Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 19548 | 12 Jul 2025
Klinis : Seorang laki-laki berusia 67 tahun, Bapak Hasan, di rawat di rumah sakit dengan keluhan cepat lelah dan sesak napas saat berjalan dari ruang tamu ke kamar tidur. Keluhan dirasakan sejak seminggu terakhir dan semakin memburuk. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan baru didiagnosis dengan gagal jantung. Saat diperiksa, tekanan darah 150/95 mmHg, nadi 125x/menit, pernapasan 28x/menit, dan saturasi oksigen 91%. Pasien terlihat lemah, berkeringat saat berbicara, dan mengatakan tidak kuat berjalan jauh karena langsung ngos-ngosan.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak
Definisi: Penurunan aliran darah dan oksigen ke jantung, yang dapat mengancam kesehatan.
Penyebab: Gagal jantung, hipertensi.
Gejala dan Tanda: Sesak napas saat beraktivitas, kelelahan, nadi cepat, pernapasan cepat, penurunan saturasi oksigen.
Luaran/Output yang Diharapkan SLKI:
1. Perfusi Jantung Membaik
Indikator:
a. Tekanan darah dalam batas normal
b. Frekuensi nadi dalam batas normal
c. Pernapasan dalam batas normal
d. Saturasi oksigen dalam batas normal
e. Tidak ada tanda-tanda kelelahan saat beraktivitas
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Manajemen Jantung
a. Monitor tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, pernapasan, saturasi oksigen) secara teratur.
b. Auskultasi suara jantung dan paru untuk mendeteksi adanya abnormalitas.
c. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi obat-obatan jantung.
d. Atur aktivitas dan istirahat pasien sesuai toleransi.
e. Edukasi pasien dan keluarga mengenai manajemen penyakit jantung.
2. Manajemen Pernapasan
a. Monitor pola pernapasan dan tingkat kenyamanan pernapasan pasien.
b. Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen.
c. Latih pasien teknik pernapasan dalam dan batuk efektif.
d. Kolaborasi dengan fisioterapis untuk latihan fisik yang sesuai.
e. Edukasi pasien dan keluarga mengenai manajemen pernapasan.
3. Manajemen Kelelahan
a. Monitor tanda-tanda kelelahan pada pasien.
b. Atur aktivitas dan istirahat pasien sesuai toleransi.
c. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
d. Berikan dukungan emosional dan motivasi pada pasien.
e. Edukasi pasien dan keluarga mengenai manajemen kelelahan.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak" dipilih karena pasien mengalami gejala-gejala yang menunjukkan adanya gangguan aliran darah dan oksigen ke jantung, seperti sesak napas saat beraktivitas, kelelahan, nadi cepat, pernapasan cepat, dan penurunan saturasi oksigen. Hal ini disebabkan oleh kondisi gagal jantung dan hipertensi yang diderita pasien.
Luaran yang diharapkan adalah "Perfusi Jantung Membaik", yang ditandai dengan stabilnya tanda-tanda vital, tidak ada tanda-tanda kelelahan saat beraktivitas, serta peningkatan saturasi oksigen. Hal ini dapat dicapai melalui intervensi keperawatan yang mencakup manajemen jantung, manajemen pernapasan, dan manajemen kelelahan.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, auskultasi jantung dan paru, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi, pengaturan aktivitas dan istirahat, serta edukasi pasien dan keluarga. Tujuannya adalah untuk memperbaiki perfusi jantung, mempertahankan pernapasan yang efektif, dan mengatasi kelelahan yang dialami pasien. -
Article No. 19549 | 12 Jul 2025
Klinis : Seorang laki-laki berusia 67 tahun, Bapak Hasan, di rawat di rumah sakit dengan keluhan cepat lelah dan sesak napas saat berjalan dari ruang tamu ke kamar tidur. Keluhan dirasakan sejak seminggu terakhir dan semakin memburuk. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan baru didiagnosis dengan gagal jantung. Saat diperiksa, tekanan darah 150/95 mmHg, nadi 125x/menit, pernapasan 28x/menit, dan saturasi oksigen 91%. Pasien terlihat lemah, berkeringat saat berbicara, dan mengatakan tidak kuat berjalan jauh karena langsung ngos-ngosan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI – SLKI – SIKI untuk Pasien Gagal Jantung**
**Nama Pasien**: Bapak Hasan
**Usia**: 67 tahun
**Kondisi Klinis**: Gagal jantung dengan gejala cepat lelah, sesak napas (dispnea), takikardia, dan saturasi oksigen rendah (91%).
---
### **1. Diagnosa Keperawatan (SDKI – Kode: D.0016)**
**Gangguan Pertukaran Gas**
**Definisi**: Kondisi ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan metabolik tubuh akibat penurunan fungsi jantung, menyebabkan hipoksemia dan sesak napas.
**Faktor yang Berhubungan**:
- Penurunan curah jantung (gagal jantung).
- Peningkatan tekanan hidrostatik pulmonal (edema paru).
- Kelelahan otot pernapasan sekunder akibat hipoksia.
---
### **2. Tujuan dan Kriteria Hasil (SLKI – Kode: L.04012)**
**Mempertahankan Pertukaran Gas yang Adekuat**
**Indikator**:
- Saturasi oksigen ≥95% dalam 24–48 jam.
- Frekuensi pernapasan 12–20x/menit dalam 2 hari.
- Pasien melaporkan penurunan sesak napas saat aktivitas minimal (Skala Borg ≤3).
---
### **3. Intervensi Keperawatan (SIKI – Kode: I.09010, I.08003, I.13001)**
#### **a. Manajemen Jalan Napas (I.09010)**
- **Posisi Semi-Fowler/High Fowler** untuk memaksimalkan ekspansi paru.
- **Pemberian Oksigen** (2–4 L/menit via nasal kanul) sesuai indikasi.
- **Pantau tanda vital dan saturasi oksigen** setiap 2–4 jam.
#### **b. Edukasi Aktivitas Fisik (I.08003)**
- **Anjurkan istirahat antara aktivitas** untuk mengurangi beban jantung.
- **Latihan napas dalam** (diafragma) untuk meningkatkan ventilasi.
- **Batasi aktivitas berat** dan gunakan teknik penghematan energi.
#### **c. Manajemen Kecemasan (I.13001)**
- **Ajarkan relaksasi** (nafas dalam, guided imagery) untuk mengurangi stres.
- **Berikan penjelasan tentang kondisi** untuk meningkatkan kooperasi.
---
### **Penjelasan Singkat**
- **SDKI (D.0016)**: Gangguan pertukaran gas dipilih karena hipoksemia (SpO₂ 91%) dan dispnea akibat gagal jantung.
- **SLKI (L.04012)**: Fokus pada perbaikan oksigenasi dan toleransi aktivitas.
- **SIKI**: Intervensi gabungan fisik dan psikologis untuk menstabilkan kondisi.
**Referensi**:
PPNI. (2017). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)*.
---
**Catatan**: Evaluasi respons pasien terhadap terapi oksigen dan aktivitas dalam 24 jam untuk menyesuaikan intervensi. -
Article No. 19550 | 12 Jul 2025
Klinis : mual muntah kehamilan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi mual muntah pada kehamilan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: O21.0
- Deskripsi: Hiperemesis gravidarum dengan dehydrasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.75
- Deskripsi: Pemberian cairan intravena untuk rehidrasi
Penjelasan:
Mual muntah pada kehamilan, yang juga dikenal sebagai hiperemesis gravidarum, merupakan kondisi di mana wanita hamil mengalami mual dan muntah yang signifikan hingga menyebabkan dehidrasi. Kode ICD-10 yang sesuai untuk kondisi ini adalah O21.0, yang menggambarkan hiperemesis gravidarum dengan dehidrasi.
Dalam penanganan kasus ini, salah satu tindakan medis yang mungkin dilakukan adalah pemberian cairan intravena untuk rehidrasi pasien. Kode ICD-9-CM yang sesuai untuk prosedur ini adalah 99.75, yang menggambarkan pemberian cairan intravena untuk rehidrasi.
Penting untuk mencatat bahwa kode-kode ini digunakan oleh tenaga medis, seperti dokter dan perekam medis, untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan kondisi medis dan tindakan yang dilakukan dalam perawatan pasien. Penggunaan kode yang tepat membantu dalam proses penagihan, pengumpulan data epidemiologi, dan analisis tren kesehatan. -
Article No. 19551 | 12 Jul 2025
Klinis : harga diri rendah situasional
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi "harga diri rendah situasional" berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
1. Harga Diri Rendah Situasional
Definisi: Perasaan negatif terhadap diri sendiri atau penghargaan diri yang tidak adekuat, yang disebabkan oleh situasi spesifik.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Harga Diri
Definisi: Penilaian individu terhadap rasa keberhargaan dan kemampuan diri.
Kriteria Hasil:
a. Pasien dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan diri.
b. Pasien dapat menunjukkan penerimaan diri.
c. Pasien dapat menunjukkan rasa percaya diri.
d. Pasien dapat menunjukkan rasa berharga.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai tujuan luaran tersebut, diperlukan intervensi keperawatan sebagai berikut:
1. Peningkatan Harga Diri
Definisi: Membantu pasien untuk meningkatkan penilaian positif terhadap diri sendiri.
Aktivitas Keperawatan:
a. Kaji faktor-faktor yang memengaruhi harga diri pasien, seperti pengalaman masa lalu, budaya, dan kondisi saat ini.
b. Bantu pasien mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan diri.
c. Dorong pasien untuk mengekspresikan perasaan dan persepsi terhadap diri sendiri.
d. Berikan umpan balik positif secara spesifik mengenai kemampuan dan potensi pasien.
e. Libatkan pasien dalam pengambilan keputusan terkait asuhan keperawatan.
f. Dorong pasien untuk melakukan aktivitas yang dapat meningkatkan rasa percaya diri.
g. Berikan reinforcement positif saat pasien menunjukkan peningkatan harga diri.
h. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (psikolog, konselor) jika diperlukan.
Penjelasan rinci dan terperinci:
Diagnosa Keperawatan "Harga Diri Rendah Situasional" merupakan kondisi di mana pasien mengalami perasaan negatif terhadap diri sendiri atau penghargaan diri yang tidak adekuat, yang disebabkan oleh situasi spesifik. Hal ini dapat terjadi akibat berbagai faktor, seperti pengalaman masa lalu, budaya, atau kondisi saat ini yang mempengaruhi penilaian pasien terhadap dirinya.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan adalah pasien dapat mencapai peningkatan harga diri. Kriteria hasil yang diharapkan mencakup pasien dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan diri, menunjukkan penerimaan diri, rasa percaya diri, dan rasa berharga. Ini menunjukkan bahwa pasien dapat memiliki penilaian positif terhadap dirinya sendiri.
Untuk mencapai tujuan tersebut, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah Peningkatan Harga Diri. Intervensi ini bertujuan untuk membantu pasien meningkatkan penilaian positif terhadap diri sendiri. Aktivitas keperawatan yang dilakukan meliputi pengkajian faktor-faktor yang memengaruhi harga diri, membantu pasien mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan diri, mendorong pasien untuk mengekspresikan perasaan dan persepsi terhadap diri sendiri, memberikan umpan balik positif, melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan, mendorong pasien untuk melakukan aktivitas yang dapat meningkatkan rasa percaya diri, memberikan reinforcement positif, serta berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain jika diperlukan.
Melalui intervensi ini, diharapkan pasien dapat meningkatkan penilaian positif terhadap dirinya, sehingga dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu peningkatan harga diri. -
Article No. 19552 | 12 Jul 2025
Klinis : SLKI untuk diagnosa gangguan rasa nyaman
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Rasa Nyaman
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi diagnosis keperawatan yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi luaran atau hasil keperawatan, sedangkan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi intervensi keperawatan.
Untuk diagnosa gangguan rasa nyaman, berikut penjelasan singkat SLKI beserta kodenya dan definisinya:
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
Kode: 00014
Judul: Kenyamanan
Definisi: Tingkat rasa tenang, relaks, dan bebas dari ketidaknyamanan.
Penjelasan:
Luaran ini menggambarkan tingkat kenyamanan yang dirasakan oleh individu, baik secara fisik, psikologis, sosial, maupun spiritual. Individu yang mencapai kenyamanan akan merasa tenang, relaks, dan bebas dari ketidaknyamanan.
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Perawat -
Article No. 19553 | 12 Jul 2025
Klinis : SIKI untuk SLKI kenyamanan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Gangguan Kenyamanan
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00014
Definisi: Pengalaman subjektif dan kompleks yang dirasakan individu tentang ketidaknyamanan fisik, psikologis, sosial, spiritual, atau kombinasi darinya yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 00019 Kenyamanan
Definisi: Tercapainya keadaan nyaman secara fisik, psikologis, sosial, dan spiritual.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 01050 Manajemen Kenyamanan
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengelola faktor-faktor yang mempengaruhi kenyamanan individu.
Penjelasan singkat:
Gangguan Kenyamanan merupakan pengalaman subjektif dan kompleks yang dirasakan individu terkait ketidaknyamanan fisik, psikologis, sosial, atau spiritual. Tujuan perawatan adalah tercapainya kenyamanan secara menyeluruh, yang dapat dicapai melalui tindakan manajemen kenyamanan, seperti mengidentifikasi dan mengelola faktor-faktor yang mempengaruhi kenyamanan individu. -
Article No. 19554 | 12 Jul 2025
Klinis : SIKI untuk SLKI kenyamanan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI, yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia, untuk kondisi dengan SLKI kenyamanan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00214
Diagnosa: Nyeri akut
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 00214
Luaran: Kenyamanan
Definisi: Kondisi subjektif dan pribadi yang mencerminkan perasaan sejahtera, relaksasi, dan kepuasan seseorang terhadap lingkungan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 05040
Intervensi: Manajemen nyeri
Definisi: Penggunaan strategi farmakologis dan nonfarmakologis untuk mencegah, mengurangi, atau menghilangkan rasa nyeri.
Tone: Akademis
Persona: Pakar, perawat
Penjelasan singkat:
Berdasarkan kondisi dengan SLKI kenyamanan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri akut (SDKI 00214). Nyeri akut merupakan pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan. Luaran keperawatan yang diharapkan adalah Kenyamanan (SLKI 00214), yaitu kondisi subjektif dan pribadi yang mencerminkan perasaan sejahtera, relaksasi, dan kepuasan seseorang terhadap lingkungan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen nyeri (SIKI 05040), yaitu penggunaan strategi farmakologis dan nonfarmakologis untuk mencegah, mengurangi, atau menghilangkan rasa nyeri. -
Article No. 19495 | 11 Jul 2025
Klinis : pasien sesak napas,nyeri dadad, napas cepat dan dangkal mengguanakan otot bantu napas, frekuensi napas 34 kali/menit
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk kondisi pasien yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang paling sesuai dengan kondisi pasien adalah "Ketidakefektifan Pola Napas" (SDKI 2017). Kondisi pasien yang ditandai dengan sesak napas, nyeri dada, napas cepat dan dangkal, serta penggunaan otot bantu napas, menunjukkan adanya gangguan dalam pola napas. Pasien mengalami perubahan frekuensi napas yang tidak efektif, dengan napas cepat dan dangkal.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pola Napas Efektif
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran pola napas efektif. Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur luaran ini antara lain:
- Frekuensi napas dalam rentang normal (12-20 kpm)
- Irama napas teratur
- Tidak menggunakan otot bantu napas
- Tingkat kenyamanan pasien meningkat
2. Kontrol Nyeri
Selain pola napas efektif, luaran lain yang diharapkan adalah kontrol nyeri pasien. Indikator yang dapat digunakan antara lain:
- Intensitas nyeri berkurang
- Pasien dapat menggunakan teknik manajemen nyeri
- Pasien dapat beraktivitas tanpa hambatan nyeri
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
Intervensi ini bertujuan untuk mempertahankan dan memperbaiki jalan napas pasien, sehingga pasien dapat bernapas dengan efektif. Intervensi yang dapat dilakukan antara lain:
- Monitor frekuensi, kedalaman, dan irama napas
- Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Ajarkan teknik pernapasan diafragma
2. Manajemen Nyeri
Intervensi ini bertujuan untuk mengelola nyeri yang dialami pasien, sehingga dapat mencapai kontrol nyeri yang optimal. Intervensi yang dapat dilakukan antara lain:
- Identifikasi karakteristik nyeri
- Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengelola nyeri
- Monitor efektivitas intervensi nyeri
3. Pemantauan Tanda Vital
Intervensi ini bertujuan untuk memantau status fisiologis pasien, termasuk tanda-tanda vital yang dapat mencerminkan kondisi pernapasan. Intervensi yang dapat dilakukan antara lain:
- Monitor frekuensi napas, nadi, suhu, dan tekanan darah secara berkala
- Catat dan dokumentasikan tanda-tanda vital
Penerapan intervensi-intervensi di atas secara komprehensif diharapkan dapat membantu pasien mencapai luaran pola napas efektif dan kontrol nyeri yang optimal. -
Article No. 19496 | 11 Jul 2025
Klinis : pasien sesak napas,nyeri dadad, napas cepat dan dangkal mengguanakan otot bantu napas, frekuensi napas 34 kali/menit,diagnosa NSTEMI,PNEUMOTHORAK
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta, dengan tone akademis dan persona pakar/nurse.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Penyebab: Adanya obstruksi saluran napas, pneumothoraks, dan penyakit pernapasan.
- Gejala: Pasien mengalami sesak napas, napas cepat dan dangkal, menggunakan otot bantu napas, dan adanya sekret dalam saluran napas.
2. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- Penyebab: Adanya nyeri dada yang dialami pasien.
- Gejala: Pasien mengeluhkan nyeri dada.
3. Ketidakefektifan Pola Napas
- Definisi: Perubahan dalam frekuensi, kedalaman, atau irama pernapasan yang mengganggu ventilasi.
- Penyebab: Adanya penyakit pernapasan, seperti pneumothoraks, dan kondisi kardiovaskular, seperti NSTEMI.
- Gejala: Pasien mengalami napas cepat dan dangkal, menggunakan otot bantu napas, dan frekuensi napas yang meningkat.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Definisi: Kemampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Kriteria Hasil:
- Pasien dapat mengeluarkan sekret dengan batuk secara efektif.
- Pasien menunjukkan jalan napas yang terbuka.
- Pasien menunjukkan peningkatan oksigenasi.
2. Kontrol Nyeri
- Definisi: Kemampuan untuk mengontrol rasa sakit atau ketidaknyamanan yang dirasakan.
- Kriteria Hasil:
- Pasien melaporkan nyeri terkontrol.
- Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil.
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman.
3. Pola Napas Efektif
- Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan pola napas yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
- Kriteria Hasil:
- Pasien menunjukkan frekuensi napas dalam rentang normal.
- Pasien menunjukkan penggunaan otot bantu napas yang minimal.
- Pasien menunjukkan peningkatan oksigenasi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Manajemen Jalan Napas
- Memposisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
- Memberikan oksigen sesuai kebutuhan
- Melakukan fisioterapi dada
- Manajemen Batuk
- Mengajarkan teknik batuk efektif
- Memfasilitasi pengeluaran sekret
- Pemantauan Pernapasan
- Memantau frekuensi, kedalaman, dan irama napas
- Memantau penggunaan otot bantu napas
2. Nyeri Akut
- Manajemen Nyeri
- Mengkaji karakteristik, intensitas, dan lokasi nyeri
- Memberikan analgesik sesuai indikasi
- Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
- Pemantauan Tanda Vital
- Memantau tanda-tanda vital secara berkala
- Dukungan Emosional
- Memberikan empati dan dukungan emosional kepada pasien
3. Ketidakefektifan Pola Napas
- Manajemen Jalan Napas
- Memposisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
- Memberikan oksigen sesuai kebutuhan
- Pemantauan Pernapasan
- Memantau frekuensi, kedalaman, dan irama napas
- Memantau penggunaan otot bantu napas
- Manajemen Oksigenasi
- Memantau saturasi oksigen
- Memberikan terapi oksigen sesuai kebutuhan
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang tepat, diharapkan dapat membantu pasien untuk mencapai perbaikan dalam bersihan jalan napas, kontrol nyeri, dan pola napas yang efektif. -
Article No. 19497 | 11 Jul 2025
Klinis : DIagnosa gangguan perfusi miocard
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi gangguan perfusi miocard.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi gangguan perfusi miocard berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak didefinisikan sebagai penurunan sirkulasi darah ke otot jantung, yang dapat menyebabkan kerusakan sel miokard.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dengan gangguan perfusi miocard dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Pemeliharaan Perfusi Jaringan Kardiak: Pasien mampu mempertahankan aliran darah yang adekuat ke otot jantung, yang ditandai dengan tanda-tanda vital yang stabil, tidak ada gejala angina, dan tidak ada perubahan elektrokardiogram.
2. Manajemen Gejala: Pasien mampu mengelola gejala-gejala yang muncul, seperti nyeri dada, sesak napas, dan kelelahan, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.
3. Stabilitas Hemodinamik: Pasien menunjukkan tanda-tanda stabilitas hemodinamik, seperti tekanan darah, frekuensi nadi, dan curah jantung yang optimal.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
1. Pemantauan Hemodinamik: Melakukan pemantauan tanda-tanda vital, termasuk tekanan darah, frekuensi nadi, dan respirasi, serta memantau hasil pemeriksaan diagnostik terkait fungsi jantung.
2. Manajemen Nyeri: Mengidentifikasi, memantau, dan mengelola nyeri dada yang dirasakan pasien, serta memberikan intervensi farmakologis dan non-farmakologis untuk mengurangi nyeri.
3. Terapi Oksigen: Memberikan terapi oksigen sesuai dengan kebutuhan pasien untuk memastikan oksigenasi jaringan yang adekuat.
4. Edukasi dan Konseling: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penyakit, gejala-gejala, manajemen diri, dan modifikasi gaya hidup yang dapat membantu meningkatkan perfusi miocard.
5. Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan Lain: Berkolaborasi dengan dokter, ahli gizi, dan tenaga kesehatan lainnya untuk mengoptimalkan perawatan pasien dan mencapai tujuan luaran yang diharapkan.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terarah, diharapkan pasien dengan gangguan perfusi miocard dapat mempertahankan perfusi jaringan kardiak yang adekuat, mengelola gejala-gejala yang muncul, serta mencapai stabilitas hemodinamik yang optimal.