Select one: a. Mendengar bisikan yang menghinanya b. Berbicara sendiri c. Pakaian tidak rapi d. Afek datar e. Ekspresi wajah tegang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus di atas, diagnosis keperawatan prioritas yang sesuai adalah:
a. Mendengar bisikan yang menghinanya
Penjelasan:
Diagnosis keperawatan prioritas berdasarkan kasus ini adalah "Halusinasi Pendengaran" karena klien melaporkan mendengar bisikan yang menghinanya. Halusinasi adalah persepsi sensorik yang terjadi tanpa adanya stimulus eksternal yang sesuai.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Definisi: Pengalaman mempersepsikan rangsangan atau sensasi yang tampak nyata, tanpa ada stimulus eksternal yang sesuai.
- Karakteristik Definisi: Klien melaporkan mendengar suara-suara atau bisikan yang menghinanya.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Luaran yang diharapkan: Klien dapat mengendalikan halusinasi.
- Kriteria Hasil: Klien dapat mengenali halusinasi, mengatasi halusinasi dengan teknik non-farmakologis, dan tidak lagi berbicara sendiri.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Intervensi: Managemen halusinasi, Terapi aktivitas, Terapi kognitif.
- Tujuan Intervensi: Membantu klien mengenali dan mengendalikan halusinasi, meningkatkan kemampuan koping, dan mencegah perilaku kekerasan.
Jadi, data objektif yang sesuai untuk diagnosis prioritas adalah "Klien melaporkan mendengar bisikan yang menghinanya".