Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 14987 | 05 Apr 2025
Klinis : Seorang anak laki-laki usia 15 bulan dibawa ke ruang gawat darurat karena keluhan demam tinggi sejak 3 hari yang lalu. Ibu mengatakan bahwa anak nya sering sekali pipis, dalam 1 ibu harus mengganti diapers anak sebanyak 10 kali. Ibu juga mengatakan bahwa anak lebih rewel dari biasanya. Anak juga terlihat mengejan dan menjerit ketika berkemih. Hasil pemeriksaan didapatkan tanda-tanda vital anak: Nadi: 120x/menit, nafas: 48x/menit, suhu: 38,9⁰C. kulit teraba hangat dan kemerahan. Anak terlihat pucat, gelisah dan menangis. Urin berbau tajam, terlihat ruam didaerah selangkangan dan genital. 3 diagnosa
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi anak laki-laki usia 15 bulan dengan keluhan demam tinggi, sering pipis, rewel, dan mengejan serta menjerit ketika berkemih.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Infeksi Saluran Kemih (00046)
Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
Faktor yang berhubungan: Usia kurang dari 2 tahun, gangguan sistem imun, penggunaan kateter urin, higiene personal yang buruk.
Tanda dan gejala: Demam, urin berbau, inkontinensia urin, nyeri saat berkemih, gelisah.
2. Gangguan Eliminasi Urin (00016)
Definisi: Gangguan dalam pengeluaran urin.
Faktor yang berhubungan: Infeksi saluran kemih, obstruksi saluran kemih.
Tanda dan gejala: Sering berkemih, nyeri saat berkemih, urin berbau, inkontinensia urin.
3. Nyeri Akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
Faktor yang berhubungan: Agen cedera biologis (infeksi).
Tanda dan gejala: Menangis, gelisah, meringis, mengejan saat berkemih.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Bebas Infeksi Saluran Kemih
2. Pola Eliminasi Urin Membaik
3. Kontrol Nyeri Membaik
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Infeksi
- Identifikasi tanda dan gejala infeksi saluran kemih
- Pantau tanda-tanda vital
- Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi
- Edukasi keluarga mengenai pencegahan infeksi saluran kemih
2. Manajemen Eliminasi
- Pantau pola eliminasi urin (frekuensi, volume, warna, bau)
- Berikan kenyamanan saat berkemih (hangat, privasi)
- Edukasi keluarga mengenai perawatan higiene genital
3. Manajemen Nyeri
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, dan keparahan nyeri
- Berikan intervensi farmakologis sesuai indikasi
- Lakukan teknik nonfarmakologis (kompres hangat, distraksi)
- Kolaborasi dengan dokter untuk pengobatan nyeri
Penjelasan rinci:
Pada kasus ini, anak laki-laki usia 15 bulan mengalami kondisi yang mengindikasikan adanya infeksi saluran kemih. Hal ini ditunjukkan dengan keluhan demam tinggi, sering pipis, rewel, mengejan dan menjerit saat berkemih, serta ditemukan urin berbau tajam, ruam di area genital, dan tanda-tanda vital yang abnormal.
Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Risiko Infeksi Saluran Kemih, Gangguan Eliminasi Urin, dan Nyeri Akut. Luaran yang diharapkan adalah bebas infeksi saluran kemih, pola eliminasi urin yang membaik, dan kontrol nyeri yang membaik.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen infeksi, manajemen eliminasi, dan manajemen nyeri. Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan antara lain identifikasi tanda dan gejala infeksi, pemantauan tanda-tanda vital, kolaborasi pemberian antibiotik, edukasi keluarga, pemantauan pola eliminasi urin, pemberian kenyamanan saat berkemih, identifikasi karakteristik nyeri, intervensi farmakologis dan nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri, serta kolaborasi dengan dokter.
Tujuan dari intervensi ini adalah untuk mencegah komplikasi, mengatasi gejala, dan memulihkan kondisi anak secara keseluruhan. -
Article No. 14988 | 05 Apr 2025
Klinis : Seorang anak laki-laki usia 15 bulan dibawa ke ruang gawat darurat karena keluhan demam tinggi sejak 3 hari yang lalu. Ibu mengatakan bahwa anak nya sering sekali pipis, dalam 1 ibu harus mengganti diapers anak sebanyak 10 kali. Ibu juga mengatakan bahwa anak lebih rewel dari biasanya. Anak juga terlihat mengejan dan menjerit ketika berkemih. Hasil pemeriksaan didapatkan tanda-tanda vital anak: Nadi: 120x/menit, nafas: 48x/menit, suhu: 38,90C. kulit teraba hangat dan kemerahan. Anak terlihat pucat, gelisah dan menangis. Urin berbau tajam, terlihat ruam didaerah selangkangan dan genital. selain diagnosanya gangguan eliminasi urin
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Eliminasi Urin berhubungan dengan Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, anak laki-laki usia 15 bulan mengalami gejala-gejala yang mengarah pada Infeksi Saluran Kemih (ISK), antara lain:
- Demam tinggi sejak 3 hari
- Sering kencing (>10 kali/hari) dengan disertai rasa nyeri saat berkemih
- Urin berbau tajam
- Adanya ruam di daerah selangkangan dan genital
- Tanda-tanda vital yang menunjukkan peningkatan suhu dan frekuensi napas
Hal ini mengindikasikan adanya gangguan pada sistem eliminasi urin, yang disebabkan oleh infeksi pada saluran kemih.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Penyimpangan pada kemampuan tubuh untuk mengeluarkan urin secara lancar dan terkontrol.
- Faktor yang berhubungan: Infeksi, dehidrasi, obstruksi.
- Karakteristik: Sering berkemih, disuria, oliguria, inkontinensia, urin berbau, urin keruh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tujuan: Eliminasi urin normal, tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak ada nyeri saat berkemih.
- Indikator: Frekuensi berkemih normal, urin jernih, tidak ada diskomfort saat berkemih.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen infeksi saluran kemih, Manajemen eliminasi, Manajemen nyeri.
- Kegiatan: Identifikasi penyebab ISK, monitor tanda-tanda infeksi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, edukasi perawatan diri. -
Article No. 14989 | 05 Apr 2025
Klinis : Seorang anak laki-laki usia 15 bulan dibawa ke ruang gawat darurat karena keluhan demam tinggi sejak 3 hari yang lalu. Ibu mengatakan bahwa anak nya sering sekali pipis, dalam 1 ibu harus mengganti diapers anak sebanyak 10 kali. Ibu juga mengatakan bahwa anak lebih rewel dari biasanya. Anak juga terlihat mengejan dan menjerit ketika berkemih. Hasil pemeriksaan didapatkan tanda-tanda vital anak: Nadi: 120x/menit, nafas: 48x/menit, suhu: 38,90C. kulit teraba hangat dan kemerahan. Anak terlihat pucat, gelisah dan menangis. Urin berbau tajam, terlihat ruam didaerah selangkangan dan genital. selain diagnosanya gangguan eliminasi urin
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan jawaban yang rinci dan terperinci sebagai seorang perawat profesional.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Gangguan eliminasi urin
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan urin secara adekuat.
- Penyebab: Infeksi saluran kemih, kerusakan struktur anatomi, gangguan fungsional, dan faktor-faktor yang mempengaruhi pola eliminasi.
- Tanda dan gejala: Inkontinensia, retensi urin, frekuensi berkemih yang meningkat, rasa tidak nyaman atau nyeri saat berkemih, urin berbau, volume urin berkurang.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Eliminasi urin membaik
- Indikator:
a. Frekuensi berkemih menurun menjadi normal
b. Tidak ada keluhan nyeri atau ketidaknyamanan saat berkemih
c. Tidak terjadi inkontinensia
d. Volume urin dalam batas normal
e. Tidak ada tanda-tanda infeksi saluran kemih (urin tidak berbau, tidak ada ruam di sekitar genital)
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen eliminasi urin
- Monitor tanda-tanda vital, terutama suhu tubuh
- Pantau frekuensi, jumlah, warna, dan bau urin
- Ajarkan teknik berkemih yang benar dan pola eliminasi yang teratur
- Berikan cairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi
- Berikan kompres hangat pada area genital untuk mengurangi rasa tidak nyaman
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter) untuk pemberian terapi antibiotik jika diperlukan
- Berikan edukasi kepada orang tua tentang perawatan anak dengan infeksi saluran kemih
Penjelasan rinci:
Kondisi anak laki-laki usia 15 bulan dengan keluhan demam tinggi, frekuensi berkemih yang meningkat, nyeri saat berkemih, dan tanda-tanda infeksi saluran kemih (urin berbau, ruam di area genital) mengarah pada diagnosa keperawatan Gangguan eliminasi urin. Tujuan asuhan keperawatan adalah untuk memulihkan eliminasi urin anak, sehingga indikator luaran yang diharapkan adalah frekuensi berkemih kembali normal, tidak ada keluhan nyeri atau ketidaknyamanan saat berkemih, tidak terjadi inkontinensia, volume urin dalam batas normal, dan tidak ada tanda-tanda infeksi. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pemantauan pola eliminasi urin, pemberian edukasi dan latihan teknik berkemih yang benar, pemberian cairan yang cukup, kompres hangat pada area genital, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi antibiotik jika diperlukan. Edukasi kepada orang tua juga penting dilakukan untuk mendukung perawatan anak. -
Article No. 14990 | 05 Apr 2025
Klinis : Seorang anak laki-laki usia 15 bulan dibawa ke ruang gawat darurat karena keluhan demam tinggi sejak 3 hari yang lalu. Ibu mengatakan bahwa anak nya sering sekali pipis, dalam 1 ibu harus mengganti diapers anak sebanyak 10 kali. Ibu juga mengatakan bahwa anak lebih rewel dari biasanya. Anak juga terlihat mengejan dan menjerit ketika berkemih. Hasil pemeriksaan didapatkan tanda-tanda vital anak: Nadi: 120x/menit, nafas: 48x/menit, suhu: 38,90C. kulit teraba hangat dan kemerahan. Anak terlihat pucat, gelisah dan menangis. Urin berbau tajam, terlihat ruam didaerah selangkangan dan genital. 5 diagnosa
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Risiko Infeksi Saluran Kemih berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mengontrol berkemih.
2. Nyeri akut berhubungan dengan infeksi saluran kemih.
3. Gangguan Pola Eliminasi Urin berhubungan dengan infeksi saluran kemih.
4. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan malaise akibat infeksi.
5. Kecemasan berhubungan dengan perubahan kondisi kesehatan anak.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Infeksi Saluran Kemih: Tidak terjadi komplikasi infeksi, Tanda-tanda vital dalam batas normal, Hasil pemeriksaan urin negatif.
2. Nyeri Akut: Anak mampu mengendalikan nyeri, Anak tampak rileks, Anak dapat beraktivitas dengan nyaman.
3. Gangguan Pola Eliminasi Urin: Frekuensi berkemih kembali normal, Tidak ada rasa sakit saat berkemih, Tidak ada kebocoran urin.
4. Intoleransi Aktivitas: Anak mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal, Tidak ada tanda-tanda kelelahan.
5. Kecemasan: Anak dan orang tua dapat mengidentifikasi penyebab kecemasan, Anak dan orang tua mampu mengelola kecemasan, Anak dan orang tua kooperatif dalam asuhan keperawatan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko Infeksi Saluran Kemih:
- Pantau tanda-tanda vital dan tanda-tanda infeksi.
- Berikan cairan yang cukup untuk menjaga hidrasi.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pemberian antibiotik.
- Ajarkan orang tua tentang cara pencegahan infeksi saluran kemih.
2. Nyeri Akut:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
- Berikan analgesik sesuai dengan resep dokter.
- Terapkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (distraksi, relaksasi, kompres hangat/dingin).
- Ajarkan orang tua untuk memantau dan melaporkan nyeri anak.
3. Gangguan Pola Eliminasi Urin:
- Pantau intake dan output cairan anak.
- Bantu anak untuk berkemih secara teratur.
- Ajarkan orang tua tentang perawatan higiene genital yang benar.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk penatalaksanaan infeksi saluran kemih.
4. Intoleransi Aktivitas:
- Pantau tanda-tanda kelelahan saat beraktivitas.
- Berikan istirahat yang cukup.
- Bantu anak untuk melakukan aktivitas sesuai toleransinya.
- Ajarkan orang tua untuk membantu anak dalam beraktivitas.
5. Kecemasan:
- Lakukan pendekatan yang tenang dan empatis.
- Libatkan orang tua dalam asuhan keperawatan.
- Berikan informasi yang jelas tentang kondisi anak dan rencana asuhan.
- Bantu anak dan orang tua untuk mengidentifikasi dan mengelola kecemasan.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan dapat membantu mencapai luaran yang diharapkan dan memberikan asuhan keperawatan yang optimal bagi anak dengan infeksi saluran kemih. -
Article No. 14991 | 05 Apr 2025
Klinis : anak dengan dm juvenile
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis untuk kondisi anak dengan diabetes melitus tipe 1 (juvenile).
1. Kode ICD-10:
- Kode: E10
- Deskripsi: Diabetes melitus tipe 1
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.15
- Deskripsi: Pemasangan pompa insulin, pengaturan dan pemantauan
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 E10 digunakan untuk menggambarkan diabetes melitus tipe 1, juga dikenal sebagai diabetes juvenile atau diabetes yang tergantung pada insulin. Kondisi ini ditandai dengan tubuh tidak dapat memproduksi insulin yang cukup, sehingga memerlukan pemberian insulin secara eksogen.
2. Kode ICD-9-CM 99.15 merujuk pada pemasangan, pengaturan, dan pemantauan pompa insulin. Pompa insulin merupakan salah satu modalitas terapi yang sering digunakan pada pasien dengan diabetes melitus tipe 1 untuk membantu mengontrol kadar gula darah secara lebih efektif dan terkendali.
Penggunaan kode-kode tersebut penting untuk pendokumentasian yang akurat dalam catatan medis pasien, serta untuk tujuan pelaporan, klaim asuransi, dan analisis epidemiologis. -
Article No. 14992 | 05 Apr 2025
Klinis : anak dengan dm juvenile
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi anak dengan diabetes mellitus tipe juvenil (DM tipe 1) berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Penyebab: Peningkatan kebutuhan energi akibat penyakit kronis (DM tipe 1), gangguan dalam metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak.
- Gejala dan Tanda: Penurunan berat badan, kekurangan nutrisi, kadar gula darah tidak terkontrol.
2. Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
- Definisi: Kerentanan terhadap fluktuasi kadar glukosa darah di atas atau di bawah rentang normal.
- Penyebab: Kondisi fisiologis atau patologis yang mempengaruhi pengaturan kadar glukosa darah, seperti DM tipe 1.
- Gejala dan Tanda: Poliuria, polidipsia, polifagia, penurunan berat badan, kelelahan, gangguan penglihatan.
3. Risiko Komplikasi
- Definisi: Kerentanan terhadap perkembangan komplikasi yang dapat terjadi akibat DM tipe 1, seperti retinopati, nefropati, neuropati, dan penyakit kardiovaskular.
- Penyebab: Pemantauan dan pengelolaan DM tipe 1 yang tidak optimal.
- Gejala dan Tanda: Tergantung pada jenis komplikasi yang mungkin terjadi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Nutrisi
- Definisi: Keadaan di mana jumlah asupan nutrisi sesuai dengan kebutuhan tubuh.
- Kriteria Hasil:
- Berat badan sesuai dengan usia dan tinggi badan.
- Tidak ada tanda-tanda kekurangan nutrisi.
- Kadar glukosa darah terkontrol.
2. Stabilitas Kadar Glukosa Darah
- Definisi: Keadaan di mana kadar glukosa darah berada dalam rentang normal atau sesuai dengan target.
- Kriteria Hasil:
- Kadar glukosa darah dalam batas normal atau sesuai target.
- Tidak ada episode hipoglikemia atau hiperglikemia yang signifikan.
- Anak/keluarga mampu memantau dan mengelola kadar glukosa darah.
3. Pencegahan Komplikasi
- Definisi: Keadaan di mana anak/keluarga mampu mencegah atau meminimalkan terjadinya komplikasi DM tipe 1.
- Kriteria Hasil:
- Tidak terjadi komplikasi DM tipe 1.
- Anak/keluarga mampu mengenali tanda-tanda awal komplikasi.
- Anak/keluarga mampu melakukan tindakan pencegahan komplikasi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nutrisi
- Mengkaji status gizi anak.
- Mengembangkan rencana makan yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi anak.
- Memantau asupan makanan dan cairan.
- Memberikan edukasi tentang pemilihan makanan dan pengaturan diet.
- Melibatkan anak/keluarga dalam perencanaan dan pengaturan diet.
2. Manajemen Glukosa Darah
- Memantau kadar glukosa darah secara teratur.
- Mengajarkan anak/keluarga cara pemantauan dan pengaturan kadar glukosa darah.
- Melakukan intervensi untuk mengatasi hipoglikemia atau hiperglikemia.
- Memberikan edukasi tentang pengelolaan DM tipe 1 dan penggunaan insulin.
- Berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam pengelolaan DM tipe 1.
3. Pencegahan Komplikasi
- Mengkaji tanda-tanda awal komplikasi DM tipe 1.
- Mengajarkan anak/keluarga cara mengenali tanda-tanda komplikasi.
- Memberikan edukasi tentang pencegahan komplikasi, seperti perawatan kaki, pemeriksaan mata, dan pemantauan fungsi ginjal.
- Memfasilitasi pemeriksaan kesehatan rutin untuk deteksi dini komplikasi.
- Berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam pencegahan komplikasi.
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan DM tipe 1, perawat harus memperhatikan kebutuhan individu anak, melibatkan anak dan keluarga dalam proses perawatan, serta berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 14993 | 05 Apr 2025
Klinis : Tn S 42 Tahun datang ke IGD dengan kondisi kritis setelah mengalami kecelakaan yang melibatkan luka tusuk di daerah abdomen dan panggul. Pasien ditemukan tergeletak di jalan dengan luka robek di perut dan perdarahan yang cukup banyak akibat benda tajam. Pasien mengeluh nyeri hebat di perut dan panggul serta merasa pusing, lemas, dan kedinginan. Pasien juga mengalami perdarahan yang cukup banyak dari luka tusuk dan tidak dapat bergerak. Istrinya sangat cemas dan khawatir dengan kondisi Bapak Andi dan salah satu anggota keluarganya menyarankan untuk memberikan bubuk kopi pada luka bekas tusukan tersebut saat diperjalanan ke RS. Pemeriksaan Fisik: TD: 80/50 mmHg, Nadi: 130 kali/menit dan teraba lemah, Pernafasan: 26 kali/menit, Suhu tubuh: 36.5°C, GCS 8 Pasien membuka mata dengan rangsangan nyeri dan dapat mengerang, tetapi tidak dapat merespons perintah, Pupil Reaktif terhadap cahaya, pupil kanan sedikit lebih besar, kulit Pucat, berkeringat dingin, dan lembab, Abdomen teraba keras dan nyeri hebat pada bagian kanan bawah, terdapat luka robek besar di daerah perut bagian kiri bawah. Perdarahan aktif terlihat dari luka tusukan dan rongga perut terasa tegang, Pembengkakan dan hematoma pada area panggul, dengan rasa sakit yang hebat saat palpasi yang dicurigai kemungkinan cedera pada tulang panggul.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien Tn S yang datang ke IGD dengan luka tusuk di daerah abdomen dan panggul, berikut adalah diagnosis keperawatan serta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosis Keperawatan:
1. Perdarahan Aktif (SDKI)
- Definisi: Kehilangan darah dari pembuluh darah yang lebih cepat daripada kemampuan tubuh untuk mengganti.
- Faktor Risiko: Luka tusuk pada abdomen dan panggul.
- Gejala dan Tanda: Perdarahan aktif dari luka, nadi lemah, kulit pucat dan berkeringat dingin, hipotensi.
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (SDKI)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan jalan napas yang bebas dari obstruksi untuk memfasilitasi pertukaran gas.
- Faktor Risiko: Penurunan kesadaran (GCS 8).
- Gejala dan Tanda: Pernapasan 26 kali/menit, pasien tidak dapat merespons perintah.
3. Nyeri Akut (SDKI)
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Faktor Penyebab: Luka tusuk pada abdomen dan panggul.
- Gejala dan Tanda: Pasien mengeluh nyeri hebat di perut dan panggul.
4. Risiko Ketidakstabilan Hemodinamik (SDKI)
- Definisi: Berisiko mengalami perubahan dalam tekanan darah, denyut nadi, atau cardiac output yang dapat mengganggu suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan.
- Faktor Risiko: Perdarahan aktif, hipotensi, nadi lemah.
- Gejala dan Tanda: TD 80/50 mmHg, nadi 130 kali/menit dan lemah.
5. Cemas (SDKI)
- Definisi: Respon emosional dan fisik terhadap ancaman yang dirasakan, baik yang diketahui maupun tidak diketahui.
- Faktor Penyebab: Kondisi kritis pasien dan kekhawatiran keluarga.
- Gejala dan Tanda: Keluarga pasien sangat cemas dan khawatir.
Catatan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
Penanganan yang segera diperlukan adalah menghentikan perdarahan, menjaga jalan napas, memberikan manajemen nyeri, serta memantau dan menjaga stabilitas hemodinamik pasien. Selain itu, perlu dilakukan intervensi untuk mengatasi kecemasan keluarga. -
Article No. 14994 | 05 Apr 2025
Klinis : MUAL SAAT MALAM HARI (+), PUSING (+), BADAN PEGEL-PEGEL (+)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Mual
2. Pusing
3. Ketidaknyamanan fisik
Penjelasan Singkat:
1. Mual
- SDKI: Mual adalah sensasi tidak nyaman di perut yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah.
- SLKI: Tujuan yang diharapkan adalah pasien dapat mengendalikan mual dan mencapai rasa nyaman.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen mual, seperti memantau tanda-tanda vital, memberikan obat anti-mual jika diperlukan, dan menganjurkan pasien untuk menghindari makanan yang dapat memicu mual.
2. Pusing
- SDKI: Pusing adalah sensasi tidak nyaman di kepala yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan.
- SLKI: Tujuan yang diharapkan adalah pasien dapat mengendalikan pusing dan mencapai rasa nyaman.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen pusing, seperti mengidentifikasi penyebab pusing, memberikan posisi yang nyaman, dan menganjurkan pasien untuk beristirahat.
3. Ketidaknyamanan fisik
- SDKI: Ketidaknyamanan fisik adalah pengalaman subyektif dari ketidaknyamanan atau distres yang terkait dengan perubahan fisik.
- SLKI: Tujuan yang diharapkan adalah pasien dapat mengendalikan ketidaknyamanan fisik dan mencapai rasa nyaman.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen ketidaknyamanan fisik, seperti mengidentifikasi faktor penyebab, memberikan intervensi yang sesuai (misalnya, pemberian obat, terapi panas/dingin, relaksasi), dan melibatkan pasien dalam perawatan.
Sebagai perawat profesional, saya akan melakukan penilaian komprehensif, merumuskan diagnosa keperawatan, menetapkan tujuan, dan merancang intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi Anda. Tujuan akhirnya adalah untuk membantu Anda mencapai kondisi optimal dan meningkatkan kualitas hidup. -
Article No. 14995 | 05 Apr 2025
Klinis : BISUL PADA BOKONG (+) TERASA NYERI (+)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Ibu/Bapak. Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan analisis diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi bisul pada bokong dengan rasa nyeri yang Anda alami.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut. Nyeri yang Anda rasakan pada bisul di bokong menunjukkan adanya nyeri akut.
2. Integritas Kulit Terganggu
Integritas kulit terganggu adalah kerusakan atau gangguan pada epidermis dan/atau dermis. Adanya bisul pada bokong menunjukkan bahwa integritas kulit Anda terganggu.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Berdasarkan kondisi yang Anda alami, SDKI yang sesuai adalah:
1. Nyeri Akut: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
2. Integritas Kulit Terganggu: Kerusakan atau gangguan pada epidermis dan/atau dermis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri Terkontrol: Kemampuan untuk mencapai dan mempertahankan tingkat nyeri yang dapat diterima.
2. Integritas Kulit Membaik: Tingkat kerusakan pada epidermis dan/atau dermis berkurang.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri: Tindakan untuk mengenali, mencegah, dan mengurangi nyeri.
2. Perawatan Luka: Tindakan untuk memulihkan dan memperbaiki kerusakan atau gangguan pada epidermis dan/atau dermis.
Saya berharap penjelasan singkat ini dapat membantu Ibu/Bapak memahami kondisi Anda dan langkah-langkah keperawatan yang dapat dilakukan. Jangan ragu untuk berkonsultasi lebih lanjut dengan tenaga kesehatan profesional. Semoga Anda segera sembuh. -
Article No. 14996 | 05 Apr 2025
Klinis : Ketika klien sedang mengendarai sepeda motor, klien mengalami kecelakaan lalu lintas yaitu menabrak bagian belakang truk molen yang tiba-tiba berhenti mendadak, klien pingsan, muntah (-), kejang (-), perdarahan di hidung (+), perdarahan di mulut (+). Klien kemudian di diagnose moderate head injury + close fraktur di beberapa bagian kepala disertai dengan intracerebral hemorrhagic at frontalis sinistra + subarachnoid hemorrhagic. Data objektif didapatkan keadaan umum klien sangat lemah, klien tampak gelisah, klien mengalami penurunan kesadaran dengan kesadaran delirium GCS E4M5V2. Saat ini pasien terpasang NRM dengan laju oksigen 13 liter per menit. Tekanan darah 140/80 mmHg, HR 80 x/menit, RR 33 x/menit, suhu 38,51 oC, skala nyeri CPOT 6 (Nyeri Berat), saturasi oksigen 89%. Klien juga terpasang NGT dengan dekompresi lambung keluaran kotor. Klien terpasang dower kateter dan saat ini terpasang IV-line pada tangan kiri dan tangan kanan. Rangsang meningeal sulit dinilai, pupil bulat isokor, refleks cahaya +/+, pemeriksaan motorik kesan lateralisasi (-), facial drop (-), sensorik sulit dinilai, refleks fisiologis +2/+2, respon patologis -/-, nervus VII dan XII sulit dinilai. Pemeriksaan Rontgen Schedel AP/Lat Kesan : Fraktur OS Temporalis Kiri dan OS Frontalis Thorax PA Kesan : Tidak tampak traumatic lung atau contusion paru, fraktur os clavicula, costae, dan scapulae serta tidak tampak kardiomegali Cervical (C1-C7) Kesan : foto cervical fraktur Pelvis AP Kesan : Foto pelvis saat ini tidak jelas tanda-tanda fraktur
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran keperawatan SLKI, dan intervensi keperawatan SIKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Gangguan Integritas Jaringan (00044)
Definisi: Kerusakan membran, kulit, dan/atau jaringan tubuh.
Faktor Terkait: Cedera fisik (fraktur, perdarahan)
Karakteristik Definisi: Kerusakan pada membran, kulit, dan/atau jaringan tubuh, nyeri, perdarahan, bengkak, dan/atau kemerahan.
2. Gangguan Pola Napas (00032)
Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan normal.
Faktor Terkait: Cedera fisik (trauma kepala)
Karakteristik Definisi: Perubahan frekuensi, kedalaman, dan/atau irama pernapasan, hipoksemia, takipnea, dan/atau ortopnea.
3. Nyeri Akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang digambarkan dalam istilah tersebut.
Faktor Terkait: Cedera fisik (fraktur, perdarahan)
Karakteristik Definisi: Ekspresi wajah yang menunjukkan nyeri, perubahan tekanan darah, nadi, dan/atau frekuensi napas, gelisah, dan/atau nyeri yang dilaporkan.
4. Gangguan Perfusi Jaringan Serebral (00208)
Definisi: Pengurangan aliran darah ke otak yang dapat menyebabkan disfungsi serebral.
Faktor Terkait: Cedera fisik (trauma kepala)
Karakteristik Definisi: Penurunan kesadaran, iritabilitas, perubahan pupil, hemiparesis, dan/atau perubahan frekuensi napas.
Luaran Keperawatan SLKI:
1. Integritas Jaringan: Luka (1102)
- Keadaan jaringan tubuh yang menutup dan/atau melapisi organ internal dan eksternal
- Kriteria Hasil: Jaringan tampak tertutup, tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak ada perdarahan, dan nyeri berkurang
2. Status Pernapasan (0415)
- Kemampuan untuk bertukar gas
- Kriteria Hasil: Frekuensi napas dalam rentang normal, irama napas teratur, dan saturasi oksigen dalam rentang normal
3. Kontrol Nyeri (1605)
- Tingkat kenyamanan individu yang dirasakan saat bebas dari nyeri
- Kriteria Hasil: Nyeri berkurang, mampu menggunakan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, dan melaporkan nyeri terkontrol
4. Fungsi Serebral (0902)
- Kemampuan untuk berfungsi secara intelektual dan perilaku
- Kriteria Hasil: Tingkat kesadaran membaik, tidak ada tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial, dan tidak ada tanda-tanda kerusakan neurologis
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Perawatan Luka (6540)
- Mempertahankan integritas kulit dan mencegah komplikasi
- Tindakan: Membersihkan luka, menerapkan balutan, mempertahankan elevasi dan immobilisasi anggota tubuh yang mengalami fraktur, dan memantau tanda-tanda infeksi
2. Manajemen Jalan Napas (3140)
- Mempertahankan jalan napas yang paten dan mendukung pertukaran gas
- Tindakan: Menyediakan oksigen, mengatur ventilasi mekanis, dan memantau status pernapasan
3. Manajemen Nyeri (1400)
- Mengontrol nyeri dan meningkatkan toleransi terhadap nyeri
- Tindakan: Menilai karakteristik dan tingkat nyeri, memberikan analgesik, dan mengajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri
4. Perawatan Cedera Kepala (6680)
- Mencegah komplikasi dan memaksimalkan pemulihan fungsi serebral
- Tindakan: Memantau tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial, mempertahankan perfusi serebral, dan memberikan perawatan suportif
Penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
- Gangguan Integritas Jaringan (00044): Kerusakan pada kulit, membran, dan/atau jaringan tubuh akibat cedera fisik, seperti fraktur dan perdarahan, yang menyebabkan nyeri, bengkak, dan/atau kemerahan.
- Gangguan Pola Napas (00032): Ketidakmampuan untuk bernapas dengan normal akibat cedera fisik, khususnya trauma kepala, yang dapat menyebabkan perubahan frekuensi, kedalaman, dan/atau irama pernapasan, serta hipoksemia.
- Nyeri Akut (00132): Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, seperti fraktur dan perdarahan, yang ditandai dengan ekspresi wajah yang menunjukkan nyeri, perubahan tanda-tanda vital, dan/atau nyeri yang dilaporkan.
- Gangguan Perfusi Jaringan Serebral (00208): Pengurangan aliran darah ke otak akibat cedera fisik, khususnya trauma kepala, yang dapat menyebabkan penurunan kesadaran, iritabilitas, perubahan pupil, hemiparesis, dan/atau perubahan frekuensi napas.
2. Luaran Keperawatan SLKI:
- Integritas Jaringan: Luka (1102): Keadaan jaringan tubuh yang menutup dan/atau melapisi organ internal dan eksternal, dengan kriteria hasil: jaringan tampak tertutup, tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak ada perdarahan, dan nyeri berkurang.
- Status Pernapasan (0415): Kemampuan untuk bertukar gas, dengan kriteria hasil: frekuensi napas dalam rentang normal, irama napas teratur, dan saturasi oksigen dalam rentang normal.
- Kontrol Nyeri (1605): Tingkat kenyamanan individu yang dirasakan saat bebas dari nyeri, dengan kriteria hasil: nyeri berkurang, mampu menggunakan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, dan melaporkan nyeri terkontrol.
- Fungsi Serebral (0902): Kemampuan untuk berfungsi secara intelektual dan perilaku, dengan kriteria hasil: tingkat kesadaran membaik, tidak ada tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial, dan tidak ada tanda-tanda kerusakan neurologis.
3. Intervensi Keperawatan SIKI:
- Perawatan Luka (6540): Mempertahankan integritas kulit dan mencegah komplikasi, dengan tindakan: membersihkan luka, menerapkan balutan, mempertahankan elevasi dan immobilisasi anggota tubuh yang mengalami fraktur, dan memantau tanda-tanda infeksi.