Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 14163 | 15 Mar 2025
Klinis : Pola Nafas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta, dengan tone akademis dan persona sebagai seorang perawat.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi "Pola Nafas tidak efektif":
- Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah "Pola Napas Tidak Efektif", yang didefinisikan sebagai "Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak dapat memenuhi kebutuhan oksigenasi".
- Pola Napas Tidak Efektif dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti gangguan neuromuskular, penyakit paru-paru, atau obstruksi jalan napas. Kondisi ini dapat mengakibatkan hipoksemia, hiperkarbia, dan kelelahan otot pernapasan, yang dapat berdampak pada kesehatan dan kualitas hidup pasien.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
- Setelah pemberian Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai Luaran/Output yang diukur melalui SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), yaitu:
a. Pola Napas Efektif: "Pasien dapat menunjukkan pola napas yang dapat memenuhi kebutuhan oksigenasi".
b. Pertukaran Gas Adekuat: "Pasien dapat menunjukkan pertukaran gas yang sesuai dengan kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida".
c. Ventilasi Adekuat: "Pasien dapat menunjukkan ventilasi yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi".
- Pencapaian Luaran/Output ini akan menunjukkan bahwa intervensi keperawatan yang diberikan telah efektif dalam mengatasi masalah Pola Napas Tidak Efektif pada pasien.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
- Berdasarkan Diagnosa Keperawatan "Pola Napas Tidak Efektif" dan Luaran/Output yang diharapkan, berikut adalah beberapa Intervensi Keperawatan yang dapat dilakukan sesuai dengan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Manajemen Jalan Napas: Intervensi ini bertujuan untuk memastikan jalan napas tetap terbuka dan memfasilitasi pertukaran gas yang adekuat. Contoh tindakan dapat berupa pengisapan lendir, pemberian oksigen, atau pengaturan posisi pasien.
b. Terapi Pernapasan: Intervensi ini bertujuan untuk meningkatkan pola napas, ventilasi, dan pertukaran gas. Contoh tindakan dapat berupa latihan pernapasan, penggunaan alat bantu pernapasan, atau pemberian inhalasi bronkodilator.
c. Manajemen Energi: Intervensi ini bertujuan untuk meminimalkan kelelahan otot pernapasan dan memaksimalkan penggunaan energi pasien. Contoh tindakan dapat berupa pengaturan aktivitas, pemberian istirahat yang cukup, atau pemberian nutrisi yang adekuat.
d. Pemantauan Pernapasan: Intervensi ini bertujuan untuk mengevaluasi status pernapasan pasien secara berkala. Contoh tindakan dapat berupa pengukuran frekuensi napas, pengukuran oksimetri, atau pemantauan tanda-tanda vital.
Dengan menerapkan Intervensi Keperawatan yang sesuai, diharapkan pasien dapat mencapai Luaran/Output yang diharapkan, sehingga Pola Napas Tidak Efektif dapat diatasi secara efektif. -
Article No. 14164 | 15 Mar 2025
Klinis : Ny. A umur 20 tahun datang ke UGD dengan keluhan sesak nafas dan bentuk berdahak pemeriksaan lainnya TD : 110/70 mmHg, N : 80 x/ menit, S : 36 °c, Rr : 20x/ menit sebutkan diagnosa nya
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan rinci dan terperinci sesuai dengan permintaan Anda.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi Ny. A:
Berdasarkan keluhan dan data pemeriksaan yang diberikan, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai untuk Ny. A adalah:
Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernafasan untuk mempertahankan bersihan jalan nafas.
Penyebab: Sekresi berlebih, edema, keletihan otot pernapasan.
Tanda dan Gejala: Sesak napas, pola napas berubah, bunyi napas tambahan, sputum berlebih.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan Ny. A dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
Bersihan Jalan Nafas
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan bersihnya jalan napas.
Kriteria Hasil:
1. Frekuensi napas dalam rentang normal
2. Tidak ada bunyi napas tambahan
3. Tidak ada sputum berlebih
4. Tidak ada sesak napas
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Manajemen Jalan Nafas
- Lakukan suction untuk mengeluarkan sputum jika perlu
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Ajarkan teknik batuk efektif dan senam dada
- Pantau pola napas, irama, dan frekuensi napas
2. Manajemen Ventilasi
- Auskultasi suara napas, identifikasi adanya suara tambahan
- Pantau Saturasi Oksigen (SpO2)
- Berikan posisi semi-Fowler untuk meningkatkan ventilasi
3. Manajemen Nyeri
- Identifikasi penyebab nyeri dan pengaruhnya terhadap pernapasan
- Berikan analgesik sesuai kebutuhan dan instruksi dokter
4. Edukasi Kesehatan
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai kondisi dan tatalaksana perawatan
- Ajarkan teknik relaksasi dan manajemen stres
Dengan melakukan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan Ny. A dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu mempertahankan bersihnya jalan napas.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi saya. Wassalamualaikum. -
Article No. 14165 | 15 Mar 2025
Klinis : Seorang pasien An. P (5 tahun) dibawa ke Puskesmas dengan keluhan anak rewel, BAB cair dengan frekuensi 4 kali per 24 jam, mual muntah, sakit perut dan mata cekung. Hasil pengkajian : suhu 37,3˚C, frekuensi napas 34 x/menit, frekuensi nadi 100 x/menit dan BB 12 kg.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien An. P (5 tahun) yang dibawa ke Puskesmas dengan keluhan anak rewel, BAB cair dengan frekuensi 4 kali per 24 jam, mual muntah, sakit perut, dan mata cekung, serta hasil pengkajian yang menunjukkan suhu 37,3°C, frekuensi napas 34 x/menit, frekuensi nadi 100 x/menit, dan berat badan 12 kg, maka diagnosis keperawatan yang dapat dirumuskan adalah:
1. Risiko Dehidrasi berhubungan dengan diare dan muntah ditandai dengan BAB cair, frekuensi 4 kali per 24 jam, mata cekung, dan berat badan 12 kg.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Risiko Dehidrasi adalah keadaan di mana individu berisiko mengalami ketidakseimbangan cairan dan elektrolit akibat kehilangan cairan yang berlebihan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen hidrasi, manajemen diare, dan pemantauan tanda-tanda vital.
2. Mual Muntah berhubungan dengan gastroenteritis ditandai dengan keluhan mual, muntah, dan sakit perut.
Penjelasan singkat:
SDKI: Mual Muntah adalah sensasi tidak nyaman yang dialami individu yang dapat menyebabkan keinginan untuk mengeluarkan isi lambung.
SLKI: Pasien dapat menunjukkan penurunan frekuensi dan durasi mual dan muntah.
SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen mual dan muntah, pengaturan diet, dan pemberian antiemetik.
Perlu diperhatikan bahwa diagnosa keperawatan dan intervensi yang diberikan harus disesuaikan dengan kondisi pasien dan kebijakan di Puskesmas setempat. -
Article No. 14166 | 15 Mar 2025
Klinis : Seorang pasien An. P (5 tahun) dibawa ke Puskesmas dengan keluhan anak rewel, BAB cair dengan frekuensi 4 kali per 24 jam, mual muntah, sakit perut dan mata cekung. Hasil pengkajian : suhu 37,3˚C, frekuensi napas 34 x/menit, frekuensi nadi 100 x/menit dan BB 12 kg.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, diagnosis keperawatan yang mungkin sesuai adalah:
1. Risiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
- Definisi: Keadaan di mana individu memiliki risiko mengalami perubahan cairan dan elektrolit yang dapat mengancam kehidupan.
- Penyebab: Diare, muntah, kurang asupan cairan.
- Gejala: Frekuensi BAB cair 4 kali/24 jam, mual muntah, sakit perut, mata cekung, suhu 37,3°C, frekuensi napas 34x/menit, frekuensi nadi 100x/menit, BB 12 kg.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang berisi definisi, penyebab, dan gejala dari diagnosis keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang berisi luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang berisi intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Dalam kasus ini, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan SIKI antara lain:
- Manajemen cairan
- Manajemen nutrisi
- Manajemen muntah
- Manajemen nyeri
- Pemantauan status cairan
Evaluasi luaran keperawatan berdasarkan SLKI dapat meliputi:
- Keseimbangan cairan dan elektrolit terpelihara
- Gejala dehidrasi teratasi
- Tidak terjadi komplikasi akibat kehilangan cairan -
Article No. 14167 | 15 Mar 2025
Klinis : sulit menelan karena sulit mengeluarkan sputum, makan melalui ngt tapi sering lepas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sebutkan, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pola Makan Berhubungan dengan Ketidakmampuan Menelan
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Pola Makan Berhubungan dengan Ketidakmampuan Menelan adalah ketidakmampuan individu untuk menelan makanan atau cairan secara efektif, yang ditandai dengan adanya kesulitan dalam menelan, regurgitasi, dan aspirasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat menelan makanan dan cairan dengan aman, tidak terjadi aspirasi, dan pasien mendapatkan asupan nutrisi yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain: melakukan assesmen kemampuan menelan, memberikan posisi yang tepat saat makan, mengatur konsistensi makanan, mengajarkan teknik menelan yang efektif, memantau asupan nutrisi, dan mengatasi komplikasi yang mungkin terjadi.
Dalam kasus ini, pasien mengalami kesulitan menelan karena sulit mengeluarkan sputum, dan sering melepas selang NGT (Nasogastric Tube) saat makan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah: mengevaluasi kemampuan menelan, memberikan posisi yang nyaman saat makan, mengatur konsistensi makanan, mengajarkan teknik menelan yang efektif, memantau asupan nutrisi, dan mencegah komplikasi seperti aspirasi. -
Article No. 14168 | 15 Mar 2025
Klinis : PERINEUM
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta terkait dengan kondisi PERINEUM.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi PERINEUM adalah:
1. Integritas Kulit Terganggu
Definisi: Perubahan pada struktur dan fungsi kulit yang dapat menimbulkan luka atau kerusakan.
Karakteristik Definisi: Perubahan warna kulit, nyeri, kemerahan, perdarahan, edema, dan kerusakan jaringan.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, luaran/output yang diharapkan berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) adalah:
1. Integritas Kulit Membaik
Kriteria Hasil:
a. Tidak ada luka atau kerusakan pada kulit
b. Tidak ada perubahan warna kulit
c. Nyeri berkurang
d. Tidak ada tanda-tanda infeksi
e. Edema berkurang
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai tujuan luaran/output yang diharapkan, maka intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) adalah:
1. Perawatan Luka
Definisi: Tindakan keperawatan untuk mempertahankan atau memperbaiki integritas kulit.
Aktivitas:
a. Melakukan penilaian luka secara komprehensif
b. Membersihkan luka dengan teknik aseptik
c. Menerapkan prinsip-prinsip perawatan luka yang lembab
d. Melakukan debridemen luka jika diperlukan
e. Melakukan perawatan luka sesuai dengan kondisi luka
f. Memantau perkembangan penyembuhan luka
2. Manajemen Nyeri
Definisi: Tindakan untuk mengendalikan atau mengurangi rasa nyeri yang dialami klien.
Aktivitas:
a. Mengkaji intensitas, karakteristik, dan lokasi nyeri
b. Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi nyeri
c. Memberikan intervensi farmakologis atau nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
d. Mengevaluasi efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri
3. Edukasi Perawatan Diri
Definisi: Pemberian informasi dan keterampilan kepada klien untuk meningkatkan kemampuan melakukan perawatan diri.
Aktivitas:
a. Mengidentifikasi kemampuan klien dalam melakukan perawatan diri
b. Memberikan informasi dan instruksi mengenai perawatan luka perineum
c. Memfasilitasi klien untuk mempraktikkan perawatan diri secara mandiri
d. Mengevaluasi kemampuan klien dalam melakukan perawatan diri
Dengan mengimplementasikan intervensi keperawatan yang sesuai, diharapkan dapat membantu mencapai tujuan luaran/output yang diharapkan, yaitu integritas kulit membaik pada area perineum klien. -
Article No. 14169 | 15 Mar 2025
Klinis : Seorang laki-laki berusia 40 tahun dirawat diruang bedah dengan keluhan nyeri pinggang sejak 1 minggu yang lalu, keluhan memberat sejak 2 hari yang lalu, kencing tidak lancar dan berwarna kemerahan. Pasien bekerja sebagai sopir luar kota. Pasien memiliki riwayat batu ginjal sejak 1 tahun yang lalu, tetapi sulit mencegah faktor resiko karena tidak suka minum air putih. Hasil pengkajian didapatkan skala nyeri 7, nyeri tajam, nyeri disekitar perut bagian bawah sampai ujung penis, kencing tidak lancar, sulit berkemih sejak 1 minggu SMRS. Pasien selalu bertanya tentang sakitnya dan cemas dengan kondisinya. Warna urin kemerahan, pasien direncanakan dilakukan pemeriksaan BNO-IVP.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Nyeri akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang digambarkan dalam istilah-istilah terjadinya kerusakan.
Karakteristik: Ekspresi verbal atau nonverbal nyeri, perubahan tanda-tanda vital, fokus perhatian pada sensasi nyeri, perubahan ekspresi wajah.
2. Gangguan eliminasi urin
Definisi: Perubahan dalam frekuensi, volume, pengeluaran, atau kemampuan untuk mengosongkan kandung kemih.
Karakteristik: Mengeluh tidak dapat berkemih, warna urin tidak normal, ada riwayat gangguan eliminasi urin.
3. Kecemasan
Definisi: Respon emosional terhadap ancaman yang dirasakan, baik ancaman tersebut realistis atau tidak.
Karakteristik: Mengeluh cemas, meningkatnya kekhawatiran, perubahan tanda-tanda vital.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri terkontrol
Kriteria hasil:
- Pasien melaporkan nyeri berkurang sesuai skala nyeri yang dapat diterima
- Pasien mendemonstrasikan perilaku yang mengurangi nyeri
- Pasien dapat beraktivitas sesuai kemampuan
2. Pola eliminasi urin kembali normal
Kriteria hasil:
- Pasien melaporkan pola berkemih normal
- Pasien menunjukkan tanda-tanda pemulihan fungsi kandung kemih
- Hasil pemeriksaan urin dalam batas normal
3. Tingkat kecemasan menurun
Kriteria hasil:
- Pasien melaporkan penurunan tingkat kecemasan
- Pasien menunjukkan tanda-tanda penurunan kecemasan (tanda-tanda vital stabil, relaksasi)
- Pasien dapat beradaptasi dengan situasi stres
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
- Identifikasi karakteristik nyeri (lokasi, intensitas, durasi, frekuensi)
- Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (distraksi, relaksasi)
- Pantau respons pasien terhadap intervensi
2. Manajemen Eliminasi
- Kaji pola eliminasi urin (frekuensi, volume, warna, keluhan)
- Kolaborasi pemberian terapi farmakologis (antispasmodik, diuretik)
- Ajarkan teknik meningkatkan asupan cairan dan gaya hidup sehat
- Pantau kemajuan fungsi eliminasi urin
3. Manajemen Kecemasan
- Identifikasi penyebab dan tingkat kecemasan
- Berikan informasi yang sesuai untuk mengurangi kecemasan
- Ajarkan teknik relaksasi (napas dalam, visualisasi)
- Libatkan keluarga untuk memberikan dukungan
- Pantau tanda-tanda vital dan respons kecemasan pasien
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu nyeri terkontrol, pola eliminasi urin kembali normal, dan tingkat kecemasan menurun. Perawat berperan penting dalam memantau dan mengevaluasi respon pasien untuk memastikan keberhasilan asuhan keperawatan. -
Article No. 14170 | 15 Mar 2025
Klinis : Seorang laki-laki berusia 40 tahun dirawat diruang bedah dengan keluhan nyeri pinggang sejak 1 minggu yang lalu, keluhan memberat sejak 2 hari yang lalu, kencing tidak lancar dan berwarna kemerahan. Pasien bekerja sebagai sopir luar kota. Pasien memiliki riwayat batu ginjal sejak 1 tahun yang lalu, tetapi sulit mencegah faktor resiko karena tidak suka minum air putih. Hasil pengkajian didapatkan skala nyeri 7, nyeri tajam, nyeri disekitar perut bagian bawah sampai ujung penis, kencing tidak lancar, sulit berkemih sejak 1 minggu SMRS. Pasien selalu bertanya tentang sakitnya dan cemas dengan kondisinya. Warna urin kemerahan, pasien direncanakan dilakukan pemeriksaan BNO-IVP.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah tersebut (nyeri).
Karakteristik Mayor: Melaporkan pengalaman nyeri, Ekspresi wajah menunjukkan nyeri, Perubahan tanda-tanda vital, Perubahan perilaku.
Karakteristik Minor: Keterbatasan rentang gerak, Perubahan pola tidur, Gangguan gaya hidup.
2. Gangguan Eliminasi Urin
Definisi: Perubahan dalam jumlah, frekuensi, pengeluaran, atau kemudahan dalam berkemih.
Karakteristik Mayor: Perubahan frekuensi berkemih, Perubahan warna urin, Ketidakmampuan menahan urin.
Karakteristik Minor: Perasaan tidak nyaman saat berkemih, Gangguan pola berkemih.
3. Kecemasan
Definisi: Respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui.
Karakteristik Mayor: Gelisah, Mudah terganggu, Khawatir.
Karakteristik Minor: Ketakutan akan konsekuensi, Perubahan pola tidur, Peningkatan ketegangan otot.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Nyeri
- Skala nyeri menurun dari 7 menjadi 3 atau kurang.
- Pasien dapat mengenali dan menggunakan teknik manajemen nyeri secara efektif.
- Pasien dapat beristirahat dan tidur dengan nyaman.
2. Pemantauan Eliminasi
- Pasien dapat berkemih dengan lancar.
- Warna urin kembali normal.
- Pasien tidak mengalami rasa sakit atau ketidaknyamanan saat berkemih.
3. Kontrol Kecemasan
- Pasien dapat mengidentifikasi penyebab kecemasan.
- Pasien dapat menggunakan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan.
- Pasien menunjukkan tanda-tanda penurunan kecemasan, seperti menurunnya ketegangan otot dan wajah yang lebih rileks.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
- Lakukan penilaian nyeri secara komprehensif.
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik yang sesuai.
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengelola nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat.
- Pantau efektivitas intervensi dan lakukan evaluasi secara berkala.
2. Perawatan Inkontinensia
- Lakukan pemeriksaan fisik dan identifikasi penyebab gangguan eliminasi urin.
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemeriksaan penunjang (BNO-IVP).
- Ajarkan pasien teknik bladder training dan peningkatan asupan cairan.
- Pantau pola dan karakteristik urin secara berkala.
3. Manajemen Kecemasan
- Identifikasi penyebab dan faktor-faktor yang memengaruhi kecemasan pasien.
- Berikan dukungan emosional dan informasi yang dibutuhkan pasien.
- Ajarkan teknik relaksasi dan strategi koping yang efektif.
- Berikan lingkungan yang tenang dan mendukung.
- Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan bagi pasien.
Melalui implementasi intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu manajemen nyeri yang efektif, pemulihan fungsi eliminasi urin, dan kontrol kecemasan yang baik. -
Article No. 14171 | 15 Mar 2025
Klinis : Seorang laki-laki berusia 40 tahun dirawat diruang bedah dengan keluhan nyeri pinggang sejak 1 minggu yang lalu, keluhan memberat sejak 2 hari yang lalu, kencing tidak lancar dan berwarna kemerahan. Pasien bekerja sebagai sopir luar kota. Pasien memiliki riwayat batu ginjal sejak 1 tahun yang lalu, tetapi sulit mencegah faktor resiko karena tidak suka minum air putih. Hasil pengkajian didapatkan skala nyeri 7, nyeri tajam, nyeri disekitar perut bagian bawah sampai ujung penis, kencing tidak lancar, sulit berkemih sejak 1 minggu SMRS. Pasien selalu bertanya tentang sakitnya dan cemas dengan kondisinya. Warna urin kemerahan, pasien direncanakan dilakukan pemeriksaan BNO-IVP.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien tersebut adalah:
1. Nyeri akut berhubungan dengan batu ginjal sebagaimana ditunjukkan oleh skala nyeri 7, nyeri tajam di sekitar perut bagian bawah sampai ujung penis.
2. Gangguan pola eliminasi urin berhubungan dengan obstruksi saluran kemih sebagaimana ditunjukkan oleh keluhan kencing tidak lancar, sulit berkemih, dan urin berwarna kemerahan.
3. Kecemasan berhubungan dengan kondisi kesehatan yang memburuk sebagaimana ditunjukkan oleh pasien yang selalu bertanya tentang sakitnya dan cemas dengan kondisinya.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Akut:
- Pasien dapat melaporkan penurunan nyeri sesuai target yang ditetapkan.
- Pasien dapat mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri yang efektif.
- Pasien dapat menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
2. Gangguan Pola Eliminasi Urin:
- Pasien dapat melaporkan peningkatan frekuensi, volume, dan kelancaran berkemih.
- Pasien dapat menunjukkan warna urin yang normal.
- Pasien dapat menunjukkan tidak ada tanda-tanda infeksi saluran kemih.
3. Kecemasan:
- Pasien dapat melaporkan tingkat kecemasan yang berkurang.
- Pasien dapat mendemonstrasikan teknik manajemen kecemasan yang efektif.
- Pasien dapat menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Akut:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
- Berikan analgetik sesuai dengan resep dokter.
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengatasi nyeri.
- Kolaborasi dengan dokter untuk mengatasi penyebab nyeri (batu ginjal).
2. Gangguan Pola Eliminasi Urin:
- Lakukan pengkajian pola eliminasi urin secara menyeluruh.
- Berikan tindakan keperawatan untuk meningkatkan kelancaran berkemih, seperti pemberian cairan yang cukup, posisi yang nyaman, dan latihan berkemih.
- Kolaborasi dengan dokter untuk mengatasi penyebab obstruksi saluran kemih.
- Pantau tanda-tanda infeksi saluran kemih dan lakukan tindakan pencegahan.
3. Kecemasan:
- Lakukan pengkajian kecemasan secara komprehensif.
- Berikan dukungan emosional dan informasi yang akurat tentang kondisi pasien.
- Ajarkan teknik manajemen kecemasan, seperti relaksasi, visualisasi, dan distraksi.
- Kolaborasi dengan dokter untuk mengevaluasi kebutuhan pemberian obat anti-kecemasan, jika diperlukan.
Penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri Akut: Pasien mengalami nyeri dengan skala 7, nyeri tajam di sekitar perut bagian bawah sampai ujung penis. Hal ini menunjukkan adanya nyeri akut yang berhubungan dengan batu ginjal.
2. Gangguan Pola Eliminasi Urin: Pasien mengalami keluhan kencing tidak lancar, sulit berkemih, dan urin berwarna kemerahan. Hal ini menunjukkan adanya gangguan pola eliminasi urin yang berhubungan dengan obstruksi saluran kemih.
3. Kecemasan: Pasien selalu bertanya tentang sakitnya dan cemas dengan kondisinya. Hal ini menunjukkan adanya kecemasan yang berhubungan dengan kondisi kesehatan yang memburuk.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Akut: Pasien dapat melaporkan penurunan nyeri sesuai target, mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri yang efektif, dan menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal. Hal ini menunjukkan pengelolaan nyeri yang efektif.
2. Gangguan Pola Eliminasi Urin: Pasien dapat melaporkan peningkatan frekuensi, volume, dan kelancaran berkemih, menunjukkan warna urin yang normal, dan tidak ada tanda-tanda infeksi saluran kemih. Hal ini menunjukkan pemulihan pola eliminasi urin yang normal.
3. Kecemasan: Pasien dapat melaporkan tingkat kecemasan yang berkurang, mendemonstrasikan teknik manajemen kecemasan yang efektif, dan menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal. Hal ini menunjukkan pengelolaan kecemasan yang efektif.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Akut: Intervensi yang diperlukan meliputi pengkajian nyeri secara komprehensif, pemberian analgetik sesuai resep dokter, pengajaran teknik relaksasi dan distraksi, serta kolaborasi dengan dokter untuk mengatasi penyebab nyeri (batu ginjal).
2. Gangguan Pola Eliminasi Urin: Intervensi yang diperlukan meliputi pengkajian pola eliminasi urin secara menyeluruh, pemberian tindakan keperawatan untuk meningkatkan kelancaran berkemih, kolaborasi dengan dokter untuk mengatasi penyebab obstruksi saluran kemih, serta pemantauan dan pencegahan infeksi saluran kemih.
3. Kecemasan: Intervensi yang diperlukan meliputi pengkajian kecemasan secara komprehensif, pemberian dukungan emosional dan informasi yang akurat, pengajaran teknik manajemen kecemasan, serta kolaborasi dengan dokter untuk mengevaluasi kebutuhan pemberian obat anti-kecemasan. -
Article No. 14172 | 15 Mar 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Penyebab: Produksi sekret yang berlebihan, obstruksi jalan napas, dan/atau kelemahan batuk.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- Penyebab: Keterbatasan energi, sesak napas, dan/atau kelemahan.
3. Defisit Nutrisi
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Penyebab: Penurunan nafsu makan, kesulitan menelan, dan/atau malabsorpsi.
Penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien dan menetapkan diagnosa keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk menetapkan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Penerapan SDKI - SLKI - SIKI membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berkualitas.