Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 14582 | 21 Mar 2025
Klinis : Kesadaran CM , pernafasan dengan nasal kanul 5 lpm, pasien tidak tampak sesak nafas. RR 18-20 x/menit. Saturasi 94-96%. Terpasang IV line no. 20 di vena metacarpal sinistra (info pasien kondisi tangan kiri lebih bengkak sebelum masuk RS), infus NS 0.9% 5 cc/jam. Terpasang DC no. 16 produksi urine kuning jernih. TTV : TD 107/80 mmhg. HR 89x/menit. RR 18 x/menit. diagnosa medis AKI dd/ CKD, vomitus, efusi pleura bilateral, CAD post CABG, HT, DM
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan SLKI, dan intervensi keperawatan SIKI yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas berhubungan dengan efusi pleura bilateral.
2. Risiko Ketidakseimbangan Cairan berhubungan dengan vomitus dan gangguan fungsi ginjal.
3. Risiko Infeksi berhubungan dengan terpasangnya IV line dan DC.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Pasien dapat bernafas dengan irama teratur dan mudah.
- Sputum dapat dikeluarkan dengan mudah.
- Tidak ada tanda-tanda sesak napas.
2. Keseimbangan Cairan
- Pasien tidak mengalami kelebihan atau kekurangan cairan.
- Intake dan output cairan seimbang.
- Tanda-tanda kelebihan atau kekurangan cairan tidak ditemukan.
3. Tidak Terjadi Infeksi
- Tidak ada tanda-tanda infeksi pada tempat pemasangan IV line dan DC.
- Tidak ada peningkatan tanda-tanda infeksi sistemik.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Monitor pola napas, irama, dan kedalaman.
- Auskultasi suara napas.
- Bantu batuk dan ekspektorasi sputum.
- Anjurkan minum air hangat.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan efusi pleura.
2. Keseimbangan Cairan
- Monitor intake dan output cairan.
- Pantau tanda-tanda kelebihan atau kekurangan cairan.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pengaturan cairan.
- Anjurkan istirahat yang cukup.
3. Pencegahan Infeksi
- Monitor tanda-tanda infeksi pada tempat pemasangan IV line dan DC.
- Lakukan perawatan tempat pemasangan secara aseptik.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian antibiotik jika diperlukan.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi.
Penjelasan rinci:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
- Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas: Efusi pleura bilateral dapat menyebabkan gangguan pertukaran gas dan kesulitan dalam membersihkan jalan napas.
- Risiko Ketidakseimbangan Cairan: Vomitus dan gangguan fungsi ginjal (AKI) dapat menyebabkan ketidakseimbangan cairan.
- Risiko Infeksi: Pemasangan IV line dan DC meningkatkan risiko infeksi.
2. Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
- Bersihan Jalan Napas Efektif: Pasien dapat bernafas dengan mudah, mengeluarkan sputum, dan tidak ada tanda-tanda sesak napas.
- Keseimbangan Cairan: Pasien tidak mengalami kelebihan atau kekurangan cairan, intake dan output cairan seimbang, dan tidak ada tanda-tanda kelebihan atau kekurangan cairan.
- Tidak Terjadi Infeksi: Tidak ada tanda-tanda infeksi pada tempat pemasangan IV line dan DC, serta tidak ada peningkatan tanda-tanda infeksi sistemik.
3. Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Bersihan Jalan Napas Efektif: Monitor pola napas, auskultasi suara napas, bantu batuk dan ekspektorasi sputum, anjurkan minum air hangat, kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan efusi pleura.
- Keseimbangan Cairan: Monitor intake dan output cairan, pantau tanda-tanda kelebihan atau kekurangan cairan, kolaborasi dengan tim medis untuk pengaturan cairan, anjurkan istirahat yang cukup.
- Pencegahan Infeksi: Monitor tanda-tanda infeksi pada tempat pemasangan IV line dan DC, lakukan perawatan tempat pemasangan secara aseptik, kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian antibiotik jika diperlukan, edukasi pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi.
Saya harap penjelasan ini dapat memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai kondisi pasien dan penanganan keperawatannya. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk bertanya. -
Article No. 14583 | 21 Mar 2025
Klinis : gerd
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko aspirasi berhubungan dengan refluks gastroesofageal (GERD)
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko aspirasi adalah keadaan di mana individu rentan terhadap masuknya cairan, makanan, zat padat, atau mikroorganisme ke dalam saluran pernapasan.
Dalam kasus GERD, refluks asam lambung dapat menyebabkan iritasi dan peradangan pada esofagus, sehingga meningkatkan risiko aspirasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Tidak terjadi aspirasi
2. Tidak ada tanda-tanda aspirasi
3. Pasien mampu menggunakan teknik pencegahan aspirasi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Posisikan pasien setengah duduk atau miring kiri
2. Batasi asupan makanan dan cairan sesuai toleransi pasien
3. Berikan obat antasida atau penghambat pompa proton sesuai resep
4. Ajarkan teknik menelan yang benar
5. Pantau tanda-tanda aspirasi seperti batuk, suara napas wheezing, atau perubahan warna kulit
Sebagai perawat, saya akan menerapkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk mengelola risiko aspirasi pada pasien dengan GERD, dengan tujuan mencegah komplikasi yang berbahaya. -
Article No. 14584 | 21 Mar 2025
Klinis : Risiko disfungsi motilitas gastrointestinal (D.0033)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Risiko Disfungsi Motilitas Gastrointestinal (D.0033)
Penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Sistem Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI):
- SDKI adalah sistem klasifikasi diagnosa keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI.
- Diagnosa "Risiko Disfungsi Motilitas Gastrointestinal (D.0033)" merupakan salah satu diagnosa keperawatan yang terdapat dalam SDKI.
- Diagnosa ini menggambarkan adanya risiko terjadinya gangguan atau perubahan pada proses motilitas gastrointestinal, seperti penurunan, peningkatan, atau perubahan pola motilitas.
2. Sistem Klasifikasi Intervensi Keperawatan Indonesia (SLKI):
- SLKI adalah sistem klasifikasi intervensi keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI.
- Intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengatasi risiko disfungsi motilitas gastrointestinal dapat meliputi pemberian nutrisi enteral, manajemen obat-obatan, edukasi terkait diet dan gaya hidup, serta intervensi lain yang bertujuan untuk mempertahankan atau memperbaiki fungsi motilitas gastrointestinal.
3. Sistem Klasifikasi Hasil Keperawatan Indonesia (SIKI):
- SIKI adalah sistem klasifikasi hasil keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI.
- Hasil keperawatan yang diharapkan dari intervensi untuk mengatasi risiko disfungsi motilitas gastrointestinal dapat meliputi pemulihan fungsi gastrointestinal, peningkatan toleransi terhadap makanan, dan stabilitas hemodinamik.
Dalam praktik keperawatan, penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI secara terintegrasi membantu perawat dalam mengidentifikasi masalah keperawatan, merencanakan intervensi yang tepat, dan mengevaluasi hasil perawatan secara terukur dan terstandar. -
Article No. 14585 | 21 Mar 2025
Klinis : Risiko disfungsi motilitas gastrointestinal (D.0033)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Risiko disfungsi motilitas gastrointestinal (D.0033).
Diagnosa Keperawatan:
Risiko disfungsi motilitas gastrointestinal (D.0033)
Definisi:
Risiko perubahan dalam fungsi usus yang dapat menimbulkan gejala seperti mual, muntah, diare, konstipasi, dan distensi abdomen.
Faktor Risiko:
1. Penyakit neurologi (contoh: stroke, Parkinson)
2. Penyakit metabolik (contoh: diabetes melitus)
3. Penyakit gastrointestinal (contoh: obstruksi usus, sindrom usus iritabel)
4. Cedera spinal
5. Penggunaan obat-obatan tertentu (contoh: opioid, antidepresan, antasida)
6. Penurunan asupan cairan dan nutrisi
7. Aktivitas fisik yang kurang
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Definisi: Kemampuan untuk mengidentifikasi dan menetapkan masalah kesehatan klien berdasarkan data yang dikumpulkan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan: Klien tidak mengalami gangguan motilitas gastrointestinal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan:
1. Pemantauan asupan dan output cairan
2. Pemantauan status nutrisi
3. Pemberian nutrisi enteral atau parenteral sesuai kebutuhan
4. Pemberian obat-obatan sesuai resep
5. Edukasi tentang pola makan dan aktivitas fisik yang tepat
6. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, ahli gizi, fisioterapis) untuk mengelola kondisi terkait.
Dengan pendekatan ini, diharapkan risiko disfungsi motilitas gastrointestinal pada pasien dapat diminimalkan dan kesejahteraan pasien dapat ditingkatkan. -
Article No. 14586 | 21 Mar 2025
Klinis : Nn. S berusia 19 tahun datang ke Poliklinik RS didampingi oleh orang tuanya karena akan melakukan kontrol pada bekas luka apendektomi yang dilakukan 3 hari yang lalu. Saat dilakukan pengkajian Nn. S mengeluh nyeri pada luka operasinya, wajah tampak meringis serta perban tampak lembab. Berdasarkan pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan tekanan darah 130/90 mmHg, frekuensi nadi 106 kali/menit, frekuensi pernafasan 23 kali/menit, suhu 37,4 oC, dan skala nyeri 6. Perawat melakukan anamnesa tentang bagaimana aktivitas sehari-hari Nn.S yang bisa berdampak pada penyembuhan operasinya. Nn S menyampaikan tidak mengikuti discharge planning yang disampaikan saat meninggalkan RS seperti asupan nutrisi dan aktivitas yang dianjurkan. Selain itu perawat juga melakukan allo anamnesa pada keluarga klien untuk memvalidasi jawaban dari Nn.S. Perawat melakukan pengkajian pada luka Nn.S dan hasil observasi yaitu terdapat nanah dan rubor pada sekitar bekas luka dengan panjang ±5 cm. Perawat akan melakukan perawatan luka Nn.S. Selanjutnya perawat berkolaborasi dengan dokter terkait pemeriksaan penunjang yang akan dilakukan pada pasien dan melakukan pemberian tatalaksana yang tepat pada klien.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi Nn. S:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan kapasitas fungsional yang ditandai dengan keluhan nyeri luka operasi, adanya peningkatan tanda-tanda vital, dan ketidakpatuhan terhadap discharge planning.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Toleransi Aktivitas: Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
b. Kontrol Nyeri: Klien dapat mengontrol nyeri yang dirasakan.
c. Perilaku Kesehatan: Klien menunjukkan perilaku sesuai discharge planning untuk mempercepat penyembuhan luka.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Manajemen Aktivitas: Mengkaji kapasitas aktivitas klien, merencanakan aktivitas yang sesuai dengan kondisi klien, dan memantau respon klien terhadap aktivitas.
b. Manajemen Nyeri: Mengkaji karakteristik nyeri, mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, dan berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik yang tepat.
c. Edukasi Kesehatan: Memberikan edukasi kepada klien dan keluarga terkait pentingnya mematuhi discharge planning, seperti asupan nutrisi dan aktivitas yang dianjurkan untuk mempercepat penyembuhan luka.
d. Perawatan Luka: Melakukan pengkajian luka, melakukan perawatan luka dengan teknik aseptik, dan berkolaborasi dengan dokter untuk pemeriksaan penunjang dan pemberian tatalaksana yang tepat.
Penjelasan rinci:
Diagnosa Keperawatan "Intoleransi Aktivitas" dipilih karena adanya keluhan nyeri pada luka operasi, peningkatan tanda-tanda vital, dan ketidakpatuhan terhadap discharge planning yang dapat menghambat pemulihan klien. Luaran yang diharapkan mencakup peningkatan toleransi aktivitas, kontrol nyeri, dan perilaku kesehatan yang sesuai untuk mempercepat penyembuhan luka. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen aktivitas, manajemen nyeri, edukasi kesehatan, dan perawatan luka secara komprehensif. Perawat berperan penting dalam memantau kondisi klien, mengevaluasi respons terhadap intervensi, dan berkolaborasi dengan dokter untuk memastikan penyembuhan luka yang optimal. -
Article No. 14587 | 21 Mar 2025
Klinis : mengatakan lemas dan lemas semakin dirasakan saat beraktivitas, konjungtiva anemis, terdapat edema pada ektermitas atas dan bawah, edema derajat I, terdapat distensi vena jugularis, auskultasi paru didapatkan ronkhi basah halus di seluruh lapang paru, terlihat adanya ulkus superfisial di telapak kaki kanan dan ketika ditanya klien mengatakan tidak tahu penyebabnya apa & kapan luka itu muncul. Klien mengatakan nafsu makannya berkurang karena merasa mual saat makan namun berat badannya justru meningkat mendadak sebesar 5 kg, BAK ±100 cc/24 jam. Hasil TTV didapatkan TD: 155/100 mmHg, RR 26 x/ menit, Nadi : 83 x/menit, Suhu : 36,6 °C. BB : 55 Kg, TB : 167 cm.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala dan tanda yang Anda deskripsikan, diagnosa keperawatan yang mungkin sesuai adalah:
1. Kelebihan volume cairan
- SDKI: Kelebihan Volume Cairan
- SLKI: Pemantauan Cairan
- SIKI: Manajemen Cairan
Penjelasan singkat:
Gejala dan tanda yang ditunjukkan seperti edema pada ekstremitas, distensi vena jugularis, berat badan meningkat mendadak, penurunan intake urin, dan hipertensi mengarah pada kondisi kelebihan volume cairan. Pasien mengalami retensi cairan yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
- SDKI: Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SLKI: Manajemen Nutrisi
- SIKI: Manajemen Nutrisi
Penjelasan singkat:
Gejala seperti nafsu makan yang berkurang, mual saat makan, dan anemia (konjungtiva anemis) menunjukkan adanya masalah nutrisi. Pasien mungkin mengalami penurunan asupan nutrisi yang dapat menyebabkan malnutrisi.
3. Risiko Luka Tekan
- SDKI: Risiko Luka Tekan
- SLKI: Perawatan Luka
- SIKI: Perawatan Luka
Penjelasan singkat:
Adanya edema dan ulkus superfisial di telapak kaki kanan meningkatkan risiko pasien untuk mengalami luka tekan. Kondisi edema dan malnutrisi dapat memperburuk risiko dan penyembuhan luka.
Dalam menentukan diagnosa keperawatan, perawat juga harus mempertimbangkan faktor-faktor penyebab, masalah kesehatan lain yang dimiliki pasien, serta riwayat penyakit. Selanjutnya, perawat dapat merumuskan rencana asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi masalah kesehatan pasien. -
Article No. 14588 | 21 Mar 2025
Klinis : kholik abdomen
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi koliko abdomen:
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan aktivitas motorik saluran cerna.
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan semacam itu.
- Penyebab: Peningkatan aktivitas motorik saluran cerna dapat menyebabkan nyeri akut pada abdomen.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tujuan: Pasien dapat melaporkan penurunan nyeri.
- Kriteria Hasil: Pasien melaporkan nyeri berkurang, pasien dapat beraktivitas tanpa hambatan akibat nyeri.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen nyeri, termasuk pemberian analgesik, relaksasi, dan kompres hangat.
- Rasional: Intervensi ini dapat membantu mengurangi nyeri akibat peningkatan aktivitas motorik saluran cerna.
Dalam konteks akademis, persona sebagai pakar, dan peran sebagai perawat, penjelasan di atas memberikan gambaran singkat tentang diagnosa keperawatan, tujuan, dan intervensi yang dapat diterapkan untuk menangani kondisi koliko abdomen berdasarkan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 14507 | 20 Mar 2025
Klinis : • Klien mengeluh sering merasa pusing • Klien mengatakan pandangan kabur atau buram • Klien mengatakan sedikit sesak pada malam hari • Klien mengatakan kadang-kadang sulit tidur karena memikirkan kondisi kesehatannya • Klien mengatakan nyeri pada persendian • P : Peradangan sendi Q : Tertusuk-tusuk R : Daerah persendian S : 4 T : Pada saat beraktivitas • Klien mengatakan sering gelisah memikirkan kondisi kesehatannya • Klien mengatakan khawatir akan kondisi kesehatannya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, salam sejahtera.
Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas
2. Gangguan Pola Tidur
3. Nyeri Akut
4. Cemas
Penjelasan singkat:
1. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, akibat adanya sensasi kelelahan, lemah, atau terbatas.
- SLKI: Peningkatan kapasitas dan toleransi untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
- SIKI: Intervensi untuk membantu klien meningkatkan toleransi dan kapasitas aktivitas.
2. Gangguan Pola Tidur
- SDKI: Gangguan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
- SLKI: Pemulihan pola tidur yang adekuat.
- SIKI: Intervensi untuk membantu klien mencapai pola tidur yang adekuat.
3. Nyeri Akut
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI: Penurunan rasa nyeri.
- SIKI: Intervensi untuk membantu klien mengurangi nyeri.
4. Cemas
- SDKI: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi bahaya.
- SLKI: Penurunan tingkat kecemasan.
- SIKI: Intervensi untuk membantu klien mengatasi kecemasan.
Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. Terima kasih. -
Article No. 14508 | 20 Mar 2025
Klinis : • Klien mengeluh sering merasa pusing • Klien mengatakan pandangan kabur atau buram • Klien mengatakan sedikit sesak pada malam hari • Klien mengatakan kadang-kadang sulit tidur karena memikirkan kondisi kesehatannya • Klien mengatakan nyeri pada persendian • P : Peradangan sendi Q : Tertusuk-tusuk R : Daerah persendian S : 4 T : Pada saat beraktivitas • Klien mengatakan sering gelisah memikirkan kondisi kesehatannya • Klien mengatakan khawatir akan kondisi kesehatannya. • Klien tampak sesak • Klien tampak menggunakan otot bantu pernafasan • Pernafasan dangkal • Klien tampak memegangi daerah persendian • Klien tampak meringis • Klien tampak merintih • Klien tampak sering memegangi kepala • Usia klien 65 tahun • Klien tampak gelisah • Klien tampak khawatir • Nyeri sendi skala 4 • CRT 2 detik • Kesadaran : CM • GCS : E : 4, M : 6, V : 5 • TD : 140/90 mmHg N : 90 x/menit S : 36,8ºC RR : 21 x/menit • Saturasi Oksigen 95% • Quesioner HARS (Hamilton Rating Scale For Anxiety) Skor 20 (Ansietas Ringan)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang Anda berikan, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Penglihatan Berhubungan dengan Perubahan Fungsi Penglihatan
Penjelasan:
SDKI: Penurunan kemampuan seseorang untuk melihat atau memproses informasi visual secara jelas.
SLKI: Pemeliharaan atau peningkatan kemampuan individu untuk melihat atau memproses informasi visual secara jelas.
SIKI: Intervensi keperawatan untuk mempertahankan atau meningkatkan kemampuan individu dalam melihat atau memproses informasi visual secara jelas.
2. Gangguan Pola Tidur Berhubungan dengan Kecemasan Kondisi Kesehatan
Penjelasan:
SDKI: Gangguan dalam jumlah dan kualitas tidur yang menyebabkan ketidaknyamanan dan disfungsi.
SLKI: Pemeliharaan atau peningkatan jumlah dan kualitas tidur yang memungkinkan istirahat dan pemulihan.
SIKI: Intervensi keperawatan untuk mempertahankan atau meningkatkan jumlah dan kualitas tidur yang memungkinkan istirahat dan pemulihan.
3. Nyeri Kronis Berhubungan dengan Peradangan Sendi
Penjelasan:
SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan atau potensi kerusakan jaringan yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
SLKI: Pemeliharaan atau peningkatan kemampuan individu untuk mengendalikan nyeri kronis.
SIKI: Intervensi keperawatan untuk mempertahankan atau meningkatkan kemampuan individu dalam mengendalikan nyeri kronis.
4. Ansietas Berhubungan dengan Kondisi Kesehatan yang Mengancam
Penjelasan:
SDKI: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang berlebihan terkait dengan sumber yang tidak spesifik atau tidak diketahui.
SLKI: Pemeliharaan atau peningkatan kemampuan individu untuk mengatasi ansietas.
SIKI: Intervensi keperawatan untuk mempertahankan atau meningkatkan kemampuan individu dalam mengatasi ansietas.
Semoga penjelasan ini bermanfaat bagi Anda. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 14509 | 20 Mar 2025
Klinis : • Klien mengeluh sering merasa pusing • Klien mengatakan pandangan kabur atau buram • Klien mengatakan sedikit sesak pada malam hari • Klien mengatakan kadang-kadang sulit tidur karena memikirkan kondisi kesehatannya • Klien mengatakan nyeri pada persendian • P : Peradangan sendi Q : Tertusuk-tusuk R : Daerah persendian S : 4 T : Pada saat beraktivitas • Klien mengatakan sering gelisah memikirkan kondisi kesehatannya • Klien mengatakan khawatir akan kondisi kesehatannya. • Klien tampak sesak • Klien tampak menggunakan otot bantu pernafasan • Pernafasan dangkal • Klien tampak memegangi daerah persendian • Klien tampak meringis • Klien tampak merintih • Klien tampak sering memegangi kepala • Usia klien 65 tahun • Klien tampak gelisah • Klien tampak khawatir • Nyeri sendi skala 4 • CRT 2 detik • Kesadaran : CM • GCS : E : 4, M : 6, V : 5 • TD : 140/90 mmHg N : 90 x/menit S : 36,8ºC RR : 21 x/menit • Saturasi Oksigen 95% • Quesioner HARS (Hamilton Rating Scale For Anxiety) Skor 20 (Ansietas Ringan)
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R42
- Deskripsi: Vertigo dan gangguan pengeluaran.
2. Kode ICD-10:
- Kode: H53.8
- Deskripsi: Gangguan penglihatan lainnya.
3. Kode ICD-10:
- Kode: R06.1
- Deskripsi: Sesak napas.
4. Kode ICD-10:
- Kode: F32.8
- Deskripsi: Gangguan depresi lainnya.
5. Kode ICD-10:
- Kode: M25.5
- Deskripsi: Nyeri sendi.
6. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 81.91
- Deskripsi: Artrosentesis, termasuk aspirasi.
7. Kode ICD-10:
- Kode: F41.1
- Deskripsi: Gangguan kecemasan umum.
8. Kode ICD-10:
- Kode: Z71.1
- Deskripsi: Orang yang mengkhawatirkan kondisi kesehatannya.
Selain itu, berdasarkan temuan klinis yang diberikan, dapat diidentifikasi beberapa kode tambahan sebagai berikut:
9. Kode ICD-10:
- Kode: R06.0
- Deskripsi: Dispnea.
10. Kode ICD-10:
- Kode: R51
- Deskripsi: Sakit kepala.
11. Kode ICD-10:
- Kode: R45.0
- Deskripsi: Kegelisahan dan ketegangan.
12. Kode ICD-10:
- Kode: R45.8
- Deskripsi: Gejala dan tanda emosional lainnya.
Selain itu, berdasarkan usia klien (65 tahun) dan skor HARS (20 - ansietas ringan), dapat dipertimbangkan kode ICD-10 tambahan:
13. Kode ICD-10:
- Kode: F41.8
- Deskripsi: Gangguan kecemasan lainnya.
Dalam praktik klinis, kode-kode ini dapat digunakan untuk mendokumentasikan diagnosis dan prosedur/tindakan medis yang dilakukan dalam perawatan pasien.