Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 16697 | 04 May 2025
Klinis : resiko intoleransi aktivitas dibuktikan dengan gangguan pernapasan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan memperhatikan kondisi yang Anda berikan, yaitu risiko intoleransi aktivitas yang dibuktikan dengan gangguan pernapasan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Intoleransi Aktivitas (00092)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Intoleransi Aktivitas (00092)
Definisi: Keadaan rentan mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas yang memerlukan energi, yang dapat mengganggu kesejahteraan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Toleransi Aktivitas (0005)
Definisi: Kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik dan mental secara efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen Intoleransi Aktivitas (6540)
Definisi: Tindakan untuk membantu pasien mengatasi keterbatasan dalam melakukan aktivitas yang memerlukan energi.
Kode:
SDKI: 00092
SLKI: 0005
SIKI: 6540
Penjelasan Singkat:
Risiko Intoleransi Aktivitas adalah keadaan rentan mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas yang memerlukan energi, yang dapat mengganggu kesejahteraan. Kondisi ini dapat disebabkan oleh gangguan pernapasan yang menyebabkan penurunan kapasitas fungsional dan keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Intoleransi Aktivitas, yaitu tindakan untuk membantu pasien mengatasi keterbatasan dalam melakukan aktivitas yang memerlukan energi. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan toleransi aktivitas dan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas fisik dan mental secara efektif. -
Article No. 16698 | 04 May 2025
Klinis : o Data Problem Etiologi 1. Data subjektif : Ny. S Mengatakan bahwa ia pernah melakukan tes darah yang hasilnya menunjukkan bahwa Ny. S menderita penyakit bronkitis. Data objektif : - Ganggan pola nafas. Seringnya terkena paparan asap rokok. intervensinya apa
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum. Perkenalkan, saya adalah seorang perawat professional yang akan membantu Anda dalam memberikan analisis dan asuhan keperawatan yang komprehensif berdasarkan kasus yang telah Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi Ny. S adalah:
Diagnosa 1: Pola Napas Tidak Efektif
Data Problem:
- Data Subjektif: Ny. S mengatakan pernah didiagnosis menderita bronkitis.
- Data Objektif: Terdapat gangguan pola napas.
Etiologi:
- Paparan asap rokok yang sering.
Diagnosa 2: Risiko Infeksi
Data Problem:
- Data Subjektif: Ny. S mengatakan pernah didiagnosis menderita bronkitis.
- Data Objektif: Terdapat gangguan pola napas.
Etiologi:
- Penyakit bronkitis yang dialami Ny. S.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pola Napas Efektif
- Klien dapat mendemonstrasikan teknik napas dalam dengan benar.
- Frekuensi napas klien dalam batas normal.
- Klien tidak mengalami sesak napas.
2. Tidak Terjadi Infeksi
- Tidak terdapat tanda-tanda infeksi pada saluran pernapasan.
- Tidak terjadi komplikasi akibat infeksi.
- Klien tidak mengalami peningkatan suhu tubuh.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Intervensi untuk Pola Napas Tidak Efektif:
- Monitor pola napas klien
- Ajarkan teknik napas dalam dan latihan batuk efektif
- Berikan bronkodilator sesuai instruksi medis
- Batasi paparan asap rokok
2. Intervensi untuk Risiko Infeksi:
- Monitor tanda-tanda infeksi pada saluran pernapasan
- Berikan terapi antibiotik sesuai instruksi medis
- Edukasi klien tentang pentingnya menjaga kebersihan diri
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pengobatan bronkitis
Penjelasan rinci:
1. Diagnosa Keperawatan Pola Napas Tidak Efektif dipilih karena data subjektif dan objektif menunjukkan adanya gangguan pada pola napas klien. Paparan asap rokok yang sering menjadi etiologi yang menyebabkan hal tersebut.
2. Diagnosa Keperawatan Risiko Infeksi dipilih karena klien pernah didiagnosis menderita bronkitis, sehingga rentan mengalami infeksi pada saluran pernapasan.
3. Luaran/Output yang diharapkan adalah agar klien dapat mempertahankan pola napas yang efektif dan tidak terjadi infeksi pada saluran pernapasan.
4. Intervensi keperawatan yang diberikan bertujuan untuk mencapai luaran yang diharapkan, yaitu memperbaiki pola napas klien, mencegah infeksi, serta memberikan edukasi dan pengobatan yang sesuai.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi saya. Wassalamualaikum. -
Article No. 16699 | 04 May 2025
Klinis : Ny. S mengatakan bahwa seimbang.makan yang tidakia memiliki pola makan teratur yang kurang seimbang Penurunan nafsu karena sering melewatkan makansarapan dan hanya makan Kesibukan atau sebanyak 2 kali dalam keterbatasan waktusehari serta tidak mengonsumsi vitamin tambahan. Makanan yang dikonsumsi Ny. S didominasi dengan rasa asin, namun Ny. S tetap rutin mengonsumsi sayur.Data objektif : Berat badan : 60 kg Tinggi badan : 156 cm
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan untuk Ny. S, berikut adalah diagnosis keperawatan, serta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI beserta kodenya dan definisi yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosis Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00002
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 1004
Definisi: Keadaan di mana individu mencapai status gizi yang optimal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 0405
Definisi: Pemberian bantuan untuk memfasilitasi pencapaian dan perawatan status gizi yang optimal.
Penjelasan Singkat:
Ny. S menunjukkan tanda-tanda ketidakseimbangan nutrisi, yaitu pola makan yang tidak teratur, sering melewatkan sarapan, hanya makan 2 kali sehari, dan konsumsi makanan yang didominasi oleh rasa asin. Hal ini dapat menyebabkan penurunan nafsu makan dan ketidakseimbangan nutrisi dalam tubuh Ny. S. Diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh, dengan tujuan untuk mencapai status gizi yang optimal melalui intervensi keperawatan yang sesuai. -
Article No. 16700 | 04 May 2025
Klinis : o Data Problem Etiologi 1. Data subjektif : Ny. S Mengatakan bahwa ia pernah melakukan tes darah yang hasilnya menunjukkan bahwa Ny. S menderita penyakit bronkitis. Data objektif : - Ganggan pola nafas. Seringnya terkena paparan asap rokok. intervensinya apa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, maka dapat ditetapkan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00031)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan kesehatan paru.
- SLKI: Bersihan Jalan Napas (I-0201)
- SIKI: Manajemen Jalan Napas (6540)
Intervensi Keperawatan:
1. Manajemen Jalan Napas
- Definisi: Tindakan untuk memelihara atau meningkatkan ventilasi yang adekuat.
- Tujuan:
- Mempertahankan jalan napas yang paten.
- Mencegah komplikasi pernapasan.
- Memfasilitasi peningkatan bersihan jalan napas.
- Aktivitas Keperawatan:
- Kaji status pernapasan dan pola napas pasien.
- Monitor keefektifan batuk dan kemampuan membersihkan jalan napas.
- Berikan oksigen sesuai indikasi.
- Ajarkan teknik batuk efektif dan senam pernapasan.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memberikan terapi nebulizer atau suction jika perlu.
Dengan menggunakan tone akademis dan persona pakar/perawat, intervensi yang dapat diberikan adalah:
"Sebagai perawat profesional, saya akan melakukan manajemen jalan napas untuk membantu Ny. S mempertahankan jalan napas yang paten dan mencegah komplikasi pernapasan. Saya akan mengkaji status pernapasan dan pola napas Ny. S, memantau keefektifan batuk dan kemampuan membersihkan jalan napas, memberikan oksigen sesuai indikasi, serta mengajarkan teknik batuk efektif dan senam pernapasan. Jika diperlukan, saya akan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memberikan terapi nebulizer atau suction. Tujuannya adalah untuk memfasilitasi peningkatan bersihan jalan napas dan mencegah komplikasi lebih lanjut." -
Article No. 16701 | 04 May 2025
Klinis : Ny. S mengatakan bahwa seimbang.makan yang tidakia memiliki pola makan teratur yang kurang seimbang Penurunan nafsu karena sering melewatkan makansarapan dan hanya makan Kesibukan atau sebanyak 2 kali dalam keterbatasan waktusehari serta tidak mengonsumsi vitamin tambahan. Makanan yang dikonsumsi Ny. S didominasi dengan rasa asin, namun Ny. S tetap rutin mengonsumsi sayur.Data objektif : Berat badan : 60 kg Tinggi badan : 156 cm
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Faktor yang Berhubungan:
- Pola makan yang tidak teratur
- Keterbatasan waktu untuk menyiapkan makanan yang sehat
- Kurangnya pengetahuan tentang nutrisi yang seimbang
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Intake Nutrisi: Terpenuhi
Definisi: Asupan makanan dan cairan yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Kriteria Hasil:
- Klien mengonsumsi makanan dan cairan sesuai dengan kebutuhan tubuh
- Klien menunjukkan tanda-tanda status nutrisi yang adekuat (berat badan, IMT, kadar albumin dalam batas normal)
- Klien tidak mengalami keluhan terkait nutrisi (seperti pusing, lemas, atau konstipasi)
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nutrisi
Definisi: Pengaturan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Aktivitas:
- Kaji pola makan, preferensi, dan kebiasaan makan klien
- Edukasi klien tentang kebutuhan nutrisi yang seimbang
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai
- Monitoring asupan makanan dan cairan
- Motivasi klien untuk mengonsumsi makanan dan cairan sesuai kebutuhan
2. Manajemen Berat Badan
Definisi: Pengaturan berat badan untuk mencapai berat badan yang sehat.
Aktivitas:
- Asesmen berat badan, tinggi badan, dan indeks massa tubuh (IMT) klien
- Edukasi klien tentang berat badan yang sehat dan cara mencapainya
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet dan aktivitas fisik
- Monitoring perubahan berat badan klien secara berkala
- Motivasi klien untuk mencapai berat badan yang sehat
Penjelasan Rinci:
Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, Ny. S memiliki pola makan yang tidak teratur, sering melewatkan makan pagi, dan hanya makan 2 kali dalam sehari. Selain itu, Ny. S juga tidak mengonsumsi vitamin tambahan, sehingga asupan nutrisinya kurang seimbang. Hal ini dapat menyebabkan Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh.
Luaran yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah Intake Nutrisi: Terpenuhi. Ini berarti Ny. S dapat mengonsumsi makanan dan cairan sesuai dengan kebutuhan tubuhnya, menunjukkan tanda-tanda status nutrisi yang adekuat, dan tidak mengalami keluhan terkait nutrisi.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah Manajemen Nutrisi dan Manajemen Berat Badan. Melalui intervensi ini, perawat akan melakukan asesmen pola makan, memberikan edukasi tentang nutrisi seimbang, berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai, serta memantau perubahan berat badan Ny. S secara berkala. Tujuannya adalah untuk memastikan Ny. S dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya dan mencapai berat badan yang sehat. -
Article No. 16702 | 04 May 2025
Klinis : Bapak Z (32 thn) tinggal di sebuah dusun di Desa Kedungbanteng bersama dengan istri dan 1 orang anaknya. Keluarga Bpk Z merupakan keluarga yang harmonis dan selalu terbuka satu sama lain. Penghasilan Bapak Z sebagai karyawan sebuah rumah makan rata-rata Rp.1.500.000 per- bulan. Saat ini, istri Bpk Z, Ibu V (32 tahun) tengah hamil usia 16 minggu. Ibu V sudah memeriksakan kehamilannya sebanyak 3 kali pada bidan di desanya. Keluhan yang dirasakan Ibu V saat ini adalah mual dan muntah tetapi tidak sering. Ibu V biasanya mengkonsumsi minuman jahe yang diracik sendiri dan menggunakan aroma kayu manis untuk mengurangi rasa mual. Ibu V mengatakan selama ini belum pernah mengikuti kelas ibu hamil dan menyatakan ingin mengikuti kelas ibu hamil yang diselenggarakan di desanya. Keluarga Bapak Z mengatakan sudah mengetahui tanda-tanda persalinan tetapi baru sedikit mengetahui tentang apa saja yang termasuk tanda bahaya kehamilan dan hal-hal apa saja yang harus dilakukan untuk mencegahnya. Keluarga juga menyatakan ingin mengetahui tentang perawatan bayi baru lahir agar anak mereka kelak dapat tumbuh dengan sehat. Anak pertama Bapak Z (An B) saat ini berusia 5 tahun. Saat ini ia telah bersekolah di Taman Kanak-Kanak di desanya. Keluarga mengatakan bahwa mereka mengasuh anak dengan penuh kasih sayang, informasi tentang pengasuhan anak terkadang mereka dapatkan dari guru dari sekolah anak mereka. Namun mereka belum mengetahui secara mendalam tentang pola-pola pengasuhan anak yang dapat menghindarkan anak-anak mereka kelak dari pergaulan yang bebas. Mereka menyatakan keinginan untuk mengetahui informasi tersebut dari perawat. Saat perawat melakukan pengkajian terhadap kondisi lingkungan rumah Bapak Z, perawat mendapati kondisi rumah yang secara umum kurang tertata dan tampak sampah yang berserakan di lantai dan di halaman rumah. Keluarga mengatakan bahwa sampah rumah tangga biasanya mereka buang ke kebun belakang rumah dan sebagian ada yang dibakar. Mereka memiliki binatang peliharaan (ayam), jarak rumah dengan kandang kurang lebih 5 meter, keluarga mengatakan kandang dibersihkan setiap 2 minggu sekali.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Kurang Pengetahuan Berhubungan dengan Defisit Informasi Tentang:
a. Tanda-tanda Bahaya Kehamilan
b. Perawatan Bayi Baru Lahir
c. Pola Pengasuhan Anak yang Tepat
2. Risiko Infeksi Berhubungan dengan Kondisi Lingkungan Rumah yang Kurang Bersih
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kurang Pengetahuan Berhubungan dengan Defisit Informasi:
a. Pasien/Keluarga Dapat Menyebutkan Tanda-tanda Bahaya Kehamilan
b. Pasien/Keluarga Dapat Menjelaskan Cara Perawatan Bayi Baru Lahir
c. Pasien/Keluarga Dapat Menjelaskan Pola Pengasuhan Anak yang Tepat
2. Risiko Infeksi Berhubungan dengan Kondisi Lingkungan Rumah yang Kurang Bersih:
a. Pasien/Keluarga Dapat Menjelaskan Cara Menjaga Kebersihan Lingkungan Rumah
b. Pasien/Keluarga Dapat Menunjukkan Perilaku Memelihara Kebersihan Lingkungan Rumah
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Kurang Pengetahuan Berhubungan dengan Defisit Informasi:
a. Asuhan Edukasi: Tanda-tanda Bahaya Kehamilan
b. Asuhan Edukasi: Perawatan Bayi Baru Lahir
c. Asuhan Edukasi: Pola Pengasuhan Anak yang Tepat
d. Kolaborasi dengan Bidan/Tenaga Kesehatan untuk Pengadaan Kelas Ibu Hamil
2. Risiko Infeksi Berhubungan dengan Kondisi Lingkungan Rumah yang Kurang Bersih:
a. Asuhan Edukasi: Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan Rumah
b. Asuhan Kolaborasi: Pengadaan Tempat Pembuangan Sampah yang Memadai
c. Asuhan Kolaborasi: Pembuangan Sampah yang Tepat
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, terdapat beberapa diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai. Pertama, adanya "Kurang Pengetahuan" yang berhubungan dengan defisit informasi tentang tanda-tanda bahaya kehamilan, perawatan bayi baru lahir, dan pola pengasuhan anak. Kedua, terdapat "Risiko Infeksi" yang berhubungan dengan kondisi lingkungan rumah yang kurang bersih.
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, diperlukan intervensi keperawatan yang berfokus pada asuhan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan pasien/keluarga serta asuhan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mendukung upaya perbaikan kondisi lingkungan rumah. Intervensi tersebut meliputi pemberian edukasi tentang tanda-tanda bahaya kehamilan, perawatan bayi baru lahir, pola pengasuhan anak, serta pemeliharaan kebersihan lingkungan rumah. Kolaborasi dengan bidan/tenaga kesehatan juga diperlukan untuk pengadaan kelas ibu hamil dan penyediaan tempat pembuangan sampah yang memadai.
Melalui intervensi yang komprehensif ini, diharapkan pasien/keluarga dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam mencegah komplikasi kehamilan, merawat bayi baru lahir, menerapkan pola pengasuhan anak yang tepat, serta menjaga kebersihan lingkungan rumah, sehingga dapat mendukung kesehatan dan kesejahteraan keluarga secara optimal. -
Article No. 16703 | 04 May 2025
Klinis : Data subjektif : Ny. S Defisit volume Kurangnya asupan mengatakan hanya minum cairan ringan.cairan (Ny. S air putih sebanyak 1,5 Liter hanya Gangguan perhari, jarang merasa mengonsumsi keseimbangan haus, dan minum kopi sebanyak 1,5 cairan.setiap hari.liter/hari, dibawah rekomendasi yaitu Data objektif :2-2,5 liter/hari bagi Kulit kering
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kasus Ny. S.
Diagnosis Keperawatan SDKI:
Defisit Volume Cairan (00027) berhubungan dengan Kurangnya asupan cairan, sebagaimana ditunjukkan oleh data subjektif Ny. S hanya mengonsumsi 1,5 liter air putih dan 1,5 liter kopi per hari, di bawah rekomendasi 2-2,5 liter per hari, serta data objektif kulit kering.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan (0601)
- Indikator:
a. Mengkonsumsi cairan yang cukup (060101)
b. Mempertahankan volume urin normal (060102)
c. Mempertahankan membran mukosa lembab (060103)
d. Mempertahankan turgor kulit normal (060104)
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Cairan (4120)
- Tindakan:
a. Kaji status cairan, seperti intake dan output cairan, tanda-tanda dehidrasi, dan karakteristik urin.
b. Pantau masukan dan keluaran cairan setiap hari.
c. Anjurkan Ny. S untuk meningkatkan asupan cairan, terutama air putih, hingga mencapai rekomendasi 2-2,5 liter per hari.
d. Edukasi Ny. S tentang pentingnya asupan cairan yang adekuat untuk menjaga keseimbangan cairan.
e. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, jika diperlukan, untuk membantu mengatasi defisit volume cairan.
Penjelasan:
1. Diagnosis Keperawatan SDKI:
- Defisit Volume Cairan (00027) adalah kondisi ketidakseimbangan antara volume cairan yang masuk dan volume cairan yang keluar dari tubuh, menyebabkan volume cairan yang tidak adekuat.
- Dalam kasus Ny. S, data subjektif menunjukkan bahwa asupan cairan harian (air putih dan kopi) hanya 3 liter, di bawah rekomendasi 2-2,5 liter per hari, serta data objektif kulit kering, yang mengarah pada defisit volume cairan.
2. Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
- Keseimbangan Cairan (0601) adalah kemampuan tubuh untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh yang normal.
- Indikator-indikator yang diharapkan adalah Ny. S dapat mengonsumsi cairan yang cukup, mempertahankan volume urin normal, membran mukosa lembab, dan turgor kulit normal, yang menunjukkan keseimbangan cairan yang baik.
3. Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Manajemen Cairan (4120) bertujuan untuk mempertahankan atau mencapai keseimbangan cairan yang adekuat.
- Tindakan-tindakan yang perlu dilakukan antara lain: mengkaji status cairan, memantau input-output cairan, meningkatkan asupan cairan, memberikan edukasi, serta berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain jika diperlukan.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan Ny. S dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu keseimbangan cairan yang optimal. -
Article No. 16704 | 04 May 2025
Klinis : Data subjektif : Ny. S Defisit volume Kurangnya asupan mengatakan hanya minum cairan ringan.cairan (Ny. S air putih sebanyak 1,5 Liter hanya Gangguan perhari, jarang merasa mengonsumsi keseimbangan haus, dan minum kopi sebanyak 1,5 cairan.setiap hari.liter/hari, dibawah rekomendasi yaitu Data objektif :2-2,5 liter/hari bagi Kulit kering
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, dapat ditetapkan Diagnosa Keperawatan berikut beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI dan kodenya:
1. Diagnosa Keperawatan: Defisit Volume Cairan
- SDKI: Defisit Volume Cairan (10018)
Definisi: Kekurangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
- SLKI: Manajemen Cairan (I0108)
Definisi: Tindakan untuk mengatur masukan dan pengeluaran cairan untuk mempertahankan keseimbangan cairan.
- SIKI: Pemantauan Cairan (F0401)
Definisi: Pengumpulan dan analisis data untuk mengenali dan mencegah defisit atau kelebihan cairan.
2. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Keseimbangan Cairan
- SDKI: Gangguan Keseimbangan Cairan (10019)
Definisi: Ketidakseimbangan antara masukan dan pengeluaran cairan.
- SLKI: Manajemen Cairan (I0108)
Definisi: Tindakan untuk mengatur masukan dan pengeluaran cairan untuk mempertahankan keseimbangan cairan.
- SIKI: Pemantauan Cairan (F0401)
Definisi: Pengumpulan dan analisis data untuk mengenali dan mencegah defisit atau kelebihan cairan.
3. Diagnosa Keperawatan: Kurang Pengetahuan
- SDKI: Kurang Pengetahuan (10032)
Definisi: Kekurangan informasi kognitif yang terkait dengan kondisi/masalah kesehatan, perawatan kesehatan, atau pengobatan.
- SLKI: Edukasi Kesehatan (I0202)
Definisi: Proses untuk memfasilitasi pembelajaran dan pengembangan perilaku yang mendukung kesehatan.
- SIKI: Peningkatan Pengetahuan (F0601)
Definisi: Upaya untuk meningkatkan pemahaman tentang informasi yang terkait dengan kondisi, perawatan, dan pengobatan.
Penjelasan singkat:
Ny. S mengalami defisit volume cairan dan gangguan keseimbangan cairan, yang ditandai dengan kurangnya asupan cairan. Selain itu, Ny. S juga memiliki kurang pengetahuan terkait kebutuhan cairan yang cukup bagi tubuhnya. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen cairan, pemantauan cairan, dan edukasi kesehatan. -
Article No. 16705 | 04 May 2025
Klinis : diare sejak semalam , diare sejak semalam samapi sekarang 11 kali lendri darah sempat 1 x
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI – SLKI – SIKI untuk Kondisi Diare Akut dengan Lendir dan Darah**
**Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Eliminasi Feses: Diare** *(Kode SDKI: 00011)*
**Penjelasan Singkat:**
1. **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)** – *00011: Gangguan Eliminasi Feses: Diare*
- **Definisi:** Peningkatan frekuensi defekasi dengan konsistensi feses cair atau lembek, disertai atau tanpa lendir/darah.
- **Faktor Penyebab:** Infeksi bakteri/virus, intoleransi makanan, inflamasi usus, atau efek samping obat.
- **Karakteristik:** Frekuensi BAB >3x/hari, feses cair, nyeri abdomen, tenesmus, dan adanya lendir/darah.
2. **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)** – *Kode Terkait:*
- **L0201: Frekuensi Defekasi dalam Rentang Normal** *(Target: ≤3x/hari, konsistensi semi-padat)*
- **L0202: Konsistensi Feses Membaik** *(Target: Bristol Stool Scale tipe 3-4)*
- **L0203: Tidak Ada Darah/Lendir pada Feses** *(Target: 0 episode perdarahan/lendir per hari)*
3. **SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** – *Kode Terkait:*
- **I0601: Manajemen Diare**
- **Tindakan:**
- Pantau frekuensi, volume, dan karakteristik feses.
- Berikan rehidrasi oral (cairan elektrolit).
- Kolaborasi pemberian antidiare/antibiotik jika diperlukan.
- Edukasi higiene personal dan food safety.
- **I0603: Manajemen Keseimbangan Cairan**
- **Tindakan:**
- Pantau tanda dehidrasi (turgor kulit, mukosa kering, output urine).
- Anjurkan intake cairan 2-3 L/hari sesuai toleransi.
**Catatan Klinis:**
- Kondisi pasien menunjukkan **diare akut dengan komplikasi perdarahan ringan** (lendir berdarah 1x), mengindikasikan iritasi mukosa usus atau infeksi (misal: gastroenteritis bakterial).
- Prioritas intervensi: **rehidrasi**, pemantauan tanda syok hipovolemik, dan identifikasi etiologi (kultur feses jika diperlukan).
**Referensi:**
- *PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).*
*(Format RTF dapat disesuaikan dengan template institusi terkait.)* -
Article No. 16706 | 04 May 2025
Klinis : diare sejak semalam , diare sejak semalam samapi sekarang 11 kali lendri darah sempat 1 x
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Tentu, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, yaitu diare sejak semalam dengan frekuensi 11 kali dan adanya lendir darah 1 kali, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Diare Akut
Definisi: Pengeluaran feses cair yang terjadi tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari, dengan atau tanpa darah/lendir.
Karakteristik: Frekuensi buang air besar meningkat, konsistensi feses cair, adanya lendir atau darah dalam feses.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran berikut:
1. Keseimbangan Cairan Terpelihara
Kriteria hasil:
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Tidak ada tanda dehidrasi
- Intake dan output cairan seimbang
2. Manajemen Diare Efektif
Kriteria hasil:
- Frekuensi dan konsistensi feses kembali normal
- Tidak ada keluhan nyeri perut atau mual
- Tidak ada komplikasi (dehidrasi, elektrolit tidak seimbang)
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Manajemen Diare
- Kaji karakteristik diare (frekuensi, konsistensi, warna, bau, dan volume feses)
- Pantau tanda-tanda vital dan status hidrasi
- Berikan edukasi tentang penyebab, pencegahan, dan penanganan diare
- Anjurkan asupan cairan dan elektrolit yang adekuat
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pemberian terapi sesuai indikasi (rehidrasi, antibiotik)
2. Manajemen Cairan
- Kaji status cairan dan elektrolit
- Pantau intake dan output cairan
- Berikan cairan intravena atau oral sesuai kebutuhan
- Observasi tanda-tanda komplikasi (dehidrasi, gangguan elektrolit)
3. Edukasi Kesehatan
- Berikan edukasi tentang penyebab, pencegahan, dan penatalaksanaan diare
- Ajarkan teknik perawatan diri yang benar (kebersihan, diet, aktivitas)
- Dorong kepatuhan terhadap pengobatan dan tindak lanjut
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat memulihkan keseimbangan cairan, mengatasi diare, dan mencegah komplikasi lebih lanjut.