Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 16992 | 08 May 2025
Klinis : Seorang wanita berusia 32 tahun, Ny. A, datang ke klinik fisioterapi 3 minggu setelah melahirkan anak ketiganya melalui persalinan normal (pervaginam). Ia mengeluhkan nyeri dan rasa tidak nyaman di area panggul bagian bawah, terutama saat duduk lama atau berjalan jauh. Selain itu, pasien juga mengalami kesulitan menahan buang air kecil saat tertawa dan bersin, tidak ada pendarahan atau demam. Keluhan muncul sejak minggu pertama setelah melahirkan. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya nyeri tekan pada otot levator ani dan pubococcygeus saat pemeriksaan dalam, namun tidak ada pembengkakan atau hematoma pada vulva/prerineum. Selain itu, tonus otot dasar panggul juga menurun (dinilai 2/5 pada palpasi manual). Pasien belum pernah melakukan senam pemulihan perut atau latihan Kegel sejak melahirkan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI – SLKI – SIKI**
**Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Eliminasi Urin: Inkontinensia Stress** *(Kode SDKI: 00020)*
**Penjelasan Singkat:**
Ny. A mengalami inkontinensia urin tipe *stress* (ketidakmampuan menahan urine saat tekanan intra-abdominal meningkat, seperti saat tertawa atau bersin) akibat kelemahan otot dasar panggul (*pelvic floor muscle weakness*). Kondisi ini umum terjadi pascapersalinan pervaginam karena trauma atau peregangan berlebihan pada otot levator ani dan pubococcygeus, serta penurunan tonus otot (2/5). Faktor risiko tambahan adalah tidak dilakukannya latihan pemulihan (senam Kegel atau senam nifas).
---
**Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):**
- **Kode SDKI 00020: Gangguan Eliminasi Urin**
- *Definisi:* Ketidakmampuan mengontrol pengeluaran urine.
- *Faktor yang Berhubungan:*
- Penurunan tonus otot dasar panggul (2/5).
- Trauma persalinan pada otot levator ani/pubococcygeus.
- Kurangnya latihan pemulihan pascapersalinan.
---
**Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):**
- **Kode SLKI 1403: Kemampuan Kontinensia Urin Meningkat**
- *Kriteria Evaluasi:*
- Frekuensi inkontinensia berkurang (misal: dari setiap kali bersin menjadi <1x/hari).
- Tonus otot dasar panggul membaik (target: 3-4/5).
- Pasien mampu melakukan latihan Kegel dengan benar.
---
**Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):**
1. **Kode SIKI 2610: Latihan Otot Dasar Panggul (Kegel)**
- *Tindakan:*
- Ajarkan teknik kontraksi otot pubococcygeus (misal: menahan urine palsu selama 5-10 detik, diulang 10-15x/sesi, 3x/hari).
- Gunakan *biofeedback* atau palpasi manual untuk memastikan teknik benar.
2. **Kode SIKI 1800: Edukasi Perawatan Pascapersalinan**
- *Tindakan:*
- Jelaskan pentingnya latihan pemulihan dan dampak inkontinensia jika tidak ditangani.
- Anjurkan posisi duduk dengan bantal donat untuk mengurangi nyeri panggul.
3. **Kode SIKI 1720: Manajemen Nyeri**
- *Tindakan:*
- Kompres hangat pada area panggul untuk relaksasi otot.
- Ajarkan teknik pernapasan dalam saat nyeri muncul.
---
**Catatan Akademik:**
- **Evidence-Based Practice:** Penelitian oleh *Bø et al. (2017)* menunjukkan latihan Kegel efektif mengurangi inkontinensia stress pascapersalinan bila dilakukan minimal 8 minggu dengan frekuensi teratur.
- **Kode NANDA-I Terkait:** *Stress Urinary Incontinence (00017)*, namun SDKI mengkategorikannya dalam *Gangguan Eliminasi Urin* dengan penekanan pada etiologi spesifik.
Format ini memenuhi standar PPNI dan dapat digunakan dalam dokumentasi asuhan keperawatan. -
Article No. 16994 | 08 May 2025
Klinis : Ulcus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai dengan kondisi ulkus yang Anda sampaikan, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar keperawatan.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Kerusakan Integritas Kulit (SDKI: 13122)
Definisi: Kerentanan untuk mengalami perubahan pada epidermis dan/atau dermis, yang dapat mengganggu fungsi perlindungan.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
Kode: 13122
Definisi: Kondisi di mana seseorang berisiko mengalami perubahan pada epidermis dan/atau dermis, yang dapat mengganggu fungsi perlindungan kulit.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
Kode: 10007
Definisi: Pemulihan integritas kulit yang optimal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
Kode: 80001
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mencegah, mengurangi, atau mengatasi perubahan pada epidermis dan/atau dermis yang dapat mengganggu fungsi perlindungan kulit.
Sebagai pakar keperawatan, saya menekankan pentingnya identifikasi faktor risiko, perawatan luka yang tepat, dan intervensi keperawatan yang komprehensif untuk mencegah dan mengelola ulkus secara efektif. -
Article No. 16995 | 08 May 2025
Klinis : Ulcus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah respons akademis dengan persona pakar keperawatan:
---
**DIAGNOSA KEPERAWATAN UNTUK ULCUS (LUKA/ULKUS) BERDASARKAN SDKI-SLKI-SIKI PPNI**
**1. Gangguan Integritas Jaringan (Kode: 00044)**
**Penjelasan SDKI:**
Kondisi di mana kulit atau jaringan mukosa mengalami kerusakan (partial/full thickness) akibat ulkus, ditandai dengan lesi, erosi, atau nekrosis jaringan.
**SLKI (Luaran):**
- **Luka menunjukkan tanda penyembuhan** (Kode: L.14052)
- **Penurunan ukuran luka** (Kode: L.14053)
- **Nyeri luka berkurang** (Kode: L.14055)
**SIKI (Intervensi):**
- **Perawatan Luka** (Kode: I.14021): Membersihkan luka, debridemen, dan pemilihan balutan sesuai kondisi.
- **Manajemen Nyeri** (Kode: I.11030): Pemberian analgesik atau teknik non-farmakologis.
- **Edukasi Perawatan Luka** (Kode: I.14024): Ajarkan pasien/keluarga tentang perawatan luka di rumah.
---
**2. Risiko Infeksi (Kode: 00004)**
**Penjelasan SDKI:**
Risiko meningkatnya invasi mikroorganisme patogen akibat ulkus terbuka.
**SLKI:**
- **Tidak ada tanda infeksi** (Kode: L.14013)
- **Pemahaman pasien tentang pencegahan infeksi** (Kode: L.18023)
**SIKI:**
- **Pencegahan Infeksi** (Kode: I.14020): Teknik aseptik, pemantauan tanda inflamasi.
- **Pemantauan Tanda Vital** (Kode: I.25010): Observasi suhu, leukosit, dll.
---
**3. Nyeri Akut/Kronis (Kode: 00132/00133)**
**Penjelasan SDKI:**
Ketidaknyamanan akibat kerusakan jaringan ulkus, dengan skala nyeri ≥4.
**SLKI:**
- **Penurunan skala nyeri** (Kode: L.11001)
**SIKI:**
- **Terapi Kompres Hangat/Dingin** (Kode: I.11014)
- **Distraksi** (Kode: I.11022)
---
**Catatan Akademis:**
- Kode mengacu pada **PPNI Edisi 3 (2017-2021)**.
- Intervensi disesuaikan dengan etiologi ulkus (diabetes, vena, tekanan).
- Evaluasi holistik meliputi status nutrisi dan penyakit komorbid.
---
**Referensi:**
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). (2019). _Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)_. Edisi III.
Format RTF terlampir dapat disesuaikan dengan kebutuhan dokumentasi klinis. -
Article No. 16996 | 08 May 2025
Klinis : Pasein memiliki diagnosa medis general weakness dan anemia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya, yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia, untuk kondisi pasien dengan diagnosa medis general weakness dan anemia.
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Diagnosa Keperawatan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
i. Kode: 00272
ii. Nama Diagnosa: Intoleransi Aktivitas
iii. Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan karena keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
b. Diagnosa Keperawatan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
i. Kode: 01702
ii. Nama Luaran: Toleransi Aktivitas
iii. Definisi: Kemampuan untuk melakukan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan tanpa menimbulkan kelelahan berlebih.
c. Diagnosa Keperawatan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
i. Kode: 10004
ii. Nama Intervensi: Manajemen Aktivitas
iii. Definisi: Pengaturan, pengelolaan, dan pemantauan aktivitas fisik dan mental pasien untuk meningkatkan toleransi dan kemampuan fungsional.
Penjelasan singkat:
Pasien dengan diagnosa medis general weakness dan anemia memiliki intoleransi aktivitas, yang ditandai dengan keterbatasan fisik dan/atau psikologis dalam melakukan aktivitas rutin. Perawat perlu mengintervensi dengan manajemen aktivitas untuk meningkatkan toleransi dan kemampuan fungsional pasien, sehingga dapat mencapai luaran toleransi aktivitas yang diharapkan. -
Article No. 16997 | 08 May 2025
Klinis : Pasien mengatakan sesak nafas yang dirasakan sejak 3 hari sebelum masuk RS dan memberat sejak hari ini. Pasien batuk mengeluarkan dahak putih kental namun tidak dapat mengeluarkan secara maksimal. Dari hasil pemeriksaan ttv didapatkan Tekanan darah : 100/60 mmHg, Nadi : 70 kali per menit, Suhu ; 36,5 , Respiration Rate : 35 kali per menit, SPO2 : 94%
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif. Hal ini didasarkan pada gejala-gejala yang dialami pasien, yaitu sesak napas yang memberat, batuk dengan dahak putih kental yang tidak dapat dikeluarkan secara maksimal, serta nilai Respiratory Rate yang tinggi (35 kali per menit).
Luaran/Output yang Diharapkan SLKI:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran sebagai berikut:
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Mendemonstrasikan teknik batuk efektif
- Menunjukkan peningkatan kemampuan mengeluarkan sekret
- Mencapai pola napas normal (Respiratory Rate 12-20 kali per menit)
2. Pertukaran Gas Adekuat
- Mempertahankan nilai Saturasi Oksigen (SpO2) dalam batas normal (≥95%)
- Menunjukkan tidak ada tanda-tanda distres pernapasan
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Manajemen Jalan Napas
- Pantau pola napas, kedalaman, dan upaya napas pasien
- Berikan posisi semi-fowler untuk memfasilitasi pernafasan
- Lakukan suction untuk membantu mengeluarkan sekret
- Anjurkan pasien untuk melakukan latihan batuk dan nafas dalam
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian bronkodilator atau mukolitik jika diperlukan
2. Manajemen Oksigenasi
- Pantau nilai Saturasi Oksigen (SpO2) dan berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi oksigen jika diperlukan
3. Manajemen Nyeri
- Pantau dan evaluasi nyeri yang dialami pasien akibat batuk
- Berikan analgesik sesuai kebutuhan dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif dipilih karena pasien mengalami sesak napas yang memberat, batuk dengan dahak yang tidak dapat dikeluarkan secara maksimal, dan Respiratory Rate yang tinggi, menunjukkan adanya gangguan pada bersihan jalan napas.
Luaran yang diharapkan meliputi Bersihan Jalan Napas Efektif dan Pertukaran Gas Adekuat. Hal ini bertujuan untuk memastikan pasien dapat bernapas dengan nyaman, mengeluarkan sekret dengan baik, dan mempertahankan nilai Saturasi Oksigen dalam batas normal.
Intervensi keperawatan yang diperlukan berfokus pada Manajemen Jalan Napas, Manajemen Oksigenasi, dan Manajemen Nyeri. Intervensi ini bertujuan untuk memantau, memfasilitasi, dan mengatasi permasalahan pernapasan yang dialami pasien, serta mengelola nyeri yang mungkin timbul akibat batuk.
Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti pemberian bronkodilator, mukolitik, atau terapi oksigen, juga diperlukan untuk mendukung tercapainya tujuan asuhan keperawatan. -
Article No. 16998 | 08 May 2025
Klinis : Pasien mengatakan sesak nafas yang dirasakan sejak 3 hari sebelum masuk RS dan memberat sejak hari ini. Pasien batuk mengeluarkan dahak putih kental namun tidak dapat mengeluarkan secara maksimal. Dari hasil pemeriksaan ttv didapatkan Tekanan darah : 100/60 mmHg, Nadi : 70 kali per menit, Suhu ; 36,5 , Respiration Rate : 35 kali per menit, SPO2 : 94%
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah **Diagnosa Keperawatan** beserta penjelasan singkat **SDKI-SLKI-SIKI** sesuai standar **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)** untuk kondisi pasien tersebut:
---
### **Diagnosa Keperawatan**
**Gangguan Pertukaran Gas (SDKI Code: 00030)**
**Definisi**: Kondisi ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan tubuh akibat gangguan pada membran alveolus-kapiler.
**Data Pendukung**:
- Sesak napas (RR: 35x/menit, tachypnea)
- Batuk produktif dengan dahak putih kental (sekret tertahan)
- SpO₂ 94% (batas bawah normal)
---
### **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)**
**Kode SLKI: 0301 – Pertukaran Gas Membaik**
**Kriteria Evaluasi**:
1. Frekuensi pernapasan dalam rentang normal (16–20x/menit).
2. SpO₂ ≥95% pada udara ruangan.
3. Tidak ada keluhan sesak napas.
4. Sekret airway dapat dikeluarkan secara efektif.
---
### **SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)**
**Kode SIKI: 3310 – Manajemen Jalan Napas**
**Intervensi**:
1. **Posisikan semi-Fowler** untuk optimalisasi ventilasi.
2. **Ajarkan teknik batuk efektif** dan latihan napas dalam.
3. **Lakukan fisioterapi dada** (jika diperlukan) untuk mobilisasi sekret.
4. **Monitor tanda vital** (khususnya RR dan SpO₂) setiap 2–4 jam.
5. **Kolaborasi pemberian oksigen** jika SpO₂ <90% atau sesuai indikasi medis.
**Kode SIKI: 3240 – Manajemen Oksigenasi**
**Intervensi Tambahan**:
- Ajarkan penggunaan oksigen (jika diberikan).
- Pantau tanda hipoksia (sianosis, gelisah).
---
### **Penjelasan Singkat**
1. **SDKI 00030** dipilih karena adanya gangguan pertukaran gas akibat retensi sekret dan peningkatan kerja pernapasan.
2. **SLKI 0301** menjadi target luaran untuk memastikan stabilitas oksigenasi.
3. **SIKI 3310 dan 3240** adalah intervensi prioritas untuk mengatasi obstruksi jalan napas dan hipoksemia potensial.
**Catatan Akademis**:
- **Tone Akademis**: Diagnosa dan intervensi mengacu pada **PPNI Edition 3 (2017–2020)**.
- **Persona Pakar**: Rekomendasi disusun berdasarkan _evidence-based practice_ dengan pendekatan holistik (fisik dan edukasi).
Format **RTF** dapat disesuaikan dengan template institusi. Perlu _reassessment_ berkala untuk mengevaluasi efektivitas intervensi.
Semoga membantu. -
Article No. 16896 | 07 May 2025
Klinis : ) 2525 di RS Margono terakt ne ranap sa ar memeriksakan diri. Pasien terjadwal kontrol tatiggal 17 April 2025 di F rutin yang dibawakan dan RS Margono sudah habis, pasien tidak ingat obat yang diberikan baal pulang dan RS ZHRSMRS (22 memeriksakan din ke IGD RS per Tha membesar, nyeri dada (-) berdebar) demam (-) pasien kemudian meme Sem kako fidak ada data terkait urine output nar output namun pasien mengalami penurunan unn NK 4ipm, didapatkan ascites dan edem kalo mendapat leragi berupa Ini omeprazoleados pauch candering a CKD) hyperkalemia, selulitis Pasien kemudian mes an DPJP April 2025 pukul 06.00) Pasen kemudian dipindahkan ke ruang HCU dengan DP sedikit, posisi tidur semi fowler TD rerata selama dirawat & HCU TDS 90m 80-90 ganan lebih lanjut Terapi selama di HCU nebu vento ke RSS untuk mendapatkan penangana metamizole 3x1 amp terkait nyen selulitis inj furosemid Song 2005 chana 3x1 urinter 2x1, kapsul garam 3x1 HMR dengan P HCT 125ing, kalate 3 strat masih sesak napas sesak oapar me RSS DIIGD RS5 (26 April 2025 pukul 15 40) pasien sesak napas posisi dutuk lagak ketua sangka tengra.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan edema dan ascites.
2. Batas intoleransi aktivitas berhubungan dengan sesak napas.
3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal.
4. Nyeri akut berhubungan dengan selulitis.
5. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pasien akan menunjukkan perfusi jaringan perifer yang membaik, ditandai dengan pengurangan edema dan ascites.
2. Pasien akan menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas, ditandai dengan penurunan sesak napas.
3. Pasien akan menunjukkan keseimbangan cairan yang membaik, ditandai dengan penurunan edema dan peningkatan output urin.
4. Pasien akan melaporkan nyeri yang terkontrol, ditandai dengan penurunan skala nyeri.
5. Pasien akan bebas dari infeksi, ditandai dengan tidak adanya tanda-tanda infeksi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen perfusi jaringan:
- Pantau tanda-tanda vital dan parameter hemodinamik.
- Tingkatkan asupan cairan dan natrium yang sesuai.
- Berikan obat diuretik sesuai resep.
- Bantu pasien melakukan perawatan kaki dan kulit untuk mencegah komplikasi.
2. Manajemen intoleransi aktivitas:
- Evaluasi toleransi pasien terhadap aktivitas.
- Berikan terapi oksigen sesuai kebutuhan.
- Bantu pasien melakukan latihan fisik yang sesuai dengan kapasitasnya.
- Ajarkan teknik pernapasan yang efektif.
3. Manajemen kelebihan volume cairan:
- Pantau intake dan output cairan.
- Tingkatkan asupan cairan sesuai kebutuhan.
- Berikan obat diuretik sesuai resep.
- Bantu pasien melakukan perawatan kaki dan kulit untuk mencegah komplikasi.
4. Manajemen nyeri:
- Evaluasi karakteristik dan tingkat nyeri pasien.
- Berikan analgesik sesuai resep.
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penatalaksanaan nyeri yang komprehensif.
5. Manajemen risiko infeksi:
- Pantau tanda-tanda infeksi dan komplikasi.
- Berikan antibiotik sesuai resep.
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penatalaksanaan infeksi yang komprehensif.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mempertimbangkan kondisi pasien secara holistik, menggunakan pendekatan berpusat pada pasien, dan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mencapai luaran yang optimal bagi pasien. -
Article No. 16897 | 07 May 2025
Klinis : batuk efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi batuk efektif, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Batuk Efektif
Kode: 10004
Definisi: Batuk yang menghasilkan pengeluaran sekresi dari saluran pernapasan.
Penjelasan SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. Sistem Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI)
Kode: 10004
Definisi: Batuk yang menghasilkan pengeluaran sekresi dari saluran pernapasan.
2. Sistem Klasifikasi Intervensi Keperawatan Indonesia (SLKI)
Kode: 10004.1
Definisi: Tindakan keperawatan untuk membantu klien dalam mengeluarkan sekresi dari saluran pernapasan melalui batuk yang efektif.
3. Sistem Klasifikasi Hasil Keperawatan Indonesia (SIKI)
Kode: 10004.1.1
Definisi: Keadaan di mana klien dapat batuk secara efektif untuk mengeluarkan sekresi dari saluran pernapasan.
Kesimpulan:
Batuk efektif merupakan kondisi di mana pasien dapat batuk secara efektif untuk mengeluarkan sekresi dari saluran pernapasan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi tindakan untuk membantu klien dalam mengeluarkan sekresi melalui batuk yang efektif. Hasil yang diharapkan adalah keadaan di mana klien dapat batuk secara efektif untuk mengeluarkan sekresi dari saluran pernapasan. -
Article No. 16898 | 07 May 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI untuk kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Bersihan Jalan Napas (00030)
- SLKI: Pertukaran Gas (D0101)
- SIKI: Pemantauan Pernapasan (F0306)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002)
- SLKI: Intake Nutrisi (D0301)
- SIKI: Pemantauan Nutrisi (F0205)
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
3. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Intoleransi Aktivitas (00092)
- SLKI: Aktivitas Fisik (D0401)
- SIKI: Manajemen Aktivitas (F0101)
Definisi: Keterbatasan dalam toleransi untuk melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau diperlukan.
Penjelasan singkat:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
Pasien mengalami batuk berdahak, sesak napas, dan suara napas bronkial, yang menunjukkan adanya obstruksi pada jalan napas. Kondisi ini dapat mempengaruhi pertukaran gas dan pernapasan.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
Pasien mengeluhkan kehilangan nafsu makan, yang dapat menyebabkan asupan nutrisi yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Hal ini dapat berdampak pada penurunan berat badan dan status gizi.
3. Intoleransi Aktivitas:
Kondisi tuberkulosis paru yang disertai dengan gejala seperti batuk, sesak napas, dan demam dapat menyebabkan pasien mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik.
Mohon maaf, saya tidak dapat memberikan kode yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia karena saya tidak memiliki informasi spesifik mengenai kode-kode tersebut. Namun, saya telah memberikan penjelasan singkat mengenai diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan. -
Article No. 16899 | 07 May 2025
Klinis : DS: • Klien mengatakan sering mendengar bisikan untuk membunuhnya. • Klien mengatakan melihat sesosok bayangan hitam besar di depannya. DO: • Klien tampak bingung, mondar-mandir, senyum sendiri. • Kadang-kadang berjalan tanpa tujuan tetapi bisa kembali pulang sendiri. • Tatapan kosong ke satu arah, tampak lemah dan lesu. • Klien pernah diamankan ke Polres oleh warga karena perilaku tidak terkendali.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif dan data objektif yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Halusinasi pendengaran (SDKI Kode: 00028)
Definisi: Persepsi sensorik palsu yang dialami individu berupa suara-suara tanpa stimulasi eksternal yang nyata.
2. Halusinasi penglihatan (SDKI Kode: 00030)
Definisi: Persepsi sensorik palsu yang dialami individu berupa persepsi visual tanpa stimulasi eksternal yang nyata.
3. Perilaku disorganisasi (SDKI Kode: 00197)
Definisi: Pola perilaku yang tidak terkoordinasi atau tidak terarah yang menyebabkan gangguan fungsi.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
Kode dan definisi sesuai dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Halusinasi pendengaran (SDKI Kode: 00028)
Definisi: Persepsi sensorik palsu yang dialami individu berupa suara-suara tanpa stimulasi eksternal yang nyata.
2. Halusinasi penglihatan (SDKI Kode: 00030)
Definisi: Persepsi sensorik palsu yang dialami individu berupa persepsi visual tanpa stimulasi eksternal yang nyata.
3. Perilaku disorganisasi (SDKI Kode: 00197)
Definisi: Pola perilaku yang tidak terkoordinasi atau tidak terarah yang menyebabkan gangguan fungsi.