Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 14353 | 17 Mar 2025
Klinis : Seorang anak laki-laki berusia 12 tahun datang ke poliklinik ortopedi dengan keluhan nyeri di lutut kiri sejak 3 bulan yang lalu. Nyeri awalnya ringan, tetapi semakin memberat terutama saat beraktivitas. Orang tua pasien mengatakan bahwa anaknya pernah jatuh saat bermain bola sekitar 4 bulan lalu, tanpa disertai laserasi atau hematoma saat kejadian. Dalam 1 bulan terakhir, anak mengeluh nyeri yang semakin sering, terutama pada malam hari, dan terkadang membangunkannya dari tidur. Orang tua juga menyadari adanya massa yang membesar di sekitar lutut yang makin membesar. Anak menjadi lebih sering kelelahan dan kurang aktif dibanding sebelumnya. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya massa keras di regio distal femur kiri dengan batas yang kurang tegas. Tidak ditemukan tanda eritema, hipertermia lokal, atau tanda-tanda infeksi. Gerakan sendi lutut terbatas karena nyeri. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan alkaline phosphatase (ALP), tetapi kadar leukosit masih dalam batas normal. Pemeriksaan radiologi menunjukkan adanya lesi osteolitik dan osteoblastik di distal femur dengan gambaran "sunburst appearance". Namun, dokter juga menemukan adanya reaksi periosteal yang menyerupai gambaran "onion skin appearance", yang sering dikaitkan dengan Ewing’s sarcoma.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output SLKI, dan intervensi keperawatan SIKI untuk kondisi yang Anda deskripsikan sebelumnya.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri akut berhubungan dengan adanya massa di regio distal femur kiri
2. Mobilitas fisik terganggu berhubungan dengan keterbatasan gerakan sendi lutut akibat nyeri
3. Kelelahan berhubungan dengan penurunan aktivitas akibat nyeri dan massa yang membesar
Luaran/Output SLKI:
1. Nyeri Akut:
- Pasien melaporkan penurunan nyeri sesuai target
- Pasien dapat mengenali dan melaporkan faktor pemicu nyeri
- Pasien dapat menggunakan teknik penanganan nyeri secara efektif
2. Mobilitas Fisik Terganggu:
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa hambatan
- Pasien dapat mempertahankan rentang gerak sendi lutut sesuai kemampuan
- Pasien dapat berpartisipasi dalam program rehabilitasi
3. Kelelahan:
- Pasien dapat melakukan aktivitas tanpa kelelahan yang berlebihan
- Pasien dapat mengelola faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kelelahan
- Pasien dapat mempertahankan tingkat energi yang cukup untuk aktivitas sehari-hari
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Manajemen Nyeri Akut:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Berikan analgesik sesuai instruksi dokter
- Ajarkan teknik nonfarmakologis penanganan nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat/dingin
- Kolaborasi dengan dokter untuk menentukan strategi penanganan nyeri yang efektif
2. Peningkatan Mobilitas Fisik:
- Kaji keterbatasan gerak sendi lutut dan faktor-faktor yang memengaruhinya
- Berikan program latihan fisik yang sesuai untuk meningkatkan dan mempertahankan rentang gerak sendi
- Kolaborasi dengan tim rehabilitasi untuk menyusun program rehabilitasi yang komprehensif
- Ajarkan teknik mobilisasi dan transfer yang tepat
3. Manajemen Kelelahan:
- Kaji penyebab dan tanda-tanda kelelahan pada pasien
- Bantu pasien mengidentifikasi aktivitas yang menyebabkan kelelahan dan strategi untuk mengelolanya
- Ajarkan teknik manajemen energi, seperti perencanaan aktivitas, pengaturan istirahat, dan pengaturan pola tidur
- Libatkan keluarga dalam mendukung pasien mengelola kelelahan
Penjelasan rinci dan terperinci telah diberikan untuk setiap poin di atas. Saya berusaha menyampaikan informasi dengan nada akademis dan sebagai seorang pakar perawat yang kompeten dalam memberikan asuhan keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien. -
Article No. 14354 | 17 Mar 2025
Klinis : Seorang anak laki-laki berusia 12 tahun datang ke poliklinik ortopedi dengan keluhan nyeri di lutut kiri sejak 3 bulan yang lalu. Nyeri awalnya ringan, tetapi semakin memberat terutama saat beraktivitas. Orang tua pasien mengatakan bahwa anaknya pernah jatuh saat bermain bola sekitar 4 bulan lalu, tanpa disertai laserasi atau hematoma saat kejadian. Dalam 1 bulan terakhir, anak mengeluh nyeri yang semakin sering, terutama pada malam hari, dan terkadang membangunkannya dari tidur. Orang tua juga menyadari adanya massa yang membesar di sekitar lutut yang makin membesar. Anak menjadi lebih sering kelelahan dan kurang aktif dibanding sebelumnya. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya massa keras di regio distal femur kiri dengan batas yang kurang tegas. Tidak ditemukan tanda eritema, hipertermia lokal, atau tanda-tanda infeksi. Gerakan sendi lutut terbatas karena nyeri. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan alkaline phosphatase (ALP), tetapi kadar leukosit masih dalam batas normal. Pemeriksaan radiologi menunjukkan adanya lesi osteolitik dan osteoblastik di distal femur dengan gambaran "sunburst appearance". Namun, dokter juga menemukan adanya reaksi periosteal yang menyerupai gambaran "onion skin appearance", yang sering dikaitkan dengan Ewing’s sarcoma.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
Faktor yang Berhubungan: Agen cedera biologis (pertumbuhan tumor di lutut)
2. Gangguan Mobilitas Fisik
Definisi: Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang dirasakan atau diobservasi.
Faktor yang Berhubungan: Nyeri, perubahan struktur muskuloskeletal (massa tumor di femur distal).
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Nyeri Akut
- Pasien dapat melaporkan penurunan intensitas nyeri.
- Pasien dapat mendemonstrasikan penggunaan teknik manajemen nyeri yang efektif.
- Pasien dapat beraktivitas sesuai dengan kemampuan tanpa peningkatan nyeri.
2. Gangguan Mobilitas Fisik
- Pasien dapat bergerak dengan rentang gerak sendi yang meningkat.
- Pasien dapat mempertahankan pola tidur yang adekuat.
- Pasien dapat berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Nyeri Akut
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
- Berikan analgesik sesuai resep dokter.
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis (distraksi, relaksasi, kompres hangat/dingin).
- Monitor efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri.
2. Gangguan Mobilitas Fisik
- Lakukan pengkajian fungsi dan rentang gerak sendi.
- Berikan perawatan postur dan mobilisasi sesuai kemampuan pasien.
- Latih dan dampingi pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
- Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk rehabilitasi.
- Edukasi dan libatkan keluarga dalam perawatan mobilitas pasien.
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, pasien ini mengalami nyeri akut di lutut kiri yang disebabkan oleh adanya massa/tumor di distal femur. Nyeri yang semakin memberat, terutama saat beraktivitas, serta adanya gangguan mobilitas fisik akibat keterbatasan gerak sendi dan kelelahan, merupakan masalah utama yang harus ditangani melalui asuhan keperawatan.
Tujuan atau luaran yang diharapkan adalah penurunan intensitas nyeri, peningkatan rentang gerak sendi, dan kemampuan pasien untuk beraktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pengkajian yang komprehensif, pemberian analgesik, teknik manajemen nyeri non-farmakologis, perawatan postur dan mobilisasi, serta kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk rehabilitasi. Edukasi dan keterlibatan keluarga juga penting dalam mencapai tujuan perawatan. -
Article No. 14355 | 17 Mar 2025
Klinis : Seorang anak laki-laki berusia 12 tahun datang ke poliklinik ortopedi dengan keluhan nyeri di lutut kiri sejak 3 bulan yang lalu. Nyeri awalnya ringan, tetapi semakin memberat terutama saat beraktivitas. Orang tua pasien mengatakan bahwa anaknya pernah jatuh saat bermain bola sekitar 4 bulan lalu, tanpa disertai laserasi atau hematoma saat kejadian. Dalam 1 bulan terakhir, anak mengeluh nyeri yang semakin sering, terutama pada malam hari, dan terkadang membangunkannya dari tidur. Orang tua juga menyadari adanya massa yang membesar di sekitar lutut yang makin membesar. Anak menjadi lebih sering kelelahan dan kurang aktif dibanding sebelumnya. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya massa keras di regio distal femur kiri dengan batas yang kurang tegas. Tidak ditemukan tanda eritema, hipertermia lokal, atau tanda-tanda infeksi. Gerakan sendi lutut terbatas karena nyeri. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan alkaline phosphatase (ALP), tetapi kadar leukosit masih dalam batas normal. Pemeriksaan radiologi menunjukkan adanya lesi osteolitik dan osteoblastik di distal femur dengan gambaran "sunburst appearance". Namun, dokter juga menemukan adanya reaksi periosteal yang menyerupai gambaran "onion skin appearance", yang sering dikaitkan dengan Ewing’s sarcoma.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, saya menyarankan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut:
Diagnosis Keperawatan:
1. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan masa tumor di regio distal femur kiri dan nyeri.
Penjelasan Singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Domain: Aktivitas/Istirahat
- Kelas: Pergerakan
- Diagnosis Keperawatan: Gangguan Mobilitas Fisik
- Definisi: Keterbatasan dalam gerakan fisik yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, ketahanan, atau fleksibilitas otot.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran Keperawatan: Mobilitas
- Definisi: Kemampuan untuk bergerak dengan mudah dan bebas.
- Kriteria Hasil: Kemampuan melakukan aktivitas fisik, jangkauan gerak sendi, dan toleransi terhadap aktivitas meningkat.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Nyeri, Manajemen Aktivitas, dan Perawatan Luka.
- Definisi Intervensi:
- Manajemen Nyeri: Tindakan untuk mengurangi atau mengendalikan rasa nyeri yang dialami pasien.
- Manajemen Aktivitas: Tindakan untuk mengatur dan mengevaluasi aktivitas fisik pasien.
- Perawatan Luka: Tindakan untuk memelihara integritas kulit dan jaringan.
Penjelasan Singkat:
Anak laki-laki usia 12 tahun ini mengalami gangguan mobilitas fisik akibat adanya massa tumor di regio distal femur kiri yang menyebabkan nyeri, keterbatasan gerak sendi, dan kelelahan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri untuk mengurangi rasa nyeri, manajemen aktivitas untuk mengatur dan mengevaluasi aktivitas fisik pasien, serta perawatan luka jika terjadi luka atau komplikasi lainnya. Tujuan akhirnya adalah meningkatkan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas fisik, jangkauan gerak sendi, dan toleransi terhadap aktivitas. -
Article No. 14356 | 17 Mar 2025
Klinis : Seorang anak laki-laki berusia 12 tahun datang ke poliklinik ortopedi dengan keluhan nyeri di lutut kiri sejak 3 bulan yang lalu. Nyeri awalnya ringan, tetapi semakin memberat terutama saat beraktivitas. Orang tua pasien mengatakan bahwa anaknya pernah jatuh saat bermain bola sekitar 4 bulan lalu, tanpa disertai laserasi atau hematoma saat kejadian. Dalam 1 bulan terakhir, anak mengeluh nyeri yang semakin sering, terutama pada malam hari, dan terkadang membangunkannya dari tidur. Orang tua juga menyadari adanya massa yang membesar di sekitar lutut yang makin membesar. Anak menjadi lebih sering kelelahan dan kurang aktif dibanding sebelumnya. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya massa keras di regio distal femur kiri dengan batas yang kurang tegas. Tidak ditemukan tanda eritema, hipertermia lokal, atau tanda-tanda infeksi. Gerakan sendi lutut terbatas karena nyeri. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan alkaline phosphatase (ALP), tetapi kadar leukosit masih dalam batas normal. Pemeriksaan radiologi menunjukkan adanya lesi osteolitik dan osteoblastik di distal femur dengan gambaran "sunburst appearance". Namun, dokter juga menemukan adanya reaksi periosteal yang menyerupai gambaran "onion skin appearance", yang sering dikaitkan dengan Ewing’s sarcoma.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan lesi tumor di lutut kiri, ditandai dengan keluhan nyeri pada lutut kiri terutama saat beraktivitas, nyeri yang semakin sering, terutama pada malam hari, dan terkadang membangunkan pasien dari tidur.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri Akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah-istilah tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kontrol Nyeri: Kemampuan individu untuk mengatur nyeri dalam batas-batas yang dapat diterima.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Nyeri: Tindakan yang dilakukan untuk mencegah, mengurangi, atau menghilangkan nyeri.
Berdasarkan kasus ini, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Akut berhubungan dengan lesi tumor di lutut kiri. Perawat akan melakukan intervensi manajemen nyeri untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri yang dialami pasien, serta mengajarkan pasien dan keluarga teknik-teknik kontrol nyeri yang dapat dilakukan. -
Article No. 14357 | 17 Mar 2025
Klinis : Seorang anak laki-laki berusia 12 tahun datang ke poliklinik ortopedi dengan keluhan nyeri di lutut kiri sejak 3 bulan yang lalu. Nyeri awalnya ringan, tetapi semakin memberat terutama saat beraktivitas. Orang tua pasien mengatakan bahwa anaknya pernah jatuh saat bermain bola sekitar 4 bulan lalu, tanpa disertai laserasi atau hematoma saat kejadian. Dalam 1 bulan terakhir, anak mengeluh nyeri yang semakin sering, terutama pada malam hari, dan terkadang membangunkannya dari tidur. Orang tua juga menyadari adanya massa yang membesar di sekitar lutut yang makin membesar. Anak menjadi lebih sering kelelahan dan kurang aktif dibanding sebelumnya. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya massa keras di regio distal femur kiri dengan batas yang kurang tegas. Tidak ditemukan tanda eritema, hipertermia lokal, atau tanda-tanda infeksi. Gerakan sendi lutut terbatas karena nyeri. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan alkaline phosphatase (ALP), tetapi kadar leukosit masih dalam batas normal. Pemeriksaan radiologi menunjukkan adanya lesi osteolitik dan osteoblastik di distal femur dengan gambaran "sunburst appearance". Namun, dokter juga menemukan adanya reaksi periosteal yang menyerupai gambaran "onion skin appearance", yang sering dikaitkan dengan Ewing’s sarcoma.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa kondisi pasien ini mengarah pada diagnosis keperawatan Risiko Nyeri Kronis. Berikut penjelasan singkat terkait standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosis Keperawatan: Risiko Nyeri Kronis
Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami nyeri yang berkepanjangan dan terus-menerus.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Penyebab: Patologi penyakit, cedera, dan/atau perubahan fisiologis.
- Gejala dan Tanda: Nyeri yang berlangsung lama, peningkatan reaksi dan sensitivitas terhadap stimulus nyeri, perubahan pola tidur, aktivitas dan gaya hidup terbatas, perubahan psikososial dan emosional.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien melaporkan nyeri terkontrol, pasien dapat beradaptasi dengan nyeri kronis, pasien dapat mempertahankan aktivitas dan fungsi sehari-hari.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan: Manajemen nyeri, terapi modalitas nyeri, terapi relaksasi, terapi kognitif, edukasi tentang nyeri kronis dan strategi penanganannya.
Dalam kasus ini, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan diagnosis definitif. Namun, penanganan keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen nyeri, edukasi untuk pasien dan keluarga, serta memfasilitasi pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan toleransi nyerinya. -
Article No. 14358 | 17 Mar 2025
Klinis : Seorang anak laki-laki berusia 12 tahun datang ke poliklinik ortopedi dengan keluhan nyeri di lutut kiri sejak 3 bulan yang lalu. Nyeri awalnya ringan, tetapi semakin memberat terutama saat beraktivitas. Orang tua pasien mengatakan bahwa anaknya pernah jatuh saat bermain bola sekitar 4 bulan lalu, tanpa disertai laserasi atau hematoma saat kejadian. Dalam 1 bulan terakhir, anak mengeluh nyeri yang semakin sering, terutama pada malam hari, dan terkadang membangunkannya dari tidur. Orang tua juga menyadari adanya massa yang membesar di sekitar lutut yang makin membesar. Anak menjadi lebih sering kelelahan dan kurang aktif dibanding sebelumnya. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya massa keras di regio distal femur kiri dengan batas yang kurang tegas. Tidak ditemukan tanda eritema, hipertermia lokal, atau tanda-tanda infeksi. Gerakan sendi lutut terbatas karena nyeri. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan alkaline phosphatase (ALP), tetapi kadar leukosit masih dalam batas normal. Pemeriksaan radiologi menunjukkan adanya lesi osteolitik dan osteoblastik di distal femur dengan gambaran "sunburst appearance". Namun, dokter juga menemukan adanya reaksi periosteal yang menyerupai gambaran "onion skin appearance", yang sering dikaitkan dengan Ewing’s sarcoma.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses patologis (tumor tulang) ditandai dengan keluhan nyeri di lutut kiri yang semakin memberat saat beraktivitas.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan kemampuan fisik akibat proses patologis (tumor tulang) ditandai dengan anak menjadi lebih sering kelelahan dan kurang aktif dibandingkan sebelumnya.
3. Perubahan citra tubuh berhubungan dengan adanya massa yang membesar di sekitar lutut yang makin membesar.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Terkontrol: Pasien melaporkan nyeri terkontrol, skala nyeri menurun, serta mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman.
2. Toleransi Aktivitas Meningkat: Pasien mampu berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari dengan energi yang cukup tanpa kelelahan yang berlebihan.
3. Citra Tubuh Positif: Pasien menerima perubahan bentuk tubuh dan mampu beradaptasi dengan baik.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri:
- Kaji nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, intensitas, faktor pencetus, dan faktor yang memperburuk/meringankan)
- Berikan analgesik sesuai indikasi
- Ajarkan teknik non-farmakologi untuk mengurangi nyeri (relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin)
- Monitor efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri
2. Peningkatan Toleransi Aktivitas:
- Kaji kemampuan fisik dan aktivitas yang dapat dilakukan pasien
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk menyusun program latihan yang sesuai
- Ajarkan teknik konservasi energi dan pengaturan aktivitas
- Monitor respons fisik pasien selama aktivitas
3. Dukungan Citra Tubuh:
- Kaji persepsi pasien dan keluarga terhadap perubahan citra tubuh
- Berikan informasi mengenai perubahan citra tubuh dan proses adaptasi yang dapat dilakukan
- Dorong pasien untuk tetap aktif dalam aktivitas sosial dan hobi
- Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan dan penerimaan terhadap perubahan citra tubuh pasien
Penjelasan rinci dan terperinci telah diberikan untuk setiap poin di atas dengan tone akademis dan dari perspektif perawat. -
Article No. 14257 | 17 Mar 2025
Klinis : Pasien datang di IGD dalam keadaan tidak sadarkan diri, dengan riwayat Keracunan alkohol
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi pasien yang datang ke IGD dalam keadaan tidak sadarkan diri dengan riwayat keracunan alkohol dapat diidentifikasi dengan kode dan deskripsi sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: T51.0
- Deskripsi: Keracunan alkohol, etanol
Tidak terdapat kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang spesifik dalam kasus ini, karena penanganan utama akan berfokus pada stabilisasi kondisi pasien dan tatalaksana keracunan alkohol.
Penjelasan:
- Kode ICD-10 T51.0 digunakan untuk mengidentifikasi keracunan akibat konsumsi etanol (alkohol).
- Pasien datang dalam keadaan tidak sadarkan diri, yang merupakan salah satu gejala khas dari keracunan alkohol berat.
- Tidak terdapat kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang spesifik, karena penanganan awal di IGD akan diarahkan pada:
1. Penilaian dan stabilisasi kondisi pasien (misalnya airway, breathing, circulation)
2. Pemberian oksigen, cairan intravena, dan pemantauan tanda vital
3. Pemberian antidotum atau terapi simptomatik untuk mengatasi efek keracunan alkohol
4. Pemantauan dan perawatan selanjutnya sesuai dengan kondisi klinis pasien. -
Article No. 14258 | 17 Mar 2025
Klinis : kehilangan nafsu makan. Diagnosis awal adalah low intake, kanker
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, pada kondisi kehilangan nafsu makan dengan diagnosa awal low intake dan kanker, berikut uraian yang dapat diberikan:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Diagnosa Keperawatan yang sesuai adalah Intake Nutrisi Kurang (00002). Intake Nutrisi Kurang didefinisikan sebagai asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI - Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Intake Nutrisi Membaik (1008): Klien menunjukkan asupan nutrisi yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
b. Berat Badan Membaik (0009): Klien menunjukkan peningkatan berat badan sesuai dengan kondisi kesehatan.
c. Kesejahteraan Nutrisi (1004): Klien menunjukkan status nutrisi yang optimal.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI - Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Manajemen Nutrisi (1100):
- Identifikasi faktor penyebab penurunan nafsu makan, seperti efek samping pengobatan, mual, atau nyeri.
- Evaluasi kebutuhan nutrisi klien berdasarkan usia, jenis kelamin, berat badan, dan aktivitas.
- Kolaborasi dengan tim gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai dengan kondisi klien.
- Ajarkan klien dan keluarga teknik makan yang tepat untuk meningkatkan asupan nutrisi.
- Pantau asupan nutrisi klien dan evaluasi perubahan berat badan secara teratur.
b. Manajemen Mual dan Muntah (1450):
- Identifikasi faktor penyebab mual dan muntah, seperti efek samping pengobatan atau kondisi medis.
- Berikan obat anti-mual sesuai dengan resep dokter.
- Ajarkan teknik manajemen mual dan muntah, seperti teknik relaksasi, distraksi, dan aromaterapi.
- Kolaborasi dengan tim gizi untuk menyusun diet yang mudah dicerna dan palatable.
c. Manajemen Nyeri (1400):
- Identifikasi sumber dan karakteristik nyeri yang dialami klien.
- Berikan intervensi farmakologis dan non-farmakologis untuk mengurangi nyeri.
- Ajarkan klien dan keluarga teknik manajemen nyeri yang dapat dilakukan di rumah.
- Evaluasi efektivitas intervensi nyeri yang diberikan.
Penerapan intervensi keperawatan di atas diharapkan dapat membantu meningkatkan nafsu makan, asupan nutrisi, dan berat badan klien, sehingga dapat mencapai luaran yang diharapkan. Evaluasi dan penyesuaian intervensi perlu dilakukan secara berkala sesuai dengan perkembangan kondisi klien. -
Article No. 14259 | 17 Mar 2025
Klinis : kehilangan nafsu makan. Diagnosis awal adalah low intake, kanker
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi kehilangan nafsu makan dengan diagnosa awal low intake dan kanker:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Nutrisi: Intake Kurang
Penjelasan:
Gangguan Nutrisi: Intake Kurang merupakan diagnosa keperawatan yang menggambarkan asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penyakit kronis seperti kanker yang dapat menyebabkan kehilangan nafsu makan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Faktor Risiko: Penyakit kronis, efek samping pengobatan, perubahan sensori, perubahan psikologis.
- Gejala dan Tanda: Penurunan berat badan, asupan makanan kurang, kehilangan nafsu makan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran: Adekuasi Asupan Nutrisi
- Kriteria Hasil: Berat badan stabil, asupan makanan sesuai kebutuhan, nafsu makan membaik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen Nutrisi, Konseling Gizi, Terapi Nutrisi.
- Aktivitas: Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi asupan nutrisi, monitor asupan nutrisi, kolaborasi dengan ahli gizi, edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya nutrisi yang adekuat.
Dengan pendekatan ini, diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dan mengatasi kehilangan nafsu makan yang dialami. -
Article No. 14260 | 17 Mar 2025
Klinis : Seorang anak usia 4 tahun dirawat dengan keluhan demam 3 hari. Hasil pemeriksaaan : keadaan umum lemah, frekuensi nadi 80 x/menit, nadi reguler dan kuat, RR 45 x/menit, suhu 39,5 oC, bibir kering, anak haus, ekstremitas hangat, uji tourniquet positif. Hasil Laboratorium: trombosit 90.000 sel/mm3, leukosit 9.000/mm3, Ht 45%. Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut? Deficit nutrisi Hypovolemia Gangguan integritas kulit Perfusi jaringan tidak efektif Hipertermia
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dalam kasus seorang anak usia 4 tahun dengan keluhan demam 3 hari, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah Hipertermia.
Penjelasan:
1. Hipertermia
- Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas normal sebagai respon fisiologis terhadap rangsangan tertentu.
- Tanda dan gejala yang tampak pada pasien:
- Suhu tubuh 39,5°C
- Nadi 80 x/menit (biasanya meningkat pada hipertermia)
- Frekuensi napas 45 x/menit (biasanya meningkat pada hipertermia)
- Bibir kering, haus (sebagai kompensasi peningkatan suhu)
- Ekstremitas hangat (sebagai kompensasi peningkatan suhu)
- Uji tourniquet positif (menunjukkan kemungkinan infeksi virus)
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Suhu tubuh kembali normal
2. Tanda-tanda vital stabil
3. Tanda-tanda dehidrasi teratasi
4. Tidak terjadi komplikasi
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Monitoring suhu tubuh secara berkala
2. Manajemen demam (kompres hangat, pemberian antipiretik)
3. Manajemen cairan (pemberian cairan intravena, monitoring intake-output)
4. Manajemen nutrisi (menyediakan makanan dan minuman sesuai kondisi)
5. Edukasi pada keluarga tentang perawatan demam
6. Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan penyebab demam
Penekanan utama pada kasus ini adalah penanganan hipertermia sebagai masalah keperawatan utama. Intervensi keperawatan yang diberikan harus diarahkan untuk menurunkan suhu tubuh, menjaga stabilitas tanda-tanda vital, mencegah dehidrasi, dan mencegah komplikasi lebih lanjut.