Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 21568 | 06 Sep 2025
Klinis : Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (D.0001)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI sesuai dengan kondisi "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (D.0001)" yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Saya akan menjawab dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (D.0001)
Penjelasan Singkat SDKI-SLKI-SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
D.0001 Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
L.0001 Bersihan Jalan Napas
Definisi: Kemampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan dan mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
I.0001 Manajemen Jalan Napas
Definisi: Serangkaian tindakan untuk mempertahankan atau memperbaiki permeabilitas jalan napas.
Kode dan Definisi:
D.0001 Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
L.0001 Bersihan Jalan Napas: Kemampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan dan mempertahankan jalan napas yang terbuka.
I.0001 Manajemen Jalan Napas: Serangkaian tindakan untuk mempertahankan atau memperbaiki permeabilitas jalan napas. -
Article No. 21569 | 06 Sep 2025
Klinis : bersihan jalan napas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Tentu, saya akan memberikan informasi yang komprehensif terkait kondisi "bersihan jalan napas tidak efektif" dari sudut pandang keperawatan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi "bersihan jalan napas tidak efektif" berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif". Definisi dari diagnosa ini adalah "Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka".
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Jalan napas paten: Pasien menunjukkan jalan napas yang terbuka dan bebas dari obstruksi.
2. Pengeluaran sekret efektif: Pasien mampu mengeluarkan sekret dari saluran napas secara efektif.
3. Tingkat saturasi oksigen dalam batas normal: Pasien menunjukkan tingkat saturasi oksigen dalam batas normal.
4. Frekuensi napas dalam batas normal: Pasien menunjukkan frekuensi napas yang berada dalam batas normal.
5. Tidak terjadi komplikasi: Pasien tidak mengalami komplikasi terkait bersihan jalan napas yang tidak efektif, seperti atelektasis, pneumonia, atau gagal napas.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang dapat diberikan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
1. Manajemen jalan napas:
- Posisikan pasien untuk memfasilitasi drainase sekret
- Berikan humidifikasi oksigen jika diperlukan
- Lakukan suction untuk membersihkan jalan napas
- Ajarkan teknik batuk efektif dan latihan pernapasan
2. Pemantauan tanda-tanda vital:
- Pantau frekuensi, kedalaman, dan irama napas
- Pantau saturasi oksigen
- Pantau tanda-tanda distress pernapasan
3. Manajemen oksigenasi:
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan pasien
- Pantau efektivitas pemberian oksigen
4. Edukasi kesehatan:
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang pentingnya bersihan jalan napas
- Ajarkan teknik-teknik untuk mempertahankan bersihan jalan napas
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain:
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk terapi pernapasan
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi farmakologis jika diperlukan
Penerapan intervensi keperawatan ini secara komprehensif dan kolaboratif diharapkan dapat membantu pasien mencapai luaran/output yang diharapkan dan mengatasi masalah bersihan jalan napas yang tidak efektif. -
Article No. 21570 | 06 Sep 2025
Klinis : Seorang pasien, perempuan berusia 32 tahun, dirawat di rumah sakit dengan keluhan kulit kemerahan luas, nyeri, disertai lepuhan di tubuh dan luka di mulut sejak 3 hari terakhir. Pasien mengatakan awalnya mengalami demam, nyeri tenggorokan, serta mata terasa perih seperti terbakar. Dua hari kemudian, muncul ruam kemerahan di wajah yang menyebar ke dada, punggung, dan lengan. Ruam berkembang menjadi bula yang mudah pecah sehingga kulit tampak melepuh dan terasa sangat nyeri. Pasien juga mengalami sariawan parah yang membuatnya sulit makan dan minum. Saat ditanya riwayat sebelumnya, pasien mengatakan baru 10 hari lalu mengonsumsi obat antibiotik golongan sulfa untuk infeksi saluran kemih. Sejak itu pasien merasa badannya lemah dan muncul gejala prodromal menyerupai flu. Saat ini pasien tampak gelisah, menangis karena nyeri, dan sangat khawatir kondisi kulitnya akan semakin parah. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit kronis seperti diabetes mellitus, hipertensi, atau penyakit jantung. Riwayat alergi makanan tidak ada, namun pasien belum pernah diketahui alergi obat. Tidak ada riwayat penyakit kulit sebelumnya. Ayah pasien memiliki riwayat asma, ibu sehat. Tidak ada anggota keluarga dengan riwayat alergi obat berat atau penyakit kulit serupa. Pasien sadar compos mentis, orientasi baik. Keluhan utama pasien adalah nyeri kulit (skala 9/10), nyeri mulut, dan perih pada mata. Pasien juga mengatakan pandangannya mulai kabur sejak dua hari terakhir. Tidur sangat terganggu karena nyeri hebat pada kulit dan mulut. Pasien sering terbangun dan hanya tidur 2–3 jam per malam. Aktivitas sangat menurun karena nyeri dan lemah. Pasien lebih banyak berbaring, membutuhkan bantuan keluarga untuk berpindah tempat tidur. Sebelum sakit, pola BAB dan BAK normal. Saat ini BAK berkurang, urin lebih pekat karena asupan cairan kurang. aat ini pasien sulit makan karena adanya luka di mulut dan tenggorokan, serta bibir pecah-pecah. Nafsu makan sangat menurun, hanya bisa menelan bubur dan minum sedikit air. Berat badan menurun 2 kg dalam 1 minggu. Kulit tampak melepuh luas, beberapa area terkelupas. Pasien biasanya jarang sakit, tetapi jika sakit lebih sering mengonsumsi obat dari apotek tanpa resep dokter. Tidak pernah mendapat edukasi mengenai alergi obat. Pasien merasa cemas, takut wajah dan kulitnya akan rusak permanen. Ia merasa citra dirinya menurun dan malu bila bertemu orang lain. Pasien tampak menangis dan gelisah, sulit menenangkan diri. Saat ditanya cara mengatasi stres, ia mengatakan berdoa dan mendapat dukungan dari suami. Pasien meyakini bahwa sakit merupakan ujian. Ia percaya dengan pengobatan medis dan doa, ia bisa sembuh. Pemeriksaan Fisik ? Keadaan umum: tampak sakit sedang-berat, kesadaran compos mentis. ? Tanda vital: TD 100/70 mmHg, Nadi 108x/menit, RR 24x/menit, Suhu 38,5°C. ? Kulit: ruam eritema menyebar di wajah, dada, punggung, lengan, sebagian tungkai. Lepuhan multipel dengan epidermis mudah terkelupas (positif tanda Nikolsky). Luas area luka ±15–20% TBSA. ? Mata: konjungtiva merah, sekret mukopurulen, pasien mengeluh nyeri dan pandangan kabur. ? Mulut: mukosa bibir dan orofaring penuh ulserasi, terdapat krusta berdarah, pasien sulit menelan. ? Genitalia: tampak lesi eritema dan erosi di daerah vulva. Pemeriksaan Penunjang ? Darah rutin: Leukosit 13.000/?L (meningkat), Hb 12 g/dL, Trombosit 220.000/?L. ? Elektrolit: Na 130 mmol/L (menurun), K 3,2 mmol/L (menurun). ? Fungsi ginjal: Ureum 45 mg/dL, Kreatinin 1,6 mg/dL ? tanda awal gangguan ginjal akibat dehidrasi. ? Tes fungsi hati: SGOT/SGPT meningkat ringan. ? Kultur darah & swab luka: sedang dalam pemeriksaan untuk menilai infeksi sekunder. ? Konsultasi oftalmologi: ditemukan konjungtivitis berat dengan risiko kerusakan kornea.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan rekomendasi asuhan keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Gangguan Integritas Kulit berhubungan dengan reaksi alergi akibat obat golongan sulfa, yang ditandai dengan ruam eritema, lepuhan, dan epidermis terkelupas.
2. Nyeri Kronis berhubungan dengan kerusakan jaringan kulit dan mukosa, yang ditandai dengan skala nyeri 9/10.
3. Perubahan Persepsi Sensori berhubungan dengan kerusakan kornea, yang ditandai dengan pandangan kabur.
4. Gangguan Makan berhubungan dengan ulserasi pada mulut dan tenggorokan, yang ditandai dengan asupan makan dan minum yang menurun.
5. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan berhubungan dengan dehidrasi, yang ditandai dengan penurunan elektrolit dan tanda awal gangguan ginjal.
6. Kecemasan berhubungan dengan perubahan citra diri, yang ditandai dengan pasien merasa cemas, takut, dan gelisah.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Integritas Kulit Membaik: Luas area luka berkurang, tidak ada tanda infeksi, epidermis mulai menutup.
2. Kontrol Nyeri Membaik: Skala nyeri berkurang menjadi 3-4/10, pasien dapat mengatasi nyeri dengan bantuan analgesik dan teknik nonfarmakologis.
3. Fungsi Sensorik Membaik: Pasien dapat melihat dengan jelas, tidak ada keluhan pandangan kabur.
4. Status Nutrisi Membaik: Asupan nutrisi dan cairan adekuat, tidak ada penurunan berat badan.
5. Perfusi Jaringan Membaik: Elektrolit dan fungsi ginjal kembali normal.
6. Kecemasan Terkontrol: Pasien dapat mengatasi kecemasan dengan dukungan psikologis dan spiritual.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
1. Perawatan Luka: Debridement luka, aplikasi salep antibiotik, balut luka sesuai indikasi, pantau tanda infeksi.
2. Manajemen Nyeri: Berikan analgesik sesuai indikasi, ajarkan teknik nonfarmakologis seperti relaksasi, distraksi, dan terapi panas-dingin.
3. Perawatan Mata: Kompres mata hangat, instilasi obat tetes mata, pantau fungsi sensorik.
4. Dukungan Nutrisi: Berikan nutrisi enteral melalui sonde bila perlu, pantau asupan cairan dan elektrolit.
5. Manajemen Cairan: Berikan cairan intravena, monitor status hidrasi dan fungsi ginjal.
6. Terapi Suportif: Berikan dukungan psikologis dan spiritual, libatkan keluarga, ajarkan manajemen stres.
Penjelasan rinci:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
a. Gangguan Integritas Kulit: Pasien mengalami reaksi alergi obat sulfa yang menyebabkan ruam eritema, lepuhan, dan epidermis terkelupas luas di tubuh.
b. Nyeri Kronis: Pasien mengeluh nyeri kulit yang sangat hebat dengan skala 9/10, serta nyeri pada mulut dan mata.
c. Perubahan Persepsi Sensori: Pasien mengeluh pandangan kabur, kemungkinan akibat kerusakan kornea.
d. Gangguan Makan: Pasien sulit makan dan minum karena adanya luka di mulut dan tenggorokan.
e. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan: Pasien mengalami dehidrasi, penurunan elektrolit, dan tanda awal gangguan ginjal.
f. Kecemasan: Pasien merasa cemas, takut, dan gelisah terkait perubahan citra dirinya.
2. Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
a. Integritas Kulit Membaik: Diharapkan luas area luka berkurang, tidak ada tanda infeksi, dan epidermis mulai menutup.
b. Kontrol Nyeri Membaik: Diharapkan skala nyeri pasien berkurang menjadi 3-4/10 dan dapat dikelola dengan bantuan analgesik dan teknik nonfarmakologis.
c. Fungsi Sensorik Membaik: Diharapkan pasien dapat melihat dengan jelas tanpa keluhan pandangan kabur.
d. Status Nutrisi Membaik: Diharapkan asupan nutrisi dan cairan pasien adekuat, tidak ada penurunan berat badan.
e. Perfusi Jaringan Membaik: Diharapkan elektrolit dan fungsi ginjal pasien kembali normal.
f. Kecemasan Terkontrol: Diharapkan pasien dapat mengatasi kecemasan dengan dukungan psikologis dan spiritual.
3. Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
a. Perawatan Luka: Debridement luka, aplikasi salep antibiotik, balut luka sesuai indikasi, pantau tanda infeksi.
b. Manajemen Nyeri: Berikan analgesik sesuai indikasi, ajarkan teknik nonfarmakologis seperti relaksasi, distraksi, dan terapi panas-dingin.
c. Perawatan Mata: Kompres mata hangat, instilasi obat tetes mata, pantau fungsi sensorik.
d. Dukungan Nutrisi: Berikan nutrisi enteral melalui sonde bila perlu, pantau asupan cairan dan elektrolit.
e. Manajemen Cairan: Berikan cairan intravena, monitor status hidrasi dan fungsi ginjal.
f. Terapi Suportif: Berikan dukungan psikologis dan spiritual, libatkan keluarga, ajarkan manajemen stres.
Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. Saya akan berusaha membantu Anda dengan sebaik-baiknya. -
Article No. 21525 | 05 Sep 2025
Klinis : px mengatakan sesak terpasang nasal kanul 3lpm, batuk kering hilang timbul dan telah di nebul dengan farbivent
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk kondisi pasien yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, yaitu px mengatakan sesak terpasang nasal kanul 3lpm, batuk kering hilang timbul dan telah di nebul dengan farbivent, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Penyebab: Peningkatan produksi sekret, kelemahan batuk, dan obstruksi jalan napas.
Tanda dan gejala: Sesak napas, batuk produktif, dan bunyi napas tambahan.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas
- Pasien dapat batuk efektif untuk mengeluarkan sekret.
- Pasien dapat bernafas dengan irama dan kedalaman yang normal.
- Pasien tidak mengalami distres pernapasan.
- Pasien dapat mempertahankan saturasi oksigen dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Pantau status pernapasan pasien (frekuensi, irama, kedalaman, dan penggunaan otot bantu pernapasan).
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan melalui nasal kanul.
- Lakukan nebulisasi dengan bronkodilator (farbivent) untuk membantu melonggarkan jalan napas.
- Ajarkan teknik batuk efektif dan latihan pernapasan untuk membantu pengeluaran sekret.
- Pertahankan posisi semi-fowler untuk memfasilitasi ekspansi paru.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, fisioterapis) untuk penatalaksanaan lebih lanjut jika diperlukan.
Penjelasan Rinci:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif"
- Kondisi pasien yang mengalami sesak napas dan batuk kering hilang timbul menunjukkan adanya masalah dengan bersihan jalan napas yang tidak efektif.
- Penyebabnya adalah peningkatan produksi sekret dan obstruksi jalan napas, yang ditandai dengan sesak napas dan bunyi napas tambahan.
2. Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
- Tujuan asuhan keperawatan adalah untuk memulihkan bersihan jalan napas yang efektif, sehingga pasien dapat bernapas dengan nyaman, mengeluarkan sekret dengan batuk yang efektif, dan mempertahankan saturasi oksigen dalam batas normal.
3. Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI)
- Intervensi berfokus pada manajemen jalan napas, termasuk pemantauan status pernapasan, pemberian oksigen, nebulisasi bronkodilator, latihan batuk efektif, dan mempertahankan posisi semi-fowler untuk memfasilitasi ekspansi paru.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, fisioterapis) diperlukan untuk penatalaksanaan lebih lanjut jika diperlukan.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan. Jangan ragu untuk bertanya jika ada hal yang belum jelas. -
Article No. 21526 | 05 Sep 2025
Klinis : px mengatakan sesak terpasang nasal kanul 3lpm, batuk kering hilang timbul dan telah di nebul dengan farbivent, pada hasil thorax didapatkan kesimpulan efusi pleura dextra
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) berdasarkan kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi pasien yang Anda berikan, yaitu px mengatakan sesak terpasang nasal kanul 3lpm, batuk kering hilang timbul dan telah di nebul dengan farbivent, serta hasil thorax menunjukkan efusi pleura dextra, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas (00031)
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Karakteristik Definisi: Adanya kesulitan dalam membersihkan sekresi, adanya suara napas tambahan, batuk tidak efektif, dan perubahan frekuensi napas.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Bersihan Jalan Napas Efektif (0410)
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bersih.
Kriteria Hasil:
a. Frekuensi napas dalam rentang normal
b. Suara napas tambahan minimal atau tidak ada
c. Batuk efektif
d. Sputum dapat dikeluarkan dengan mudah
e. Oksigenasi adekuat
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Manajemen Jalan Napas (3140)
Definisi: Memfasilitasi pembebasan jalan napas dan pertukaran gas.
Aktivitas:
a. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
b. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
c. Lakukan suction jika perlu
d. Berikan terapi inhalasi, misalnya nebulizer
e. Ajarkan teknik batuk efektif
f. Pantau status pernapasan pasien secara berkala
2. Peningkatan Bersihan Jalan Napas (3160)
Definisi: Memfasilitasi pembebasan jalan napas dari sekresi atau obstruksi.
Aktivitas:
a. Lakukan fisioterapi dada jika perlu
b. Ajarkan teknik pernapasan dalam
c. Berikan humidifikasi oksigen
d. Kolaborasi pemberian bronkodilator atau mukolitik jika diperlukan
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas dipilih karena pasien mengalami sesak napas, batuk kering hilang timbul, dan efusi pleura dextra, yang menunjukkan adanya masalah dalam membersihkan dan mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Luaran/output yang diharapkan adalah Bersihan Jalan Napas Efektif, di mana pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bersih, dengan frekuensi napas normal, suara napas tambahan minimal atau tidak ada, batuk efektif, sputum dapat dikeluarkan dengan mudah, dan oksigenasi adekuat.
Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup Manajemen Jalan Napas dan Peningkatan Bersihan Jalan Napas, yang bertujuan untuk memfasilitasi pembebasan jalan napas dan pertukaran gas, serta memfasilitasi pembebasan jalan napas dari sekresi atau obstruksi. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan meliputi positioning pasien, pemberian oksigen, suction, terapi inhalasi, teknik batuk efektif, fisioterapi dada, teknik pernapasan dalam, dan pemberian bronkodilator atau mukolitik jika diperlukan.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda berikan. Jangan ragu untuk menanyakan hal lain yang masih belum jelas. -
Article No. 21527 | 05 Sep 2025
Klinis : px mengatakan sesak dan telah terpasang nasal kanul 3lpm, batuk kering hilang timbul dan telah di nebul dengan farbivent, pada hasil thorax didapatkan kesimpulan efusi pleura dextra
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
1. Pola Nafas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk menghirup dan/atau mengeluarkan udara secara adekuat.
- Tanda dan Gejala: Sesak napas, penggunaan otot bantu pernapasan, batuk kering, dan efusi pleura.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Perbaikan Pola Nafas
- Definisi: Kemampuan untuk bernapas dengan irama, kedalaman, dan usaha yang normal.
- Kriteria Hasil:
- Frekuensi napas dalam batas normal (12-20 x/menit)
- Tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan yang berlebihan
- Tidak ada retraksi dinding dada
- Saturasi oksigen dalam batas normal (?95%)
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Tujuan: Mempertahankan dan memperbaiki fungsi jalan napas.
- Aktivitas:
- Auskultasi suara napas dan identifikasi adanya suara tambahan
- Lakukan suction jika diperlukan untuk membantu pengeluaran sekret
- Atur posisi semi fowler untuk memfasilitasi pernapasan
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan (misal: 3 lpm melalui nasal kanul)
- Berikan nebulizer dengan bronkodilator (misal: farbivent) sesuai instruksi medis
2. Manajemen Efusi Pleura
- Tujuan: Mengurangi efusi pleura dan mencegah komplikasi.
- Aktivitas:
- Monitor tanda-tanda vital dan status pernapasan
- Kolaborasi dengan tim medis untuk tindakan drainase efusi pleura jika diperlukan
- Ajarkan teknik batuk dan napas dalam untuk membantu drainase sekret
- Berikan analgesik sesuai kebutuhan untuk mengurangi nyeri dada
Penjelasan rinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI "Pola Nafas Tidak Efektif" dipilih karena pasien mengalami sesak napas, batuk kering, dan efusi pleura yang menunjukkan adanya gangguan pada pola napas. Luaran/Output "Perbaikan Pola Nafas" bertujuan untuk mengembalikan fungsi pernapasan pasien ke batas normal. Intervensi yang diberikan, yaitu Manajemen Jalan Napas dan Manajemen Efusi Pleura, bertujuan untuk mempertahankan dan memperbaiki fungsi jalan napas serta mengurangi efusi pleura untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 21528 | 05 Sep 2025
Klinis : px mengatakan sesak dan telah terpasang nasal kanul 3lpm, batuk kering hilang timbul dan telah di nebul dengan farbivent, pada hasil thorax didapatkan kesimpulan efusi pleura dextra
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Penurunan Jalan Napas Efektif berhubungan dengan efusi pleura dextra, ditandai dengan sesak napas, batuk kering hilang timbul, dan pemasangan nasal kanul 3 lpm.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Pasien akan mempertahankan jalan napas yang efektif, ditandai dengan:
a. Frekuensi napas dalam rentang normal (12-20 x/menit)
b. Irama napas teratur
c. Tidak ada tanda-tanda distres pernapasan (penggunaan otot bantu napas, retraksi, napas cuping hidung)
d. Saturasi oksigen dalam rentang normal (>95%)
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
1. Pantau status pernapasan pasien secara berkala, termasuk frekuensi, irama, dan tanda-tanda distres pernapasan.
2. Berikan oksigen sesuai kebutuhan melalui nasal kanul dengan aliran 3 lpm.
3. Lakukan nebulisasi dengan bronkodilator (misalnya Farivent) sesuai dengan resep dokter untuk membantu melonggarkan jalan napas.
4. Auskultasi suara napas dan identifikasi adanya suara tambahan (crackles, wheezing) yang dapat mengindikasikan adanya efusi pleura.
5. Kolaborasi dengan dokter untuk melakukan pemeriksaan penunjang, seperti radiologi toraks, untuk mengevaluasi efusi pleura.
6. Berikan posisi semifowler untuk membantu ekspansi paru dan mengurangi sesak napas.
7. Ajarkan teknik batuk efektif dan latihan pernapasan dalam untuk membantu drainase sekret.
8. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang manajemen sesak napas, penggunaan oksigen, dan tanda-tanda komplikasi yang perlu dilaporkan.
9. Kolaborasi dengan tim medis lain (dokter, fisioterapis, nutrisionis) untuk mengevaluasi dan mengatasi efusi pleura.
Penjelasan rinci:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI: Penurunan Jalan Napas Efektif berhubungan dengan efusi pleura dextra, ditandai dengan sesak napas, batuk kering hilang timbul, dan pemasangan nasal kanul 3 lpm.
- Penurunan Jalan Napas Efektif adalah diagnosa keperawatan yang menggambarkan ketidakmampuan pasien untuk mempertahankan jalan napas yang bersih dan terbuka, sehingga terjadi penurunan ventilasi.
- Diagnosa ini sesuai dengan kondisi pasien yang mengalami sesak napas, batuk kering hilang timbul, dan kebutuhan oksigen tambahan melalui nasal kanul 3 lpm, yang kemungkinan disebabkan oleh efusi pleura dextra.
2. Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
- Mempertahankan jalan napas yang efektif adalah luaran yang diharapkan, dengan indikator-indikator yang dapat diukur, seperti frekuensi napas dalam rentang normal, irama napas teratur, tidak ada tanda-tanda distres pernapasan, dan saturasi oksigen yang adekuat.
- Luaran ini akan menunjukkan bahwa intervensi keperawatan yang dilakukan telah berhasil mempertahankan fungsi pernapasan yang optimal bagi pasien.
3. Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
- Pemantauan status pernapasan secara berkala, pemberian oksigen, nebulisasi bronkodilator, auskultasi suara napas, kolaborasi dengan dokter, posisi semifowler, latihan batuk efektif dan pernapasan dalam, serta edukasi kepada pasien dan keluarga, merupakan intervensi-intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Tujuan dari intervensi-intervensi ini adalah untuk mempertahankan jalan napas yang efektif, mengatasi gejala sesak napas, mencegah komplikasi, dan meningkatkan pemahaman pasien dan keluarga terhadap kondisi serta manajemen perawatannya.
Harapannya, dengan diagnosa keperawatan yang tepat, luaran yang jelas, dan intervensi keperawatan yang komprehensif, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang efektif untuk mengelola kondisi penurunan jalan napas efektif pada pasien ini. -
Article No. 21529 | 05 Sep 2025
Klinis : px mengatakan sesak dan telah terpasang nasal kanul 3lpm, batuk kering hilang timbul dan telah di nebul dengan farbivent, pada hasil thorax didapatkan kesimpulan efusi pleura dextra
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi pasien yang Anda sampaikan, yaitu sesak napas, batuk kering hilang timbul, dan efusi pleura dextra, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Karakteristik Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Faktor Berhubungan: Perubahan mekanisme batuk, sekresi abnormal.
2. Gangguan Pertukaran Gas
- Karakteristik Definisi: Ketidakseimbangan antara ventilasi dan perfusi alveolar, yang memengaruhi difusi gas.
- Faktor Berhubungan: Efusi pleura.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Kriteria Hasil:
a. Frekuensi pernapasan dalam rentang normal
b. Mampu mengambil napas dalam tanpa kesulitan
c. Tidak ada sianosis
d. Bunyi napas bersih
2. Pertukaran Gas Membaik
- Kriteria Hasil:
a. Saturasi oksigen dalam rentang normal
b. Tidak ada sianosis
c. Tidak ada tanda-tanda gagal napas
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Intervensi:
a. Posisikan pasien untuk memfasilitasi ventilasi
b. Lakukan suction untuk mengeluarkan sekret
c. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memberikan bronkodilator (misalnya, nebulizer dengan farbivent)
d. Ajarkan teknik batuk efektif
2. Manajemen Oksigenasi
- Intervensi:
a. Pantau status oksigenasi (saturasi oksigen, gas darah)
b. Berikan oksigen sesuai kebutuhan (nasal kanul 3 lpm)
c. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menangani efusi pleura (misalnya, thorakosentesis)
3. Manajemen Pernapasan
- Intervensi:
a. Pantau pola, kedalaman, dan usaha pernapasan
b. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memberikan terapi inhalasi (misalnya, nebulizer dengan farbivent)
c. Ajarkan teknik pernapasan dalam untuk meningkatkan ventilasi
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan yang dirumuskan berdasarkan kondisi pasien adalah Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas dan Gangguan Pertukaran Gas. Hal ini dikarenakan pasien mengalami sesak napas, batuk kering hilang timbul, serta efusi pleura dextra yang dapat memengaruhi ventilasi dan perfusi alveolar.
Luaran/output yang diharapkan adalah Bersihan Jalan Napas Efektif dan Pertukaran Gas Membaik. Hal ini ditandai dengan frekuensi pernapasan normal, tidak ada sianosis, bunyi napas bersih, serta saturasi oksigen dalam batas normal.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi Manajemen Jalan Napas, Manajemen Oksigenasi, dan Manajemen Pernapasan. Intervensi-intervensi tersebut bertujuan untuk memfasilitasi ventilasi, mengeluarkan sekret, memberikan bronkodilator dan oksigen, serta mengajarkan teknik pernapasan yang efektif.
Penerapan intervensi keperawatan ini secara komprehensif diharapkan dapat membantu mencapai luaran/output yang diinginkan dan meningkatkan kondisi pernapasan pasien. -
Article No. 21530 | 05 Sep 2025
Klinis : bayi baru lahir normal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, yaitu bayi baru lahir normal dengan tone akademis dan persona pakar perawat, berikut adalah diagnosis keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosis Keperawatan:
Risiko Komplikasi Akibat Proses Kelahiran
2. Penjelasan:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
Kode: 00208
Definisi: Risiko terjadinya masalah kesehatan akibat proses kelahiran.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
Kode: 00108
Definisi: Status kesehatan bayi yang optimal selama proses kelahiran.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
Kode: 06007
Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan yang ditujukan untuk mencegah, mengurangi, atau mengatasi masalah kesehatan akibat proses kelahiran pada bayi baru lahir.
Penjelasan singkat:
Bayi baru lahir normal memiliki risiko terjadinya komplikasi akibat proses kelahiran, seperti cedera, perdarahan, atau masalah pernapasan. Diagnosis keperawatan ini menggambarkan kebutuhan perawatan yang bertujuan untuk mencapai status kesehatan bayi yang optimal selama proses kelahiran melalui serangkaian intervensi keperawatan yang sesuai. -
Article No. 21531 | 05 Sep 2025
Klinis : Kasus Gagal Ginjal Akut Seorang perempuan berusia 62 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan merasa lemas dan sesak nafas. Sesak nafas dirasakan sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, sesak nafas bertambah sejak 1 hari yang lalu. Sesak nafas hilang timbul dipengaruhi aktivitas. Hasil pengkajian: Frekuensi nafas 26 kali/menit, nafas cepat dan dangkal. Sesak nafas semakin berat pada posisi berbaring. Terdapat bunyi nafas ronkhi. Pasien batuk dengan sputum berwarna putih, berbusa. Pasien merasa dada berdebar cepat, frekuensi nadi 118 kali/menit, tekanan darah 140/90 mmHg, SaO2 95 %, Distensi vena jugularis, Kulit pucat, dingin dan berkeringat. Pasien mengeluh pusing dan terlihat gelisah. Terdapat edema pada ekstremitas bawah. Hasil EKG: Rate 106, Gel P sulit diidentifikasi, PR interval didak dapat dihitung, Komplek QRS tidak teratur. Atrial Fibrilation. Diagnosa medis: gagal jantung dekompensasi akut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, berikut adalah diagnosis keperawatan, penjelasan singkat, dan kode serta definisi sesuai dengan Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosis Keperawatan:
a. Kelebihan volume cairan (00026)
Definisi: Kelebihan cairan yang tertimbun di dalam tubuh.
b. Pola napas tidak efektif (00032)
Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan mudah dan lancar.
c. Ketidakstabilan tanda-tanda vital (00274)
Definisi: Fluktuasi pada tanda-tanda vital yang dapat membahayakan kesehatan.
2. Penjelasan Singkat:
a. Kelebihan volume cairan (00026)
Kelebihan cairan dapat terjadi akibat gagal ginjal akut yang menyebabkan penurunan fungsi ginjal dalam mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit. Hal ini dapat menyebabkan edema, kongesti paru, dan gangguan kardiovaskular.
b. Pola napas tidak efektif (00032)
Pasien mengalami sesak napas yang disebabkan oleh kelebihan cairan di dalam paru-paru (kongesti paru) akibat gagal ginjal akut. Ini menyebabkan pasien mengalami pernapasan cepat dan dangkal.
c. Ketidakstabilan tanda-tanda vital (00274)
Gagal ginjal akut dapat menyebabkan ketidakstabilan tanda-tanda vital seperti peningkatan frekuensi nadi, tekanan darah, dan penurunan saturasi oksigen. Hal ini dapat membahayakan kesehatan pasien.
3. Kode dan Definisi:
a. Kelebihan volume cairan (00026)
Kode: 00026
Definisi: Kelebihan cairan yang tertimbun di dalam tubuh.
b. Pola napas tidak efektif (00032)
Kode: 00032
Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan mudah dan lancar.
c. Ketidakstabilan tanda-tanda vital (00274)
Kode: 00274
Definisi: Fluktuasi pada tanda-tanda vital yang dapat membahayakan kesehatan.