Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 15091 | 08 Apr 2025
Klinis : Seorang laki-laki berusia 22 tahun dirawat di ruang bedah dengan post operasi apendiktomi hari ke-2. Pasien mengeluh nyeri pada luka bekas operasi, skala nyeri 6, wajah menyeringai, pasien susah tidur dan mengeluhkan mual serta nafsu makan berkurang.TD 130/80 mmHg, frekuensi nadi 100 x/menit, frekuensi nafas 24 x/menit, suhu 37,50C, tampak lemah dan gelisah. Apakah masalah keperawatan pada kasus tersebut? Question 29 Answer a. nyeri akut b. risiko infeksi c. defisit nutrisi d. intoleransi aktivitas e. gangguan pola tidur
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, masalah keperawatan yang teridentifikasi adalah:
1. Nyeri akut
- Diagnosa Keperawatan SDKI: Nyeri Akut
- Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
- Pasien melaporkan nyeri berkurang
- Pasien tampak nyaman
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Kaji karakteristik nyeri (lokasi, kualitas, durasi, frekuensi, faktor pemicu)
- Berikan manajemen nyeri yang komprehensif (farmakologi dan non-farmakologi)
- Pantau tanda-tanda vital
- Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan nyeri yang lebih efektif
2. Risiko Infeksi
- Diagnosa Keperawatan SDKI: Risiko Infeksi
- Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
- Tidak terjadi tanda-tanda infeksi pada luka operasi
- Pasien memahami dan melakukan perawatan luka dengan benar
- Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Kaji tanda-tanda infeksi pada luka operasi
- Lakukan perawatan luka secara aseptik
- Edukasi pasien dan keluarga tentang perawatan luka
- Kolaborasi dengan tim medis untuk mencegah dan mendeteksi infeksi sedini mungkin
3. Defisit Nutrisi
- Diagnosa Keperawatan SDKI: Defisit Nutrisi
- Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
- Pasien mencapai berat badan ideal
- Pasien melaporkan peningkatan nafsu makan
- Tidak terjadi tanda-tanda malnutrisi
- Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Kaji status nutrisi pasien (asupan makanan, berat badan, laboratorium)
- Berikan dukungan nutrisi yang adekuat (oral, enteral, atau parenteral)
- Edukasi pasien dan keluarga tentang kebutuhan nutrisi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan asupan nutrisi yang tepat
4. Gangguan Pola Tidur
- Diagnosa Keperawatan SDKI: Gangguan Pola Tidur
- Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
- Pasien melaporkan pola tidur yang membaik
- Pasien terlihat lebih segar dan istirahat
- Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Kaji pola tidur pasien dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
- Berikan lingkungan yang kondusif untuk tidur (nyaman, tenang, dan aman)
- Berikan intervensi non-farmakologis untuk memfasilitasi tidur (relaksasi, musik, dll.)
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian obat tidur jika diperlukan
Secara keseluruhan, asuhan keperawatan yang komprehensif diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah yang teridentifikasi, sehingga pasien dapat mencapai kondisi yang optimal dan pemulihan yang cepat setelah prosedur operasi apendiktomi. -
Article No. 15092 | 08 Apr 2025
Klinis : hiperkolesterolemia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosia Keperawatan untuk Hiperkolesterolemia:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Intake Lebih dari Kebutuhan
- Definisi: Asupan nutrisi yang melebihi kebutuhan metabolik tubuh, yang dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol dalam darah.
- Tanda dan Gejala: Peningkatan kadar kolesterol total, LDL, dan trigliserida dalam darah.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien dan menentukan intervensi keperawatan yang tepat.
- Diagnosis Keperawatan "Ketidakseimbangan Nutrisi: Intake Lebih dari Kebutuhan" tercantum dalam SDKI.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk mengevaluasi hasil intervensi keperawatan yang dilakukan.
- Luaran keperawatan yang terkait dengan diagnosis "Ketidakseimbangan Nutrisi: Intake Lebih dari Kebutuhan" antara lain penurunan kadar kolesterol total, LDL, dan trigliserida.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan pasien.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi "Ketidakseimbangan Nutrisi: Intake Lebih dari Kebutuhan" antara lain edukasi diet rendah kolesterol, pemantauan asupan nutrisi, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) adalah organisasi profesi yang mengembangkan dan menerapkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI di Indonesia. -
Article No. 15093 | 08 Apr 2025
Klinis : Ca cervix + anemia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Ca cervix + anemia.
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan energi akibat anemia pada pasien dengan Ca cervix.
Penjelasan:
- Intoleransi Aktivitas: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan karena adanya keterbatasan fisik atau psikologis.
- Penyebab: Penurunan energi akibat anemia pada pasien dengan Ca cervix.
2. Defisit Volume Cairan berhubungan dengan kehilangan cairan akibat perdarahan pada pasien dengan Ca cervix.
Penjelasan:
- Defisit Volume Cairan: Kekurangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
- Penyebab: Kehilangan cairan akibat perdarahan pada pasien dengan Ca cervix.
3. Nyeri Akut berhubungan dengan proses penyakit Ca cervix.
Penjelasan:
- Nyeri Akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Penyebab: Proses penyakit Ca cervix.
Standar Diagnosa Keperawatan SDKI, SLKI, dan SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Memberikan definisi, penyebab, karakteristik, dan faktor yang berhubungan dengan diagnosa keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Memberikan target atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Memberikan panduan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Persona: Pakar, Nurse -
Article No. 15094 | 08 Apr 2025
Klinis : Ny. FD, 34 tahun. Tekanan darah: 120/80 mmHg, Nadi: 102 x /menit. RR: 17 x /menit. Saat ini pasien mengeluh: nyeri perut, pusing saat berdiri, lesu, tidak nafsu makan, menstruasi tidak teratur. Pasien didiagnosis dokter menderita Addison. Pasien mengatakan nyeri perut yang paling mengganggu aktifitas, dirasakan sejak 4 bulan yang lalu, skala 6 dengan rentang (1-10). Masalah keperawatan utama pada kasus tersebut nyeri kronis. Intervensi keperawatan yang dapat dibuat adalah? Question 75 Answer a. manajemen nutrisi b. manajemen nyeri c. terapi menelan d. manajemen diare e. manajemen cairan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, diagnosa keperawatan yang sesuai menurut SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah:
1. Nyeri Kronis
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang sedang atau yang pernah terjadi, dengan onset mendadak atau lambat dan intensitas ringan hingga berat yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas rutin sehari-hari akibat ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Kronis:
- Pasien mampu mengontrol nyeri
- Pasien melaporkan penurunan intensitas nyeri
- Pasien mampu menggunakan teknik manajemen nyeri
2. Intoleransi Aktivitas:
- Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan
- Pasien mampu mempertahankan energi yang adekuat
- Pasien mampu beradaptasi terhadap pembatasan aktivitas
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Kronis:
a. Manajemen Nyeri
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Berikan analgesik sesuai indikasi
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis (misalnya relaksasi, kompres hangat/dingin)
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk manajemen nyeri yang efektif
b. Edukasi Manajemen Nyeri
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang penyebab, faktor pemicu, dan penanganan nyeri
- Motivasi pasien untuk berpartisipasi aktif dalam mengelola nyerinya
2. Intoleransi Aktivitas:
a. Manajemen Energi
- Kaji tingkat aktivitas dan toleransi pasien
- Rencanakan aktivitas sesuai kemampuan pasien
- Ajarkan teknik konservasi energi
- Monitor tanda-tanda vital sebelum dan setelah aktivitas
b. Manajemen Fatigue
- Identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan kelelahan
- Ajarkan teknik manajemen kelelahan (misalnya istirahat yang cukup, pengaturan jadwal aktivitas)
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk intervensi yang tepat
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mengontrol nyeri kronis, meningkatkan toleransi aktivitas, dan mencapai kualitas hidup yang optimal. -
Article No. 15095 | 08 Apr 2025
Klinis : Ny. YM, 44 tahun. Tekanan darah: 120/80 mmHg, Nadi: 98 x /menit. RR: 18 x /menit. Pasien mengeluh: buang air besar 5 kali sehari. Feses lembek dan cair. Bising usus hiperaktif. Kram abdomen. Pusing saat berdiri, lesu, tidak nafsu makan. Pasien didiagnosis dokter menderita Addison. Masalah keperawatan utama sesuai kasus tersebut adalah? Question 76 Answer a. nyeri kronis b. Ketidakstabilan kadar glukosa darah c. obesitas d. risiko aspirasi e. diare
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, masalah keperawatan utama yang sesuai dengan kondisi Ny. YM adalah:
Diagnosa Keperawatan SDKI: Diare
Diare adalah pengeluaran feses yang tidak normal dan cair dalam jumlah yang lebih banyak dari biasanya (3 kali atau lebih dalam sehari).
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan: Tujuannya adalah untuk mempertahankan keseimbangan cairan yang adekuat.
2. Toleransi Terhadap Aktivitas: Tujuannya adalah untuk memulihkan tingkat toleransi aktivitas yang optimal.
3. Kontrol Gejala: Tujuannya adalah untuk mengendalikan gejala diare dan komplikasi yang mungkin timbul.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Cairan
- Pantau intake dan output cairan
- Berikan cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian cairan intravena jika perlu
2. Manajemen Aktivitas
- Anjurkan istirahat yang cukup
- Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sesuai toleransi
- Ajarkan teknik-teknik konservasi energi
3. Manajemen Gejala
- Pantau tanda-tanda vital dan gejala diare
- Anjurkan diet rendah serat dan mudah dicerna
- Berikan obat antidiare sesuai resep dokter
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang perawatan diare
Penjelasan rinci:
Diare merupakan masalah keperawatan utama yang sesuai dengan kasus Ny. YM yang mengeluhkan buang air besar 5 kali sehari dengan feses lembek dan cair. Hal ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, serta penurunan toleransi aktivitas. Oleh karena itu, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah manajemen cairan, aktivitas, dan gejala untuk memulihkan kondisi pasien secara optimal. -
Article No. 15096 | 08 Apr 2025
Klinis : Ny. F, 44 tahun. Tekanan darah: 120/80 mmHg, Nadi: 98 x /menit. RR: 18 x /menit. Nilai gula darah puasa 50 mg/dL (rentang normal 60 - 100mg/DL). Pasien mengeluh: nyeri perut skala 3 rentang (1-10) sejak 2 bulan yang lalu, pusing saat berdiri, lesu, tidak nafsu makan. Pasien didiagnosis dokter menderita Addison. Masalah keperawatan utama sesuai kasus tersebut adalah?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, mari kita bahas satu per satu:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan kondisi Ny. F, 44 tahun yang didiagnosis menderita Addison, diagnosa keperawatan yang paling sesuai adalah:
a. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
- Ditandai dengan gejala penurunan berat badan, tidak nafsu makan, dan kadar gula darah puasa rendah (50 mg/dL).
- Addison's disease dapat menyebabkan gangguan pada sistem endokrin, sehingga berdampak pada metabolisme dan keseimbangan nutrisi.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Status Nutrisi Membaik
- Indikator: Berat badan stabil, nafsu makan meningkat, kadar gula darah normal (60-100 mg/dL).
b. Manajemen Energi Efektif
- Indikator: Tidak mengalami kelelahan/lesu, mampu melakukan aktivitas sehari-hari.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Manajemen Nutrisi
- Tindakan: Evaluasi status nutrisi, Monitor asupan nutrisi dan cairan, Atur jadwal makan sesuai kebutuhan.
- Tujuan: Memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan pasien.
b. Manajemen Energi
- Tindakan: Identifikasi tingkat energi pasien, Atur aktivitas sesuai kemampuan, Anjurkan istirahat yang cukup.
- Tujuan: Meningkatkan dan mempertahankan energi pasien.
c. Edukasi Kesehatan
- Tindakan: Jelaskan tanda-tanda hipoglikemia, Ajarkan manajemen stres, Jelaskan pentingnya kepatuhan pengobatan.
- Tujuan: Meningkatkan pemahaman pasien dan kemampuan perawatan diri.
Penjelasan rinci:
Pada kasus Ny. F yang didiagnosis menderita Addison's disease, masalah keperawatan utama adalah Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh. Hal ini ditandai dengan gejala penurunan berat badan, tidak nafsu makan, dan kadar gula darah puasa rendah. Addison's disease dapat menyebabkan gangguan pada sistem endokrin, sehingga berdampak pada metabolisme dan keseimbangan nutrisi.
Luaran yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah Status Nutrisi Membaik, dengan indikator berat badan stabil, nafsu makan meningkat, dan kadar gula darah normal; serta Manajemen Energi Efektif, dengan indikator pasien tidak mengalami kelelahan/lesu dan mampu melakukan aktivitas sehari-hari.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran adalah Manajemen Nutrisi (evaluasi status nutrisi, monitor asupan nutrisi dan cairan, atur jadwal makan), Manajemen Energi (identifikasi tingkat energi, atur aktivitas, anjurkan istirahat), dan Edukasi Kesehatan (jelaskan tanda-tanda hipoglikemia, ajarkan manajemen stres, jelaskan pentingnya kepatuhan pengobatan). Tujuan dari intervensi ini adalah untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan, meningkatkan dan mempertahankan energi, serta meningkatkan pemahaman pasien dan kemampuan perawatan diri. -
Article No. 15097 | 08 Apr 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan nada akademis dan persona seorang pakar perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
2. Intoleransi Aktivitas
3. Kekurangan Volume Cairan
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
SDKI: Ketidakmampuan untuk memelihara pembersihan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan fungsi paru yang optimal.
SLKI: Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk membantu pasien mempertahankan kebersihan jalan napas.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain terapi inhalasi, suction, dan pemberian bronkodilator.
2. Intoleransi Aktivitas
SDKI: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
SLKI: Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk membantu pasien meningkatkan toleransi terhadap aktivitas.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pengaturan aktivitas, latihan fisik, dan manajemen energi.
3. Kekurangan Volume Cairan
SDKI: Kehilangan cairan yang melebihi asupan sehingga menyebabkan defikasi volume cairan.
SLKI: Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk membantu pasien mempertahankan keseimbangan cairan.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemantauan intake dan output cairan, pemberian cairan intravena, dan manajemen dehidrasi.
Dengan diagnosis tuberkulosis paru, intervensi keperawatan yang sesuai akan difokuskan pada penanganan gejala dan komplikasi yang timbul, serta membantu pasien beradaptasi dengan kondisi penyakitnya. -
Article No. 15098 | 08 Apr 2025
Klinis : kir dokter
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi "kir dokter".
Diagnosa Keperawatan:
Kelelahan (Fatigue)
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
Kelelahan (Fatigue) adalah sensasi subjektif individu yang tidak menyenangkan berupa perasaan lemah, letih, atau kurangnya energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa keperawatan Kelelahan (Fatigue) adalah:
a. Pasien melaporkan peningkatan energi dan pengurangan rasa lelah.
b. Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik.
c. Pasien mempertahankan pola istirahat yang adekuat.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat diberikan untuk mengatasi Kelelahan (Fatigue) meliputi:
a. Manajemen energi: membantu pasien mengidentifikasi dan mengatur penggunaan energi secara efektif.
b. Manajemen aktivitas: membantu pasien merencanakan dan melakukan aktivitas sesuai dengan kapasitas energi.
c. Edukasi manajemen istirahat: memberikan edukasi tentang pentingnya istirahat yang adekuat untuk memulihkan energi.
Secara akademis, sebagai seorang pakar perawat, saya memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi "kir dokter" yang berkaitan dengan Kelelahan (Fatigue). Diagnosa dan intervensi ini didasarkan pada standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 15099 | 08 Apr 2025
Klinis : Seorang laki-laki, usia 57 tahun, dirawat di ruang GICU, Hasil pengkajian: luka bakar pada dada, perut, ke dua tangan, dan ke dua kaki, penurunan kesadaran, tampak kebingungan, gelisah, akral dingin, TD 90/60 mmHg, frekuensi nadi 104 x/menit, napas cepat, frekuensi napas 28 x/menit, suhu 39oC, SaO2 90%, AGD : pH : 7.31, pCO2: 35 mmHg, pO2: 75 mmHg.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik akibat luka bakar.
2. Penurunan Perfusi Jaringan berhubungan dengan syok hipovolemik akibat luka bakar.
3. Gangguan Termoregulasi berhubungan dengan luka bakar.
4. Gangguan Komunikasi berhubungan dengan penurunan kesadaran.
5. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien dan merumuskan diagnosa keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menetapkan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Dalam kasus ini, SDKI yang digunakan adalah:
1. Intoleransi Aktivitas: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan atau dibutuhkan karena keterbatasan fisik.
2. Penurunan Perfusi Jaringan: Pengurangan aliran darah ke jaringan yang dapat mengakibatkan kekurangan oksigen dan nutrisi di tingkat seluler.
3. Gangguan Termoregulasi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
4. Gangguan Komunikasi: Keterbatasan dalam mengirim atau menerima pesan verbal, nonverbal, atau tertulis.
5. Ansietas: Respon emosional dan psikologis terhadap ancaman yang dirasakan tidak jelas dan tidak spesifik.
SLKI dan SIKI yang sesuai akan dirumuskan oleh perawat berdasarkan diagnosa keperawatan dan kondisi pasien yang spesifik. -
Article No. 15100 | 08 Apr 2025
Klinis : Seorang laki-laki, usia 57 tahun, dirawat di ruang GICU, Hasil pengkajian: luka bakar pada dada, perut, ke dua tangan, dan ke dua kaki, penurunan kesadaran, tampak kebingungan, gelisah, akral dingin, TD 90/60 mmHg, frekuensi nadi 104 x/menit, napas cepat, frekuensi napas 28 x/menit, suhu 39oC, SaO2 90%, AGD : pH : 7.31, pCO2: 35 mmHg, pO2: 75 mmHg.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang mungkin sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: T30.3
- Deskripsi: Luka bakar tidak ditentukan derajatnya, melibatkan 30% atau lebih permukaan tubuh
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.75
- Deskripsi: Terapi oksigen
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 T30.3 menggambarkan luka bakar tidak ditentukan derajatnya yang melibatkan 30% atau lebih permukaan tubuh. Pasien mengalami luka bakar pada dada, perut, kedua tangan, dan kedua kaki, yang memenuhi kriteria ini.
2. Kode ICD-9-CM 99.75 untuk terapi oksigen dapat diterapkan, mengingat pasien mengalami penurunan saturasi oksigen (SaO2 90%) yang memerlukan pemberian oksigen.
Selain itu, berdasarkan hasil pemeriksaan, pasien juga menunjukkan tanda-tanda syok hipovolemik, seperti tekanan darah rendah (90/60 mmHg), frekuensi nadi cepat (104 x/menit), napas cepat (28 x/menit), dan suhu tinggi (39°C). Hal ini dapat mengindikasikan adanya hipovolemia akibat luka bakar yang luas. Oleh karena itu, tindakan resusitasi cairan mungkin perlu dilakukan.
Secara keseluruhan, kasus ini menggambarkan kondisi pasien dengan luka bakar yang luas, disertai tanda-tanda syok hipovolemik, yang memerlukan perawatan intensif di ruang GICU (Gawat Intensif Care Unit) dan pemberian terapi oksigen.