Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 14510 | 20 Mar 2025
Klinis : Kasus 4 Seorang wanita usia 21 tahun mendapatkan perawatan di unit ketergantungan obat dengan riwayat terkena HIV dan hepatitis C dan penggunaan narkotika jenis amphetamin dgn jarum suntik (Axis I: 292.12 penyalahgunaan zat amphetamine). Pasien memiliki riwayat drop out dari kuliah karena merasa tidak mampu mengikuti pelajaran. Pasien memiliki masalah dengan keluarga dan sering bertengkar. Kedua orang tua bekerja di luar kota. Pasien memiliki kepribadian paranoid, tidak memiliki teman dekat (Axis IV) dan kemampuan bersosialisasi kurang.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kasus yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Isolasi Sosial
- Definisi: Pengalaman individu yang merasa terisolasi dari orang lain, baik secara fisik maupun emosional.
- Ciri-ciri: Kurangnya interaksi sosial, kurangnya dukungan sosial, dan perasaan kesepian.
2. Harga Diri Rendah
- Definisi: Evaluasi negatif individu terhadap dirinya sendiri.
- Ciri-ciri: Perasaan tidak berharga, tidak mampu, dan tidak kompeten.
3. Gangguan Proses Pikir
- Definisi: Perubahan dalam proses berpikir individu yang menimbulkan gangguan dalam fungsi kognitif.
- Ciri-ciri: Distorsi pemikiran, delusi, dan halusinasi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Peningkatan Interaksi Sosial
- Definisi: Kemampuan individu untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain.
- Kriteria Hasil:
- Pasien dapat membina hubungan interpersonal yang memuaskan.
- Pasien dapat mempertahankan hubungan sosial yang memuaskan.
- Pasien dapat terlibat dalam aktivitas sosial.
2. Peningkatan Harga Diri
- Definisi: Penilaian positif individu terhadap dirinya sendiri.
- Kriteria Hasil:
- Pasien dapat mengidentifikasi kekuatan dan kemampuan diri.
- Pasien dapat menunjukkan penerimaan diri.
- Pasien dapat menunjukkan rasa percaya diri.
3. Perbaikan Proses Pikir
- Definisi: Kemampuan individu untuk berpikir secara logis dan rasional.
- Kriteria Hasil:
- Pasien dapat mengidentifikasi pikiran yang tidak rasional.
- Pasien dapat mendemonstrasikan kemampuan berpikir logis.
- Pasien dapat menunjukkan peningkatan fungsi kognitif.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Untuk Peningkatan Interaksi Sosial:
- Fasilitasi Interaksi Sosial
- Terapi Kelompok
- Peningkatan Komunikasi
- Dukungan Sistem Keluarga
2. Untuk Peningkatan Harga Diri:
- Terapi Kognitif
- Terapi Reminiscence
- Terapi Penguatan Harga Diri
- Manajemen Stres
3. Untuk Perbaikan Proses Pikir:
- Terapi Realitas
- Terapi Reminiscence
- Manajemen Gejala Psikotik
- Terapi Perilaku Kognitif
Penjelasan rinci dan terperinci:
Dalam kasus ini, pasien menghadapi berbagai tantangan terkait dengan masalah kesehatan mental, sosial, dan akademik. Diagnosa keperawatan yang sesuai mencakup Isolasi Sosial, Harga Diri Rendah, dan Gangguan Proses Pikir. Luaran yang diharapkan adalah Peningkatan Interaksi Sosial, Peningkatan Harga Diri, dan Perbaikan Proses Pikir.
Untuk mencapai tujuan tersebut, intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi Fasilitasi Interaksi Sosial untuk membantu pasien membangun hubungan interpersonal yang memuaskan, Terapi Kognitif untuk memperbaiki harga diri pasien, dan Terapi Realitas untuk memperbaiki proses pikir yang terganggu.
Selain itu, intervensi lain seperti Terapi Kelompok, Dukungan Sistem Keluarga, Manajemen Stres, dan Manajemen Gejala Psikotik juga diperlukan untuk mendukung perbaikan kondisi pasien secara menyeluruh.
Diharapkan dengan penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif, pasien dapat meningkatkan kemampuan sosial, harga diri, dan proses pikir, sehingga dapat kembali menjalani kehidupan yang produktif dan bermakna. -
Article No. 14511 | 20 Mar 2025
Klinis : Kasus 4 Seorang wanita usia 21 tahun mendapatkan perawatan di unit ketergantungan obat dengan riwayat terkena HIV dan hepatitis C dan penggunaan narkotika jenis amphetamin dgn jarum suntik (Axis I: 292.12 penyalahgunaan zat amphetamine). Pasien memiliki riwayat drop out dari kuliah karena merasa tidak mampu mengikuti pelajaran. Pasien memiliki masalah dengan keluarga dan sering bertengkar. Kedua orang tua bekerja di luar kota. Pasien memiliki kepribadian paranoid, tidak memiliki teman dekat (Axis IV) dan kemampuan bersosialisasi kurang.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Perilaku Kekerasan
2. Perubahan Proses Berpikir
3. Ketidakefektifan Koping
4. Isolasi Sosial
Penjelasan Singkat:
1. Risiko Perilaku Kekerasan
- SDKI: Risiko perilaku kekerasan adalah potensi munculnya tindakan yang dapat menyebabkan cedera fisik atau psikologis pada diri sendiri, orang lain, atau lingkungan.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk mengatasi risiko perilaku kekerasan meliputi pengawasan, pembatasan stimulasi, pemberian obat, dan pendekatan terapeutik.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen agresi, terapi relaksasi, dan terapi kognitif.
2. Perubahan Proses Berpikir
- SDKI: Perubahan proses berpikir adalah gangguan dalam kemampuan berpikir yang ditandai dengan perubahan persepsi, pemahaman, dan kemampuan berorientasi.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk mengatasi perubahan proses berpikir meliputi pengaturan lingkungan, terapi realitas, dan terapi kognitif.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah terapi kognitif, terapi realitas, dan manajemen stres.
3. Ketidakefektifan Koping
- SDKI: Ketidakefektifan koping adalah ketidakmampuan individu dalam melakukan tindakan untuk mengatasi stressor yang dihadapi.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk mengatasi ketidakefektifan koping meliputi terapi kognitif, terapi suportif, dan manajemen stres.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen stres, terapi kognitif, dan terapi suportif.
4. Isolasi Sosial
- SDKI: Isolasi sosial adalah keadaan di mana individu mengalami kesepian dan keterbatasan interaksi sosial dengan orang lain.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk mengatasi isolasi sosial meliputi terapi kelompok, terapi aktivitas, dan peningkatan kemampuan bersosialisasi.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah terapi kelompok, terapi aktivitas, dan pengembangan keterampilan sosial.
Dalam kasus ini, pasien memiliki riwayat terkena HIV, hepatitis C, dan penyalahgunaan narkotika jenis amphetamin, serta memiliki masalah dengan keluarga, kepribadian paranoid, dan kemampuan bersosialisasi yang kurang. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang tepat adalah Risiko Perilaku Kekerasan, Perubahan Proses Berpikir, Ketidakefektifan Koping, dan Isolasi Sosial. -
Article No. 14512 | 20 Mar 2025
Klinis : Bapak J (35 tahun) dirawat di RS dengan keluhan utama demam. Hasil anamnesa didapatkan hasil Bapak Jojo sudah mengalami demam sejak 2 hari yang lalu, demam terus menerus sepanjang hari dan hanya turun beberapa jam setelah diberi parasetamol yang dibeli di apotik. Oleh karena demamnya tidak turun-turun, Bapak Jojo lalu memeriksakan diri ke Puskesmas dan langsung dirujuk ke RS untuk rawat inap dan observasi lebih lanjut. Bapak Jojo juga mengeluh selama sakit, kepalanya sering terasa nyeri, bagian tengkuk leher juga terasa berat, tidak bisa tidur di malam hari atau hanya tidur sekitar 4 jam serta badan terasa lemas/tidak bertenaga. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan data tekanan darah (TD) 145/100 mmHg, nadi 90 kali/menit, suhu tubuh 390 Celcius dan RR 20 kali/menit. Hasil pemeriksaan fisik dan observasi didapatkan data kulit teraba hangat, wajah pasien tampak lesu dan tampak lingkaran mata hitam, pasien tampak tidak banyak bergerak di tempat tidur serta lebih menyukai posisi semi fowler rendah.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan SDKI, Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI), dan Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI) untuk kondisi Bapak J (35 tahun) yang dirawat di RS dengan keluhan utama demam:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi ditandai dengan suhu tubuh 39°C.
2. Nyeri akut berhubungan dengan proses infeksi ditandai dengan keluhan nyeri kepala dan leher.
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik (demam, nyeri) ditandai dengan sulit tidur dan hanya tidur 4 jam per malam.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik ditandai dengan pasien tampak tidak banyak bergerak di tempat tidur.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Hipertermia terkontrol: Suhu tubuh dalam batas normal (36,5-37,5°C).
2. Nyeri terkontrol: Pasien melaporkan nyeri hilang atau berkurang.
3. Pola tidur membaik: Pasien dapat tidur 6-8 jam per malam tanpa gangguan.
4. Toleransi aktivitas meningkat: Pasien dapat beraktivitas sesuai dengan kondisi tanpa merasa kelelahan berlebih.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Intervensi untuk Hipertermia terkontrol:
a. Monitor suhu tubuh secara berkala.
b. Berikan kompres hangat/dingin sesuai indikasi untuk menurunkan suhu.
c. Kolaborasi pemberian obat antipiretik sesuai indikasi.
d. Anjurkan pasien minum cairan hangat atau dingin secukupnya.
e. Pertahankan lingkungan yang nyaman (suhu ruangan, kelembaban, ventilasi).
2. Intervensi untuk Nyeri terkontrol:
a. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi nyeri.
b. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin).
c. Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi.
d. Evaluasi efektivitas intervensi untuk mengurangi nyeri.
3. Intervensi untuk Pola tidur membaik:
a. Identifikasi pola tidur pasien dan faktor-faktor yang memengaruhinya.
b. Ciptakan lingkungan yang nyaman untuk tidur (suhu, pencahayaan, kebisingan).
c. Ajarkan teknik relaksasi sebelum tidur.
d. Atur jadwal tidur dan bangun yang teratur.
e. Kolaborasi pemberian obat hipnotik sesuai indikasi.
4. Intervensi untuk Toleransi aktivitas meningkat:
a. Evaluasi kemampuan fisik dan psikologis pasien dalam beraktivitas.
b. Berikan aktivitas sesuai toleransi pasien secara bertahap.
c. Monitor tanda-tanda vital dan gejala kelelahan saat beraktivitas.
d. Ajarkan teknik konservasi energi dan manajemen aktivitas.
e. Kolaborasi pemberian terapi pendukung (fisioterapi, ergotherapi) sesuai indikasi.
Penjelasan di atas mencakup diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan secara rinci dan terperinci untuk menangani kondisi Bapak J. Dengan pendekatan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai hasil yang optimal dalam pemulihan kondisinya. -
Article No. 14513 | 20 Mar 2025
Klinis : 4. keluarga dapat memodifikasi lingkungan. Intervensi apa dan luaran apa yang termasuk point tersebut dengan diagnosa defisit nutrisi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan nada akademis dan persona sebagai perawat ahli, saya akan memberikan informasi mengenai diagnosa keperawatan, intervensi, dan luaran yang terkait dengan kemampuan keluarga untuk memodifikasi lingkungan pada kondisi defisit nutrisi.
Diagnosa Keperawatan: Defisit Nutrisi
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Intervensi Keperawatan:
1. Manajemen Lingkungan
- Kolaborasi dengan keluarga untuk mengidentifikasi dan memodifikasi aspek-aspek lingkungan yang dapat mempengaruhi asupan nutrisi pasien.
- Menyediakan alat bantu atau peralatan yang dapat memfasilitasi peningkatan asupan nutrisi, seperti peralatan makan khusus, tempat makan yang nyaman, atau penataan meja makan yang menarik.
- Membantu keluarga dalam mengatur jadwal dan rutinitas makan yang sesuai dengan kondisi pasien.
Luaran (SLKI):
1. Kemampuan Keluarga Memodifikasi Lingkungan
- Keluarga mampu mengidentifikasi aspek-aspek lingkungan yang dapat mempengaruhi asupan nutrisi pasien.
- Keluarga dapat mengimplementasikan modifikasi lingkungan yang mendukung peningkatan asupan nutrisi pasien.
- Keluarga dapat mengevaluasi efektivitas modifikasi lingkungan dalam meningkatkan asupan nutrisi pasien.
Indikator (SIKI):
- Identifikasi aspek-aspek lingkungan yang dapat mempengaruhi asupan nutrisi pasien.
- Implementasi modifikasi lingkungan yang mendukung peningkatan asupan nutrisi pasien.
- Evaluasi efektivitas modifikasi lingkungan dalam meningkatkan asupan nutrisi pasien.
Dengan intervensi manajemen lingkungan dan luaran kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan, diharapkan keluarga dapat berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang mendukung peningkatan asupan nutrisi pasien dengan defisit nutrisi. -
Article No. 14514 | 20 Mar 2025
Klinis : 2. keluarga dapat mengambil keputusan. - dukungan keluarga, atau - tahanan keluarga atau - status koping keluarga. Jawablah point² tersebut sesuai diagnosa defisit nutrisi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat professional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi defisit nutrisi dengan fokus pada keluarga yang dapat mengambil keputusan.
Diagnosa Keperawatan:
Defisit Nutrisi
Penjelasan Singkat:
SDKI:
Defisit Nutrisi didefinisikan sebagai asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik. Penyebabnya dapat berupa ketidakmampuan, ketidakmauan, atau hambatan biologis, psikologis, sosiokultural, dan ekonomi.
SLKI:
Luaran yang diharapkan pada pasien dengan defisit nutrisi adalah:
1. Keluarga dapat mengambil keputusan terkait perawatan nutrisi pasien
2. Keluarga memberikan dukungan yang adekuat dalam pemenuhan nutrisi pasien
3. Keluarga dapat mengatasi hambatan yang menghambat pemenuhan nutrisi pasien
SIKI:
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Dukungan Keluarga: Melibatkan keluarga dalam perencanaan dan pemberian perawatan nutrisi, serta memberikan edukasi dan informasi yang tepat.
2. Manajemen Tahanan Keluarga: Mengidentifikasi dan mengatasi hambatan atau ketidakmauan keluarga dalam mendukung pemenuhan nutrisi pasien.
3. Manajemen Koping Keluarga: Membantu keluarga mengembangkan strategi koping yang efektif untuk menghadapi situasi defisit nutrisi pada anggota keluarga.
Dalam menerapkan rencana asuhan keperawatan, perawat harus mempertimbangkan nilai, kepercayaan, dan budaya keluarga agar intervensi yang diberikan dapat diterima dan dilaksanakan dengan optimal. -
Article No. 14515 | 20 Mar 2025
Klinis : 2. keluarga dapat mengambil keputusan. - dukungan keluarga, atau - tahanan keluarga atau - status koping keluarga. Jawablah point² tersebut sesuai diagnosa defisit nutrisi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi defisit nutrisi dengan fokus pada kemampuan keluarga dalam pengambilan keputusan.
Diagnosa Keperawatan:
Defisit Nutrisi
Penjelasan Singkat:
SDKI:
- Defisit Nutrisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI:
- Keputusan Keluarga: Kemampuan keluarga untuk memilih tindakan yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan anggota keluarga.
- Dukungan Keluarga: Sikap, tindakan, dan penerimaan keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit.
- Koping Keluarga: Kemampuan keluarga untuk beradaptasi dan mengatasi masalah yang dihadapi.
SIKI:
- Edukasi Nutrisi: Memberikan informasi tentang kebutuhan nutrisi yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Fasilitasi Pengambilan Keputusan: Membantu keluarga untuk memilih tindakan yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan anggota keluarga.
- Dukungan Keluarga: Memberikan dukungan dan bimbingan kepada keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
- Promosi Koping Keluarga: Membantu keluarga untuk mengembangkan strategi koping yang efektif dalam menghadapi masalah kesehatan.
Sebagai perawat, saya akan bekerja bersama keluarga untuk memastikan bahwa kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi dan keluarga dapat mengambil keputusan yang tepat dalam proses perawatan. Saya akan memberikan edukasi, fasilitasi, dan dukungan yang diperlukan untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam pengambilan keputusan dan perawatan anggota keluarga yang mengalami defisit nutrisi. -
Article No. 14516 | 20 Mar 2025
Klinis : sectio czesarea
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari standar SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi pasien post sectio caesarea.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko ketidakstabilan hemodinamik berhubungan dengan prosedur pembedahan.
2. Risiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.
3. Nyeri akut berhubungan dengan luka insisi.
4. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka operasi.
5. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan pembatasan aktivitas.
Penjelasan Singkat:
1. Risiko ketidakstabilan hemodinamik berhubungan dengan prosedur pembedahan:
- Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami perubahan pada tekanan darah, denyut nadi, dan frekuensi napas akibat prosedur pembedahan.
- Faktor risiko: Prosedur pembedahan, kehilangan cairan dan darah, dan perubahan posisi.
- Intervensi Keperawatan: Memantau tanda-tanda vital secara berkala, mempertahankan keseimbangan cairan, dan mengelola perubahan posisi dengan hati-hati.
2. Risiko infeksi berhubungan dengan luka operasi:
- Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami infeksi pada luka operasi.
- Faktor risiko: Luka operasi, prosedur pembedahan, dan penurunan sistem imun.
- Intervensi Keperawatan: Menjaga kebersihan luka, memantau tanda-tanda infeksi, dan memberikan perawatan luka yang tepat.
3. Nyeri akut berhubungan dengan luka insisi:
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat luka insisi pada prosedur pembedahan.
- Faktor penyebab: Luka insisi, prosedur pembedahan, dan inflamasi.
- Intervensi Keperawatan: Memberikan analgesik sesuai resep, menggunakan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, dan memantau respon pasien terhadap intervensi.
4. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka operasi:
- Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami kerusakan pada lapisan kulit akibat luka operasi.
- Faktor risiko: Luka operasi, perubahan kelembaban, dan faktor-faktor yang memengaruhi penyembuhan luka.
- Intervensi Keperawatan: Menjaga kebersihan dan kelembaban luka, menilai penyembuhan luka, dan memberikan perawatan luka yang tepat.
5. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan pembatasan aktivitas:
- Definisi: Keterbatasan dalam kemampuan untuk bergerak secara mandiri akibat pembatasan aktivitas setelah prosedur pembedahan.
- Faktor penyebab: Prosedur pembedahan, nyeri, dan keterbatasan fisik.
- Intervensi Keperawatan: Membantu pasien dalam melakukan mobilisasi dini, memberikan latihan fisik yang tepat, dan mendorong kemandirian pasien dalam aktivitas sehari-hari.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) merupakan acuan resmi yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpedoman pada bukti terbaik. -
Article No. 14517 | 20 Mar 2025
Klinis : px mengatakan badan meriang dan mual sejak 2 hari
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, sebagai perawat profesional saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien yang mengeluhkan badan meriang dan mual sejak 2 hari adalah "Hipertermia" (Kode: 00007). Hipertermia didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas normal, yang disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan hilangnya panas.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Luaran Utama: Termoregulasi (Kode: 00008)
- Indikator: Suhu tubuh dalam rentang normal
- Target: Suhu tubuh pasien kembali normal dalam 2-3 hari
2. Luaran Tambahan:
a. Kenyamanan (Kode: 01414)
- Indikator: Pasien melaporkan berkurangnya rasa tidak nyaman
- Target: Pasien melaporkan penurunan keluhan meriang dan mual dalam 1-2 hari
b. Pengendalian Gejala (Kode: 01613)
- Indikator: Pasien melaporkan gejala berkurang
- Target: Pasien melaporkan penurunan gejala meriang dan mual dalam 1-2 hari
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Pengaturan Suhu Tubuh (Kode: 3900)
- Aktivitas:
- Pantau suhu tubuh pasien secara teratur
- Berikan kompres hangat atau dingin untuk mengontrol suhu
- Pertahankan suhu ruangan yang nyaman
- Anjurkan pasien untuk banyak minum air hangat
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian obat antipiretik jika perlu
2. Manajemen Mual (Kode: 1450)
- Aktivitas:
- Identifikasi faktor-faktor penyebab mual
- Berikan antiemetik sesuai instruksi tenaga kesehatan
- Anjurkan pasien untuk makan makanan yang mudah dicerna
- Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman
3. Manajemen Nyeri (Kode: 1400)
- Aktivitas:
- Identifikasi karakteristik nyeri yang dialami pasien
- Berikan analgesik sesuai instruksi tenaga kesehatan
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pengkajian dan penatalaksanaan nyeri
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu suhu tubuh kembali normal, keluhan meriang dan mual berkurang, serta pasien merasa lebih nyaman. Saya siap untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan profesional. -
Article No. 14518 | 20 Mar 2025
Klinis : px datang dengan keluhan badan meriang dan mual
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi pasien yang datang dengan keluhan badan meriang dan mual, diagnosa keperawatan yang sesuai menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
1. Hipertermia
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal.
Karakteristik: Pasien mengeluhkan badan meriang atau demam.
Penjelasan: Hipertermia merupakan diagnosa keperawatan yang tepat karena pasien datang dengan keluhan badan meriang, yang menunjukkan adanya peningkatan suhu tubuh di atas normal. Hipertermia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi, dehidrasi, atau reaksi tubuh terhadap stressor.
2. Mual
Definisi: Perasaan tidak nyaman di perut yang dapat menimbulkan keinginan untuk muntah.
Karakteristik: Pasien mengeluhkan mual.
Penjelasan: Mual juga merupakan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien, karena pasien datang dengan keluhan mual. Mual dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi, reaksi obat, atau gangguan pencernaan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Kontrol Suhu Tubuh
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan suhu tubuh dalam kisaran normal.
Kriteria Hasil:
- Suhu tubuh dalam kisaran normal
- Tidak ada tanda-tanda peningkatan suhu tubuh
- Pasien melaporkan tidak merasa badan meriang
Penjelasan: Luaran ini bertujuan untuk mengembalikan suhu tubuh pasien ke dalam kisaran normal dan menghilangkan keluhan badan meriang yang dirasakan.
2. Kontrol Mual
Definisi: Kemampuan untuk mengendalikan sensasi mual.
Kriteria Hasil:
- Pasien melaporkan tidak merasakan mual
- Pasien tidak mengalami muntah
- Pasien menunjukkan tanda-tanda relaksasi saat makan/minum
Penjelasan: Luaran ini bertujuan untuk menghilangkan keluhan mual yang dirasakan pasien dan memungkinkan pasien untuk dapat makan dan minum dengan nyaman.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Manajemen Hipertermia
- Monitoring suhu tubuh secara berkala
- Memberikan kompres dingin pada area tubuh untuk menurunkan suhu
- Memberikan cairan dan elektrolit untuk mencegah dehidrasi
- Menganjurkan istirahat yang cukup
- Mengidentifikasi dan mengatasi penyebab hipertermia
2. Manajemen Mual
- Melakukan pengkajian faktor-faktor penyebab mual
- Memberikan anti-emetik atau obat untuk meredakan mual, jika diperlukan
- Mengatur posisi tubuh pasien untuk mengurangi rasa mual
- Memberikan makanan dan minuman yang mudah dicerna
- Menganjurkan pasien untuk menghindari makanan yang dapat memicu mual
- Memberikan dukungan emosional dan psikologis
Penjelasan: Intervensi keperawatan di atas bertujuan untuk mengatasi hipertermia dan mual yang dialami pasien, sehingga suhu tubuh dapat kembali normal dan pasien dapat bebas dari keluhan mual, sehingga dapat tercapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 14519 | 20 Mar 2025
Klinis : px datang dengan keluhan badan meriang dan mual
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia
- Definisi: Kenaikan suhu tubuh di atas 37,2°C (99°F) yang disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan hilangnya panas.
- Batasan karakteristik: Suhu tubuh meningkat, meriang, menggigil, kulit kemerahan.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- SDKI adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan atau respons pasien terhadap masalah kesehatan.
- Dalam kasus ini, SDKI mengidentifikasi "Hipertermia" sebagai diagnosis keperawatan yang sesuai dengan keluhan pasien.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- SLKI adalah standar yang digunakan untuk menetapkan hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan.
- Dalam kasus ini, SLKI menetapkan luaran keperawatan yang diharapkan, seperti penurunan suhu tubuh, berkurangnya menggigil, dan mempertahankan fungsi sistem pertahanan tubuh.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- SIKI adalah standar yang digunakan untuk menetapkan tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Dalam kasus ini, SIKI menetapkan intervensi keperawatan yang sesuai, seperti pemantauan tanda vital, pemberian antipiretik, manajemen lingkungan untuk menurunkan suhu tubuh, dan edukasi kepada pasien.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) mengembangkan dan menerapkan standar-standar ini sebagai panduan bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan terstandar di Indonesia.