Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 15081 | 08 Apr 2025
Klinis : Tn. XJ, 43 tahun, Tekanan darah: 120/80 mmHg, Nadi:97 x /menit. RR: 18 x /menit. Pasien didiagnosis menderita Diabetes Mellitus. Tinggi badan: 170 cm, Berat badan: 105 Kg. BMI= 36,3. Pasien mengatakan ada jerawat di muka, lemas, dan mudah marah ke istri. Masalah keperawatan utama sesuai kasus tersebut adalah?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin sesuai dengan kasus Tn. XJ.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan kasus yang dipaparkan, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
Alasan: Pasien didiagnosis menderita Diabetes Mellitus, yang berisiko menyebabkan ketidakstabilan kadar glukosa darah.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Kadar Glukosa Darah
Kriteria hasil:
- Kadar glukosa darah puasa dalam rentang normal (70-99 mg/dL)
- Kadar glukosa darah 2 jam setelah makan dalam rentang normal (< 140 mg/dL)
- Pasien mampu memonitor kadar glukosa darah secara mandiri
- Pasien menunjukkan perilaku yang mendukung kontrol kadar glukosa darah yang optimal
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Diabetes
Aktivitas:
- Kaji faktor-faktor yang dapat memengaruhi kadar glukosa darah (misalnya: diet, aktivitas, stres, obat-obatan)
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, ahli gizi, dll) untuk menyusun rencana pengelolaan diabetes yang komprehensif
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang diet diabetes, aktivitas fisik, pemantauan kadar glukosa darah, dan penatalaksanaan komplikasi
- Pantau kadar glukosa darah sesuai jadwal
- Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan modifikasi jika diperlukan
2. Manajemen Berat Badan
Aktivitas:
- Kaji berat badan, tinggi badan, dan indeks massa tubuh (IMT) pasien
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun program penurunan berat badan yang aman dan sesuai dengan kondisi pasien
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang diet sehat, aktivitas fisik, dan cara mempertahankan berat badan yang ideal
- Pantau perubahan berat badan dan evaluasi efektivitas intervensi
- Berikan dukungan dan motivasi kepada pasien untuk mencapai berat badan yang sehat
3. Manajemen Stres
Aktivitas:
- Kaji tingkat stres dan tanda-tanda stres yang dialami pasien
- Ajarkan teknik manajemen stres, seperti relaksasi, meditasi, atau aktivitas rekreasi
- Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan dan mencari dukungan sosial
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (psikolog, konselor, dll) jika diperlukan
- Pantau efektivitas intervensi dan lakukan modifikasi jika diperlukan
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan "Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah" dipilih karena pasien didiagnosis menderita Diabetes Mellitus, yang meningkatkan risiko terjadinya ketidakstabilan kadar glukosa darah. Luaran yang diharapkan adalah Kontrol Kadar Glukosa Darah, dengan kriteria hasil yang mencakup kadar glukosa darah dalam rentang normal, kemampuan pasien dalam memonitor kadar glukosa darah, dan perilaku yang mendukung kontrol kadar glukosa darah yang optimal.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut adalah Manajemen Diabetes, Manajemen Berat Badan, dan Manajemen Stres. Manajemen Diabetes bertujuan untuk mengontrol kadar glukosa darah melalui edukasi dan pemantauan. Manajemen Berat Badan bertujuan untuk mencapai berat badan yang sehat, mengingat pasien memiliki BMI yang termasuk dalam kategori obesitas. Manajemen Stres bertujuan untuk membantu pasien mengelola stres yang dialami, yang dapat memengaruhi kontrol kadar glukosa darah. -
Article No. 15082 | 08 Apr 2025
Klinis : Ny. F, 44 tahun. Tekanan darah: 120/80 mmHg, Nadi: 98 x /menit. RR: 18 x /menit. Nilai gula darah puasa 50 mg/dL (rentang normal 60 - 100mg/DL). Pasien mengeluh: nyeri perut skala 3 rentang (1-10) sejak 2 bulan yang lalu, pusing saat berdiri, lesu, tidak nafsu makan. Pasien didiagnosis dokter menderita Addison. Masalah keperawatan utama sesuai kasus tersebut adalah?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi Ny. F yang didiagnosis menderita Addison.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan utama yang sesuai dengan kondisi Ny. F adalah "Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh" (00002). Diagnosa ini didasarkan pada gejala yang dialami Ny. F, yaitu penurunan berat badan, penurunan nafsu makan, dan lesu, yang menunjukkan adanya ketidakseimbangan antara asupan nutrisi dengan kebutuhan tubuh.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Indikator Luaran: Berat Badan
- Kriteria Hasil: Berat badan stabil atau meningkat sesuai status gizi normal.
- Target: Berat badan Ny. F mencapai rentang normal sesuai usia dan tinggi badan.
2. Indikator Luaran: Asupan Nutrisi
- Kriteria Hasil: Asupan nutrisi adekuat sesuai kebutuhan.
- Target: Ny. F dapat mengonsumsi makanan dan minuman yang cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya.
3. Indikator Luaran: Pengetahuan Manajemen Nutrisi
- Kriteria Hasil: Pasien mendemonstrasikan perilaku yang menunjukkan pemahaman tentang manajemen nutrisi yang tepat.
- Target: Ny. F memahami dan dapat menerapkan manajemen nutrisi yang sesuai dengan kondisinya.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Pengkajian Nutrisi
- Mengkaji riwayat nutrisi, pola makan, dan faktor-faktor yang memengaruhi nutrisi Ny. F.
- Mengevaluasi status nutrisi Ny. F, termasuk berat badan, IMT, dan kadar gula darah.
2. Manajemen Nutrisi
- Kolaborasi dengan tim gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai dengan kondisi Ny. F.
- Edukasi Ny. F dan keluarga tentang pentingnya konsumsi makanan yang bergizi dan seimbang.
- Anjurkan Ny. F untuk mengonsumsi makanan kecil dan sering, serta meningkatkan asupan kalori dan protein.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian suplementasi nutrisi sesuai kebutuhan.
3. Monitoring dan Evaluasi
- Pantau berat badan, asupan nutrisi, dan kadar gula darah Ny. F secara berkala.
- Evaluasi efektivitas intervensi nutrisi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
- Berikan dukungan dan motivasi kepada Ny. F dan keluarga untuk mencapai tujuan nutrisi yang optimal.
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan Ny. F dapat mencapai status nutrisi yang seimbang, mengatasi masalah terkait penyakit Addison, dan meningkatkan kualitas hidup. -
Article No. 15083 | 08 Apr 2025
Klinis : Ny. F, 44 tahun. Tekanan darah: 120/80 mmHg, Nadi: 98 x /menit. RR: 18 x /menit. Nilai gula darah puasa 50 mg/dL (rentang normal 60 - 100mg/DL). Pasien mengeluh: nyeri perut skala 3 rentang (1-10) sejak 2 bulan yang lalu, pusing saat berdiri, lesu, tidak nafsu makan. Pasien didiagnosis dokter menderita Addison. Masalah keperawatan utama sesuai kasus tersebut adalah?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kasus Ny. F, 44 tahun yang didiagnosis menderita Addison.
Masalah Keperawatan Utama:
Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit berhubungan dengan gangguan produksi kortisol akibat penyakit Addison.
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit
- Definisi: Kondisi di mana tubuh tidak dapat mempertahankan volume dan komposisi cairan dan elektrolit yang sesuai dengan kebutuhan fisiologis.
- Penyebab: Gangguan produksi hormon kortisol akibat penyakit Addison.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Keseimbangan Cairan
- Definisi: Kondisi di mana volume dan komposisi cairan tubuh berada dalam rentang normal.
- Indikator: Tekanan darah, nadi, RR, dan pemeriksaan laboratorium (gula darah) berada dalam rentang normal.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Keseimbangan Cairan
- Definisi: Tindakan untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh yang sesuai dengan kebutuhan fisiologis.
- Intervensi: Pemberian cairan dan elektrolit pengganti, pemantauan tanda-tanda vital, asupan dan output cairan, serta pemeriksaan laboratorium.
Dengan demikian, masalah keperawatan utama yang sesuai dengan kasus Ny. F adalah Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit berhubungan dengan gangguan produksi kortisol akibat penyakit Addison. Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Keseimbangan Cairan untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh yang sesuai dengan kebutuhan fisiologis. -
Article No. 15084 | 08 Apr 2025
Klinis : Data subjektif : Ny. S mengatakan bahwa ia memiliki luka bakar di daerah punggung kaki akibat kecelakaan dan kulit kering dibagian kaki dan perut. Data objektif : Bekas luka Kulit kering di perut problem dan etiologi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif dan objektif yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Integritas Kulit Terganggu
Definisi SDKI:
Kerusakan pada epidermis, dermis, atau jaringan di bawahnya.
Faktor Etiologi SDKI:
- Luka bakar
- Kekeringan kulit
Kriteria Hasil SLKI:
- Integritas kulit membaik
- Tidak ada tanda infeksi pada luka
- Rasa nyeri berkurang
Intervensi SIKI:
- Perawatan luka bakar
- Pemberian pelembab kulit
- Manajemen nyeri
Penjelasan singkat:
Ny. S mengalami integritas kulit terganggu akibat luka bakar di punggung kaki dan kulit kering di area kaki dan perut. Tujuan asuhan keperawatan adalah untuk memulihkan integritas kulit, mencegah komplikasi infeksi, dan mengurangi rasa nyeri. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain perawatan luka bakar, pemberian pelembab kulit, dan manajemen nyeri. -
Article No. 15085 | 08 Apr 2025
Klinis : Data subjektif : Ny. S mengatakan bahwa nafsu makannya terkadang menurun akibat kelelahan. Data objektif : - Berat badan menurun - Tampak lemah dan lesu problem dan etiologi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Malnutrisi berhubungan dengan penurunan nafsu makan akibat kelelahan.
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko Malnutrisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami kekurangan gizi yang dapat menyebabkan perubahan komposisi atau fungsi tubuh.
- Etiologi yang mungkin: Penurunan nafsu makan, kelelahan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien mencapai status gizi yang optimal.
- Indikator: Berat badan meningkat atau stabil, pasien memiliki nafsu makan yang baik.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
1. Pemantauan Nutrisi: Mengkaji asupan nutrisi pasien, memantau berat badan, dan mengevaluasi perubahan.
2. Manajemen Nutrisi: Menentukan kebutuhan nutrisi pasien, memberikan rekomendasi makanan yang sesuai, dan membantu pasien dalam mengonsumsi makanan.
3. Manajemen Kelelahan: Mengidentifikasi faktor penyebab kelelahan, memberikan intervensi untuk mengurangi kelelahan, dan mengajarkan teknik manajemen kelelahan.
Kesimpulannya, diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kasus Ny. S adalah Risiko Malnutrisi berhubungan dengan penurunan nafsu makan akibat kelelahan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan nutrisi, manajemen nutrisi, dan manajemen kelelahan untuk membantu pasien mencapai status gizi yang optimal. -
Article No. 15086 | 08 Apr 2025
Klinis : Data Subjektif : Klien terkadang merasa tidak ada harapan dalam beberapa kondisi. Data Objektif : - Berperilaku pasif - Minimnya kontak mataproblem dan etiologi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan data yang Anda berikan, saya sebagai perawat profesional dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan:
Hopelessness (Keputusasaan)
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hopelessness adalah keadaan subjektif dimana individu merasa tidak berdaya dan kehilangan motivasi untuk melakukan sesuatu, serta mempersepsikan tidak adanya alternatif atau pilihan untuk mengubah situasi yang dihadapi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari kondisi ini adalah klien dapat menunjukkan harapan, mempertahankan motivasi, dan dapat mengidentifikasi alternatif/pilihan untuk mengubah situasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Mengeksplorasi perasaan dan pikiran klien terkait kondisi yang dialami.
2. Memberikan dukungan emosional dan validasi terhadap perasaan klien.
3. Membantu klien mengidentifikasi sumber daya dan kekuatan yang dimiliki.
4. Mendorong klien untuk menetapkan tujuan dan rencana yang realistis.
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (psikolog, psikiater) jika diperlukan.
Dengan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan klien dapat meningkatkan harapan, motivasi, dan kemampuan untuk mengatasi masalah yang dihadapi. -
Article No. 15087 | 08 Apr 2025
Klinis : Seorang peresmpuan berusia 45 tahun dirawat dengan diagnosis medis kanker kolon. Ny. W berteriak-teriak kesakitan memegang perut bagian bawah. Perawat D sudah mengajarkan teknik distraksi napas dalam tetapi nyeri tidak berkurang. Intervensi yang dilakukan oleh perawat D adalah? Question 13 Answer a. Kolaborasi pemberian antiemetik b. Kolaborasi pemberian anti konvulsan c. Kolaborasi pemberian analgesik d. Kolaborasi pemberian anti hipertensi e. Kolaborasi pemberian anti fungsi
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi pasien dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: C18
- Deskripsi: Kanker kolon
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Tidak ada tindakan medis yang spesifik disebutkan dalam kasus ini.
Mengenai intervensi yang dilakukan oleh perawat D, jawaban yang tepat adalah:
c. Kolaborasi pemberian analgesik
Penjelasan:
Pasien mengalami nyeri hebat di perut bagian bawah, yang mengindikasikan adanya komplikasi dari kanker kolon. Perawat D telah mencoba teknik distraksi napas dalam untuk mengatasi nyeri, namun tidak berhasil. Dalam situasi ini, kolaborasi pemberian analgesik (obat penghilang rasa sakit) dengan dokter merupakan intervensi yang tepat untuk menangani nyeri yang dialami pasien. -
Article No. 15088 | 08 Apr 2025
Klinis : Seorang peresmpuan berusia 45 tahun dirawat dengan diagnosis medis kanker kolon. Ny. W berteriak-teriak kesakitan memegang perut bagian bawah. Perawat D sudah mengajarkan teknik distraksi napas dalam tetapi nyeri tidak berkurang. Intervensi yang dilakukan oleh perawat D adalah? Question 13 Answer a. Kolaborasi pemberian antiemetik b. Kolaborasi pemberian anti konvulsan c. Kolaborasi pemberian analgesik d. Kolaborasi pemberian anti hipertensi e. Kolaborasi pemberian anti fungsi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut (International Association for the Study of Pain).
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk menoleransi atau menyelesaikan aktivitas harian.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Terkontrol
Definisi: Penurunan sensasi nyeri hingga ke tingkat yang dapat diterima oleh pasien.
2. Toleransi Aktivitas Meningkat
Definisi: Peningkatan kemampuan untuk menoleransi atau menyelesaikan aktivitas harian.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
a. Kaji karakteristik nyeri (lokasi, durasi, frekuensi, kualitas, dan skala nyeri)
b. Kolaborasi pemberian analgesik sesuai resep
c. Ajarkan teknik nonfarmakologis (distraksi napas dalam) untuk mengurangi nyeri
d. Monitoring efektivitas intervensi dan respon pasien
2. Manajemen Aktivitas
a. Kaji tingkat toleransi pasien terhadap aktivitas
b. Rencanakan aktivitas sesuai dengan toleransi pasien
c. Berikan bantuan dan supervisi saat melakukan aktivitas
d. Evaluasi respon pasien terhadap aktivitas yang dilakukan
Penjelasan rinci:
Pasien dengan kanker kolon mengalami nyeri akut pada perut bagian bawah. Perawat D sudah mengajarkan teknik distraksi napas dalam, namun nyeri tidak berkurang. Oleh karena itu, intervensi yang perlu dilakukan adalah kolaborasi pemberian analgesik sesuai resep dokter untuk mengurangi nyeri. Selain itu, perlu dilakukan manajemen aktivitas untuk meningkatkan toleransi pasien terhadap aktivitas harian. Monitoring efektivitas intervensi dan respon pasien juga penting dilakukan untuk memastikan tujuan asuhan keperawatan tercapai. -
Article No. 15089 | 08 Apr 2025
Klinis : Seorang peresmpuan berusia 45 tahun dirawat dengan diagnosis medis kanker kolon. Ny. W berteriak-teriak kesakitan memegang perut bagian bawah. Perawat D sudah mengajarkan teknik distraksi napas dalam tetapi nyeri tidak berkurang. Intervensi yang dilakukan oleh perawat D adalah? Question 13 Answer a. Kolaborasi pemberian antiemetik b. Kolaborasi pemberian anti konvulsan c. Kolaborasi pemberian analgesik d. Kolaborasi pemberian anti hipertensi e. Kolaborasi pemberian anti fungsi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi pasien Ny. W menunjukkan diagnosis medis kanker kolon dengan keluhan nyeri perut bagian bawah yang belum teratasi dengan baik. Untuk kondisi tersebut, berikut adalah analisis kami:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit (kanker kolon) sebagaimana ditunjukkan dengan pasien berteriak-teriak kesakitan dan memegang perut bagian bawah.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Nyeri: Pasien melaporkan nyeri terkontrol (skala nyeri ≤ 4) setelah intervensi keperawatan.
2. Kenyamanan: Pasien menunjukkan tanda-tanda kenyamanan (tubuh rileks, ekspresi wajah tenang) setelah intervensi keperawatan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri:
a. Kaji karakteristik nyeri (lokasi, durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas).
b. Berikan analgesik sesuai instruksi medis.
c. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti distraksi napas dalam.
d. Kolaborasi dengan tim medis untuk evaluasi keefektifan penatalaksanaan nyeri.
2. Manajemen Kenyamanan:
a. Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman bagi pasien.
b. Bantu pasien untuk mengatur posisi yang nyaman.
c. Lakukan tindakan keperawatan yang meningkatkan kenyamanan pasien.
d. Monitor tanda-tanda vital dan respons pasien terhadap intervensi.
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit (kanker kolon). Luaran yang diharapkan adalah kontrol nyeri dan kenyamanan pasien. Intervensi keperawatan yang perlu dilakukan adalah manajemen nyeri dan manajemen kenyamanan.
Pada manajemen nyeri, perawat perlu melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, memberikan analgesik sesuai instruksi medis, mengajarkan teknik nonfarmakologis seperti distraksi napas dalam, serta berkolaborasi dengan tim medis untuk mengevaluasi keefektifan penatalaksanaan nyeri. Pada manajemen kenyamanan, perawat perlu menciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman, membantu pasien mengatur posisi yang nyaman, serta melakukan tindakan keperawatan yang meningkatkan kenyamanan pasien.
Intervensi yang dilakukan oleh perawat D sebelumnya adalah mengajarkan teknik distraksi napas dalam, namun nyeri pasien belum berkurang. Oleh karena itu, intervensi selanjutnya yang perlu dilakukan adalah kolaborasi pemberian analgesik sesuai instruksi medis untuk membantu mengurangi nyeri pasien. -
Article No. 15090 | 08 Apr 2025
Klinis : Ny. N pada tanggal 16 Januari 2023 pukul 18.00 WIB di rawat di ruang rawat inap RS X. Ny. N yang berusia 47 tahun berjenis kelamin perempuan. Ny. N masuk ke rumah sakit pada tanggal 10 Januari 2022 pukul 11.00 WIB, dengan diagnosa Sirosis Hepatis dan No. RM 1235789XXX. Hasil pemeriksaan di dapatkan klien mengalami ascites dan terdapat odema pada ekstremetas grade 2. Klien mengatakan bahwa perut membesar terjadi dalam 2 bulan terakhir. Klien mengatakan bahwa klien merasa sesak. Klien mengatakan bahwa klien bertambah sesak bila di buat berjalan. Pada saat dilakukan pengukuran frekuensi nafas, terdapat perubahan frekuensi nafas setelah klien melakukan aktifitas. Hasil pengukuran frekuensi nafas setelah aktifitas yaitu 33x/menit. Hasil pengukuran terkait dengan frekuensi nafas di dapatkan RR=30x/menit dengan posisi pasien sedang istirahat. Pada saat pengkajian di temukan adanya penggunaan otot bantu pernafasan, dan klien tampak pucat. Hasil pemeriksaan albumin di dapatkan Albumin : 2,42 (N: 3,4-4,8 gr/dl Haemoglobin : 6,4 (N: 11,7-15,5 gr/dl) CRT:>2 detik Pasien mengatakan takut akan tubuhnya dan juga mengatakan klien tidak mengetahui mengapa klien sesak dan perutnya bertambah besar Intervensi keperawatan mandiri untuk mengatasi odema yang di alami oleh Ny N yaitu 1. pemberian medikasi diuretik 2. Anjurkan klien untuk membatasi asupan natrium 3. berikan oksigenasi 4. memberikan diit nutrisi tinggi kalori tinggi protein
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan mengenai Ny. N, berikut diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan aktivitas yang berat, sesak napas, dan perubahan frekuensi nafas.
2. Edema berhubungan dengan penurunan kadar albumin dan sirkulasi cairan yang tidak efektif.
3. Kecemasan berhubungan dengan perubahan citra tubuh.
Intervensi Keperawatan Mandiri untuk Mengatasi Edema:
1. Pemberian medikasi diuretik
- Tujuan: Membantu mengeluarkan kelebihan cairan dalam tubuh sehingga dapat mengurangi edema.
- Intervensi: Berikan diuretik sesuai dengan resep dokter, pantau tanda-tanda vital, intake-output cairan, dan konsentrasi elektrolit.
2. Anjurkan klien untuk membatasi asupan natrium
- Tujuan: Mengurangi retensi cairan dalam tubuh sehingga dapat mengurangi edema.
- Intervensi: Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun diet rendah natrium, edukasi klien dan keluarga tentang pembatasan asupan natrium.
3. Berikan oksigenasi
- Tujuan: Memenuhi kebutuhan oksigen klien yang mengalami sesak napas.
- Intervensi: Berikan oksigen sesuai kebutuhan klien, pantau tanda-tanda vital, dan observasi perubahan frekuensi napas.
4. Berikan diet nutrisi tinggi kalori, tinggi protein
- Tujuan: Memperbaiki status nutrisi klien sehingga dapat membantu penyembuhan.
- Intervensi: Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun diet yang sesuai, edukasi klien dan keluarga tentang pentingnya asupan nutrisi yang adekuat.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Intoleransi Aktivitas
- Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan tingkat kelelahan yang minimal.
- Klien mampu mempertahankan frekuensi napas dalam batas normal setelah aktivitas.
2. Edema
- Edema pada ekstremitas menurun.
- Tanda-tanda vital klien dalam batas normal.
3. Kecemasan
- Klien mampu mengidentifikasi penyebab kecemasan.
- Klien dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
1. Manajemen Intoleransi Aktivitas
- Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah aktivitas.
- Bantu klien menyusun rencana aktivitas harian yang realistis.
- Ajarkan teknik pengaturan napas dan relaksasi.
2. Manajemen Edema
- Monitor tanda-tanda vital, intake-output cairan, dan konsentrasi elektrolit.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun diet rendah natrium.
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi diuretik.
3. Manajemen Kecemasan
- Identifikasi penyebab dan tingkat kecemasan klien.
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengatasi kecemasan.
- Berikan dukungan emosional dan bantu klien mengekspresikan perasaannya.