Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 21506 | 04 Sep 2025
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \b\fs28 Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut\b0\fs24
\par \b Kode SDKI:\b0 D.0016
\par \b Definisi:\b0 Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, yang digambarkan dalam istilah seperti itu; awitan mendadak atau lambat dengan intensitas ringan hingga berat tanpa adanya perlindungan.
\par
\par \b SLKI:\b0
\par - \b Kode SLKI 0910:\b0 Pengendalian Nyeri
\par - \b Kode SLKI 0911:\b0 Tingkat Kenyamanan
\par
\par \b SIKI:\b0
\par - \b Kode SIKI 4510:\b0 Manajemen Nyeri
\par - \b Kode SIKI 4512:\b0 Pemberian Analgesik
\par - \b Kode SIKI 1400:\b0 Pemantauan Vital Signs
\par - \b Kode SIKI 6680:\b0 Manajemen Perfusi Jaringan
\par
\par \b Rasional Singkat:\b0 Gejala nyeri dada hebat yang menjalar, disertai hasil EKG infark miokard akut, menunjukkan nyeri akut akibat iskemia miokard. SLKI dan SIKI difokuskan pada pengendalian nyeri, peningkatan kenyamanan, serta pemantauan status hemodinamik dan perfusi jaringan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
\par
\par \b Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas\b0
\par \b Kode SDKI:\b0 D.0010
\par \b Definisi:\b0 Ketidakcukupan energi fisiologis atau psikologis untuk bertahan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang diperlukan atau yang diinginkan.
\par
\par \b SLKI:\b0
\par - \b Kode SLKI 0202:\b0 Toleransi Aktivitas
\par
\par \b SIKI:\b0
\par - \b Kode SIKI 0220:\b0 Terapi Aktivitas
\par - \b Kode SIKI 1800:\b0 Pemantauan Jantung
\par - \b Kode SIKI 4020:\b0 Manajemen Energi
\par
\par \b Rasional Singkat:\b0 Sesak napas dan kelemahan akibat infark miokard mengakibatkan penurunan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas. SLKI dan SIKI ditujukan untuk meningkatkan toleransi aktivitas secara bertahap, memantau respons jantung, dan mengelola energi pasien.
\par
\par \b Diagnosa Keperawatan: Risiko Penurunan Curah Jantung\b0
\par \b Kode SDKI:\b0 D.0026
\par \b Definisi:\b0 Risiko terjadinya ketidakadekuatan darah yang dipompa oleh jantung untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh.
\par
\par \b SLKI:\b0
\par - \b Kode SLKI 0402:\b0 Status Sirkulasi
\par
\par \b SIKI:\b0
\par - \b Kode SIKI 1400:\b0 Pemantauan Vital Signs
\par - \b Kode SIKI 1800:\b0 Pemantauan Jantung
\par - \b Kode SIKI 6680:\b0 Manajemen Perfusi Jaringan
\par - \b Kode SIKI 4040:\b0 Manajemen Cairan
\par
\par \b Rasional Singkat:\b0 Infark miokard akut dapat mengganggu fungsi pompa jantung, diperberat oleh riwayat hipertensi dan diabetes. SLKI dan SIKI berfokus pada pemantauan status sirkulasi, perfusi jaringan, dan keseimbangan cairan untuk mencegah gagal jantung.
\par
\par \b Diagnosa Keperawatan: Ansietas\b0
\par \b Kode SDKI:\b0 D.0012
\par \b Definisi:\b0 Perasaan gelisah, ketegangan, atau kekhawatiran yang disebabkan oleh ancaman yang dipersepsikan terhadap diri atau integritas diri.
\par
\par \b SLKI:\b0
\par - \b Kode SLKI 1302:\b0 Pengendalian Ansietas
\par
\par \b SIKI:\b0
\par - \b Kode SIKI 5820:\b0 Pengurangan Ansietas
\par - \b Kode SIKI 5240:\b0 Dukungan Emosional
\par - \b Kode SIKI 5340:\b0 Peningkatan Koping
\par
\par \b Rasional Singkat:\b0 Situasi akut seperti nyeri hebat dan diagnosis infark miokard dapat memicu ansietas. SLKI dan SIKI ditujukan untuk mengurangi kecemasan, memberikan dukungan emosional, serta meningkatkan mekanisme koping pasien.
\par
\par \b Catatan:\b0 Diagnosa keperawatan dan intervensi harus disesuaikan dengan kondisi spesifik pasien serta kebijakan institusi. Pemantauan ketat dan kolaborasi dengan tim medis diperlukan mengingat kompleksitas kondisi pasien.
} -
Article No. 21507 | 04 Sep 2025
Klinis : mata kabur dan ada bayangan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi yang Anda berikan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: H53.12
- Deskripsi: Penglihatan kabur, monokuler
Pada kondisi mata kabur dan ada bayangan, diagnosis yang sesuai adalah penglihatan kabur monokuler (H53.12). Ini merujuk pada suatu gangguan penglihatan di satu mata, yang menyebabkan pandangan menjadi kabur atau tidak jelas.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 95.02
- Deskripsi: Pemeriksaan oftalmologi komprehensif, termasuk pengukuran tekanan intraokular dan pemeriksaan pupil
Untuk kondisi ini, tindakan medis yang mungkin dilakukan adalah pemeriksaan oftalmologi komprehensif (kode ICD-9-CM 95.02). Pemeriksaan ini mencakup pengukuran tekanan intraokular, pemeriksaan pupil, serta evaluasi menyeluruh terhadap fungsi dan struktur mata untuk mengidentifikasi penyebab dari gejala yang dialami pasien.
Penjelasan detail:
- Kode ICD-10 H53.12 merujuk pada penglihatan kabur monokuler, yang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti gangguan refraksi, katarak, atau kelainan saraf optik.
- Pemeriksaan oftalmologi komprehensif (kode ICD-9-CM 95.02) merupakan tindakan diagnostik yang dilakukan untuk mengevaluasi secara menyeluruh kondisi mata dan fungsi visual pasien. Hal ini penting untuk mengidentifikasi penyebab dari gejala mata kabur dan bayangan yang dialami.
- Dalam pemeriksaan ini, dokter akan melakukan pengukuran tekanan intraokular, pemeriksaan pupil, serta evaluasi terhadap struktur dan fungsi mata, seperti pemeriksaan refraksi, kesehatan kornea, lensa, retina, dan saraf optik.
- Hasil pemeriksaan ini akan membantu dokter dalam menegakkan diagnosis yang tepat dan menentukan tindakan penanganan yang sesuai. -
Article No. 21508 | 04 Sep 2025
Klinis : pasien perempuan umur 44 tahun dengan keluhan batuk dan sesak 1 minggu ini disertai dengan bab darah segar tadi malam. mual muntah dan badan lemas.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R07.4
- Deskripsi: Nyeri dada, tidak terspesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 91.61
- Deskripsi: Gastroduodenoskopi, dengan atau tanpa biopsi
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 R07.4 (Nyeri dada, tidak terspesifikasi) dipilih karena pasien mengalami keluhan utama berupa batuk dan sesak nafas, yang dapat menimbulkan nyeri dada. Gejala ini dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, termasuk infeksi pernapasan atau penyakit paru-paru.
2. Kode ICD-9-CM 91.61 (Gastroduodenoskopi, dengan atau tanpa biopsi) adalah prosedur yang mungkin dilakukan untuk menyelidiki kemungkinan adanya penyebab perdarahan saluran cerna, yang ditunjukkan oleh pasien dengan keluhan buang air besar berdarah. Prosedur ini dapat membantu mendiagnosis dan menentukan penanganan yang sesuai.
Dalam menentukan diagnosis dan rencana tatalaksana yang tepat, dokter atau perekam medis perlu melakukan evaluasi lebih lanjut, seperti anamnesis yang lebih rinci, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang sesuai, seperti pemeriksaan laboratorium dan pencitraan. -
Article No. 21509 | 04 Sep 2025
Klinis : pasien perempuan umur 44 tahun dengan keluhan batuk dan sesak 1 minggu ini disertai dengan bab darah segar tadi malam. mual muntah dan badan lemas.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai dengan kondisi pasien tersebut.
Diagnosis Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00031)
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan permeabilitas jalan napas.
2. Risiko Perdarahan (00206)
Definisi: Peningkatan risiko kehilangan darah yang melebihi batas normal, yang dapat mengancam kesehatan.
3. Mual (00134)
Definisi: Perasaan tidak nyaman yang mengarah pada dorongan untuk muntah.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00031)
Kode: B-001
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan permeabilitas jalan napas.
2. Risiko Perdarahan (00206)
Kode: R-005
Definisi: Peningkatan risiko kehilangan darah yang melebihi batas normal, yang dapat mengancam kesehatan.
3. Mual (00134)
Kode: G-001
Definisi: Perasaan tidak nyaman yang mengarah pada dorongan untuk muntah.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas
Kode: L-001
Definisi: Tingkat kemampuan untuk mempertahankan jalan napas yang bebas dari obstruksi.
2. Kontrol Perdarahan
Kode: L-002
Definisi: Tingkat kemampuan untuk mempertahankan integritas pembuluh darah.
3. Kontrol Mual
Kode: L-003
Definisi: Tingkat kemampuan untuk mengendalikan sensasi tidak nyaman yang mengarah pada dorongan untuk muntah.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas
Kode: I-001
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan dan meningkatkan permeabilitas jalan napas.
2. Manajemen Perdarahan
Kode: I-002
Definisi: Tindakan untuk mengontrol kehilangan darah.
3. Manajemen Mual dan Muntah
Kode: I-003
Definisi: Tindakan untuk mengendalikan sensasi tidak nyaman yang mengarah pada dorongan untuk muntah. -
Article No. 21510 | 04 Sep 2025
Klinis : pasien perempuan umur 44 tahun dengan keluhan batuk dan sesak 1 minggu ini disertai dengan bab darah segar tadi malam. mual muntah dan badan lemas.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamu'alaikum, Ibu. Baik, saya akan membantu Anda memberikan analisa yang lengkap dan terperinci terkait kondisi pasien yang Anda deskripsikan. Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan pandangan dengan nada yang akademis dan profesional.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan gejala yang dialami pasien, yaitu batuk, sesak napas, bab darah segar, mual, muntah, dan badan lemas, maka Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Bersihan jalan napas tidak efektif ditandai dengan adanya penumpukan sekret pada saluran napas yang menyebabkan pasien mengalami batuk dan sesak napas.
2. Intoleransi Aktivitas
Intoleransi aktivitas ditandai dengan adanya kelemahan fisik yang menyebabkan pasien merasa lemas dan tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
3. Resiko Perdarahan
Resiko perdarahan ditandai dengan adanya bab darah segar yang mengindikasikan kemungkinan adanya perdarahan dari saluran pencernaan.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mengeluarkan sekret dengan batuk efektif, tidak mengalami sesak napas, dan mampu bernapas dengan normal.
2. Toleransi Aktivitas Meningkat
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri tanpa merasa lemas atau kelelahan.
3. Tidak Terjadi Perdarahan
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan tidak terjadi perdarahan lagi dari saluran pencernaan pasien.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
a. Monitor tanda-tanda vital (terutama frekuensi napas dan oksigenasi)
b. Auskultasi suara napas, identifikasi adanya suara napas tambahan
c. Atur posisi semi Fowler untuk memfasilitasi ekspansi paru
d. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
e. Berikan terapi inhalasi (bronkodilator, mukolitik) sesuai indikasi
f. Latih teknik batuk efektif dan pembersihan jalan napas
2. Intoleransi Aktivitas:
a. Monitor tanda-tanda vital sebelum dan setelah aktivitas
b. Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan kemampuannya
c. Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program latihan aktivitas yang aman
d. Atur lingkungan yang mendukung aktivitas pasien
e. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai manajemen energi
3. Resiko Perdarahan:
a. Monitor tanda-tanda vital (terutama tekanan darah dan frekuensi nadi)
b. Pantau adanya tanda-tanda perdarahan, seperti bab darah, muntah darah, atau perdarahan lainnya
c. Kolaborasi dengan dokter untuk pemeriksaan dan penatalaksanaan yang sesuai
d. Berikan dukungan emosional dan informasi kepada pasien dan keluarga
e. Siapkan peralatan untuk tindakan darurat jika terjadi perdarahan
Semoga penjelasan ini dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai Diagnosa Keperawatan SDKI, Luaran/Output SLKI, dan Intervensi Keperawatan SIKI yang sesuai untuk kondisi pasien. Jika Ibu memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan.
Wassalamu'alaikum. -
Article No. 21511 | 04 Sep 2025
Klinis : tensi tinggi, ckd
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan (tekanan darah tinggi, penyakit ginjal kronis, dengan nada akademis dan persona pakar), berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Hipertensi (00904)
Definisi: Tekanan darah sistolik dan/atau diastolik yang lebih tinggi dari normal.
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
a. Kode: HD-006
b. Judul: Hipertensi
c. Definisi: Peningkatan tekanan darah sistolik dan/atau diastolik yang lebih tinggi dari normal.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Kode: LS-013
b. Judul: Kontrol Tekanan Darah
c. Definisi: Kemampuan individu untuk mengatur atau mengendalikan tekanan darah dalam batas normal.
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Kode: IP-064
b. Judul: Manajemen Hipertensi
c. Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan yang diberikan untuk menurunkan tekanan darah tinggi.
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan "Hipertensi" mengacu pada peningkatan tekanan darah sistolik dan/atau diastolik yang lebih tinggi dari normal. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) memiliki kode HD-006 dengan judul "Hipertensi" dan definisi yang sama dengan diagnosa keperawatan. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) memiliki kode LS-013 dengan judul "Kontrol Tekanan Darah" dan definisi kemampuan individu untuk mengatur atau mengendalikan tekanan darah dalam batas normal. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) memiliki kode IP-064 dengan judul "Manajemen Hipertensi" dan definisi serangkaian tindakan keperawatan yang diberikan untuk menurunkan tekanan darah tinggi. -
Article No. 21512 | 04 Sep 2025
Klinis : luka terbuka punggung
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur medis terkait kondisi luka terbuka punggung:
1. Kode ICD-10:
- Kode: S21.0
- Deskripsi: Luka terbuka dinding depan toraks
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 86.22
- Deskripsi: Debridemen luka terbuka, kompleks
Penjelasan:
Untuk kondisi luka terbuka punggung, kode ICD-10 yang sesuai adalah S21.0, yang menggambarkan luka terbuka pada dinding depan toraks. Ini termasuk dalam kategori luka terbuka pada dinding toraks, yang melibatkan area punggung.
Dalam hal tindakan medis, kode ICD-9-CM yang sesuai adalah 86.22, yang merujuk pada debridemen luka terbuka yang kompleks. Debridemen adalah prosedur pembersihan dan penghilangan jaringan nekrotik atau mati dari luka untuk memfasilitasi proses penyembuhan.
Pengkodean yang tepat sangat penting dalam dokumentasi medis, karena kode-kode ini digunakan untuk tujuan penagihan, analisis epidemiologi, dan penelitian medis. Selain itu, dokumentasi yang akurat juga membantu dalam perawatan pasien yang berkelanjutan dan koordinasi antar penyedia layanan kesehatan. -
Article No. 21513 | 04 Sep 2025
Klinis : penyerangan dengan air panas
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait penyerangan dengan air panas dalam format yang anda minta:
1. Kode ICD-10:
- Kode: T29.0
- Deskripsi: Burn of multiple regions, unspecified degree
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.35
- Deskripsi: Application of dressing to burn
Penjelasan detail:
Kode ICD-10 T29.0 digunakan untuk mengkodekan cedera karena penyerangan dengan air panas, di mana terjadi luka bakar pada beberapa bagian tubuh dengan tingkat keparahan yang tidak ditentukan. Ini mencakup segala jenis luka bakar akibat paparan air panas, tanpa membedakan derajat keparahannya.
Sementara itu, kode ICD-9-CM 93.35 mengindikasikan prosedur pemberian balutan atau dressing pada luka bakar. Tindakan ini dilakukan untuk melindungi luka, mencegah infeksi, dan mempromosikan penyembuhan.
Dalam praktik klinis, dokter atau perekam medis akan memilih kode-kode ini berdasarkan informasi yang tersedia dalam dokumentasi medis pasien, seperti riwayat penyakit, temuan pemeriksaan fisik, dan tindakan medis yang dilakukan. -
Article No. 21514 | 04 Sep 2025
Klinis : Seorang perempuan berusia 62 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan merasa lemas dan sesak nafas. Sesak nafas dirasakan sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, sesak nafas bertambah sejak 1 hari yang lalu. Sesak nafas hilang timbul dipengaruhi aktivitas. Hasil pengkajian: Frekuensi nafas 26 kali/menit, nafas cepat dan dangkal. Sesak nafas semakin berat pada posisi berbaring. Terdapat bunyi nafas ronkhi. Pasien batuk dengan sputum berwarna putih, berbusa Pasien merasa dada berdebar cepat, frekuensi nadi 118 kali/menit, tekanan darah 140/90 mmHg, SaO2 95 %, Distensi vena jugularis, Kulit pucat, dingin dan berkeringat Pasien mengeluh pusing dan terlihat gelisah. Terdapat edema pada ekstremitas bawah Hasil EKG: Rate 106, Gel P sulit diidentifikasi, PR interval didak dapat dihitung, Komplek QRS tidak teratur. Atrial Fibrilation Diagnosa medis: gagal jantung dekompensasi akut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI dengan kodenya:
1. Diagnosa Keperawatan:
Pola Napas Tidak Efektif (00032)
SDKI:
Kode: 00032
Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan mudah dan lancar.
SLKI:
Kode: 70017
Definisi: Kemampuan pasien untuk mempertahankan pola napas yang efektif.
SIKI:
Kode: N0202
Definisi: Tindakan untuk memfasilitasi ventilasi yang adekuat.
2. Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Jantung (0061)
SDKI:
Kode: 00061
Definisi: Ketidakmampuan sirkulasi darah untuk memenuhi kebutuhan metabolik jaringan jantung.
SLKI:
Kode: 70110
Definisi: Kemampuan pasien untuk mempertahankan perfusi jaringan jantung yang efektif.
SIKI:
Kode: C0202
Definisi: Tindakan untuk memfasilitasi perfusi jaringan jantung yang adekuat.
3. Diagnosa Keperawatan:
Kelebihan Volume Cairan (00026)
SDKI:
Kode: 00026
Definisi: Kelebihan cairan intravaskular, interstisial, atau intraselular.
SLKI:
Kode: 70027
Definisi: Kemampuan pasien untuk mempertahankan keseimbangan cairan yang adekuat.
SIKI:
Kode: C0203
Definisi: Tindakan untuk memfasilitasi keseimbangan cairan yang adekuat.
Berdasarkan kondisi pasien yang mengalami sesak napas, gangguan perfusi jantung, dan kelebihan volume cairan, maka diagnosa keperawatan yang dapat ditetapkan adalah Pola Napas Tidak Efektif, Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Jantung, dan Kelebihan Volume Cairan. Definisi dan kode SDKI, SLKI, dan SIKI di atas menjelaskan masing-masing diagnosa tersebut secara singkat. -
Article No. 21515 | 04 Sep 2025
Klinis : Kasus Dermatitis Seorang pasien, Tn. A, usia 35 tahun, jenis kelamin laki-laki, pekerjaan tukang bangunan dengan status perkawinan menikah, datang ke poli kulit dengan keluhan gatal-gatal dan kemerahan di lengan dan betis sejak 1 minggu terakhir. Keluhan semakin parah saat pasien banyak berkeringat dan terkena debu semen di tempat kerja. Pasien juga mengeluhkan kulit terasa panas, kering, dan kadang pecah-pecah. Keluhan muncul pertama kali setelah pasien bekerja di proyek baru yang banyak menggunakan semen. Pasien sering menggaruk karena gatal sehingga muncul luka lecet kecil. Pasien sudah mencoba menggunakan bedak salisilat tetapi tidak banyak membantu. Pasien tidak ada riwayat alergi obat. Pasien pernah mengalami keluhan serupa 2 tahun lalu, membaik setelah diberi salep oleh dokter, namun pasien tidak memiliki riwayat penyakit kulit menular. Dari hasil pengkajian didapatkan data ayah pasien memiliki riwayat asma, tidak ada anggota keluarga dengan keluhan kulit yang sama. Pasien merasa malu dengan kulitnya yang kemerahan dan sering digaruk. Saat ini berperan sebagai kepala keluarga, hubungan baik dengan istri dan anak. Pasien jarang memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan, lebih sering membeli obat di warung, pasien tidak mengetahui cara pencegahan dermatitis. Aktivitas sehari-hari sebagai tukang bangunan, banyak berkeringat. Tidak ada keluhan sesak atau nyeri saat beraktivitas. Saat malam tidur malam terganggu karena gatal (sering terbangun 2–3 kali), dan rasa panas di kulit. Pasien mengatasi gatal dengan menggaruk atau menggunakan bedak. Kadang pasien merasa stres karena kulit makin rusak jika digaruk. Pasien meyakini sakit ini sebagai ujian, serta tidak ada pantangan khusus terkait kepercayaan. Nafsu makan pasien baik, dengan asupan cairan ± 1–1,5 liter/hari, BAB 1x/hari, konsistensi normal, BAK 4–5x/hari, warna kuning jernih. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital: TD 120/80 mmHg, Nadi 84x/menit, RR 20x/menit, Suhu 36,8°C. Pada kulit: terdapat eritema (kemerahan) difus di lengan bawah dan betis, papul kecil, ekskoriasi akibat garukan, kulit kering, tidak ada pus, mukosa bibir lembab, tidak ada limfadenopati. Pada pemriksaan penunjang didapatkan: ? • Tes alergi kulit (patch test): positif terhadap bahan semen. ? • Darah rutin: normal. ? • IgE serum: sedikit meningkat.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data kasus yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa pasien Tn. A mengalami diagnosa keperawatan Dermatitis. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang terkait dengan kondisi ini:
Diagnosa Keperawatan:
Kode: 00013
Judul: Dermatitis
Definisi: Peradangan kulit yang disertai rasa gatal, kemerahan, pembentukan papul, vesikel, dan eksudasi.
SDKI:
Kode: 10024
Judul: Gangguan Integritas Kulit
Definisi: Kerusakan pada epidermis, dermis, atau lapisan kulit lainnya.
SLKI:
Kode: 10008
Judul: Integritas Kulit Membaik
Definisi: Kondisi di mana struktur dan fungsi kulit kembali normal.
SIKI:
Kode: 10023
Judul: Perawatan Luka
Definisi: Serangkaian tindakan dalam mengelola luka untuk mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan.
Kode: 10025
Judul: Terapi Kulit
Definisi: Serangkaian tindakan dalam memberikan terapi untuk mengatasi gangguan pada kulit.
Kode: 10026
Judul: Manajemen Gejala
Definisi: Serangkaian tindakan untuk mengontrol atau mengurangi gejala yang dialami pasien.
Dengan demikian, perawat dapat menetapkan diagnosa keperawatan Dermatitis pada pasien Tn. A, serta menyusun rencana asuhan keperawatan yang berfokus pada pemulihan integritas kulit, pengurangan gejala, dan pencegahan komplikasi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia.