Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 14552 | 21 Mar 2025
Klinis : Anak klien mengatakan klien sudah lama terbaring lemah sejak ± 1 bulan. Klien juga mengeluh nyeri dada hilang timbul disertai sesak. Data Objektif : • Klien tampak lemah • Klien tampak sesak • Gambaran EKG : Sinus Takikardi • Nadi 109 x/menit • TD 128/75 mmHg • RR 24 x/menit • Kadar HB : 3,78 gr%
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, diagnosa keperawatan yang dapat dirumuskan adalah:
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiovaskular
Definisi: Pengurangan sirkulasi darah dan oksigen ke jaringan yang dapat membahayakan kesehatan.
SDKI:
- Tanda & Gejala: Klien tampak lemah, nyeri dada hilang timbul, sesak, Sinus Takikardi, nadi cepat, tekanan darah tinggi, kadar hemoglobin rendah.
SLKI:
- Hasil yang Diharapkan: Klien menunjukkan perfusi jaringan yang efektif.
SIKI:
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan tanda-tanda vital, manajemen nyeri, oksigenasi, dan kolaborasi pemberian obat-obatan.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk menoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
SDKI:
- Tanda & Gejala: Klien tampak lemah, sesak.
SLKI:
- Hasil yang Diharapkan: Klien dapat berpartisipasi dalam aktivitas sesuai kemampuan.
SIKI:
- Intervensi Keperawatan: Manajemen energi, peningkatan mobilitas, dan edukasi.
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan utama adalah Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiovaskular, yang menggambarkan adanya gangguan sirkulasi dan oksigenasi ke jaringan. Hal ini ditandai dengan klien yang tampak lemah, nyeri dada hilang timbul, sesak, serta hasil pemeriksaan EKG, tanda vital, dan kadar hemoglobin yang tidak normal.
Selain itu, Intoleransi Aktivitas juga menjadi diagnosa keperawatan yang terkait, karena klien menunjukkan ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas rutin akibat kondisi kelemahan dan sesak yang dialami.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, manajemen nyeri, oksigenasi, kolaborasi pemberian obat-obatan, manajemen energi, peningkatan mobilitas, dan edukasi. -
Article No. 14553 | 21 Mar 2025
Klinis : Anak klien mengatakan klien tidak bisa menggerakkan tangan kiri dan kedua kakinya. Terasa nyeri jika digerakkan. Klien tidak mampu berjalan, hanya dibantu dengan kursi roda. Klien sudah lama terbaring lemah sejak ± 1 bulan. Kedua tangan dan kaki sedikit bengkak. Data Objektif : • Klien tampak lemah • Kekuatan otot menurun 3 1 1 1 • Ada keluhan nyeri jika digerakkan • Ada keluhan kaku sendi • ADL sepenuhnya dibantu oleh keluarga dan alat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer Berhubungan dengan Penurunan Aliran Darah
Penjelasan:
Kondisi klien dengan keluhan tidak dapat menggerakkan tangan kiri dan kedua kakinya, adanya nyeri saat digerakkan, serta kekuatan otot yang menurun menunjukkan adanya gangguan pada perfusi jaringan perifer. Hal ini dapat disebabkan oleh penurunan aliran darah ke jaringan.
2. Mobilitas Fisik Terganggu Berhubungan dengan Penurunan Kekuatan Otot
Penjelasan:
Klien tidak mampu berjalan dan hanya dapat dibantu dengan kursi roda, serta mengalami penurunan kekuatan otot pada ekstremitas, menunjukkan adanya gangguan mobilitas fisik yang disebabkan oleh penurunan kekuatan otot.
3. Risiko Gangguan Integritas Kulit Berhubungan dengan Tekanan yang Berkepanjangan
Penjelasan:
Kondisi klien yang sudah lama terbaring lemah selama ± 1 bulan, serta adanya keluhan bengkak pada kedua tangan dan kaki, dapat meningkatkan risiko gangguan integritas kulit akibat tekanan yang berkepanjangan.
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) merupakan standar yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk menjamin kualitas dan keseragaman praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 14554 | 21 Mar 2025
Klinis : An. j umur 12 tahun datang ke ugd dengan keluhan gatal" ditangan (scabies) dengan pemeriksaan lainnya TD : 110/80 mmHg, N:90 x/menit, Rr:20 x/menit, S: 36 derajat sebutkan diagnosannya
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, rekan-rekan perawat. Pada kasus ini, mari kita bahas langkah-langkah asuhan keperawatan yang dapat diberikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi An. J adalah "Kerusakan Integritas Kulit" (SDKI, 2017). Hal ini didasarkan pada keluhan utama pasien yaitu gatal-gatal di tangan, yang merupakan manifestasi dari scabies. Scabies adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei, yang menimbulkan gejala utama berupa rasa gatal yang membuat pasien merasa tidak nyaman.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Integritas Kulit Membaik
- Kriteria hasil: Kulit kering dan utuh, tidak ada lesi, gatal berkurang
- Indikator:
a. Kulit tampak bersih dan utuh
b. Tidak ada tanda-tanda infeksi pada kulit
c. Pasien menyatakan rasa gatal berkurang
2. Kontrol Infeksi
- Kriteria hasil: Tidak terjadi penyebaran infeksi, tanda-tanda infeksi berkurang
- Indikator:
a. Tanda-tanda infeksi (kemerahan, bengkak, hangat, nyeri) berkurang
b. Tidak ada tanda-tanda infeksi baru muncul
c. Pasien bebas dari komplikasi akibat infeksi
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Infeksi
- Tujuan: Membantu mencegah dan mengendalikan infeksi
- Inti intervensi:
a. Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
b. Anjurkan pasien untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan
c. Lakukan perawatan kulit yang terinfeksi sesuai prosedur
d. Ajarkan pasien tentang cara mencegah penularan infeksi
2. Manajemen Gejala
- Tujuan: Membantu mengurangi gejala yang dialami pasien
- Inti intervensi:
a. Berikan obat antiskabies sesuai resep dokter
b. Aplikasikan krim penghilang gatal pada kulit yang gatal
c. Ajarkan pasien cara mengatasi gatal (misalnya dengan kompres dingin)
d. Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur
3. Edukasi Kesehatan
- Tujuan: Memberikan informasi dan pemahaman kepada pasien dan keluarga
- Inti intervensi:
a. Jelaskan penyebab, tanda, dan cara penularan scabies
b. Ajarkan cara perawatan diri dan lingkungan untuk mencegah penyebaran
c. Motivasi pasien dan keluarga untuk mematuhi pengobatan dan perawatan
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Kerusakan Integritas Kulit" dipilih karena kondisi scabies yang dialami pasien menyebabkan kerusakan pada kulit berupa gatal-gatal, lesi, dan potensi infeksi. Luaran yang diharapkan adalah perbaikan integritas kulit dan pengendalian infeksi, sehingga intervensi yang dilakukan berfokus pada manajemen infeksi, manajemen gejala, dan edukasi kesehatan.
Manajemen infeksi bertujuan untuk mencegah dan mengendalikan infeksi lebih lanjut, termasuk menjaga kebersihan dan perawatan kulit yang terinfeksi. Manajemen gejala diarahkan untuk mengurangi keluhan gatal-gatal yang dialami pasien, melalui pemberian obat antiskabies dan intervensi lain. Edukasi kesehatan penting dilakukan untuk meningkatkan pemahaman pasien dan keluarga terkait penyakit, perawatan diri, dan pencegahan penularan.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan ditanyakan. Terima kasih. -
Article No. 14555 | 21 Mar 2025
Klinis : An. j umur 12 tahun datang ke ugd dengan keluhan gatal" ditangan (scabies) dengan pemeriksaan lainnya TD : 110/80 mmHg, N:90 x/menit, Rr:20 x/menit, S: 36 derajat sebutkan diagnosannya
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi An. J umur 12 tahun dengan keluhan gatal-gatal di tangan (scabies) adalah:
1. Intoleransi Aktivitas Berhubungan dengan Keterbatasan Fisik Akibat Gejala Penyakit
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, disebabkan oleh keterbatasan fisik akibat gejala penyakit.
Batasan Karakteristik:
- Keluhan kelelahan
- Kelemahan fisik
- Kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
2. Gangguan Integritas Kulit Berhubungan dengan Infeksi Parasit (Scabies)
Definisi: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis kulit.
Batasan Karakteristik:
- Adanya lesi kulit
- Gatal-gatal
- Perubahan warna kulit
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Peningkatan Toleransi Aktivitas
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal
- Pasien dapat mengenali tanda kelelahan dan melakukan istirahat yang cukup
- Pasien dapat berpartisipasi dalam program peningkatan toleransi aktivitas
2. Pemulihan Integritas Kulit
- Lesi kulit berangsur-angsur membaik
- Gatal-gatal berkurang
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Peningkatan Toleransi Aktivitas
- Asesmen kemampuan fisik pasien
- Manajemen energi
- Terapi aktivitas
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen energi
2. Pemulihan Integritas Kulit
- Perawatan kulit
- Manajemen gejala (anti-gatal, antimikroba topikal)
- Edukasi pasien dan keluarga tentang perawatan kulit dan pengobatan
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian pengobatan sistemik (jika diperlukan)
Penjelasan:
1. Diagnosa keperawatan pertama, "Intoleransi Aktivitas", dipilih karena kondisi scabies dapat menyebabkan keterbatasan fisik dan kelelahan pada pasien sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Diagnosa ini berfokus pada upaya meningkatkan toleransi aktivitas pasien.
2. Diagnosa keperawatan kedua, "Gangguan Integritas Kulit", dipilih karena kondisi scabies menyebabkan kerusakan pada kulit berupa lesi dan gatal-gatal. Diagnosa ini berfokus pada pemulihan integritas kulit pasien.
3. Luaran/Output yang diharapkan sesuai dengan masing-masing diagnosa keperawatan, yaitu peningkatan toleransi aktivitas dan pemulihan integritas kulit. Indikator keberhasilan disesuaikan dengan batasan karakteristik dari masing-masing diagnosa.
4. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup asesmen, manajemen gejala, edukasi, dan kolaborasi dengan dokter untuk mencapai tujuan luaran yang diharapkan. Intervensi ini dirancang untuk mengatasi masalah keperawatan secara komprehensif. -
Article No. 14556 | 21 Mar 2025
Klinis : perilaku kekerasan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi perilaku kekerasan, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Perilaku Kekerasan
Definisi:
Perilaku kekerasan merupakan perilaku yang dapat mencederai diri sendiri, orang lain, atau lingkungan secara fisik, verbal, atau psikologis. Perilaku ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk masalah psikologis, sosial, atau lingkungan.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi dan kriteria diagnostik perilaku kekerasan
- Faktor-faktor penyebab perilaku kekerasan, seperti stres, gangguan mental, atau riwayat penyalahgunaan zat
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan, seperti manajemen agresi, terapi kognitif-perilaku, atau terapi lingkungan
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Outcome yang diharapkan, seperti kemampuan pasien dalam mengendalikan perilaku kekerasan, menurunnya frekuensi episode kekerasan, atau peningkatan kemampuan pasien dalam menyampaikan emosi secara positif
- Kriteria evaluasi untuk mengukur pencapaian outcome tersebut
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan, seperti manajemen lingkungan, terapi aktivitas, atau intervensi psikososial
- Aktivitas-aktivitas spesifik dalam setiap intervensi, beserta rasional dan bukti-bukti terkait efektivitasnya
Sebagai pakar perawat, saya menekankan pentingnya pendekatan holistik dalam menangani perilaku kekerasan, dengan memperhatikan aspek fisik, psikologis, sosial, dan spiritual. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain juga sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Semoga penjelasan ini bermanfaat bagi Anda. Apabila ada pertanyaan lebih lanjut, saya bersedia untuk membantu.
Wassalamualaikum. -
Article No. 14557 | 21 Mar 2025
Klinis : perilaku kesehatan cenderung berisko
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Perilaku Kesehatan Berisiko
Penjelasan:
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
Perilaku Kesehatan Berisiko didefinisikan sebagai "Pola perilaku yang meningkatkan kemungkinan terjadinya masalah kesehatan atau cedera." Kondisi ini dicirikan oleh adanya perilaku yang dapat membahayakan kesehatan, seperti merokok, mengonsumsi alkohol berlebihan, pola makan tidak sehat, aktivitas fisik yang tidak teratur, dan perilaku berisiko lainnya.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Luaran yang diharapkan dari masalah ini adalah Perilaku Kesehatan Berisiko Terkendali, yang ditandai dengan klien dapat mengenali perilaku berisiko, mengurangi atau menghindari perilaku berisiko, serta menerapkan perilaku sehat dalam kehidupan sehari-hari.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Konseling gaya hidup sehat: Memberikan edukasi dan dukungan kepada klien untuk mengidentifikasi perilaku berisiko dan mengembangkan rencana perubahan gaya hidup yang sehat.
2. Manajemen stres: Membantu klien dalam mengelola stres dan mengurangi dampak negatif dari stres terhadap perilaku kesehatan.
3. Fasilitasi kelompok dukungan: Memfasilitasi pembentukan kelompok dukungan sebaya untuk saling mendukung dalam mengubah perilaku berisiko.
Dengan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif, perawat dapat membantu klien dalam mengenali dan mengendalikan perilaku kesehatan berisiko, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan klien. -
Article No. 14558 | 21 Mar 2025
Klinis : perilaku kesehatan cenderung berisko
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, atas kondisi "perilaku kesehatan cenderung berisko", berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: Z72.8
- Deskripsi: Masalah yang berhubungan dengan gaya hidup, lainnya. Kategori ini mencakup berbagai masalah terkait gaya hidup yang dapat mempengaruhi kesehatan, seperti perilaku berisiko.
Sayangnya, dalam kasus ini tidak ada kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang spesifik, karena tidak ada tindakan medis yang dilakukan secara langsung untuk menangani kondisi ini. Perilaku berisiko biasanya perlu ditangani melalui intervensi edukasi, konseling, atau perubahan gaya hidup yang didukung oleh tenaga kesehatan.
Sebagai tenaga medis, kami perlu mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap perilaku berisiko pasien, seperti kurangnya pengetahuan tentang kesehatan, pengaruh teman sebaya, masalah kesehatan mental, atau kurangnya akses ke layanan kesehatan yang memadai. Setelah itu, kami dapat memberikan edukasi, konseling, dan dukungan yang diperlukan untuk membantu pasien mengubah perilaku berisiko menjadi lebih sehat. -
Article No. 14559 | 21 Mar 2025
Klinis : Ny. p umur 51 tahun datang ke ugd dengan panas dan pusing dengan pemeriksaan lainnya TD : 110/80 mmHg, N:90 x/menit, Rr:20 x/menit, S: 36 derajat sebutkan diagnosannya
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai perawat profesional, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi Ny. P, umur 51 tahun, yang datang ke UGD dengan keluhan panas dan pusing, dengan pemeriksaan lainnya menunjukkan TD: 110/80 mmHg, N: 90 x/menit, RR: 20 x/menit, dan S: 36 derajat, adalah:
1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, ditandai dengan suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius.
Penjelasan:
Ny. P datang dengan keluhan panas, yang menunjukkan adanya hipertermia atau peningkatan suhu tubuh di atas normal. Hal ini dapat disebabkan oleh proses infeksi, yang perlu dikaji lebih lanjut.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Suhu tubuh kembali normal, dalam rentang 36,5-37,5 derajat Celsius.
2. Tanda-tanda vital stabil, dengan TD 120/80 mmHg, N 80 x/menit, dan RR 16-20 x/menit.
3. Nyeri kepala berkurang atau hilang.
4. Klien dapat beraktivitas secara mandiri.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Monitor tanda-tanda vital secara berkala.
2. Lakukan pengukuran suhu tubuh setiap 4 jam.
3. Berikan kompres hangat pada daerah aksila atau inguinal untuk menurunkan suhu tubuh.
4. Anjurkan klien untuk banyak minum air putih atau cairan hangat.
5. Berikan obat antipiretik sesuai dengan resep dokter.
6. Motivasi klien untuk beristirahat yang cukup.
7. Edukasi klien dan keluarga tentang penyebab, tanda-tanda, dan penatalaksanaan hipertermia.
8. Kolaborasi dengan dokter untuk menentukan penyebab dan pengobatan yang tepat.
Penjelasan:
Intervensi keperawatan yang diberikan bertujuan untuk mengatasi hipertermia, memantau tanda-tanda vital, menurunkan suhu tubuh, mencegah komplikasi, dan mendukung pemulihan klien. Edukasi kepada klien dan keluarga juga penting untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan dalam perawatan. -
Article No. 14560 | 21 Mar 2025
Klinis : Ny. p umur 51 tahun datang ke ugd dengan panas dan pusing dengan pemeriksaan lainnya TD : 110/80 mmHg, N:90 x/menit, Rr:20 x/menit, S: 36 derajat sebutkan diagnosannya
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Tentu, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci sesuai dengan kondisi yang diberikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi Ny. P yang datang ke UGD dengan keluhan panas dan pusing, dengan pemeriksaan lain menunjukkan tanda-tanda vital sebagai berikut: TD: 110/80 mmHg, N: 90 x/menit, RR: 20 x/menit, S: 36 derajat, maka Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Hipertermia
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas 37,5°C (99,5°F) yang disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau gangguan mekanisme pengaturan suhu.
Penyebab: Infeksi, dehidrasi, cedera otak, gangguan sistem imun, obat-obatan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Tanda-tanda vital dalam batas normal
Indikator:
a. Suhu tubuh dalam rentang 36,5-37,5°C
b. Tekanan darah dalam rentang 90/60-140/90 mmHg
c. Nadi dalam rentang 60-100 x/menit
d. Laju pernapasan dalam rentang 12-20 x/menit
2. Gejala infeksi teratasi
Indikator:
a. Suhu tubuh kembali normal
b. Tidak ada tanda-tanda inflamasi lokal
c. Tidak ada keluhan pusing, sakit kepala, atau malaise
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan tanda-tanda vital
a. Ukur suhu tubuh secara rutin
b. Ukur tekanan darah, nadi, dan laju pernapasan
c. Pantau tanda-tanda vital secara berkala
2. Manajemen demam
a. Identifikasi penyebab demam
b. Berikan obat-obatan penurun panas sesuai instruksi dokter
c. Lakukan tindakan penurun panas, seperti kompres hangat, mandi hangat
d. Pantau suhu tubuh secara teratur
3. Manajemen cairan dan elektrolit
a. Fasilitasi asupan cairan yang adekuat
b. Pantau status cairan dan elektrolit
c. Berikan pengganti cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan
4. Edukasi kepada pasien dan keluarga
a. Jelaskan mengenai penyebab, tanda, dan gejala demam
b. Ajarkan teknik penurunan demam yang dapat dilakukan di rumah
c. Anjurkan untuk meningkatkan asupan cairan dan istirahat yang cukup
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berfokus pada penanganan hipertermia serta komplikasinya, diharapkan dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu tanda-tanda vital dalam batas normal dan gejala infeksi teratasi. -
Article No. 14561 | 21 Mar 2025
Klinis : Ny. p umur 51 tahun datang ke ugd dengan panas dan pusing dengan pemeriksaan lainnya TD : 130/60 mmHg, N:90 x/menit, Rr:20 x/menit, S: 36 derajat sebutkan diagnosannya
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat professional, saya akan memberikan rekomendasi diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi Ny. P.
Diagnosis Keperawatan SDKI:
Berdasarkan data yang diberikan, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Hipertermia (00007)
Definisi: Suhu tubuh yang lebih tinggi dari kisaran normal.
Karakteristik Definisi: Peningkatan suhu tubuh ≥ 38°C (100,4°F).
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Stabilitas Tanda-Tanda Vital (0802)
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan tanda-tanda vital dalam kisaran normal.
Indikator:
- Tekanan darah dalam kisaran normal
- Nadi dalam kisaran normal
- Respirasi dalam kisaran normal
- Suhu tubuh dalam kisaran normal
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Hipertermia (3740)
Definisi: Tindakan untuk menurunkan suhu tubuh yang lebih tinggi dari kisaran normal.
Aktivitas:
- Kaji suhu tubuh secara berkala
- Berikan kompres dingin pada area tubuh yang sesuai
- Berikan cairan dingin untuk diminum
- Pertahankan lingkungan sejuk dan nyaman
- Monitor intake dan output cairan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian obat penurun demam, jika diperlukan
Penjelasan:
Ny. P datang ke UGD dengan keluhan panas dan pusing, serta tanda-tanda vital yang menunjukkan peningkatan suhu tubuh (36°C). Diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Hipertermia, yang didefinisikan sebagai suhu tubuh yang lebih tinggi dari kisaran normal.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah Stabilitas Tanda-Tanda Vital, di mana tanda-tanda vital pasien dapat dipertahankan dalam kisaran normal, termasuk tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu tubuh.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut adalah Manajemen Hipertermia. Intervensi ini bertujuan untuk menurunkan suhu tubuh yang lebih tinggi dari kisaran normal melalui berbagai aktivitas, seperti mengkaji suhu tubuh secara berkala, memberikan kompres dingin, memberikan cairan dingin untuk diminum, mempertahankan lingkungan yang sejuk dan nyaman, memantau intake dan output cairan, serta berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian obat penurun demam, jika diperlukan.
Dengan penerapan diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi yang tepat, diharapkan kondisi Ny. P dapat stabil dan tanda-tanda vitalnya dapat dipertahankan dalam kisaran normal.