Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 15015 | 07 Apr 2025
Klinis : Demam naik turun 5 hari ini TelaahPasien mengeluhkan demam naik turun selama 5 hari ini, cenderung tinggi di malam hingga pagi hari. Pasien menggigil (+), mual (+), muntah (-), sakit kepala (+), batuk (+) kering, pilek (-), nyeri menelan (+), mencret (-), BAK dbn. Terdapat ruam disertai bintik kemerahan di daerah wajah, leher, dada dan punggung, gatal (-), mncul sudah 3 hari ini. RPT : Tifoid RPO : Paracetamol, ciprofloxacin Riwayat Penyakit Dahulutifoid OGCS : 15 (E4V5M6) TD : 129/80 mmHg HR : 109 x/menit, kuat, teratur RR : 20 x/menit, teratur Temp : 40 C Spo2 : 98 room air VAS : 7 Pemeriksaan Fisik : Kepala: Ruam kemerahan Mata : Pupil Isokor, RC +/+, CA -/-, SI -/- Lidah : Coated Tongue (-), Leher: KGB dbn dan tiroid dbn, TVJ : R-2 cm H2O. Thoraks: Paru-paru: Simetris, Vesikuler +/+, rhonki-/-, wheezing-/- Jantung: S1/S2 regular, murmur (-), gallop (-) Abdomen: Simetris, Soepel, Peristaltik (+), NTE (+),H/L ttb. Nyeri ketok CVA (-/-) Ekstremitas : Akral hangat, kekuatan motorik - /- , oedema pretibial -/- , CRT < 2 detik, sianosis (-). Genital : tdp
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia akut berhubungan dengan proses infeksi tifoid
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Hipertermia akut adalah kenaikan suhu tubuh di atas kisaran normal secara tiba-tiba.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Suhu tubuh dalam kisaran normal
2. Tanda-tanda vital dalam batas normal
3. Tidak ada komplikasi akibat hipertermia
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Monitor suhu tubuh secara berkala
2. Berikan terapi antipiretik sesuai instruksi medis
3. Pertahankan intake cairan yang adekuat
4. Berikan kompres hangat/dingin sesuai kebutuhan
5. Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen hipertermia
Dalam kasus ini, diagnosa keperawatan yang muncul adalah Hipertermia akut berhubungan dengan proses infeksi tifoid. Pasien mengalami demam naik turun selama 5 hari, disertai gejala lain seperti menggigil, sakit kepala, batuk kering, dan ruam kulit. Riwayat penyakit tifoid sebelumnya juga menjadi faktor penyebab. -
Article No. 15016 | 07 Apr 2025
Klinis : Klien mengeluhkan bercak darah kecoklatan keluar dari vagina sejak 2 hari yang lalu, klien merasa khawatir akan kondisi janinnya, ttv dalam batas normal, usia kehamilan 10 Minggu, djj tidak ada, pemeriksaan USG: tampak kantung kehamilan tanpa adanya janin
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu klien mengeluhkan bercak darah kecoklatan keluar dari vagina sejak 2 hari yang lalu, merasa khawatir akan kondisi janinnya, dengan usia kehamilan 10 minggu, tidak terdengar denyut jantung janin, serta pemeriksaan USG yang menunjukkan adanya kantung kehamilan tanpa adanya janin, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Risiko Keguguran (00177)
Definisi: Vulnerabilitas terhadap pengakhiran kehamilan yang tidak diinginkan sebelum janin dapat hidup di luar rahim, yang dapat membahayakan kesehatan.
Luaran/Output yang Diharapkan SLKI:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan klien dapat mencapai luaran sebagai berikut:
1. Stabilitas Emosional Meningkat (1212)
Definisi: Kemampuan individu untuk mengelola respons emosional terhadap situasi atau peristiwa.
2. Pengetahuan tentang Kehamilan Meningkat (1859)
Definisi: Pemahaman individu tentang proses kehamilan.
3. Koping Efektif (1302)
Definisi: Kemampuan untuk mengelola stresor, perubahan, atau tantangan secara tepat.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Dukungan Emosional (5270)
Definisi: Pemberian semangat, empati, dan kepedulian kepada individu.
Aktivitas:
- Mendengarkan secara aktif untuk memahami perasaan klien
- Mengekspresikan empati dan kepedulian terhadap kekhawatiran klien
- Membantu klien mengidentifikasi sumber-sumber dukungan sosial
2. Manajemen Kehamilan (6960)
Definisi: Pemberian asuhan yang bertujuan untuk membantu individu selama kehamilan.
Aktivitas:
- Memberikan informasi tentang tanda-tanda komplikasi kehamilan
- Menjelaskan pentingnya mengikuti pemeriksaan kehamilan secara teratur
- Mengajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan
3. Dukungan Pengambilan Keputusan (5250)
Definisi: Pemberian informasi dan bantuan untuk memfasilitasi pembuatan keputusan.
Aktivitas:
- Membantu klien mengidentifikasi opsi-opsi yang tersedia
- Mendiskusikan konsekuensi dari setiap pilihan
- Mendukung klien dalam membuat keputusan yang terbaik bagi dirinya
Penjelasan yang lebih rinci dapat diberikan jika diperlukan. Silakan tanyakan jika ada hal-hal yang kurang jelas. -
Article No. 15017 | 07 Apr 2025
Klinis : Frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit, turgor kulit menurun, membran mukosa kering, volume urin menurun, hematokrit meningkat
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan gejala yang Anda deskripsikan, yaitu frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit, turgor kulit menurun, membran mukosa kering, volume urin menurun, dan hematokrit meningkat, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Hipovolemia
Hipovolemia adalah kondisi kekurangan volume cairan di dalam tubuh, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti perdarahan, dehidrasi, atau gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
Luaran/Output yang Diharapkan SLKI:
1. Stabilitas Hemodinamik: Pasien akan menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, termasuk frekuensi nadi, tekanan darah, dan volume urin yang membaik.
2. Keseimbangan Cairan: Pasien akan menunjukkan peningkatan turgor kulit, membran mukosa yang lembab, dan hematokrit yang menurun, menandakan perbaikan status cairan.
3. Perfusi Jaringan: Pasien akan menunjukkan peningkatan perfusi jaringan yang ditandai dengan nadi perifer yang kuat dan hangat.
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital: Lakukan pemantauan tanda-tanda vital secara berkala, termasuk frekuensi nadi, tekanan darah, dan volume urin, untuk mengevaluasi status hemodinamik pasien.
2. Manajemen Cairan: Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan pasien untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit. Pantau intake dan output cairan secara ketat.
3. Pengkajian Perfusi Jaringan: Lakukan pengkajian perfusi jaringan, termasuk pemeriksaan nadi perifer, suhu ekstremitas, dan warna kulit, untuk menilai perbaikan perfusi.
4. Edukasi Pasien dan Keluarga: Edukasikan pasien dan keluarga tentang pentingnya menjaga hidrasi, mengenali tanda-tanda dehidrasi, dan pentingnya mematuhi regimen pengobatan.
5. Kolaborasi dengan Tim Kesehatan: Berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya, seperti dokter dan ahli gizi, untuk menentukan rencana perawatan yang komprehensif.
Penjelasan Rinci:
Diagnosa keperawatan "Hipovolemia" dipilih karena gejala-gejala yang Anda deskripsikan, seperti frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, turgor kulit menurun, membran mukosa kering, dan volume urin menurun, menunjukkan adanya kekurangan volume cairan di dalam tubuh.
Luaran/Output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan mencakup stabilitas hemodinamik, keseimbangan cairan, dan perbaikan perfusi jaringan. Hal ini bertujuan untuk mengatasi kondisi hipovolemia dan memastikan pasien mencapai kondisi yang optimal.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, manajemen cairan, pengkajian perfusi jaringan, edukasi pasien dan keluarga, serta kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya. Tujuan dari intervensi ini adalah untuk memperbaiki status cairan, mempertahankan stabilitas hemodinamik, dan meningkatkan perfusi jaringan pada pasien.
Jadi, dalam kondisi yang Anda deskripsikan, pendekatan keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal bagi pasien. -
Article No. 15018 | 07 Apr 2025
Klinis : Faktor risiko pada penyakit aneurisma, gangguan gastrointestinal (misalnya ulkus lambung, polip, varises), gangguan fungsi hati (misalnya sirosis hepatis), komplikasi kehamilan (misalnya ketuban pecah sebelum waktunya), komplikasi pasca partum (misalnya atoni uterus, retensi plasenta), gangguan koagulasi (misalnya trombositopenia), efek agen farmakologis, tindakan pembedahan, trauma, kurang terpapar informasi tentang pencegahan perdarahan, proses keganasan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut:
1. Risiko Perdarahan
- Definisi: Situasi di mana individu berisiko mengalami hilangnya darah dalam jumlah berlebihan dari sistem vaskuler.
- Faktor Risiko: Penyakit aneurisma, gangguan gastrointestinal (misalnya ulkus lambung, polip, varises), gangguan fungsi hati (misalnya sirosis hepatis), komplikasi kehamilan (misalnya ketuban pecah sebelum waktunya), komplikasi pasca partum (misalnya atoni uterus, retensi plasenta), gangguan koagulasi (misalnya trombositopenia), efek agen farmakologis, tindakan pembedahan, trauma, kurang terpapar informasi tentang pencegahan perdarahan, proses keganasan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Perdarahan
- Definisi: Kemampuan individu untuk mencegah, menghentikan, atau mengendalikan hilangnya darah dari sistem vaskuler.
- Indikator:
- Identifikasi sumber perdarahan
- Penerapan tindakan untuk menghentikan perdarahan
- Pemantauan tanda-tanda vital terkait perdarahan
- Pemeliharaan akses vaskular yang adekuat
- Penerimaan/kepatuhan terhadap intervensi untuk mengendalikan perdarahan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Perdarahan
- Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mencegah, menghentikan, atau mengendalikan hilangnya darah dari sistem vaskuler.
- Aktivitas Keperawatan:
- Identifikasi sumber dan penyebab perdarahan
- Kaji tanda-tanda vital dan cairan tubuh
- Berikan cairan intravena sesuai indikasi
- Lakukan tindakan hemostatik (misalnya penekanan, kompresi, penjahitan)
- Pantau efektivitas intervensi untuk menghentikan perdarahan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan lebih lanjut
- Berikan edukasi tentang pencegahan perdarahan dan pengendalian faktor risiko
Penjelasan rinci dan terperinci:
Diagnosa keperawatan "Risiko Perdarahan" merupakan diagnosa yang sesuai untuk kondisi yang dipaparkan, di mana individu berisiko mengalami hilangnya darah dalam jumlah berlebihan dari sistem vaskuler. Faktor-faktor risiko yang disebutkan, seperti penyakit aneurisma, gangguan gastrointestinal, gangguan fungsi hati, komplikasi kehamilan dan pascapersalinan, gangguan koagulasi, efek agen farmakologis, tindakan pembedahan, trauma, kurang terpapar informasi, dan proses keganasan, dapat meningkatkan risiko perdarahan pada individu.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan adalah "Kontrol Perdarahan", yang mencakup kemampuan individu untuk mencegah, menghentikan, atau mengendalikan hilangnya darah dari sistem vaskuler. Indikator-indikator yang perlu dicapai meliputi identifikasi sumber perdarahan, penerapan tindakan untuk menghentikan perdarahan, pemantauan tanda-tanda vital terkait perdarahan, pemeliharaan akses vaskular yang adekuat, serta penerimaan dan kepatuhan terhadap intervensi untuk mengendalikan perdarahan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran adalah "Manajemen Perdarahan", yang merupakan serangkaian tindakan untuk mencegah, menghentikan, atau mengendalikan hilangnya darah dari sistem vaskuler. Aktivitas keperawatan yang dapat dilakukan mencakup identifikasi sumber dan penyebab perdarahan, penilaian tanda-tanda vital dan cairan tubuh, pemberian cairan intravena sesuai indikasi, pelaksanaan tindakan hemostatik, pemantauan efektivitas intervensi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, serta pemberian edukasi tentang pencegahan perdarahan dan pengendalian faktor risiko.
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai, diharapkan dapat membantu mencegah, mengendalikan, dan mengatasi risiko perdarahan pada individu yang mengalami kondisi-kondisi yang disebutkan. -
Article No. 15019 | 07 Apr 2025
Klinis : Faktor risiko pada penyakit kronis, efek prosedur invasif, malnutrisi, peningkatan paparan organisme patogen lingkungan, ketidak adekuatan pertahanan tubuh primer (gangguan peristaltik, kerusakan integritas kulit, perubahan sekresi PH, penurunan kerja siliaris, ketuban pecah lama, ketuban pecah sebelum waktunya, merokok, status cairan tubuh), ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder (penurunan hemoglobin, imunosupresi, leukopenia, supresi respon inflamasi, vaksinasi tidak adekuat)
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Risiko Infeksi
- Definisi: Berada dalam risiko tinggi untuk terinfeksi oleh patogen.
- Faktor Risiko: Faktor risiko pada penyakit kronis, efek prosedur invasif, malnutrisi, peningkatan paparan organisme patogen lingkungan, ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer (gangguan peristaltik, kerusakan integritas kulit, perubahan sekresi pH, penurunan kerja siliaris, ketuban pecah lama, ketuban pecah sebelum waktunya, merokok, status cairan tubuh), ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder (penurunan hemoglobin, imunosupresi, leukopenia, supresi respon inflamasi, vaksinasi tidak adekuat).
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Infeksi
- Definisi: Kemampuan untuk mencegah atau meminimalkan perkembangan dan penyebaran infeksi.
- Kriteria Hasil:
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
- Tidak ada peningkatan tanda-tanda infeksi
- Tidak ada peningkatan peradangan
- Tidak ada peningkatan suhu tubuh
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Infeksi
- Definisi: Melakukan intervensi untuk mencegah atau meminimalkan perkembangan dan penyebaran infeksi.
- Aktivitas Keperawatan:
- Lakukan perawatan kulit dan mukosa yang sesuai
- Pertahankan nutrisi yang adekuat
- Berikan terapi antibiotik sesuai resep
- Pantau tanda-tanda infeksi
- Lakukan teknik aseptik saat perawatan
- Edukasikan kepada pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Risiko Infeksi" dipilih karena pasien memiliki banyak faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi, seperti penyakit kronis, prosedur invasif, malnutrisi, paparan organisme patogen, dan penurunan pertahanan tubuh primer dan sekunder. Luaran yang diharapkan adalah "Kontrol Infeksi" yang mencakup kemampuan mencegah atau meminimalkan perkembangan dan penyebaran infeksi. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah "Manajemen Infeksi" yang mencakup perawatan kulit dan mukosa, menjaga nutrisi yang adekuat, pemberian antibiotik, pemantauan tanda-tanda infeksi, teknik aseptik, dan edukasi pada pasien dan keluarga. -
Article No. 15020 | 07 Apr 2025
Klinis : PUSING BERPUTAR DAN MUAL MUNTAH
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pusing berputar dan mual muntah, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan ini mengacu pada SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), yang merupakan kumpulan standar diagnosis keperawatan yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif adalah kondisi di mana individu tidak dapat membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Dalam kasus pusing berputar dan mual muntah, gejala ini dapat menyebabkan individu mengalami kesulitan dalam bernafas, karena adanya gangguan bersihan jalan napas yang tidak efektif. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perubahan neurologis, mekanisme refleks yang terganggu, atau akumulasi sekresi di saluran pernapasan.
Standar Luaran Keperawatan (SLKI) yang terkait dengan diagnosa ini adalah Bersihan Jalan Napas, di mana perawat harus memastikan bahwa pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bersih, serta dapat mengeluarkan sekresi dengan efektif.
Selanjutnya, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang sesuai dengan diagnosa ini adalah Manajemen Jalan Napas, di mana perawat harus melakukan intervensi untuk memfasilitasi pembersihan jalan napas, seperti memberikan oksigen, melakukan suction, atau mengajarkan teknik batuk efektif.
Dengan pemahaman yang komprehensif mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang tepat dan berkualitas untuk mengatasi masalah bersihan jalan napas tidak efektif pada pasien dengan pusing berputar dan mual muntah. -
Article No. 15021 | 07 Apr 2025
Klinis : PUSING BERPUTAR DAN MUAL MUNTAH
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Selamat siang. Perkenalkan, saya adalah seorang perawat profesional yang akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi "PUSING BERPUTAR DAN MUAL MUNTAH".
Diagnosa Keperawatan (SDKI):
1. Vertigo (00077)
Definisi: Persepsi palsu mengenai gerakan rotasi atau perputaran pada diri sendiri atau lingkungan sekitar.
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Tubuh (0006)
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan posisi dan gerakan tubuh.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Vertigo (I15030)
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mengatasi vertigo, termasuk memposisikan pasien, memberikan obat, dan memantau tanda-tanda vital.
Penjelasan Singkat:
Pusing berputar (vertigo) dan mual muntah merupakan gejala yang sering terkait dengan gangguan sistem vestibular atau keseimbangan tubuh. Diagnosa keperawatan "Vertigo" menggambarkan persepsi palsu mengenai gerakan rotasi atau perputaran pada diri sendiri atau lingkungan sekitar. Luaran keperawatan yang diharapkan adalah "Keseimbangan Tubuh", yaitu kemampuan pasien untuk mempertahankan posisi dan gerakan tubuh. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah "Manajemen Vertigo", yaitu serangkaian tindakan untuk mengatasi vertigo, seperti memposisikan pasien, memberikan obat, dan memantau tanda-tanda vital.
Dalam praktik keperawatan, perawat akan melakukan pengkajian komprehensif, menetapkan diagnosa keperawatan, merencanakan intervensi yang sesuai, melaksanakan tindakan keperawatan, dan mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang diberikan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk membantu pasien mencapai kemandirian dan kesejahteraan yang optimal.
Semoga penjelasan ini dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai diagnosa keperawatan dan standar praktik keperawatan yang berlaku di Indonesia. Jika ada pertanyaan lain, silakan sampaikan. -
Article No. 15022 | 07 Apr 2025
Klinis : SESAK, BATUK, DEMAM, PILEK
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi sesak, batuk, demam, dan pilek dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
Pola napas tidak efektif adalah kondisi di mana individu mengalami ketidakmampuan untuk bernapas dengan irama dan kedalaman yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Bersihan jalan napas tidak efektif adalah kondisi di mana individu mengalami ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan.
3. Hipertermia
Hipertermia adalah kondisi di mana individu mengalami peningkatan suhu tubuh di atas batas normal.
4. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Ketidakefektifan bersihan jalan napas adalah kondisi di mana individu mengalami ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar diagnosis keperawatan yang digunakan untuk mengidentifikasi dan menentukan masalah kesehatan yang dialami oleh pasien.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar luaran keperawatan yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang diberikan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar intervensi keperawatan yang digunakan untuk menetapkan tindakan keperawatan yang diperlukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Penggunaan standar SDKI, SLKI, dan SIKI membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar, terukur, dan berkualitas tinggi untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. -
Article No. 15023 | 07 Apr 2025
Klinis : SESAK, BATUK, DEMAM, PILEK
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi sesak, batuk, demam, dan pilek dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan kebersihan jalan napas.
- Penyebab: Peningkatan produksi sekret, kelemahan otot pernapasan, obstruksi jalan napas.
- Gejala: Sesak napas, batuk produktif, pernapasan dangkal, suara napas tambahan.
2. Hipertermia
- Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas batas normal.
- Penyebab: Peningkatan produksi panas, penurunan hilangnya panas.
- Gejala: Demam, kulit kemerahan, menggigil.
3. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan kebersihan jalan napas.
- Penyebab: Peningkatan produksi sekret, kelemahan otot pernapasan, obstruksi jalan napas.
- Gejala: Sesak napas, batuk, pernapasan dangkal, suara napas tambahan.
4. Perubahan Pola Napas
- Definisi: Perubahan dalam frekuensi, kedalaman, atau irama pernapasan yang berbeda dari pola normal.
- Penyebab: Peningkatan kerja pernapasan, kelelahan otot pernapasan, obstruksi jalan napas.
- Gejala: Sesak napas, pernapasan dangkal, pernapasan cepat.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan dalam menentukan diagnosis keperawatan berdasarkan penelitian dan bukti ilmiah.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan kriteria hasil yang ingin dicapai dalam asuhan keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI dalam kasus ini membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, terstandar, dan berpusat pada pasien. -
Article No. 15024 | 07 Apr 2025
Klinis : SESAK, BATUK, DEMAM, PILEK
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, yaitu SESAK, BATUK, DEMAM, dan PILEK, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis (jika ada):
1. Kode ICD-10:
- Kode: J06.9
- Deskripsi: Infeksi saluran pernapasan atas, tidak spesifik
- Kode: J20.9
- Deskripsi: Bronkitis akut, tidak spesifik
- Kode: R50.9
- Deskripsi: Demam, tidak spesifik
- Kode: J30.9
- Deskripsi: Rhinitis alergi, tidak spesifik
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 96.04
- Deskripsi: Pemberian oksigen
- Kode: 94.12
- Deskripsi: Pemberian obat-obatan secara nebulisasi
Penjelasan:
1. Kode ICD-10:
- J06.9 (Infeksi saluran pernapasan atas, tidak spesifik): Kode ini mencakup kondisi sesak napas dan batuk yang mungkin disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan atas.
- J20.9 (Bronkitis akut, tidak spesifik): Kode ini dapat digunakan untuk kondisi batuk yang disebabkan oleh bronkitis akut.
- R50.9 (Demam, tidak spesifik): Kode ini digunakan untuk kondisi demam yang tidak memiliki penyebab yang jelas.
- J30.9 (Rhinitis alergi, tidak spesifik): Kode ini dapat digunakan untuk kondisi pilek yang disebabkan oleh rhinitis alergi.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- 96.04 (Pemberian oksigen): Kode ini dapat digunakan untuk tindakan pemberian oksigen bagi pasien dengan kondisi sesak napas.
- 94.12 (Pemberian obat-obatan secara nebulisasi): Kode ini dapat digunakan untuk tindakan pemberian obat-obatan melalui alat nebulisasi, yang dapat membantu dalam penanganan kondisi batuk dan sesak napas.
Perlu diperhatikan bahwa kode-kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang diberikan merupakan kemungkinan kode yang sesuai dengan kondisi yang Anda paparkan. Namun, penentuan kode yang tepat harus dilakukan oleh tenaga medis yang berwenang setelah melakukan pemeriksaan dan evaluasi lengkap pada pasien.