Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 14486 | 19 Mar 2025
Klinis : Pasien datang dengan mengeluhkan tangan yang mengalami tremor dan badan yang selalu merasa kepanasan. Pasien mengatakan gejala tersebut datang saat ia mengalami stres berlebih. Akibatnya ia juga mengalami penurunan berat badan yang signifikan dalam 1 minggu terakhir. Selain itu pasien juga merasakan bahwa jantungnya berdebar-debar dan membuat ia sangat gugup. Gejala yang dirasakan pasien saat awal menyebar di daerah perut karena pasien sebelumnya mengalami sakit diare, namun setelah beberapa hari sakit di perut mulai berkurang sehingga sakit tidak lagi menyebar ke daerah lain karena tingkat keparahan sakit yang dialami pasien sudah tidak terlalu parah. Diagnosa : Hiperetiroid
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Ansietas (+)
- SDKI: Ansietas
- SLKI: Manajemen Ansietas
- SIKI: Intervensi Mengurangi Kecemasan
Penjelasan:
Pasien mengalami gejala-gejala kecemasan, seperti tremor, badan selalu merasa kepanasan, jantung berdebar-debar, dan gugup. Hal ini sesuai dengan kriteria ansietas dalam SDKI.
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh (+)
- SDKI: Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SLKI: Manajemen Nutrisi
- SIKI: Intervensi Manajemen Nutrisi
Penjelasan:
Pasien mengalami penurunan berat badan yang signifikan dalam 1 minggu terakhir, menunjukkan adanya ketidakseimbangan nutrisi.
3. Nyeri akut (+)
- SDKI: Nyeri Akut
- SLKI: Manajemen Nyeri
- SIKI: Intervensi Manajemen Nyeri
Penjelasan:
Pasien mengalami gejala nyeri di perut, meskipun kemudian berkurang kesevariannya.
Diagnosa Keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien adalah Ansietas, Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh, dan Nyeri Akut. Penjelasan singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk masing-masing diagnosa telah diberikan. -
Article No. 14487 | 19 Mar 2025
Klinis : Seorang pasien perempuan berusia 25 tahun datang ke klinik dermatologi dengan keluhan kulit kemerahan, gatal, dan bersisik di kedua tangan serta lehernya. Pasien mengaku gejala ini sudah berlangsung selama tiga bulan dan sering kambuh terutama setelah menggunakan sabun cuci tertentu atau saat cuaca dingin. Ia juga melaporkan bahwa kulitnya terasa sangat kering dan terkadang muncul luka kecil akibat garukan. Dari hasil anamnesis, pasien memiliki riwayat alergi terhadap makanan laut serta asma sejak kecil. Dari pemeriksaan fisik ditemukan area kulit yang meradang, kering, dan bersisik di tangan serta leher, dengan beberapa bagian mengalami ekskoriasi akibat garukan. Pasien didiagnosis mengalami dermatitis atopik (eksim) dan disarankan untuk menghindari pemicu, menjaga kelembapan kulit, serta diberikan terapi obat sesuai indikasi.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kerusakan kulit dan rasa gatal.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Intoleransi aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan kegiatan rutin yang diinginkan atau diperlukan dari waktu ke waktu.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan.
2. Klien dapat beristirahat yang cukup.
3. Klien tidak mengalami kelelahan yang berlebihan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen aktivitas: membantu klien untuk merencanakan dan melakukan aktivitas sesuai dengan toleransi.
2. Manajemen energi: membantu klien mengatur penggunaan energi untuk menyelesaikan aktivitas.
3. Manajemen kenyamanan kulit: melakukan tindakan untuk meningkatkan kenyamanan kulit klien.
Dengan diagnosa keperawatan dan penjelasan SDKI-SLKI-SIKI di atas, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk membantu mengatasi masalah intoleransi aktivitas pada pasien dengan dermatitis atopik (eksim). -
Article No. 14488 | 19 Mar 2025
Klinis : Seorang pasien perempuan berusia 25 tahun datang ke klinik dermatologi dengan keluhan kulit kemerahan, gatal, dan bersisik di kedua tangan serta lehernya. Pasien mengaku gejala ini sudah berlangsung selama tiga bulan dan sering kambuh terutama setelah menggunakan sabun cuci tertentu atau saat cuaca dingin. Ia juga melaporkan bahwa kulitnya terasa sangat kering dan terkadang muncul luka kecil akibat garukan. Dari hasil anamnesis, pasien memiliki riwayat alergi terhadap makanan laut serta asma sejak kecil. Dari pemeriksaan fisik ditemukan area kulit yang meradang, kering, dan bersisik di tangan serta leher, dengan beberapa bagian mengalami ekskoriasi akibat garukan. Pasien didiagnosis mengalami dermatitis atopik (eksim) dan disarankan untuk menghindari pemicu, menjaga kelembapan kulit, serta diberikan terapi obat sesuai indikasi.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, pruritus, dan perubahan kulit yang terjadi pada pasien dengan dermatitis atopik.
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pruritus dan eksoriasi akibat garukan pada pasien dengan dermatitis atopik.
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan pruritus yang mengganggu tidur pasien dengan dermatitis atopik.
4. Risiko infeksi berhubungan dengan kerusakan integritas kulit pada pasien dengan dermatitis atopik.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Toleransi aktivitas: Pasien dapat berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan.
2. Integritas kulit: Kulit pasien tampak utuh, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan rasa gatal berkurang.
3. Pola tidur: Pasien dapat mempertahankan pola tidur yang adekuat tanpa gangguan pruritus yang signifikan.
4. Bebas infeksi: Tidak ada tanda-tanda infeksi pada lesi kulit pasien.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen aktivitas:
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi toleransi aktivitas pasien.
- Bantu pasien merencanakan aktivitas sehari-hari dengan mempertimbangkan kapasitas toleransi.
- Ajarkan teknik manajemen kelelahan dan pengelolaan energi.
2. Perawatan luka:
- Bersihkan luka dengan teknik aseptik.
- Berikan pelembab/emolien untuk menjaga kelembapan kulit.
- Ajarkan pasien cara merawat luka dan menghindari garukan yang dapat memperburuk kondisi.
3. Manajemen nyeri:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
- Berikan intervensi non-farmakologis, seperti kompres dingin, distraksi, dan relaksasi.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi farmakologis sesuai indikasi.
4. Pencegahan infeksi:
- Pantau tanda-tanda infeksi pada lesi kulit pasien.
- Ajarkan pasien cara menjaga kebersihan dan higiene kulit.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi antibiotik atau antiseptik jika diperlukan.
Penjelasan yang rinci dan terperinci di atas mencakup diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mengelola kondisi pasien dengan dermatitis atopik. Sebagai perawat, saya akan menerapkan pendekatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien untuk membantu pasien mencapai hasil perawatan yang optimal. -
Article No. 14489 | 19 Mar 2025
Klinis : Seorang pasien perempuan berusia 25 tahun datang ke klinik dermatologi dengan keluhan kulit kemerahan, gatal, dan bersisik di kedua tangan serta lehernya. Pasien mengaku gejala ini sudah berlangsung selama tiga bulan dan sering kambuh terutama setelah menggunakan sabun cuci tertentu atau saat cuaca dingin. Ia juga melaporkan bahwa kulitnya terasa sangat kering dan terkadang muncul luka kecil akibat garukan. Dari hasil anamnesis, pasien memiliki riwayat alergi terhadap makanan laut serta asma sejak kecil. Dari pemeriksaan fisik ditemukan area kulit yang meradang, kering, dan bersisik di tangan serta leher, dengan beberapa bagian mengalami ekskoriasi akibat garukan. Pasien didiagnosis mengalami dermatitis atopik (eksim) dan disarankan untuk menghindari pemicu, menjaga kelembapan kulit, serta diberikan terapi obat sesuai indikasi.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: L20.9
- Deskripsi: Dermatitis atopik, tidak tergambarkan
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada tindakan prosedural yang dilaporkan dalam kasus ini.
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien perempuan berusia 25 tahun mengalami keluhan kulit kemerahan, gatal, dan bersisik di kedua tangan dan lehernya. Gejala ini sudah berlangsung selama tiga bulan dan sering kambuh, terutama setelah menggunakan sabun cuci tertentu atau saat cuaca dingin. Pasien juga melaporkan kulit yang sangat kering dan muncul luka kecil akibat garukan. Pasien memiliki riwayat alergi terhadap makanan laut serta asma sejak kecil.
Dari pemeriksaan fisik, ditemukan area kulit yang meradang, kering, dan bersisik di tangan serta leher, dengan beberapa bagian mengalami ekskoriasi akibat garukan. Berdasarkan anamnesis dan temuan klinis, pasien didiagnosis mengalami dermatitis atopik (eksim).
Kode ICD-10 yang sesuai untuk kondisi ini adalah L20.9 (Dermatitis atopik, tidak tergambarkan). Tidak ada tindakan prosedural yang dilaporkan dalam kasus ini, sehingga tidak ada kode ICD-9-CM Procedure yang perlu ditampilkan. -
Article No. 14490 | 19 Mar 2025
Klinis : Seorang pasien perempuan berusia 25 tahun datang ke klinik dermatologi dengan keluhan kulit kemerahan, gatal, dan bersisik di kedua tangan serta lehernya. Pasien mengaku gejala ini sudah berlangsung selama tiga bulan dan sering kambuh terutama setelah menggunakan sabun cuci tertentu atau saat cuaca dingin. Ia juga melaporkan bahwa kulitnya terasa sangat kering dan terkadang muncul luka kecil akibat garukan. Dari hasil anamnesis, pasien memiliki riwayat alergi terhadap makanan laut serta asma sejak kecil. Dari pemeriksaan fisik ditemukan area kulit yang meradang, kering, dan bersisik di tangan serta leher, dengan beberapa bagian mengalami ekskoriasi akibat garukan. Pasien didiagnosis mengalami dermatitis atopik (eksim) dan disarankan untuk menghindari pemicu, menjaga kelembapan kulit, serta diberikan terapi obat sesuai indikasi.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan dan pruritus (gatal) akibat dermatitis atopik.
Penjelasan: Pasien mengalami gejala dermatitis atopik seperti kulit meradang, gatal, dan bersisik yang dapat menyebabkan keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi, pruritus, dan ekskoriasi akibat dermatitis atopik.
Penjelasan: Pasien memiliki area kulit yang kering, meradang, dan luka akibat garukan yang dapat mengganggu integritas kulit.
3. Risiko infeksi berhubungan dengan kerusakan integritas kulit akibat dermatitis atopik.
Penjelasan: Luka dan kerusakan pada kulit meningkatkan risiko terjadinya infeksi sekunder.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Toleransi Aktivitas
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman tanpa hambatan yang signifikan.
- Pasien melaporkan peningkatan energi dan kemampuan untuk melakukan aktivitas.
2. Integritas Kulit
- Kulit pasien tampak sehat, lembap, dan tidak ada tanda-tanda inflamasi atau lesi.
- Pasien melaporkan tidak ada gejala gatal atau iritasi kulit.
3. Kontrol Risiko Infeksi
- Tidak ada tanda-tanda infeksi pada kulit pasien.
- Pasien mengetahui tindakan pencegahan infeksi dan dapat melakukannya dengan benar.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Gejala
- Identifikasi dan hindari pemicu gejala dermatitis atopik (seperti sabun, deterjen, dan cuaca dingin).
- Berikan edukasi tentang perawatan kulit yang tepat, seperti penggunaan pelembap dan pembersih lembut.
- Kolaborasi dengan dokter untuk terapi obat-obatan yang sesuai (misalnya kortikosteroid topikal, antihistamin).
2. Perawatan Kulit
- Lakukan perawatan kulit untuk menjaga kelembapan dan integritas kulit, seperti aplikasi pelembap secara teratur.
- Ajarkan pasien teknik mandi yang tepat untuk menjaga kelembapan kulit.
- Kolaborasi dengan dokter untuk terapi topikal yang dapat memperbaiki kondisi kulit.
3. Manajemen Risiko Infeksi
- Identifikasi tanda-tanda infeksi pada kulit pasien dan lakukan tindakan pencegahan, seperti menjaga kebersihan kulit.
- Ajarkan pasien cara merawat luka atau ekskoriasi pada kulit untuk mencegah infeksi.
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antibiotik topikal atau oral jika diperlukan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mempertimbangkan kondisi pasien secara holistik, melibatkan pasien dalam perencanaan perawatan, dan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya untuk mencapai hasil perawatan yang optimal. -
Article No. 14491 | 19 Mar 2025
Klinis : Seorang pasien perempuan berusia 25 tahun datang ke klinik dermatologi dengan keluhan kulit kemerahan, gatal, dan bersisik di kedua tangan serta lehernya. Pasien mengaku gejala ini sudah berlangsung selama tiga bulan dan sering kambuh terutama setelah menggunakan sabun cuci tertentu atau saat cuaca dingin. Ia juga melaporkan bahwa kulitnya terasa sangat kering dan terkadang muncul luka kecil akibat garukan. Dari hasil anamnesis, pasien memiliki riwayat alergi terhadap makanan laut serta asma sejak kecil. Dari pemeriksaan fisik ditemukan area kulit yang meradang, kering, dan bersisik di tangan serta leher, dengan beberapa bagian mengalami ekskoriasi akibat garukan. Pasien didiagnosis mengalami dermatitis atopik (eksim) dan disarankan untuk menghindari pemicu, menjaga kelembapan kulit, serta diberikan terapi obat sesuai indikasi.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi pasien yang Anda uraikan, saya sebagai perawat profesional dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Integritas Kulit berhubungan dengan dermatitis atopik (eksim) yang ditandai dengan kulit meradang, kering, bersisik, dan adanya ekskoriasi.
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Gangguan Integritas Kulit didefinisikan sebagai kerusakan atau perubahan struktur dan fungsi kulit.
- Tanda dan gejala klinisnya meliputi kulit kering, bersisik, meradang, dan adanya luka akibat garukan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah Integritas Kulit Membaik, yang ditandai dengan kulit yang lembab, tidak bersisik, dan tidak terdapat lesi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi yang dapat diberikan antara lain Perawatan Kulit, Manajemen Alergi, dan Edukasi Kesehatan tentang pencegahan faktor pencetus dan perawatan kulit yang tepat.
Dengan pendekatan standar asuhan keperawatan SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan dapat membantu pasien mengatasi masalah kulit yang dialaminya secara komprehensif dan sesuai dengan praktik keperawatan berbasis bukti. -
Article No. 14492 | 19 Mar 2025
Klinis : perilaku kesehatan cenderung beresiko
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "perilaku kesehatan cenderung berisiko" dengan nada akademis dan persona pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Perilaku Kesehatan Berisiko
Definisi:
Pola perilaku yang dapat membahayakan kesehatan fisik dan mental individu.
Karakteristik Definisi:
1. Pola perilaku yang dapat mengancam kesehatan.
2. Perilaku yang dapat berdampak negatif pada fungsi fisik dan mental.
3. Perilaku yang dapat meningkatkan risiko penyakit atau cedera.
Faktor Terkait:
1. Pengetahuan yang kurang tentang dampak perilaku berisiko.
2. Keyakinan yang keliru tentang manfaat perilaku berisiko.
3. Kurangnya dukungan sosial untuk berperilaku sehat.
4. Stres psikologis yang tinggi.
5. Adanya riwayat perilaku berisiko sebelumnya.
Intervensi Keperawatan (SLKI):
1. Edukasi Kesehatan: Memberikan informasi dan edukasi tentang perilaku sehat dan dampak perilaku berisiko.
2. Konseling Motivasional: Membantu klien mengidentifikasi dan mengatasi hambatan untuk berperilaku sehat.
3. Dukungan Sosial: Melibatkan keluarga dan lingkungan sosial klien untuk mendukung perubahan perilaku.
4. Manajemen Stres: Mengajarkan teknik-teknik manajemen stres untuk mengurangi risiko perilaku berisiko.
5. Monitoring dan Evaluasi: Memantau perkembangan perilaku klien dan mengevaluasi efektivitas intervensi.
Luaran Keperawatan (SIKI):
1. Peningkatan Pengetahuan Kesehatan
2. Peningkatan Motivasi Berperilaku Sehat
3. Penurunan Perilaku Berisiko
4. Penurunan Stres Psikologis
5. Peningkatan Dukungan Sosial untuk Perilaku Sehat
Harapan saya, penjelasan singkat ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan dan intervensi yang sesuai untuk kondisi "perilaku kesehatan cenderung berisiko". Jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut, jangan ragu untuk bertanya. -
Article No. 14493 | 19 Mar 2025
Klinis : mengalami gangguan pernafasan, TD 130/90, N 88, RR 25 x/mt
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi yang Anda sampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pola Napas Tidak Efektif
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Pola Napas Tidak Efektif: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pernapasan yang memadai untuk mendukung kebutuhan hidup.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pola Napas Efektif: Kemampuan untuk mempertahankan pernapasan yang memadai untuk mendukung kebutuhan hidup.
2. Oksigenasi Adekuat: Kemampuan untuk mempertahankan kadar oksigen darah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas: Tindakan untuk mempertahankan dan menjaga jalan napas agar tetap terbuka.
2. Terapi Oksigen: Pemberian oksigen untuk memenuhi kebutuhan oksigen tubuh.
3. Pemantauan Tanda-Tanda Vital: Pemeriksaan dan pencatatan tanda-tanda vital secara berkala.
Penjelasan Singkat:
Pasien mengalami gangguan pola napas tidak efektif, ditandai dengan TD 130/90, N 88, RR 25 x/mt. Hal ini dapat menimbulkan ketidakmampuan untuk mempertahankan pernapasan yang memadai, sehingga dapat berdampak pada pemenuhan kebutuhan oksigen. Intervensi keperawatan yang dapat diberikan adalah manajemen jalan napas, terapi oksigen, dan pemantauan tanda-tanda vital secara berkala untuk memastikan pola napas dan oksigenasi pasien tetap efektif. -
Article No. 14494 | 19 Mar 2025
Klinis : Seorang ibu berusia 25 tahun datang ke puskesmas bersama bayinya yang berusia 2 minggu. Ibu mengeluhkan merasa kesulitan dalam membangun ikatan emosional dengan bayinya. Ia mengatakan sering merasa cemas, lelah, dan kurang percaya diri dalam merawat bayinya, terutama saat menyusui dan menenangkan bayi yang menangis. Ibu juga mengaku kurang mendapatkan dukungan dari suami dan keluarganya. Selama pemeriksaan, bayi tampak lebih sering menangis, sementara ibu terlihat cemas dan kurang responsif terhadap bayinya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Interaksi Orang Tua-Anak
Definisi: Ketidakmampuan orang tua untuk berinteraksi atau membangun ikatan emosional yang sehat dengan anak.
Karakteristik Mayor: Ibu mengeluhkan kesulitan dalam membangun ikatan emosional dengan bayinya, menunjukkan kurangnya kepercayaan diri dan responsivitas dalam merawat bayi.
2. Kecemasan
Definisi: Respon emosional dan psiologis individu terhadap sumber ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui.
Karakteristik Mayor: Ibu mengungkapkan sering merasa cemas dan kurang percaya diri dalam merawat bayinya.
3. Kelelahan
Definisi: Pengalaman subyektif akan kurangnya energi dan perasaan terkuras, baik secara fisik maupun mental.
Karakteristik Mayor: Ibu mengeluhkan merasa lelah dalam merawat bayinya.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Standar diagnosis ini memberikan acuan baku dalam menentukan masalah kesehatan yang menjadi fokus asuhan keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Standar ini menjelaskan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang diberikan, seperti peningkatan interaksi orang tua-anak, pengurangan kecemasan, dan peningkatan energi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Standar ini memberikan panduan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan, seperti terapi kelekatan, terapi relaksasi, dan edukasi tentang manajemen energi.
Sebagai perawat, saya akan memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dengan berpedoman pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk membantu ibu dalam mengatasi gangguan interaksi orang tua-anak, kecemasan, dan kelelahan yang dialaminya, serta meningkatkan kepercayaan diri dan dukungan yang dibutuhkan dalam merawat bayinya. -
Article No. 14495 | 19 Mar 2025
Klinis : Seorang ibu berusia 25 tahun datang ke puskesmas bersama bayinya yang berusia 2 minggu. Ibu mengeluhkan merasa kesulitan dalam membangun ikatan emosional dengan bayinya. Ia mengatakan sering merasa cemas, lelah, dan kurang percaya diri dalam merawat bayinya, terutama saat menyusui dan menenangkan bayi yang menangis. Ibu juga mengaku kurang mendapatkan dukungan dari suami dan keluarganya. Selama pemeriksaan, bayi tampak lebih sering menangis, sementara ibu terlihat cemas dan kurang responsif terhadap bayinya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Proses Keluarga berhubungan dengan kurangnya dukungan sosial dan emosional.
2. Anxiety berhubungan dengan perubahan peran dan status.
3. Ketidakefektifan Menyusui berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan keterampilan.
Penjelasan Singkat:
1. Gangguan Proses Keluarga berhubungan dengan kurangnya dukungan sosial dan emosional:
- SDKI: Kemampuan keluarga untuk melakukan fungsi-fungsi keluarga secara efektif dan produktif terganggu.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang fokus pada upaya membantu keluarga untuk mempertahankan atau meningkatkan fungsi keluarga.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain konseling keluarga, fasilitasi pengambilan keputusan, dan peningkatan dukungan sosial.
2. Anxiety berhubungan dengan perubahan peran dan status:
- SDKI: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang berlebihan terkait dengan perubahan peran dan status yang dialami.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang fokus pada upaya menurunkan tingkat kecemasan dan meningkatkan kemampuan adaptasi.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain manajemen ansietas, terapi relaksasi, dan peningkatan dukungan emosional.
3. Ketidakefektifan Menyusui berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan keterampilan:
- SDKI: Ketidakmampuan ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi bayi melalui proses menyusui secara efektif.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang fokus pada upaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu dalam menyusui.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain edukasi menyusui, fasilitasi proses menyusui, dan konseling laktasi.
Dengan memahami diagnosa keperawatan dan intervensi yang sesuai berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan dapat membantu ibu dalam membangun ikatan emosional yang lebih baik dengan bayinya, mengatasi kecemasan, dan meningkatkan kemampuan menyusui.