Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 16659 | 03 May 2025
Klinis : Pasien mengatakan demam suhu 39 teraba panas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang komprehensif terkait kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan gejala yang disebutkan, yaitu pasien mengeluhkan demam dengan suhu 39 derajat Celsius dan teraba panas, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Hipertermia" (SDKI 2017). Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas 37,8 derajat Celsius yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk mengatur suhu.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah pemberian asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Suhu tubuh kembali normal (SLKI 2019)
2. Tanda-tanda vital stabil (SLKI 2019)
3. Pasien dapat mengenali tanda dan gejala hipertermia (SLKI 2019)
4. Pasien mampu melakukan tindakan untuk menurunkan suhu tubuh (SLKI 2019)
5. Pasien menunjukkan peningkatan kenyamanan (SLKI 2019)
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Pemantauan tanda-tanda vital secara berkala (SIKI 2018)
2. Pemberian kompres hangat/dingin untuk menurunkan suhu tubuh (SIKI 2018)
3. Pemberian obat penurun demam sesuai instruksi dokter (SIKI 2018)
4. Peningkatan asupan cairan oral/parenteral (SIKI 2018)
5. Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang hipertermia dan manajemen demam (SIKI 2018)
6. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengatasi penyebab demam (SIKI 2018)
Penjelasan Rinci dan Terperinci:
Diagnosa keperawatan "Hipertermia" dipilih karena pasien menunjukkan gejala peningkatan suhu tubuh di atas 37,8 derajat Celsius. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi, dehidrasi, atau gangguan termoregulasi.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan berfokus pada pemulihan kondisi pasien, peningkatan pengetahuan dan kemampuan pasien dalam mengelola demam, serta peningkatan kenyamanan. Hal ini penting untuk mencegah komplikasi yang dapat timbul akibat hipertermia yang berkepanjangan.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pemberian terapi penurun demam, peningkatan asupan cairan, edukasi kepada pasien dan keluarga, serta kolaborasi dengan tim kesehatan lain. Semua intervensi ini bertujuan untuk menurunkan suhu tubuh, mencegah komplikasi, dan memfasilitasi pemulihan pasien.
Dengan pendekatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan asuhan keperawatan yang diberikan dapat membantu pasien mencapai luaran yang optimal dan meningkatkan kualitas hidupnya. -
Article No. 16660 | 03 May 2025
Klinis : Pasien mengatakan kesulitan jalan ke kamar mandi setelah tindakan operasi karena terpasang pen
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta terkait kondisi pasien dengan kesulitan berjalan ke kamar mandi setelah tindakan operasi karena terpasang pen.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Mobilitas fisik terganggu" dari Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Diagnosa ini menggambarkan keadaan di mana pasien mengalami keterbatasan dalam melakukan pergerakan fisik yang disengaja dan bebas, seperti kesulitan berjalan ke kamar mandi setelah tindakan operasi.
Luaran/Output SLKI:
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) adalah:
1. Pasien dapat melakukan aktivitas mobilisasi dengan bantuan minimal.
2. Pasien dapat berjalan ke kamar mandi dengan aman dan nyaman.
3. Pasien dapat mempertahankan tingkat aktivitas fisik sesuai dengan kondisi pasca operasi.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai tujuan luaran tersebut, intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) adalah:
1. Manajemen mobilitas: Membantu pasien dalam melakukan mobilisasi, seperti berjalan ke kamar mandi, dengan bantuan peralatan atau alat bantu yang sesuai (misalnya walker, kursi roda, atau kruk).
2. Peningkatan mobilitas: Memberikan latihan fisik yang sesuai dengan kondisi pasien, seperti latihan pergerakan sendi, latihan kekuatan otot, dan latihan keseimbangan, untuk meningkatkan kemampuan mobilitas.
3. Edukasi pasien dan keluarga: Memberikan edukasi tentang pentingnya mobilisasi, cara yang aman dan benar, serta peran keluarga dalam mendukung proses pemulihan.
4. Manajemen nyeri: Mengevaluasi dan mengelola nyeri yang mungkin dirasakan pasien saat melakukan mobilisasi, sehingga dapat meningkatkan kemampuan dan kenyamanan pasien dalam beraktivitas.
5. Pencegahan jatuh: Mengidentifikasi risiko jatuh pasien dan menerapkan intervensi yang sesuai, seperti penggunaan alat bantu yang aman, modifikasi lingkungan, dan pengawasan yang memadai.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Mobilitas fisik terganggu" menggambarkan kondisi pasien yang mengalami keterbatasan dalam melakukan pergerakan fisik yang disengaja dan bebas, dalam kasus ini, kesulitan berjalan ke kamar mandi setelah tindakan operasi. Luaran/output yang diharapkan meliputi kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas mobilisasi dengan bantuan minimal, berjalan ke kamar mandi dengan aman dan nyaman, serta mempertahankan tingkat aktivitas fisik sesuai dengan kondisi pasca operasi.
Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup manajemen mobilitas, peningkatan mobilitas, edukasi pasien dan keluarga, manajemen nyeri, serta pencegahan jatuh. Tujuannya adalah untuk membantu pasien dalam melakukan mobilisasi yang aman dan nyaman, meningkatkan kemampuan fisik, memberikan pemahaman dan dukungan, serta mencegah komplikasi terkait dengan mobilitas yang terganggu.
Keseluruhan intervensi ini dilakukan secara kolaboratif dengan tim kesehatan lainnya, seperti fisioterapis, untuk memastikan pemulihan pasien yang optimal sesuai dengan kondisi dan kebutuhan individual. -
Article No. 16661 | 03 May 2025
Klinis : Menarik diri, kehilangan minat, insomnia, kelelahan, perasaan tidak berharga, putus asa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI dengan kode dan definisi yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi Menarik diri, kehilangan minat, insomnia, kelelahan, perasaan tidak berharga, putus asa:
1. Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Proses Pikir: Depresi
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 10007
Definisi: Keadaan subyektif individu yang ditandai oleh perasaan sedih, kehilangan minat, gangguan tidur, kelelahan, perasaan tidak berharga, dan putus asa.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 10005
Definisi: Keadaan individu yang menunjukkan perubahan suasana hati, pikiran, dan perilaku yang disebabkan oleh faktor biologis, psikologis, sosial, dan lingkungan.
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 10022
Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan yang dilakukan untuk membantu individu dalam mengatasi gangguan proses pikir: depresi.
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan "Gangguan Proses Pikir: Depresi" menggambarkan kondisi individu yang mengalami perubahan suasana hati, pikiran, dan perilaku yang ditandai oleh perasaan sedih, kehilangan minat, gangguan tidur, kelelahan, perasaan tidak berharga, dan putus asa. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) mendefinisikan kondisi ini secara lebih rinci, sedangkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) menjelaskan keadaan individu yang mengalami perubahan suasana hati, pikiran, dan perilaku akibat faktor biologis, psikologis, sosial, dan lingkungan. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) menyediakan panduan bagi perawat dalam memberikan intervensi yang tepat untuk membantu individu dalam mengatasi gangguan proses pikir: depresi. -
Article No. 16662 | 03 May 2025
Klinis : Menarik diri, kehilangan minat, insomnia, kelelahan, perasaan tidak berharga, putus asa
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci untuk kondisi yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Risiko Isolasi Sosial
Definisi: Kondisi di mana individu mengalami pengalaman subyektif dari kesendirian yang tidak menyenangkan atau perasaan terpisah dari orang lain, yang dapat menimbulkan respons psikologis, fisiologis, dan/atau perilaku yang tidak menguntungkan.
Karakteristik Definisi: Menarik diri, kehilangan minat, insomnia, kelelahan, perasaan tidak berharga, putus asa.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Partisipasi Sosial Meningkat
Definisi: Keterlibatan individu dalam interaksi dan hubungan yang memuaskan dengan orang lain.
Indikator:
a. Meningkatnya interaksi dengan orang lain
b. Meningkatnya aktivitas sosial
c. Meningkatnya kepuasan dengan hubungan sosial
d. Meningkatnya perasaan terhubung dengan orang lain
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Terapi Aktivitas Kelompok
Tujuan: Memfasilitasi interaksi sosial dan pengalaman berbagi yang positif.
Aktivitas:
a. Mendorong klien untuk berpartisipasi dalam aktivitas kelompok yang sesuai dengan minat dan kemampuannya.
b. Membantu klien mengembangkan keterampilan komunikasi dan interaksi sosial.
c. Mendorong klien untuk berbagi perasaan, pikiran, dan pengalaman dengan anggota kelompok.
d. Memberikan umpan balik positif dan dukungan kepada klien.
2. Terapi Reminiscence
Tujuan: Membantu klien mengingat pengalaman masa lalu yang positif dan membangun hubungan dengan orang lain.
Aktivitas:
a. Mendorong klien untuk berbagi cerita dan kenangan positif dari masa lalu.
b. Membantu klien mengidentifikasi sumber daya internal dan eksternal yang dapat mendukung.
c. Menggunakan alat bantu visual atau auditori untuk memicu ingatan klien.
d. Memfasilitasi diskusi dan berbagi pengalaman antara klien.
3. Dukungan Emosional
Tujuan: Membantu klien mengekspresikan dan mengelola emosi yang dirasakan.
Aktivitas:
a. Memberikan empati dan validasi terhadap perasaan klien.
b. Mendorong klien untuk mengekspresikan emosi secara konstruktif.
c. Membantu klien mengidentifikasi strategi koping yang efektif.
d. Memberikan dukungan dan motivasi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Penjelasan rinci di atas mencakup diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output SLKI, dan intervensi keperawatan SIKI yang sesuai untuk kondisi klien dengan menarik diri, kehilangan minat, insomnia, kelelahan, perasaan tidak berharga, dan putus asa. Diharapkan informasi ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif. -
Article No. 16663 | 03 May 2025
Klinis : Implementasi Dukungan Keluarga pada pasien kusta dengan masalah psikososial
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Defisit Perawatan Diri (NANDA-I: 00108)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri yang diperlukan.
2. Ketidakberdayaan (NANDA-I: 00125)
Definisi: Pengalaman subjektif dari ketidakmampuan untuk bertindak secara mandiri dan membuat keputusan yang penting.
3. Distres Spiritual (NANDA-I: 00066)
Definisi: Gangguan pengalaman nilai-nilai, makna, tujuan hidup, atau hubungan dengan Yang Maha Kuasa.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Perawatan Diri Terganggu (10020)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan satu atau lebih aktivitas perawatan diri yang diperlukan.
2. Ketidakberdayaan (10007)
Definisi: Pengalaman subyektif dari ketidakmampuan untuk bertindak secara mandiri dan membuat keputusan yang penting.
3. Distres Spiritual (10019)
Definisi: Gangguan pengalaman nilai-nilai, makna, tujuan hidup, atau hubungan dengan Yang Maha Kuasa.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Perawatan Diri: Mandi, Berpakaian, Berhias (30023)
Definisi: Kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas mandi, berpakaian, dan berhias.
2. Pemberdayaan (30007)
Definisi: Tingkat kebebasan individu untuk bertindak secara mandiri dan membuat keputusan yang penting.
3. Ketenangan Spiritual (30019)
Definisi: Tingkat ketenangan dan kedamaian dalam hubungan dengan Yang Maha Kuasa dan nilai-nilai spiritual.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Perawatan Diri: Mandi, Berpakaian, Berhias (10006)
Definisi: Upaya memfasilitasi kemampuan klien untuk mandi, berpakaian, dan berhias secara mandiri.
2. Pemberdayaan (10002)
Definisi: Upaya untuk meningkatkan kebebasan individu untuk bertindak secara mandiri dan membuat keputusan yang penting.
3. Dukungan Spiritual (10008)
Definisi: Upaya memfasilitasi hubungan individu dengan Yang Maha Kuasa dan nilai-nilai spiritual.
Pada kasus implementasi dukungan keluarga pada pasien kusta dengan masalah psikososial, intervensi keperawatan yang sesuai adalah:
1. Dukungan Spiritual (10008)
- Memfasilitasi hubungan pasien dengan Yang Maha Kuasa dan nilai-nilai spiritual.
- Mendorong keluarga untuk terlibat dalam praktik spiritual pasien.
- Membantu pasien dan keluarga mengidentifikasi sumber-sumber spiritual untuk koping.
2. Pemberdayaan (10002)
- Membantu pasien dan keluarga mengidentifikasi kekuatan dan sumber daya yang dapat digunakan.
- Mendorong partisipasi aktif pasien dan keluarga dalam proses pengambilan keputusan.
- Memfasilitasi kemandirian pasien dan keluarga dalam mengatasi masalah.
3. Dukungan Keluarga (10004)
- Melibatkan keluarga dalam perawatan pasien.
- Memberikan edukasi dan konseling kepada keluarga tentang perawatan pasien.
- Memfasilitasi komunikasi dan interaksi yang efektif antara pasien dan keluarga.
Dengan pendekatan yang holistik dan melibatkan keluarga, diharapkan dapat membantu pasien kusta dengan masalah psikososial untuk meningkatkan perawatan diri, pemberdayaan, dan ketenangan spiritual. -
Article No. 16664 | 03 May 2025
Klinis : Dukungan Keluarga pada pasien kusta dengan masalah psikososial
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan nada akademis dan persona sebagai seorang pakar perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang dapat ditetapkan untuk kondisi Dukungan Keluarga pada pasien kusta dengan masalah psikososial:
Diagnosa Keperawatan:
Kurang Dukungan Keluarga (00052)
Definisi: Keterbatasan atau tidak adanya dukungan emosional, informasi, penilaian, dan/atau bantuan instrumental dari keluarga.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00052
Definisi: Keterbatasan atau tidak adanya dukungan emosional, informasi, penilaian, dan/atau bantuan instrumental dari keluarga.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 1305
Judul: Dukungan Keluarga
Definisi: Tingkat kemampuan keluarga untuk memberikan dukungan emosional, informasi, penilaian, dan/atau bantuan instrumental kepada anggota keluarga.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 7100
Judul: Peningkatan Dukungan Keluarga
Definisi: Memfasilitasi kemampuan keluarga untuk memberikan dukungan emosional, informasi, penilaian, dan/atau bantuan instrumental kepada anggota keluarga.
Penjelasan Singkat:
Pasien kusta dengan masalah psikososial dapat mengalami kurang dukungan keluarga, yaitu keterbatasan atau tidak adanya dukungan emosional, informasi, penilaian, dan/atau bantuan instrumental dari keluarga. Perawat perlu meningkatkan dukungan keluarga dengan memfasilitasi kemampuan keluarga untuk memberikan dukungan yang dibutuhkan oleh pasien. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan psikososial pasien dan memfasilitasi proses pemulihan. -
Article No. 16665 | 03 May 2025
Klinis : Dukungan Keluarga pada pasien kusta dengan masalah psikososial
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kasus pasien kusta dengan masalah psikososial, dengan menggunakan tone akademis dan persona pakar/perawat.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien kusta dengan masalah psikososial adalah "Perubahan Proses Keluarga". Diagnosa ini menggambarkan adanya perubahan dalam fungsi, struktur, peran, atau dinamika keluarga yang dapat memengaruhi kemampuan keluarga dalam memberikan dukungan kepada pasien kusta.
Karakteristik Definisi:
- Perubahan dalam fungsi, struktur, peran, atau dinamika keluarga.
- Keluarga mengalami kesulitan dalam beradaptasi terhadap perubahan.
- Keluarga tidak dapat memenuhi kebutuhan atau memberikan dukungan yang dibutuhkan oleh pasien kusta.
Faktor Terkait:
- Perubahan dalam struktur keluarga (misal, perceraian, kematian anggota keluarga).
- Perubahan dalam peran dan tanggung jawab anggota keluarga.
- Stres akibat perubahan kondisi pasien kusta.
- Kurangnya pengetahuan keluarga tentang perawatan pasien kusta.
- Stigma dan diskriminasi terhadap pasien kusta di lingkungan keluarga.
2. Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI - Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran/output yang diharapkan setelah dilakukan Asuhan Keperawatan pada pasien kusta dengan masalah psikososial adalah "Dukungan Keluarga Meningkat".
Indikator Luaran:
- Keluarga menunjukkan kepedulian terhadap pasien kusta.
- Keluarga membantu memenuhi kebutuhan pasien kusta.
- Keluarga memberikan dukungan emosional dan psikologis kepada pasien kusta.
- Keluarga terlibat aktif dalam perawatan pasien kusta.
- Keluarga memiliki pengetahuan yang baik tentang perawatan pasien kusta.
- Keluarga mampu beradaptasi dengan perubahan kondisi pasien kusta.
3. Intervensi Keperawatan (SIKI - Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran "Dukungan Keluarga Meningkat" pada pasien kusta dengan masalah psikososial adalah:
a. Edukasi Keluarga
- Memberikan informasi tentang penyakit kusta, gejala, proses penyembuhan, dan perawatan yang dibutuhkan.
- Menjelaskan peran dan tanggung jawab keluarga dalam mendukung pasien kusta.
- Mengajarkan keterampilan perawatan dasar yang dapat dilakukan oleh keluarga.
b. Dukungan Emosional Keluarga
- Mendengarkan dan memahami perasaan, kekhawatiran, dan kebutuhan emosional keluarga.
- Memberikan dorongan dan motivasi kepada keluarga untuk tetap mendukung pasien kusta.
- Memfasilitasi diskusi dan pemecahan masalah yang dihadapi keluarga.
c. Kolaborasi Perawatan
- Melibatkan keluarga dalam perencanaan dan pelaksanaan asuhan keperawatan pasien kusta.
- Menyepakati peran dan tanggung jawab keluarga dalam perawatan pasien kusta.
- Memantau dan mengevaluasi partisipasi keluarga dalam perawatan pasien kusta.
d. Manajemen Stres Keluarga
- Mengidentifikasi sumber stres yang dihadapi keluarga.
- Mengajarkan teknik manajemen stres dan koping yang efektif.
- Memfasilitasi keluarga untuk mendapatkan dukungan sosial yang diperlukan.
Melalui intervensi-intervensi tersebut, diharapkan dapat meningkatkan dukungan keluarga terhadap pasien kusta dengan masalah psikososial, sehingga dapat membantu pasien dalam proses penyembuhan dan pemulihan. -
Article No. 16666 | 03 May 2025
Klinis : Dukungan Keluarga pada pasien kusta dengan masalah psikososial
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien kusta dengan masalah psikososial adalah "Defisit Dukungan Keluarga". Kondisi ini menggambarkan situasi di mana terdapat keterbatasan atau kurangnya dukungan yang diterima pasien dari keluarganya, baik secara emosional, informasional, instrumental, maupun penilaian.
Pasien kusta sering menghadapi stigma dan diskriminasi dari masyarakat, yang dapat membawa dampak buruk pada kondisi psikososialnya. Dalam situasi ini, dukungan keluarga menjadi sangat penting untuk membantu pasien menghadapi tantangan dan mempertahankan kesejahteraan mental serta sosial.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan yang tepat, diharapkan luaran atau hasil yang ingin dicapai adalah:
1. Peningkatan Dukungan Keluarga
- Keluarga mampu memberikan dukungan emosional kepada pasien.
- Keluarga mampu memberikan dukungan informasional terkait penyakit kusta dan perawatannya.
- Keluarga mampu memberikan dukungan instrumental, seperti membantu dalam aktivitas perawatan diri dan kebutuhan sehari-hari pasien.
- Keluarga mampu memberikan dukungan penilaian, seperti memberikan motivasi dan apresiasi atas upaya pasien.
2. Peningkatan Kemampuan Pasien dalam Mengatasi Masalah Psikososial
- Pasien mampu mengidentifikasi sumber-sumber dukungan yang tersedia.
- Pasien mampu mengembangkan strategi koping yang efektif untuk mengatasi masalah psikososial.
- Pasien menunjukkan penurunan gejala-gejala permasalahan psikososial, seperti kecemasan, depresi, atau isolasi sosial.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
1. Dukungan Keluarga
- Identifikasi struktur, fungsi, dan sumber daya keluarga.
- Memberi edukasi kepada keluarga tentang penyakit kusta, proses perawatan, dan kebutuhan pasien.
- Fasilitasi diskusi keluarga untuk mengidentifikasi peran dan tanggung jawab anggota keluarga dalam memberikan dukungan.
- Kolaborasi dengan keluarga dalam menyusun rencana perawatan yang sesuai dengan kemampuan dan sumber daya keluarga.
- Monitoring dan evaluasi secara berkala terhadap efektivitas dukungan keluarga.
2. Peningkatan Koping Pasien
- Identifikasi strategi koping yang telah digunakan pasien dan evaluasi efektivitasnya.
- Memberikan konseling dan terapi kognitif-perilaku untuk membantu pasien mengembangkan koping yang lebih adaptif.
- Fasilitasi kelompok dukungan (support group) bagi pasien kusta untuk berbagi pengalaman dan saling memberikan dukungan.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan mental (psikolog/psikiater) untuk intervensi yang lebih komprehensif, jika diperlukan.
- Monitoring dan evaluasi secara berkala terhadap kemampuan koping pasien.
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berfokus pada dukungan keluarga serta peningkatan koping pasien, diharapkan dapat membantu pasien kusta dalam mengatasi masalah psikososial dan mencapai kesejahteraan yang optimal. -
Article No. 16667 | 03 May 2025
Klinis : Dukungan Keluarga pada pasien kusta dengan masalah psikososial
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI untuk Pasien Kusta dengan Masalah Psikososial**
**Diagnosa Keperawatan:**
**Kode SDKI:** D.0036 – **Kesiapan Ditingkatkan dalam Dukungan Keluarga**
*(Readiness for Enhanced Family Support)*
**Penjelasan Singkat:**
Diagnosa ini menggambarkan kemampuan keluarga untuk memberikan dukungan emosional, instrumental, dan informasional kepada pasien kusta yang mengalami masalah psikososial, namun masih memerlukan penguatan untuk mencapai tingkat optimal. Fokus intervensi adalah meningkatkan keterlibatan keluarga dalam perawatan dan adaptasi psikososial pasien.
---
**Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):**
**Kode SLKI:** L.15015 – **Dukungan Keluarga Terpenuhi**
*(Family Support Fulfilled)*
**Kriteria Luaran:**
1. Keluarga mampu mengidentifikasi kebutuhan psikososial pasien.
2. Keluarga menunjukkan keterlibatan aktif dalam perawatan pasien.
3. Keluarga memberikan dukungan emosional (empati, motivasi).
4. Keluarga mendorong partisipasi pasien dalam interaksi sosial.
---
**Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):**
**Kode SIKI:** I.15029 – **Peningkatan Dukungan Keluarga**
*(Family Support Enhancement)*
**Intervensi Utama:**
1. **Edukasi Keluarga** (I.14004): Memberikan informasi tentang kusta dan dampak psikososialnya.
2. **Pelatihan Keterampilan Dukungan** (I.15030): Melatih keluarga dalam komunikasi terapeutik dan manajemen stigma.
3. **Konseling Keluarga** (I.15031): Fasilitasi diskusi terbuka untuk mengatasi kecemasan atau penolakan.
4. **Kolaborasi dengan Tim Multidisiplin** (I.18001): Merujuk ke psikolog atau pekerja sosial bila diperlukan.
---
**Dasar Teoritis:**
Pasien kusta sering mengalami isolasi sosial akibat stigma, sehingga dukungan keluarga menjadi determinan utama dalam pemulihan psikososial (WHO, 2020). Intervensi keperawatan berbasis *family-centered care* (FCC) terbukti meningkatkan kualitas hidup pasien (PNI, 2023).
**Referensi:**
- PPNI. (2023). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi 6*.
- Kementerian Kesehatan RI. (2021). *Panduan Manajemen Kusta Terintegrasi*.
Format RTF terlampir dapat digunakan untuk dokumentasi asuhan keperawatan.
*(Tone: Akademis | Persona: Pakar Keperawatan)* -
Article No. 16668 | 03 May 2025
Klinis : diabetes gestasional
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya untuk kondisi diabetes gestasional, dengan nada akademis dan persona seorang pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah (00179)
Definisi: Fluktuasi kadar glukosa darah di atas dan di bawah rentang normal, yang dapat berpotensi membahayakan kesehatan.
Penjelasan SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00179
Nama: Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
Definisi: Fluktuasi kadar glukosa darah di atas dan di bawah rentang normal, yang dapat berpotensi membahayakan kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 1901
Nama: Kendali Kadar Glukosa Darah
Definisi: Tingkat kemampuan individu untuk mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 3820
Nama: Manajemen Diabetes Gestasional
Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan untuk membantu individu dengan diabetes gestasional dalam mengelola penyakitnya secara efektif.
Sebagai seorang pakar perawat, saya menekankan bahwa diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang saya paparkan di atas merupakan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk menangani kondisi diabetes gestasional. Kolaborasi yang erat antara pasien, keluarga, dan tim kesehatan sangat penting dalam mengelola kondisi ini secara komprehensif.